PSIKOLOGI KOGNITIF dan gangguan psikologi (1)

PSIKOLOGI KOGNITIF

Mata Kuliah Psikologi Umum 1
Dosen :
Lala Septiyani Sembiring, S.Psi, M.Psi, Psikolog
Vivi Amalia, S.Psi, M.Psi, Psikolog

KELOMPOK 1
Disusun oleh :
1. Kurniati Ramadhini (1310321002)
2. Vicky Amalia (1310321020)
3. M. Farizh W.A (1310322002)
4. Lidya Shinta Diantika (1310322014)
5. Fitri Anggraini (1310322027)
6. Dita Sari (1310322030)
7. Friska Indria Rahmi (1310322032)
8. Martha Marselina (0910352002)

UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN AJARAN 2013 / 2014


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr, Wb.
Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan
rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Psikologi
Kognitif”. Shalawat beriringan salam kita sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa umatnya ke masa yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti
sekarang ini.
Kami haturkan rasa terima kasih kami kepada semua pihak yang telah memberikan dukunan
moril maupun materil dalam pembuatan makalah ini. Sehingga pembuatan makalah ini
bisaberjalan dengan baik dan lancar tanpa ada halangan suatu apapun. Adapun tujuan
dibuatnya makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan penulis dalam menganalisis
perkembangan kognitif.
Mengingat keterbatasan pengetahuan dan keterampilan penulis, kami mohon maaf apabila
dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan. Untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi sempurnanya makalah ini,
Semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk kita semua.

Wassalamualaikum Wr,Wb.


Padang, 10 September 2013

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………………………..1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………………………………..1
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Psikologi Kognitif……………………………………………………………………………………………..3
2.2 Sejarah Singkat Psikologi Kognitif………………………………………………………………………………….……3
2.3 Metode Penelitian………………………………………………………………………………………………………………5
2.4 Neurosains Kognitif…………………………………………………………………………………………………………….7
2.5 Sensasi dan Persepsi…………………………………………………………………………………………………………..7
2.6 Atensi………………………………………………………………………………………………………………………………..14
2.7 Pengenalan Objek………………………………………………………………………………………………………………15
2.8 Kesadaran………………………………………………………………………………………………………………………….16

2.9 Memori………………………………………………………………………………………………………………………………17
2.10 Representasi Pengetahuan………………………………………………………………………………………………18
2.11 Bahasa……………………………………………………………………………………………………………………………..18
2.12 Perkembangan Kognitif…………………………………………………………………………………………………...19
2.13 Berpikir dan Formasi Konsep…………………………………………………………………………………………….19
2.14 Kecerdasan Buatan…………………………………………………………………………………………………………..20
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………………………………………………………….21
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………………………………iii

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Psikologi kognitif merupakan perspektif secara teori yang memfokuskan pada dunia persepsi
pemikiran ingatan manusia. Ia menggambarkan seseorang sebagai proses maklumat yang aktif
menyerupai metafora dunia komputer. Pada pandangan psikologi kognitif, cara seseorang
menambahkan maklumat menentukan pencapaian tahap kefahaman mereka.
Sebilangan konsep yang berkuasa telah muncul dalam psikologi kognitif dengan
menjelaskan pertimbangan kuasa pendidikan. Antara konsep-konsep ini termasuk
skema ide yang menggambarkan rangka kerja mental untuk pemahaman, pembentukan

ingatan yaitu pandangan yang menyatakan pengetahuan adalah direka oleh seseorang apabila
mereka menghadapi situasi baru dan tahap memproses yaitu tanggapan bahwa ingatan adalah
yang keluar dari proses maklumat yang diterima. Disebabkan psikologi kognitif semakin
berkembang dalam bentuk yang lebih matang, ia mula memasukkan pengaruh sosial dalam
perkembangan kognitif, perhubungan antara kognisi dan motivasi, kesedaran diri, strategi
kognitif dan perkembangan kepakaran subjek dalam bidang matematik dan sains.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Pengertian psikologi kognitif
2. Sejarah singkat psikologi kognitif
3. Metode Penelitian
4. Neurosains kognitif
5. Sensasi / Persepsi
6. Atensi
7. Pengenalan objek
8. Kesadaran
9. Memori
10. Representasi pengetahuan
11. Bahasa
12. Perkembangan kognitif

