Tugas psikologi hukum dan politik

NAMA: MOH RIFALDI
NPM : 143112330050002
KELAS: 01

JAWABAN:
1.

Secara harfiah psikologi berasal dari bahasan yunani, yaitu: psyche = jiwa (roh) dan logos = ilmu.
Jadipsikologi adalah ilmu tentang jiwa. Sedangkan hukum sukar untuk dirumuskan karena hukum
bersegibanyak dan hamper mengatur seluruh bidang kehidupan manusia. Tetapi dalam
hubungan inicenderung untuk dibatasi hanya dalam arti kaedah. Artinya hukum merupakan
suatu patokan tentangbagaimana berperilaku sebagaimana yang diharapkan dan itu terjadi
berkenaan dengan adanya interaksimanusia yang menimbulkan hasil penilaian baik. Aturannya
terdiri dari ketentuan-ketentuan yangmembatasi tingkah laku manusia. Dilihat dari fungsinya
yang bertujuan menjaga tata tertib, makaketentuannya hanya berupa larangan dan keharusan.
Tetapi apabila dilihat dari jenisnya maka dapatdibedakan adanya, yaitu: norma kesopanan,
norma kesusilaan, dan norma hukum. Jadi korelasi hokum dan psikologi adalah diartikan sebagai
ilmu tentang jiwa manusia yang berkaitan dengan tingkah laku manusia, yang menimbulkan
masalah berdasarkan hukum atau ilmu pengetahuan yangmempelajari masalah hukum sebagai
akibat dari tingkah laku seseorang.


2.

Psychology in the Law
Hubungan ini hukum lebih memiliki inisiatif dibanding psikologi. Para pelaku hukum
akan mengundang psikolog jka mereka diperlukan. Dapat dikatakan bahwa psikologi
diterapkan secara terbatas sesuai dengan standar hukum, sehingga peran psikologi tidak
dapat maksimal. Contoh ketika seorang terdakwa diragukan apakah secara mental dapat
bertanggungjawab atas perbuatan pidana yang dilakukannya, hakim akan meminta
psikolog untuk menentukan kondisi mental terdakwa. Di Indonesia, peran ini banyak
dilakukan oleh psikiater, seperti kasus mantan Presiden Suharto yang diajukan di
peradilan beberapa saat lalu. Dalam kasus kesaksian yang tidak reliabel (seperti kasus
yang melibatkan saksi anak-anak), kadang juga membutuhkan psikolog.

Psychology and the Law
Hubungan ini tidak ada yang dominan, psikologi dipandang sebagai disiplin yang
mengevaluasi dan menganalisis berbagai komponen hukum dari perspektif psikologi.
Psikologi mengembangkan penelitian dan teori dalam bidang psikologi pada
permaslahan-permasalahan hukum. Contohnya penelitian psikologi tentang terdakwa,
pengacara, hakim, saksi, polisi. Penelitian ini kemudian dijadikan masukan untuk dapat
mengembangkan sistem hukum.


Psychology of The Law
Hukum dipandang sebagai penentu perilaku manusia. Psikologi berusaha memberikan
penjelasan bagaimana dan mengapa hukum dapat menentukan perilaku. Contohnya
permasalahan tentang mengapa masyarakat kini tidak patuh hukum? Apakah hukuman
mati dapat mengurangi kriminalitas? Faktor psikologis apa yang menyebabkan seseorang
bersedia melanggar hukum ketika diperintah oleh otoritas? (seperti kasus penembakan
mahasiswa Trisakti oleh aparat, Tragedi Jakarta, 1998).

3.

PENGERTIAN SOSIALISASI
Pengertian sosialisasi banyak disampaikan oleh para ahli antara lain
yaitu Nasution (1999) menyatakan bahwa proses sosialisasi adalah proses membimbing
individu ke dalam dunia sosial. Menurut pandangan Kimball Young (Gunawan, 2000),
sosialisasi ialah hubungan interaktif yang dengannya seseorang mempelajari keperluankeperluan sosial dan kultural yang menjadikan seseorang sebagai anggota masyarakat.
Pendapat dua ahli tersebut sama-sama menyatakan bahwa sosialisasi merupakan proses
individu menjadi anggota masyarakat.
Sedangkan Soekanto (1985) menyatakan bahwa dalam sosialisasi individu belajar
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sebelumnya juga Susanto (1983) menyatakan

bahwa sosialisasi ialah proses yang membantu individu melalui belajar dan
menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berfikir kelompoknya, agar
dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa sosialisasi
adalah proses individu dalam mempelajari keperluan-keperluan sosial dan kultural di
sekitarnya yang mengarah ke dunia sosial.

PROSES SOSIALISASI
Proses sosialisasi adalah cara-cara berhubungan orang perseorang dan kelompokkelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem, serta bentuk-bentuk hubungan.
Atau sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama yang
mencakup berbagai aspek kehidupan.
Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekamto di dalam Pengantar sosiologi, interaksi
sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial. Dengan tidak adanya komunikasi
ataupun interaksi antar satu sama lain maka tidak mungkin ada kehidupan bersama. Jika
hanya fisik yang saling berhadapan antara satu sama lain tidak dapat menghasilkan suatu
bentuk kelompok sosial yang dapat saling berinteraksi. Maka dari itu dapat disebutkan
bahwa interaksi merupakan dasar dari suatu bentuk proses sosial karena tanpa adanya
interaksi sosial, maka kegiatan-kegiatan antar satu individu dengan yang lain tidak dapat
disebut interaksi.


Sedangkan menurut George Herbert Mead berpendapat bahwa sosialisasi yang
dilalui seseorang dapat dibedakan melalui tahap-tahap sebagai berikut :
Tahap persiapan (Preparatory Stage), Tahap meniru (Play Stage), Tahap siap bertindak
(Game Stage), dan Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized
other).
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (social interaction) dan sebagai
syarat terjadinya aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial
yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorang, antara kelompok
manusia, maupun antara kelompok manusia dengan orang perorang.
Pengetahuan tentang proses-proses sosial memungkinkan seseorang untuk
memperoleh pengertian yang dinamis dari masyarakat atau gerak masyarakat.
Masyarakat pada umumnya mempunyai bentuk-bentuk struktural seperti : kelompok
sosial, kebudayaan, lembaga sosial, strafikasi dan kekuasaan. Kesemuanya itu memiliki
hubungan interaksi. Perubahan dan perkembangan masyarakat yang mewujudkan segi

dinamikanya disebabkan anggota masyarakat senantiasa mengadakan hubungan satu
dengan yang lainnya, baik dalam bentuk orang perorang maupun kelompok masyarakt.