53643096 Panel dan id. docx

Metoda pendidikan kesehatan pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan
pesan kesehatan kepada individu, kelompok dan masyarakat, dengan harapan bahwa dengan
adanya pesan kesehatan maka individu, kelompok dan masyarakat memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang benar tentang perilaku kesehatan. Perubahan perilaku sebagai tujuan akhir
dari pada pendidikan kesehatan dapat dicapai dengan berbagai cara salah satu diantaranya
adalah melalui proses belajar.
Didalam proses belajar selalu ada dua elemen pokok yaitu pihak yang belajar dan
pengajar/pendidik, dalam mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran hendaknya diusahakan
menggunakan cara yang seefektif dan seefisien mungkin. Oleh karena itu seorang pendidik
harus dapat memilih dan menggunakan metode mengajar yang cocok dan sesuai dengan
kondisi dan karakteristik sasaran didik. Tidak ada satupun metode belajar mengajar yang
dapat disebut paling baik dan tidak ada satupun metode belajar yang berdiri sendiri.
Metode pengajaran mempunyai peranan yang sangat besar untuk mencapai tujuan
pengajaran. Namun demikian bukan berarti bahwa berhasilnya suatu pengajaran yang hanya
ditentukan oleh metode saja. Disamping metode pengajaran ada faktor-faktor lain yang ikut
menentukan berhasilnya suatu pengajaran seperti kemampuan atau keterampilan pengajar,
motivasi sasaran didik, alat-alat bantu pengajaran ( alat peraga ) serta kondisi atau lingkungan
belajar.
Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah suatu
proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran, salah satu usaha yang tidak boleh
ditinggalkan adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen

yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

Kedudukan metode dalam belajar mengajar
Dari hasil analisis yang telah dilakukan didapatkan pemahaman tentang kedudukan metode
sebagai alat :
1. Motivasi ekstrinsik
Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan yang tidak kalah
pentingnya dari komponen lainnya dalam kegoatan belajar mengajar. Tidak ada satupun
kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode pengajaran. Ini berarti bahwa
kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar.
Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman (1998 ; 90) adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsinya, karena adanya peranmgsang dari luar. Karena itu metode berfungsi sebagai alat
perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang
2. Metode sebagai strategi belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar menurut Roestiyah, Dra (1989 ; 1) seorang pengajar
harus memiliki strategi agar sasaran didik dapat belajar secara efektif dan efisien,
mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu untuk memiliki strategi itu harus
menguasai tehnik-tehnik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Dengan

demikian metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai

tujuan.yang diharapkan
3. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan
Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama komponenkomponen lainnya tidak diperlukan. Salah satunya adalah metode pengajaran, metode adalah
salah satu alat untuk mencapai tujuan, dengan memanfaatkan metode secara akurat pengajar
akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Antara metode dan tujuan jangan bertolak
belakang artinya metode harus menunjang pencapaian tujuan pengajaran.
Alasan pemilihan dan penentuan metode
Memilih suatu metode pengajaran bukanlah hal yang mudah, banyak factor yang
harus diperhitungkan sebelum memilih salah satu metode diantaranya sebagai berikut :
1. Tujuan pengajaran yang menyangkut aspek (domain) mana yang akan dikembangkan
pengajaran tersebut, apakah kognitif, afektif atau psikomotor.
2. Kemapuan pengajar sendiri dalam menggunakan metode-metode yang ada.
3. Kemampuan sasaran didik
4. Besarnya kemompok sasaran
5. Waktu pelaksanaan
6. Fasilitas yang tersedia yang akan mendukung penggunaan metode tersebut.
Metode pengajaran yang dipilih hendaknya dapat mendukung pencapaian tujuan, pengajar
mempunyai kebebasan untuk memilih satu atau beberapa cara dalam mengajar. Dalam
menyampaikan suatu sesi tidak hanya menggunakan satu metode tetapi dapat menggunakan
kombinasi berbagai metode, hanya satu prinsip yang harus dipegang adalah bahwa

pengajaran hendaknya melibatkan sasaran didik untuk ikut aktif dalam proses belajar
mengajar.

Factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode
1. Sasaran
Semua perilaku sasaran akan mewarnai suasana proses belajar mengajar termasuk dinamika
tempat, banyaknya jumlah sasaran dan sebagainya, kesemuanya itu akan mempengaruhi
pemilihan dan penentuan metode pengajaran.
2. Situasi
Situasi belajar mengajar yang diciptakan dari hari ke hari tidak selamanya sama, maka dalam
hal ini tentu dalam memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu
di lain waktu harus disesuaikan dengan sifat bahan dan kemampuan yang ingin dicapai oleh

tujuan. Oleh karena itu situasi yang diciptakan akan mempengaruhi pemilihan dan penentuan
metode mengajar.
3. Fasilitas
Fasilitas merupakan hal yang sangat besar pengaruhnya dalam pemiliohan dan penentuan
metode mengajar. Lengkap tidaknya fasilitas belajar mengajar akan mempenmgaruhi
pemilihan dan penentuan metode tersebut.
4. Pengajar/penyampai pesan

Latar belakang pendidikan pengajar diakui mempengaruhi kompetensi. Kurangnya
penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam memilih dan menentukan
metode.

Beberapa Metode Pembelajaran dalam Pendidikan
Kesehatan
Metode belajar mengajar menyangkut intensitas kegiatan belajar dari pihak yang belajar dan
kegiatan mengajar dari pihak pengajar serta interaksi diantara kedua unsur tersebut, oleh
karena itu pada prinsipnya ada dua cara belajar mengajar yakni metode satu arah (metode
didaktik) dan metode dua arah (metode sokratik).
Pada metode didaktik intensitas kegiatan belajar mengajar didominasi oleh pengajar
sedangkan pihak yang belajar bersifat pasif, hanya duduk dan mendengarkan mereka seolaholah botol kosong yang hendak diisi sekehendak pengisinya. Apapun yang diberikan oleh
pengajar ditelan mentah-mentah tanpa ada kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi karena
proses yang terjadi pada metode ini hanya satu arah pembicaraan saja, maka disebut metoda
satu arah atau one way method /metode didaktik.
Metode semacam ini telah banyak ditinggalkan karena sudah tidak sesuai lagi dengan hakekat
sasaran pendidikan sebagai manusia. Meskipun masih ada yang menggunakan tetapi
dikombinasi dengan metode yang lain. Beberapa contoh metode didaktik antara lain ;
ceramah, siaran terprogram, pemutaran film, film strip dan slaid, pemasangan poster,
pamplet, leaflet, booklet dsb.

