PEMETAAN KEBUTUHAN GURU GEOGRAFI TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU (OKU) PROPINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2012

ABSTRACT
MAPPING OF GEOGRAPHY TEACHERS NEED IN SENIOR HIGH
SCHOOL OGAN KOMERING ULU DISTRICT SOUTH SUMATRA IN
2012

By
IRAFITRIANA SULISTIAWATI

This study aims to descibe the state of a geography teacher to calculate and to map
the needs of geography teacher and its relevance with the educational background
of high school geography teacher in Ogan Komering Ulu distict, Sumatera Selatan
in 2012. This study used descriptive methode as the research method, while the
data collection techniques used were koesioner and documentation. The technical
data analysis used was descriptive analysis. The population in this study were 27
high schools in Ogan Komering Ulu district.
These results indicate:1). The number of high school geography teacher in OKU is
34 people consisting of 13 teacher-sex male, 21 female teachers, 11 permanent
teachers, 23 teacher salaries and only 16 teachers who have certification. The
Media of teaching is often used by geography teacher in OKU are maps and
globes, added by media images, and video. The material that most difficult to
understand were the 20 teachers choose materials GIS and remote sensing, 1

person chose material antroposfer and 14 teachers have no trouble. 2). The need
for high school geography teacher is 33 geography teacher. 3). Schools that
exceeds 1 geography teacher are Sentosa Bhakti senior high school and Kader
Pembangunan senior high school that located in Baturaja Timur sub-district. Then
only Senior High School number 8 OKU,located in Sinar Peninjauan sub-district,
is lack of 1 geography teacher. 4). The relevance of the educational background of
teachers are only 16 geography teacher were graduate of S1 Geography
Education, 17 teachers were graduate of S1 Non Educational geography and 1
teacher is graduate of SMEA. So we can say that the total shortages of geography
teachers in OKU district based on the relevance of the educational background
above ie 17 teachers.

ABSTRAK
PEMETAAN KEBUTUHAN GURU GEOGRAFI TINGKAT SEKOLAH
MENENGAH ATAS (SMA) DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU
(OKU) PROPINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2012

Oleh
IRAFITRIANA SULISTIAWATI


Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keadaan guru geografi,
menghitung dan memetakan kebutuhan guru geografi serta relevansi latar
belakang pendidikan guru geografi SMA di Kabupaten OKU Propinsi Sumatera
Selatan tahun 2012. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif,
sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu koesioner dan
dokumentasi serta teknik analisis data yang digunakan adalah analisa deskriptif.
Populasi dalam penelitian ini sebanyak 27 SMA di Kabupaten OKU
Hasil penelitian ini menunjukan: 1). Jumlah guru yang mengajar geografi SMA di
Kabupaten OKU sebanyak 34 orang guru yang terdiri dari 13 guru berjenis
kelamin laki-laki, 21 guru berjenis kelamin perempuan, 11 orang guru tetap, 23
orang guru honer serta hanya 16 guru yang sudah sertifikasi. Media yang sering
dipakai guru geografi di Kabupaten OKU adalah peta dan globe, diikuti dengan
media gambar, dan video. Materi yang paling sulit untuk dikuasai adalah 20 orang
guru memilih materi SIG dan penginderaan jauh, 1 orang memilih materi
antroposfer dan 14 orang guru tidak mengalami kesulitan. 2). Kebutuhan guru
geografi SMA adalah 33 orang guru geografi 3). Sekolah yang kelebihan 1 guru
geografi yaitu SMA Sentosa Bhakti dan SMA Kader Pembangunan yang terdapat
di Kecamatan Baturaja Timur, serta hanya SMA Negeri 8 OKU yang mengalami
kekurangan 1 orang guru yang terdapat di Kecamatan Sinar Peninjauan. 4).
Relevansi latar belakang pendidikan guru geografi yaitu hanya 17 orang guru

lulusan S1 Pendidikan Geografi, 16 orang guru lulusan S1 Non Pendidikan
geografi dan 1 orang guru lulusan SMEA, sehingga total kekurangan guru
geografi di Kabupaten OKU jika berdasarkan relevansi latar belakang pendidikan
yakni 17 orang guru.

106

V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
1.

Keadaan guru yang mengajar geografi SMA di Kabupaten OKU adalah 34
orang guru yang terdiri dari 13 guru berjenis kelamin laki-laki, 21 guru
berjenis kelamin perempuan, 11 orang guru tetap, 23 orang guru honorer serta
hanya 16 guru yang sudah sertifikasi. Media yang sering dipakai guru
geografi di Kabupaten OKU adalah peta dan globe, diikuti dengan media
gambar, dan video. Materi yang paling sulit untuk dipahami adalah 20 orang
guru materi SIG dan penginderaan jauh, 1 orang memilih materi antroposfer
dan 13 orang guru tidak mengalami kesulitan memahami materi-materi

geografi yang ada.

2.

