BENCANA ALAM DITINJAU DARI PERSPEKTIF TE

BENCANA ALAM DITINJAU
DARI PERSPEKTIF TEOLOGIA ALKI TAB
Enggar Objantoro
STT Simpson Ungaran
objstts@yahoo.com.sg

Abstrak
Penulis melalui t ulisan ini, mengur aikan sebuah t injauan
Teologi Alkit ab t er hadap bencana alam. Dijelaskan dalam
t ulisan ini t ent ang apa yang dimaksud sebagai bencana dan
fakt or penyebabnya kemudian apa per spekt if Alkit ab t ent ang
bencana. Penulis juga memapar kan r efleksi t eologis at as
kondisi alam.

Kata Kunci: Bencana Alam, Teologi Alkitab.

Abstract
The aut hor in t his ar t icle, pr esent s a r eview of biblical
t heology about nat ur al disast er s. Disast er is defined and
explained wit h cont r ibut ing fact or . Then t he biblical
per spect ive of disast er s is pr esent ed. The aut hor also applies

t he theological findings to pr esent ecological condit ions.

Keyw or ds: Natur al Disast er , Biblical Theology.

PENDAHULUAN
Ber ita tentang bencana alam begitu ser ing menghiasi mediamedia massa di Indonesia beber apa tahun ter akhir . Judul-judul
ber ita di sur at kabar seper ti di baw ah ini sudah tidak asing lagi:
Jaw a Diguncang Gempa Besar . Gempa ber kekuatan 7,0 skala
Richter (Ber pusat di Indr amayu) mengguncang sejumlah w ilayah
di Jaw a Tengah, Jaw a Bar at, dan Jaw a Timur pukul 00.04, Kamis

131

Enggar Objantor o, Bencana Alam Ditinjau Dar i Per spektif...

(9/ 8).1 Gempa 7,9 SR Guncang Bengkulu. Dua Tew as, Banyak
Bangunan Roboh. Gempa dengan kekuatan 7,9 skala Richter (SR)
kemar in (12/ 9) pukul 18.10 ter jadi di 159 km Bar at Daya
Bengkulu…2 Jalan Bengkulu-Padang Putus. Gempa Tew askan 11
Or ang. Sejumlah infr astr uktur tr anspor tasi mengalami ker usakan

akibat gempa bumi yang mengguncang Bengkulu dan sekitar nya
pada Rabu (13/ 9).3 22 Desa Ter endam. Banjir di Pati Meluas.
Banjir yang melanda Kabupaten Pati ter us meluas. Sampai
Minggu (6/ 1) jumlah desa yang ter endam luapan sungai Juw ana
ber tambah. Jika sebelumnya hanya 16 desa di lima kecamatan,
kemar in sudah 22 desa.4 Amuk Lesus di Ponor ogo dan Pacitan
PONOROGO -- Belum lepas bencana banjir yang melanda kaw asan
Ponor ogo dan Pacitan, kembali dilanda bencana angin puting
beliung. Amuk lesus membuat puluhan r umah r usak…. Di
Ponor ogo, sebanyak 28 r umah penduduk di Dusun Salam, Desa
Tumpuk, Kecamatan Saw oo yang r usak diter jang angin puyuh.
Tidak sedikit r umah w ar ga yang r ata tanah. Angin ber putar sudah
dir asakan w ar ga sejak Senin (31/ 12) lalu…. Di Pacitan, puluhan
r umah di Kecamatan Ar josar i, r usak diter jang angin puting
beliung kemar in. Selain itu, jar ingan listr ik juga ter putus.
Ker usakan paling par ah ter jadi di Desa Tr emas. Sedikitnya tujuh
unit r umah r usak ber at ter timpa pohon. Bahkan, satu r umah
atapnya hilang disapu angin r ibut.5

Ber ita-ber ita di atas bar u sebagian kecil tent ang bencana alam

yang melanda Indonesia selama beber apa t ahun belakangan ini.
Banyak bencana alam yang telah t er jadi di ber bagai daer ah
di Indonesia, dar i bencana alam yang tidak ter lalu menimbulkan
ker ugian yang banyak (misal: banjir r utin yang ter jadi di beber apa
daer ah) sampai dengan bencana alam yang fatal, yang
menimbulkan kor ban yang sangat besar , baik mater i maupun
nyaw a manusia (Tsunami, Banjir Bandang, Gempa Bumi, Tanah

1 “Jawa

Diguncang Gempa Besar ,” Suar a Mer deka, 9 Agustus 2007, 1.
7,9 SR Guncang Bengkulu,” Suar a Mer deka, 13 September

2 “Gempa

2007, 1.
3 “Jalan Bengkulu-Padang Putus,” Suar a Mer deka, 14 September 2007, 1.
4 “22 Desa Ter endam,” Suar a Mer deka , 7 Januar i 2008, 1.
5 “Amuk Lesus di Ponor ogo dan Pacitan”, dar i http:/ / mediacenter .or .id;
Inter net; diakses 8 Januar i 2008.


132

Jur nal Simpson, Volume I, Nomor 2, Desember 2014

Longsor , Gunung Meletus, dll.). Tidak ada satu pihakpun (baik
pr ibadi maupun pemer intah di dunia ini) yang dapat/ ber ani
menjamin bahw a bencana alam tidak akan ter jadi lagi di masa
mendatang. Ancaman ter jadinya bencana alam yang lebih dahsyat
lagi (w alaupun hal ini sangat tidak dihar apkan) tetap menghantui
hidup manusia.
Tulisan ini membahas secar a khusus tentang bencana alam
ditinjau dar i per spektif Alkitab. Sebab, banyaknya bencana alam
yang ter jadi tentu membuat semua or ang menjadi pr ihatin,
sekaligus menimbulkan per tanyaan: Mengapa bencana alam
ber tubi-tubi menimpa bangsa dan negar a ini? Adakah sesuatu
yang salah, yang dilakukan oleh r akyat dan pemer intah Indonesia
(atau manusia secar a umum)? Bagi or ang Kr isten hal ter sebut
menimbulkan per tanyaan penting: Apakah bencana alam ter sebut
hanya mer upakan suatu kejadian alam yang kebetulan atau biasa

saja? Atau, adakah maksud dan kehendak Tuhan dibalik semua
bencana alam ter sebut?

