DASAR DASAR BELAJAR dan PEMBELAJARAN (1)

DASAR-DASAR BELAJAR dan PEMBELAJARAN

Laporan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran
Yang diampu Oleh Dr. Siti Malikhah Towaf, M.Pd, Ph.D.

Disusun Oleh :
1. Almira Rahma Saputri

: 160741615262

2. Dannis Ni’matussyahara

: 160721614502

3. Deris Catur Bachtiar

: 160711614296

4. Rohana Siti Nurkasanah

: 160741615214


5. Muhammad Yussrihadi Sanjaya : 160731614946

Universitas Negeri Malang
Fakultas Ilmu Sosial
Jurusan Geografi
Program Studi S1 Pendidikan Geografi
2017

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sejak dahulu pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi suatu negara. Karena,
maju dan mundurnya suatu negara itu tergantung pada kualitas penduduknya. Salah satu cara
yang dijadikan ukuran untuk menentukan kualitas penduduk atau SDM suatu negara adalah
dilihat dari pendidikan masyarakatnya. Semakin banyak masyarakat yang mengenyam
pendidikan tinggi, berarti kualitas SDMnya tergolong baik, begitupun sebaliknya. menurut
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Sekarang, dunia ini telah memasuki pada revolusi ke-empat, yaitu dimana semua informasi
berada didalam genggaman manusia. Revolusi yang terjadi pada bidang teknologi informasi
dan komunikasi ternyata telah memasuki sendi-sendi kehidupan manusia pada zaman
millenium. Termasuk dalam dunia pendidikan pun sudah ada inovasi baru seperti e-learning,
e-book, sampai dengan aplikasi e-education. Aplikasi pendidikan tersebut selain memiliki sisi
positif, juga terdapat sisi negatif bagi dunia pendidikan yaitu munculnya paradigma siswa yang
malas untuk belajar disekolah karena sudah banyak mendapat materi dari teknologi tersebut,
pemahaman siswa terhadap materi akan menurun, karena tidak ada yang mendampinginya
selama proses belajar berjalan. Serta fungsi guru di mata siswa akan menurun, sehingga nilai
moral yang seharusnya ditanamkan oleh guru terhadap siswa akan berkurang.
Hakikat belajar dalam arti sempit dapat diartikan sebagai kegiatan psikofisik yang tujuannya
yaitu pengembangan pribadi secara utuh. Sedangkan dalam atri sempitnya yaitu, belajar
merupakan suatu usaha untuk mencapai penguasaan materi ilmu pengetahuan yang bertujuan
untuk membentuk kepribadian seseorang ataupun manusia secara seutuhnya. Dalam hal ini,
kontribusi belajar dalam membentuk kepribadian seseorang itu sangatlah penting. Karena,
dengan belajar maka seseorang akan mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan penanaman
sikap mental yang baik. Peserta didik merupakan makhluk yang dinamis, maka dari itu berikan
kesempatan untuk menentukan tujuan dan harapan mereka sendiri. Sedangkan pendidik


tugasya yaitu memberikan dorongan, penasihat, penunjuk arah dan juga teman dalam
perjalanan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka penulis
mengajukan makalah yang berjudul “Dasar-dasar Belajar dan Pembelajaran”, yang
nantinya akan dipaparkan pada bab selanjutnya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang penulis ajukan didalam makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Apa yang di maksud Belajar ?
b. Bagaimana pengertian belajar menurut para ahli ?
c. Apakah ciri – ciri pembelajaran ?
d. Bagaimana Prinsip Belajar Siswa ?
e. Apakah faktor yang mempengaruhi belajar siswa ?
f. Apakah jenis-jenis belajar siswa ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam pembuatan makalah ini yaitu :
a. Untuk mengetahui sekaligus memahami tentang pengertian belajar baik secara istilah
umum maupun berdasarkan para ahli
b. Untuk Mengetahui dan memahami Ciri-Ciri belajar Siswa
c. Untuk Mengetahui prinsip-prinsip belajar

d. Untuk Mengetahui dan Memahami faktor yang mempengaruhi belajar siswa
e. Untuk mengetahui jenis-jenis belajar siswa.
1.4 Metode Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data berupa
buku ataupun informasi yang diperoleh dari internet. Kemudian dari data yang diperoleh
tersebut dipahami garis besarnya dan menyusunnya menjadi sebuah makalah.

