METHODE PELAKSANAAN PEKERJAAN id. docx
METHODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
KEGIATAN
: Pemeliharaan Berkala Jalan Di Wilayah Kabupaten
Pasuruan
PEKERJAAN
: Pekerjaan Pemeliharaan Berkala Jl. Duren Sewu Desa
Duren
Sewu
LOKASI
: Kecamatan Pandaan Kabupaten Pasuruan
NO RUAS
:-
PANJANG PENANGANAN
: 619 x 5.00 m
SUMBER DANA
: DAU
TAHUN ANGGARAN
: 2016
METHODE KERJA :
A. PENANGANAN PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Penyediaan Fasilitas seperti :
1.
Direksikeet/Kantor Lapangan
2.
Gudang
3.
Mobilisasi Alat dan Tenaga Kerja
4.
Papan Nama Proyek
5.
Rambu-rambu Lalulintas
b. Pra Konstruksi
Kegiatan
Pra
Konstruksi
dilakukan
sebelum
pekerjaan-pekerjaan
konstruksi dilakukan. Kegiatan-kegiatan tersebut yaitu diantaranya :
1.
PCM (Pre Construction Meeting)
2.
Field Engineering (FE)
c. Mobilisasi peralatan penunjang pekerjaan
Peralatan yang akan dimobilisasi kelapangan yaitu peralatan yang akan
menunjang
dalam
pelaksanaan
pekerjaan
serta
jenis,
type
dan
kuantitas alat sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.
B. PENANGANAN PEKERJAAN UTAMA
1. DIVISI 3 PEKERJAAN TANAH
a. Galian Tanah Untuk Kontruksi
Galian untuk keperluan pekerjaan Talud/Penahan Jalan Dilaksanakan
setelah SPMK dan telah mendapatkan persetujuan dari PPK yang
meliputi :
i. Galian Tanah,
ii. Buangan Tanah Lebih
iii. Urugan Tanah Kembali.
Galian Biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklarifikasikan
sebagai galian batu, galian struktur, galian sumber bahan dan galian
perkerasan beraspal. Pekerjaan pada paket ini dilakukan untuk
pekerjaan perataan dan perapihan pada permukaan bahu jalan dan
pekerjaan lainnya.
Sebelum melakukan pekerjaan galian harus dibuat request dan
diserahkan kepada direksi untuk diketahui dan disetujui. Setelah
mendapat persetujuan pekerjaan galian dimulai maka perlu dilakukan
pengukuran area yang akan di kerjakan. Tujuannya adalah agar tidak
terjadi kekeliruan pada saat pekerjaan galian dilaksanakan.
Pekerjaan galian akan didahului dengan pekerjaan pengupasan
lapisan teratas yang berupa lapisan urugan. Pekerjaan galian ini
disesuaikan dengan peil dalam gambar desain. Pekerjaan galian ini
menggunakan cara manual dengan peralatan sederhana. Pekerjaan
lainya adalah urugan tanah kembali bekas galian dilakukan setelah
pekerjaan pasangan selesai dilaksanakan dan dipadatkan kemudian
sisa tanah dibuang pada pada lokasi tertentu hingga terlihat rapi dan
sempurna.
-
Asumsi pekerjaan secara manual. Faktor pengembangan bahan
adalah 1,20.
-
Bahan yang digunakan : tidak ada bahan yang dipergunakan.
-
Alat yang digunakan : penggalian menggunakan alat bantu biasa
berupa cangkul, singkup, belincong dan roda dorong dan untuk
pembuangan hasil galian menggunakan Roda Dorong.
b. Penimbunan Badan Jalan
1. Timbunan Biasa (eks galian)
Pekerjaan
ini
dilaksanakan
sebagai
timbunan
dasar
sebelum
timbunan pilihan dilaksanakan yang mana diperlukan untuk mengisi
celah pada pekerjaan pasangan batu atau pekerjaan TPT selesai
dilaksanakan.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
-
Sebelum
melakukan
pekerjaan
harus
dibuat
request
dan
diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui.
-
Material dihampar dengan tenaga manusia.
-
Hamparan timbunan disiram air dengan menggunakan Water
Tank Truck (sebelum pemadatan) dan dipadatkan lapis demi
lapis dengan menggunakan stamper.
-
Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi
hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat
Bantu.
2. Timbunan Pilihan
Pekerjaan Timbunan Pilihan digunakan sebagai timbunan pada
pekerjaan timbunan badan jalan setelah timbunan biasa terlebih
dahulu sudah dilaksananakan.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
-
Sebelum
melakukan
pekerjaan
harus
dibuat
request
dan
diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui
-
Material timbunan di datangkan dengan menggunakan dump
truk dan di turunkan dilokasi area jalan yang akan di timbun.
-
Material dihampar dengan tenaga manusia.
-
Hamparan timbunan disiram air dengan menggunakan Water
Tank Truck (sebelum pemadatan) dan di padatkan lapis demi
lapis dengan menggunakan vibratory roller atau stamper.
-
Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi
tepi hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat
bantu
-
Agar hasil pemadatan optimum maka pemadatan dilakukan
lapis per lapis
a. Membentuk Bahu Jalan Keras
Pekerjaan yang tercakup dalam Pekerjaan ini meliputi pekerjaanpekerjaan Pemotongan dan Pembersihan Semak belukar yang
tumbuh
pada
bahu jalan, pembongkaran bahu jalan yang tinngi, pengurugan
daerah
–
daerah yang rendah dengan bahan lebihan dan pembentukan
kembali
bahu
jalan sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
-
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan
diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui
-
Penutupan celah-celah antara penahan tanah dengan tanah
existing
-
Membersihkan, memotong semak-semak yang menghalangi
area bahu jalan.