Sedangkan proses belajar mengajar pada metode sokratik intensitas kegiatan antara pihak
yang belajar atau sasaran pengajaran dan pengajar terjadi secara seimbang dan ada
komunikasi timbal balik antara keduanya. Sasaran didik bukan sekedar duduk dan mendengar
informasi dari pengajar tetapi juga memberikan umpan balik serta berdiskusi dengan pengajar
maka metode ini disebut metode dua arah atau two way method. Yang termasuk dalam
metode ini banyak sekali antara lain diskusi kelompok, panel, buzz group, role play, studi
kasus, metode debat, simposium, dsb. Dibawah ini akan diuraikan beberapa metode dalam
pendidikan kesehatan yakni :
A. Metode Individual

Dalam pendidikan kesehatan metode pendidikan yang bersifat individual biasanya
digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang yang telah mulai tertarik
kepada sesuatu perubahan perilaku atau inovasi.
Dasar digunakanya pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah yang
berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan perilaku baru, oleh karena itu petugas
kesehatan harus mengetahui dengan tepat dan agar bisa membantunya maka diperlukan
metode ini, bentuk metode pendidikan individual yang biasa digunakan adalah :
1. Bimbingan dan penyuluhan (Giudance and counceling)
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif dan setiap masalah
yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu pemecahannya, akhirnya klien

tersebut dengan sukarela dan penuh pengertian mau menerima perilaku baru tersebut.
2. Interview (Wawancara)
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan, wawancara
yang dilakukan oleh petugas kesehatan tujuanya adalah untuk menggali informasi
mengapa klien tidak tahu atau belum menerima perubahan.
B. Metode pendidikan kelompok

Dalam memilih metode pendidikan kelompok harus mengingat besarnya kelompok sasaran
serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Metode pendidikan kelompok dapat dibagi
dalam katagori kelompok kecil yang beranggotakan kurang dari 15 orang sedangkan yang
dimaksud dengan kelompok besar apabila peserta penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Metode
pengajaran melalui kelompok dapat berhasil baik apabila didalam kelompok tersebit terdapat
dinamika, untuk memperoleh kelompok yang dinamik ini diperlukan anggota-anggota
kelompok yang cocok. Oleh karena itu sebelum dimulai pembelajaran atau penyuluhan
sebaiknya perlu dilakukan proses dinamika kelompok terlebih dahulu.

Tujuan
 Mengembangkan cara berpikir sasaran didik
melalui metode ini sasaran diranmgsang untuk berpikir, mengembangkan ide serta
mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu yang diperolehnya kedalan

suatu topik atau masalah tertentu.
 Mengembangkan kemampuan kognitis
Melalui assigment perorangan atau kelompok sasaran akan dipaksa untuk mencari
bahan-bahan bacaan sehingga kognitif mereka berkembang dengan sendirinya.
 Mengembangkan keterampilan berbicara (oral skill)
Melalui diskusi sasaran akan dorangsang untuk banyak berbicara, adu argumentasi.

 Mengembangkan kemampuan menjelaskan, bertanya dan merespon
1. Metode Kelompok Kecil
Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil antara lain :
a. Diskusi kelompok
Definisi Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok adalah yang dirancang atau dipersiapkan diantara 3
orang atau lebih tentang topik tertentu dengan seorang pemimpin.
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas
berpartisipasi dalam diskusi maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian
rupa sehingga mereka dapat berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama
yang lain misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi empat. Pimpina diskusi atau
penyuluh juga duduk diantara pesrta sehingga tidak menimbulkan kesan ada yang
lebih tinggi. Dengan kata lain mereka harus merasa dalam taraf yang sama

sehingga tiap anggota kelompok mempunyai kebebasan untuk mengeluarkan
pendapat.
Untuk memulai diskusio pemimpin diskusi harus memberikan pancinganpancingan yang dapat berupa pertanyaan-pertanyaa atau kasus sehubungan dengan
topik yang dibahas, agar terjadi diskusi yang hidup maka pemimpin kelompok
harus mengarahkan dan mengatur sedemikian rupa sehingga setiap orang dapat
kesempatan berbicara atau tidak menimbulkan dominasi dari salah seorang
peserta.

Penggunaan
Metode diskusi kelompok digunakan bila sasaran pemdidikan kesehatan
diharapkan :
 Dapat saling mengemukakan pendapat
 Dapat mengenal dan mengolah problem kesehatan yang dihadapi
 Mengharapkan suasana informal
 Diperoleh pendapat dari orang-orang yang tidak suka bicara
 Agar problem kesehatan yang dihadapi lebih menarik untuk dibahas

Keunggulan metode diskusi kelompok
 Memberi kemungkinan untuk saling mengemukakan pendapat
 Merupakan pendekatan yang demokratis, mendorong rasa persatuan


 Dapat memperluas pandangan atau wawasan
 Membantu mengembangkan kepemimpinan

Kekurangan metode diskusi kelompok
 Tidak efektif dipakai pada kelompok lebih besar
 Keterbatasan informasi yang didapat oleh peserta
 Membutuhkan pemimpin diskusi yang terampil
 Kemungkinan didominasi oleh orang yang suka banyak bicara
 Biasanya sebagian besar orang menghendaki pendekatan formal
b. Curah Pendapat (Brain Storming)
Curah pendapat adalah semacam pemechan masalah dimana setiap
anggota mengusulkan semua kemungkinan pemecahan, tidak ada kritik dan
evaluasi atas pendapat-pendapat yang telah dikemukakan.
Metode ini merupakan modifikasi dari metode diskusi kelompok,
prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompok bedanya pada permulaan
sebelum diskusi pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah dan tiap
anggota memberikan jawaban atau tanggapan kemudian jawaban tersebut
ditampung dan ditulis di papan tulis atau plifchart, setelah semua anggota
mengeluarkan pendapatnya tiap anggota dapat mengomentari dan akhirnya terjadi

proses diskusi kemudian dibuat kesimpulan. Metode ini sangat penting terutama
untuk pembukkaan suatu diskusi kelompok

Penggunaan
Metode ini lebih cocok digunakan untuk :
 Mengembangkan pikiran yang kreatif
 Merangsang partisipasi
 Mencari kemungkinan pemecahan masalah
 Mencari pendapat yang baru

Keuntungan
 Tidak menyita banyak waktu

 Dapat dipakai pada kelompok besar atau kecil
 Hanya sedikit peralatan yang diperlukan
 Membangkitkan pendapat baru

Kerugian
 Mudah lepas kontrol
 Sulit untuk membuat anggota mengerti atau menerima