1.5 Manfaat Penulisan
Hasil dari pembuatan makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik secara
teoretis maupun secara praktis, sebagai berikut :
a.

Secara teoretis
Hasil makalah ini diharapkan dapat membantu pembaca, khususnya mahasiswa dalam
memahami hakikat belajar seorang siswa.

b.

Secara praktis
Melalui pembuatan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan berfikir dan

kemampuan menganalisis suatu hal yang terkait, dan juga sebagai salah satu syarat penilaian
mata kuliah Belajar dan Pembelajaran.

BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 Pengertian belajar dan mengajar
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama
lain. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek yang
menerima pelajaran (sasaran didik), sedangkan mengajar menunjuk pada pada yang
harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar.
Dua konsep tersebut menjadi terpadu dalm satu kegiatan manakala terjadi interaksi
guru-siswa, siswa-siswa pada saat pengajaran itu berlangsung. Inilah makna belajar dan
mengajar sebagai suatu proses. Interaksi guru-siswa sebagai makna utama proses
pengajaran memgang peranan penting untuk mencapai tujuan pengajaran yang afektip.
Mengingat kedudukan siswa sebagai subjek dan sekaligus juga sebagai objek dalam
pengajaran maka inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar siswa dalam
mencapai suatu tujuan pengajaran.
Belajar bukan menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah suatu proses
yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil


proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah
pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya.
Oleh sebab itu belajar adalah sebuah proses yang aktif, belajar adalah proses
mereaksi terhadap semua situasi yang ada di seitar individu. Belajar adalah proses yang
diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah
proses melihat, mengamati, memahami sesuatu. Apabila berbicara tentang belajar maka
akan berbicara bagaimana mengubah tingkah laku seseorang.

2. 2 Pengertian Belajar Menurut Ahli
Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau

psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahanperubahan dalam pengelolaan pemahaman.
Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar
merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian
menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan
oleh lainnya.
Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula.

Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat
kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.
Sedangkan Pengertian Belajar menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of
Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam
perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam
situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi
akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta
akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.
Moh. Surya (1981:32), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.
Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya,
belajar adalah perubahan dari diri seseorang.
Kesimpulan Pengertian Belajar Menurut Ahli

Dari beberapa pengertian belajar di atas maka dapat disimpulkan bahwa semua
aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan
perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar.

2.3 Ciri-ciri Pembelajaran

Menurut Eggen & Kauchak (1998) Menjelaskan bahwa ada enam ciri
pembelajaran yang efektif, yaitu:
1.

Siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi,
membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta
membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan.

2.

Guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran.

3.

Aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian.

4.

Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada siswa dalam
menganalisis informasi


5.

Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan
berpikir, serta

6.

Guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya
mengajar guru.
Adapun ciri-ciri pembelajaran yang menganut unsur-unsur dinamis dalam proses belajar

siswa sebagai berikut :
1.

Motivasi belajar
Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaina usaha untuk menyediakan kondisi kondisi

tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatau, dan bila dia tidak suka,
maka ia akan berusaha mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi, motivasi dapat dirangsang

dari luar, tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang, dalam kegiatan belajar, motivasi
dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang /siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjalin kelangsungan dan memberikan arah pada
kegiatan belajar sehingga tujuan yang dihendaki dapat dicapai oleh siswa (Sardiman, A.M.
1992)
2.

Bahan belajar

Yakni segala informasi yang berupa fakta, prinsip dan konsep yang diperlukan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Selain bahan yang berupa informasi, maka perlu diusahakan isi
pengajaran dapat merangsang daya cipta agar menumbuhkan dorongan pada diri siswa untuk
memecahkannya sehingga kelas menjadi hidup.
3.

Alat Bantu belajar
Semua alat yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, dengan maksud untuk

menyampaikan pesan (informasi)) dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima
(siswa). Inforamsi yang disampaikan melalui media harus dapat diterima oleh siswa, dengan

menggunakan salah satu ataupun gabungan beberaapa alat indera mereka. Sehingga, apabila
pengajaran disampaikan dengan bantuan gambar-gambar, foto, grafik, dan sebagainya, dan
siswa diberi kesempatan untuk melihat, memegang, meraba, atau mengerjakan sendiri maka
memudahkan siswa untuk mengerti pengajaran tersebut.

