TANGGUNG JAWAB KITA SEBAGAI MANAJER ALAM

TANGGUNG JAWAB KITA SEBAGAI MANAJER ALAM
TERHADAP KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) HEPATITIS A

Kelas MPKT-B 24
Yonathan Raka Pradana
1306369586

Makalah bagi
Kejadian Luar Biasa (KLB) Hepatitis A
untuk Mata Kuliah
MPKT-B

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
2013

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan berkatNya saya bisa menyelesaikan makalah ini tepat waktu.


Tidak lupa saya ucapkan terima kasih pada dosen MPKT-B saya, Tjiong Giok Pin,
S.Si., M.Si. yang telah memberikan arahan dan bimbingan terhadap saya sehingga
makalah ini bisa saya buat, tak lupa saya juga mengucapkan terima kasih pada temanteman semua yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Akhir kata, saya mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya atas makalah yang
masih memiliki kekurangan ini, semoga makalah ini dapat berguna juga kedepannya.

Depok, 27 Oktober 2013

Yonathan Raka Pradana

ii

ABSTRAK

Hepatitis adalah salah satu penyakit yang mematikan di dunia, apabila tidak
dilakukan tindakan pencegahan maka akan menimbulkan korban yang lebih banyak
korban lagi sehingga menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB). Oleh karena itu perlu
adanya pencegahan agar penyakit hepatitis ini tidak semakin meluas dan memakan

korban lebih banyak korban lagi.

Daftar kata kunci : e-health; hepatitis;KLB; mitigasi; manajer alam; pencegahan.

iii

DAFTAR ISI

Halaman Depan……………………………………………………………………… i
Kata Pengantar………………………………………………………………………. ii
Abstrak………………………………………………………………………………. iii
Daftar Isi…………………………………………………………………………….. iv
Bab I : Pendahuluan…………………………………………………………………. 1
Bab II : Pembahasan…………………………………………………………………. 3
Bab III : Penutup…………………………………………………………………….. 11
Daftar Pustaka……………………………………………………………………….. 13

iv

1


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kehidupan

manusia

tidak

bisa

dipisahkan

dari

lingkungan


alam

maupun lingkungan sosial. Maka sebagai individu harus dapat memenuhi semua aspek
tersebut. Lingkungan sosial berupa lingkungan yang di dalamnya terdapat interaksi
dengan sesama manusia yang saling bersosialisasi sehingga terbentuk kesejahteraan
sosial. Sedangkan lingkungan Alam berupa lingkungan yang di dalamnya terdapat
interaksi dengan alam. Interaksi yang diciptakan harus saling menguntungkan untuk
kedua belah pihak. Sebagai manusia harus menjaga dan merawat alam ini dengan baik,
agar alam akan memberikan perlakuan yang sama kepada manusia. Jika manusia tidak
menjaga alam ini misalnya tidak menjaga agar lingkungan tetap bersih, maka setiap
individu maupun masyarakat akan menderita karena sebuah faktor yang merugikan
seperti wacana penyakit Hepatitis A yang akan dibahas pada makalah ini.

Hepatitis merupakan inflamasi dan cedera pada hepar, penyakit ini dapat disebabkan
oleh infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker hati. Hepatitis
virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus, identifikasi virus
penyakit dilakukan terus menerus, tetapi agen virus A, B, C, D, E, F dan G terhitung
kira-kira 95% kasus dari hepatitis virus akut. (Ester Monica, 2002 : 93)

Berdasarkan wacana yang telah dibahas dalam diskusi Home Group, perkembangan

serangan virus hepatitis A di Depok kian mengkhawatirkan. Kurang dari satu bulan,
tercatat sudah 39 siswa dan guru Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Depok yang jatuh
sakit. Hal ini menyebabkan kasus virus Hepatitis A pada status kejadian luar biasa

2

(KLB). Perlu adanya pencegahan dan penanggulangan untuk kasus virus Hepatitis A
yang disebut sebagai kejadian Luar Biasa (KLB).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu hepatitis A?
2. Apa penyebab dan bagaimana cara penularan penyakit hepatitis A?
3. Apa tanda dan gejala dari penyakit hepatitis itu?
4. Bagaimana cara pencegahan penyakit hepatitis itu?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui apa itu penyakit hepatitis
2. Mengetahui solusi dari masalah yang terjadi dan cara pencegahannya

3. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan

D. JENIS PENELITIAN DAN METODE YANG DIGUNAKAN

Makalah ini mengggunakan metode kualitatif yaitu dengan mencari data melalui
sumber – sumber terpecaya kemudian menganalisis data tersebut secara logis dari
masalah yang ada di lingkungan.

