BAHASA INDONESIA DALAM RAGAM RESMI

  

BAHASA INDONESIA

BAHASA INDONESIA

DALAM RAGAM RESMI

DALAM RAGAM RESMI

(Disampaikan pada Kegiatan Pembekalan Ujian Dinas Tingkat I

  

(Disampaikan pada Kegiatan Pembekalan Ujian Dinas Tingkat I

PNS

PNS

di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur 2015)

di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur 2015)

  

Yudianti Herawati

Yudianti Herawati ejaan tata cara menuliskan bunyi, kata, atau kalimat dalam bentuk tulisan (huruf) dan tanda baca

  16 Agustus 1972 Keputusan Presiden No.57 Tahun 1972

  31 Agustus 1972 Huruf dan pemakainya Pemenggalan kata Penulisan kata Ke-26 huruf Latin yang kita kenal itu tidak

   cukup untuk melambangkan semua bunyi dalam bahasa Indonesia. ai au oi diftong santai pulau amboi konsonan ng ny sy rangkap bangun kenyang isyarat

  Penulisan Kata 

  Kata dasar

  

  Kata jadian pengimbuhan

  

  Kata jadian pengulangan

  

  Kata jadian penggabungan

  

  Kata sandang: si, sang

  

  Partikel: lah, kah, tah, pun, per

   Kata depan: di dan ke

  

  Singkatan dan akronim kata dasar

  Kata dasar ditulis terpisah dari kata dasar yan Contoh: Sejak kemarin ia sakit gigi.

  Meskipun miskin, semangat hidup Tony kata berimbuhan

  Imbuhan ditulis serangkai dengan kata dasar kata (ber)ulang Kata (ber)ulang ditulis lengkap, tidak dengan angka setinggi-tingginya Katakan keras-keras. kata (ber)gabung

  Jika salah satu kata, apalagi kedua-duanya, yang be dapat berdiri sendiri, ditulis serangkai. kata sandan Si dan sang ditulis terpisah dari kata berikutnya g

  Contoh: Kemarin sang raja tidak duduk di singgasana.

  Sang kodok mendekati kolam.

  partikel

  Partikel lah, kah , dan tah ditulis serangkai de diikutinya, sedangkan per dan pun ditulis terp

  Contoh: Sadarlah kau. kata depan

Kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya

  Contoh: Kepada anaknya ia memberikan bingkisan itu.

  Jembatan layang itu dibangun untuk mengatasi ke

Dalam rapat itu dibahas kenaikan harga BBM.

  Bungkusan yang mencurigakan itu diletakkan di de Sejak dulu ia menunggu kesempatan tampil ke pan Tanda Titik (.)  Akhir kalimat  Memisahkan angka jam, menit, dan detik

   Memisahkan bilangan ribuan atau

kelipatannya yang menunjukkan jumlah Tanda Koma (,) 

  Dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu rincian.

  

  Memisahkan kalimat majemuk setara yang didahului kata tetapi dan

  melainkan .

  

  Memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat.

  

  Dipakai di belakang ungkapan penghubung antar kalimat.

  

  Dipakai di belakang nama orang yang

Tanda Titik Dua (:)

  

Digunakan di akhir pernyataan lengkap yang

diikuti rincian.

  Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.

  Kita sekarang memerlukan kursi, meja, dan lemari.

Tanda Hubung (-)

  

 Menghubungkan suku kata yang terpisah oleh

penggantian baris.

   Menghubungkan unsur-unsur kata ulang.  Menghubungkan unsur-unsur bahasa yang tidak sama. Tanda Pisah (--) 

  Memberikan keterangan tambahan.

   Dapat bermakna ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’. Tanda Tanya (?)

Dipakai pada akhir

kalimat tanya

Tanda Seru (!)

  Dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang

berupa seruan atau

perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan,

Tanda Petik (“…”)  Mengapit petikan langsung

  

 Mengapit judul karangan atau bab buku yang

dipakai dalam kalimat.

  

 Mengapit istilah ilmiah atau yang mempunyai

arti khusus.

HURUF KAPITAL ATAU HURUF BESAR

  tidak

Huruf kapital atau huruf besar digunakan untuk

menuliskan segala sesuatu yang dianggap penting

  Misalnya:

  1. Kita harus membantu pelaksanaan pembangunan N asional.

  2. Karena ayahnya seorang J enderal, ia bertindak sewenang-wenang.

Huruf kapital digunakan untuk menuliskan hal-hal berikut 1. huruf pertama awal kalimat (Kami sedang mengikuti pembekalan)

  

2. huruf pertama petikan langsung (Dia bertanya, “Kapan pembekalan ini

ditutup?”)