Kebutuhan guru geografi SMA di Kabupaten OKU adalah 33 orang guru
geografi. Secara keseluruhan Kebutuhan guru geografi SMA di Kabupaten
OKU sudah merata atau sebagian besar sudah terpenuhi, bahkan terdapat
sekolah yang kelebihan 1 guru geografi yaitu SMA Sentosa Bhakti dan SMA
Kader Pembangunan yang terdapat di Kecamatan Baturaja Timur, serta hanya
SMA Negeri 8 OKU yang mengalami kekurangan 1 orang guru yang terdapat
di Kecamatan Sinar Peninjauan.

107

3.

Relevansi latar belakang pendidikan guru geografi yaitu 34 orang guru hanya
17 orang guru lulusan S1 Pendidikan Geografi, 2 orang guru lulusan S1
Pendidikan Sejarah, 2 orang guru lulusan S1 Pendidikan Kimia, 2 orang guru
lulusan Pendidikan Bahasa Indonesia, 2 orang guru lulusan S1 Fisika (Akta

IV), 1 orang guru lulusan S1 Pendidikan Biologi, 2 orang guru lulusan S1
Administrasi Pendidikan, 1 orang guru Pendidikan Matematika, 1 orang guru
lulusan S1 Pendidikan Fisika, 2 orang guru lulusan S1 Ekonomi (akta IV), 1
orang guru lulusan SMEA Dengan demikian total kekurangan guru geografi
di Kabupaten OKU jika berdasarkan relevansi latar belakang pendidikan
yakni 17 orang guru.

B. Saran
a.

Kepada Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Selatan dan Dinas Pendidikan
Kabupaten OKU, hendaknya di masa mendatang merencanakan suatu sistem
persebaran guru secara merata sehingga tidak terjadi kekurangan dan
kelebihan guru di setiap-setiap sekolah dan Pemerintah hendaknya segera
melakukan perekrutan guru-guru geografi baru sehingga kekurangan guru
dapat teratasi serta memutasikan guru geografi pada SMA mengalami
kelebihan guru.

b.


Bagi dinas pendidikan dan SMA hendaknya menetapkan sistem penjaringan
dan penetapan guru geografi secara sungguh-sungguh berdasarkan pada
prinsip the right man on the right place. Seorang calon guru yang berijazah
S1 Pendidikan Geografi hanya boleh dijaring dan ditugaskan untuk mengajar

108

geografi, sehingga nantinya setiap guru yang akan mengajar bidang studi
geografi di SMA benar-benar lulusan S1 Pendidikan Geografi.

c.

Guru geografi yang kualifikasinya terlanjur tidak tepat hendaknya diikutkan
pada penataran, pendidikan atau pelatihan dibidang geografi yang diadakan
oleh dinas pendidikan atau pihak swasta yang berkompeten di bidang
geografi serta bagi guru geografi yang masih berijazah Non S1 pendidikan
geografi hendaknya mengambil lagi pendidikan ke jenjang S1 pendidikan
geografi di universitas atau perguruan tinggi terdekat.

PEMETAAN KEBUTUHAN GURU GEOGRAFI TINGKAT SEKOLAH

MENENGAH ATAS (SMA) DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU
(OKU) PROPINSI SUMATERA SELATAN
TAHUN 2012

(Skripsi)

Oleh
IRAFITRIANA SULISTIAWATI

Pembimbing I
Pembimbing II
Pembahas

: Dr.Hi.Pargito, M.Pd.
: Drs. Edy Haryono, M.Si.
: Drs.Hi.Buchori Asyik, M.Si.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG

2012

PEMETAAN KEBUTUHAN GURU GEOGRAFI TINGKAT SEKOLAH
MENENGAH ATAS (SMA) DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU
(OKU) PROPINSI SUMATERA SELATAN
TAHUN 2012

Oleh
IRAFITRIANA SULISTIAWATI

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG
2012

DAFTAR PUSTAKA

. 2011. Profil Kabupaten Ogan Komering Ulu. Bappeda OKU.
Baturaja
Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan
Nasional. 2005. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen. Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia. Jakarta.
Bintarto dan Surastopo Hadisumarno. 1978. Metode Analisa Geografi. LP3ES.
Yogyakarta.
Dedy Miswar. 2010. Pengantar Kartografi Tematik. Bahan Ajar. Universitas
Lampung. Bandar Lampung.
Daldjoeni. 1987. Geografi Baru Keruangan Dalam Teori dan Praktek. Alumni.
Bandung.
Danial Achmad. 1997. Analisis dan Proyeksi Kebutuhan Guru Sekolah Menengah
Pertama Negeri Di Bandar Lampung. Pasca Sarjana IKIP Malang. Malang
Depdikbud. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan. Balai Pustaka. Jakarta.
Hadari Nawawi. 2003. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
Hasibuan, Malayu.S.P. 1996. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara.
Jakarta.
Jampel, Nyoman I. 2001. Profesionalisasi Tenaga Kependidikan Untuk
Meningkatkan Kualitas Pendidikan Di Era Otonomi Daerah. Aneka Widya.
IKIP Negeri Singaraja.
Koestoer, Raldi H. 1997. Dimensi Keruangan Kota - Teori dan Kasus. UI-Press.
Jakarta.

