HAKIKAT PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBU (1)

BAB I
HAKIKAT PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TREBUKA

Pada awalnya, pancasila bersumber dari nilai-nilai
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yaitu dalam adat
istiadat, serta dalam agama-agama sebagai pandangan
hidup bangsa.
Sebagai sebuah ideologi, pancasila tidak bersifat
tertutup (statis) terhadap berbagai perubahan atau
pemikiran-pemikiran baru. Pancasila bersifat terbuka
(dinamis) yang mampu menyesuaikan diri dengan
berbagai perubahan baik zaman atau pemikiran. Dengan
kata lain, pancasila mempunyai keluwesan yang
memungkinkan menerima perkembangan pemikiranpemikiran baru yang relevan tanpa menghilangkan hakikat
(jati diri) yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya.

1. Asal Mula Istilah Pancasila
Secara etimologis istilah pancasila berasal dari bahasa
sanksekerta . Menurut Mr. Moh. Yamin, dalam bahasa
sanksekerta perkataan pancasila memiliki dua macam arti,
yaitu :

a. Panca artinya lima, syila dengan vocal i pendek artinya
“batu sendi’ atau “dasar”;
b. Panca artinya lima, syiila dengan vical i panjang
artinya “peraturan tingkah laku yang baik, yang penting
atau yang senonoh.
Pancasila yang berlaku sekarang adalah panca Syila
dengan vocal i pendek, yakni dasar yang memiliki lima
unsur.

Pancasyiila berisi lima larangan dan pantangan yang terdiri dari :

a. Panatipada veramani sikhapadam samadiyani, artinya
janga mencabut nyawa makhluk hidup, atau dilarang
membunuh.
b. Dinna dana veramani skhapadam samadiyani, artinya
jangan mengambil barang yang tidak diberikan, atau dilarang
mencuri.
c. Komeshu micchacara veramani skhapadam samadiyani,
artinya janganlah berhubungan kelamin, atau dilarang berzina.
d. Musawada veramani skhapadam samadiyani, artinya

janganlah berkata palsu, atau dilarang berdusta.
e. Sura meraya masjja pamada tikana veramani, Artinya
janganlah meminum minuman yang menghilangkan pikiran,
atau dilarang meminum minuman keras.

Dalam buku Nagarakartagama terdapat ketentuan bagi raja
yang
berbunyi
yatnaggegwani
pancasyiila
kertasangkarbhisekakakrama, yang artinya raja menjalankan
dengan setia kelima pantangan (pancasila), begitu pula
upacara-upacara ibadat dan pengobatan-pengobatan.
Dalam buku Sutasoma dikenal istilah Pancasila Krama.
Pancasila Krama itu merupakan lima dasar tingkah laku atau
perintah kesusilaan yang lima atau sering disingkat Ma
Limo, yakni :
a. Dilarang Mateni (Membunuh)
b. Dilarang Maling (Mencuri)
c. Dilarang Madon (Berzina)

d. Dilarang Mabok (Minum-minuman keras)
e. Dilarang main (berjudi)

2. Sejarah Perumusan Pancasila
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara
berawal pada sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Dr. Radjiman Wedyodiningrat, selaku ketua
BPUPKI pada awal sidang mengajukan suatu masalah
sebagai agenda sidang. Masalah tersebut adalah
tentang suatu calon rumusan dasar negara Indonesia
yang akan dibentuk. Tiga orang pembicaranya yaitu
Mr. Muhammad Yamin, Prof. Dr. Mr. Soepomo, dan
Ir. Soekarno untuk memaparkan gagasannya mengenai
rumusan dasar negara Indonesia merdeka.

a. Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945)
Pada tanggal 29 mei 1945 BPUPKI mengadakan
sidangnya yang pertama. Pidato Mr. Muhammad
Yamin berisikan lima asas dasar negara Indonesia

merdeka yang diidam-idamkan. Kelima asas tersebut
adalah :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat

1)
2)
3)
4)
5)