2.4 Prinsip – Prinsip Belajar
Menurut Paulina (2003), Prinsip adalah sesuatu yang dipegang sebagai panutan yang
utama dan menjadi dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa maupun bagi guru dalam
upaya mencapai hasil yang diinginkan agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik
antara pendidik dan peserta didik.. Suatu kebenaran yang kebenarannya sudah terbukti dengan
sendirinya menurut Dardiri (1996). Jadi prinsip dapat diartikan sebagai sesuatu yang menjadi
dasar dari pokok berpikir, berpijak atau bertindak. Sedangkan Menurut Skinner dalam Dimyati
dan Mudjiono (2009:9), belajar merupakan suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka
responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun.
Pembelajaran adalah suatu aktivitas atau proses mengajar dan belajar. Aktivitas ini
merupakan proses dua arah, antara pihak guru dan peserta didik. Dalam UU No.20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan “Pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.
Jadi, Prinsip Belajar adalah suatu hubungan yang terjadi antara peserta didik dengan
pendidik agar siswa mendapat motivasi belajar yang berguna bagi dirinya sendiri. Dan juga,
prinsip belajar dapat digunakan sebagai landasan berfikir, landasan berpijak, dan sumber
motivasi agar Proses Belajar dan Pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik dan
peserta didik.

Prinsip-prinsip belajar secara umum:
a. Perhatian dan motivasi
Perhatian mempunyai peranan sangat penting dalam kegiatan belajar peserta didik.
Perhatian dalam proses belajar akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan
kebutuhannya. Motivasi yaitu tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas
seseorang. Motivasi juga mempunyai tujuan yang merupakan salah satu tujuan dari proses
belajar. Motivasi merupakan salah satu faktor seperti halnya intelegensi dan hasil belajar
sebelumnya yang dapat menentukan keberhasilan belajar siswa dalam bidang pengetahuan,
nilai-nilai, dan keterampilan.
b.

Keaktifan belajar
Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu

beraneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan
psikis yang susah diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih
keterampilan-keterampilan, dan sebagainya.
Contoh kegiatan psikis misaInya menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki
dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yang lain,
menyimpulkan basil percobaan, dan kegiatan psikis yang lain. Seperti yang telah dibahas di
depan bahwa belajar iu sendiri adalah akivitas, yaitu aktivitas mental dan emosional.
c.

Keterlibatan langsung dalam belajar
Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekadar mengamati secara

langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab
tehadap hasilnya. Sebagai contoh seseorang yang belajar membuat tempe, yang paling baik
apabila ia terlihat secara langsng dalam perbuatan, bukan sekadar melihat bagaimana orang
menikmati tempe, apalagi sekadar mendengar orang bercerita bagaimana cara pembuatan
tempe.
d.

Pengulangan belajar
Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan mempunyai maksud untuk

melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap,
mengingat. mengkhayal, merasakan. berpikir. dan sebagainya.
e.

Tantangan
Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu

terdapat hambatan yang mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi

hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahasa belajar tersebut. Apabila hambatan itu telah
diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan masuk dalam medan baru dan tujuan
baru, demikian seterusnya.
f.

Penguatan
Siswa belajar sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan. Nilai

yamg baik itu mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan
operant conditioning atau penguatan positif. Sebaliknya anak yang mendapatkan nilai yang
jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas, karena takut tidak naik kelas ia
terdorong untuk belajar lebih giat.
Prinsip-prinsip belajar yang terkait dengan proses belajar
Ada beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita \pakai sebagai dasar
dalam upaya pembelajaran, yang baik bagi siswa untuk meningkatakan upaya belajarnya
maupun bagi guru yang digunakan untuk meningkatkan upaya mengajarnya. Berikut ini adalah
contoh prinsip-prinspnya:
1.

Prinsip Kesiapan
Yang dimaksud dengan prinsip kesiapan yaitu proses yang dipengaruhi kesiapan siswa

atau kondisi siswa yang memungkinkan ia dapat belajar.
2.

Prinsip Motivasi
Motivasi adalah suatu kondisi atau keadaan dari peserta didik untuk mengatur arah
kegiatan dan

memelihara kondisi tersebut.
3.

Prinsip Persepsi
Prinsip Persepsi adalah interpertasi tentang situasi yang hidup dan dipengaruhi oleh

perilaku individu itu sendiri. Setiap individu dapat melihat dunia dengan caranya sendiri yang
berbeda dari yang lain.
4.

