perilaku bawaan kampus dan terajar

Makalah Biologi Umum

PERILAKU BAWAAN DAN TERAJAR

Oleh :
WA ODE RIZKA
(411415058)
PENDIDIKAN MATEMATIKA
KELAS A

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2015/2016

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberi rahmat
serta ridho-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
selesai dengan tepat waktu. Dimana tujuan dalam penyusunan makalah ini agar dapat
menjadi rujukan untuk mempelajari tentang perilaku bawaan dan terajar.
Makalah ini juga ditujukan untuk memenuhi tugas yang ada. Seperti halnya

saya hanya manusia biasa tempat dimana ada kesalahan-kesalahan, maka dari itu saya
mohon maaf apabila ada kesalahan maupun kekurangan dalam makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk

pengetahuan kita. Untuk mencapai

kesempurnaan makalah ini, saya mohon kritik serta saran dari rekan-rekan yang
membaca.

Gorontalo, 29 Desember 2015
Penulis

Wa Ode Rizka

\

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………..i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

………………………………………………………1

B. Rumusan Masalah………………………………………………………2
C. Tujuan

………………………………………………………………3

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Perilaku

………………………………………………4

B. Perilaku Bawaan ………………………………………………………5
C. Perilaku Terajar

……………………………………………………..10


BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

……………………………………………………..15

……………………………………………………………..15

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap Manusia, Hewan, Tumbuhan dan organisme lainnya memiliki sifat
dan perilaku bawaan yang berbeda-beda dan memiliki unataian DNA Serta pola
genetik bawaan dari keturunannya. Awal pertumbuhan dan perkembangan manusia
tidak langsung mengerti berbicara, berjalan, berpakaian, berpikir secara rasional, dan
lain-lain. Perilaku ini lah yang menunjukkan bahwa adanya perilaku terajar sebelum
ia matang menjadi manusia seutuhnya yang siap melawan arus kehidupan yang
begitu keras. Sedangkan makan, tidur, minum, menangis, marah, mempertahakan
diri, mengantuk, rasa cinta, rasa keinginan untuk memiliki, rasa sayang merupakan
perilaku bawaan semenjak ia lahir di dunia. Dalam kehidupan manusia yang tidak

pernah hilang dalam dirinya adalah perilaku bawaan yang dapat merusak dan dapat
juga mengindahkan. Sebagai contoh, ketika bayi manusia dalam keadaan lapar,
tergigit oleh semut, maka si bayi akan menangis dengan begitu keras menandakan
bahwa si bayi membutuhkan makan dan bantuan dari kedua orang tuanya.
Hewan dilahirkan di dunia sudah ada yang memiliki rasa keingin tahuan
sendiri tanpa diajarkan oleh sang induk. Bayi hewan sudah di hadapkan pada
kehidupan untuk bertahan hidup tanpa di dampingi oleh induknya. Berbeda dengan
manusia, semenjak ia lahir hampir semuanya terajarkan. Contoh seeokor anak ular,
ketika ia ditetaskan oleh sang induk, sang bayi akan dilepaskan begitu saja tanpa
diajarkan cara mencari makan, minum, tempat tinggal yang nyaman, habitat aslinya
dimana. Itu semua merupakan perilaku bawaan yang dapat diartikan sebagai insting
atau naluri sebagai seeokor ular. Contoh lain dari perilaku terajar dan bawaan, seekor
anak singa dengan insting berburunya yang siap menerkam mangsanya, tidak secara
langsung ia dapat mengenali mangsanya dan trik cara berburu yang dapat
melumpuhkan mangsa. Naluri untuk berburu ini perlu pengajaran dari induknya,
sang induk akan memperlihakan kepada sang anak bahwa beginilah cara berburu
yang baik jika ingin mendapatkan mangsa. Stimulus yang di dapatkan oleh sang anak

kemudian akan diolah dalam ingatan dan gerakkan. Stimulus ini kemudian akan
dihantarkan ke otak, otak akan menyimpan seperti sebuah memori komputer yang

menyimpan data-data, jika diperlukan secara respon, stimulus yang tadinya telah
menyimpan data-data cara perburuan ssecara otomatis akan dihantarkan kebagian
seluruh angota tubuh untuk bekerja.
Tumbuhan tumbuh dan berkembang dengan bantuan beberapa faktor,
seperti penyerbukan yang terjadi pada serbuk sari bunga, yang kemudian dapat
melalui serangga, tawon, angin serta binanta lainnya. Pada saat pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan, secara naluri dia tumbuh dan mencari makan dan minum,
perilaku ini merupakan perilaku bawaan. Sedangkan tumbuhan yang hidup bukan
pada lingkungan yang sebenarnya, ia akan belajar terkait tentang suhu, kelembapan
tanah, dan lain-lain, inilah yang dinamakan perilaku terajar. Dengan sendirinya
tumbuhan tersebut belajar untuk dapat mempertahakan hidupnya.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian perilaku ?
2. Bagaimana perilaku bawaan ?
3. Bagaimana perilaku terajar ?