-
Pembentukan bahu jalan dengan sebaik mungkin yang akan di
fungsikan sebagai drainase.
b. Pekerjaan yang tercakup dalam Pekerjaan ini harus meliputi
pekerjaanpe kerjaan Pemotongan dan Pembersihan Semak belukar
yang
tumbuh
pada
bahu jalan, pembongkaran bahu jalan yang tinngi, pengurugan
daerah
–
daerah yang rendah dengan bahan lebihan dan pembentukan
kembali
bahu
jalan sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik.
c. Pekerjaan
rehabilitasi
memelihara
bahu
sarana-sarana
jalan
yang
tersebut
dilaksanakan
dalam
untuk
kondisi
agar
dapat memberi pelayanan yang baik, harus secara teliti dibedabedakan oleh Direksi Teknik dari pekerjaan-pekerjaan serupa tetapi
berskala
besar
yang
dilaksanakan
mengembalikan
untuk
memperbaiki
kondisi
atau
sarana
tersebut dan yang dibayar menurut Pekerjaan lain.
2. DIVISI 7. STRUKTUR
Beton mutu rendah dengan fc’= 10 MPa (K-125)
a.
Sesuai gambar dalam dokumen tender, maka volume pekerjaan
beton K-125 akan digunakan sesuai gambar atau petunjuk
Direksi dan atau pekerjaan lainnya sesuai hasil field engineering
yang telah disetujui Direksi Pekerjaan.
b. Beton K-125 di produksi secara manual (concrete mixer).
Material berupa pasir, semen dan agregat kasar diterima
dilokasi pekerjaan.
c.
Secara umum tahapan pelaksanaan pekerjaan beton K-125
untuk pekerjaan diatas (butir a ) dapat diuraikan secara
berikut :
Pekerjaan akan dimulai dengan pembuatan shop drawings
untuk kemudian dimintakan persetujuannya dari Direksi
Pekerjaan.
Baja Tulangan yang telah dirakit (cutting and bending) di
base
camp
akan
dibawa
kelokasi
pekerjaan
untuk
dipasangkan sesuai shop drawings. Baja tulangan akan
dipasangkan / diikat dengan menggunakan kawat beton.
Pekerjaan dilanjutkan dengan pembuatan dan pemasangan
bekisting yang terbuat dari balok kayu dan multiplex untuk
membentuk dimensi struktur sesuai shop drawings.
Sebelum dilakukan pengecoran beton, maka semua hasil
rakitan penulangan dan bekisting akan dibersihkan terlebih
dahulu
dan
dimintakan
persetujuannya
dari
Direksi
Pekerjaan.
Untuk menjaga agar tidak terjadi pemisahan agregat
(segredasi) dari beton, maka pengecoran beton akan
dilakukan dengan menggunakan luncuran manual.
Selama
proses
pengecoran,
beton
akan
diperiksa
kekentalannya dengan uji slump dan terhadap beton yang
lolos uji, akan dituangkan dan pemadatan beton akan
dilakukan
dengan
menggunakan
concrete
vibrator
sedemikian rupa agar tidak terjadi bleeding.
Untuk mengetahui kondisi kekuatan beton, maka atas
persetujuan Direksi Pekerjaan, akan dilakukan pengambilan
dan pembuatan benda uji kubus/silinder.
Pembongkaran bekisting kemudian akan dilakukan setelah
beton mengeras dan sesuai engan persyaratan Spesifikasi.
a. Pasangan Paving Stone termasuk Uskup 8 cm K 300 Dan
Kansteen
Pemasangan paving blok
adalah
pemasangan paving baru,
perataan / leveling tanah dasar bawah lapisan pasir, penyediaan
alat bantu, bahan, tenaga kerja dan uji laboratorium dipandang
perlu untuk mengetahui mutu kuat tekan (kelas paving block).
Pengiriman dan Penyimpanan
Semua bahan harus disimpan dengan baik dari kerusakan pada
saat pengiriman unit – unit paving blocks dijaga agar tidak terjadi
retak, patah dan rusak pada sudut, tepi/lingir, dan bersih.
Penyiapan bahan akan membantu pelaksanaan pekerjaan ini agar
lancar dan ekonomis, ikhwal yang berkaitan dengan pekerjaan ini
adalah sebagai berikut :
Penempatan material paving block, pasir alas, pasir pengisi
harus dekat dengan lokasi pemasangan, bilamana paving blok
disimpan secara bertumpuk maka tinggi penumpukan jangan
terlalu tinggi, maksimal 1,5 m;
Pengadaan peralatan, bahan dan tenaga kerja harus sesuai
dengan volume pekerjaan;
Untuk
menghindari
genangan
air di
musim hujan
agar
dibuatkan saluran sementara;
Plastik digunakan untuk penutup paving blok yang sudah
terpasang tetapi belum sempat terisi dengan pasir pengisi.
Peralatan dan Bahan
Peralatan utama yang diperlukan dalam pelaksanaan pemasangan
paving block adalah :
Benang kasur atau benang Plastik ;
Sapu lidi;
Sikat ijuk;
Gerobak barang seperti yang dipakai untuk mengangkut pasir ;
Alat potong paving block mekanis atau hidrolis;
Waterpass atau selang plastik transparan;
Pemadat pengetar ( vibro compactor );
Potongan-potongan besi beton yang ujungnya telah dibuat
pipih untuk membantu menggeser-geserkan blok pada waktu
penyesuaian celah;
Jidar aluminium panjang 2-3 m.
Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pemasangan paving blok dibagi dalam beberapa
tahap, seperti dibawah ini :
Pekerjaan Persiapan
1.1 Pemeriksaan Pondasi
Sebelum pelaksanaan pemasangan paving blok dilakukan
pemeriksaan terhadap pondasi adalah :
Permukaaan pondasi yang berhubungan dengan pasir alas
harus rata, tidak bergelombang dan rapat; pasir alas tidak
boleh digunakan untuk memperbaiki ketidak-sempurnaan
pondasi.
Permukaan
pondasi
untuk
jalan
kendaraan
harus
mempunyai kemiringan 2,5% untuk trotoar 2%
Lebar pondasi harus cukup sampai dibawah beton pembatas
atau penyokong
1.2 Lokasi Titik Awal
Titik awal ini penting diperhatikan khususnya lokasi dengan
tanah miring; pemasangan ini harus berawal dari titik
terendah agar paving blok yang telah terpasang tidak
bergeser (akan disesuaikan dengan kondisi dilapangan);
Pemasangan secara berurutan yang dimulai dari satu sisi
1.3 Benang Pembantu
Agar pemasangan bisa dilaksankan secara baik dan cermat,
maka perlu ada alat pembantu yaitu benang pembantu.