Setelah berpidato, Mr. Muhammad Yamin
menyampaikan usulan secara tertulis mengenai
rancangan Undang-undang Dasar (UUD) Republik
Indonesia. Dalam rancangan UUD itu tercantum pula
rumusan lima asas dasar negara sebagai berikut :
Ketuhanan Yang Maha Esa

Kebangsaan persatuan Indonesia
Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
Kerakyatan
yang
dipimpin
oleh
hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

b. Prof. Dr. Mr. Soepomo
Pada tanggal 31 Mei 1945 Prof Dr. Mr. Soepomo tampil berpidato di
hadapan sidang BPUPKI. Dalam pidatonya itu beliau menyampaikan
tiga teori tentang pengertian negara (staats idee) yang penting dalam
mempertimbangkan dan menetapkan dasar negara. Ketiga teori
tersebut adalah :
1) Teori perseorangan (individualistis). Menurut teori ini, negara
adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas kontrak
sosial antara seluruh perseorangan dalam masyarakatnya.
2) Teori negara kelas. Teori menganggap bahwa negara alat dari suatu

golongan (kelas) untuk menindas kelas lain
3) Teori negara integralistik. Menurut teori ini, negara bukanlah untuk
menjamin perseorangan atau suatu golongan saja, akan tetapi
menjamin kepentingan masyarakat seluruhnya sebagai suatu
persatuan.

Prof. Soepomo dalam pidatonya menolak tegas teori
individualistis maupun teori negara kelas. Beliau
menyarankan, Indonesia memilih teori integralistik,
yang dinilai lebih sesuai dengan semangat kekeluargaan
yang berkembang di daerah pedesaan.
Dalam kaitannya dengan dasar filsafat negara Indonesia,
Prof. Soepomo mengusulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Pendirian negara nasional yang bersatu dalam arti
totaliter, yaitu negara yang tidak mempersatukan diri
dengan golongan terbesar, akan tetapi yang
mempersatukan semua golongan, baik golongan besar
atau kecil.
2. dianjurkan semua warga negara takluk kepada Tuhan,
supaya tiap-tiap waktuu ingat kepada Tuhan


3.

4.

5.

Untuk menjamin supaya pemimpin negara, terutama
kepala negara terus menerus bersatu dengan rakyat,
dalam susunan pemerintahan negara Indonesia harus
dibentuk sistem badan permusyawarata.
Dalam lapangan ekonomi negara akan bersifat
kekeluargaan.
Dalam hubungan antar bangsa, dianjurkan supaya
negara Indonesia bersifat negara Asia Timur Raya,
atau sebagai anggota dari kekeluargaan Asia Timur
Raya.

c. Ir. Soekarno
Pada tanggal 1 juni 1945, Ir. Soekarno

manyampaikan pidatonya dihadapan sidang BPUPKI.
Dalam pidatonya Ir. Soekarno mengajukian secara lisan
usulan lima asas sebagai dasar negara Indonesia yang
akan dibentuk. Rumusan tersebuat yaitu :
1) Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia
2) Internasionalisme atau Perikemanusiaan
3) Mufakat atau Demokrasi
4) Kesejahteraan sosial
5) Ketuhanan yang berkebudayaan

Lima asas tersebut diusulkan oleh Ir. Soekarno
agar diberi nama “Pancasila”. Kemudian beliau
mengusulkan bahwa kelima sila tersebut dapat
diperas menjadi Tri Sila yang dirumusannya :
1) Sosio Nasionalisme, yaitu Nasionalisme dan
Internasionalisme
2) Sosio Demokrasi, yaitu Demokrasi dengan
Kesejahteraan Rakyat
3) Ketuhanan Yang Maha Esa
Ir. Soekarno mengusulkan bahwa Tri Sila tersebut

masih dapat diperas lagi menjadi Eka Sila atau
satu sila yang intinya dalah “gotong-royong”.