13. Berpikir dan Formasi konsep
14. Kecerdasan manusia dan kecerdasan buatan

1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum 1
2. Menjelaskan rumusan masalah mengenai Psikologi Kognitif

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Psikologi Kognitif
Psikologi kognitif dipandang sebagai studi terhadap proses-proses yang melandasi dinamika
mental. Psikologi kognitif mempelajari bagaimana arus informasi masuk dan ditangkap oleh

indera, diproses oleh jiwa seseorang sebelum diendapkan dalam kesadaran lalu diwujudkan
dalam bentuk tingkah laku. Psikologi kognitif juga merupakan salah satu cabang dari psikologi
dengan pendekatan kognitif untuk memahami perilaku manusia.
2.2 Sejarah singkat psikologi kognitif
Yunani kuno sampai abad ke-18
Sejarah dari psikologi kognitif berawal pada saat Plato (428-348SM) dan muridnya Aristotles

(384-322SM) yang memperdebatkan mengenai cara manusia memahami pengetahuan
maupun dunia serta alamnya. Plato berpendapat bahwa manusia memperoleh pengetahuan
dengan cara menalar secara logis, aliran ini disebut sebagai rasionalis.
Lain halnya dengan Aristotles yang menganut paham empiris dan mempercayai bahwa
manusia memperoleh pengetahuannya melalui bukti-bukti empiris. Perdebatan ini masih
berlangsung seperti pertentangan Rasionalis dari Perancis, Rene Descartes (1596-1650), dan
Empiris dari Inggris, John Locke (1632-1704), dengan tabularasa-nya. Seorang fisuf Jerman,
Immanuel Kant, pada abad ke-18 berargumentasi bahwa baik rasionalisme maupun
empirisme harus bersinergi dalam membuktikan pengetahuan. Perdebatan ini meletakkan
landasan dan memengaruhi cara berpikir di bidang ilmu psikologi maupun cabang ilmu
lainnya. Saat ini ilmu pengetahun mendasarkan paham empiris untuk pencarian data dan
pengolahan Psikologi kognitif dan analisis data menggunakan kerangka pikir rasionalis.

Abad ke-19 dan ke-20
Wilhelm Wundt (1832-1920) adalah seorang psikolog dari Jerman mengajukan ide untuk
mempelajari pengalaman sensori melalui introspeksi. Dalam mempelajari proses
perpindahan informasi atau berpikir, maka informasi tersebut harus dibagi dalam struktur
berpikir yang lebih kecil. Aliran strukturisme Wundt berfokus pada proses berpikir, namun

aliran fungsionalisme berpendapat bahwa bahwa penting bagi manusia untuk tahu apa dan

mengapa mereka melakukan sesuatu. William James (1842-1910)adalah seorang
pragmatisme-fungsionalisme melontarkan gagasan mengenai atensi, kesadaran serta
persepsi. Setelah itu munculah aliran assosiasi (Edward Lee Thorndike, 1874-1949) yang
mulai menggunakan stimulus dan diikuti dengan aliran behaviorisme yang memasangkan
antara stimulus dan respon dalam proses belajar. Pendekatan behaviorisme radikal yang
dibawakan oleh B.F. Skinner (1904-1990) menyatakan bahwa semua tingkah laku
manusia untuk belajar, perolehan bahasa bahkan penyelesaian masalah dapat dijelaskan
dengan penguatan antara stimulus dan respon melalui hadiah dan hukuman.
Namun pendekatan behaviorisme belum dapat menjawab alasan perilaku manusia yang
berbeda misalnya melakukan perencanaan, pilihan dan sebagainya. Edward Tolman (18861959) percaya bahwa semua tingkah laku ditujukan pada suatu tujuan. Menggunakan
eksperimen dengan tikus yang mencari makanan dalam maze, percobaan ini membuktikan
bahwa terdapat skema atau peta dalam kognisi tikus. Hal ini membuktikan bahwa tingkah
laku melibatkan proses kognisi. Oleh karena itu beberapa pihak mengakui Tolman sebagai
Bapak Psikologi Kognitif Modern.
Selain Tolman, Albert Bandura (1925) juga mengkritik behaviorisme dengan menyatakan
bahwa belajar pun dapat diperoleh melalui lingkungan sosial dari individu. Dalam perolehan
bahasa, Noam Chomsky (1928) seorang linguis juga mengkritik behaviorisme dengan
menyatakan bahwa otak manusia dibekali dengan kemampuan untuk mengenali dan
memproduksi bahasa.
2.3 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah alat yang kita gunakan untuk memahami, menguji, dan
mengembangkan ide-ide baru. Metode penelitian yang digunakan dalam psikologi kognitif
bersumber dari metode yang digunakan para peneliti Jerman (Wundt dkk) untuk
mempelajari memori, asosiasi dan proses-proses psikologis.