Prinsip Tujuan
Tujuan adalah sasaran khusus yang hendak dicapai oleh setiap individu. Tujuan ini harus

lebiah jelas tergambar dalam pikiran dan dapat diterima oleh setiap peserta didik dalam proses
pembelajaran itu terjadi.
5.

Prinsip Perbedaan Individual

Proses pengajaran semestinya memperhatikan perbedaan individual dalam kelas dan dapat
memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar setinggi-tingginya. Pengajaran yang hanya
memperhatikan satu tingkat sasaran akan gagal memenuhi kebutuhan seluruh siswa.
6.

Prinsip Transfer dan Retensi
Belajar yang dapat dianggap bermanfaat bila seseorang itu dapat menyimpan dan

menerapkan hasil belajar dalam situasi baru dan pada akhirnya dapat digunakan dalam situasi
yang lain. Proses itulah yang disebut dengan Proses Transfer. Sedangkan yang dimaksud
dengan Retensi adalah kemampuan sesesorang untuk menggunakan lagi hasil belajar.
7.

Prinsip Belajar Kognitif
Belajar kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep, penemuan masalah,

dan keterampilan memecahkan masalah yang selanjutnya membentuk perilaku baru, berpikir,
menalar, menilai dan berimajinasi. Dalam prinsi ini akan melibatkan proses pengenalan dan
penemuan.
8.

Prinsip Belajar Afektif
Belajar Afektif akan mencakup beberapa unsur yaitu nilai emosi, dorongan, minat dan

sikap. Prinsip belajar afektif seseorang akan menemukan bagaimana ia menghubungkan
dirinya dengan pengalaman baru.
9.

Prinsip Belajar Evaluasi
Belajar evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar saat ini dan selanjutnya pelaksanaan

pelatihan evaluasi memungkinkan bagi individu untuk menguji kemajuan dalam pencapaian
tujuan.

Implikasi Prinsip Belajar

Bagi Siswa

Dituntut memberikan perhatian
Perhatian dan Motivasi

terhadap semua rangsangan yang

Bagi Guru

Mengunakan metode
yang bervariasi

mengarah pada tercapainya tujuan

Memilih bahan ajar

belajar.

yang diminati siswa..

Dituntut dapat memproses dan
Keaktifan

mengolah hasil belajarnya secara
efektif serta aktif baik secara fisik,
intelektual dan emosional.

Memberikan
kesempatan pada
siswa untuk
melakukan
eksperimen sendiri

Melibatkan siswa
Keterlibatan langsung/
Pengalaman

Dituntut agar siswa me-ngerjakan
sendiri tugas yang diberikan guru
kepada mereka.

dalam mencari
informasi, merangkum informasi dan
menyim-pulkan
informasi.

Kesadaran siswa dalam mePengulangan

ngerjakan latihan-latihan yang
berulang-ulang

Merancang hal-hal
yang perlu di ulang.

Diberikan suatu tanggungja-wab

Tantangan

untuk mempelajari sendiri dengan

Memberikan tugas

melakukan ekspe-rimen, belajar

pada siswa dalam

mandiri dan mencari pemecahan

memecahan permasa-

sendiri dalam menghadapi perma-

lahan.

salahan.

Memberikan jawaban
yang benar dan

Balikan dan penguatan

Mencocokan jawaban antara siswa
dengan guru

memberikan
kesimpulan dari
materi yang telah
dijelaskan atau di
bahas.