TINJAUAN UMUM
Bagian ini membahas penger tian “Bencana Alam” secar a
umum, dan akibat-akibat yang ditimbulkannya t er hadap
kehidupan umat manusia.
Penger tian dan Akibat “Bencana Alam”

Secar a umum, bencana mer upakan sesuatu yang
menimbulkan
masalah
bagi
manusia, sebab
bencana
mengakibatkan kesusahan, ker ugian, atau pender itaan. Bencana
dapat ter jadi dalam ber macam-macam bentuk, yang disebabkan
oleh kelalaian manusia, oleh alam ataupun faktor -faktor yang lain.
Dalam penger tian yang khusus, bencana alam merupakan
bencana yang disebabkan oleh alam (seper ti gempa bumi, angin


133

Enggar Objantor o, Bencana Alam Ditinjau Dar i Per spektif...

besar , dan banjir )…. 6 Bencana ini secar a khusus ber kaitan
dengan kejadian alam yang ada di sekitar manusia. Bencanabencana alam yang ter jadi di beber apa daer ah di Indonesia yang
menimbulkan ker ugian sangat besar , misal: Gelombang pasang/
Tsunami (pada tahun 2004 di Aceh), Tanah longsor (ter jadi di
Kar anganyar dan beber apa daer ah lain di Indonesia), Gunung
Meletus, Kebakar an Hutan (ser ing ter jadi di Kalimantan dan
Sumater a), dan Lumpur Panas di Sidoar jo, Jaw a Timur .
Banyak infor masi menjelaskan betapa hebatnya ker ugian
yang diakibatkan oleh bencana alam yang ter jadi. Menur ut
WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia):
…sejak tahun 1988 sampai per tengahan 2003 jumlah bencana di
Indonesia mencapai 647 bencana alam meliputi banjir , longsor ,
gempa bumi, dan angin topan, dengan jumlah kor ban jiw a
sebanyak 2002 dan jumlah ker ugian mencapai r atusan milyar .
Jumlah ter sebut belum ter masuk bencana yang ter jadi

per tengahan tahun 2003 sampai per tengahan 2004 yang
mencapai r atusan bencana dan mengakibatkan hampir 1000
kor ban jiw a.7

Depar temen
Peker jaan
Umum
Republik
Indonesia
member ikan data tentang kor ban bencana alam di Indonesia pada
per iode 2005 – 2006 sebagai ber ikut: Bencana alam melanda
hampir selur uh pr opinsi di Indonesia (kecuali pr opinsi
Kalimantan Bar at), dengan fr ekuensi kejadian sebanyak: 621
kejadian, kor ban meninggal sebanyak: 7157 or ang, sedangkan
jumlah or ang yang hilang adalah: 910 or ang, dan jumlah or ang
yang mengungsi sebanyak: 657.512 or ang.8 Bencana alam yang
ter jadi pada tahun 2007 lalu juga tidak kalah hebatnya. Salah satu
per usahaan asur ansi di Jer man menjelaskan bahw a:
6 Kamus Besar


Bahasa Indonesia, s.v. “bencana.”
Bencana Ter encana di Indonesia”, dar i http:/ / www .walhi.or .id;
Inter net; diakses 8 Januar i 2008.
8 “Rekapitulasi Kejadian Bencana Alam Musim Hujan 2005-2006 (Status
per 31 Agustus 2006)” dar i http:/ / www .pu.go.id; Inter net; diakses 8 Januar i
2008.
7 “Sejuta

134

Jur nal Simpson, Volume I, Nomor 2, Desember 2014

Tahun 2007 diw ar nai oleh bencana yang datang ber untun di
selur uh dunia. Ker ugian akibat bencana ini sungguh tidak sedikit,
angkanya mencapai US$ 75 miliar .
Sementar a di negar a
ber kembang bencana alam tahun ini telah mengaki batkan 20 r ibu
or ang tew as…. selama 2007 ada 950 bencana alam. Padahal tahun
sebelumnya 'hanya' 850. Angka ini menjadi r ekor bar u sejak
tahun 1974.9


Data-data t er sebut di atas member ikan gambar an yang jelas
tentang bet apa dahsyatnya ker ugian yang ditimbulkan oleh
bencana alam yang melanda dunia ini pada umumnya, dan
Indonesia pada khususnya. Ker ugian, baik mat er i maupun nyaw a
manusia akibat bencana alam mengalami peningkatan yang
signifikan dar i tahun ke tahun. Kar ena itu, usaha-usaha untuk
mencegah/ menghindar i bencana alam har us ter us dilakukan.
Faktor -Faktor Penyebab Ter jadinya Bencana Alam

Banyak faktor yang menyebabkan ter jadinya bencana alam,
namun faktor -faktor ter sebut dapat dibagi dalam 2 faktor utama:
Faktor Alam
Bencana alam bisa ter jadi kapan, dimana, dan dapat
menimpa siapa saja. Manusia tidak dapat sepenuhnya mengelak
dar i bencana alam. Walaupun har us diakui bahw a manusia yang
hidup di abad ini sudah mengalami kemajuan teknologi yang
sedemikian pesat, yang belum per nah ter jadi sebelumnya. Tetapi
semua kecanggihan teknologi ter sebut tidak bisa sepenuhnya
menghindar kan manusia dar i bencana alam. Kecanggihan

teknologi hanya sebatas menolong manusia untuk “…melakukan
upaya-upaya menghindar i bencana atau mencegah ter jadinya
bencana dar i kejadian alam.” 10 Sehingga kor ban/ ker ugian yang
9 “20000

Or ang Tew as Akibat Bencana Alam di tahun 2007”, dar i
http:/ / w ww .tribunkaltim.com; Inter net; diakses 8 Januari 2008.
10 Bor ong, “Bencana dan Kelalaian Manusia” dar i
http:/ / mediacenter .or .id; Inter net; diakses 8 Januar i 2008.