Benang pembantu dapat dipasang setiap jarak 4 m sampai 5
m. Bilamana pada lokasi pemasangan terdapat lubang saluran,
bak bunga atau konstruksi lain, maka harus ada benang
pembantu tambahan agar pola block terkunci tetap dapat
dipertahankan.
Pemasangan Beton Pembatas Dan Beton Penyokong
Beton pembatas atau biasa disebut beton kanstin adalah salah
satu bagian perkerasan block beton terkunci yang fungsinya
menjepit dan menahan lapisan paving block agar tidak tergeser
pada
waktu
menerima
beban,
sehingga
blok
tetap
saling
mengunci. Beton pembatas harus terpasang sebelum penebaran
pasir alas. Bentuk beton pembatas bermacam-macam dan proses
pembuatannya beraneka-ragam ada yang dari beton pracetak,
beton cor ditempat, baik secara manual atau dengan alat slipform.
Untuk perkerasan paving blok mutu beton pembatas yang
berhubungan dengan jalur lalu lintas kendaraan minimum fc’ 25,0
MPa. Bilamana digunakan beton pembatas dari beton pracetak,
beton pembatas harus dipasang di atas beton penyokong agar
terjadi
ikatan
yang
baik
antara
beton
pembatas
dan
pondasisehingga tidak mudah tergeser. Untuk itu dilakukan hal
sebagai berikut :
1. tebarkan selapis beton penyokong setebal minimum 7 cm;
2. pasang beton pembatas di atas beton penyokong tersebut
sewaktu masih dalam keadaan basah, sehingga ketinggian dan
kelurusaan beton pembatas sesuai dengan benang pembantu;
3. tambahkan
adukan
beton
pada
bagian
belakang
beton
pembatas;
4. setelah beton penyokong dalam keadaan setengah kering,
barulah
ditimbun
dengan
tanah,
mutu
beton
penyokong
minimum fc’ 17,5 MPA;
5. beton pembatas sering dikombinasikan dengan tali air
dan
mulut air sebagai saluran untuk membuang air hujan; apabila
pertemuan antara beton pembatas dan lapisan blok tidak diberi
tali air biasanya beton pembatas mudah terkena gesekan roda
kendaraan.
Penebaran Pasir Alas
Pasir alas adalah pasir dengan ketebalan tertentu sebagai alas
perletakan paving blok. Pasir alas harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
1. Butiran pasir alas adalah pasir kasar dengan besar butir
maksimum 9,5 mm seperti pasir beton, tajam, keras dan bersih
dari lumpur, garam atau kotoran lain;
2. Pada saat penebaran harus dalam keadaan kering atau kadar air
kurang dari 10% dan bersifat gembur;
3. Tebal pasir berkisar antara 5 sampai 6 cm dan setelah
dipadatkan
tidak
boleh
lebih
5 cm;
untuk
mendapatkan
ketebalan yang seragam, agar menggunakan alat perata yaitu
jidar kayu dengan mengikuti rel pembantu dari blok beton yang
disusun sejajar memanjang ; selain itu juga dapat digunakan
benang pembantu sebagai referensi.
4. Pasir alas ini tidak boleh digunakan untuk mengisi lubanglubang pada pondasi untuk memperbaiki tinggi pondasi;
5. Lapis atas pondasi di bawah pasir alas harus diratakan dan
diperbaiki sebelum penebaran pasir alas dimulai
6. Untuk jalan dengan lebar kurang dari 3 m, beton pembatas yang
dipasang dapat berfungsi sebagai rel pembantu;
7. Untuk jalan dengan lebar lebih dari 3 m, perataan pasir alas
dilaksanakan secara tahap;
8. Sebaiknya pasir alas diletakkan secara gundukan kecil di daerah
lokasi pemasangan agar sewaktu menarik jidar tidak terlalu
berat dan dapat memudahkan pelaksanaan;
9. Pasir alas yang sudah dirataakan dijaga agar tidak terganggu
seperti terinjak atau dipakai menumpuk bahan;
10.Setiap tahap, luas maksimim adalah 30 m2 dengan demikian
pada sore hari dapat tertutup seluruhnya oleh paving blok;
11.Untuk
pekerjaan
yang
akan
dilanjutkan
maka
pasir
alas
disisakan 1 m dari baris terakhir paving blok;
12.Pasir alas yang belum sempat ditutup oleh paving blok,
keesokan harinya agar digemburkan dan diratakan kembali;
13.volume pasir yang diperlukan sebagai pasir alas setebal 50 mm
adalah ± 5 m3 setiap 100 m2 paving blok.
C. PENANGANAN MASA PEMELIHARAN
Setelah
dilakukan
SP
1
maka
kontraktor
berkewajiban
untuk
melaksanakan masa pemeliharaan selama jangka waktu yang telah di
tetapkan oleh Pengguna Jasa.
Tahapan Penanganan masa pemeliharaan :
-
Secara rutin kontraktor akan melakukan pemeriksaan kondisi hasil
pekerjaan.
-
Melakukan
perbaikan
pada
bagian-bagian
pekerjaan
mengharuskan dilakukan perbaikan.
-
Mengganti material paving yang pecah pada masa pemeliharaan.
yang
D. MANAJEMEN PENGATURAN LALU LINTAS
Pengaturan
lalu
lintas
merupakan
hal
yang
sangat
penting
untuk
diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan jalan ini . untuk setiap tahapan
pekerjaan dan sepanjang waktu pelaksanaan, diupayakan tidak mengganggu
aktifitas arus lalu lintas yang ada di jalan tersebut. Terhambatnya aktifitas
arus lalu lintas di lokasi pekerjaan dan daerah sekitarnya akan menimbulkan
kerugian bagi pengguna jalan dalam berbagai aspek, safety bagi para
pengguna jalan perlu mendapat jaminan agar tidak menimbulkan kerugian
bagi seluruh pihak.