Dua jenis metode utama yaitu, (1) mengukur korelasi psikologis dengan dunia nyata dan (2)
mendokumentasikan kasus-kasus unik.
1. Mengukur korelasi psikologis dengan dunia nyata
Metode – metode yang masuk dalam kategori ini adalah metode-metode yang secara
spesifik mengukur reaksi atau respon terhadap peristiwa eksternal yang terjadi di dunia.
a. Psikofisika (psychophysics)
Psikofisika adalah studi ilmiah tentang hubungan antara stimuli dengan sensasi dan
persepsi yang ditimbulkan oleh stimuli tersebut.
b. Studi sel tunggal (single-cell study)
Studi sel tunggal telah digunakan oleh para peneliti seperti Hubel dan Wiesel (1959)
yang memetakan korteks visual pada kucing. Asumsinya adalah apabila sel merespons
sebuah stimulus visual maka terdapat hubungan antara stimulus tersebut dengan sel
tertentu.
c.


Studi waktu-reaksi
Studi waktu-reaksi adalah cirri khas psikologi kognitif yang meneliti proses-proses
kognitif.

d. Studi priming
Dalam studi priming, sebuah stimulus disajikan sekilas (“prime”) dan setelah jeda
beberapa saat, stimulus kedua disajikan dan partisipan diminta membuat penilaian
terkait stimulus kedua.
e. Studi pelacakan bola mata
Pemrosesan informasi visual lazimnya melibatkan sebagian besar jaringan otak.
Diasumsikan bahwa otak memerintahkan bola mata untuk memandang ke stimulus
f.

visual di dunia nyata yang penting bagi kinerja fungsi kognitif.
Studi lateralisasi (lateralization study)
Dalam upayanya menentukan bagian-bagian otak yang memiliki fungsi-fungsi khusus,
para peneliti menemukan bahwa kedua belahan otak mempengaruhi fungsi kogntif yang

berbeda. Asumsi yang mendasari jenis semacam ini menyatakan bahwa seandainya
sebuah objek diperuntukkan bagi otak kiri, namun pada akhirnya diproses oleh otak

kanan, akibatnya waktu pemrosesan akan lebih lama daripada bila objek itu sejak
semula memang diperuntukkan untuk otak kanan.
2. Mendokumentasikan kasus-kasus unik
a. Studi kasus
Para psikolog dapat mempelajari otak melalu proses reverse engineering dimana
mempelajari deficit atribut dan fungsi kognitif pada individu-individu yang mengalami
kerusakan di bagian-bagian otaknya. Diasumsikan bahwa terdapat area-area khusus,
terpusat, yang mengendalikan fungsi-fungsi tertentu dan tidak semata-semata
bergantung pada jaringan neuron.
b. Studi pencitraan (imaging study)
Studi pencitraan dapat dikategorikan sebagai pencitraan yang menampilkan struktur,
proses, atau strukutur sekaligus proses.

2.4 Neurosains kognitif
Neurosains kognitif adalah ilmu yang menyediakan dasar-dasar untuk lebih jauh lagi
menyelidiki isu-isu lama terkait pikiran dan tubuh. Neurosains kognitif modern berhubungan
dengan penelitian-penelitian tentang lobotomy, frenologi, dan lokalisasi fungsi. Ilmuwan
neurosains mempelajari cabang ilmu dari studi terhadap neuroanatomi, neurofisiologi,
fungsi otak, kdan model cara kerja otak dari disiplin psikologi maupun dari disiplin ilmu
computer.