135

Enggar Objantor o, Bencana Alam Ditinjau Dar i Per spektif...

sangat besar dapat dihindar i, atau paling tidak ditekan sekecil
mungkin.
Bencana alam adalah sesuatu yang w ajar ter jadi kar ena
faktor alamiah, adanya kejadian-kejadian alam. Sebab, bumi ini
adalah salah satu planet yang ada di alam semest a, yang
senantiasa ber ger ak. Bumi tidak diam, tetapi ber ger ak pada

por osnya, dan juga ber ger ak seir ing dengan per ger akan planet planet lain. Per ger akan ter sebut, tentu saja sangat mempengar uhi
bumi dan selur uh isinya, yang dalam kondisi -kondisi ter tentu
dapat mengakibatkan kejadian alam yang w ajar , seper ti: Gempa
bumi, Banjir (air pasang), Tanah Longsor , Gunung Meletus,
Tsunami dan sebagainya. Ser ingkali kejadian-kejadian alam
ter sebut disamakan dengan bencana bagi manusia. Padahal
belum tentu kejadian-kejadian alam pasti menjadi bencana bagi
manusia. Menur ut Bor ong,
Ser ing kita kelir u memahami bencana. Kalau ada kejadian alam
seper ti gempa bumi atau gunung meletus, kita langsung
menyebutnya bencana. Par a ahli kebencanaan mengingatkan,
bencana mestinya dipahami sebagai akibat yang dialami manusia
kar ena suatu kejadian alam dan bukan kejadian alam itu sendiri.11

Kejadian alam bisa menjadi bencana alam bila hal itu
mengakibatkan ker ugian langsung ataupun tidak langsung bagi
manusia.
Alam memang ser ing menunjukkan gejala-gejala ter tentu
yang ber potensi mengakibatkan bencana bagi manusia. Biasanya
bencana alam yang disebabkan oleh faktor alam tidak ter jadi
secar a tiba-tiba, tetapi ter lebih dahulu dimulai dengan adanya
gejala yang nampak. Manusia diber i hikmat oleh Tuhan untuk
memper hatikan gejala-gejala ter sebut, sehingga manusia bisa
melakukan
tindakan-tindakan
antisipatif/ pr eventif, untuk
mencegah/ menghindar i ker ugian yang besar . Selama alam tetap
ter jaga dengan baik, manusia r elatif lebih dapat membaca gejala11 Ibid.

136

Jur nal Simpson, Volume I, Nomor 2, Desember 2014

gejala akan ter jadinya kejadian alam yang dapat mer ugikan
manusia. Sebaliknya, bila alam ini sengaja dir usak maka kejadiankejadian alam akan sulit diper hitungkan dengan baik oleh
manusia. Keadaan alam yang ter aw at baik akan ber dampak
positif bagi kehidupan manusia. Sebab keadaan alam dan
kehidupan manusia mempunyai hubungan yang sangat er at.
Manusia akan hidup baik bila alam ini baik, sebaliknya manusia
menghadapi ancaman bencana besar bila alam ini r usak.
Faktor Manusia
Manusia mer upakan pihak yang sangat ber per an atas
ker usakan alam, yang memicu ter jadinya bencana-bencana alam
selama ini. Bencana-bencana alam yang t er jadi tidak dapat
dilepaskan dar i kesalahan manusia dalam mengelola lingkungan
hidup.12 Manusia mengeksploitasi alam ini dengan sedemikian
hebatnya tanpa memper hitungkan kelestar ian alam. Manusia
hanya memikir kan bagaimana dapat menguasai sumber daya
alam ini sebanyak-banyaknya tanpa peduli ter hadap ker usakan
alam yang par ah, yang mengancam hidup manusia.
Banyak pr aktek-pr aktek eksploitasi alam ini yang sudah
dilakukan manusia. Penebangan at au pembalakan liar yang
ter jadi di selur uh Indonesia selama ini, mengakibatkan ker usakan
lingkungan yang sangat par ah, sehingga bencana banjir dan t anah
longsor ter jadi dimana-mana. WALHI menunjukkan data tentang
ter jadinya longsor dan banjir di beber apa daer ah akibat adanya
pembalakan liar .
1. Bencana di Bukit Law ang, Kecamatan Bahor ok, Kabupaten
Langkat, Sumater a Utar a. Bencana lingkungan besar kembali
melanda kaw asan Bahor ok-Langkat, Sumater a Ut ar a. Per istiw a
tr agis ini ter jadi pada Senin, 3 November 2003. Air bah yang
datangnya dar i hulu DAS (Daer ah Alir an Sungai) Bahor ok telah

12 “Sejuta

Bencana Ter encana di Indonesia”, dar i http:/ / www .walhi.or .id;
Inter net 8 Januar i 2008.