Manajemen pengaturan lalu lintas dalam pelaksanaan pekerjaan dapat di
lakukan dengan dengan berbagai cara antara lain:
1. memasang berbagai jenis rambu – rambu pengaman di sekitar lokasi
pekerjaan secara tepat dan benar, baik secara fungsi bentuk dan lokasi
penempatan sesuai spesifikasi dan ketentuan yang ada.
2. Menempatkan petugas pengatur lalu lintas secara efektif dan efisien untuk
mengatur dan mengerahkan arus lalu lintas yang ada.
3. Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan yang
ada. Pekerjaan – pekerjaan yang akan menimbulkan gangguan besar
(friction) terhadap arus lalu lintas, di atur jadwalnya sedemikian rupa
sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak terlalu mengganggu arus lalu lintas
yang ada dan menimbulkan kepadatan arus lalulintas yang berarti.
E. SISTEM MANAJEMEN
1. pengendalian Aspek Lingkungan
Rencana pelaksanaan
pekerjaan akan menimbulkan dampak positif
berupa peningkatan kualitas pelayanan lalu lintas, khususnya pada ruas
jalan tersebut. Pekerjaan ruas jalan ini juga akan memberI peningkatan
pada tarap perekonomian pada masyarakat sekitarnya. Namun yang
perlu
di
cermati
bahwa
pelaksanaan
pekerjaan
ini
juga
akan
menimbulkan dampak negative terhadap aspek lingkungan, terutama
pada saat pelaksanaan pekerjaan ruas jalan tersebut.
Perkiraan dampak yang akan terjadi saat pelaksanaan pekerjaan jalan
dalam pembahasan ini terbagi atas 2 (dua) bagian, yaitu:
Tahap Pra Konstruksi
Komponen lingkungan yang di perkirakan akan terkena dampak dari
proyek pekerjaan jalan ini antara lain, yaitu:
a. Masyarakat pengguna jalur jalan angkutan material, khususnya
tanah urug dan material lainnya dari sumber material dan base
camp dari lokasi pekerjaan.
b. Berkurangnya lahan tempat pemberhentian kendaraan umum
dan tempat parkir.
Tahap Konstruksi
Sumber dampak yang akan mengakibatkan keresahan lingkungan
pada tahap konstruksi antara lain :
a. Adanya kegiatan mobilisasi alat – alat berat untuk konstruksi,
sehingga menimbulkkan dampak kemacetan lalu lintas.
b. Kegiatan pengiriman/pengangkutan material untuk konstruksi,
misalnya : tanah urug, agregat, batu kali, pasir, dll.
c. Kegiatan angkutan untuk pembuangan material : material bekas
galian
d. Kebisingan akibat beroperasinya alat-alat berat.
e. Penurunan kualitas udara terutama akibat debu, khususnya
karena adanya operasi pengangkutan tanah ex galian tanah dan
untuk tibunan, serta gas buang dari alat-alat konstruksi dan
alat-alat pengangkutan.
Untuk meminimalisir kondisi tersebut diatas, maka PT. Seneca Indonesia
akan melakukan upaya-upaya antara lain :
a. Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat di sepanjang lokasi
jalur angkutan material untuk proyek dengan melibatkan penduduk
dan pejabat setempat (Camat), lurah, RW, RT) setempat, pemilik
proyek (Dinas PU Bina Marga) dan pelaksana proyek (Kontraktor),
kegiatan
penyuluhan
rencana/jadwal
kegiatan
ini
harus
pelaksanaan
menjelaskan
mengenai
dan
gambaran
member
bagaimana
tipikal
proyek
tersebut
setelah
ditangani.
Pada
kesempatan ini, pihak proyek juga harus dapat akibat menampung
aspirasi/kemarau, masyarakat sekitarnya yang terkena dampak
lingkungan lainnya baik masa pra maupun pasca konstruksi.
b. Terhadap dampak yang timbul akibat pelaksanaan pemadatan
tanah, maka terutama pada musim kering/kemarau, akan dilakukan
penyiraman
tanah/jalan
sehingga
gangguan
debu
dapat
diminimalkan.
c. Terhadap dampak yang timbul akibat kemungkinan debu, maka
semua kendaraan proyek yang membawa material keluar
dan
masuk kelokasi proyek harus tertutup dengan terpal penutup.
d. Terhadap dampak kebisingan
yang akan timbul, akan diusahakan
dengan cara menggunakan peralatan yang jalan yang membatasi
kecepatan laju kenderaan saat melewati lokasi proyek, sehingga
intensitas kebisingan yang keluar dari knalpot kenderaan angkutan
dan alat berat dapat dikurangi.
e. Untuk mengurangi dampak meningkatnya volume lalu lintas di
lokasi proyek, maka akan dilakukan hal-hal sebagai berikut:
Melaksanakan koordinasi dengan pihak kepolisian, khususnya
yang berkaitan dengan pengaturan lalu lintas.
Melaksanakan mobilisasi alat dan bahan kontruksi pada saat jam
yang tidak sibuk, yaitu dengan terlebih dahulu mensurvey kondisi
volume lalu lintas harian rata-rata setiap jamnya.
Melaksanakan mobilisasi alat dan bahan dengan cepat dan tepat
waktu
Mengusakan dan mengatur dan mengatur penempatan bahan
dilokasi
proyek
sedemikian
rupa
sehingga
tidak
akan
menggangggu kelancaran lalu lintas yang ada saat bongkar muat
bahan.
f.
Terhadap
dampak
yang
timbul
karena
adanya
kemungkinan
pembongkaran/pemindahan utilitas umum, maka akan dilakukan
koordinasi dengan pihak terkait menyangkut pemberitahuan kapan
kegiatan dimulai, prosedur dan pengamanan pelaksanaan.
F. PENERAPAN SISTEM KEAMANAN KERJA
Penerapan system keamanan kerja akan di bahas lebih detail pada
form K3RK untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan dilapangan
Demikian uraian metode Pelaksanaan beserta aspek-aspek yang terkait di
dalamnya, semoga uraian diatas dapat memenuhi persyaratan yang dibutuhkan
untuk kelengkapan Dokumen Penawaran Paket pekerjaan yang kami ikuti.