Setelah Ir. Soekarno menyampaikan pidatonya, kemudian dr.
Radjiman Wedyodiningrat selaku ketua BPUPKI menganjurkan
anggotanya untuk mengajukan usul secara tertulis, usul tersebut
harus sudah masuk paling lambat tanggal 20 Juni 1945. dibentuklah
Panitia Kecil untuk menampung dan memeriksa usulan lain
mengenai rumusan dasar.
Anggota terdiri atas delapan orang (Panitia Delapan), yakni sebagai
berikut :
1) Ir. Soekarno (Ketua)
2) Mr. A.A. Maramis (anggota)
3) Ki Bagoes Hadikeoseomo (anggota)
4) K.H. Wahid Hasjim (anggota)
5) M. Soetardjo Kartohadikoesoemo (anggota)
6) Rd. Otto Iskandardinata (anggota)
7) Mr. Muhammad Yamin (anggota)
8) Drs. Mohammad Hatta (anggota)


1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)

Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara BPUPKI,
Panitia Delapan, dan Tyuo Sangi In (Badan Penasihat Pemerintah Pusat
Bala Tentara jepang). Rapat dipimpin oleh ir soekarno dirumah kediaman
beliau Jl. Pegangsaan Timur No. 56 jakarta. Rapat menyetujui Indonesia
merdeka selekasnya, sebagai negara hukum yang meliki hukum dasar dan
memuat dasar/falsafat negara dalam mukahdimahnya. Untuk
menuntaskan hukum dasar maka dibentuklah Panitia Sembilan antara lain
:
Ir. Soekarno (Ketua)
Drs. Mohammad Hatta (anggota)

Mr. A.A. Maramis (anggota)
K.H. Wahid Hasjim (anggota)
Abdoel Kahar Meoxakir (anggota)
H. Agoes Salim (anggota)
Abikoesno Tjokrosoejoso (anggota)
Mr. Achmad Soebarjo (anggota)
Mr. Muhammad yamin (anggota)

Pada tanggal 22 Juni 1945 panitia sembilan mengadakan
rapat dan disepakati rumusan dasar negara yang tercantum
dalam Mukadimah (Pembukaan) Hukum Dasar, yaitu :
“Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat islam
bagi pemeluk-pemeluknya menurut dasar Kemanusiaan yang
adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan kerakyatan yang
dipimpin
oleh
hikmat
kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan/perwakilan serta dengan mewujudkan suatu
Keadilan osial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Makadimah tersebut ditandatangani oleh Panitia Sembilan yang
dikenal dengan nama “Jakarta Carter” atau “Piagam Jakarta”.
pada tanggal 10-17 Juli 1945 Makadimah tersebut dibawa ke
sidang BPUPKI dan disepakati pada tanggal 14 Juli 1945 serta
pada tanggal 17 Juli 1945 sidang berhasil menyelesaikan
rumusan Hukum Dasar dan Pernyataan Indonesia Merdeka

Pemerintah Jepang membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Zyunby Inkai karena Jepang
kalah melawan sekutu.
pada tanggal 8 Agustus 1945, Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta
dan dr.Radjiman Wedyodiningrat berangkat ke saigon untuk
memenuhi panggilan Jenderal Besar Terauchi yang memberikan
keputusan sebagai berikut :
1) Ir. Soekarno diangkat sebagai Ketua PPKI, Drs. Mohammad
Hatta sebagai Wakil Ketua dan dr. Radjiman Wedyodiningrat
sebagai anggota.
2) Panitia persiapan boleh mulai bekerja pada tanggal 9 Agustus
1945
3) Cepat atau tidaknya pekerjaan panitia diserahkan sepenuhnya
kepada panitia
kemudian, pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa
syarat dan pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia
memproklamirkan kemerdekaannya

Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI
bersidang untuk mengesahkan naskah Hukum
Dasar. Hasil nya ialah beberapa perubahan dari
Naskah Hukum Dasar, terutama Dasar Negara
pada sila pertama dalam Mukadimah menjadi :
“Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan
yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia
dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam
permusyawarata/perwakilan serta dengan
mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia”

3. Fungsi Pancasila
a.
b.
c.
d.
e.

Jiwa bangsa Indonesia
Kepribadian bangsa Indonesia
Pandangan hidup bangsa Indonesia
Dasar negara Republik Indonesia
Perjanjian luhur bangsa Indonesia pada waktu
mendirikan negara
f. Sumber dari segala sumber hukum atau
sumber tertib hukum bagi bangsa Indonesia
g. Cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia
h. Falsafah hidup yang mempersatukan bangsa
Indonesia
sedangkan fungsi pokok pancasila adalah
sebagai ideologi nasional dan dasar negara.