Peralatan para ilmuwan neurosains meliputi EEG (Electroencephalography), CT (Computed
axial Tomography), PET (Positron Emission Tomography), MRI (Magnetic Resonance
Imaging), fMRI (Functional Magnetic Resonance Imaging), MEG
(Magnetoencephalography), TMS (Transcranial Magnetic Stimulation) dan Micro CT (X-ray
Microtomography).
2.5 Sensasi dan persepsi

Sensasi (sensation) mengacu pada pendektesian dini terhadap energy dari dunia fisik. Studi
ini umunya berkaitan dengan struktur dan proses mekanisme sensorik.
Persepsi (perception) melibatkan kognisi tingkat tinggi dalam penginterpretasian terhadap
informasi sensorik.
Pada dasarnya, sensasi mengacu pada pendektesian dini terhadap stimuli, sedangkan
persepsi mengacu pada interpretasi hal-hal yang kita indera.
Pentingnya persepsi :
a. Gejala kognitif yang lebih tinggi tingkatannya.
b. Dipengaruhi iltelektualitas masa lalu.
Proses persepsi :
Stimulus → memori respon → pattern recognition → atensi → STM → LTM.

Model persepsi :
a. Constructive perception, yaitu stimulus yang diterima akan diseleksi oleh memori
sensoris.
b. Direct perception, yaitu adanya tambahan informasi dari lingkungan.
Macam-macam stimulus :
a. Data driven : tunggal
b. Conceptually driven : kompleks
Faktor-faktor yang berperan dalam persepsi :
1. Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.
2. Alat indera, saraf, dan pusat susunan saraf
Saraf sensoris berguna sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima
reseptor ke pusat susunan saraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat

untuk mengadakan respon diperlukan saraf motoris. Alat indera, saraf, dan pusat
susunan saraf merupakan syarat fisiologis dalam proses persepsi.
3. Perhatian/ atensi
Atensi atau perhatian adalah langkah pertama sebagai suatau persiapan dalam
mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari
seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.
Perhatian adalah syarat psikologis dalam proses persepsi.
Jenis-jenis persepsi :
1. Visual Perception
Yang termasuk persepsi visual adalah perceptual constancies (kekonstanan
perceptual). Tujuan utama sistem perseptual kita adalah menentukan apa yang ada dan
di mana keberadaannya, artinya menentukan identitas dan lokasi objek di dalam
lapangan penglihatan kita. Selain itu, bertujuan juga untuk mempertahankan
penampilan objek konsatan walaupun kesannya pada retina berubah.
Kita menghayati suatu objek sebagai tetap relatif konstan tanpa memandang
perubahan cahaya, posisi dari mana kita memandangnya, atau jarak objek dari kita.
Kecenderungan ke arah kekonstanan ini disebut kekonstanan perseptual
(perceptual constancies).
Kekonstanan perceptual terdiri atas :
a. Kekonstanan Ukuran
Kecenderungan ukuran adalah kita menganggap ukuran benda relatif konstan tidak
peduli berapa jaraknya. Contohnya, simpan dua pensil di depan mata kita dengan
jarak yang berbeda. Pensil A 20 cm dan pensil B 50 cm. Pensil B terlihat lebih kecil
daripada pensil A. Namun, pada kenyataannya kedua pensil tersebut ukurannya sama.
b. Kekonstanan Warna
Kecenderungan suatu objek untuk tetap kira-kira berwarna sama dengan sumber
cahaya yang berbeda dinamakan kekonstanan warna. Kekonstanan warna dapat
dihilangkan dengan menggerakkan benda dari latar belakangnya. Contohnya, jika kita

melihat tomat yang matang melalui tabung yang menutup sekelilingnya, tomat dapat
tampak berwarna apa saja, bisa biru, hijau, atau merah muda tergantung dari panjang
gelombang yang terpantul.
c. Kekonstanan Bentuk
Kecenderungan bentuk adalah kita menangkap bentuk konstan walaupun bayangan
pada retina berubah. Contohnya, jika sebuah pintu membuka ke arah kita, bentuk
bayangan pada retina mengalami seurutan perubahan. Bentuk pintu yang persegi 10
empat menghasilkan bayangan trapezoid, saat tepi yang bergerak ke arah kita menjadi
lebih lebar dibandingkan tepi yang melekat pada engsel; kemudian bentuk trapezoid
menjadi semakin pipih dan akhirnya yang terproyeksi ke retina adalah suatu bentuk
batang vertical yang setebal ketebalan pintu. Namun, kita tetap suatu pintu yang
membuka tidak berubah.
d. Kekonstanan Terang
Kekonstanan terang adalah keterangan yang dihayati dari suatu objek tertentu sulit
berubah walaupun jumlah cahaya yang dipantulkan berubah secara dramatis.
Contohnya, kain beludru akan sama hitamnya di bawah cahaya matahari dengan di
bawah cahaya redup, walaupun ia memantulkan ratusan kali lebih banyak cahaya jika
tersinari langsung oleh cahaya matahari.

