KOMUNITAS PLANKTON DI PERAIRAN SUNGAI OGAN KABUPATEN OGAN KOMERING ULU, SUMATERA SELATAN Endri Junaidi, Zazili Hanapiah, Sefty Agustina

  

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

  • – tinggi yaitu berkisar antara 1,4 - 3,1. Indeks Dominansi

    berkisar antara 0,05 - 0,4, yang menunjukan tidak adanya spesies plankton yang melimpah

    dan berdasarkan nilai Indeks Kesamaan menunjukan bahwa antar stasiun penelitian

    memiliki kesamaan yang rendah yaitu berkisar antara 12,86% - 60,46%..

  Semirata 2013 FMIPA Unila

  

KOMUNITAS PLANKTON DI PERAIRAN SUNGAI OGAN

KABUPATEN OGAN KOMERING ULU, SUMATERA

SELATAN

  

Endri Junaidi, Zazili Hanapiah, Sefty Agustina

Jurusan Biologi, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya

Abstrak.

  Penelittian tentang ― Komunitas Plankton di Perairan Sungai Ogan Kabupaten

Ogan Komering UIu Sumatera Selatan‖ telah dilaksanakan pada bulan April - Juni 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas plankton dan kualitas

perairan. Penentuan lokasi pengambilan sampel dilakukan dengan metode Purposive

Sampling , yaitu berdasarkan perbedaan rona lingkungan sekitar. Identifikasi sampel plankton

dilakukan di Laboratorium Ekologi Hewan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya. Hasil penelitian didapatkan 81 spesies

plankton yang terdiri dari 14 Kelas yaitu Bacillariophyceae, Chloropyceae, Ciliatea,

Coleochaetophyceae, Cyanophyceae, Dinophyceae, Eurotatoria, Euglenoidea,

Noctiluciphyceae, Trebouxiophyceae, Tubulinea, Ulvophyceae, Xanthophyceae, dan

Zygnematophyceae. Kelimpahan Plankton pada perairan Sungai Ogan tergolong rendah -

tinggi yaitu berkisar antara 80 individu/liter - 325 individu/liter. Indeks keanekaragaman

jenis tergolong kategori sedang

  Kata Kunci: Struktur komunitas, Plankton, Sungai Ogan PENDAHULUAN

  Sungai Ogan merupakan sungai yang yang sangat penting bagi masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ulu, karena perairan ini digunakan untuk mendukung aktivitas sehari-hari mereka seperti kegiatan MCK, perikanan dan kegiatan lainnya. Meningkatnya aktivitas masyarakat di sepanjang sungai Ogan ini dapat memperburuk kondisi perairan, terutama aktivitas rumah tangga, industri dan Rumah Sakit yang menghasilkan limbah cair, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya gangguan dan perubahan pada kualitas sungai tersebut yang akhirnya akan menimbulkan pencemaran dan berdampak terhadap kehidupan biota perairannya terutama plankton yang merupakan komponen utama dalam rantai makanan di perairan.

  Plankton merupakan organisme melayang yang hidupnya dipengaruhi oleh arus dan umum digunakan sebagai indikator perubahan biologis suatu perairan, karena kelompok biota perairan ini umumnya sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan dan siklus hidupnya relatif singkat. Plankton juga merupakan komponen utama dalam rantai makanan di perairan. Menurut Barus (2002: 25), Plankton dibagi menjadi fitoplankton dan zooplankton.

  Fitoplankton merupakan kelompok yang memegang peranan sangat penting dalam ekosistem air, karena kelompok mampu melakukan fotosintesis. Fitoplankton ini merupakan sumber nutrisi utama bagi kelompok organisma lainnya yang berperan sebagai konsumen, dimulai dari zooplankton dan diikuti oleh organisme lainnya sehingga membentuk rantai makanan.