Maman Rachman. 1993. Strategi dan Langkah-Langkah Penelitian Pendidikan.
IKIP Semarang Press. Semarang.
Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Pustaka Belajar. Yogyakarta.
Moleong, Lexy J. 1991. Metode Penelitian Kualitatif. Rosdakarya. Bandung.
Nursid Sumaatmadja. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis
Keruangan. Alumni. Bandung.
Rosana. 2003. Kartografi. Bahan Ajar. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Bandung.

Suharyono dan Amin .M. 1994. Pengantar Filsafat Geografi. Dekdikbud. Jakarta.
Sumadi Suryabrata. 2000. Metodologi Penelitian. PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Trisnaningsih, dkk. 1994. Taraf Hidup Rumah Tangga Migran di Desa
Banjaragung Ilir Kecamatan Pagelaran Kabupaten Lampung Selatan.
Jurnal Panelitian: Pengembangan Wilayah Kering, Nomor 14 September.
Penerbit Lembaga Penelitian Unila.: Bandar Lampung.

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua

: Dr. Hi. Pargito. M.Pd.

................................

Sekretaris

: Drs. Edy Haryono, M.Si.

................................

: Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si.

................................

Penguji
Bukan Pembimbing

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si.
NIP: 196003151985031003

Tanggal Lulus Ujian Skripsi :

Judul Skripsi

: PEMETAAN KEBUTUHAN GURU GEOGRAFI
TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU (OKU)
PROPINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2012

Nama Mahasiswa

: IRAFITRIANA SULISTIAWATI

No. Pokok Mahasiswa : 0813034028
Jurusan

: Pendidikan IPS

Program Studi

: Pendidikan Geografi

Fakultas

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Pembimbing Utama,

Pembimbing Pembantu,

Dr. Hi. Pargito, M.Pd.
NIP 19590414 198603 1 005

Drs. Edy Haryono, M.Si.
NIP 19571218 198603 1 002

2. Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial

Ketua Program Sudi
Pendidikan Geografi

Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si.
NIP 19560108 198503 1 002

Drs. Zulkarnain, M.Si.
NIP 19600111 198703 1 001

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
1.
2.
3.
4.
5.

Nama
NPM
Program Studi
Jurusan/Fakultas
Alamat

:
:
:
:
:

Irafitriana Sulistiawati
0813034028
Pendidikan Geografi
Pendidikan IPS/FKIP
Perumahan Baturaja Permai Blok Q No. 10, Baturaja
Kec. Baturaja Timur Kab. OKU Propinsi Sumatera Selatan

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam suatu Perguruan
Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, November 2012

Irafitriana Sulistiawati
NPM. 0813034028

v

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur alhamdulilah, kupersembahkan karyaku ini buat orang
tuaku yang selalu mendoakan dan menyanyangiku. Tak pernah cukup ku balas
cinta kalian.
Almamaterku tercinta Universitas Lampung

MOTO

“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah lah (datangnya), dan
bila kamu ditimpa oleh kemudaratan, maka hanya kepada-Nya lah kamu meminta
pertolongan” (Q.S. An Nahl : 53)
Bukanlah suatu aib jika kamu gagal dalam suatu usaha, yang merupakan aib
adalah jika kamu tidak bangkit dari kegagalan itu (Ali bin Abu Thalib)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt., yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “Pemetaan Kebutuhan Guru Geografi Tingkat Sekolah Mengengah Atas
(SMA) Di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Propinsi Sumatera Selatan
Tahun 2012”. Sholawat seiring salam selalu tercurah kepada tauladan terbaik Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan Insya Allah kita sebagai
umatnya.
Penulis menyadari bahwa isi yang tersaji dalam skripsi ini masih jauh dari
sempurna, hal ini disebabkan keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang
penulis miliki. Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bimbingan, arahan,
pemikiran, saran, nasehat serta kesabaran dari Bapak Dr.Hi. Pargito, M.Pd. selaku
Pembimbing Utama sekaligus sebagai Pembimbing Akademik (PA) dan Bapak
Drs. Edy Haryono, M.Si selaku Pembimbing Pembantu serta Bapak Drs.Hi.
Buchori Asyik, M.Si. selaku Dosen Penguji. Dalam kesempatan ini pula, penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung atas izin yang telah diberikan sehingga
penulis dapat memperoleh ilmu di Fakultas ini.

2.

Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S., Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si.,
Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H., selaku Pembantu Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan
fasilitas akademis dan telah membantu memperlancar mengurusi dalam
penyelesaian studi.

3.

Bapak Drs.Hi.Buchori Asyik, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung atas izin pelayanan administrasi yang telah diberikan.

4. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial pada Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung atas saran maupun kritik
yang telah diberikan dalam penyusunan skripsi ini
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung atas segala ilmu pengetahuan yang telah diberikan
6. Bapak dan Ibu guru geografi SMA di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU)
yang telah bersedia menjadi responden dalam skripsi ini.
7. Bapak, Ibu, Kakakku, Adikku dan Bayu Anggara, Viva, Eda, Rina, Sari, dan
Putri yang selalu memberikan doa, dukungan, kesabaran, dan kasih sayang
yang telah diberikan pada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Bandar Lampung, November 2012
Penulis

Irafitriana Susilawati

7

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka
1. Lingkup Penelitian Geografi
Geografi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejala muka bumi
dan peristiwa yang terjadi di muka bumi baik fisik maupun yang menyangkut
makhluk hidup beserta permasalahannya, melalui pendekatan keruangan, ekologi
dan kewilayahan. (Bintarto dalam Sumadi, 2003:85).
Menurut Ikatan Geografi Indonesia (Suharyono dan Amin, 1994:51), bahwa
geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena
geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalah konteks
keruangan.
Atas dasar uraian di atas, maka geografi mencakup dua bidang ilmu yaitu
1.