Dibuat Oleh ;
CV. MAHARAJA JAYA UTAMA
MOCH. DADANG
GINANJAR
Direktur
KEGIATAN
: Pemeliharaan Berkala Jalan Di Wilayah Kabupaten
Pasuruan
PEKERJAAN
: Pekerjaan Pemeliharaan Berkala Jl. Duren Sewu Desa
Duren
Sewu
LOKASI
: Kecamatan Pandaan Kabupaten Pasuruan
NO RUAS
:-
PANJANG PENANGANAN
: 619 x 5.00 m
SUMBER DANA
: DAU
TAHUN ANGGARAN
: 2016
METHODE KERJA :
A. PENANGANAN PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Penyediaan Fasilitas seperti :
1.
Direksikeet/Kantor Lapangan
2.
Gudang
3.
Mobilisasi Alat dan Tenaga Kerja
4.
Papan Nama Proyek
5.
Rambu-rambu Lalulintas
b. Pra Konstruksi
Kegiatan
Pra
Konstruksi
dilakukan
sebelum
pekerjaan-pekerjaan
konstruksi dilakukan. Kegiatan-kegiatan tersebut yaitu diantaranya :
1.
PCM (Pre Construction Meeting)
2.
Field Engineering (FE)
c. Mobilisasi peralatan penunjang pekerjaan
Peralatan yang akan dimobilisasi kelapangan yaitu peralatan yang akan
menunjang
dalam
pelaksanaan
pekerjaan
serta
jenis,
type
dan
kuantitas alat sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.
B. PENANGANAN PEKERJAAN UTAMA
1. DIVISI 3 PEKERJAAN TANAH
a. Galian Tanah Untuk Kontruksi
Galian untuk keperluan pekerjaan Talud/Penahan Jalan Dilaksanakan
setelah SPMK dan telah mendapatkan persetujuan dari PPK yang
meliputi :
i. Galian Tanah,
ii. Buangan Tanah Lebih
iii. Urugan Tanah Kembali.
Galian Biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklarifikasikan
sebagai galian batu, galian struktur, galian sumber bahan dan galian
perkerasan beraspal. Pekerjaan pada paket ini dilakukan untuk
pekerjaan perataan dan perapihan pada permukaan bahu jalan dan
pekerjaan lainnya.
Sebelum melakukan pekerjaan galian harus dibuat request dan
diserahkan kepada direksi untuk diketahui dan disetujui. Setelah
mendapat persetujuan pekerjaan galian dimulai maka perlu dilakukan
pengukuran area yang akan di kerjakan. Tujuannya adalah agar tidak
terjadi kekeliruan pada saat pekerjaan galian dilaksanakan.
Pekerjaan galian akan didahului dengan pekerjaan pengupasan
lapisan teratas yang berupa lapisan urugan. Pekerjaan galian ini
disesuaikan dengan peil dalam gambar desain. Pekerjaan galian ini
menggunakan cara manual dengan peralatan sederhana. Pekerjaan
lainya adalah urugan tanah kembali bekas galian dilakukan setelah
pekerjaan pasangan selesai dilaksanakan dan dipadatkan kemudian
sisa tanah dibuang pada pada lokasi tertentu hingga terlihat rapi dan
sempurna.
-
Asumsi pekerjaan secara manual. Faktor pengembangan bahan
adalah 1,20.
-
Bahan yang digunakan : tidak ada bahan yang dipergunakan.
-
Alat yang digunakan : penggalian menggunakan alat bantu biasa
berupa cangkul, singkup, belincong dan roda dorong dan untuk
pembuangan hasil galian menggunakan Roda Dorong.
b. Penimbunan Badan Jalan
1. Timbunan Biasa (eks galian)
Pekerjaan
ini
dilaksanakan
sebagai
timbunan
dasar
sebelum
timbunan pilihan dilaksanakan yang mana diperlukan untuk mengisi
celah pada pekerjaan pasangan batu atau pekerjaan TPT selesai
dilaksanakan.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
-
Sebelum
melakukan
pekerjaan
harus
dibuat
request
dan
diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui.
-
Material dihampar dengan tenaga manusia.
-
Hamparan timbunan disiram air dengan menggunakan Water
Tank Truck (sebelum pemadatan) dan dipadatkan lapis demi
lapis dengan menggunakan stamper.
-
Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi
hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat
Bantu.
2. Timbunan Pilihan
Pekerjaan Timbunan Pilihan digunakan sebagai timbunan pada
pekerjaan timbunan badan jalan setelah timbunan biasa terlebih
dahulu sudah dilaksananakan.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
-
Sebelum
melakukan
pekerjaan
harus
dibuat
request
dan
diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui
-
Material timbunan di datangkan dengan menggunakan dump
truk dan di turunkan dilokasi area jalan yang akan di timbun.
-
Material dihampar dengan tenaga manusia.
-
Hamparan timbunan disiram air dengan menggunakan Water
Tank Truck (sebelum pemadatan) dan di padatkan lapis demi
lapis dengan menggunakan vibratory roller atau stamper.
-
Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi
tepi hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat
bantu
-
Agar hasil pemadatan optimum maka pemadatan dilakukan
lapis per lapis
a. Membentuk Bahu Jalan Keras
Pekerjaan yang tercakup dalam Pekerjaan ini meliputi pekerjaanpekerjaan Pemotongan dan Pembersihan Semak belukar yang
tumbuh
pada
bahu jalan, pembongkaran bahu jalan yang tinngi, pengurugan
daerah
–
daerah yang rendah dengan bahan lebihan dan pembentukan
kembali
bahu
jalan sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
-
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan
diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui
-
Penutupan celah-celah antara penahan tanah dengan tanah
existing
-
Membersihkan, memotong semak-semak yang menghalangi
area bahu jalan.