Fungsi Pokok Pancasila

a. Pancasila sebagai Ideologi Nasional

1) Hakikat Ideologi

Istilah ideologi dibangun dari dua kata, yaitu
idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar,
dan cita-cita, serta kata logos yang berarti ilmu. Kata
idea berasal dari kosakata bahasa Yunani yaitu eidos,
yang berarti bentuk. Ada pula kata idein, yang artinya
melihat. Dengan demikian secara harfiah, ideologi
berarti ilmu tentang pengertian-pengertian dasar.
secara umum ideologi yaitu kumpulan gagasan, ide ,
keyakinan, kepercayaan, yang meyeluruh dan
sistematis serta mencangkup bidang politik, sosial,
kebudayaan, dan keagamaan.

Kandungan Sebuah Ideologi
a) Seperangkat gagasan yang disusun secara
sistematis
b) Pedoman tentang cara hidup
c) Tatanan yang hendak dituju oleh suatu
kelompok (kelas, negara)
d) Dipegang teguh oleh kelompok yang
meyakininya

Fungsi dan Peranan Ideologi
1. Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan
identitasnya
2. Landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia
dan kejadian-kejadian dalam alam sekitarnya
3. Kekuatan yang mampu menyemangati dan
mendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan
dan mencapai tujuan
4. Pedoman dan pegangan bagi seeseorang untuk
melangkah dan bertindak

5. Memberikan arahan kepada manusia dalam
mencapai tujuan hidupnya
6. Menjembatani para pendiri negara (founding
fathers) dan para generasi penerusnya
7. Menanamkan keyakinan akan kebenaran
perjuangan kelompoknya atau negaranya

2) Pancasila sebagai Ideologi Negara Republik
Indonesia
Pancasila pada hakikatnya bukan mrupakan hasil
perenungan atau pemikiran seseorang atau
kelompok orang seperti halnya ideologi lain di
dunia. Akan tetapi, Pancasila diangkat dari nilainilai adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan, serta nilai
religius yang terdapat dalam pandangan hidup
masyarakat Indonesia sendiri. Artinya, bangsa
Indonesia sendiri merupakan kausa materialis (asal
bahan) Pancasila.

Fungsi Pancasiladalam Kedudukannya
sebagai Ideologi Negara
a)

Sebagai sumber motivasi, dengan karakteristik sebagai
berikut :
1. Ideologi Pancasila mencerminkan cara berpikir
masyarakat, bangsa, maupun negara
2. Ideologi Pancasila memandu masyarakat menuju
cita-citanya
3. Ideologi pancasila membimbing bangsa dan
negara untuk mencapai tujuannya melalui berbagai
realisasi pembangunan

b) Sebagai sumber semangat dalam berbagai kehidupan
negara, dengan karakteristik sebagai berikut :
1. Ideologi Pancasila akan menjadi realistis manakala
terjadi orientasi yang bersifat dinamis antara
masyarakat dan ideologi Pancasila
2. Ideologi Pancasila akan bersifat dinamis, terbuka
dan antisipatif
3. Ideologi
Pancasila
senantiasa
mampu
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
sesuai dengan aspirasi bangsanya

b. Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila dalam kedudukannya sebagai
dasar negara sering disebut sebagai filsafat
negara.
Pancasila sebagai dasar negara merupakan
suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan
negara.
Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan
suatu asas kerohanian yang meliputi suasana
kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga
merupakan suatu sumber nilai, norma serta
kaidah, baik moral maupun hukum negara

Kedudukan Pancasila sebagai Dasar
Negara
1. Pancasila sebagai dasar negara
2. Meliputi suasana kebatinan (geistlichenhintergrund) dari UUD
RI Tahun 1945
3. Mewujudkan cita-cita hukum dasar negara(baik hukum dasar
tertulis maupun tidak tertulis)
4. Mengandung norma yang mengharukan UUD RI Tahun 1945
dan Peraturan Perundang-undangan lainnya mengandung isi
yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara
negara memegang penuh nilai-nilai Pancasila
5. Merupakan sumber semangat bagi UUD RI Tahun 1945,
penyelenggara negara, para pelaksana tugas pemerintahan,
penyelenggara partai politik dan golongan fungsional lainnya.

4. GAGASAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

A. Perbedaan Ideologi Terbuka dan ideologi tertutup
Ciri-ciri Ideologi Terbuka
• Sistem pemikirannya terbuka
• Nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar melainkan diganti,
diambil dari harta kekayaan rohani, moral, dan budaya masyarakat itu
sendiri
• Nilai-nilai ideologi bersikap garis besarnya saja dan tidak langsung
operasional
Ciri-ciri Ideologi Tertutup
• System pemikirannya tertutup
• Adanya sifat pemaksaan terhadap ideologi merupakan cita-cita
sekolompok orang, bukan berasal dari masyarakat atau bangsa
• Isinya bukan hanya nilai-nilai atau cita-cita tertentu melainkan terdiri atas
tuntutan-tuntutan yang nyata operasional dan diajukan dengan mutlak

B. Perbedaan pancasila sebagai
Ideologi terbuka
Keterbukaan ideologi Pancasila
mengandung nilai-nilai sebagai berikut :
1) Nilai dasar, yaitu hakikat kelima sila
Pancasila, yangbbersifat universaal.
2) Nilai Instrumental, yaitu penjabaran lebih
lanjut dari nilai-nilai dasar ideologi
Pancasila.
3) Nilai praksis, yaitu realisasi nilai-nilai
instrumental dalam suatu pengalaman
nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pancasila sebagai ideologi trebuka secara
struktural memiliki 3 dimensi, yaitu :
a) Dimensi Idealisme, yang menekankan bahwa nilainilai dasar yang terkandung dalam pancasila yang
bersifat sistematis, rasional dan menyeluruh, pada
hakikatnya bersumber pada filsafat Pancasila.
b) Dimensi Normatif, bahwa nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila perlu dijabarkan dalam
suatu sistem norma, sebagaimana terkaqndung
dalam norma keagamaan.
c) Dimensi Realitas, bahwa suatu ideologi harus
mampu mencerminkan realitas kehidupan yang
berkembangan dalam masyarakat.

Berdasarkan dimensi yang dimiliki oleh Pancasila
sebagai ideologi terbuka, maka ideologi Pancasila :
a) Tidak bersifat utopis, yaitu merupakan sistem ide-ide
belaka yang jauh dari kehidupan sehari-hari secara
nyata.
b) Bukan merupakan suatu doktrin belaka yang bersifat
tertutup, melainkan suatu norma yang bersifat
ideaqlis, nyata dan reformatif yang mampu
melakukan perubahan.
c) Bukan merupakan suatu ideologi yang pragmatis,
yang hanya menekankan pada segi praktis-praktis
belaka tanpa adanya aspek idealisme.

B. NILAI-NILAI PANCASILA
1. HAKIKAT NILAI
a. Pengertian Nilai
Ada dua pandangan tentang keberadaan nilai,
yaitu:
1) Pandangan Objektif (Max Weber & Nocolia
hartman), nilai merupakan suatu hal yang
objektif dan membentuk semacam dunia nilai yang
menjadi ukuran tertinggi dari perilaku manusia.
2) Pandangan Subjektif (Nietzsche), nilai adalah
tingkat atau derajat yang diinginkan oleh
manusia.