Geografi Fisis

Cabang ini memusatkan pada geografi sebagai ilmu bumi, menggunakan biologi
untuk memahami pola flora dan fauna global, dan matematika dan fisika untuk
memahami pergerakan bumi dan hubungannya dengan anggota tata surya yang
lain. Termasuk juga di dalamnya ekologi muka bumi dan geografi lingkungan.

8

2.

Geografi Sosial

Menurut Nursid Sumaatmadja (1988:56), geografi sosial merupakan geografi
sosial cabang geografi manusia yang studinya ditekankan pada aspek keruangan,
karakteristik penduduk, sosial ekonomi dan kemasyarakatan.
Dari penjelasan di atas, maka penelitian mengenai kebutuhan dan relevansi latar
belakang pendidikan guru geografi di setiap SMA di Kabupaten Ogan Komering
Ulu (OKU) Provinsi Sumatera Selatan tahun 2012 merupakan kajian Geografi
sosial. Dipilihnya geografi sosial sebagai ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini
karena goegrafi sosial adalah ilmu geografi yamg mengkaji permasalahanpermasalahan sosial yang terdapat di muka bumi, salah satunya di bidang
pendidikan.
2.

Pendekatan Geografi

Menurut Bintarto dan Surastopo Hadisumarno (1978:12), untuk mendekati atau
menghampiri masalah geografi digunakan 3 (tiga) macam pendekatan, yaitu
pendekatan analisa keruangan (spatial analysis), Pendekatan analisa ekologi
(ecological analysis) dan pendekatan analisa kompleks wilayah (regional compley
analysis). Adapun pengertian dari ketiga pendekatan tersebut adalah sebagai
berikut.
a.

Pendekatan Analisa Keruangan

Analisis keruangan merupakan pendekatan yang khas dalam geografi karena
merupakan studi tentang keragaman ruang muka bumi dengan menelaah masing-

9

masing aspek-aspek keruangannya. Aspek-aspek ruang muka bumi meliputi faktor
lokasi, kondisi alam, dan kondisi sosial budaya masyarakatnya. Dalam mengkaji
aspek-aspek tersebut, seorang ahli geografi sangat memperhatikan faktor letak,
distribusi (persebaran), interelasi serta interaksinya, sedangkan media penyajian
dalam mengkaji aspek-aspek keruangan tersebut adalah peta.
Peta merupakan informasi keruangan secara nyata dari ruang geografis dan
menampilkan kondisi seluruh wilayah dalam bentuk yang tidak terlalu rumit serta
kemungkinan dapat pula menunjukkan keterkaitan antara fenomena yang satu
dengan yang lainnya, sebab dapat pula memberikan latar belakang konsisi wilayah
yang bersangkutan. Oleh karena itu dengan bantuan peta dapat mempermudah
menganalisa aspek-aspek keruangan suatu masalah yang dipetakan. Salah satu
contohnya yaitu tentang pemetaan kebutuhan guru.
b. Pendekatan Analisa Ekologi
Pendekatan ekologi/lingkungan merupakan pendekatan berdasarkan interaksi
yang terjadi pada lingkungan. Pendekatan ekologi dalam geografi berkenaan
dengan hubungan kehidupan manusia dengan lingkungan fisiknya. Interaksi
tersebut membentuk sistem keruangan yang dikenal dengan ekosistem. Salah satu
teori dalam pendekatan atau analisi ekologi adalah teori tentang lingkungan.
c.

Pendekatan Analisa Kompleks Wilayah

Analisis kompleks wilayah membandingkan berbagai kawasan di muka bumi
dengan memperhatikan aspek-aspek keruangan dan lingkungan dari masingmasing wilayah secara komprehensif.

10

3.

Guru

Dalam pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 tentang guru dan dosen dinyatakan bahwa yang dimaksud guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Artinya bahwa guru mempuyai peran dan tugas yang sangat besar dan
sulit. Oleh karena itu seorang guru haruslah profesioanal, memiliki kompetensi
akademik, kompetensi sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
4.

Keadaan Guru

Keadaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:744) adalah susunan;
teknik menyusun karangan agar diperoleh cerita yang indah dan selaras. Adapun
yang dimaksud dengan keadaan guru pada bagian ini adalah untuk mengambarkan
deskripsi keadaan guru yang mengajar geografi yang ditinjau berdasarkan jenis
kelamin, jumlah guru, status guru, media yanag sering dipakai dan materi yang
sulit untuk dikuasai.
5.