C. TUJUAN
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui apa itu perilaku
2. Dapat mengetahui bagaimana perilaku bawaan
3. Dapat mengetahui bagaimana perilaku terajar

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERILAKU
Perilaku merupakan bentuk respon terhadap kondisi internal dan eksternal
yang siafatnya dapat diamati, di gambarkan dan di catat. Suatu respons dikatakan
perilaku bila respons tersebut telah berpola, yakni memberikan respons tertentu yang
sama terhadap stimulus tertentu.Stimulus dari luar dan stimulus dari dalam. Stimulus
dari dalam, misalnya rasa lapar, memberikan motivasi akan aksi yang akan diambil
bila makanan benar-benar terlihat atau tercium. Umumnya perilaku suatu organisme
merupakan akibat gabungan stimulus dari dalam dan dari luar.
Seringkali suatu perilaku hewan terjadi karena pengaruh genetis (perilaku bawaan
lahir atau innate behavior), dan karena akibat proses belajar atau pengalaman yang
dapat disebabkan oleh lingkungan. Pada perkembangan ekologi perilaku terjadi
perdebatan antara pendapat yang menyatakan bahwa perilaku yang terdapat pada
suatu organisme merupakan pengaruh alami atau karena akibat hasil asuhan atau
pemeliharaan, hal ini merupakan perdebatan yang terus berlangsung. Dari berbagai

hasil kajian, diketahui bahwa terjadinya suatu perilaku disebabkan oleh keduanya,
yaitu genetis dan lingkungan (proses belajar), sehingga terjadi suatu perkembangan
sifat.
Perilaku mempunyai beberapa dimensi:
- fisik, dapat diamati, digambarkan dan dicatat
baik frekuensi, durasi dan intensitasnya
- ruang, suatu perilaku mempunyai dampak
kepada lingkungan (fisik maupun sosial) dimana perilaku itu terjadi
- waktu, suatu perilaku mempunyai kaitan
dengan masa lampau maupun masa yang akan
dating.

B. PERILAKU BAWAAN
Bawaan (innate, inborn, instinct) yaitu bersifat tetap, diprogram genetik,
kisaran perbedaan lingkungan pada individu kelihatannya tidak mengubah
perilaku, tanpa pengalaman spesifik sebelumnya.
1) Bentuk perilaku bawaan
a) Taksis
Bereaksi terhadap stimulus dengan bergerak secara otomatis langsung
mendekati atau menjauh dari atau pada sudut tertentu terhadapnya. Macam-macam

taksis: kemotaksis, fototaksis, magnetotaksis.
b) Refleks
Respon bawaan paling sederhana yang dijumpai pada hewan yang
mempunyai system saraf. Refleks adalah respon otomatis dari sebagian tubuh
terhadap suatu stimulus. Respon terbawa sejak lahir, artinya sifatnya ditentukan oleh
pola reseptor, saraf, dan efektor yang diwariskan.
Contoh: refleks rentangan
Mesin refleks rentang memberikan mekanisme pengendalian yang teratur dengan
baik, yang:
1. mengarahkan kontraksi refleks otot
2. menghambat kontraksi otot-otot antagonis
3. terus-menerus memonitor keberhasilan yang dengannya perintah-perintah dari
otak diteruskan, dan dengan cepat dan secara otomatis membuat setiap
penyesuaian sebagai pengganti yang perlu.
c) Naluri
Pola perilaku kompleks yang, sebagaimana refleks, merupakan bawaan, agak
tidak fleksibel, dan mempunyai nilai bagi hewan untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Naluri lebih rumit dibandingkan dengan refleks dan dapat melibatkan
serangkai aksi.
d) Pelepas Perilaku Naluriah


sekali tubuh siap di bagian dalam untuk tipe perilaku naluriah tertentu, maka
diperlukan stimulus luar untuk mengawali respon. Isyarat yang memicu aksi naluriah
disebut pelepas (release). Begitu respon tertentu dilepaskan, biasanya langsung
selesai walaupun stimulus efektif segera ditiadakan.
Isyarat kimia, yaitu feromon, berfungsi sebagai pelepas penting pada serangga sosial
e) Perilaku Ritme dan Jam Biologis
perilaku berulang-ulang pada interval tertentu yang dinyatakan sebagai ritme
atau periode. Daur perilaku ritme dapat selama dua jam atau setahun.

