Alih Fungsi lahan dan dampak terhadap pe

Dinaf Bay Priawan. 125040100111241. Laju Alih Fungsi Lahan Pertanian dan
Dampak Terhadap Pendapatan Petani di Desa Tunjungtirto Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang. Di bawah bimbingan Dr.Ir. Yayuk Yuliati, MS.
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan sumberdaya alam yang melimpah, tidak
hanya sebagai negara maritim namun Indonesia juga sebagai negara agraris dimana
pertanian merupakan salah satu basis utama penopang perekonomian nasional. Sektor
pertanian mencakup sub sektor tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, perikanan
dan kehutanan, kesemuanya itu merupakan basis utama yang memberikan kontribusi
besar dalam pembangunan nasional seperti peningkatan ketahanan pangan nasional,
peningkatan pendapatan masyarakat, perolehan devisa negara melalui ekspor-impor,
penyerapan tenaga kerja, serta peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB).
Perekonomian Indonesia pada tahun 2014 menunjukkan peningkatan
dibandingkan tahun 2013. Hal ini diindikasikan dengan adanya peningkatan pada nilai
PDB yang telah dicapai sebesar Rp. 1.017,96 triliun terhadap tahun 2013. Secara
nominal PDB Indonesia tahun 2014 mencapai Rp. 10.542,7 triliun yang merupakan
kontribusi dari 17 (tujuh belas) lapangan usaha. Sumbangan dari sektor pertanian
terhadap PDB Indonesia mencapai Rp. 1.410,66 triliun. PDB sektor pertanian secara
luas (pertanian, kehutanan dan perikanan) mengalami peningkatan nilai tambah bruto
dari Rp. 1.275,05 triliun (tahun 2013) menjadi Rp. 1.410.66 triliun (tahun 2014) yang
disebabkan oleh peningkatan PDB sub sektor penyusunnya. Begitu juga dengan PDB

pertanian sempit (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perburuhan
& Jasa pertanian) mengalami peningkatan dari Rp. 994,78 triliun tahun 2013 menjadi
Rp. 1.088,94 triliun pada tahun 2014.
Dalam menghadapi pembangunan nasional, sektor pertanian masih mengalami
beberapa kendala yang secara langsung menghambat pertumbuhan sektor pertanian
tersebut dan salah satunya adalah masalah alih fungsi lahan pertanian ke non-pertanian
yang terus terjadi serta cenderung mengalami peningkatan setiap tahun. Menurut
(Ruswandi, 2005) dalam (Lestari, 2011) alih fungsi lahan atau konversi lahan adalah
berubahnya satu penggunaan lahan ke penggunaan lainnya, sehingga permasalahan
yang timbul akibat konversi lahan banyak terkait dengan kebijakan tataguna tanah. Alih
fungsi lahan pertanian yang selama ini terjadi di Indonesia sebenarnya berbanding lurus
dengan pertumbuhan perekonomian serta pertumbuhan jumlah penduduk yang
memungkinkan terjadinya persaingan pemanfaatan sumberdaya lahan. Faktor tersebut

yang mendorong terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke non-pertanian untuk
pemenuhan kebutuhan primer lain seperti pembangunan pemukiman serta industri.
Kabupaten Malang merupakan wilayah yang memiliki lahan pertanian cukup
luas dan salah satu penghasil pertanian terbesar serta penggerak pasar komoditas
pertanian di provinsi Jawa Timur. Luas wilayah Kabupaten Malang sebesar 315.043
hektar dan lebih dari 50% luas wilayahnya merupakan lahan pertanian. Sektor

pertanian merupakan sektor andalan dalam perekonomian Kabupaten Malang. Menurut
(Dinas Pertanian dan Perkebunan) sebagian besar wilayah Kabupaten Malang
merupakan lahan pertanian, yaitu sekitar 15,74% (49.593 hektar) merupakan lahan
sawah, 31,31% (98.641 hektar) adalah lahan tegal/lading/kebun, 6,21% (19.578 hektar)
adalah areal perkebunan dan 19,67% (61.955 hektar) adalah hutan. Potensi dari luasnya
lahan pertanian di Kabupaten Malang tersebut turut menyumbang terhadap Produk
Domestik regional Bruto (PDRB) , namun seiring berjalan waktu perkembangan sektor
lain juga ikut tumbuh bahkan hampir menyamai sektor pertanian dalam sumbangannya
terhadap PDRB.
Proses alih fungsi lahan pertanian juga dapat terindikasi dengan melihat
kontribusi sektor pertanian pada PDRB, jika kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB
cenderung menurun namun kontribusi sector lain cenderung meningkat maka dapat
diindikasikan bahwa sector pertanian mengalami kendala dan salah satu kendala sektor
pertanian yaitu alih fungsi lahan pertanian ke non-pertanian sehingga menyebabkan
hasil pertanian menurun dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi dari
sektor lain yang cukup pesat secara tidak langsung akan memberikan dampak terhadap
sektor pertanian khususnya dalam hal pemanfaatan lahan, karena sektor lain yang
sedang tumbuh memerlukan lahan untuk menunjang aktivitas pada sektornya masingmasing agar dapat berjalan lancar.
Sektor pertanian pada Kabupaten Malang adalah sektor yang memiliki lahan
terluas, sehingga sektor lain untuk mendapatkan lahan yang diinginkan tidak jarang