 Anggota cenderung untuk m,engadakan evaluasi
c. Bola Salju (Snowballing)
Dalam metode ini kelompok dibagi menjadi pasangan-pasangan (1 pasang 2
orang), kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah setelah beberapa
menit (kurang lebih 5 menit) tiap pasangan mendiskusikan masalah tersebut, maka
tiap tiap-tiap 2 pasang bergabung menjadi satu mereka tetap mendiskusikan
masalah tersebut dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap pasang yang sudah
beranggotan 4 orang bergabung lagi dan demikian seterusnya sehingga akhirnya
terjadi diskusi seluruh kelompok (pleno)
d. Kelompok-kelompok kecil (Buzz Group)
Kelompok langsusng dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (Buzz Group),
kemudian diberikan suatu permasalahan dan masing-masing kelompok
mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya kesimpulan dari tiap kelompok
disatukan dan dinuat kesimpulannya
e. Metode Panel
Metode panel adalah pembicaraan tentang suatu topik yang sudah direncanakan
dilakukan didepan pengunjung. Dalam suatu diskusi panel diperlukan 3 orang atau
lebih panelis (mereka yang menjadi pembicara dalam diskusi) dan seorang
moderator.
Metode panel ini digunakan bila :
 Adanya pendapat yang berbeda tentang suatu topik
 Jika panelis dan moderator yang memenuhi syarat
 Pokok/topik pembicaraan terlalu luas untuk didiskusikan dalam kelompok
 Bila peserta tidak diharapkan memberi tanggapan secara verbal dalam diskusi

Keuntungan :
 Dapat mengembangkan pikiran yang kritis
 Memberi kesempatan untuk mengemukakan pandangan/pendapat yang berbeda
 Meningkatkan kemampuan analisis
 Memberdayakan orang yang berpotensi
Kekurangan :
 Dalam membahas pokok pembicaraan mudah terjadi penyimpangan
 Tidak memungkinkan semua peserta untuk berpartisipasi
 Membutuhkan persiapan dan waktu
 Memerlukan moderator yang terampil
 Cenderung menjadi serial pidato pendek
 Cenderung menjadi konflik bila pengunjung memihak pada panelis tertentu.
f. Metode Forum Panel
Forum panel yaitu panel yang didalamnya pengunjung berpartisipasi dalam
diskusi. Penggunaan metode ini berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :
 Jika ingin menggabung penyajian topik/materi dengan reaksi dari pengunjung.
 Jika anggota kelompok dapat memberikan reaksi dalam diskusi
 Jika waktunya cukup
 Jika pengunjung mengajukan pandangan/pendapat yang berbeda.
Kelebihan penggunaan metode forum panel :
 Memungkinkan setiap anggota berpartisipasi
 Memungkinkan setiap anggota kelompok memberikan reaksi dalam proses
diskusi
 Adanya tanggapan terhadap pendapat panelis
 Dapat mengemukakan pendapat yang berbeda-beda.

Kekurangan metode forum panel :
 Memerlukan waktu banyak
 Memerlukan moderator yang terampil
 Pesrta kurang mampu memformulasikan pertanyaan dengan benar
 Pembicaraan didomiasi oleh orang yang suka banyak bicara
g. Metode Permainan Peran (Role Play)
Metode permainan peran dan sosio drama dapat dikatakan sama artinya dan dalam
pemakainya sering disilih gantikan.permainan perran dan sosiodrama pada
dasarnya mendramtisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah
social/kesehatan
Permainan peran adalah pemeranan sebuah situasi dalam kehidupan manusia
dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atau lebih dan biasanya
digunakan sebagai bahan analisis oleh kelompok.
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran
tertentu untuk memainkan peran, misalnya sebagai dokter puskesmas, perawat tau
bidan sedangkan anggota kelompok yang lainnya berperan sebagai pasien atau
anggota masyarakat
Tujuan yang diharapkan dengan penggunaan metode ini antara lain sebagai
berikut :
 Agar sasaran dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain
 Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab
 Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara
spontan
 Merangsang anggota atau sasaran untuk berpikir dan memecahkan masalah.
Penggunaan metode role play :
Metode permainan peran digunakan apabila :
 Peserta perlu mengetahui pandangan/pendapat yang berlawanan
 Jika peserta mampu untuk melakukan penggunaan metode tersebut
 Untuk membantu pemahaman peserta terhdap suatu masalah

 Jika ingin mengubah sikap peserta dan pengaruh emosi dpat membantu dalam
penyajian masalah tersebut.
 Untuk pemecahan masalah

Petunjuk penggunaan metode permainan peran :
 Tetapkan dahulu masalah-masalah social/kesehatan yang menarik perhatian
sasaran untuk dibahas
 Ceritakan kepada sasaran mengenai isi dari masalah-masalah dalam konteks
cerita tersebut
 Tetapkan anggota/peserta yang dapat atau bersedia untuk memainkan
peranannya dihadapan peserta yang lain
 Jelaskan kepada peserta atau pendengar mengenai peranan mereka pada waktu
permainan peran/sosiodrama sedang berlangsung
 Beri kesempatan kepada para pelaku untuk berunding beberapa menit sebelum
mereka memainkan perannya
 Akhiri role play/sosiodrama pada waktu situasi pembicaraan mencapai
ketegangan
 Akhiri role play/sosiodrama dengan diskusi bersama untuk memecahkan
masalah yang ada pada permainan tersebut.
Keuntungan :
Keuntungan metode permainan peran adalah :
 Segera mendapat perhatian dari peserta
 Dapat dipakai pada kelompok besar dan kecil
 Membantu peserta untuk menganalisa situasi
 Menambah rasa percaya diri peserta
 Membantu peserta memahmi masalah
 Membantu peserta dalam mendapatkan pengalaman yang ada pada pikiran orang
lain
 Meningkatkan semangat untuk memecahkan masalah