Menentukan metode
Perbedaan Individual

Belajar menurut tempo kecepa-tan

sehingga dapat

masing-masing siswa

melayani seluruh
siswa

2.5 Jenis-jenis Belajar
Di dalam proses belajar dikenal adanya bermacam-macam kegiatan yang memiliki bentuk
yang berbeda antara satu dengan lainnya, baik dalam aspek materi dan metodenya atau dalam
aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang telah diharapkan. Keanekaragaman corak diatas
maka akan menghasilkan jenis belajar yang berbeda-beda pula. Jenis belajar ini muncul dalam
dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang juga bermacam-macam.
Belajar itu sendiri memilki jenis-jenis yang berbeda, hal tersebut dipengarui karena setiap
manusia itu memiliki kebutuhan dan tujuan yang berbeda pula. Adapun jenis belajar yang ada
di dunia pendidikan sangat banyak sekali. Sehingga, dalam makalah ini hanya mendeskripsikan
satu jenis belajar yang telah dikenal secara universel oleh setiap negara yaitu jenis belajar yang
disusun oleh UNESCO.
Jenis-jenis belajar menurut UNESCO yaitu ada empat yang dikenal dengan empat pilar
dalam kegiatan belajar. Keempat pilar tersebut yaitu :
1. Learning to know
Jenis belajar learning to know yaitu memiliki makna bagaimana belajar, dalam hal ini
terdapat tiga aspek yaitu : apa yang dipelajari, bagaimana caranya dan siapa yang belajar.
2. Learning to do
Jenis belajar learning to do ini dikaitan dengan dunia kerja, yaitu seperti membantu
seseorang untuk mampu mempersiapkan diri dalam bekerja atau mencari nafkah. Jadi, jenis
belajar ini intinya yaitu menekankan pada perkembangan keterampilan yang berhubungan
dengan dunia kerja.

3. Learning to live together
Jenis belajar learning to live together ini ditekankan kepada seseorang atau pihak yang
belajar dan mampu untuk hidup bersama, dengan memahami orang lain, sejarahnya,
budayanya, dan mampu berinteraksi dengan orang lain secara harmonis.
4. Learning to be
Jenis belajar learning to be ini lebih ditekankan kepada perkembangan potensi insani secara
maksimal. Settiap individu didorong untuk berkembang dan mengaktualisasikan diri.
Sehingga, dengan mengimplementasikan learning to be ini seseorang akan mengenal jati diri,
memahami kemampuan dan kelemahannya dengan kompetensi-kompetensinya secara utuh.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Belajar merupakan proses atau usaha yang dilakukan setiap individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap
dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan
yang telah dipelajari. Adapun ciri-ciri dalam pembelajaran adalah Motivasi belajar, bahan
belajar, dan alat bantu belajar. Kemudian prinsip-prinsip belajar yaitu Perhatian dan
motivasi, keaktifan belajar, keterlibatan langsung dalam belajar, pengulangan belajar,
tantangan dan penguatan. Sedangkan jenis belajar merupakan salah satu bentuk dalam
proses belajar yang bervariasi. Hal tersebut dipengaruhi oleh kebutuhan dan tujuan manusia
yang berbeda-beda. Adapun tujuan belajar menurut UNESCO yaitu Learning to know,
Learning to do, Learning to live together, dan Learning to be.

3.2 Saran
Belajar merupakan suatu keharusan, disadari atau pun tidak. Namun, proses belajar akan
lebih efektif jika seseorang menemukan metode belajar yang tepat, metode belajar yang tepat
akan mengefektifkan proses penyerapan ilmu. Oleh karena itu, mengenali kepribadian diri
sendiri itu sangat penting untuk menemukan metode belajar yang tepat bagi masing-masing
diri seorang siswa. Selain itu, seorang guru juga harus tahu bagaimana model belajar yang tepat
untuk masing-masing siswa, sehingga guru dapat mengajar siswa sesuai dengan
kepribadiannya dalam belajar. Karena, setipa anak kemampuannya dalam menyerap pelajaran
itu berbeda-beda dan mereka mempunyai gaya belajar masing-masing. Maka dari itu, siswa
dan guru harus memahami akan hal tersebut, pada proses belajar dan pembelajaran.
Sehubungan dengan hasil penulisan makalah ini, penulis menyarankan kepada para
pembaca agar diadakan pengkajian lanjutan yang berjudul sama dengan makalah ini, agar
ditemukan pengertian dari Hakikat belajar dan pembelajaran yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Sudjana, Nana. 2013. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Eggen, PD & Kauchak, PP (1996). Strategies forTeacher: Teaching Content and Thinking
Skill. Boston: Allyn & Bacon
AM, Sardiman. 1992. Interaction and Motivation Learning Teaching , Jakarta: Rajawali Pers
La Maronta Galib, M.Pd. 2015. Jurnal belajar. Prinsip-prinsip belajar dan asas pembelajaran.
(online) http://kurniyantisamsi.blogspot.com/2015/08/jurnal-belajar-prinsip-prinsipbelajar.html , diakses 3 februari 2018.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Paulina, Panen, 2003, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : UT
Dardiri, HA Humanities. 1996. Philosophy and Logic. Jakarta: Rajawali.