Kebutuhan Guru

Kebutuhan guru mengacu pada pendapat Beatty (1981) dalam Danial Achmad
(1997: 15) adalah “ketidaksesuaian”. Ketidaksesuain yang dimaksud adalah
ketidaksesuaian yang dapat diukur antara pernyataan peristiwa saat ini dan
pernyataan yang diinginkan dari suatu peristiwa. Sedangkan menurut Kaufman

11

(1982) dalam dalam Danial Achmad (1997: 16), kebutuhan sebagai gap antara apa
yang ada dan apa seharusnya. Terkait dengan masalah pendidikan, kebutuhan
guru adalah jumlah guru yang dibutuhkan pada setiap jenjang pendidikan dasar
dan menengah pada waktu tertentu. Kebutuhan guru di setiap sekolah dan jenjang
pendidikan adalah berbeda. Hal ini berarti kebutuhan guru SMA pastinya tidak
sama dengan kebutuhan guru di sekolah menengah pertama dan sekolah dasar.
Menurut Malayu S.P Hasibuan (1996: 22), untuk mencapai mutu pendidikan yang
diinginkan, maka tenaga guru perlu mendapat perhatian khusus baik dari segi
kualitas maupun kuntitias. Mengenai kuantitas tenaga guru diperlukan
perencanaan yang baik, agar tidak terjadi penumpukan tenaga guru di suatu
sekolah atau di daerah tertentu tetapi dipihak lain terjadi kekurangan guru. Jika hal
ini terjadi maka perlu perencanaan yang baik agar tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan guru. Terkait dengan hal di atas, maka untuk menghitung kebutuhan
guru harus diketahui terlebih dahulu komponen-komponennya yaitu jumlah kelas,
jumlah jam bidang studi per minggu, dan jumlah jam maksimum wajib belajar
guru per minggu. (Biro Perencanaan Depdikbud,1987:5)
a. Jumlah kelas, yaitu banyaknya kelas murid yang mengikuti pelajaran
bidang studi tertentu pada suatu sekolah.
b. Jumlah jam bidang studi per minggu, yaitu jumlah jam untuk tiap kelas
pada bidang studi tertentu setiap minggu pada suatu sekolah.
c. Jumlah jam maksimum wajib mengajar guru per minggu, maksudnya
adalah jumlah jam wajib maksimum seorang guru untuk mengajar. Jumlah
jam maksimum wajib mengajar seorang guru adalah 24 jam.
6.

Latar Belakang Pendidikan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 643), pengertian latar belakang
adalah dasar (alasan) suatu tindakan (perbuatan). Sedangkan pendidikan adalah

12

proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dari
pengertian di atas, penulis berpendapat bahwa latar belakang pendidikan adalah
ijazah pendidikan akademik terakhir yang dimiliki oleh seseorang.
Latar belakang pendidikan berkaitan dengan profesionalisme tenaga pendidikan.
Tenaga pedidikan yang dimaksud adalah seorang guru. Profesionalitas seorang
guru akan berdampak kuat terhadap peningkatan kualitas pendidikan, dan
peningkatan kualitas pendidikan akan berkonsekuensi logis pada peningkatan
kualitas sumber daya manusia yang sangat diperlukan bagi pembangunan bangsa,
terutama untuk menghadapi berbagai peluang dan tantangan di era otonomi
daerah.
Sehubungan dengan

hal itu, tentunya

dibutuhkan

suatu upaya

untuk

memprofesionalisasi tenaga kependidikan. Menurut I Nyoman Jampel (2001:15),
upaya-upaya untuk memprofesionalisme tenaga pendidikan adalah sebagai
berikut:
1. Pendidikan tenaga kependidikan, harus menekankan secara seimbang
wawasan akademik, kemampuan adaptasi dan generalisasi, serta jiwa
pengabdian kepada masyarakat. Untuk kepentingan ini, kurikulum pendidikan
tenaga kependidikan harus mempunyai kesimbangan ketiga ranah tersebut
serta diberikan porsi aplikasi yang seimbang pula. Jika perlu dikembangkan,
sehingga tamatan lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) telah
diyakini memiliki kemampuan yang memadai dalam ketiga ranah tersebut.
2. Sistem penjaringan (recruitment) dan penempatan tenaga kependidikan harus
secara sungguh-sungguh didasarkan pada prinsip the right man on the right
place.
3. Sistem promosi dalam jabatan baik dalam jabatan structural maupun
professional harus didasarkan pada professionalitas yang ditunjukan tenaga
kependidikan. Serta menjauhkan praktek-praktek promosi dalam jabatan yang
didasarkan atas kolusi dan nepotisme.

13

7.