C. PERILAKU TERAJAR
Perilaku terajar adalah perilaku yang memerlukan adanya memori untuk
ingatan atau lebih kurang diperoleh atau dimodifikasi secara permanen sebagai akibat
pengalaman individu.
a) Kebiasaan
hampir semua hewan mampu belajar untuk tidak bereaksi terhadap stimulus
berulang yang telah dibuktikan tidak merugikan. Fenomena ini dikenal sebagai
kebiasaan (habituasi) dan merupakan suatu contoh belajar sejati.
b) Keterpatrian/Tanggap Tiru Imprinting
Merupakan salah satu contoh belajar yang khusus dan nyata. Contoh: jika

seekor anak angsa yang baru menetas dihadapkan pada sebuah benda yang dapat
bergerak dan mengeluarkan bunyi yang dapat terdengar, hewan itu akan
mengikutinya sebagaimana mereka mengikuti induknya, Waktu penghadapan cukup
kritis, karena jika dilakukan beberapa hari setelah menetas, keterpatrian tidak terjadi.
Keterpatrian ini dikenal berkat penelitian Konrad Lorenz.
c) Respon yang Diperlazimkan
Merupakan perilaku terajar yang paling sederhana, yang pada dasarnya adalah
respon sebagai hasil pengalaman, disebabkan oleh suatu stimulus yang berbeda
dengan yang semula memicunya. Ivan Pavlov, fisiologiawan Rusia, dalam
penelitiannya dengan anjing menemukan bahwa jika anjing diberi makanan pada
mulutnya, ia akan mengeluarkan air liur yang mungkin merupakan refleks bawaan

yang melibatkan kuncup rasa, neuron sensori, jaring-jaring neuron di otak, dan
neuron motor yang menuju kelenjar ludah. Pavlov kemudian menemukan jika pada
saat meletakkan makanan di mulut anjing ia membunyikan bel, anjing selanjutnya
akan berliur setiap kali anjing tersebut mendengar bel. Hal ini merupakan respon
yang diperlazimkan. Anjing telah belajar bereaksi terhadap stimulus pengganti, yaitu
stimulus yang diperlazimkan.
Percobaan mengenai pelaziman telah banyak memberi keterangan tentang proses
belajar pada manusia. Pelaziman terjadi paling cepat bila :

1) stimulus yang bukan diperlazimkan dan stimulus yang diperlazimkan sering
diberikan bersama-sama,
2) tidak ada pengalihan perhatian, dan
3) diberikan semacam hadiah/imbalan untuk penampilan/prestasi yang berhasil
terhadap respon bersyarat tadi.
d) Pelaziman Instrumental
Prinsip pelaziman dapat dipakai untuk melatih hewan melakukan tugas yang
bukan pembawaan lahir. Dalam hal ini, hewan ditempatkan pada suatu keadaan
sehingga dapat bergerak bebas dan melakukan sejumlah kegiatan perilaku yang
berlain-lainan. Peneliti dapat memilih untuk memberi imbalan hanya pada perilaku
tertentu. Latihan ini dikenal sebagai pelaziman instrumental atau pelaziman
operan (istilah kedua diberikan oleh psikolog B.F. Skinner yang terkenal karena
dapat melatih merpati untuk bermain pingpong dan bermain piano mainan).
e) Motivasi
Diantara kebanyakan hewan, motivasi (terkadang disebut juga dorongan)
dihubungkan dengan kebutuhan fisiknya. Seekor hewan yang haus akan mencari air
dan yang merasa lapar akan mencari makanan. Kepuasan terhadap dorongan
merupakan kekuatan motivasi dibalik perilaku hewan tersebut. Sebagian besar
perilaku spontan hewan-hewan ini merupakan akibat usaha memelihara homeostasis.
Banyak diantara dorongan ini bersumber dalam hipotalamus. Dalam semua kasus,
hipotalamus mengawali respon yang berakibat penurunan dorongan tersebut, dan
dapat pula menghambat beberapa di antara respon tadi bila titik kepuasan tercapai.

Pada manusia, sebagian besar perilaku terhadap keinginan memuaskan
kebutuhan fisik, tidak selalu dapat diterangkan seperti keterangan di atas. Banyak
kegiatan yang dilakukan kendatipun tidak ada imbalan atau hukuman luar yang
didapatkan. Melakukan proses (kegiatan) itu sendiri sudah merupakan imbalan.
Simpanse dan manusia juga kadang mau bekerja untuk tujuan yang belum tampak.
f) Konsep
Kebanyakan hewan memecahkan masalah dengan mencoba-coba. Selama ada
motivasi yang memadai hewan akan mencoba setiap alternatif dan secara bertahap,
melalui kegagalan dan keberhasilan yang berulang, belajar memecahkan masalahnya.
Manusia umumnya tidak sekedar belajar dengan cara mencoba-coba. Bila dihadapkan
pada suatu masalah, manusia mungkin melakukan satu atau dua usaha sembarang
sebelum “berhasil” memecahkannya. Respon ini disebut wawasan.
Wawasan mencakup menanamkan hal-hal yang telah dikenal dengan cara-cara baru.
Jadi