  

Endri Junaidi, dkk: KOMUNITAS PLANKTON DI PERAIRAN SUNGAI OGAN

KABUPATEN OGAN KOMERING ULU, SUMATERA SELATAN

  METODE PENELITIAN Identifikasi Sampel Plankton

  Identifikasi plankton dilakukan di

  Waktu dan Tempat

  laboratorium sampai tingkat genus, botol Survei pendahuluan telah dilakukan pada yang berisi sampel plankton di kocok bulan Februari 2012, dilanjutkan dengan secara perlahan dengan cara membalikkan pengambilan sampel pada bulan April- Juni botol sampai 3 sampai 4 kali sampai 2012 yang berlokasi di Perairan Sungai homogen. Diambil larutan sampel dengan Ogan, Kabupaten Ogan Komering Ulu, menggunakan pipet, kemudian diteteskan Sumatera Selatan. Pengamatan dan ke dalam Sedgwick Rafter Counting Cell identifikasi Plankton dilaksanakan di kapasitas 1 ml untuk diamati di bawah Laboratorium Ekologi Hewan, Jurusan mikroskop dengan perbesaran 10 x 10. Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Pengamatan dilakukan sebanyak 2 kali Sriwijaya, Indralaya. ulangan dengan menggunakan buku Pengukuran parameter fisika dilakukan identifikasi yang sudah standar. secara langsung saat pengambilan sampel di lapangan, sedangkan pengukuran parameter Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia kimia dilakukan di Laboratoriun Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya. Pengukuran faktor fisika kimia perairan dilakukan pada saat pengambilan sampel

  

Lokasi Pengambilan Sampel pada masing-masing stasiun dengan alat-

  Lokasi pengambilan sampel ditentukan

  Tabel 1. Faktor Fisika dan Kimia perairan

  dengan metode Purposive Sampling yaitu berdasarkan perbedaan rona lingkiungan di

  No Parameter Satuan Alat

  sekitar bantaran sungai, yaitu Stasiun I (vegetasi alami), Stasiun II ( outlet limbah

  1 pH Unit pH meter

  cair PT Semen Baturaja, aktivitas MCK,

  2 Kecerahan cm Secchi disk

  dan pembuangan sampah), Stasiun III o (kawasan Rumah Sakit Umum dan Taman

  3 Suhu C termometer

  Kota, serta kawasan padat penduduk),

  4 Oksigen mg/L DO meter

  Stasiun IV( aktivitas penduduk dan usaha

  terlarut

  pencucian motor dan mobil.) dan Stasiun V(kawasan padat penduduk dengan

  5 Kecepatan cm/dt stopwatch berbagai aktivitas MCK). arus

  Pengambilan Sampel Plankton

  6 Fosfat mg/L spektrofoto meter

  Pengambilan sampel dilakukan sebanyak

  7 Nitrat mg/L spektrofoto 3 kali ulangan dalam waktu 3 bulan.

  Masing-masing stasiun diambil 3 titik

  meter

  secara purposive. Pengambilan sampel plankton dilakukan dengan menyaring air sebanyak 50 liter dengan plankton net No 25.

  

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

  H‘< 3 = Stabilitas komunitas biota sedang. H‘ >3 = Stabilitas komunitas biota dalam kondisi prima (stabil).

  Jika < 50% berarti komunitas berbeda.

  Kriteria : Dimana: Jika > 50% berarti komunitas mendekati sama.

  Keterangan: S = Indeks Kesamaan. C = Jumlah Spesies yang sama-sama ditemukan di lokasi A dan B. A = Jumlah spesies yang ditemukan di lokasi A. B = Jumlah spesies yang ditemukan di lokasi B.

  Indeks kesamaan dihitung dengan menggunakan Indeks of Sorenson menurut Smith (1986) dalam Septiyani (2009: 23), yaitu :

  e)

  d) Indeks Kesamaan antar Stasiun

  Indeks dominansi Simpson dengan persamaan sebagai berikut : Dimana, pi = ni/N Keterangan: C = Indeks Dominansi. ni = Jumlah individu tiap spesies. N = Jumlah total individu dalam komunitas. Kriteria : Nilai C antara 0-1, yaitu : Bila C mendekati 0 (< 0,5), maka tidak terdapat spesies yang mendominasi. Bila C mendekati 1 (> 0,5), maka dijumpai adanya spesies yang mendominasi.

  c) Indeks Dominansi

  = komunitas biota tidak stabil. 1<

  Semirata 2013 FMIPA Unila

  N = Jumlah total individu dalam komunitas. ni = Jumlah individu tiap spesies. Kriteria : H‘ < 1

  Dimana pi = ni/N Keterangan : H‘= Indeks Keanekaragaman Spesies atau Indeks Shanon.

  b) Indeks Keanekaragaman Jenis

  vc = Volume air contoh yang tersaring (L).

