Stratifikasi Sosial kekuasaan dan wewena (2)

MAKALAH SOSIOLOGI
MACAM-MACAM PERBEDAAN SOSIAL
(BENTUK-BENTUK STRATIFIKASI SOSIAL)

DI SUSUN
OLEH :
KELOMPOK 4
NUR ALFINASARI
RISMAWATI
AHRIANI PUTRI ASBIANTO
ERNI ERVINA
NURDIN ABYAD SAPUTRA

SMA NEGERI 1 BANTAENG
2015/2016

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
B.TUJUAN
C.RUMUSAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
B.SARAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas makalah
sosiologi yang berjudul “BENTUK-BENTUK STRATIFIKASI SOSIAL” tepat pada
waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Seperti halnya pepatah “ tak ada gading yang tak retak “, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah kami selanjutnya.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua kalangan.

Bantaeng,25 November 2015

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Sesuai dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat saat ini stratifikasi sosial
berlangsung sangat pesat. Terutama bentuk stratifikasi yang terbuka, karena dalam sistem
stratifikasi terbuka semua masyarakat berhak untuk mengisi kedudukan-kedudukan yang ada
di masyarakat, jadi mereka bisa berubah kedudukan sesuai dengan yang mereka inginkan,
sedangkan kalau stratifikasi sosial tertutup suatu masyarakat tidak bisa berubah kedudukan
sesuai dengan yang mereka inginkan. Hal itu dapat dibuktikan dalam sistem kasta, misalnya:
seorang yang lahir dari keturunan brahmana maka selamanya dia hanya bisa berinteraksi
dengan sesama kasta brahmana. Stratifikasi sosial berbeda dengan kelas sosial, akan tetapi
kedua istilah ini sering kali dipergunakan secara bergantian hingga dalam beberapa bagian

bisa menjadi rancu. Stratifikasi sebenarnya lebih merujuk pada pembagian kelompok orang
kedalam tingkatan atau strata yang berjenjang secara vertikal. Sementara itu istilah kelas
sebenarnya lebih sempit dari stratifikasi sosial. Istilah kelas lebih merujuk pada satu lapisan
atau satu strata tertentu dalam sebuah constratifikasi sosial. Kelas sosial, dengan demikian
cenderung diartikan sebagai kelompok yang anggota-anggotanya memiliki orientasi politik,
nilai budaya, sikap, dan perilaku sosial yang secara umum sama. Dalam staratifikasi sosial
yang ada dalam masyarakat, bahwa seseorang dalam masyarakat dapat memiliki beberapa
kedudukan sekaligus, akan tetapi biasanya salah satu kedudukan itu salah satunya menonjol
itulah yang merupakan kedudukan yang utama, sering kali kedudukan-kedudukan yang
diperoleh seseorang tidak jarang terjadi pertentangan-pertentangan atau konflik antara
kedudukan yang satu dengan kedudukan yang lain, yang dalam sosiologi dikenal dengan
istilah status conflict. Seiring dengan adanya konflik antara kedudukan-kedudukan, maka ada
juga konflik peran (conflict of role) dan bahkan pemisahan antar individu dengan peran yang
sesungguhnya harus dilaksanakan (role distance). Role disatance terjadi apabila si individu
merasakan dirinya tertekan karena merasa dirinya tidak sesuai untuk melaksanakan peran
yang diberikan masyarakat kepadanya, sehingga tidak bisa melaksanakan perannya denagn
sempurna atau bahkan menyembunyikan diri.

B.


Rumusan Masalah


Apakah Pengartian dari stratifikasi sosial?



Apa sajakah Unsur-unsur Stratifikasi Sosial



Mengapa Stratifikasi Sosial bisa terjadi?



Apa sajakah bentuk-bentuk dari Stratifikasi Sosial?



Apakah Faktor Determinan Stratifikasi dan Ketidaksamaan Sosial?