merupakan

tindakan

kreatif

sejati. Wawasan

juga

bergantung

pada

perkembangan konsep atau prinsip.
Pemecahan masalah dengan menggunakan konsep melibatkan suatu bentuk
penalaran. Ada dua proses pemikiran berlainan namun berkaitan yang terlibat, yaitu
penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif berarti mempelajari
prinsip umum dari pengalaman dengan situasi khusus dan jelas. Penalaran deduktif,
menerapkan prinsip umum pada situasi khusus yang baru.
g) Bahasa
Semua manusia, bahkan dalam masyarakat yang paling primitif pun, memiliki
bahasa yang sangat maju. Hal ini merupakan abstraksi yang kedua (konsep
merupakan abstraksi juga).
h) Memori
Belajar bergantung kepada memori (ingatan). Jika organisme bermaksud
memodifikasi perilakunya dari pengalaman, maka ia harus mampu mengingat-ingat
apa pengalamannya itu. Sekali sesuatu dipelajari, maka memori diperlukan agar yang
dipelajarinya itu tetap ada.

Ada dua teori dasar tentang memori. Yang pertama menyatakan bahwa memori
merupakan proses dinamik. Menurut teori ini, sensasi menimbulkan impuls saraf,
yang kemudian beredar untuk jangka waktu tak terbatas melalui jaring-jaring neuron
dalam sistem saraf pusat. Hal ini memungkinkan karena jaring-jaring interneuron
yang amat luas dalam serebrum manusia. Teori dinamik ini ditunjang oleh fakta yang
menakjubkan bahwa belum pernah ditemukan daerah khusus dalam otak manusia
untuk penyimpanan memori yang lama. Teori yang kedua mengatakan bahwa setiap
sensasi yang diingat kembali mengakibatkan sedikit perubahan fisik yang permanen
di dalam otak. Beberapa biologiwan mengemukakan bahwa memori mungkin
disimpan dalam kode kimiawi di dalam otak. Beberapa memperhatikan RNA,
beberapa memperhatikan protein, sebagai substansi yang menyandikan memori.
Masih terlalu dini untuk menyatakan apa sifat memori itu. Bisa jadi proses dinamik
maupun perubahan fisika-kimia terlibat didalamnya.
Perolehan memori terjadi paling sedikit dalam dua langkah yang berbeda. Pada
manusia, kerusakan pada lobus temporal dapat mengakibatkan hilangnya kemampuan
mengingat pengetahuan baru selama kira-kira satu jam lebih. Kerusakan seperti itu
tidak berpengaruh pada memori yang diperoleh dalam tahun-tahun sebelum
kerusakan terjadi. Penderita sakit jiwa yang menjalani pengobatan kejutan listrik
tidak mengingat-ingat kejadian yang berlangsung sejenak sebelum perlakuan tersebut,
tetapi memori tentang peristiwa sebelumnya tidak terhalang.

BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perilaku adalah tindakan/aksi yang mengubah hubungan antara organisme dan
lingkungannya.Perilaku terdiri atas perilaku bawaan dan perilaku terajar.Perilaku
bawaan adalah perilaku yang bersifat tetap, diprogram genetik, kisaran perbedaan
lingkungan pada individu kelihatannya tidak mengubah perilaku, tanpa pengalaman
spesifik sebelumnya. Sedangkan Perilaku terajar adalah perilaku yang lebih kurang
diperoleh atau dimodifikasi secara permanen sebagai akibat pengalaman individu.
Bentuk dari perilaku bawaan antara lain: Taksis, Refleks, Naluri, Pelepas Perilaku
Naluriah, Perilaku Ritme dan Jam Biologis. Sedangkan bentuk dari perilaku terajar
antara lain: Kebiasaan, Keterpatrian/Tanggap Tiru Imprinting, Respon yang
Diperlazimkan, Pelaziman Instrumental, Motivasi, Konsep, Bahasa, dan Memori.
B. SARAN
Saran saya kepada pembaca agar dapat memahami isi makalah ini sebagai
rujukan dalam mempelajari lebih dalam tentang perilaku bawaan dan perilaku terajar.

DAFTAR PUSTAKA
Perilaku Terajar dan Bawaan _ CB-Mapelar.htm
Kul Bium Perilaku mh.pdf
komunikasi-perilaku.ppt