Kelemahan :
Kelemahan penggunaan metode permainan peran :
 Mungkin masalahnya diasosialisasikan dengan pemerannya
 Banyak yang tidak senang memerankan sesuatu
 Membutuhkan pemimpin yang terlatih
 Terbatas pada beberapa situasi saja
 Ada kesulitan dalam memerankan
h. Metode Permainan Simulasi (Simulation Game)
Metode merupakan gabungan antara metode role play dengan diskusi kelompok.
Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permainan seperti
permainan monopoli
Caranya persis seperti bermain monopoli dengan menggunakan dadu, gaco
(petunjuk arah) selain papan main. Beberapa orang menjadi pemain dan sebgian
lagi berperan sebagai nara sumber
i. Metode Demonstrasi
Metode demontrasi adalah cara penyajian bahan/pesan yang akan disampikan
dengan memperagakan atau mempertunjukan kepada sasaran tentang suatu proses,
situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik sebenarnya atau tiruan yang
sering disertai dengan penjelasan lisan.
Dengan metode demontrasi proses penerimaan sasaran terhadap pesan akan lebih
berkesan secara mendalam sehingga membentuk pengertian dengan baik dan
sempurna, juga sasaran dapat mengamati dan memperhatikan apa yang
diperlihatkan selama penyampaian pesan berlangsung.
Metode demontrasi sangat baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang
lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses seuatu, proses
bekerjanya sesuatu, proses mengerjakan/menggunakannya, komponen-komponen
yang membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara lain dan untuk
mengetahui tau melihat kebenaran sesuatu.
Kelebihan metode demonstrasi :
 Dapat membuat penyampaian pesan menjadi lebih jelas dan lebih kongkrit
sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat)
 Sasaran lebih mudah memahami apa yang disampaikan

 Proses penyampaian pesan lebih menarik
 Sasaran dirangsang untuk aktif mengamati dan mencoba melakukan sendiri
Kekurang metode demonstrasi :
 Metode ini memerlukan keterampilan khusus karena tanpa ditunjang dengan hal
itu pelaksanaan demontrasi akan tidak efektif
 Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia
dengan baik
 Demontrasi memerlukan kesipan dan perencanaan yang matang disamping
memerlukan waktu yang cukup panjang.
j. Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah cara penyampaian pesan dalam bentuk pertanyaan
yang harus dijawab terutama dari pengajar kepada sasaran tetapi dapat pula
sebaliknya
Metode Tanya jawab adalah metode tertua dan banyak digunakan dalam proses
pendidikan baik di lingkungan keluarga masyarakat maupun sekolah
Kelebihan metode Tanya jawab :
 Pertanyaan dapat menarik dan meusatkan perhatian sasaran sekalipun ketika
sasaran sedang ribut, yang mengantuk kembali segar dan hilang kantuknya
 Merangsang sasaran untuk melatih dan mengembangkan daya piker termasuk
daya ingat
 Mengembangkan keberanioan dan keterampilan dalam menjawab dan
mengemukakan pendapat.

Kekurangan metode Tanya jawab
 Sasaran merasa takut, oleh karena itu penyampai pesan harus dapat menciptakan
suasana yang tidak tegang dan akrab
 Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan
mudah dipahami
 Waktu sering banyak terbuang terutama apabila sasaran tidak dapat menjawab
pertanyaan sampai 2 atau 3 orang
 Dalam jumlah sasaran yang banyak tidak mungkin cukup awaktu untuk
memberikan pertanyaan kepada setiap sasaran

k. Metode case study
Studi kasus ialah gambaran sekumpulan situasi masalah termasuk detail-detail
yang memungkinkan kelompok manganalisa masalah tersebut. Permasalahan itu
merupakan bagian dari kehidupan masyarakat yang memerlukan analisa, diagnosa
dan terafi, dapat disampaikan secara lisan maupun tertulis juga dramatis

Penggunaan metode studi kasus
 Untuk menghubungkan masalah dengan situasi hidup
 Untuk menganalisa suatu masalah
 Jika anggota tidak mampu melakukan rloe play
 Untuk membantu anggota memahami masalah
 Jika mencari kemungkinan-kemungkinan masalah salah
 Untuk menganalisa fakta yang ada
Kelebihan metode studi kasus :
 Dapat tertulis, lisa, film, rekaman, atau sosiodrama dalam bentuk cerita
 Dapat ditugaskan sebelum diskusi
 Memberi kesempatan merata kepada anggota kelompok untuk mengusulkan
pemcehan masalah
 Menciptakan suasana untuk pertukaran pendapat
 Meneropong masalah yang menyangkut kehidupan
 Memberi kesempatan untuk memakai pengetahuan dan keterampilan peserta
 Memungkinkan dilakukannya tindak lanjut dengan menggunakan metoda
simulasi/demontrasi

Kekurangan metode studi kasus
 Membutuhkan keterampilan untuk menuliskan masalah
 Anggota beranggapan bahwa masalah bukan merupakan sesuatu yang penting
 Memerlukan banyak waktu

 Meskipun datanya cukup tetapi mungkin timbul perdebatan tentang data
 Membutuhkan pemimpin yang terampil
2. Metode pendidikan kelompok besar
Yang dimaksud dengan kelompok besar yaitu apabila peserta pendidikan atau
penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini antara
lain sebagai berikut :
a. Metode debat
Metode debat ialah suatu metode dimana pembicara dari pihak yang pro dan
kontra menyampaikan pendapat mereka, jika perlu dapi diikuti dengan suatu
sanggahan. Anggota kelompok dapat juga bertanya kepada peserta
debat/pembicara, metode ini digunakan apabila :
 Jika hasil pembicaraan perlu diasah
 Untuk merangsang daya piker analitik
 Untuk menyampaikan pendapat yang berbeda
 Jika kelompok lebih besar
Keuntungan metode debat:
 Mempertajam hasil
 Menyajikan kedua segi permasalahan
 Membangkitkan analisa dari kelompok
 Menyampaikan fakta dari kedua sisi masalah
 Membangkitkan daya tarik
 Mempertahan perhatian dan minat peserta
 Dapat dipakai pada kelompok yang lebih besar
Kekurangan metode debat :
 Keinginan untuk mempertahankan pendapat/menang sangat besar
 Mungkin anggota mendapat kesan yang salah tentang orang yang berdebat
 Membatasi partisipasi anggota kelompok kecuali diikuti diskusi

 Mungkin terlalu banyak emosi yang terlibat
 Memerlukan banyak persiapan.

b. Ceramah
Metode ceramah yaitu metode yang boleh dikatakan metode tradisional karena
sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara
penyampai pesan dengan sasaran didik dalam proses belajar mengajar. Meski
metode ini lebih banyak menuntut keaktifan pengajar daripada sasaran didik,
tetapi metode ini tetap tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam kegiatan belajar
mengajar. Metode ini sangat baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi
maupun rendah.
Adapun yang dimaksud dengan metode ceramah adalah pidato yang disampaikan
oleh seorang pembicara di depan sekelompok pengunjung/pendengar. Metode ini
dapat dipakai dengan memperhatikan keadaan-keadaan berikut :
 Jika waktu untuk menyampaikan informasi terbatas
 Jika peserta sudah termotivasi
 Jika pembicara menggunakan
pesan/informasi kepada sasaran

media

gambar

dalam

menyampaikan

 Jika kelompok terlalu besar
 Jika digunakan sebagai pengantar sesuatu kegiatan
Persiapan :
Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi yang
akan disampaikan untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri dengan :
 Mempelajari materi dengan sistematika yang baik, lebih baik lagi jika disusun
dalam bentuk diagram atau skema
 Mempersiapkan alat-alat Bantu pengajaran misalnya makalah singkat atau hand
out, slide, transparan, soud dan sebagainya
Pelaksanaan :
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah tersebut
dapat menguasai sasaran ceramah, untuk dapat menguasai sasaran penceramah
dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :

 Sikap dan penampilan yang meyakinkan
 Suara hendaknya cukup keras dan jelas
 Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah
 Berdiri di depan tidak boleh duduk (di tengfah-tengah)
 Menggunakan alat bantu pengajaran (AVA) semaksimal mungkin
Kelebihan metode ceramah :
 Dapat dipakai pada sasaran orang dewasa
 Dapat dipakai pada kelompok yang lebih besar
 Tidak terlalu banyak melibatkan alat bantu pengajaran
 Dapat menyampaikan pesan atau informasi dengan baik
Kekurangan metode ceramah :
 Pembicara harus menguasai topik pembicaraan
 Peserta menjadi pasif
 Dapat menjadi kurang menarik
 Daya ingat biasanya terbatas
 Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata)
c. Metode Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan
menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari eorang ahli
atau lebih tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap
hangat di masyarakat.
Metode seminar ialah suatu studi khusus yang biasanya diikuti oleh 5 – 30 orang
dan dipimpin oleh seseorang yang ahli didalam bidang yang dipelajarinya.
Seminar ini mempunyai fungsi :
 Memberi kesempatan diskusi kepada para pesertanya
 Menstimulasi partisipasi anggota kelompok secara aktif
Keuntungan metode seminar :

 Hasil seminar dapat dimanfaatkan dalam langkah selanjutnya karena hasil
seminar ini dilaporkan dalam bentuk tertulis
 Dapat mempelajari topik-topik secara mendalam
Kerugian metode seminar :
 Kadang-kadang sulit mendapatkan seorang pemimpin seminar yang bermutu
 Memerlukan sukarelawan untuk mempersiapkan bahan ceramah dan laporan.
d. Metode Simposium
Simposium dalah serangkaian pidato pendek di depan pengunjung dengan seorang
pemimpin. Pidato-pidato tersebut mengemukakan aspekaspek yang berbeda dari
topik tertentu
Tujuan metode simposium :
 Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menganalisis beberapa aspek
yang saling berhubungan dan yang dapat diperdebatkan
 Membantu peserta untuk dapat mengerti hubungan dari macam-macam bagian
dari suatu topik

Penggunaan metode simposium
 Jika ingin membahas aspek-aspek yang berbeda dari topik tertentu
 Jika kelompok lebih besar
 Jika kelompok tersebut membutuhkan keterangan yang ringkas/singkat
 Jika ada pembicara yang memenuhi syarat
 Jika tidak memerlukan tanggapan dari peserta
 Jika pokok pembicaraan sudah ditentukan

Kelebihan metode simposium
 Dapat dipakai pada kelompok besar maupun kecil
 Dapat menyampaikan informasi dalam waktu yang singkat
 Pergantian pembicara menambah variasi dan menjadikan lebih menarik

Kekurangan metode simposium
 Kurang spontanitas dan kreativitas
 Kurang interaksi dari kelompok dan hanya menekankan pada pokok pembicaran
 Terasa agak formal
 Sulit mengontrol waktu
 Cenderung untuk dipakai secara berlebihan
 Membutuhkan perencanaan yang hati-hati untuk mendapatkan jangkauan yang
tepat.
C. Metode Pendidikan Massa (Public)

Metode pendidikan massa dipakai untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang
ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau public. Dengan demikian cara yang
paling tepat adalah menggunakan pendekatan massa, oleh karena itu sasaran pendidikan
kesehatan ini bersifat umum dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin,
pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan sebagainya, maka pesan-pesan
kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat diterima
oleh massa tersebut.
Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah awareness atau kesadaran masyarakat
terhadap suatu inovasi, dan belum begitu diharapkan untuk sampai pada perubahan perilaku.
Namun demikian bila kemudian juga dapat berpengaruh terhadap perubahan perilaku juga
merupakan hal yang wajar. Pada umumnya bentuk pendekatan massa ini tidak langsung dan
biasanya dengan menggunakan media massa.
Beberapa contoh dari metode ini antara lain :
1. Siaran berprogram
Siaran berprogram adalah penyampaian informasi secara terprogram melalui siaran
radio dan televisi yang bertujuan untuk merubah sikap, pengetahuan, dan tindakan
masyarakat. Metode ini dapat dipakai dengan beberapa persyaratan antara lain :
a. Sasaran bersifat heterogen dilihat dari segi umur, social ekonomi dsb
b. Informasi bersifat umum atau terbuka
c. Pesawat radio dan televisi sudah banyak dimiliki dan tersebar merata di masyarakat
Kelebihan dari metode ini :
a. Dapat mencakup sasaran yang lebih luas

b. Dapat dipakai secara efektif untuk menambah pengetahuan umum
c. Sumber tanaga pengajar dapat dikurangi seminimal mungkin
Kekurangan metode siaran berprogram :
a. Pesawat penerima siaran belum merata dimikki oleh sasaran
b. Memerlukan perencanaan dan desain yang matang dan memakan waktu lama
c. Memerlukan penyiar yang telah mahir dibidang siaran
2. Pemutaran film, film strip, slide, OHP, trasparan, infokus dan komputer
Informasi disampaikan kepada sasaran melalui media film, film strip dan slide,
persyaratan penggunaan cara ini antara lain :
a. Tersedianya proyektor dan teknologi tinggi
b. Tersedianya ruangan untuk tempat pemutaran film
Kelebihan metode ini :
a. Dapat sasaran yang besar
b. Karena bersifat visual maka dapat membantu proses pengamatan, pengenalan dan
ingatan
c. Lebih menarik perhatian
Kekurangan :
a. Memerlukan biaya yang mahal
b. Memerlukan peralatan dan teknologi tinggi
c. Memerlukan ruangan yang khusus
d. Tidak dapat dilaksanakan di sembarang tempat
e. Kesulitan dalam menerima informasi (kesalahan persepsi) tidak dapat diatasi
3. Metode Pemasangan Billboard, pamflet, leaflet dan booklet
Yaitu penyampaian informasi kepada sasaran pendidikan kesehatan dilakukan dengan
menggunakan pamflet, leaflet, booklet dan billboard sebagai media. Persyaratan
umum dalam penggunaan metode ini yakni :
a. Harus dirancang sedemikian rupa sehigga mudah ditangkap/dimengerti oleh sasaran