2. Depth Perception
Persepsi jarak adalah kemampuan untuk melihat dunia dalam tiga dimensi dan
untuk mempersepsikan jarak. Karena ada jarak diantara kedua mata, maka akan
terjadi perbedaan gambar yang ditangkap oleh retina. Kemudian otak
mengintegrasikan dua gambaran kedalam satu gambar gabungan. Persepsi kedalaman
terdiri atas :
a. Monocular Depth Cues
Monocular depth cues adalah persepsi yang diterima oleh satu mata yang
direpresentasikan dua dimensi sebagai gambar. Monocular depth cues terdiri atas,
texture gradient, relative size, interposition, linear perspective, aerial perspective,

location in the picture plan, dan motion parallax.
b. Binocular Depth Cues
Binocular depth cues terjadi jika kedua mata menunjukkan gambar yang diambil dari
bagian yang berbeda. Yang termasuk binocular depth cues adalah binocular
convergence, dan binocular disparity.
3. Form Perception
Persepsi bentuk adalah apa yang memungkinkan untuk membedakan satu
bentuk dari bentuk yang lain. Prinsip dari rekognisi bentuk penting tidak hanya dalam
memahami persepsi manusia, tetapi juga membangun mesin berdasarkan system
perseptual. Persepsi bentuk terbagi dalam dua bagian, pertama, bagaimana kita
merekognisi bentuk, kedua bagaimana kita merekognisi bentuk dalam suatu pola,
seperti huruf dan nomor.
Pendekatan gestalt mengemukakan bahwa the whole is different from the sum
of its individual parts (keseluruhan lebih baik daripada bagian-bagian yang disatukan).
a. Figure Ground
Kemampuan orang melihat benda tergantung dasar dan objeknya. Contohnya, ada
gambar yang satu dipersepsikan sebagai vas bunga, persepsi kedua jika dilihat dalam
bayang-bayang sebagai Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip.
b. Law of Proximity
Kecenderungan untuk melihat yang dekat sebagai satu kesatuan.
Contohnya:
O

OO OO

O

c. Law of Similarity
Kecenderungan untuk mengelompokkan dilihat dari suatu persamaan.
Contohnya:

x

+

O

x

+

O

x

+

O

d. Law of Good Continuation
Kecenderungan untuk melihat suatu kesatuan dari sesuatu yang berlangsung kontinu.
Contohnya:

e. Law of Closure
Kecenderungan untuk melihat sebuah fenomena kemudian langsung membuat
kesimpulannya.
Contohnya:

f. Law of Symmetry
Kecenderungan untuk mempersepsikan bentuk yang terdiri dari bayangan dari gambar
aslinya.
Contohnya:

g. Pattern Recognition
Melihat suatu bentuk tetapi sudah terlanjur berpikir apa yang sudah umum.
Contohnya:

4. Motion Perception
Persepsi gerakan tidak tergantung secara eksklusif pada gerakan objek yang
diobservasi. Stimulus bergerak pada visual kontras lebih tinggi yang bergerak lebih
cepat daripada stimulus pada kontras yang lebih kecil, meskipun semuanya tidak
persis bergerak dengan cepat. Persepsi gerak dari objek melewati retina dari relative
menjadi stabil pada latar yang tidak bergerak. Jika stimulusnya di atas kepala kita,
gambar pada retina ukurannya akan membesar. Gambar stimulus itu bukan meluas
pada jarak yang konstan tetapi stimulusnya mendekat. Kelemahan dari persepsi
bentuk ini adalah factor informasi tentang pergerakan kepala dan mata selama
informasi tentang perubahan pada gambar di retina. Yang termasuk motion perception
yaitu :
a. Stroboscopic Motion
Stroboscopic motion adalah persepsi gerakan yang dihasilkan oleh stroboscop, yaitu
sebuah alat dengan cepat memancarkan cahaya pada latar yang gelap. Jika lampu
bersinar pada jarak yang tepat dan pada interval yang tepat juga akan menunjukkan
cahaya sendiri yang bergerak.Jika interval waktu terlalu pendek, cahaya akan bersinar
serempak. Jika intervalnya terlalu panjang, cahaya akan bersinar bergantian.