dengan melakukan alih fungsi lahan pertanian khusunya lahan sawah baik itu sawah
irigasi maupun non irigasi, sedangkan pada daerah Kabupaten Malang sendiri alih
fungsi lahan pertanian cukup tinggi terjadi dibeberapa Kecamatan yang khususnya
berbatasan langsung dengan Kota Malang ataupun berada di wilayah lingkar Kota
Malang sehingga pembangunan yang ada meluas hingga perbatasan perbatasan Kota
Malang yang masih dianggap strategis ataupun dekat dengan pusat kota.

Alih fungsi lahan pertanian yang tidak terkendali dapat menimbulkan banyak
dampak yang negatif antar lain; penurunan produksi beras, perubahan mata pencaharian
petani, perubahan ekologi lingkungan dan dengan adanya alih fungsi lahan pertanian
ini memberikan dampak langsung terhadap pendapatan petani, untuk itu penelitian ini
penting dilakukan untuk mengetahui seberap jauh laju alih fungsi lahan ini mampu
memberikan dampak terhadap petani khusunya pendapatan petani.

Potensi:







Kendala:

Pemenuhan kebutuhan pangan
Kontribusi PDRB tinggi
Serapan tenaga kerja tinggi
Sumber pendapatan petani






Pertumbuhan ekonomi
Kebutuhan lahan industri
Peningkatan penduduk
Kebutuhan lahan pemukiman

Rumusan Masalah
1. Bagaimana laju alih fungsi lahan pertanian di Desa Tunjungtirto Kecamatan

Singosari Kabupaten Malang selama tahun 2005 - 2014?
2. Bagaimana pendapatan petani di Desa Tunjungtirto Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang sebelum dan sesudah mengalihfungsikan lahan pertaniannya?
3. Bagaimana dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap pendapatan petani di Desa
Tunjungtirto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang?

Alih Fungsi Lahan Pertanian

Analisis Pendapatan Usahatani

V= Lt – Lt-1 x 100%
Lt-1

� = �� − ��

Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan dan menganalisis laju alih fungsi lahan pertanian selama tahun
2005 – 2014 di Desa Tunjungtirto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang
2. Mengetahui pendapatan petani di Desa Tunjungtirto Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang sebelum dan sesudah mengalihfungsikan lahan pertaniannya

3. Mendeskripsikan dan menganalisis dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap
pendapatan petani di Desa Tunjungtirto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang

Persamaan laju alih fungsi lahan

Dampak terhadap pendapatan petani

Regresi Linier Sederhana
(Simple Linier Regression)

Kebijakan Pengelolaan Lahan Pertanian

Alih Fungsi Lahan Pertanian Terkendali

= Alur Hubungan
----------

= Alat Analisis

1.

2.

3.

1.
2.
3.
4.
5.

Hipotesis
Lahan pertanian di Desa Tunjungtirto Kecamatan Singosari Kabupaten
Malang mengalami alih fungsi lahan pertanian
Pendapatan petani di Desa Tunjungtirto Kecamatan Singosari Kabupaten
Malang mengalami perubahan sebelum dan sesudah menjual lahan
pertanian
Besarnya laju alih fungsi lahan pertanian di Desa Tunjungtirto Kecamatan
Singosari Kabupaten Malang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pendapatan petani
Batasan Masalah

Penelitian ini terbatas pada Desa Tunjungtirto Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang
Penelitian ini dibatasi pada data time series tahun 2004-2014
Laju alih fungsi lahan pertanian diukur dengan menghitung perubahan luas
lahan pertanian setiap tahun
Responden penelitian hanya petani pemilik sawah yang lahannya telah
dialihfungsikan
Penelitian ini hanya untuk melihat dampak laju alih fungsi lahan pertanian
berpengaruh terhadap pendapatan petani