Apakah Pengertian Konflik Status dan Role Distance?



Contoh stratifikasi sosial bagaimanakah yang kami identifikasi ?



Contoh konflik sosial dan role distance bagaimanakah yang di identifikasi ?

C. Tujuan


Untuk mengetahui pengertian dari stratifikasi sosial




Untuk mengetahui unsur-unsur stratifikasi Cososial



Untuk mengetahui penyebab stratifikasi sosial



Untuk mengetahui bentuk-bentuk stratifikasi sosial



Menjelaskan Faktor Determinan Stratifikasi dan Ketidaksamaan Sosial



Menjelaskan Pengertian Konflik Status dan Role Distance




Untuk mengetahui contoh dari proses sosial



Mengidentifikasi contoh konkrit stratifikasi sosial



Mengidentifikasi contoh konflik sosial dan role distance

BAB II
PEMBAHASAN
1.Pengertian Stratifikasi Sosial
Untuk memahami istilah stratifikasi sosial, kita harus mengkaji terlebih dahulu kata
aslinya, yaitu stratification. Kata stratification berasal dari kata stratum atau strata yang
berarti pelapisan. Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial berarti penggolongan warga
masyarakat ke dalam kelompok-kelompok tertentu secara bertingkat (hierarkies). Itulah kita
dapat mengenal kelas-kelas dalam kehidupan masyarakat, yaitu kelas atas, kelas menengah,
dan kelas bawah.
Stratifikasi menurut para pakar



Soerjono Soekanto : Stratifikasi sosial pasti terjadi di dalam setiap masyarakat
dimanapun selalu dan pasti mempunyai sesuatu yang dihargai.



Pitirim Sorokin : stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke
dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkies). Perwujudanya adalah adanya kelaskelas tinggi dan kelas-kelas rendah

2.Unsur-unsur stratifikasi sosial

Dalam teori sosiologi unsur-unsur sistim pelapisan sosial dalam masyarakat adalah :
1.Kedudukan (status)
Kedudukan merupakan salah satu unsur pokok dalam sistim stratifikasi dalam
masyarakat. Kedudukan seringkali dibedakan dengan kedudukan sosial (sosial status).
Kedudukan adalah sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial,
sehubungan dengan orang lain dalam kelompok tersebut. Sedangkan kedudukan sosial adalah
tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang lain, dalam arti
lingkungan pergaulannya, prestisenya, hak-hak serta kewajiban-kewajibannya. Kedudukan

sosial tidak hanya kumpulan kedudukan kedudukan seseorang dalam kelompok yang
berbeda, tetapi kedudukan sosial mempengaruhi kedudukan orang tadi dalam kelompok
sosial yang berbeda.
Menurut Pitirim Sorokin, untuk mengukur status dapat dilihat dari :


Jabatan / pekerjaan



Ilmu pengetahuan



Kekayaan



Agama




Politis , keturunan

Menurut Soerjono Soekanto , dimensi stratifikasi sosial meliputi :


Kekayaan



Kekuasaan



Ilmu pengetahuan



Kehormatan




Kesolehan



Agama

2. Peran (role)
Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan artinya, seseorang telah menjalankan
hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya. Peran menyangkut 3 hal :
1. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan kedudukan seseorang dalam
masyarakat
2. Peran merupakan suatu konsep tentang apa yang dilakukan individu dalam
masyarakat
3. Peran merupakan sebagai perilaku indidvidu yang penting dalam struktur sosial
Macam-macam peran (atas dasar pelaksanaannya):
1. Peran yang diharapkan
Contoh : hakim, diplomatik, protokoler, dll
2. Peran yang disesuaikan
Peran yang disesuaikan mungkin tidak cocok dengan situasi setempat. Peran ini
sifatnya lebih luwes
Macam-macam peran (atas dasar cara memperolehnya):
1. Peran bawaan (ascribed roles)
Yaitu, peran yang diperoleh secara otomatis tanpa melalui usaha.
Contoh : peran ayah , peran ibu
2. Peran pilihan (achieved Roles)
Yaitu , peran yang diperoleh atas dasar keputusan sendiri
Contoh : seseorang yang memutuskan untuk kuliah di UNAIR