Contohnya adalah film dan kartun menggunakan prinsip stroboscopic. Film akan
digambarkan dengan cepat pada frame tersendiri, ditunjukkan 24 frame perdetik. Kita
melihat efek yang sama dalam tanda yang ditunjukkan mengalir pada gerakan cahaya.
Ternyata aliran cahaya bergerak cepat berurutan pada bola lampu tersendiri bergerak
on dan off.
5. Time Perception
Pada proses persepsi waktu terdapat dua indera yang berperan penting di
dalamnya, yaitu indera peraba (kulit) dan indera penglihatan (mata). Indera peraba
memiliki kepekaan terhadap panas dingin (suhu) lingkungan sekitar. Tubuh manusia
akan secara otomatis mengetahui waktu jika beranjak malam, akan hujan, ataupun
dalam musim penghujan. Hal ini disebabkan karena perubahan suhu yang signifikan.
Jika dibandingkan dengan suhu yang hangat pada siang hari, matahari yang bersinar,
juga musim kemarau.
Pada indera penglihatan (mata), memiliki kepekaan terhadap cahaya. Sehingga
secara otomatis memberikan informasi pada tubuh ketika hari sudah malam, karena
semakin berkurangnya cahaya matahari yang menjadi stimulus pada visual kita,
Contohnya, Orang yang hidup di gurun pasir akan lebih peka terhadap pergantian
musim dibandingkan dengan orang yang hidup di wilayah beriklim tropis dalam
menghadapi suhu yang berubah pada malam hari atau pada siang hari. Contoh lain
menyebutkan bahwa pada siang hari orang akan bersemangat untuk melakukan
aktivitas karena adanya sinar matahari, sedangkan pada malam hari orang mengurangi
aktivitasnya karena pada malam hari kebanyakan waktunya digunakan untuk tidur.
Aspek persepsi yang relevan dengan kognisi :
a. Pattern cognition : pengidentifikasian serangkaian stimulus penginderaan yang
kompleks.
b. Pola : komposisi stimulus yang kompleks (eg, benda, wajah, huruf) yang
disimpan dalam bentuk abstrak.
2.6 Atensi

William james : Atensi adalah pemusatan pikiran, dalam bentuk yang jernih dan gambling,
terhadap sejumlah objek simultan atau sekelompok pikiran.
Atensi adalah pemusatan upaya mental pada kejadian –kejadian sensorik atau kejadian –
kejadian mental. Sejumlah besar gagasan kontemporer tentang atensi dibuat berdasarkan
premis bahwa kapasitas system pemrosesan informasi untuk mengolah aliran input
ditentukan oleh keterbatasan system tersebut.
Pemusatan (focalization) kesadaran adalah intisari atensi. Atensi mengimplikasikan adanya
pengabaian objek-objek lain agar kita sanggup menangani objek-objek tertentu secara
efektif. Dari sudut pandang psikologi kognitif masa kini, atensi mengacu pada sebuah proses
kognitif yang menyeleksi informasi penting dari dunia di sekeliling kita melalui pancaindera,
sehingga otak kita tidak secara berlebihan dipenuhi oleh informasi yang tidak terbatas
jumlahnya.

Penelitian terhadap atensi mencakup lima aspek utama :
1. Kapasitas pemrosesan dan atensi selektif
Kita dapat memperhatikan sejumlah stimuli eksternal dari dunia eksternal, namun kita
2.
3.
4.
5.

tidak dapat memperhatikan seluruh stimuli yang ada.
Tingkat rangsangan
Pengendalian atensi
Kita memiliki kendali terhadap pilihan stimuli yang kita perhatikan.
Kesadaran
Atensi membawa peristiwa-peristiwa ke alam kesadaran
Neurosains kognitif
Otak dan system saraf pusat (central nervous system) adalah pendukung anatomis bagi
atensi, sebagaimana kognisi.