Guru Geografi

Guru geografi adalah seorang guru lulusan S1 Pendidikan Geografi yang
mengajar bidang studi geografi pada suatu SMA. Seharusnya pelajaran geografi di
SMA hanya diajarkan oleh seorang lulusan S1 Pendidikan Geografi. Namun pada
kenyataannya, kondisi di lapangan tidak selamanya sesuai harapan, yaitu guru
lulusan bidang studi non S1 Pendidikan Geografi tetapi mengajar bidang studi
geografi.
Seharusnya apabila seorang lulusan bidang ilmu tertentu, misalnya Pendidikan
Geografi, akan lebih menguasai materi/pelajaran geografi tersebut dibandingkan
seorang yang bukan lulusan Pendidikan Geografi, karena guru geografi harus
memiliki kompetensi guru mata pelajaran geografi. Berdasarkan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional nomor 16 tahun 2007 tanggal 4 Mei 2007 tentang
standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru geografi seperti :
1. Menguasai hakekat dan struktur keilmuan, ruang lingkup dan objek
geografi.
2. Memberikan pendekatan-pendekatan geografi
3. Menguasai materi geografi secara luas dan mendalam
4. Menunjukkan manfaat mata pelajaran geografi.
Jadi apabila guru tersebut yang mengajar bukan dari lulusan non geografi maka
akan berdampak pada penurunan terhadap kualitas pendidikan dan dalam proses
pembelajaran akan berjalan kurang maksimal karena kualifikasi tersebut akan
mempengaruhi kompetensi guru tersebut seperti halnya dalam penguasaan materimateri geografi.

14

8.

Peta dan Pemetaan

Menurut Erwin Raisz (1948) dalam Rosana (2003:13) bahwa peta adalah
gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil sebagai
kenampakannya jika dilihat dari atas dengan tambahan tulisan-tulisan sebagai
tanda pengenal. Lebih lanjut menurut Soetarjo Soedjosoemarno (1970) dalam
Dedy Miswar (2010:7) peta adalah suatu lukisan dengan tinta dari seluruh atau
sebagian permukaan bumi yang diperkecil dengan perbadingan ukuran yang
disebut dengan skala atau kedar. Dengan demikian peta adalah gambaran
permukaan bumi yang diperkecil dengan skala.
Sedangkan pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran
permukaan bumi (terminologi geodesi) dengan menggunakan cara dan atau
metode tertentu sehingga didapatkan hasil berupa softcopy maupun hardcopy peta
yang berbentuk vektor maupun raster. (Wikipedia.org.ensiklopediabebas.com.
diakses tanggal 2 Oktober 2012). Dalam pemetaan ini penulis menggunakan
software

arcview

versi.3.1 dalam membuat peta.

Untuk menunjukkan

kenampakan yang baik dan harmonis dari peta yang disajikan, maka komposisi
peta perlu diperhatikan secara baik termasuk cara meletakkan elemen up atau
marginal information atau keterangan tepi yang dapat memperindah dan
melengkapai informasi mengenai peta yang dibuat sebagai berikut:
1.

Judul peta

Judul peta atau title biasanya menunjukkan daerah yang digambarkan. Judul peta
pada umumnya di letakkan di bagian atas dari peta. Pilihan pertama di bagian

15

kanan atas, kalau tidak memungkinkan dapat di letakkan di bagian kiri atau di
bagian tengah. Judul ditulis dengan huruf besar semua, ukurannya jangan terlalu
kecil atau terlalu besar.
2.

Skala Peta

Sebaiknya skala peta diletakkan di bagian tengah bawah judul peta secara
simetris. Sebaiknya dibuat skala garis atau skala grafis dari pada skala angka,
karena skala garis akan mengikuti perubahan secara proporsionil pada waktu
reproduksi peta dengan cara fotografis maupun fotocopy.
3.

Legenda atau Keterangan

Legenda sebaiknya diletakkan di dalam batas garis tepi peta, kalu memungkinkan
di pojok kiri bagian bawah tanpa diberi garis pinggir atau garis pembatas yang
memisahkan legenda dengan peta pokok yang dibuat.
4.

Garis Tepi

Pada umumnya peta dibuat dengan garis tepi berbentuk empat persegi panjang,
yang biasanya terdiri dua garis sejajar dengan jarak ¼ inci antara keduanya. Garis
tepi di luar dibuat lebih tebal dari pada garis tepi bagian dalam dan diantara kedua
garis tersebut angka-angka meridian serta pararel dapat dituliskan.
5.

Pararel dan Meridian

Penggambaran garis pararel dan meridian hanya kalau dirasa perlu, karena pada
peta yang sederhana dapat dihilangkan tetapi angka-angka meridian dan pararel
masih dicantumkan dibagian tepinya, terutama pada peta yang garis pararel dan

16

meridiannya tegak lurus. Pada peta yang menggunakan jenis proyeksi tertentu,
garis meridian dan pararel sama-sama melengkung atau melingkar.
6.

Orientasi atau Petunjuk Arah

Peta pada umumnya berorientasi utara, yaitu arah utara di letakkan pada bagian
atas. Pada peta skala kecil umumnya hanya ada satu arah utara, tetapi pada peta
skala besar seperti peta topografi, arah utara yang ditunjukkan mencakup arah
utara magnetis, utara geografis dan utara meridian.
7.

Inset Peta

Tempat atau bagian yang kosong pada komposisi peta sebaiknya diisi dengan
inset peta, yaitu peta yang letaknya tersendiri pada bagian dalam garis tepi dengan
skala tertentu dan garis tepi .
8.