3.Penyebab Terjadinya Stratifikasi Sosial
Dalam masyarakat sering kali kedudukan dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Ascribed status, yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan
perbedaan seseorang, tanpa usaha, serta kedudukan tersebut diperoleh melalui
kelahiran
Misalnya : dalam sistem kasta, seorang anak dari kasta Brahmana juga akan memperoleh
kedudukan demikian
2. Achieved Status, yaitu kedudukan yang diperoleh seseorang dengan usaha-usaha yang
sengaja dilakukan bukan diperoleh karena kelahiran.
Misalnya : orang biasa menjadi dokter asalkan memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan
3. Asigned status, yaitu kedudukan yang diperoleh seseorang karena jasa-jasanya .
Kedudukan ini terkait dengan achieved status
Misalnya : Pahlawan nasional

4.Macam-Macam Stratifikasi Sosial
1. Stratifikasi Sosial Tertutup
Stratifikasi Tertutup adalah: stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat

tersebut

tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali serta di
Jawa ada golongan darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak mungkin anak keturunan
orang biasa seperti petani miskin bisa menjadi keturunan ningrat / bangsawan darah biru.
2. Stratifikasi Sosial Terbuka

Stratifikasi sosial terbuka adalah: sistem stratifikasi di mana setiap anggota
masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu ke tingkatan
yang lain.
Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan sebagainya.
Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa merubah penampilan serta strata sosialnya
menjadi lebih tinggi karena berupaya sekuat tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik
dengan sekolah, kuliah, kursus dan menguasai banyak keterampilan sehingga dia mndapatkan
pekerjaan tingkat tinggi dengan bayaran / penghasilan yang tinggi.
5.Bentuk-bentuk stratifikasi sosial
a. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Ekonomi
Stratifikasi sosial dalam bidang ekonomi akan membedakan penduduk atau warga
masyarakat menurut penguasaan dan pemilikan materi. Dalam hal ini ada golongan orangorang yang didasarkan pada pemilikan tanah, serta ada yang didasarkan pada kegiatannya di
bidang ekonomi dengan menggunakan kecakapan. Dengan kata lain, pendapatan, kekayaan,
dan pekerjaan akan membagi anggota masyarakat ke dalam berbagai lapisan atau kelas-kelas
sosial dalam masyarakat.

Menurut Max Webber, stratifikasi sosial berdasarkan criteria ekonomi membagi
masyarakat ke dalam kelas-kelas yang didasarkan pada pemilikan tanah dan benda-benda.

Kelaskelas tersebut adalah kelas atas (upper class), kelas menegah (middle class), dan kelas
bawah (lower class). Satu hal yang perlu diingat bahwa stratifikasi sosial berdasarkan kriteria
ekonomi ini bersifat terbuka. Artinya memungkinkan seseorang yang berada pada kelas
bawah untuk naik ke kelas atas, dan sebaliknya memungkinkan seseorang yang berada pada
kelas atas untuk turun ke kelas bawah atau kelas yang lebih rendah. Hal ini tergantung pada
kecakapan dan keuletan orang yang bersangkutan. Salah satu contoh stratifikasi sosial
berdasarkan factor ekonomi adalah pemilikan tanah di lingkungan pertanian pada masyarakat
Indonesia. Wujud stratifikasi sosialnya adalah petani pemilik tanah, petani penyewa dan
penggarap,sertaburuhtani.
1)
a)

Petani

pemilik

Petani

dibagi

pemilik

b)

Petani

c)

Petani

d)

tanah

tanah

pemilik
pemilik

lapisan-lapisan

lebih

tanah

pemilik

Petani

dalam

tanah

dari
antara

tanah

berikut

antara
kurang

dari

2

ini.
hektar.