  3. huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal

keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan, termasuk kata ganti untuk

nama Tuhan (Allah, Yang Maha Pengasih, hamba-Nya, hamba-Mu)

  4. huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, yang diikuti

nama orang (Haji Mansur, Imam Syafii, Nabi Ibrahim, Sultan Agung)

1. huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang (Gubernur Awang Faroek, Kolonel Ahmad Taufik, Menteri Pendidikan dan Kebudayan) 1. huruf pertama nama orang (Amir Hamzah, Agus Sri Danardana

  7.

huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa (bangsa

  Indonesia, suku Jawa, bahasa Korea) 8. huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah (tahun Masehi, bulan Agustus, bulan Muharam, hari Senin, hari Galungan, hari Lebaran, Perang Diponegoro, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia) 9. huruf pertama nama khas dalam geografi (Lampung, Bukit Barisan, Danau Toba, Selat Sunda, Jalan Diponegoro, Teluk Benggala)

10. huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintahan

dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi (Departemen

  

Perindustrian, Dewan Perwakilan Rakyat, Piagam Jakarta,

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia)

  11. huruf pertama semua kata di dalam nama buku, majalah,surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata

partikel, seperti di, ke, dari, untuk, dan yang yang tidak

pada posisi awal (Pengantar Ilmu Ekonomi, Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma) 12. singkatan nama gelar dan sapaan (Dr., Ir., M.A., S.E., S.H., Prof., Ny., Sdr.) 13. huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan

  

(bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman) yang dipakai sebagai sapaan Huruf miring digunakan untuk 1.menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan

  Di dalam majalah Tempo terdapat banyak artikel yang menarik. Berita itu dimuat di dalam harian Kompas.

  • menegaskan atau mengkhususkan huruf, kata, atau

  teras

kelompok kata (Kata pada kalimat itu berarti ‘tinggi’)

  • •ungkapan asing (termasuk nama-nama ilmiah) yang belum

Singkatan dan Akronim

  • Singkatan ialah bentuk yang

    dipendekkan yang terdiri atas satu huruf

    atau lebih (huruf demi huruf).
  • Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata ataupun gabungan huruf dan suku

  1 . Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan

  Contoh:

A.S. Kramawijaya tanda titik

  Muh. Yamin Suman Hs.

  Sukanto S.A.

M.B.A. master or business administration

M.Sc.master of science M.A. master of art S.E. sarjana ekonomi S.S. sarjana sastra

  2 . Singkatan nama resmi lembaga pemerintahan dan

ketatanegaraan, badan atau organisasi,

serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak

  Contoh: diikuti

DPR Dewan Perwakilan Rakyat dengan tanda titik

  

PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia GBHN Garis-garis Besar Haluan Negara KTP Kartu Tanda Pengenal contoh di bawah ini penulisan yang benar adalah sebagai berikut.

Benar Salah dll. d.l.l

  hlm. h.l.m Yth. Y.t.h dsb. d.s.b., dsb (tanpa titik) sda. s.d.a., sda (tanpa titik) a.n. a/n d.a. d/a u.b. ub., u/b

  4 . Singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.

Contoh:

  Cu kuprum KM kilometer cm sentimeter mm milimeter kVA kilovolt-ampere l liter sin sinus

  5 . Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf

awal dari deret kata ditulis seluruhnya

dengan

Contoh: huruf kapital

  ABRI Angkatan Bersenjata Republik Indonesia LAN Lembaga Administrasi Negara

PASI Persatuan Atletik Seluruh Indonesia

  IKIP Institut Keguruan dan Ilmu Pengetahuan SIM Surat Izin Mengemudi

  6 . Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.

Contoh:

  Akabri Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Iwapi Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia

  7

. Akronim yang bukan nama diri yang

berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret serta seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.