Sumber dan Tahun Pembuatan

Catatan mengenai peta dasar yang digunakan atau sumber data yang di petakkan
dibuat atau dicantumkan di bagian dalam garis tepi dengan menyebutkan nara
sumber dan tahunnya.
9.

Penyusun dan Pembuat Peta

Catatan mengenai penyusun atau pembuat peta biasanaya di letakkan pada bagian
luar garis tepi peta, di sebelah pojok kanan bagian bawah.
B. Kerangka Pikir
Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan yaitu dengan adanya guru yang
berkualitas dan professional serta pemerataan pendidikan. Hal ini dapat terwujud

17

dengan baik apabila adanya pemerataan pendidikan, serta persebaran guru.
Persebaran guru yang merata di sini adalah apabila terjadi kekurangan guru,
otomatis di sekolah tersebut yang mengajar geografi bukan guru yang berlatar
belakang geografi sehingga dapat mempengaruhi kemampuan guru tersebut dalam
memberikan materi kepada siswa. Maka untuk menyikapinya harus ada pula
kebijakan yang tepat untuk menyikapi permasalahan tersebut, contohnya yaitu
penambahan jumlah guru baik melalui tes penerimaan guru sebagai pegawai
negeri sipil maupun guru kontrak/honorer.
Untuk menyikapi kondisi tersebut, maka melalui penelitian ini penulis akan
mencoba mendeskripsikan kondisi tersebut yakni dengan cara:
1. Mencari data tentang keadaan guru yang mengajar geografi
2. Menghitung jumlah kebutuhan guru geografi di setiap SMA di Kabupaten
Ogan Komering Ulu (OKU) Provinsi Sumatera Selatan tahun 2012.
3. Mengindentidikasi latar belakang pendidikan guru geografi di setiap SMA di
Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Provinsi Sumatera Selatan tahun 2012
4. Memetakan kebutuhan guru geografi dan relevansi latar belakang pendidikan
guru geografi dengan menggunakan komputer.
Setelah memperoleh deskripsi dari kondisi di atas maka penulis akan mengajukan
hasil penelitian ini ke Dinas Pendidikan Nasional Ogan Komering Ulu, dan
Pemerintah Daerah Ogan Komering Ulu. Hal tersebut penulis lakukan dengan
harapan hasil penelitian dapat dijadikan sebagai acuan/pertimbangan bagi
pemerintah dalam membuat kebijakan tentang jumlah guru yang sesuai dengan
kebutuhan guru yang sebenarnya, khususnya jumlah guru geografi SMA di

18

Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU). Khususnya pada bidang studi geografi.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan penelitian berikut,

1. Jumlah Kelas
2. Jumlah Jam Bidang
Studi Per Minggu
3. Jumlah Jam
Maksimum Wajib
Mengajar

Kebutuhan Guru

Gambar 1. Kerangka Pikir

1. Latar
belakang
pendidikan
2. Keadaan guru
Geografi

19

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan ini adalah metode deskriptif. Menurut Sumadi Suryabrata
(2004:76) metode
memecahkan

deskriptif merupakan metode

masalah,

menyusun

data,

yang bertujuan

menjelaskan,

untuk

menganalisis,

dan

menafsirkan. Metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau
fenomena serta untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan keadaan.
Dengan menggunakan metode deskriptif ini diharapkan permasalahan dari
penelitian ini yang dikemukakan dapat terjawab dengan analisis berdasarkan data
yang dikumpulkan.
B. Populasi
Populasi penelitian yaitu keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari
manusia, benda-benda, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa
peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu
penelitian (Hadari Nawawi, 2003:141). Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh
Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) yaitu
berjumlah 27 SMA. Penelitian tersebut seluruhnya dapat diteliti oleh penulis,
maka populasi akan dijadikan objek penelitian.

20

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
1.

Keadaan Guru Geografi

Dalam penelitian ini keadaan guru yang dimaksud adalah untuk memberikan
gambaran atau deskripsi tentang keadaan guru yang mengajar geografi SMA di
Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Propinsi Sumatera Selatan. Keadaan guru
yang diteliti disini yaitu berdasarkan jenis kelamin, jumlah guru, status guru,
media yang sering dipakai saat mengajar, materi geogarfi yang sulit untuk
dikuasai.
2.

Kebutuhan Guru

Kebutuhan guru dalam penelitian ini adalah jumlah guru geografi yang
dibutuhkan di setiap SMA di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU). Terkait
dengan hal tersebut, maka untuk menghitung dengan menggunakan rumus:
KG =

×

Keterangan :
KG

= Kebutuhan Guru

JK

= Jumlah Kelas

JBP

= Jumlah Jam Bidang Studi Per Minggu

JMP

= Jumlah Jam Maksimum Wajib Mengajar Guru Per Minggu

3.