2.7 Pengenalan objek
1. Teori-teori perceptual
a. Persepsi konstruktif (constructive perception)
Menyatakan bahwa manusia “mengkonstruksi” persepsi dengna secara aktif memilih
stimuli dengan menggabungkan sensasi dengan memori.
b. Persepsi langsung (direct perception)

Menyatakan bahwa persepsi terbentuk dari perolehan informasi secara langsung dari
lingkungan.
2. Pengenalan pola visual
Dipelajari melalui sejumlah perspektif teoretik :
a. Psikologi gestalt
Bahwa persepsi pola – pola visual diorganisasikan sesuai prinsip keterdekatan
(proximity), kesamaan (similarity) dan pengorganisasian spontan (spontaneous
organization).
b. Pemrosesan bottom-up
Pengenalan objek dapat diawali oleh pengenalan terhadap pola, yang kemudian
diikuti kesimpulan terhadap bentuk keseluruhan.
c. Pemrosesan top-down
Diawali dengan dibentuknya suatu hipotesis yang dibuat oleh pengamat, yang
menyebabkan pengenalan terhadap keseluruhan pola dan diikuti pengenalan
komponen-komponen pola.
d. Pencocokan template
Bahwa pengenalan objek terjadi ketika representasi internal stimuli tersebut sama
persis dengan stimuli yang diindera system sensorik.
e. Analisis fitur
Bahwa pengenalan objek terjadi hanya setelah stimuli dianalisis berdasarkan
komponen-komponen dasarnya.
f. Pengenalan prototype
Bahwa pengenalan terhadap objek terjadi sebagai hasil dari abstraksi terhadap
stimuli, yang disimpan di dalam memori dan berfungsi sebagai suatu bentuk ideal,
yang digunakan untuk mengevaluasi pola-pola yang diamati.
2.8 Kesadaran
Kesadaran (consciousness) adalah kesiagaan seseorang terhadap peristiwa-peristiwa
dilingkungannya serta peristiwa-peristiwa kognitif yang meliputi memori, pikiran,
perasaan dan sensasi-sensai fisik.
1. Kerangka kerja kesadaran
Karakteristik-karakteristik utama kerangka kerja :
a. Attention (perhatian)
b. Wakefulness (kesiagaan)
c. Architecture (arsitektur)
d. Recall of knowledge (mengingat pengetahuan)
e. Emotive (emotif)

Atribut – atribut sekunder yang tercakup dalam kerangka kerja ini adalah emergence, selectivity
dan subjectivity.
2. Fungsi – fungsi kesadaran
Menurut Baars dan McGovern (1996)
a. Fungsi konteks-setting (context-setting)
b. Fungsi adaptasi dan pembelajaran (adaptation and learning)
c. Fungsi prioritisasi (prioritizing)
d. Fungsi rekrutmen dan control (recruitment and control)
e. Fungsi pengambilan keputusan (decision making)
f. Fungsi deteksi dan penyuntingan kekeliruan (error detection and editing)
g. Fungsi monitor diri (self monitoring)
h. Fungsi pengorganisasian dan fleksibilitas (organization and flexibility)
3. Model kesadaran kontemporer yang paling berpengaruh
a. Model DICE dari Schater
b. Model teori medan kerja global dari Baars
2.9 Memori
1. Model-model meori ganda
a. James
Memori ganda berkembang mulai tahun 1800an, ketika James membedakan memori
langsung yang disebut memori primer dan memori tidak langsung yang disebut
memori sekunder. Teori ini berdasarkan instropeksi.
b. Waugh dan Norman
Model behavioral pertama dikembang oleh Waugh dan Norman (1965). Model
tersebut adalah model dualistic, mencakup memori primer dan memori sekunder.
Waugh dan Norman mengembangkan model James dengan mengkuantifikasikan
karakteristik-karakteristik memori primer.
c. Atkinson dan Shiffrin
Model yang disusun berdasarkan gagasan bahwa struktur-struktur memori bersifat
stabil dan proses-proses control berupa factor-faktor tak tetap.
2.10 Representasi pengetahuan
Representasi pengetahuan secara visual
a. Hipotesis penyandian ganda
Bahwa informasi dapat disandikan dan disimpan dalam satu atau kedua system,
verbal dan imajinal. Data-data behavioral dan neurologis mendukung hipotesis ini.
b. Hipotesis proposisional-konseptual