-
Pembentukan bahu jalan dengan sebaik mungkin yang akan di
fungsikan sebagai drainase.
b. Pekerjaan yang tercakup dalam Pekerjaan ini harus meliputi
pekerjaanpe kerjaan Pemotongan dan Pembersihan Semak belukar
yang
tumbuh
pada
bahu jalan, pembongkaran bahu jalan yang tinngi, pengurugan
daerah
–
daerah yang rendah dengan bahan lebihan dan pembentukan
kembali
bahu
jalan sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik.
c. Pekerjaan
rehabilitasi
memelihara
bahu
sarana-sarana
jalan
yang
tersebut
dilaksanakan
dalam
untuk
kondisi
agar
dapat memberi pelayanan yang baik, harus secara teliti dibedabedakan oleh Direksi Teknik dari pekerjaan-pekerjaan serupa tetapi
berskala
besar
yang
dilaksanakan
mengembalikan
untuk
memperbaiki
kondisi
atau
sarana
tersebut dan yang dibayar menurut Pekerjaan lain.
2. DIVISI 7. STRUKTUR
Beton mutu rendah dengan fc’= 10 MPa (K-125)
a.
Sesuai gambar dalam dokumen tender, maka volume pekerjaan
beton K-125 akan digunakan sesuai gambar atau petunjuk
Direksi dan atau pekerjaan lainnya sesuai hasil field engineering
yang telah disetujui Direksi Pekerjaan.
b. Beton K-125 di produksi secara manual (concrete mixer).
Material berupa pasir, semen dan agregat kasar diterima
dilokasi pekerjaan.
c.
Secara umum tahapan pelaksanaan pekerjaan beton K-125
untuk pekerjaan diatas (butir a ) dapat diuraikan secara
berikut :
Pekerjaan akan dimulai dengan pembuatan shop drawings
untuk kemudian dimintakan persetujuannya dari Direksi
Pekerjaan.
Baja Tulangan yang telah dirakit (cutting and bending) di
base
camp
akan
dibawa
kelokasi
pekerjaan
untuk
dipasangkan sesuai shop drawings. Baja tulangan akan
dipasangkan / diikat dengan menggunakan kawat beton.
Pekerjaan dilanjutkan dengan pembuatan dan pemasangan
bekisting yang terbuat dari balok kayu dan multiplex untuk
membentuk dimensi struktur sesuai shop drawings.
Sebelum dilakukan pengecoran beton, maka semua hasil
rakitan penulangan dan bekisting akan dibersihkan terlebih
dahulu
dan
dimintakan
persetujuannya
dari
Direksi
Pekerjaan.
Untuk menjaga agar tidak terjadi pemisahan agregat
(segredasi) dari beton, maka pengecoran beton akan
dilakukan dengan menggunakan luncuran manual.
Selama
proses
pengecoran,
beton
akan
diperiksa
kekentalannya dengan uji slump dan terhadap beton yang
lolos uji, akan dituangkan dan pemadatan beton akan
dilakukan
dengan
menggunakan
concrete
vibrator
sedemikian rupa agar tidak terjadi bleeding.
Untuk mengetahui kondisi kekuatan beton, maka atas
persetujuan Direksi Pekerjaan, akan dilakukan pengambilan
dan pembuatan benda uji kubus/silinder.
Pembongkaran bekisting kemudian akan dilakukan setelah
beton mengeras dan sesuai engan persyaratan Spesifikasi.
a. Pasangan Paving Stone termasuk Uskup 8 cm K 300 Dan
Kansteen
Pemasangan paving blok
adalah
pemasangan paving baru,
perataan / leveling tanah dasar bawah lapisan pasir, penyediaan
alat bantu, bahan, tenaga kerja dan uji laboratorium dipandang
perlu untuk mengetahui mutu kuat tekan (kelas paving block).
Pengiriman dan Penyimpanan
Semua bahan harus disimpan dengan baik dari kerusakan pada
saat pengiriman unit – unit paving blocks dijaga agar tidak terjadi
retak, patah dan rusak pada sudut, tepi/lingir, dan bersih.
Penyiapan bahan akan membantu pelaksanaan pekerjaan ini agar
lancar dan ekonomis, ikhwal yang berkaitan dengan pekerjaan ini
adalah sebagai berikut :
Penempatan material paving block, pasir alas, pasir pengisi
harus dekat dengan lokasi pemasangan, bilamana paving blok
disimpan secara bertumpuk maka tinggi penumpukan jangan
terlalu tinggi, maksimal 1,5 m;
Pengadaan peralatan, bahan dan tenaga kerja harus sesuai
dengan volume pekerjaan;
Untuk
menghindari
genangan
air di
musim hujan
agar
dibuatkan saluran sementara;
Plastik digunakan untuk penutup paving blok yang sudah
terpasang tetapi belum sempat terisi dengan pasir pengisi.
Peralatan dan Bahan
Peralatan utama yang diperlukan dalam pelaksanaan pemasangan
paving block adalah :
Benang kasur atau benang Plastik ;
Sapu lidi;
Sikat ijuk;
Gerobak barang seperti yang dipakai untuk mengangkut pasir ;
Alat potong paving block mekanis atau hidrolis;
Waterpass atau selang plastik transparan;
Pemadat pengetar ( vibro compactor );
Potongan-potongan besi beton yang ujungnya telah dibuat
pipih untuk membantu menggeser-geserkan blok pada waktu
penyesuaian celah;
Jidar aluminium panjang 2-3 m.
Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pemasangan paving blok dibagi dalam beberapa
tahap, seperti dibawah ini :
Pekerjaan Persiapan
1.1 Pemeriksaan Pondasi
Sebelum pelaksanaan pemasangan paving blok dilakukan
pemeriksaan terhadap pondasi adalah :
Permukaaan pondasi yang berhubungan dengan pasir alas
harus rata, tidak bergelombang dan rapat; pasir alas tidak
boleh digunakan untuk memperbaiki ketidak-sempurnaan
pondasi.
Permukaan
pondasi
untuk
jalan
kendaraan
harus
mempunyai kemiringan 2,5% untuk trotoar 2%
Lebar pondasi harus cukup sampai dibawah beton pembatas
atau penyokong
1.2 Lokasi Titik Awal
Titik awal ini penting diperhatikan khususnya lokasi dengan
tanah miring; pemasangan ini harus berawal dari titik
terendah agar paving blok yang telah terpasang tidak
bergeser (akan disesuaikan dengan kondisi dilapangan);
Pemasangan secara berurutan yang dimulai dari satu sisi
1.3 Benang Pembantu
Agar pemasangan bisa dilaksankan secara baik dan cermat,
maka perlu ada alat pembantu yaitu benang pembantu.