1)
2)

3)

4)

5)

Pengertian nilai menurut beberapa ahli:
C. Kluckhon, nilai bukanlah keinginan, tetapi apa yang
diinginkan.
Nursal Luth & Daniel Fernandez, nilai adalah perasaan-perasaan
tentang apa yang diinginkan atau tidakvdiing8inkan yang
mempengaruhi perilaku sosial dari orang yang memiliki nilai itu.
Laboratorium Pancasila IKIP malang, nilai sebagai sesuatu yang
berharga, yang berguna, indah, memperkaya batin, menyadarkan
manusia akan harkat dan martabatnya.
Dictionary of Sosciology & Related Sciences, nilai adalah
kemampuan yang dipercayai ada dan melekat pada suatu benda
untuk memuaskan manusia.
Kamus Ilmiah Populer, nilai adalah ide tentang apa yang baik ,
benar, bijaksana dan apa yang berguna sifatnya lebih abstrak dari
norma.

2. Klasifikasi nilai
Max Scheler mengklasifikasikan nilai berdasarkan tingkatannya,
yaitu:
a) Nilai-nilai kenikmatan
b) Nilai-nilai kehidupan
c) Nilai-nilai kejiwaan
d) Nilai-nilai kerohanian
Notonagoro membagi nilai menjadi 3 macam, yaitu:
a) Nilai Material
b) Nilai Vital
c) Nilai Kerohnian, dibedakan menjadi 4 macam:
Nilai kebenaran
Nilai keindahan (estetis)
Nilai religius
Nilai Kebaikan (moral)

Walter G. Everet mengklasifikasikan nilai menjadi 8
kelompok, yaitu:
a) Nilai-nilai ekonomis
b) Nilai-nilai hiburan
c) Nilai-nilai sosial
d) Nilai-nilai watak
e) Nilai-nilai estetis
f) Nilai-nilai intelektual
g) Nilai-nilai keagamaan

2. PANCASILA SEBAGAI SUMBER NILAI
A. Hakikat nilai-nilai pancasila
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tersusun
secara hierarkis piradimal, rumusannya adalah sbb;
1) Sila 1, Ketuhanan YME
2) Sila 2, Kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Sila 3, Persatuan Indonesia
4) Sila 4, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
4) Sila 5, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pancasila mengandung nilai
sbb:
1) Nilai yang bersifat Subjektif, sbb:
 Nilai-nilai pancasila timbul dari bangsa Indonesia sebagai




hasil penilaian dan hasil pemikiran bangsa Indonesia.
Nilai-nilai pancasila merupakan pandangan hidup,
pegangan hidup, pedoman hidup, petunjuk hidup bangsa
Indonesia.
Nilai-nilai pancasila mengandung tuhuh nilai kerohanian,
yaitu kebenaran, keadilan, kebaikan, kebujaksanaan, etis,
estetis, dan religius sesuai dengan kepribadian bangsa
Indionesia.

2. Nilai yang bersifat Objektif, sbb:
Rumusan sila-sila pancasila menunjukkan adanya
sifat universal
Nilai-nilai pancasila terkait dengan hidup
kemanusiaan yang mutlak
Sebagai pokok kaidah negara yang fundamental,
tidak dapat diabaikan oleh setiap orang atau badan,
nilai-nilai pancasila akan tetap ada sepanjang masa.
Tidak dapat diubah oleh siapapun termasuk MPR
Tidak dapat diubah karena kemerdekaan yang
didalamnya mengandung pancasila merupakan karunia
Tuhan.

b. Perwujudan Pancasila sebagai
sumber nilai

Nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila adalah sbb:
1) Sila ke1 mengandung nilai religius yang mengandung makna
bahwa;
a)Tuhan adalah sebab pertama dari segala sesuatu,
YME.
b)Tuhan ada secara mutlak
c)Ketakwaan terhadap Tuhan YME diwujudkan dengan
bertakwa
d)Negara menjamin kebebasan beribadat menurut agama dan
kep[ercayaan masing-masing
e)Warga Negara Indonesia dilarang melakukan perbuatan yang
menunjukkan sikap atheis.
f)Toleransi antar umat beragama

2) Sila ke2, mengandung nilai-nilai kemanusiaan bahwa:
a) Manusia memiliki hakekat pribadi yang satu
kemajemukan
b) Manusia terdiri dari susunan kodrat jiwa dan raga
c) Manusia berkedudukan sebagai makhluk individi dan
sosial
d) Meyakini prinsip persamaan harkat, derajat dan martabat
sbg hamba Tuhan
e) Manusia beradab adalah yang memiliki daya cipta, rasa,
karsa, dan keyakinan.