  Counting Cell (ml).

  Keterangan: N = Kelimpahan plankton per liter air contoh (ind./l). ns = Jumlah Plankton pada Sedgwick Rafter Counting Cell (individu). va = Volume air terkonsentrasi dalam botol contoh (ml).

  Kelimpahan Plankton dinyatakan dalam individu per liter. Rumus yang digunakan dalam perhitungan kelimpahan plankton (APHA (1980) dalam Adrianistin (2002: 39) yaitu :

  a) Kelimpahan Plankton

  Perhitungan dan Analaisis Data

  2

  

Endri Junaidi, dkk: KOMUNITAS PLANKTON DI PERAIRAN SUNGAI OGAN

KABUPATEN OGAN KOMERING ULU, SUMATERA SELATAN

  Koefisien Saprobik HASIL DAN PEMBAHASAN

  Untuk mengetahui tingkat pencemaran

  Komposisi dan Kelimpahan Plankton

  perairan (sungai atau danau) dapat ditentukan dengan menggunakan Koefisien Hasil identifikasi plankton yang Saprobik (X), modifikasi Dresscher dan dilakukan selama bulan April - Juni 2012 Van der Mark (Basmi 2000: 34) dengan yang berada di Perairan Sungai Ogan terdiri persamaan sebagai berikut : dari 81 spesies plankton dari 14 Kelas yaitu

  Bacillariophyceae, Chloropyceae, Ciliatea, Cyanophyceae, Dinophyceae, Eurotatoria, Euglenoidea, Coleochaetophyceae, Noctiluciphyceae, Trebouxiophyceae, Tubulinea, Ulvophyceae, Xanthophyceae, Keterangan: dan Zygnematophyceae.

  X = Koefisien Saprobik (berkisar antara

  • 3,0s/d 3,0) Komposisi komunitas plankton di

  A = Jumlah Spesies dari Cyanophyta Perairan Sungai Ogan pada bulan April - B = Jumlah Spesies dari Euglenophyta Juni yang tertinggi adalah spesies dari kelas C = Jumlah Spesies dari Chrysophyta Bacillariophyceae yang terdiri dari 36 D = Jumlah Spesies dari Chlorophyta spesies dengan persentase kelimpahan sebesar 44%. Kelas Chlorophyceae dan

  Tabel 2. Hubungan antara Koefisien Saprobik (X) tingkat pencemaran, bahan

  persentae kelimpahan sebesar 16% dan pencemar, dan fase saprobik. 14%, sedangkan komposisi plankton yang lainnya mempunyai nilai persentase yang

  Bahan Tingkat Fase saprobik Koef.

  hampir rata-rata sama rendahnya berkisar

  pencemar pencem Saprobik dari 8,6% - 1,2%. aran (X) Sangat Polisaprobik -3,0 - -2,0

  Tingginya persentase komposisi pada

  berat Poli/mesosapr -2,0 - -1,5

  kelas Bacillariophyceae ini disebabkan

  obik Bahan

  karena adanya faktor fisika dan kimia yang

  Cukup -1,5 - 1,0 α- organik berat meso/polisapr

  dapat mempengaruhinya, diantaranya yaitu

  obik

  pH, cahaya dan nutrien. Menurut Barus

  • 1,0 - - α-

  (2002: 43), bagi organisme air intensitas

  mesosaprobik 0,5

  cahaya berfungsi sebagai alat orientasi yang

  Sedang -0,5 - 0,0 α/β-

  mendukung kehidupan organisme dalam

  mesosaprobik

  habitatny. Ketersediaan jenis nutrien

  Bahan 0,0 - 0,5 β/α-

  tertentu dapat mendukung kehidupan

  organik mesosaprobik dan Ringan 0,5 - 1,0 β- spesies dari kelompok Bacillariophyceae anorganik mesosaprobik

  (Diatom) ini. Hal ini dijelaskan oleh

  1,0 - 1,5 β-

  Goldman dan Horne (1983) dalam Wijaya

  meso/oligosap

  (2009), pada perairan sungai yang memiliki

  robik

  kandungan nutrien (nutrien silika) yang

  Bahan Sangat Oligo/mesosa 1,5 - 2,0

  cukup memadai, keberadaan kelompok

  organik ringan probik

dan Oligosaprobi 2,0 - 3,0 Bacillariophyceae sering mendominasi

anorganik k dengan komposisi sangat besar.