137

Enggar Objantor o, Bencana Alam Ditinjau Dar i Per spektif...

memakan kor ban jiw a. Ter identifikasi kor ban yang meninggal 92
or ang tew as dan 154 or ang hilang…. Ker usakan hutan di sub DAS
Bahor ok mer upakan penyebab utama ter jadinya banjir bandang
ter sebut. Penebangan yang diikuti dengan tanah longsor pada
akhir nya menjadi ‘senjata pemusnah massal’ (w eapon mass
destr uction) yang sangat menger ikan… 2. Bencana di sekitar
Kaw asan Ekosistem Leuser . Kaw asan Ekosistem Leuser yang
membentang dar i Aceh hingga Sumater a Utar a dengan luas
mencapai 2,5 Juta Hektar adalah himpunan kaw asan Cagar Alam,
Suaka Mar gasatw a, Taman Bur u, Hutan Lindung dan Taman
Nasional Gunung Leuser yang melintasi 15 Kabupaten/ Kota di
Pr ovinsi Nangr oe Aceh Dar ussalam dan Sumater a Utar a.
Keber adaannya sudah diakui oleh dunia inter nasional. Secar a
nasional Wilayah ini diakomodir melalui Keppr es No. 33 tahun
1998 tentang Pengelolaan Kaw asan Ekosistem Leuser . Namun,
keber adaannya dar i w aktu ke w aktu kian ter ancam akibat
ber bagai ancaman ker usakan dan pembalakan kayu secar a ilegal.
Bahkan, pr oyek-pr oyek pembangunan infr astr uktur jalan dan
jembatan, per kebunan saw it skala besar , HPH, HTI, dan IPK ser ta
tr ansmigr asi yang salah kapr ah telah menyebabkan kaw asan ini
makin r usak ter degr adasi. Ter catat, saat ini, sekitar 25% dar i total
Kaw asan Ekosistem Leuser telah r usak, atau setar a dengan
500.000 Ha. Akibatnya, sejumlah DAS besar yang hulunya ber ada
di Kaw asan Ekosistem Leuser kini makin kr itis. Sehingga di
musim hujan ser ing menimbulkan kebanjir an dan keker ingan di
musim kemar au.13

Sampai saat ini, pr aktek penebangan liar masih saja ter jadi di
ber bagai daer ah di Indonesia.
Ancaman akan ter jadinya
ker usakan hutan yang lebih par ah masih mengkuatir kan. Usahausaha untuk mengur angi/ menghindar i penebangan liar sudah
dilakukan oleh pemer intah tetapi hasilnya belum maksimal,
penebangan liar yang mer usakkan hutan masih banyak ter jadi.
Eksploitasi sumber daya alam seper ti: minyak, batu bar a, gas
bumi, dan logam, juga member i andil yang sangat besar ter hadap
ker usakan lingkungan, sebab dalam pr oses penambangannya
ser ingkali mengakibatkan hutan menjadi gundul, air sungai
13 “Sejuta

Bencana Ter encana di Indonesia”, dar i http:/ / www .walhi.or .id;
Inter net 8 Januar i 2008.

138

Jur nal Simpson, Volume I, Nomor 2, Desember 2014

ter cemar oleh limbah kimia.14 Ker usakan lingkungan yang kar ena
penambangan ter sebut mengakibatkan keseimbangan alam
ter ganggu sehingga memicu ter jadinya bencana alam.
Motivasi manusia untuk melakukan eksploitasi alam adalah
untuk mendapat keuntungan mater i sebanyak -banyaknya. John
Stott menegaskan, “Penyebab utama kr isis ekologi adalah
keser akahan insani….” 15 Manusia hanya memikir kan keuntungan
ekonomis, dengan tanpa memikir kan ker ugian ekologis16 yang
ditimbulkannya. Manusia menjadi faktor yang menentukan atas
ter jadi bencana-bencana alam yang ter jadi akhir -akhir ini, sebab
manusia sudah mengeksploitasi alam ini sedemikian r upa
sehingga keseimbangan alam sangat ter ganggu, yang mendor ong
munculnya bencana-bencana alam dimana-mana.

“BENCANA ALAM” DALAM PERSPEKTIF ALKITAB
Alkitab mencat at beber apa kejadian alam yang ter jadi,
misalnya gempa bumi yang t er jadi pada zaman Uzia -- r aja
Yehuda, dan zaman Yerobeam -- r aja Isr ael (Ams. 1:1; Zakh.14:5).
Nampaknya gempa bumi ter sebut mer upakan gempa bumi yang
dahsyat dan ber dampak dalam kehidupan umat Isr ael, sebab
kejadian itu ditulis oleh dua nabi sekaligus: Amos dan Zakhar ia.
Namun, tidak ada cat atan lain yang mencer itakan bagaimana
gempa itu ter jadi, dan hubungannya dengan kehadir an Tuhan
dalam per istiw a itu.
Beber apa per istiw a bencana alam, yang dicatat dalam
Alkitab mengandung makna khusus yang Allah ingin nyatakan
kepada manusia pada masa itu.

14 Rober t

P. Bor r ong, Etika Bumi Bar u (Jakar ta: PT BPK Gunung Mulia,
2003), 72.
15 John Stott, Isu-Isu Global Menantang Kepemimpinan Kr istiani, (Jakar ta:
Yayasan Komunikasi Bina Kasih/ OMF, 1996), 164.
16 Ibid.

139

Enggar Objantor o, Bencana Alam Ditinjau Dar i Per spektif...

Tanda Per ingatan/ Hukuman Allah Atas Manusia

Bencana alam yang sangat dahsyat, dan ter jadi sekali saja
dalam hidup manusia ter catat dalam Alkitab yaitu ketika Tuhan
menghukum ciptaan-Nya pada jaman Nuh dengan Air Bah (banjir
besar ) kar ena ketidaktaat an kepada Allah (Kej. 6:1-9:19).
Bencana itu mer upakan per ingatan sekaligus hukuman Allah atas
ciptaan-Nya. Hukuman itu dijatuhkan Allah kar ena hati mer eka
sudah sedemikian jahat (Kej. 6:5). Hati mer eka yang jahat itu
ter cer min dalam sikap hidup mer eka, yang cender ung selalu
ber buat jahat. Hal itu membuat Allah sangat sedih hati, bahkan
Alkitab mencatat bahw a Allah “menyesal” (di-ulang 2 kali) kar ena
telah menjadikan manusia di bumi (Kej. 6:6-7). Kenyataan ini
membuktikan bahw a kejahatan manusia itu sudah sedemikian
par ah, dan tidak bisa dibiar kan lagi.
Untuk itu, Allah menegaskan bahw a Aku akan
menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dar i muka
bumi, baik manusia maupun hew an dan binatang-binatang melata
dan bur ung-bur ung di udar a…” (Kej.6:7). Allah menghukum
ciptaan-Nya itu dengan Air Bah yang sangat dahsyat, yang
didahului dengan tur unnya hujan lebat selama empat puluh har i
empat puluh malam (Kej. 7:12). Bencana Air Bah itu begitu
dahsyat dan mer upakan pengadilan Allah yang r adikal,17 sebab air
itu menutupi selur uh bumi, yang membinasakan segala yang
hidup (Kej. 7:19-23). Bencana itu menyebabkan kebinasaan atas
segala sesuatu yang ada di bumi. Tidak ada sesuatu yang dapat
ber tahan hidup melaw an ganasnya Air Bah itu. Kemudian air itu
tetap menggenangi bumi selama ser atus lima puluh har i lamanya
(Kej. 7:24). Bencana ter sebut bukan suatu kebetulan (suatu
kejadian alam biasa), tet api benar -benar mer upakan hukuman
Allah atas manusia, yang juga ber dampak kepada ciptaan-Nya