3) Sila ke3 yang menunjukkan bahwa:
a) Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang
mendiami wilayah indonesia
b) Bangsa Indonesia adalah persatuan suku-suku
bangsa yang mendiami wilayah Indonesia
c) Adanya pengakuan ke”Bhineka Tunggal Ika-an”
d) Nilai-nilai patriotik serta penghargaan rasa
kebangsaan merupakan suatu kenyataan yang
dinamis

4) Sila ke4, mengandung nilai-nilai kerakyatan yang
menunjukkan bahwa:
a) Kedaulatan negara ada ditangan rakyat
b) Kerakyatan dikendalikan oleh hikmat kebijaksanaan
yang dilandasi akal sehat
c) masyarkat Indonesia mempunyai kedudukan, hak
dan kewajiban yang sama
d) Musyawarah untuk mufakat
e) Musyawarah merupakan pandangan hidup rakyat

5)

Sila ke5 mengandung nilai-nilai keadilan yang
menunjukkan bahwa;
a) Perwujudan keadilan sosila dalam kehidupan sosial
b) Keadilan dalam kehiduoan sosial terutama dibidang
politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, dan pertahanan
keamanan sosial.
c) Cita-cita masyarakat adil makmur
d) Adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban
e) Bangsa Indonesia cinta akan kemajuan dan pembangunan
f) Tidak adanya tirani mayoritas dan minoritas
g) Harkan dan derajat serta martabat masnuia dijunjungb
tingggi
h) Adanhya penghargaan terhadap hasil karya orang lain
i) Adanya penilakan terhadap tindakan kesewenangwenangan serta pemerasaan terhadap sesama.

3. Pancasila sebagai pradigma pembangunan
a. Pengertian pradigma pembangunan
Pradigma pembangunan adalah suatu
model, pola yang merupakan sitem berfikir
sebagai upaya untuk melaksanakan
perubahan yang direncanakan guna
mewujudkan cita-cita kehidupan masyarakat
menuju hari esok yang lebih baik.

PERWUJUDAN KEDUDUKAN PANCASILA
SEBAGAI PRADIGMA PEMBANGUNAN
MEBCAKUP DALAM HAL:
1)







Iptek, yaitu dengan ;
Tidak hanya memikirkan yg ditemukann dan
diciptakan, tetapi juga harus mempertimbangkan
maksud & akibatnya
Harus bersifat beradab
Dapat mengembangkan nasionalisme
Berlandaskan nilai-nilai demokrasi
Menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan
kemanusiaan

2) Bidang politik, dapat dilakukan dengan cara, sbb:
• Mewujudkan tujuan negara
• Memposisikan rakyat Indonesia sebagai subjek dalam
kehidupan politik, buakn hanya sebagai objek semata
• Sistem politik negara harus mendasarakan pada
tuntutan hak dasar kemanusiaan
• Para penyelenggara negara dan para politisi senantias
berbudi pekerti luhur

3) Bidang Ekonomi, dapat dilakukan dengan
cara :
a) Sistem ekonomi negara senantiasa mendasarkan
pada pemikiran untuk mengembangkan ekonomi
atas dasar moralitas dan ketuhanan
b) Menghindari pengembangan ekonomi yang
mengarah pada sistem monopoli dab persaingan
bebas
c) Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan dan
kekeluargaan

4) Bidang sosial budaya dapat diwujudkan dengan:

a) Senantiasa berdasarkan kepada sistem niali

yangsesuai dengan nilai-nilai budaya yang
dimiliki bangsa Indonesia
b) Pembangunan ditujukan untuk meningkatkan
derajat kemerdekaan manusia dan kebebasan
spiritual
c) Menciptakan sistem sosial yang beradab
melalui pendekatan kemanusiaan secara
universal