Latar Belakang Pendidikan

Maksud latar belakang pendidikan ini adalah ijazah pendidikan akademik terakhir
yang dimiliki oleh seorang guru bidang studi geografi di setiap SMA di

21

Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) yang mengajarnya adalah bidang studi
geografi. Adapun kemungkinan-kemungkinan latar belakang pendidikan yang
dimiliki oleh guru geografi SMA di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU)
adalah adanya kesesuaian dan ketidaksesuaian dengan bidang studi yang
diajarkan, yaitu sebagai berikut,
1. Seorang guru geografi dikatakan memiliki latar belakang pendidikan yang
sesuai dengan bidang studi yang diajarkan (geografi) jika guru tersebut
merupakkan seorang lulusan.
a. SI Pendidikan Geografi
b. D2 atau D3 Pendidikan Geografi dan selanjutnya melakukan penyesuaian
S1 Pendidikan Geografi
c. S1 Fakultas Geografi yang mengambil akta IV (akta mengajar)
2. Seorang guru geografi dikatakan memiliki latar belakang pendidikan yang
kurang sesuai dengan bidang studi yang diajarkannya (geografi) jika latar
belakang pendidikan guru tersebut sebagai berikut.
a. Guru tersebut merupakan lulusan D1atau D3 Pendidikan Geografi namun
tidak melanjutkan ke jenjang S1 Pendidikan Geografi
b. Guru tersebut merupakan lulusan D2 atau D3 Pendidikan Geografi namun
melanjutkan ke jenjang S1 non Pendidikan Geografi
3. Seorang guru geografi dikatakan tidak memiliki latar belakang pendidikan
dengan bidang studi yang diajarkan (geografi) jika latar belakang pendidikan
pendidikan guru tersebut adalah sebagai berikut.

22

a. Guru geografi yang bukan lulusan S1 Pendidikan Geografi dan bukan
bergelar sarjana Pendidikan Geografi. Dalam hal ini, terdapat beberapa
kemungkinan. Kemungkinan pertama, guru tersebut merupakan lulusan
sarjana pendidikan tetapi bukan sarjana pendidikan program studi
Pendidikan Geografi. Kemungkina kedua, guru tersebut lulusan S1 tetapi
bukan sarjana Pendidikan (Non FKIP)
b. Guru geografi lulusan D2 atau D3 FKIP tetapi bukan program studi
Pendidikan Geografi
c. Guru geografi lulusan D1, D2 atau D3 yang non FKIP
d. Guru geografi lulusan SMA/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah
Aliyah.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Menurut Sugiono (2007:199), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam hal ini digunakan kuesioner
karena merupakan teknik pengumpulan data yang efisien dan cocok digunakan
bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas serta dapat
diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau
internet. Kuesioner

dilakukan dengan menggunakan pertanyaan yang telah

disusun kemudian kuesioner ini ditujukan kepada guru yang mengajar geografi
Sekolah Menengah Atas (SMA). Kuesioner ini digunakan untuk memperoleh data
mengenai keadaan guru yang mengajar, jumlah guru goegrafi, jumlah kelas

23

bidang studi geografi, jumlah jam bidang studi geografi per minggu, dan relevansi
latar belakang pendidikannya.
2. Teknik Dokumentasi
Dokumentasi merupakan cara pengumpulan data dengan mengambil peninggalan
tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat teori,
dalil-dalil atau hokum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah
penelitian (Maman Rachman, 1993:31)
Dalam penelitian ini, dokumentasi yang digunakan adalah data sekunder yang
berupa catatan dan keterangan dari pihak SMA dan Dinas Pendidikan Nasional di
Kabupaten Ogan Komering Ulu,(OKU) dan referensi lainnya yang berhubungan
dengan penelitian ini. Proses dokumentasi dilakukan pada waktu pengumpulan
data baik penelitian pendahuluan dan penelitian hasil. Data yang dikumpulkan
dari teknik dokumentasi adalah data jumlah guru yang mengajar geografi dan data
geografis Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU).
E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan cara pentahapan

secara

berurutan dan interaksionis dengan pendekatan deskriptif, yaitu terdiri dari tiga
alur kegiatan bersamaan yaitu pengumpulan data sekaligus reduksi data seperti
menghitung kebutuhan guru geografi, mengidentifikasi kesesuaian latar belakang
pendidikan guru geografi, rekapitulasi mengenai keadaan guru geografi,
selanjutnya penyajian data yang dituangkan ke dalam bentuk peta dan tabel serta
penarikan kesimpulan. (Moleong, 1991: 190).

RIWAYAT HIDUP

Irafitriana Sulistiawati dilahirkan pada tanggal 20 April 1990 di
Baturaja dari pasangan Bapak Suyitno. A dan Ibu Ermawati
(alm.), dan merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.

Pendidikan yang telah ditempuh adalah Taman Kanak-Kanak Aisyah diselesaikan
pada tahun 1996. Pendidikan Sekolah Dasar di SDN 25 Baturaja diselesaikan
Tahun 2002, Sekolah Menengah Pertama di SMPN 2 OKU diselesaikan Tahun
2005, dan Sekolah Menengah Kejuruan di SMK N 1 OKU diselesaikan pada
tahun 2008.

Pada tahun 2008, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan
Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Reguler. Pada tahun 2011
Melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) fisik dan manusia, dan
melaksanakan KKL terpadu di daerah Bandung, dan pernah melaksanakan
Program Pengalaman Lapangan di SMP Negeri 3 Tanjung Raya Mesuji, serta
pernah mengadakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Bujung Buring dengan
tema meningkatkan kualitas pendidikan.