17 Guthr ie, dkk. (Editor ), Tafsir an

Alkitab Masa Kini 1, Kejadian-Ester
(Jakar ta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/ OMF, 1998), 91.

140

Jur nal Simpson, Volume I, Nomor 2, Desember 2014

yang lain. Kejahat an manusia tidak hanya ber dampak kepada
manusia saja, tet api juga kepada ciptaan Allah yang lain.
Kemudian Allah ber janji kepada Dir i-Nya sendir i bahw a Ia
tidak
akan
“…mengutuk
bumi
ini
lagi…dan…takkan
membinasakan lagi…” (Kej. 8:21). Dalam Alkitab memang tidak
ada bencana lain yang sedemikian dahsyat yang mer upakan
hukuman Allah atas manusia dan ciptaan-Nya yang lain.
Meskipun Allah tetap menghukum manusia kar ena kejahatan atau
ketidak taatannya kepada-Nya melalui bencana-bencana yang
lain. Tetapi Allah tidak melakukannya dengan mendatangkan Air
Bah yang dahsyat lagi.
Tanda Penampakan/ Kehadir an Allah kepada Manusia

Banyak car a yang dipakai Tuhan untuk menunjukkan
kehadir an-Nya di tengah-tengah manusia. Salah satu tanda itu
adalah dengan adanya bencana alam. Salah satu diantar anya
adalah Gempa Bumi (GB), dan hal ter sebut dicatat juga dalam
Alkitab. Ter dapat beber apa ayat Alkitab yang menjelaskan bahw a
gempa bumi yang ter jadi sebagai tanda penampakan/ kehadir an
Allah di tengah-tengah umat-Nya, w alaupun “Di Palestina ser ing
ada GB yang tektonik (bukan GB kar ena gunung ber api).” 18
Memang tidak semua gempa bumi mer upakan tanda kehadir an
Allah.
Di dalam PL disebutkan beber apa kali penampakan Tuhan
kepada umat-Nya, misalnya dalam per jalanan umat Isr ael keluar
dar i Mesir menuju tanah per janjian, Allah menampakkan dir i
kepada umat-Nya di gunung Sinai (Kel. 19:18). Dalam ayat itu
dinyatakan bahw a selur uh gunung Sinai “gemetar sangat.” Kedua
kata ter sebut menjelaskan adanya gempa bumi, dimana gunung
itu ber goyang sedemikian r upa, yang membuat umat Isr ael sangat
ketakutan kar ena Allah hadir di tengah-tengah mer eka. Allah

18 Her ber t

Haag, Kamus Alkitab (Flor es: Nusa Indah, 2002), 138.

141

Enggar Objantor o, Bencana Alam Ditinjau Dar i Per spektif...

benar -benar hadir pada w aktu itu, yang dibuktikannya dengan
pembicar aan dengan Musa (Kel. 19:19-20).
Umat Isr ael ser ing mengalami kehadir an Allah dalam
kehidupan mer eka. Salah satunya adalah ketika mer eka har us
ber per ang melaw an or ang-or ang Filistin. Ketika Saul menjadi
r aja, dan anaknya, Yonatan tur ut ber per ang menghadapi or ang
Filistin, mer eka mengalami kemenangan kar ena kehadir an Allah
di tengah-tengah mer eka (I Sam. 14:15). Kat a “bumi gemetar ”
secar a jelas menunjukkan ter jadinya gempa bumi, yang ber asal
dar i Allah yaitu Allah hadir diantar a mer eka untuk member ikan
kemenangan.
Elia juga mer asakan kehadir an Allah secar a nyata ketika dia
mer asa seor ang dir i saja menjadi or ang yang setia kepada-Nya.
Allah menampakkan dir i kepada Elia setelah ter jadi gempa saat
dia di gunung Hor eb (1 Raj. 19:11-12). Kata “gempa” dalam ayat ayat t er sebut secar a khusus menjelaskan tentang gempa bumi
yang ter jadi ketika Allah menampakkan dir i kepada Elia, dan Allah
sungguh-sungguh hadir . Allah ber tanya kepada Elia, dan dia
menjaw ab apa yang ditanyakan Tuhan. Elia sungguh-sungguh
mer asakan kehadir an Allah.
Yesaya menulis, “…engkau akan melihat kedatangan TUHAN
semest a alam dalam guntur , gempa dan suar a hebat, dalam puting
beliung dan badai dan dalam nyala api yang memakan habis” (Yes.
6:6). Tulisan Yesaya secar a jelas menunjukkan bagaimana
kejadian-kejadian alam bisa menjadi tanda kehadir an/ kedatangan
Tuhan di tengah-tengah umat-Nya. Semua kejadian alam ter sebut
membuat manusia begitu takut ber dir i di hadapan Allah.
Di dalam Per janjian Bar u, gempa bumi juga menunjukkan
kehadir an/ penampakan Tuhan kepada manusia.
Per istiw a
kematian Tuhan Yesus di kayu salib dan kebangkitan Tuhan Yesus
menjadi bukti yang sangat jelas bahw a Allah menyatakan kuasaNya dalam per istiw a-per istiw a itu (Mat. 27:51; 28:2). Ketika
Tuhan Yesus mati, ter jadi gempa bumi, dan bukit -bukit batu
142