Contoh:

  pemilu pemilihan umum pusdiklat pusat pendidikan dan pelatihan rudal peluru kendali tilang bukti pelanggaran calegcalon legislatif rusun rumah susun Di samping singkatan dan akronim, terdapat juga yang disebut dengan bentuk singkat. Bentuk itu merupakan bentuk pendek yang diambil atau dipotong dari bentuk lengkapnya. Penulisannya menggunakan huruf kecil semua. Misalnya:

  lab bentuk singkat dari laboratorium

harian bentuk singkat dari surat kabar harian

  Penulisan Angka dan Lambang Bilangan

Ketentuan untuk menuliskan lambang bilangan ada dua cara,

yaitu (1) dengan angka Arab atau angka Romawi dan (2)

dengan huruf . Akan tetapi, penggunaan lambang bilangan itu

sering dipertukarkan. Lambang bilangan yang seharusnya dituliskan dengan huruf dituliskan dengan angka, atau sebaliknya. Untuk itu, ejaan bahasa Indonesia menentukan kaidah, antara lain, sebagai berikut.

  1) Lambang bilangan dituliskan dengan angka jika untuk menyatakan satuan ukuran (panjang, luas, isi, dan berat),

satuan waktu, nilai uang, atau yang dipakai untuk menandai

nomor jalan, rumah, kamar pada alamat yang bukan dokumen resmi, dan juga untuk menomori pada karangan beserta bagian-bagiannya . Misalnya:

  (1) Panjang bangunan itu 12 m, lebar 10 m. (2) Berat kendaraan itu 365 kg. (3) Dalam waktu 1 jam 30 menit, Anda harus dapat menempuh jarak 100 km.

  (4) Harga semangka itu Rp3.500,00 per buah. (5) Saya tinggal di Jalan Soragan 238 Ngestiharjo, Kasihan, Bantul. (6) Perintah puasa Ramadan terdapat di dalam Alquran, Surat Albaqarah:183.

  2) Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata dituliskan dengan huruf, sedangkan yang dinyatakan lebih dari dua kata atau untuk menyatakan perincian dinyatakan dengan angka. Misalnya:

  (1) Selama tiga hari saja calon pegawai yang mendaftar berjumlah tiga ribu orang.

  (2) Seminar itu diikuti oleh 1.234 orang peserta. (3) Menurut catatan, sarjana yang akan diwisuda berjumlah 500 orang, terdiri atas 199 laki-laki

  3 ) lambang bilangan pada awal kalimat dituliskan dengan

huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga yang

tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, tidak

terdapat lagi dalam awal kalimat. Misalnya: Bentuk yang tidak benar

  (1) 27 orang ditahan dalam unjuk rasa itu, sedangkan yang lain diizinkan pulang. (2) 10 ekor kambing kurban disembelih. (3) 5 mahasiswa teladan memperoleh besiswa dari Yayasan Al-Amin. (4) 250 orang diundang dalam acara syukuran Pak Umar.

   Bentuk yang benar (1) Dalam unjuk rasa itu 27 orang ditahan, sedangkan yang lain diizinkan pulang.

  (2) Sepuluh ekor kambing kurban disembelih. (3) Lima mahasiswa teladan memperoleh besiswa dari Yayasan Al-

  

4) Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan

cara sebagai berikut. Misalnya: (1) HUT Ke-65 RI akan kita peringati dengan sederhana. (2) Abad ke-20 ini dikenal juga sebagai abad informasi.

(3) Abad XX ini dikenal juga sebagai abad informasi.

(4) Abad kedua puluh ini dikenal juga sebagai abad

informasi.

  5) Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran -an, penulisannya sebagai berikut. Misalnya: (1) Ayah saya lahir pada tahun 20-an. (2) Ayah saya lahir pada tahun dua puluhan. (3) Mohon uang ini ditukar dengan lembaran uang 500 an. (4) Mohon uang ini ditukar dengan lembaran uang lima sekaligus dalam teks kecuali di dalam dokumen resmi, seperti dalam akta dan kuitansi. Misalnya: Bentuk yang tidak benar (1) Jumlah mahasiswa yang diwisuda hanya 45 (empat puluh lima) orang.

  (2) Saya membeli 10 (sepuluh) ekor ayam buras di Pasar Kembang.

  Bentuk yang Benar (1) Jumlah mahasiswa yang ikut karyawisata ada 45 orang.

  (2) Saya membeli sepuluh ekor ayam buras di Pasar Kembang.

  Dalam dokumen resmi penulisan lambang bilangan yang dilambangkan

dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat, seperti contoh berikut.

  (1) Telah dijual sebidang tanah seluas 700 (tujuh ratus) meter dengan harga Rp17.500.000,00 (tujuh belas juta lima ratus ribu rupiah). (2) Telah dijual sebidang tanah seluas 700 (tujuh ratus) meter dengan harga Rp17.500.000,00 (tujuh belas juta lima ratus ribu) rupiah.

  Terima kasih