1–2

hektar.

0,25–1

hektar.

0,25

hektar.

2) Petani penyewa dan petani penggarap, yaitu mereka yang menyewa dan menggarap tanah
milik

petani

pemilik

tanah

yang

biasanya

menggunakan

sistem

bagi

hasil.

3) Buruh tani, yaitu tenaga yang bekerja pada para pemilik tanah, petani penyewa, petani
penggarap,
b.

atau
Stratifikasi

pedagang

yang

biasanya

Sosial

membeli

Berdasarkan

padi
Kriteria

di

sawah.
Sosial

Pada umumnya, stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ini bersifat tertutup. Stratifikasi sosial
demikian umumnya terdapat dalam masyarakat feodal, masyarakat kasta, dan masyarakat
rasial.
1)Staratifikasi Social Pada Masyarakat Feodal
Masyarakat feodal merupakan masyarakat pada situasi praindustri, yang menurut sejarahnya
merupakan perubahan dari ikatan budak atau hamba sahaya dengan tuan tanah. Hubungan
antara kedua golongan itu menjadi hubungan antara yang memerintah dengan yan diperintah,
dan interaksinya sangat terbatas. Kemudian semangat feodalisme ini oleh kaum penjajah
diterapkan di Indonesia dan terjadilah perpecahan antargolongan, sehingga pada masyarakat
feodal terjadi stratifikasi social sebagai berikut.

a) Golongan atas, terdiri dari keturunan raja dan ningrat.
b) Golongan menengah, terdiri dari golongan prajurit dan pegawai pemerintahan.
c) Golongan bawah, terdiri dari golongan rakyat biasa.
2)Stratifikasi Sosial pada Masyarakat Kasta
Masyarakat kasta menuntut pembedaan antargolongan yang lebih tegas lagi. Hubungan
antargolongan adalah tabu, tertutup, bahkan dapat dihukum masyarakatnya. Hal demikian
terjadi pada masyarakat kasta di India. Istilah untuk kasta di India adalah yati, dan sistemnya
disebut dengan varna. Menurut kitab Reg Weda dalam masyarakat India Kuno dijumpai
empat varna yang tersusun secara hierarkis dari atas ke bawah, yaitu brahmana, ksatria,
vaisya, dan sudra. Kasta brahmana adalah kasta yang terdiri atas para pendeta dan dipandang
sebagai kasta tertinggi. Ksatria merupakan kasta yang terdiri atas para bangsawan dan tentara,
serta dipandang sebagai kelas kedua. Vaisya merupakan kasta yang terdiri atas para
pedagang,

dan

dipandang

sebagai

lapisan

ketiga.

Sedangkan sudra merupakan kasta yang terdiri atas orangorang biasa (rakyat jelata). Di
samping itu terdapat orangorang yang tidak berkasta atau tidak termasuk ke dalam varna.
Mereka

itu

adalah

golongan

paria.

Berdasarkan uraian di atas dapat diidentifikasikan bahwa ciri-ciri kasta adalah sebagai
berikut.
a) Keanggotaan berdasarkan kewarisan atau kelahiran. Dalam kasta, kualitas seseorang tidak
menjadi

sebuah

perhitungan.

b) Keanggotaan berlangsung seumur hidup, kecuali jika dikeluarkan dari kastanya.
c) Perkawinan bersifat endogen dan harus dipilih orang yang sekasta. Seorang laki-laki dapat
menikah dengan perempuan yang kastanya lebih rendah, tetapi tidak dapat menikah dengan
perempuan
d)

Hubungan

yang
antarkasta

memiliki
dengan

kasta

kelompok

sosial

lebih
lainnya

tinggi.

sangat

terbatas.

e) Kesadaran keanggotaan suatu kasta tampak nyata antara lain pada nama kasta, identifikasi
anggota

pada

kastanya,

dan

penyesuaian

yang

ketat

terhadap

norma

kasta.