3

BAB II
PEMBAHASAN

A.

PENGERTIAN HEPATITIS A

Hepatitis A adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus yang disebarkan oleh
kotoran/tinja penderita; biasanya melalui makanan (fecal - oral), bukan melalui
aktivitas seksual atau melalui darah. Hepatitis A paling ringan dibanding hepatitis jenis

lain (B dan C). Sementara hepatitis B dan C disebarkan melalui media darah dan
aktivitas seksual dan lebih berbahaya dibanding hepatitis A.

Hepatitis adalah inflamasi/radang dan cedera pada hepar karena reaksi hepar terhadap
berbagai kondisi terutama virus, obat-obatan dan alkohol (Ester monika, 2002 : 93).

Virus hepatitis adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus disertai
nekrosis dn inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis,
biokomia serta seluler yang khas (Brunner & Suddarth, 2002 : 1169).

Hepatitis adalah suatu proses peradangan pada jaringan hati. Hepatititis dalam bahasa
awam sering disebut dengan istilah lever atau sakit kuning. Padahal definisi lever itu
sendiri sebenarnya berasal dari bahasa belanda yang berarti organ hati,bukan penyakit
hati. Namun banyak asumsi yang berkembang di masyarakat mengartikan lever adalah
penyakit radang hati. sedangkan istilah sakit kuning sebenarnya dapat menimbulkan
kercunan, karena tidak semua penyakit kuning disebabkan oleh radang hati, teatapi
juga karena adanya peradangan pada kantung empedu. (M. Sholikul Huda)

Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa hepatitis adalah suatu
penyakit peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh infeksi virus yang


4

menyebabkan sel sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya.

B. PENYEBAB DAN CARA PENULARAN HEPATITIS

Hepatitis A pada umumnya dapat di tulari melalui mulut, misalnya melalaui gelas atau
sendok bekas yang di pakai penderita hepatitis A. Kadang – kadang dapat juga melalui
keringat penderita atau melalui jarum suntik bekas yang di pakai pada penderita
pengdapa hepatitis A.

Penularan virus Hepatitis A atau Hepatitis Virus tipe A (HVA) melalui fecal oral,
yaitu virus ditemukan pada tinja. Virus ini juga mudah menular melalui makanan atau
minuman yang sudah terkontaminasi, juga terkadang melalui hubungan seks dengan
penderita.

Gejala Hepatitis A biasanya tidak muncul sampai Anda memiliki virus selama
beberapa minggu. Hepatitis A sangat terkait dengan pola hidup bersih. Dalam banyak

kasus, infeksi Hepatitis A tidak pernah berkembang hingga separah Hepatitis B atau C
sehingga tidak akan menyebabkan kanker hati. Meski demikian, Hepatitis A tetap harus
diobati dengan baik karena mengurangi produktivitas bagi yang harus dirawat di rumah
sakit.

Waktu terekspos sampai kena penyakit kira-kira 2 sampai 6 minggu. Penderita akan
mengalami gejala-gejala seperti demam, lemah, letih, dan lesu, pada beberapa kasus,
seringkali terjadi muntah-muntah yang terus menerus sehingga menyebabkan seluruh
badan terasa lemas. Demam yang terjadi adalah demam yang terus menerus, tidak
seperti demam yang lainnya yaitu pada demam berdarah, tbc, thypus, dan lain-lain.