Jur nal Simpson, Volume I, Nomor 2, Desember 2014

ter belah.
Per istiw a itu bukan kejadian alam biasa, tetapi
menunjukkan penampakan Allah kepada or ang-or ang yang ada
pada saat itu. Hal itu diakui oleh kepala pasukan dan pr ajur it pr ajur it yang menjaga Tuhan Yesus.
Mer eka menyatakan,
“Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah.” (Mat. 27:54). Demikian juga,
ketika Tuhan Yesus bangkit dar i antar a or ang mati, pada saat itu
ter jadi gempa bumi yang hebat. Semua itu menunjuk-kan
kehadir an Allah di dunia ini.
Ketika Paulus dipenjar a di Filipi, dia mengalami kehadir an
Tuhan yang begitu ajaib. Sebab dia dilepaskan dar i penjar a oleh
Tuhan sendir i. Per istiw a t er sebut ditandai dengan adanya gempa
bumi yang hebat (Kis. 16:26). Paulus yakin sekali bahw a
per istiw a ter sebut mer upakan bukti kehadir an Allah kepadanya
dan or ang-or ang yang ada di penjar a. Sehingga melalui per istiw a
itu kepala penjar a menjadi per caya Tuhan Yesus.
Semua kejadian di atas menjadi bukti yang kuat bahw a
bencana alam dapat menjadi tanda akan kehadir an/ penampakan
dir i Allah kepada manusia. Melalui per ist iw a t er sebut, Allah mau
menunjukkan kuasa dan kehendak-Nya kepada manusia ciptaanNya.
Tanda-Tanda Akhir Jaman

Alkitab mengajar kan per istiw a-per istiw a eskat ologis yang
akan ter jadi pada masa yang akan datang, yang akan menandai
zaman bar u. Tuhan Yesus sendir i mengajar kan kepada mur idmur id-Nya tentang hal itu. Ketika mur id-mur id-Nya ber tanya
tentang “…apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan
dunia?” (Mat. 24:3). Tuhan Yesus menjaw ab bahw a “Akan ada
kelapar an dan gempa bumi di ber bagai t empat” (Mat. 24:7;
Mr k.13:8). Gempa bumi ter sebut akan ter jadi di banyak t empat di
belahan dunia ini, dan menimbulkan ker usakan yang dahsyat.
Tuhan Yesus menegaskan bahw a hal ter sebut “har us ter jadi” (Mat.
24:6; Mr k. 13:7). Itu ber ar ti gempa bumi menjadi salah satu tanda
143

Enggar Objantor o, Bencana Alam Ditinjau Dar i Per spektif...

yang utama dar i per mulaan jaman bar u yang akan datang.
Kejadian alam ter sebut tidak hanya sekedar kejadian alam biasa
saja tetapi mempunyai makna khusus yang Tuhan nyatakan
kepada ciptaan-Nya.
Lukas dalam Injilnya juga mencatat per istiw a ter sebut
dalam nada yang sama tetapi member i penekanan yang lebih
tegas. Lukas menjelaskan bahw a “…akan ter jadi gempa bumi yang
dahsyat…, dan akan t er jadi juga hal-hal yang mengejutkan dan
tanda-tanda yang dahsyat dar i langit” (Luk. 21:11). Lukas
member i penjelasan bahw a gempa bumi itu akan ter jadi secar a
“dahsyat.” Kat a itu menunjukkan bahw a tingkat kekuatan dan
akibat yang ditimbulkan oleh gempa bumi ter sebut sangat hebat,
yang belum per nah ter jadi sebelumnya.
Lukas juga
menambahkan bahw a per mulaan zaman bar u itu juga ditandai
dengan adanya per istiw a-per istiw a alam yang lain, yang
mengejutkan. Kemungkinan hal itu menunjuk kepada bencanabencana alam yang lain, yang belum per nah ter jadi sebelumnya
sehingga mengejutkan selur uh dunia ini. Penulis-penulis Injil
yang lain tidak menjelaskan hal itu dalam Injilnya, mungkin Lukas
mendapat infor masi dar i sumber lain. Belum begitu jelas apa
yang Lukas maksudkan mengenai hal ter sebut, namun tentu saja
Lukas tidak asal menulis tentang hal itu.
Yohanes dalam tulisannya juga menjelaskan per istiw a
eskatologis yang akan datang. Dalam penglihatannya ketika
pembukaan meter ai keenam dan ketujuh oleh Anak Domba,
Yohanes melihat ter jadinya “…gempa bumi yang dahsyat…” (Why.
6:12; 8:5). Kedua nats itu menjelaskan bahw a gempa bumi
dahsyat menjadi tanda penting pada masa yang akan datang.
Dalam per istiw a lain, gempa bumi juga ter jadi ketika kedua nabi
yang dibangkitkan dan diundang Allah masuk sor ga (Why. 11:12).
Pada saat itu ter jadilah gempa bumi yang dahsyat (Why. 11:13).
Kedahsyatan gempa bumi itu digambar kan menghancur kan
seper sepuluh bagian kota dan menew askan 7000 or ang. Begitu
144

Jur nal Simpson, Volume I, Nomor 2, Desember 2014

pula ketika Tuhan menimpakan ketujuh malapetaka di atas bumi,
ter jadilah gempa bumi dahsyat, yang belum per nah sejak manusia
ada di atas bumi (Why. 16:18). Gempa bumi yang digambar kan
dalam penglihatan Yohanes menunjukkan per istiw a yang begitu
dahsyat, dan hal itu menjadi tanda dar i jaman yang akan datang.