b. Tidak menimbulkan salah persepsi pada sasaran
c. Harus menyolok agar menarik perhatian penerima informasi secara spontan
Keuntungan :
a. Menarik perhatian
b. Sasaran lebih besar bahkan menjadi bersifat massal
c. Lebih efektif dan efisien
Kekurangan dari metode ini :
a. Kemungkinan salah persepsi lebih besar
b. Kesulitan dalam penerimaan oleh sasaran tidak dapat segera diketahui
c. Memerlukan rancangan yang matang dan perancang yang ahli
d. Kurang cocok untuk sasaran yang buta huruf
4. Ceramah umum (public speaking)
Metode ini sering dipakai pada acara-acara tertentu misalnya pada hari Kesehatan
Nasional, Menteri kesehatan berpidato di hadapan massa untuk menyampaikan pesanpesan kesehatan
5. Pidato, diskusi, dialog interaktif di media elektronik
Pada dasarnya metode ini merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa untuk
menyampaikan pesan-pesan kesehatan yang dikemas dalam suatu acara dengan
dipandu oleh penyiar/presenter yang telah mahir dibidang kesehatan.

Media Pendidikan Kesehatan
Yang dimaksud dengan alat bantu pendidikan atau media pendidikan adalah alat-alat yang
digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan/pengajaran. Alat bantu ini
lebih sering disebut sebagai alat praga karena berfungsi untuk membantu dan mempragakan
sesuatu dalam proses pendidikan/pengajaran.
Media merupakan bentuk jamak dari kata medium dan secara harfiah berarti perantara atau
pengantar, Goodmen mengatakan bahwa media adalah anyting intervening, such as carrier
or transmitter in communication “Association for education and Communication Technology
(AECT). Kata media diartikan sebagai segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk
proses penyaluran informasi. National Education Association (NEA) mendefinisikan media
sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan
bersama instrumen yang dapat dipergunakan untuk kegiatan tersebut. Sedangkan Gagne
(1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa

yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Biggs (1970), menyatakan bahwa media adalah
alat untuk menyalurkan pesan ke indera sasaran didik.
Sedangkan mengenai efektivitas media menurut Brown (1970) mengatakan bahwa media
dipergunakan oleh sasaran didik dan pengajar dengan baik dapat mempengaruhi efektivitas
program pengajaran
Dari pendapat-pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk dapat menyalurkan pesan yang dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan sasaran didik sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif akan memperbesar
kemungkinan siswa untuk belajar lebih banyak dan lebih baik sehingga dapat meningkatkan
penampilan mereka dalam melakukan keterampilan-keterampilan tertentu sesuai dengan
tujuan program pengajaran yang bersangkutan.
Dari pengertian di atas maka definisi media pendidikan/media pengajaran adalah alat,
metode dan tehnik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan
interaksi antar pengajar dan yang belajar dalam proses pendidikan dan pengajaran.
Alat peraga atau media pendidikan dapat disusun berdasarkan prinsip bahwa
pengetahuan yang ada pada setiap manusia diterima atau ditangkap melalui panca indera.
Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan
semakin jelas pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh. Dengan perkataan lain alat peraga
ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin kepada suatu obyek sehingga
mempermudah persepsi.
Seseorang atau masyarakat didalam proses pendidikann dapat memperoleh
pengalaman atau pengetahuan melalui berbagai macam alat bantu pendidikan, tetapi masingmasing alat mempunyai intensitas yang berbeda-beda di dalam membantu persepsi seseorang.
Dalam rangka pendidikan kesehatan masyarakat sebagai konsumer juga dapat
dilibatkan dalam pembuatan alat peraga (alat bantu pendidikan). Oleh karena itu petugas
kesehatan berperan untuk membimbing dan membina bukan hanya dalam hal kesehatan
mereka sendiri, tetapi juga memotivasi mereka sehingga meneruskan informasi kesehatan
kepada anggota masyarakat yang lain.
Alat peraga akan sangat membantu didalam melakukan penyuluhan agar pesan -pesan
kesehatan dapat disampaikan lebih jelas dan masyarakat sasaran dapat menerima pesan
tersebut dengan jelas. Dengan alat peraga orang dapat lebih mengerti fakta kesehatan yang
dianggap rumit, sehingga mereka dapat menghargai betapa bernilainya kesehatan itu bagi
kehidupan.
Ciri-ciri umum dari media pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Media pembelajaran identik dengan pengertian keperagaan yang berasal dari kata raga
artinya suatu benda yang dapat diraba, dilihat, didengar, dan dapat diamati melalui panca
indera.
2. Tekanan utama terletak pada benda atau hal-hal yang dapat dilihat dan didengar

3. Media pembelajaran digunakan dalam rangka hubungan (komunikasi) dalam pengajaran
antara pengajaran dengan sasaran didik
4. Media pembelajaran adalah semacam alat bantu belajar mengajar baik dalam kelas maupun
di luar kelas
5. Media pembelajaran mengandung aspek-aspek sebagai alat dan tehnik yang sangat erat
pertaliannya dengan metode mengajar.
Kondisi media dalam pengajaran semakin diperhatikan oleh pengelola maupun pengajar. Hal
ini diakibatkan oleh kemampuan media itu sendiri yang dapat membantu peserta dalam
mencapai tujuan pengajaran. Media yang menjadi salah satu komponen system pengajaran
dapat menmyalurkan pesan yang menarik, merangsang dan menumbuhkan pikiran, perasaan
dan kemauan peserta sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada dirinya.
Namun dibalik itu penggunaan media perlu disesuaikan ketepatannya dengan keseluruhan
komponen lain yang digunakan dalam system pengajaran.
Kemajuan teknologi mempengaruhi alat atau fasilitas belajar yang digunakan, oleh
karena itu maka digunakan Audio Visual Aid (AVA) serta hasil-hasil produksi lainnya.
Kedudukan AVA ditujukan untuk menciptakan situasi belajar yang lebih merangsang peserta
untuk belajar pada obyek yang mendekati atau kondisi yang sebenarnya.
Edgar Dale membagi alat praga tersebut menjadi 11 macam dan sekaligus
menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap alat tersebut didalam sebuah kerucut, selajutnya
mengklasifikasikan kedalam bentuk urutan kegiatan yang dapat membentuk
pengalaman seseorang dengan istilah kerucut pengalaman (Cone of experince).
Kerucut pengalaman tersebut adalah sebagai berikut :