5

C. TANDA DAN GEJALA

Hepatitis A dapat dibagi menjadi 3 stadium:







Pendahuluan (prodromal) dengan gejala letih, lesu, demam, kehilangan selera
makan dan mual,
Stadium dengan gejala kuning (stadium ikterik); dan
Stadium kesembuhan (konvalesensi). Gejala kuning tidak selalu ditemukan.
Untuk memastikan diagnosis dilakukan pemeriksaan enzim hati, SGPT, SGOT.
Karena pada hepatitis A juga bisa terjadi radang saluran empedu, maka
pemeriksaan gama-GT dan alkali fosfatase dapat dilakukan di samping kadar
bilirubin.

Tanda dan gejala Hepatitis A yaitu:




Kelelahan




Mual dan muntah



bawah tulang rusuk)



Demam



Nyeri otot

Nyeri perut atau rasa tidak nyaman, terutama di daerah hati (pada sisi kanan



Kehilangan nafsu makan



Urin berwarna gelap

Menguningnya kulit dan mata (jaundice).

Masa pengasingan yang disarankan
§ Selama 2 minggu setelah gejala pertama atau 1 minggu setelah penyakit kuning
muncul. Pasien juga diharapkan menjaga kebersihan. Dan lebih baik dirawat dirumah
sakit agar mendapat bantuan medis yang memadai.

6

D. PENCEGAHAN

Kasus-kasus ringan Hepatitis A biasanya tidak memerlukan pengobatan dan
kebanyakan orang yang terinfeksi sembuh sepenuhnya tanpa kerusakan hati permanen.

Perilaku hidup bersih seperti mencuci tangan pakai sabun sebelum makan dan sesudah
dari toilet adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi diri terhadap virus Hepatitis
A. Orang yang dekat dengan penderita mungkin memerlukan terapi imunoglobulin.
Imunisasi hepatitis A bisa dilakukan dalam bentuk sendiri (Havrix) atau bentuk
kombinasi dengan vaksin hepatitis B (Twinrix). Imunisasi hepatitis A dilakukan dua
kali, yaitu vaksinasi dasar dan booster yang dilakukan 6-12 bulan kemudian, sementara
imunisasi hepatitis B dilakukan tiga kali, yaitu dasar, satu bulan dan 6 bulan kemudian.
Imunisasi hepatitis A dianjurkan bagi orang yang potensial terinfeksi seperti penghuni
asrama dan mereka yang sering jajan di luar rumah.

Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk Hepatitis A, sebab infeksinya sendiri
biasanya akan sembuh dalam 1-2 bulan. Namun untuk mengurangi dampak kerusakan
pada hati sekaligus mempercepat proses penyembuhan, beberapa langkah penanganan
berikut ini akan diberikan saat dirawat di rumah sakit:
1. Istirahat. Tujuannya untuk memberikan energi yang cukup bagi sistem
kekebalan tubuh dalam memerangi infeksi.
2. Anti mual. Salah satu dampak dari infeksiHhepatitis A adalah rasa mual, yang
mengurangi nafsu makan. Dampak ini harus diatasi karena asupan nutrisi
sangat penting dalam proses penyembuhan.
3. Istirahatkan hati. Fungsi hati adalah memetabolisme obat-obat yang sudah
dipakai di dalam tubuh. Karena hati sedang mengalami sakit radang, maka obatobatan yang tidak perlu serta alkohol dan sejenisnya harus dihindari selama
sakit.

7

Pencegahannya untuk Hepatitis A adalah melakukan vaksinasi yang juga tersedia
untuk orang-orang yang berisiko tinggi.

E. KETERKAITAN ANTARA WACANA DAN TOPIK

1. Keterkaitan E-Health Dengan Wacana




E-health merupakan bentuk integritas dalam memberikan pendidikan kesehatan,
seperti membantu mengenal dan mengatasi penyakit hepatitis A.
Sebagai sistem yang mengintegrasikan database kesehatan seseorang dalam
sebuah kartu. Dengan kartu ini diharapkan pasien yang mengalami penyakit
hepatitis A akan semakin mudah dan cepat dalam mendapatkan akses layanan



kesehatan.
Layanan e-Health tersebut berisikan data riwayat kesehatan pasien sejak dulu
serta akses layanan kesehatan yang menjadi mudah dan murah, maka
masyarakat yang mangalami penyakit hepatitis A tidak perlu ke luar daerah atau
ke luar negeri untuk berobat.