Bahwa informasi disimpan dalam format proposisional-abstrak yang mendefinisikan
objek, peristiwa dan hubungan antra objek-peristiwa tersebut, secara spesifik.
c. Hipotesis ekuivalensi-fungsional
Bahwa imagery dan persepsi sangat serupa satu sama lain (terutama studi Shepard
dan Kosslyn)
Dua jenis representasi untuk menjelaskan imagery antara lain, representasi langsung dan
representasi alegoris.
2.11 Bahasa
Bahasa menurut psikologi kognitif adalah suatu system komunikasi yang di dalamnya
pikiran-pikiran dikirimkan (transmitted) dengan perantaraan suara atau symbol.
Terdapat tiga teori mengenai cara perolehan bahasa :
a. Bahasa adalah predisposisi genetic yang bersifat universal (teori Chomsky)
b. Bahasa dipelajari melalui himpunan penguatan-penguatan (teori Skinner)
c. Perkembangan bahasa sebagai fungsi dari kemasakan biologis dan interaksi dengan
lingkungan.

2.12 Perkembangan kognitif
Perkembangan kognisi pertama kali dirintis oleh penelitian Jean Piaget dai Swiss dan
teori yang dikembangkan oleh Lev S. Vygotsky dari Rusia.
Prinsip-prinsip umum Piaget :
a. Organisasi (organization)
Mengacu pada sifat dasar structural mental yang digunakan untuk mengeksplorasi
dan memahami dunia.
b. Adaptasi (adaptation)
Mencakup dua proses, yaitu asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi adalah proses perolehan informasi dari luar dan pengasimilasiannya
dengan pengetahuan dan perilaku kita sebelumnya.
Cirri-ciri perkembangan kognitif adalah :
1. Bersifat kuantitatif
2. Perubahannya linier dalam suatu tahap

3. Adanya perubahan kualitatif
Ada empat tahap utama, yaitu tahap sensorimotor, pra-operasional, operasional
konkret, dan operasional formal.
2.13 Berpikir dan Formasi konsep
Berpikir adalah proses yang membentuk representasi mental baru melalui transformasi
informasi oleh interaksi kompleks dari atribusi mental yang mencakup pertimbangan,
pengabstrakan, penalaran, penggambaran, pemecahan masalah logis, pembentukan
konsep, kreativitas dan kecerdasan.
Definisi awal konsep adalah “penggambaran mental, idea tau proses.”
Konsep formasi melibatkan bentuk yang tajam untuk mengklasifikasikan objek dan pencarian
tata cara yang relevan dengan konsep tersebut. Aktifitas kognitif melibatkan proses-proses
penting meliputi belajar, asosiasi, dan pengujian hipotesis.
Teori yang berpengaruh dalam pembentukan konsep adalah prinsip Asosiasi. Prinsip asosiasi
mendalilkan bahwa pembelajaran konsep adalah hasil dari (1) menguatkan pasangan tepat dari
sebuah stimulus dengan respon yang mengidentifikasikannya sebagai sebuah konsep (2) nonpenguatan pasangan yang tidak tepat dari sebuah stimulus dengan respon untuk
mengidentifikasikannya sebagai konsep.
2.14 Kecerdasan buatan
Kecerdasan buatan mencakup setiap hasil dari produk computer yang dinilai cerdas jika
dihasilkan oleh manusia.
Kepandaian buatan diartikan secara luas sebgaia cabang ilmu computer yang
berhubungan dengan pengembangan computer dan program-program computer yang
mampu meniru fungsi kognisi manusia.

BAB III
KEIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Psikologi kogntifif adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana arus informasi
diterima dan ditangkap oleh indera, diproses oleh jiwa seseorang dan diendapkan di
dalam kesadaran juga diwujudkan melalui bentuk tingkah laku atau tindakan.
Psikologi kognitif dapat pula dipandang sebagai studi terhadap proses-proses yang
melandasi dinamika mental
3.2 Saran
Demikian penulisan makalah yang kami susun tentang Psikologi Kognitif. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan khususnya bagi pembaca. Kritik dan
saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
1. Solso L Robert, Otto H. Maclin, M. Kimberly Maclin (2007) Cognitive Psychology (8 th
Ed) : Pearson education, Inc.
2. Sternberg, R.J.(2006) Cognitive Psychology(4th Ed). Belmont, CA : Thomson
Wadsworth.