REFLEKSI TEOLOGIS ATAS KONDISI ALAM
Ada beber apa hal penting yang per lu dipikir kan sebagai
r efleksi teologis ketika melihat bencana-bencana alam yang
datang ber tubi-tubi akhir -akhir ini.
Memahami Panggilan Allah untuk Menguasai Bumi secar a
Benar
Dalam Kejadian 1:26,28, Allah menyatakan bahw a manusia
diciptakan menur ut gambar dan r upa Allah, dan Dia member i
kuasa yang begitu besar kepada manusia atas bumi ini, untuk
menaklukkan bumi dan ber kuasa atasnya. Ayat itu menyatakan
secar a tegas bahw a manusia mempunyai kuasa penuh atas bumi
dengan segala isinya. Sehingga banyak or ang memahami fir man
Tuhan itu secar a kelir u, mer eka mer asa punya hak penuh untuk
ber buat apa saja ter hadap bumi ini. Mer eka mer asa mempunyai
legitimasi yang kuat untuk mengeksploitasi alam ini sekehendak
hatinya. Pemahaman yang kelir u ter sebut member i sumbangan
yang besar ter hadap pengr usakan lingkungan selama ini. Bor rong
menegaskan,
Penyalahgunaan keunggulan dir i manusia itulah yang menjadi
kunci untuk memahami per lakuan destr uktif-eksploitatif manusia
ter hadap alam ini. Secar a teologis penyalahgunaan keunggulan
manusia atas alam ser ing dikaitkan dengan tugas atau mandat
yang diter ima manusia dar i Allah sebagaimana disebutkan dalam
cer ita penciptaan manusia dalam Alkitab.19

19 Bor r ong, 2003, 218.

145

Enggar Objantor o, Bencana Alam Ditinjau Dar i Per spektif...

Mandat Allah atas manusia untuk menguasai alam ini ser ing
dimenger ti secar a kelir u, seolah-olah manusia mempunyai hak
milik atas alam ini. Padahal har us dipahami bahw a manusia dan
alam sama-sama ciptaan Allah. Meskipun Allah member i kuasa
kepada manusia atas bumi ini. Tetapi kuasa it u har us dijalankan
bukan atas dasar bahw a manusia sebagai pemilik, melainkan
hanya sebagai penggar ap yang ber tanggungjaw ab. Menur ut John
Stott “…penguasaan kit a at as bumi ini adalah ber dasar kan hak
pakai, bukan ber dasar kan hak milik. Kita hanya penggar ap saja;
Allah sendir i tetap (dalam ar tinya yang paling har fiah) ‘Tuan
tanah’-nya, Tuan atas semua tanah.” 20 Manusia diber i kuasa atas
bumi tetapi manusia bukan kemudian menjadi pemilik bumi ini.
Manusia har us memahami kebenar an di at as dengan sungguhsungguh, agar manusia dapat memper lakukan bumi ini secar a
ber tanggung jaw ab. Kedudukan manusia yang segambar dengan
Allah “…menempatkan manusia dalam suatu hubungan yang unik
dengan Allah dibandingkan dengan ciptaan yang lain. Hubungan
kita yang unikitu member ikan tanggung jaw ab khusus untuk
ber tindak selaku penat alayan dan pelaksana har ian pemelihar aan
ciptaan.” 21 Allah menghendaki agar manusia dapat menjadi
pengelola yang ber tanggung jaw ab atas bumi ini sehingga bumi
yang begitu indah akan t etap ter jaga keindahannya. Hal itu
penting, bukan saja untuk Allah yaitu supaya ciptaan-Nya t etap
ter pelihar a dengan baik, tet api juga untuk manusia itu sendir i.
Sebab manusia membutuhkan bumi yang tetap ter pelihar a
dengan baik agar tetap dapat menikmati keindahan ciptaan Allah,
baik untuk gener asi sekar ang ini maupun untuk gener asi yang
akan datang.

20 Stott
21 Celia

, 150.
Deane Dr ummond, Teologi & Ekologi (Jakar ta: BPK Gunung Mulia,

2001), 81.

146

Jur nal Simpson, Volume I, Nomor 2, Desember 2014

Kepedulian Ter hadap Kelestar ian Lingkungan Hidup

Kelest ar ian lingkungan mer upakan tanggung jaw ab selur uh
manusia yang hidup di muka bumi ini, sebab “Semua hidup di atas
bumi ber gantung pada ‘biosfer ’, lapisan tipis air , tanah dan udar a
dalam mana kita hidup.” 22
Pengr usakan lingkungan
mengakibatkan bumi sebagai tempat hidup manusia tidak dapat
ditinggali
dengan
nyaman, bahkan
dapat
mengancam
kelangsungan hidup manusia dan ciptaan Tuhan yang lain.
Semua manusia ter masuk or ang-or ang Kr isten/ ger eja per lu
menunjukkan kepeduliannya ter hadap kelestar ian lingkungan
hidup, tidak hanya dalam khotbah-khotbah di ger eja saja
(w alaupun khotbah-khotbah di ger eja mungkin masih belum
ter lalu banyak por sinya untuk mendorong kepedulian umat
Tuhan ter hadap kelestar ian lingkungan), tetapi juga dalam
tindakan-tindakan yang konkr et.
Kepedulian ter hadap
kelestar ian lingkungan hidup harus menjadi bagian dar i ibadah
dan misi umat Kr isten/ ger eja, sama pentingnya dengan tugas
pekabar an Injil. Bor ong menegaskan “…tugas menjaga dan
melihar a lingkungan har uslah menjadi bagian dar i ibadah dan
misi Ger eja, bagian dar i ibadah dan misi or ang Kr isten yang sejati.
Hubungannya dengan tugas pekabar an Injil tidak ber sifat
alter natif, melainkan bagian yang sama pentingnya.” 23
Umat Kr ist en/ ger eja har us ber per an aktif untuk ter libat
dalam ger akan pelestar ian lingkungan sebagai w ujud dar i
tanggung jaw ab atas ter pelihar anya alam ciptaan Tuhan ini.
Ancaman ter hadap ker usakan lingkungan: per usakan hutan,
polusi, eksploitasi bahan miner al yang tidak ber tanggung jaw ab,
pemanasan global, dan sebagainya har us menjadi tanggung jaw ab
umat Kr isten/ ger eja pula. Sebab kecender ungan per usakan

22 Ibid, 156.
23

Bor r ong, 2003, 274.