2. Keterkaitan dengan Pembangunan Berkelanjutan

Keterkaitan Wacana Hepatitis A dengan Pembangunan Berkelanjutan dikaitkan
pada penyebab dari penyakit Hepatitis itu sendiri. Salah satu penyebab Hepatitis
A adalah virus yang berada di dalam lingkungan yang kotor dan air yang tidak
bersih. Salah satu contoh teknologi ramah lingkungan yaitu toilet pengomposan.
Toilet pengomposan adalah sistem toilet yang mengompos dan mengurangi kadar
air kotoran manusia untuk menghasilkan produksi akhir yang bisa dipakai sebagai
bahan perkebunan. Tujuan dari toilet ini adalah menampung, melumpuhkan, atau

8

menghancurkan organisme yang menyebabkan penyakit bagi manusia (patogen),
sehingga mengurangi resiko manusia akan terinfeksi.
Komponen utama dari toilet pengompos:

 Reaktor pengompos (Composting Reactor ) yang terhubung ke satu atau lebih
toilet kering

 Sistem pembuangan tersaring (biasanya kipas) untuk menghilangkan bau,
karbondioksida, dan uap air, .

 Sarana ventilasi untuk menyediakan oksigen untuk organisme aerobik dalam
komposter.

 Sarana pengeringan untuk pengelolaan cairan berlebih.

 Kontrol proses, yang berfungsi seperti mixer untuk menggabungkan kompos
tersebut untuk mengoptimalkan dan mengelola proses.

 Pintu akses untuk pembuangan produk akhir yang telah selesai dikompos.
3. Keterkaitan Penghambat Pertumbuhan Populasi dengan wacana

Serangan virus Hepatitis A di Depok merupakan salah satu faktor jangka pendek
dalam menghambat pertumbuhan populasi, yaitu penyakit. Virus hepatitis A dapat
menjadi salah satu faktor dalam menghambat pertumbuhan populasi karena apabila
virus ini tidak diatasi maka akan terjadi penurunan populasi. Penyakit hepatitis A
adalah penyakit yang mudah untuk disembuhkan, namun gejala penyakit ini sering
tidak nampak pada penderita sehingga penderita tidak menyadari dirinya telah
terinfeksi virus hepatitis A. Jika hal ini terjadi maka kemungkinan untuk terserang
Hepatitis B dan C lebih besar, dan ketika penderita berada pada tahap lanjutan dari
Hepatitis A maka pengobatan akan semakin sulit dilakukan.

9

4. Keterkaitan Kesehatan Lingkungan dengan wacana

Berdasarkan

teori-teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa perkembangan

serangan virus Hepatitis A di Depok merupakan suatu Kejadian Luar Biasa karena
serangan virus Hepatitis A tersebut hanya terjadi pada daerah tertentu yaitu di
Depok khususnya pada kalangan guru dan siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri
4 Depok. lingkungan sehat dapat kita terapn dalam kehidupan sehari-hari,yaitu
dengan cara membersihkan tempat tinggal kita dan bebas dari sampah,maka kita
dan anggota keluarga kita pun akan sehat dan bebas dari penyakit.berikut ini tips
yang bisa di ambil untu, menjaga agar lingkungan tetap sehat, menyediakan tempat
sampah di bagian bagian tertenntu rumah,membersihkan lantai rumah
membersihkan jendela dan barang barang di rumah secara rutin,tidak membiarkan
sampah menumpuk.tidak membiarkan samaph berserakan,pastikan ventilasi rumah
berfungsi dengan baik,harus ada sirkulasi atau pergantian udara yang masuk ke
dalam rumah, buatlah rumah senyaman mungkintidak membuah limbah rumah
tangga ke kali secara sembarangan, menjaga kebersihan diri sendiri lebih penting
agar terhindar dari segala virus penyakit.