Benang pembantu dapat dipasang setiap jarak 4 m sampai 5
m. Bilamana pada lokasi pemasangan terdapat lubang saluran,
bak bunga atau konstruksi lain, maka harus ada benang
pembantu tambahan agar pola block terkunci tetap dapat
dipertahankan.
Pemasangan Beton Pembatas Dan Beton Penyokong
Beton pembatas atau biasa disebut beton kanstin adalah salah
satu bagian perkerasan block beton terkunci yang fungsinya
menjepit dan menahan lapisan paving block agar tidak tergeser
pada
waktu
menerima
beban,
sehingga
blok
tetap
saling
mengunci. Beton pembatas harus terpasang sebelum penebaran
pasir alas. Bentuk beton pembatas bermacam-macam dan proses
pembuatannya beraneka-ragam ada yang dari beton pracetak,
beton cor ditempat, baik secara manual atau dengan alat slipform.
Untuk perkerasan paving blok mutu beton pembatas yang
berhubungan dengan jalur lalu lintas kendaraan minimum fc’ 25,0
MPa. Bilamana digunakan beton pembatas dari beton pracetak,
beton pembatas harus dipasang di atas beton penyokong agar
terjadi
ikatan
yang
baik
antara
beton
pembatas
dan
pondasisehingga tidak mudah tergeser. Untuk itu dilakukan hal
sebagai berikut :
1. tebarkan selapis beton penyokong setebal minimum 7 cm;
2. pasang beton pembatas di atas beton penyokong tersebut
sewaktu masih dalam keadaan basah, sehingga ketinggian dan
kelurusaan beton pembatas sesuai dengan benang pembantu;
3. tambahkan
adukan
beton
pada
bagian
belakang
beton
pembatas;
4. setelah beton penyokong dalam keadaan setengah kering,
barulah
ditimbun
dengan
tanah,
mutu
beton
penyokong
minimum fc’ 17,5 MPA;
5. beton pembatas sering dikombinasikan dengan tali air
dan
mulut air sebagai saluran untuk membuang air hujan; apabila
pertemuan antara beton pembatas dan lapisan blok tidak diberi
tali air biasanya beton pembatas mudah terkena gesekan roda
kendaraan.
Penebaran Pasir Alas
Pasir alas adalah pasir dengan ketebalan tertentu sebagai alas
perletakan paving blok. Pasir alas harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
1. Butiran pasir alas adalah pasir kasar dengan besar butir
maksimum 9,5 mm seperti pasir beton, tajam, keras dan bersih
dari lumpur, garam atau kotoran lain;
2. Pada saat penebaran harus dalam keadaan kering atau kadar air
kurang dari 10% dan bersifat gembur;
3. Tebal pasir berkisar antara 5 sampai 6 cm dan setelah
dipadatkan
tidak
boleh
lebih
5 cm;
untuk
mendapatkan
ketebalan yang seragam, agar menggunakan alat perata yaitu
jidar kayu dengan mengikuti rel pembantu dari blok beton yang
disusun sejajar memanjang ; selain itu juga dapat digunakan
benang pembantu sebagai referensi.
4. Pasir alas ini tidak boleh digunakan untuk mengisi lubanglubang pada pondasi untuk memperbaiki tinggi pondasi;
5. Lapis atas pondasi di bawah pasir alas harus diratakan dan
diperbaiki sebelum penebaran pasir alas dimulai
6. Untuk jalan dengan lebar kurang dari 3 m, beton pembatas yang
dipasang dapat berfungsi sebagai rel pembantu;
7. Untuk jalan dengan lebar lebih dari 3 m, perataan pasir alas
dilaksanakan secara tahap;
8. Sebaiknya pasir alas diletakkan secara gundukan kecil di daerah
lokasi pemasangan agar sewaktu menarik jidar tidak terlalu
berat dan dapat memudahkan pelaksanaan;
9. Pasir alas yang sudah dirataakan dijaga agar tidak terganggu
seperti terinjak atau dipakai menumpuk bahan;
10.Setiap tahap, luas maksimim adalah 30 m2 dengan demikian
pada sore hari dapat tertutup seluruhnya oleh paving blok;
11.Untuk
pekerjaan
yang
akan
dilanjutkan
maka
pasir
alas
disisakan 1 m dari baris terakhir paving blok;
12.Pasir alas yang belum sempat ditutup oleh paving blok,
keesokan harinya agar digemburkan dan diratakan kembali;
13.volume pasir yang diperlukan sebagai pasir alas setebal 50 mm
adalah ± 5 m3 setiap 100 m2 paving blok.
C. PENANGANAN MASA PEMELIHARAN
Setelah
dilakukan
SP
1
maka
kontraktor
berkewajiban
untuk
melaksanakan masa pemeliharaan selama jangka waktu yang telah di
tetapkan oleh Pengguna Jasa.
Tahapan Penanganan masa pemeliharaan :
-
Secara rutin kontraktor akan melakukan pemeriksaan kondisi hasil
pekerjaan.
-
Melakukan
perbaikan
pada
bagian-bagian
pekerjaan
mengharuskan dilakukan perbaikan.
-
Mengganti material paving yang pecah pada masa pemeliharaan.
yang
D. MANAJEMEN PENGATURAN LALU LINTAS
Pengaturan
lalu
lintas
merupakan
hal
yang
sangat
penting
untuk
diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan jalan ini . untuk setiap tahapan
pekerjaan dan sepanjang waktu pelaksanaan, diupayakan tidak mengganggu
aktifitas arus lalu lintas yang ada di jalan tersebut. Terhambatnya aktifitas
arus lalu lintas di lokasi pekerjaan dan daerah sekitarnya akan menimbulkan
kerugian bagi pengguna jalan dalam berbagai aspek, safety bagi para
pengguna jalan perlu mendapat jaminan agar tidak menimbulkan kerugian
bagi seluruh pihak.