  Sumber : Dresscher & Van der Mark (1976)

  

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

  Semirata 2013 FMIPA Unila

  Gambar 1. Kelimpahan Total Plankton di Perairan Sungai Ogan Selama Penelitian

  Melimpahnya spesies dari anggota kelas Bacillariophyceae ini juga disebabkan karena adanya pengaruh dari keadaan pH perairan yang bersifat netral bahkan basa. Weizel (1979) menjelaskan bahwa nilai pH sangat menentukan dominansi fitoplankton di perairan. Pada umumnya kelas Diatom atau Bacillariophyceae memiliki kisaran pH yang netral atau bahkan basa yang akan mendukung kelimpahan jenisnya.

  Pada Gambar 1. dapat dilihat bahwa kelimpahan total plankton tertinggi terdapat pada bulan Juni yaitu sebesar 842 ind/liter, sedangkan kelimpahan total plankton terendah terdapat pada bulan April yaitu 80 ind/liter. Genus yang paling banyak ditemukan dibandingkan dengan yang lain yaitu Synedra , dengan spesifikasi spesiesnya adalah Synedra acus, Synedra

  ulna , Synedra affinis, Synedra tabulata, Synedra fludgens

  yang berasal dari kelas Bacillariophyceae. Adanya aktivitas metabolisme yang dilakukan oleh kelompok plankton yang dibantu oleh sumber cahaya matahari, dapat menghasilkan senyawa yang bersifat nutrisi untuk menunjang kehidupan plankton.

  Menurut Yazwar (2008: 69), tingginya nilai kelimpahan suatu Genus di perairan disebabkan karena genus tersebut dapat beradaptasi dengan baik dengan faktor fisika-kimia lingkungan yang memiliki kandungan zat-zat organik yang cukup tinggi.

  Indeks Keanekaragaman Plankton

  Indeks keanekaragaman plankton selama penelitan diperoleh dengan kisaran antara 1,4 - 3,1 dan berdasarkan kriteria indeks keanekaragaman tergolong keanekaragaman sedang, yang berarti bahwa komunitas plankton berada dalam kondisi stabil. Besanya nilai indeks keanekaragaman sangat ditentukan oleh jumlah jenis dan meratanya kelimpahan masing-masing jenis. Makin tinggi jumlah jenis dan kemelimpahan masing-masing jenis juga merata, maka nilai indeks keanekaragaman jenis akan tinggi, atau sebaliknya. ditunjukkan pada Gambar 2. Dibawah menunjukkan bahwa perairan Sungai Ogan tergolong stabilitas komunitas biota sedang. Basmi (2000: 11) menjelaskan bahwa kondisi komunitas sedang dimaksudkan dengan kondisi komunitas yang mudah berubah hanya dengan mengalami pengaruh lingkungan yang relatif kecil. Perairan Sungai Ogan juga tergolong sebagai perairan mesotrofik.

  Gambar 2. Grafik Indeks Keanekaragaman Setiap Stasiun Selama Penelitian

  

Endri Junaidi, dkk: KOMUNITAS PLANKTON DI PERAIRAN SUNGAI OGAN

KABUPATEN OGAN KOMERING ULU, SUMATERA SELATAN

  

Indeks Dominansi (>50%) terdapat pada stasiun 5 pada bulan

  Juni dengan nilai indeks 60,46%. Nilai indeks kesamaan antar stasiun bernilai tinggi mungkin disebabkan karena kandungan nutrien yang cukup yang terdapat di perairan tersebut sehingga mendukung pertumbuhan plankton sehingga antar stasiun sampling dapat dijumpai spesies yang sama. Menurut Barus (2002: 127) adanya kesamaan unsur hara atau nutrien yang terkandung di perairan ini juga berpengaruh terhadap kesamaan spesies antar area sampling.