Berdasarkan pada
kerucut di atas,
menunjukan
bahwa semakin
verbal
penyampaian
instruktur maka
akan semakin
abstrak dirasakan
oleh peserta.
Sebaliknya
apabila penyampaian yang dilakukan melalui kegiatan langsung maka akan semakin kongkrit
dirasakan peserta. Kondisi ini sebenarnya banyak ditetapkan oleh jenis bahan belajar dan
tujuan pengajaran itu sendiri. Oleh karenanya bahan belajar yang berada secara vertikal dari
abstrak ke kongkrit akan menentukan pilihan jenis alat bantu yang dapat digunakan dalam
proses belajar.
Jenis alat bantu yang dapat digunakan dalam proses belajar menurut kerucut Edgar Dale bisa
berupa :

1. Pengalaman langsung dan bertujuan
Pengalam langsung diperoleh dengan jalan berhubungan langsung dengan benda,
kejadian dan keadaan sebenarnya dimana sasaran aktif bekerja sendiri, mengalami
sendiri, memecahkan masalah sendiri semuanya didasrkan atas tujuan yang telah
direncanakan sebelumnya.
2. Pengalaman tiruan
Pengalaman ini diperoleh melalui benda-benda atau kejadian-kejadian tiruan dari yang
sebenarnya contoh pengalaman tiruan :
a. Model : benda buatan dalam ukuran yang kecil
b. Nock up : benda sebenarnya, bagian-bagian tertentu dihilangkan misalnya bagian depan
pesawat terbang dengan stirnya.
c. Obyek benda yang sebenarnya
d. Spesimen : bagian dari benda-benda yang sebenarnya misalnya bagian depan mobil
komplit
3. Dramatisasi
Penyajian dalam bentuk drama dari berbagai gerakan sampai ke permainan yang lengkap
dengan pakaian dan dekorasi, contoh dramatisasi antara lain :
a. The play : dilakukan di panggung atau seolah-olah di panggung
b. The Pageant : pertunjukan sejarah berdasrkan sejarah setempat, dilakukan di alm
terbuaka
c. Pnnthomim : sandiwara bisu, hasilnya tergantung pada gaya sang pelaku
d. Tableau : permainan yang merupakan skene yang terdiri dari orang-orang dan tidak ada
gerakan ataupun suara.
e. Puppet (boneka) : sandiwara yang terdiri dari boneka-boneka untuk mempertunjukan
gagasan yang nyata tanpa adegan dan pakaian lengkap
f. Psychodrama : suatu bentuk drama mengenai hal-hal yang bersifat perorangan dan
ketegangan-ketegangan yang terdapat dalam dirinya.
g. Sosiodrama : suatu drama tanpa persiapan lebih dahulu
h. Role plyaing : adalah salah satu segi dari psychodrama
4. Demonstrasi

Adalah percontohan atau pertunjukan tentang cara membuat atau cara melayani sesuatu
proses misalnya : cara membuat tahu dsb. Demontrasi memerlukan berbagai alat seperti
papan tulis, papan panel, benda tiruan, benda sebenarnya dan lain-lain.
5. Karyawisata
Membawa sasaran didik ke obyek di luar sekolah dalam rangka pengajaran dengan
maksud memperkaya dan memperluas pengalaman. Sasaran didik aktif mengadakan
obsevasi, mencatat, tanya jawab, membuat laporan dan lain-lain. Macam-macam
karyawisata antara lain ; local school trip, community trip, tour, imaginary, inter school
visit, dan individual trip.
6. Pameran
Tujuannya ialah untuk mempertunjukan hasil pekerjaan sasaran didik, perkembangan dan
kemajuan sekolah kepada warga sekolah dan masyarakat pada umumnya. Benda-benda
yang dipamerkan : model, nock up, speciment, barang hasil kerja sasaran didik.
7. Televisi
Merupakan media untuk menyampaikan pendidikan kepada anak-anak dan masyarakat.
Program pendidikan televisi saat ini sangat efektif, karena selain minat yang lebih besar
tetapi juga memberikan informasi yang otentik.
8. Gambar hidup atau Film
Merupakan rangkaian gambar-gambar yang diproyeksikan ke layar sehingga benar-benar
mewujudkan pergerakan normal dari pada orang-orang atau benda-benda sehingga mudah
dipahami oleh sasaran.
9. Radio
Melalui siaran radio dapat disampaikan pengajaran secara efektif, menambah pengalaman
dan pengetahuan dan menimbulkan motivasi belajar. Bentuk siaran radio ceramah, cerita,
wawancara, sandiwara dan sebagainya.
10. Gambar
Adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai
curahan perasaan atau pikiran. Adapun jenis gambar : lukisan, ilustrasi, karikatur, kartun,
poster, gambar seri, slide, film strip, opaque proyektor.
11. Lambang Visual
Ialah gambar yang secara keseluruhan dari sesuatu yang dijelaskan kedalam suatu bentuk
yang dapat divisualisasikan, macamnya :
a. Sketsa : hasil lukisan yang bentuknya lengkung atau tidak lengkap.

b. Bagan : kombinasi garis atau tulisan dengan gambar yang dijelmakan secara logis dan
tersusun untuk menerangkan antara fakta dan ide.
c. Grafik : gambar yang memberi keterangan tentang angka-angka dan hubunganhubungan yang penting dari keterangan tadi.
d. Poster : gambar yang ditujukan sebagai pemberitahuan atau peringatan/penggugah
e. Kartun : gambar/lukisan/sketsa yang digunakan untuk menghibur, mengkritik atau
menganjurkan.
f. Komik : gambar atau lukisan bersambung yang merupakan cerita
g. Diagram : suatu kombinasi antara garis dan gambar yang menunjukan hubungan intern
dan bersifat abstrak
h. Peta : gambar yang melukiskan lambang dari keadaan yang sebenarnya
12. Lambang kata
Lambang kata dijumpai dalam buku dan bahan bacaancontohnya : majalah, koran, folder,
berkala, dan lain-lain
Demikian sebagai penjelasan singkat dari tingkat-tingkat pengalaman yang dikemukakan
dalam kerucut Edgar Dale
Fungsi alat bantu/media pendidikan
Menurut penelitian para ahli, indera yang paling banyak menyalurkan pengetahuan kedalam
otak adalah mata, kurang lebih 75 % sampai 87 % dari pengetahuan manusia
diperoleh/disalurkan melalui mata. Sedangkan 13 % sampai 25 % tersalur melalui indera lain,
dari sini dapat disimpulkan bahwa alat-alat visual lebih mempermudah cara penyampaian dan
penerimaan informasi atau bahan pendidikan.
Secara terperinci fungsi alat bantu pendidikan antara lain sebagai berikut :
1. Menimbulkan minat sasaran pendidikan
2. Bisa mencapai sasaran yang lebih banyak
3. Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan kesehatan
4. Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak
5. Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima oleh orang
lain
6. Mempermudah penyampaian informasi oleh para pendidik/pelaku pendidikan

7. Mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih mendalami dan pada
akhirnya mendapatkan pengertian yang lebih baik
8. Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh.
Tehnik Pemilihan Media
Beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan dalam penetapan dan pemilihan media yaitu
apakah ada kemungkinan untuk menetapkan media yang paling tepat, jikalau memungkinkan
apakah akan memanfaatkan media yang ada atau harus menrancang dan membuatnya sendiri.
Apabila pertanyaan-pertanyaan tersebut telah terjawab maka perlu mengidentifikasi dahulu
beberapa hal yaitu :
1. Apakah media tersebut sesuai dengan tujuan, dalam artian bahwa kedudukan media
tersebut harus benar-benar menunjang atau memperkuat pencapaian tujuan belajar.
2. Apakah media tersebut tepat guna dalam meningkatkan pemahaman bahan belajar
3. Apakah media yang akan digunakan sesuai dengan kondisi peserta baik persiapan
pengetahuan awal, budaya maupun kebiasaanya. Hal ini untuk menghindari kesenjangan
pemahaman yang dimiliki peserta dengan isi yang terdapat pada media tersebut.
4. Apakah media yang sudah dirancang tersebut tersedia sesuai dengan jumlah yang
dibutuhkan
Sasaran yang ingin dicapai oleh alat bantu pendidikan
Menggunakan alat praga harus didasari pengetahuan tentang sasaran pendidikan yang akan
dicapai oleh alat praga tersebut, antara lain ada beberapa hal perlu diketahui tentang
1. Sasaran antara lain :
a. Individu atau kelompok
b. Katagori-katagori sasaran seperti kelompok umur, tingkat pendidikan, pekerjaan
dansebagainya.
c. Bahasa yang mereka gunakan
d. Adat istiadat serta kebiasaan
e. Minat dan perhatian
f. Pengetahuan dan pengalaman mereka tentang pesan yang akan diterima
2. Tempat pemasangan alat praga :
a. Di keluarga : pada saat kunjungan rumah (home visit/home care), waktu menolong
persalinan dan merawat bayi, menolong orang sakit dan sebagainya

b. Di masyarakat : pada waktu perayaan hari-hari besar, arisan, pengajian serta dipasang
di tempat-tempat umum yang strategis.
c. Di instansi-instansi antara lain seperti : puskesmas, rumah saki, kantor-kantor,
lingkungan sekolah dan sebagainya.
3. Alat praga tersebut sedapat mungkin dapat dipergunakan oleh :
a. Petugas kesehatan
b. Kader kesehatan
c. Guru sekolah
d. Tokoh masyarakat
e. Pamong desa
Klasifikasi Media/Alat Bantu Pendidikan
Banyak cara pengelompokan yang didasarkan kepada sumsi serta kepentingan yang berbeda,
akan tetapi sejauh ini belum ada satupun cara penggolongan media yang mencakup segala
aspek, khususnya untuk kepentingan sistem pengajaran yang jelas tidak ada satu mediapun
yang paling baik dalam arti mampu mencapai segala macam tujuan instruksional. Untuk
mempermudah pengklasifikasian media pembelajaran akan kita bagi sebagai berikut :
1. Media visual
a. Media visual yang tidak diproyeksikan :
Media grafis antara lain :
 Foto/gambar
 Kartun
 Poster
 Komik
 Bagan/chart
 Flash card
b. Media visual yang diproyeksikan :
 Slide
 OHP

 Film strip
 Opaque proyektor
2. Media Display :
 Papan tulis
 Papan peragan
 Papan planel
 Pameran
 Billboard
3. Media audio :
 Radio
 Tape
4. Media audio visual :
 Video
 Televisi
5. Media cetak :
 Koran
 Pamflet
 Leaflet
 Booklet
 Flyer
 Plifchart
Pembagian Alat Praga berdasarkan Pembuatan dan Penggunaannya :
Disamping pembagian tersebut di atas, alat praga juga dapat dibedakan menjadi dua macam
menurut pembuatan dan penggunaannya yaitu :

1. Alat praga yang rumit (complicated) seperti film, slide, VCD player memerlukan listrik dan
proyektor serta ruangan khusus.
2. Alat praga sederhana yang mudah dibuat sendiri seperti :
 Poster
 Leaflet
 Flash card
 Model buah-buahan/sayuran
 Spanduk, dsb
Ciri alat praga sederhana :
1. Mudah dibuatnya
2. Bahan-bahannya dapat diperoleh dari bahan-bahan lokal
3. Mencerminkan kebiasaan, kehidupan dan kepercayaan setempat
4. Ditulis/digambar dengan sederhana
5. Memakai bahasa setempat dan mudah dimengerti oleh masyarakat
6. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan petugas kesehatan dan masyarakat
Merencanakan dan menggunakan alat praga
Biasanya kita menggunakan alat praga sebagai pengganti obyek-obyek yang nyata sehingga
dapat memberikan pengalaman yang tidak langsung bagi sasaran. Dalam menggunakan alat
praga untuk memperjelas pesan-pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat sebenarnya
banyak alat praga yang dapat mempermudah masyarakat masyarakat didalam memahami
pesan-pesan kesehatan.
Sebelum membuat alat praga, kita harus merencanakan dan memilih alat praga yang paling
penting dan tepat untuk digunakan, untuk itu perlu diperhatikan salah satu diantaranya tujuan
yang hendak dicapai. Perencanaan dan pemilihan media/alat praga ditentukan sebagain besar
oleh tujuan tersebut. Kalau tujuan yang hendak dicapai rumit maka mungkin diperlukan lebih
dari satu alat praga.
Kemampuan penyampaian pesan masing-masing alat praga berbeda-beda, misalnya leaflet
dan pamflet lebih banyak berisi pesan, sedangkan poster lebih sedikit mengandung pesan
tetapi lebih bersifat pemberitahuan dan propaganda.
Dengan sendirinya alat praga yang dipergunakan untuk meningkatkan pengetahuan akan
berbeda dengan alat praga yang dipergunakan untuk meningkatkan keterampilan.

Persiapan penggunaan alat praga
Semua alat praga yang dibuat berguna sebagai alat abant