147

Enggar Objantor o, Bencana Alam Ditinjau Dar i Per spektif...

lingkungan mengalami peningkatan dar i tahun ke tahun, dan bila
dibiar kan keadaannya akan semakin par ah.
Kepedulian ter sebut dalam diw ujudkan dalam ber macammacam tindakan yang konkr et, mulai dar i menjaga keber sihan
lingkungan, menyuar akan opini-opini yang mendukung ger akan
pelestar ian lingkungan, tidak menggunakan bar ang-bar ang yang
menyebabkan ker usakan lingkungan, dsb. Pada pr insipnya,
kepedulian akan kelestar ian lingkungan menjadi tugas yang har us
dilakukan umat Kr isten/ ger eja pada saat ini, agar alam ini tetap
ber sahabat dengan manusia. Hal itu untuk kebaikan hidup
manusia masa kini ataupun untuk gener asi yang akan datang.

PENUTUP
Bencana alam adalah sesuatu yang biasa ter jadi di dunia ini.
Bencana alam juga dapat menjadi bagian dar i komunikasi Allah
kepada manusia ciptaan-Nya. Ar tinya Allah bisa menggunakan
bencana alam yang ter jadi untuk menyatakan kehendak dan
kuasanya kepada manusia. Namun bencana-bencana alam yang
datang silih ber ganti di neger i ini menjadi ancaman yang ser ius
yang har us dihadapi pada saat ini. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan ter jadinya bencana alam baik faktor yang tidak
disengaja kar ena mer upakan kejadian-kejadian alam yang biasa,
maupun faktor yang sengaja dan mer upakan kesalahan manusia
dalam pengelolaan alam.
Kebanyakan bencana alam yang ter jadi di dunia ini
disebabkan oleh unsur kesengajaan manusia, dimana manusia
secar a sengaja mengeksploitasi alam ini dengan tidak
ber tanggung jaw ab. Manusia mengejar keuntungan mater i, yang
menyebabkan ker ugian ekologi. Untuk itu, kesalahan manusia
dalam mengelola alam ini har us seger a dihentikan, atau minimal
ditekan sekecil mungkin agar ancaman bencana alam yang dapat
menimbulkan ker ugian sangat besar bagi hidup manusia dapat
dihindar kan. Umat Kr isten/ ger eja tur ut ber tanggung jaw ab
148

Jur nal Simpson, Volume I, Nomor 2, Desember 2014

dalam hal itu. Secar a teologis per lu ada kor eksi ter hadap
pemahaman-pemahaman yang kelir u tentang makna hak yang
diber ikan Tuhan kepada manusia untuk menaklukkan bumi ini.
Hak ter sebut tidak diber ikan Tuhan akan manusia menaklukkan
dan mer usak bumi ini.
Allah menghendaki agar manusia
menguasai bumi ini secar a ber tanggung jaw ab, dimana
kelestar ian alam har us tetap dipelihar a sebaik-baiknya. Selain itu,
per lu ada tindakan-tindakan nyata untuk mendukung usahausaha untuk melestar ikan alam ini, baik dalam lingkup kelompok
kecil (pr ibadi, keluar ga) maupun dalam kelompok besar (ger eja
sebagai or ganisasi, masyar akat, negar a).

KEPUSTAKAAN
“20000 Or ang Tew as Akibat Bencana Alam di tahun 2007”, dar i
http:/ / w w w .tr ibunkaltim.com ; Inter net; diakses 8 Januar i
2008.
“22 Desa Ter endam,” Suar a Mer deka, 7 Januar i 2008.
“Amuk Lesus di Ponorogo dan Pacitan”, dar i
http:/ / mediacenter .or .id ; Inter net; diakses 8 Januar i 2008.
“Gempa 7,9 SR Guncang Bengkulu,” Suar a Mer deka, 13 September
2007.
“Jalan Bengkulu-Padang Putus,” Suar a Mer deka, 14 September
2007.
“Jaw a Diguncang Gempa Besar ,” Suar a Mer deka , 9 Agustus 2007.
“Rekapitulasi Kejadian Bencana Alam Musim Hujan 2005-2006
(Status per 31 Agustus 2006)” dar i http:/ / w ww.pu.go.id ;
Inter net; diakses 8 Januar i 2008.
“Sejuta Bencana Ter encana di Indonesia”, dar i
http:/ / w w w .w alhi.or .id ; Inter net 8 Januar i 2008.

149

Enggar Objantor o, Bencana Alam Ditinjau Dar i Per spektif...

Borong, “Bencana dan Kelalaian Manusia” dar i
http:/ / mediacenter .or .id ; Inter net; diakses 8 Januar i 2008.
Borr ong, Rober t P. Et ika Bumi Bar u . Jakar ta: PT BPK Gunung
Mulia, 2003.
Dr ummond, Celia Deane. Teologi & Ekologi. Jakar ta: BPK Gunung
Mulia, 2001.
Guthr ie, dkk. (Editor ), Tafsir an Alkit ab Masa Kini 1, KejadianEster . Jakar ta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/ OMF, 1998.
Haag, Her ber t. Kamus Alkit ab. Flor es: Nusa Indah, 2002.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakar ta: Balai Pustaka.
Stott, John. Isu-Isu Global Menant ang Kepemimpinan Kr ist iani .
Jakar ta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/ OMF, 1996.

150

JS