f) Terikat oleh kedudukan-kedudukan yang secara tradisional ditetapkan. Artinya kasta yang
lebih rendah kurang mendapatkan akses dalam bidang pendidikan dan kesejahteraan, apalagi
menduduki
g)

jabatan
Prestise

penting

suatu

kasta

dalam

pemerintahan.

benar-benar

diperhatikan.

h) Kasta yang lebih rendah merupakan bagian dari kasta yang lebih tinggi, sehingga dalam
kesehariannya

dapat

dikendalikan

secara

terus-menerus.

Di Indonesia, stratifikasi sosial berdasarkan kasta dapat kita jumpai pada masyarakat
Bali. Namun demikian, pengkastaannya tidak terlalu kaku dan tertutup seperti halnya di
India. Pengkastaan di Bali disebut dengan wangsa. Adapun stratifikasi sosialnya adalah
sebagai

berikut.

a)

Brahmana,
Merupakan tingkatan kasta tertinggi di Bali. Biasanya kasta ini diduduki oleh para

pemuka agama. Gelar bagi orang-orang yang termasuk dalam kasta ini adalah Ida Bagus
untuk

laki-laki

dan

Ida

Ayu

untuk

perempuan.

b) Ksatria,
Merupakan tingkatan kedua setelah brahmana. Biasanya yang menduduki kasta ini
adalah para bangsawan. Gelar bagi orang-orang yang termasuk dalam kasta ini adalah
Cokorda, Dewa, atau Ngahan.
c) Waisya,
Merupakan tingkatan ketiga setelah ksatria. Biasanya yang menduduki kasta ini adalah
para pedagang. Gelar bagi orang-orang yang termasuk dalam kasta ini adalah Bagus atau
Gusti.
d) Sudra,
Merupakan tingkatan paling rendah dalam sistem kasta di Bali. Biasanya kasta ini
diduduki oleh para pekerja atau buruh. Gelar bagi orang-orang yang termasuk dalam kasta ini

adalah Pande, Kbon, atau Pasek.
3) Stratifikasi Sosial pada Masyarakat Rasial
Masyarakat rasial adalah masyarakat yang mengenal perbedaan warna kulit. Sistem
stratifikasi ini pernah terjadi di Afrika Selatan, di mana ras kulit putih lebih unggul jika
dibandingkan dengan ras kulit hitam. Perbedaan warna kulit di Afrika Selatan pada waktu itu
memengaruhi berbagai bidang kehidupan yang kemudian disebut dengan politik apartheid.
Dalam politik apartheid, seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatan, pendidikan,
perumahan, bahkan pekerjaan ditentukan apakah orang itu termasuk kulit putih ataukah kulit
hitam. Walaupun ras kulit putih termasuk golongan minoritas, namun mereka menduduki
posisi yang terhormat dibandingkan dengan ras kulit hitam yang mayoritas. Untuk
mempertahankan dominasi kekuasaan ekonomi dan politik, ras kulit putih mengembangkan
teori

rasisme

c.

disertai

Stratifikasi

dengan
Sosial

tindakan
Berdasarkan

di

luar

perikemanusiaan.

Kriteria

Politik

Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria politik berhubungan dengan kekuasaan yang
dimiliki oleh anggota masyarakat, di mana ada pihak yang dikuasai, dan ada pihak yang
menguasai. Bentuk-bentuk kekuasaan pada masyarakat tertentu di dunia ini beraneka ragam
dengan polanya masing-masing. Tetapi, pada umumnya ada satu pola umum yang ada dalam
setiap masyarakat. Meskipun perubahan yang dialami masyarakat itu menyebabkan lahirnya
pola baru, namun pola umum tersebut akan selalu muncul atas dasar pola lama yang berlaku
sebelumnya.
Bentuk dan sistem kekuasaan selalu menyesuaikan diri dengan adat istiadat dan pola
perilaku yang berlaku pada masyarakat. Batas yang tegas antara yang berkuasa dengan yang
dikuasai selalu ada, dan batas-batas itulah yang menyebabkan lahirnya stratifikasi atau
pelapisan

dalam

masyarakat.