Metode Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian
Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan metode purposive atau sengaja
yaitu pada salah satu desa yang ada di Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, Jawa
Timur. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa Kabupaten
Malang sebagian besar wilayahnya merupakan lahan pertanian serta pengambilan salah
satu desa sebagai lokasi sampling berada di Kabupaten Malang dengan melihat angka
alih fungsi lahan pertanian paling tinggi. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan
April 2016 hingga bulan Mei 2016.
Metode Penentuan Responden
Pengambilan sample yang dilakukan kepada petani pemilik lahan yang

mengalami alih fungsi lahan atau telah menjual lahan pertaniannya dilakukan secara
snowball sampling. Teknik snowball sampling merupakan bentuk dari non-probability
sampling method. Penelitian dilaksanakan menggunakan metode snowball sampling
yakni metode pengambilan sampel melalui sekelompok responden awal, selanjutnya
responden awal tersebut diminta untuk mengidentifikasi responden lain yang memiliki

karakteristik sesuai dengan target populasi untuk pengambilan sampel, hal ini dilakukan
karena jumlah masing masing populasi yang akan diteliti tidak diketahui secara pasti.
Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh kebutuhan data
yang berkaitan dengan penelitian, yaitu;
1.
Data Primer
Data primer digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi alih
fungsi lahan di tingkat petani, dampak lingkungan dari alih fungsi lahannya,
serta dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap pendapatan petani, data
primer yang diambil meliputi;
a. Wawancara
Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dari pemilik lahan
melalui wawancara mendalam serta hasil wawancara langsung dengan

instansi – instansi terkait untuk mengetahui pandangan pemerintah daerah
terkait alih fungsi lahan pertanian yang terjadi di wilayah Kabupaten
Malang.
b. Observasi
Peneliti melakukan observasi untuk mendapatkan data primer, selain
melakukan proses wawancara dengan responden. Observasi dilakukan
dengan mengunjungi dan mengamati langsung kegiatan dilokasi penelitian,
khususnya kegiatan – kegiatan yang sesuai dengan topik penelitian.
2.
Data Sekunder
Data sekunder digunakan untuk mengetahui laju alih fungsi lahan ditingkat
wilayah Kabupaten Malang berupa data tahunan (time series) dari tahun 2005 sampai
2014. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa instansi terkait, yaitu
Badan Pusat Statistik (BPS) yang meliputi data jumlah penduduk, jumlah industri dan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dinas Pertanian meliputi data luasan lahan
pertanian, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) meliputi data
tentang peraturan daerah dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang tahun
2010 – 2030.

1.


2.

Metode Analisis Data
Analisis deskriptif
Merupakan metode pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat
mengenai masalah-masalah yang ada dalam masyarakat, tata cara yang
berlaku, serta situasi-situasi tertentu termasuk tentang hubungan, kegiatan,
sikap, pandangan, serta proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari
suatu fenomena (Withney 1960) dalam (Nazir 2005).
Analisis Laju Alih Fungsi Lahan
Untuk menjawab tujuan pertama penelitian yakni mengetahui laju alih
fungsi lahan pertanian yang terjadi di Kabupaten Malang, maka dilakukan
penghitungan laju alih fungsi lahan pertanian menggunakan persamaan alih
fungsi lahan menurut Sutandi (2009) dalam Astuti (2011). Laju alih fungsi
lahan dapat ditentukan dengan cara menghitung laju alih fungsi lahan secara
parsial. Laju alih fungsi lahan secara parsial dapat dijelaskan sebagai berikut;

V = Lt – Lt x 100%
Lt-1
Keterangan;
V
= Laju alih fungsi lahan (%)
Lt
= Luas lahan pertanian tahun ke – t (ha)
Lt – 1 = Luas lahan pertanian tahun sebelumnya (ha)
Laju alih fungsi lahan (%) dapat ditentukan melalui selisih antara luas lahan
pertanian tahun ke – t dengan luas lahan pertanian tahun sebelumnya (t-1),
kemudian dibagi dengan luas lahan tahun sebelumnya dan dikalikan dengan
100 persen dan hal ini dilakukan juga pada tahun – tahun berikutnya sehingga
diperoleh laju alih fungsi lahan setiap tahun.
3.