Manajemen pengaturan lalu lintas dalam pelaksanaan pekerjaan dapat di
lakukan dengan dengan berbagai cara antara lain:
1. memasang berbagai jenis rambu – rambu pengaman di sekitar lokasi
pekerjaan secara tepat dan benar, baik secara fungsi bentuk dan lokasi
penempatan sesuai spesifikasi dan ketentuan yang ada.
2. Menempatkan petugas pengatur lalu lintas secara efektif dan efisien untuk
mengatur dan mengerahkan arus lalu lintas yang ada.
3. Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan yang
ada. Pekerjaan – pekerjaan yang akan menimbulkan gangguan besar
(friction) terhadap arus lalu lintas, di atur jadwalnya sedemikian rupa
sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak terlalu mengganggu arus lalu lintas
yang ada dan menimbulkan kepadatan arus lalulintas yang berarti.
E. SISTEM MANAJEMEN
1. pengendalian Aspek Lingkungan
Rencana pelaksanaan
pekerjaan akan menimbulkan dampak positif
berupa peningkatan kualitas pelayanan lalu lintas, khususnya pada ruas
jalan tersebut. Pekerjaan ruas jalan ini juga akan memberI peningkatan
pada tarap perekonomian pada masyarakat sekitarnya. Namun yang
perlu
di
cermati
bahwa
pelaksanaan
pekerjaan
ini
juga
akan
menimbulkan dampak negative terhadap aspek lingkungan, terutama
pada saat pelaksanaan pekerjaan ruas jalan tersebut.
Perkiraan dampak yang akan terjadi saat pelaksanaan pekerjaan jalan
dalam pembahasan ini terbagi atas 2 (dua) bagian, yaitu:
Tahap Pra Konstruksi
Komponen lingkungan yang di perkirakan akan terkena dampak dari
proyek pekerjaan jalan ini antara lain, yaitu:
a. Masyarakat pengguna jalur jalan angkutan material, khususnya
tanah urug dan material lainnya dari sumber material dan base
camp dari lokasi pekerjaan.
b. Berkurangnya lahan tempat pemberhentian kendaraan umum
dan tempat parkir.
Tahap Konstruksi
Sumber dampak yang akan mengakibatkan keresahan lingkungan
pada tahap konstruksi antara lain :
a. Adanya kegiatan mobilisasi alat – alat berat untuk konstruksi,
sehingga menimbulkkan dampak kemacetan lalu lintas.
b. Kegiatan pengiriman/pengangkutan material untuk konstruksi,
misalnya : tanah urug, agregat, batu kali, pasir, dll.
c. Kegiatan angkutan untuk pembuangan material : material bekas
galian
d. Kebisingan akibat beroperasinya alat-alat berat.
e. Penurunan kualitas udara terutama akibat debu, khususnya
karena adanya operasi pengangkutan tanah ex galian tanah dan
untuk tibunan, serta gas buang dari alat-alat konstruksi dan
alat-alat pengangkutan.
Untuk meminimalisir kondisi tersebut diatas, maka PT. Seneca Indonesia
akan melakukan upaya-upaya antara lain :
a. Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat di sepanjang lokasi
jalur angkutan material untuk proyek dengan melibatkan penduduk
dan pejabat setempat (Camat), lurah, RW, RT) setempat, pemilik
proyek (Dinas PU Bina Marga) dan pelaksana proyek (Kontraktor),
kegiatan
penyuluhan
rencana/jadwal
kegiatan
ini
harus
pelaksanaan
menjelaskan
mengenai
dan
gambaran
member
bagaimana
tipikal
proyek
tersebut
setelah
ditangani.
Pada
kesempatan ini, pihak proyek juga harus dapat akibat menampung
aspirasi/kemarau, masyarakat sekitarnya yang terkena dampak
lingkungan lainnya baik masa pra maupun pasca konstruksi.
b. Terhadap dampak yang timbul akibat pelaksanaan pemadatan
tanah, maka terutama pada musim kering/kemarau, akan dilakukan
penyiraman
tanah/jalan
sehingga
gangguan
debu
dapat
diminimalkan.
c. Terhadap dampak yang timbul akibat kemungkinan debu, maka
semua kendaraan proyek yang membawa material keluar
dan
masuk kelokasi proyek harus tertutup dengan terpal penutup.
d. Terhadap dampak kebisingan
yang akan timbul, akan diusahakan
dengan cara menggunakan peralatan yang jalan yang membatasi
kecepatan laju kenderaan saat melewati lokasi proyek, sehingga
intensitas kebisingan yang keluar dari knalpot kenderaan angkutan
dan alat berat dapat dikurangi.
e. Untuk mengurangi dampak meningkatnya volume lalu lintas di
lokasi proyek, maka akan dilakukan hal-hal sebagai berikut:
Melaksanakan koordinasi dengan pihak kepolisian, khususnya
yang berkaitan dengan pengaturan lalu lintas.
Melaksanakan mobilisasi alat dan bahan kontruksi pada saat jam
yang tidak sibuk, yaitu dengan terlebih dahulu mensurvey kondisi
volume lalu lintas harian rata-rata setiap jamnya.
Melaksanakan mobilisasi alat dan bahan dengan cepat dan tepat
waktu
Mengusakan dan mengatur dan mengatur penempatan bahan
dilokasi
proyek
sedemikian
rupa
sehingga
tidak
akan
menggangggu kelancaran lalu lintas yang ada saat bongkar muat
bahan.
f.
Terhadap
dampak
yang
timbul
karena
adanya
kemungkinan
pembongkaran/pemindahan utilitas umum, maka akan dilakukan
koordinasi dengan pihak terkait menyangkut pemberitahuan kapan
kegiatan dimulai, prosedur dan pengamanan pelaksanaan.
F. PENERAPAN SISTEM KEAMANAN KERJA
Penerapan system keamanan kerja akan di bahas lebih detail pada
form K3RK untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan dilapangan
Demikian uraian metode Pelaksanaan beserta aspek-aspek yang terkait di
dalamnya, semoga uraian diatas dapat memenuhi persyaratan yang dibutuhkan
untuk kelengkapan Dokumen Penawaran Paket pekerjaan yang kami ikuti.
Dibuat Oleh ;
CV. MAHARAJA JAYA UTAMA
MOCH. DADANG
GINANJAR
Direktur