  Tabel 3. Indeks Kesamaan Komunitas Plankton antar Stasiun. Gambar 3. Grafik Indeks Dominansi Setiap

  Stasiun Selama Penelitian

  No Bulan April

  Indeks Dominansi Komunitas Plankton

  2

  3

  4

  5

  di perairan Sungai Ogan pada April

  • – Juni

  1 12,86 26,67 16 19,04 2012 berkisar antara 0,05 sampai 0,4.

  Indeks Dominansi tertinggi terdapat pada bulan Juni di Stasiun 3 (0,4). Indeks

  3 52,17 31,58

  Dominansi ini menunjukkan bahwa tidak

  4 28,57

  terdapat spesies yang mendominansi di perairan Sungai Ogan karena nilai C

  5

  mendekati 0 (<0,5) dan dapat di lihat bahwa

  No Bulan Mei

  perairan ini masih dalam kondisi yang baik

  2

  3

  4

  5

  karena tidak adanya salah satu spesies yang paling mendominansi di perairan ini.

  1 38,46 38,46 38,46 36

  Menurut Basmi (2000: 13) jika C

  2 50 40,90 38,09

  mendekati 0 (nol) berarti di dalam struktur komunitas biota yang kita amati tidak

  3 45,45 33,33

  terdapat spesies yang secara ekstrim

  4 42,86

  mendominasi spesies lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi struktur

  5

  komunitas dalam keadaan stabil, kondisi

  No Bulan Juni

  lingkungan cukup prima, dan tidak terjadi

  2

  3

  4

  5

  tekanan ekologis (stress) terhadap biota di habitat bersangkutan.

  1 41,67 34,48 50 30,77

  2

  40 50 54,54 Indeks Kesamaan antar Stasiun

  3 30 44,44

  Dari hasil perhitungan indeks kesamaan

  4 60,46

  antar stasiun pada bulan April

  • – Juni

  5

  didapatkan indeks berkisar antara 12,86% - 60,46%. Indeks kesamaan plankton antar stasiun tergolong mendekati sama yaitu

  No Juni Juni

  Parameter Fisika dan Kimia Perairan

  1 1,7

  Oligosaprobik (Sangat Ringan)

  2

  1 β-mesosaprobik (Ringan)

  3 1,6

  Oligosaprobik (Sangat Ringan)

  4 1,4

  β-mesosaprobik (Ringan)

  5 0,9

  β-mesosaprobik (Ringan)

  Menurut Basmi (2000: 27) konsep Sistem Saprobik yang diterapkan oleh Kolkwitz dan Marsson membagi sungai menjadi tiga zona yaitu Zona yang mengalami proses reduksi komunitas yang disebut Polisaprobik; Zona tingkat Mesosaprobik adalah zona yang tercemar sedang; dan Zona tingkat Oligosaprobik yaitu zona yang hanya terjadi proses oksidasi dan disini hanya terjadi tingkat pencemaran ringan sampai dengan bersih.

  Hasil dari analisa parameter fisika perairan sungai ogan pada bulan April

  • – Juni yang meliputi analisa kecerahan, suhu, dan kecepatan arus yaitu pada analisa Kecerahan nilainya berkisar antara 17cm
  • – 74cm; suhu yang terukur meliputi 25

  o

  C

  • – 29
  • – Juni karena disebabkan oleh tingkat kekeruhan dari perairan tersebut yang berbeda dan tentunya dipengaruhi oleh banyak hal salah satunya terlarutya partikel-partikel yang tersebut hingga membuat perairan itu menjadi keruh. Menurut Michael (1994: 140), kekeruhan air disebabkan oleh beberapa komponen seperti lumpur, partikel tanah, potongan tanaman atau fitoplankton. Penembusan sinar berkurang dalam air yang keruh dan dapat mempengaruhi kedalaman tempat tumbuh-tumbuhan perairan dan dengan demikian kekeruhan dapat membatasi pertumbuhan organisme yang menyesuaikan pada keadaan air yang jernih.

  o

  C; dan nilai kecepatan arus yaitu berkisar antara 6 cm/detik-50 cm/detik. Hasil analisa pada parameter kecerahan berbeda-beda pada Bulan April