5. Keterkaitan Mitigasi Kejadian Luar Biasa dengan wacana

Hepatitis A merupakan KLB karena peningkatan penyakitan secara terus menerus,
buktinya kurang dari satu bulan, tercatat sudah 39 siswa dan guru Sekolah
Menengah Atas Negeri 4 Depok yang jatuh sakit.
SKD KLB bersifat Antisipasi / prediksi tujuannya untuk mencegah KLB.
Antisipasi untuk mencegah Hepatitis A dengan cara;
1. Menyajikan makanan dan minuman yang higienis
2. Pola hidup sehat
3. Mencuci tangan sebelum makan
4. Tidak buang air sembarangan
5. Buang sampah pada tempatnya

10

6. Pengelolaan air minum yang benar

SKD KLB pasca bencana antara lain;
1. Upaya – upaya berbasis lingkungan pasca bencana
Contoh : mendirikan posko kesehatan di sekolah
2. Upaya-upaya menanggulangi terjadinya masalah gizi akbibat bencana
Contoh : menyajikan makanan dan minuman
3. Upaya-upaya Rehabilitasi Medik
Bagi mereka yang terkena HAV, globulin imun (IG) harus diberikan sesegera
mungkin dan selambat-lambatnya 2 minggu setelah paparan awal

11

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Masalah kesehatan pada masyarakat perkotaan umumnya berupa buruknya sanitasi,
sulitnya mendapatkan air bersih, masalah pencemaran udara, pembuangan limbah,
dan sebagainya. Hal ini diperparah dengan sikap masyarakat yang tidak terlalu
memperhatikan masalah kesehatan mereka sendiri. Oleh karena itu, kita harus
mengetahui antisipasi dan penanggulangan dengan cara yang tepat apabila telah terjadi
penyebaran penyakit.
Cara penanggulangan penyakit hepatitis :
1. Menyajikan makanan dan minuman yang higienis
2. Pola hidup sehat
3. Mencuci tangan sebelum makan
4. Tidak buang air sembarangan
5. Buang sampah pada tempatnya
6. Pengelolaan air minum yang benar

B. SARAN

Demikianlah apa yang telah saya sampaikan di makalah ini, meskipun dalam penulisan
makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Maka dari itu, kami meminta
saran atau kritik sehingga saya bisa memperbaikinya di masa yang akan datang.

12

C. UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama kami mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha ESA, Dosen
Pembimbing Mata Kuliah MPKT B, Bapak Tjiong Giok Pin, S.Si., M.Si. dan temanteman kami atas dukungan dan bimbingannya dalam penulisan makalah ini.

13

DAFTAR PUSTAKA

Building foundations for eHealth : progress of member states : report of the Global
Observatory for eHealth; ISBN 978 92 4 159504 9; Diakses pada URL:
http://www.who.int/goe/publications/bf_FINAL.pdf
E-Health

tools

and

services.

WHO

Report.

Diakses

pada

URL:

http://www.who.int/kms/initiatives/tools_and_services_final.pdf
Ester, Monica. 2002 . Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Fingerprints & palmar dermatoglyphics.
Sistem Kesehatan Nasional. Oleh Kementerian Kesehatan Nasional 2009.
Ibrahim RA. Setiap anak unik & istimewa. Educare/No. 10/III/Januari 2007. h.7-9
Inayah, Iin. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Pencernaan. Jakarta: Salemba Medika

Jamison CS. Testosterone, Nerve Growth Factor and Epidermal Growth Factor. In:
Trends in dermatoglyphic research.
Kerangka Strategis e-Health Indonesia. Kementrian Komunikasi dan Informatika.
Mansjoer, Arief, Dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGC
Michael F. Ashby & David R. Jones. 1998. Engineering Materials 2: An Introduction
to Microstructures, Processing and Design Second Edition. UK: Biddles Ltd,
Guildford and Kingd’s Lynn.
Oswari, 2006. Penyakit Dan Cara Penanggulangannya . Jakarta: Gaya Baru
Schaumann B, Alter M. Embryogenesis and genetics of epidermal ridges, In:
Dermatoglyphics in medical disorders. New York; Springer-verlag: 1976, p.111
Schaumann B, Alter M. In: Dermatoglyphics in medical disorders. New York;
Springer-verlag: 1976, p.27-51
Simanjuntak E. Melihat kecerdasan anak lewat sidik jari. Harian Global, 10 Oktober
2006. h.19
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Medikal Bedah Brunner &Suddarth, Edisi 8,
Vol 2. Jakarta : EG