Analisis Pendapatan Petani
Dengan menggunakan deskriptif kuantitatif, analisis dampak pendapatan
dapat dihitung dengan merata-ratakan perbedaan pendapatan. Pendapatan
dalam usahatani seringkali disebut dengan keuntungan. Hal ini untuk
menghindari rancu antara penerimaan dengan pendapatan dalam usahatani.
Keuntungan atau pendapatan merupakan penerimaan bersih yang diperoleh
petani setelah dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan untuk melakukan

usahatani tersebut. Secara sederhana, pendapatan dapat diartikan sebagai
selisih antara penerimaan dan total biaya atau dapat dituliskan sebagai berikut:
� = �� − ��
Keterangan;
�: Keuntungan atau pendapatan
TR : total penerimaan
TC : total biaya

4. Analisis Regresi Linier sederhana
Analisis regresi dipergunakan untuk melakukan prediksi terhadap suatu
variabel numerik berdasarkan pada nilai dari satu atau lebih variabel yang lain.
Menurut McClave et.al (2005) dalam Sujoko et.al (2012) bahwa analisis
regresi selain dapat dipergunakan untuk melakukan prediksi terhadap variabel
dependent, dapat juga dipergunakan untuk melakukan identifikasi suatu jenis
hubungan matematis yang ada dari suatu variabel independent terhadap suatu
variabel dependent serta untuk melakukan kuantifikasi pengaruh suatu
perubahan pada variabel independent terhadap variabel dependent, berikut
model persamaan dari regresi linier sederhana;

Yi = βo + β1Xi +

εi

Keterangan;
βo
= Y intercept dari populasi
β1
= Slope dari populasi
εi
= Kesalahan acak pada Y untuk observasi i
Yi
= Variabel dependent (pendapatan petani)
Xi
= Variabel independent (laju alih fungsi lahan)
Yi = βo + β1Xi adalah persamaan linier (garis lurus). Slope dari suatu garis
lurus dipresentasikan dengan β1, yaitu terjadinya perubahan sebesar Y unit
akibat dari perubahan X unit atau dapat juga dikatakan bahwa Y akan berubah
(positif atau negatif) karena pengaruh adanya perubahan pada X unit. Y
intercept βo merupakan mean value dari Y ketika X sama dengan nol, atau
disebut juga dengan konstanta. Komponen terakhir dari model tersebut (εi)

merepresentasikan kesalahan acak pada Y setiap observasi i muncul, dengan
kata lain (ε) merupakan jarak vertical Yi diatas atau dibawah garis.

LAMPIRAN
Tabel 1. Nilai PDB Indonesia pada Tahun 2013 - 2014 Menurut Lapangan Usaha Atas
Dasar Harga Berlaku
Lapangan Usaha
Tahun 2013
Tahun 2014
Pertanian, kehutanan dan Perikanan

1.275,05

1.410,66

Pertambangan & Penggalian

1.042,98

1.035,12

Industri Pengolahan

1.998,69

2.215,75

Pengadaan listrik dan Gas

98,69

114,12

Pengadaan air, Pengelolaan sampah, limbah &
daur ulang

7,15

7,70

Konstruksi

905,99

1.041,95

Perdagangan Besar & Eceran

1.263,82

1.410,93

Jasa lainnya

2.694,58

3.042,98

Nilai Tambah Bruto Atas Harga Dasar

9.286,93

10.279,22

Pajak dikurangi Subsidi

237,80

263,47

Produk Domestik Bruto

9.524,74

10.542,69

Sumber; Badan Pusat Statistik 2015 (diolah)

Tabel 2. Kontribusi Tiga Sektor Unggulan terhadap PDRB Kabupaten Malang 20112013 Atas Dasar Harga Konstan 2000
Konstribusi Sektor Pada PDRB (%)
Tahun
PDRB
Sektor
Sektor
Sektor
(Rupiah)
Pertanian
Perdg, Hotel Industri
& Resto
2011
15.624.096,52
29,38
26,28
18,58
2012

16.786.415,78

28,48

26,98

18,84

2013

17.901.923,01

27,87

27,41

18,96

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014 (diolah)

Tabel 3. Luas Lahan Sawah Kabupaten Malang Tahun 2009-2013
Tahun
Luas (Ha)
2009

43.426

2010

43.855

2011

43.812

2012

45.523,93

2013

39.820

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014 (diolah)

Tabel 4. Luas lahan sawah pada 5 Kecamatan Kabupaten Malang
menurut irigasi 2005 – 2014 (Hektar)
Tahun

Kecamatan
Singosari

Karangploso

Lawang

Kepanjen

Pakis

2005

1.961

1.413

712

2.623

2.027

2006

1.732

1.328

704

2.403

1.913

2007

1.732

1.328

704

2.399

1.906

2008

1.560

1.328

704

2.399

1.906

2009

1.560

1.328

704

2.399

1.906

2010

1.560

1.328

704

2.399

1.906

2011

1.560

1.328

704

2.399

1.906

2012

1.560

1.323

678

2.399

1.906

2013

1.560

1.315

673

2.384

1.894

2014

1.322

1.133

640

2.152

1.712

-639

-280

-72

-471

-315

Sumber: Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Malang (diolah)