  Analisa suhu pada perairan Sungai Ogan di bulan April

  o

  C-29

  o

  C. Hal ini dapat dikarenakan karena temperatur perairan dipengaruhi juga oleh intensitas cahaya matahari dan adanya aktivitas pertukaran panas antara air dan udara di sekelilingnya. Isnansetyo dan Kurniastuty (1995: _) mengungkapkan bahwa suhu yang optimum bagi kehidupan plankton adalah 22

  o

  C

  o

  β-mesosaprobik (Ringan)

  5 0,7

  β/α-mesosaprobik (sedang)

  

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

  Semirata 2013 FMIPA Unila

  Koefisien Saprobik

  No Bulan Sampling

  Fase Saprobik April April

  1 0,6

  β-mesosaprobik (Ringan)

  2 0,1

  β/α-mesosaprobik (sedang)

  3 0,1

  4 0,7

  β-mesosaprobik (Ringan)

  β-mesosaprobik (Ringan)

  5 0,2

  β/α-mesosaprobik (sedang)

  No Mei Mei

  1 0,6

  β-mesosaprobik (Ringan)

  2 0,8

  β-mesosaprobik (Ringan)

  3

  1 β-mesosaprobik (Ringan)

  4 0,6

  • – Juni menunjukkan hasil berkisar 25
  • – 30

  C. Suhu suatu perairan dapat mempengaruhi kehidupan organisme yang berada di dalamnya termasuk plankton.

KABUPATEN OGAN KOMERING ULU, SUMATERA SELATAN

  3

  Struktur Komunitas Plankton di perairan Sungai Ogan terdiri dari 81 spesies dari 14

  KESIMPULAN

  Fosfat merupakan unsur hara yang penting untuk kehidupan biota di perairan. Dari hasil uji yang dilakukan di Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian nilai fofat yang dihasilkan sama dengan nitrat yaitu mulai dari nilai yang tidak terukur (ttu) hingga 0,610 mg/L. Umumnya kandungan fosfor total di perairan alami tidak lebih dari 0,1mg/L kecuali pada perairan yang menerima limbah rumah tangga dan dari daerah pertanian yang mengalami pemupukan fosfor (Eaton (1995) dalam Wijaya (2009)).

  diperairan juga dipengaruhi oleh beberapa buangan pabrik, sampah, ataupun ledakan pada pabrik. Menurut Wijaya (2009: 18) Nitrat adalah bentuk utama dari nitrogen di perairan alami dan merupaka nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan alga. Nitrat nitrogen sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil, sedangkan nitrit bersifat tidak stabil terhadap keberadaan oksigen.

  3 (nitrat)

  berkaitan dengan nutrisi bagi plankton. NO

  sangat berpengaruh terhadap kehidupan plankton di perairan karena NO

  

Endri Junaidi, dkk: KOMUNITAS PLANKTON DI PERAIRAN SUNGAI OGAN

  3 di perairan ini

  di perairan sehingga tidak terukur berapa nilainya. Kandungan NO

  3 ) tersebut kandungannya begitu kecil

  Hasil dari uji Nitrat yang dilakukan di Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian menunjukkan nilai dari yang tidak terukur sampai 0,698mg/L. Nilai nitrat yang tidak terukur dimaksdukan bawa nilai nitrat (NO

  Nilai pH yang tercatat di bulan April

  Berdasarkan hasil analisa DO (Dissolved DO yang berbeda-beda antar stasiun pengamatan. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya faktor limbah yang mempengaruhi dan juga faktor aktivitas metabolisme di perairan oleh organisme air. Menurut Yazwar (2008: 57), oksigen yang terdapat di dalam perairan berasal dari hasil fotosintesis organisme akuatik berklorofil dan juga difusi dari atmosfir. Peningkatan difusi oksigen yang berasal dari atmosfir ke dalam perairan juga dibantu oleh angin. Barus (2002: 56) menambahkan bahwa pengaruh oksigen terlarut terhadap fisiologis organisme air terutama adalah dalam proses respirasi.

  Hasil analisa kecepatan arus berkisar antara 6cm/detik-50cm/detik dan berdasarkan Mason (1981) dalam Wijaya (2009) yang mengklasifikasikan sungai berdasarkan kecepatan arusnya, bahwa Sungai Ogan tergolong dalam arus sangat lambat-sedang. Cepat atau lambatnya arus perairan Sungai Ogan dipengaruhi oleh beragam faktor seperti frekuensi curah hujan yang terjadi. Menurut Barus (2002: 40) arus air mempunyai peranan yang sangat penting baik pada perairan lotik maupun lentik. Hal ini berhubungan dengan penyebaran organisme, gas-gas terlarut dan mineral yang terdapat di dalam air. Pada perairan lotik arus mempunyai peranan penting, umumnya kecepatan arus di perairan ini relatif tinggi bisa mencapai 6 m/det, tetapi pada umunya kecepatan arus berkisar 3m/det.

  • – Juni 2012 menunjukkan bahwa pH perairan Sungai Ogan tergolong dalam pH basa. Nilai pH ini dipengaruhi oleh berbagai aktivitas di perairan seperti fotosintesis dan metabolisme. Organisme air memiliki nilai toleransi pH yang berbeda-beda. Nilai pH sendiri sangat menentukan adanya dominansi fitoplankton di perairan. Menurut Effendi (2003: 73), batas toleransi organisme terhadap pH bervariasi tergantung pada suhu, oksigen terlarut, dan kandungan garam-garam ionik di dalam perairan. Kebanyakan perairan alami mempunyai pH berkisar antara 6-9 dan sebagian besar biota perairan sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai nilai pH sekitar 7-8,5.

  

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

  Kelas, dengan Kelimpahan tergolong Hutabarat, S. & S.M. Evans. 1985. Kunci rendah-tinggi dengan nilai berkisar antara 8 Identifikasi Plankton . Penerbit ind./l-325 ind./l. Nilai Indeks Universitas Indonesia, Jakarta: v+97 Keanekaragaman Plankton dengan kriteria hlm. keanekaragaman yang tergolong sedang.

  Isnansetyo, A. & Kurniastuty. 1995. Teknik Berdasarkan Indeks Dominansi Plankton Kultur Fitoplankton dan Zooplankton . tidak ada spesies yang mendominansi Kanisius, Yogyakarta. perairan, dan Indeks Kesamaan antar

  Michael. 1994. Metode Ekologi Untuk Stasiun tergolong mendekati sama yaitu

  Penyelidikan Ladang dan Laboratorium

  (>50%), serta kualitas perairan Sungai (Terjemahan). Universitas Indonesia. Ogan berdasarkan Koefisien Saprobik Jakarta: XV + 616 hlm. tergolong tercemar sangat ringan-sedang.

  Mizuno, T. 1979. Illustration of The

DAFTAR PUSTAKA

  Freshwater Plankton of Japan . Hoikusha Publishing Co. LTD: 205 hlm.

  Anonimous. 2010. Ogan Komering Ulu Needham, J.G & Needham, P.R. 1964. A

  dalam Angka . Penerbit Badan Pusat Guide to The Study of Fresh Water

  Statistik. Baturaja.

  Biology. Fifth Edition, Revised and Enlarged. United States of America: 105

  Barus, T.A. 2002. Pengantar Limnologi. hlm. Fakultas MIPA USU. Medan: iii+264 hlm.

  Weizel, R.L. 1979. Methods and Basmi, J. 2000. Planktonologi : Plankton Measuremants of Perifiton .

  sebagai Bioindikator Kualitas Perairan Communities: A Review American

  Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

  Society for Testing and Materials .

  Bogor: ii+59 hlm.

  Philadelphia. Dresscher & van der Mark. 1976. A

  Wijaya, H.K. 2009. Komunitas Perifiton Simplified Method for The Biological dan Fitoplankton serta Parameter Fisika Assesment of The Quality of Fresh and dan Kimia Perairan sebagai Penentu Slightly Brackish Water. J.

  Hydrobiologia . Vol.48, 3. Page 199-201.

  Kualitas Air di Bagian Hulu Sungai Cisadane Jawa Barat. Skripsi Fakultas

  Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB: 97

  Pengelolaan Sumber Daya dan

  . Kanisius:

  Lingkungan Perairan hlm.

  Yogyakarta: 258 hlm.

  Semirata 2013 FMIPA Unila