Mac Iver dalam bukunya yang berjudul “The Web of Government” menyebutkan ada
tiga pola umum system lapisan kekuasaan atau piramida kekuasaan, yaitu tipe kasta,
oligarkis,
1. Tipe kasta

demokratis.

Tipe kasta adalah tipe atau sistem lapisan kekuasaan dengan garis pemisahan yang tegas
dan kaku. Tipe semacam ini biasanya dijumpai pada masyarakat berkasta yang hampir tidak
terjadi mobilitas sosial vertikal. Garis pemisah antara masing-masing lapisan hampir tidak
mungkinditembus
Puncak piramida diduduki oleh penguasa tertinggi, misalnya maharaja, raja, dan
sebagainya, dengan lingkungan yang didukung oleh kaum bangsawan, tentara, dan para ahli
agama. Lapisan berikutnya berturut-turut adalah para tukang, pelayan, petani, buruh tani, dan
budak.

2) Tipe Oligarkis
Tipe Oligarkis Tipe ini memiliki garis pemisah yang tegas, tetapi dasar pembedaan kelaskelas sosial ditentukan oleh kebudayaan masyarakat tersebut. Tipe ini hampir sama dengan
tipe kasta, namun individu masih diberi kesempatan untuk naik lapisan. Di setiap lapisan juga
dapat dijumpai lapisan yang lebih khusus lagi, sedangkan perbedaan antara satu lapisan
dengan dengan lapisan lainnya tidak begitu mencolok.

3) Tipe Demokratis
Tipe ini menunjukkan adanya garis pemisah antara lapisan yang sifatnya mobil (bergerak) sekali.
Dalam hal ini kelahiran tidak menentukan kedudukan seseorang, melainkan yang terpenting adalah
kemampuannya dan kadang-kadang faktor keberuntungan.

5.

Faktor Determinan Stratifikasi dan Ketidaksamaan Sosial
Secara rinci, faktor-faktor yang menjadi determinan stratifikasi sosial memang relatif

beragam, yakni: dimensi usia, jenis kelamin, kelompok etnis/ ras, dan sebagainya. Berbagai
dimensi ini memiliki kadar pengaruh sendiri-sendiri dalam pembentukan stratifikasi sosial.
Menurut Jeffris dan Ransford, di dalam masyarakat pada dasarnya bisa dibedakan
menjadi 3 macam stratifikasi sosial:

1. Hierarki kelas, yang dasarnya pada penguasaan atas barang dan jasa.
2. Hierarki kekuasaan, yang didasarkan pada kekuasaan.
3. Hierarkis status, yang didasarkan atas pembagian kehormatan dan status sosial
6.

Pengertian Konflik Status dan Role Distance
Dalam kehidupan bermasyarakat seseorang pasti memiliki kedudukan yang lebih dari

satu, akan tetapi dengan adanya berbagai kedudukan yang dimiliki seseorang tidak jarang
terjadi berbagai pertentangan ataupun konflik antara kedudukan yang satu dengan yang
lainnya, dalam sosiologi inilah yang dinamakan dengan Konflik Status.
Seiring dengan konflik antar kedudukan, maka ada juga konflik peran (conflict of role)
dan bahkan pemisahan antara individu dengan perannya, hal ini dinamakan dengan (role
distance). Role distance terjadi karena seseorang merasa tertekan dengan peran yang
dimilikinya, karena dirinya merasa peran yang dimiliki tersebut tidak dapat melaksanakan
perannya dengan sempurna atau bahkan menyembunyikan diri.

7.Contoh Stratifikasi Sosial di Lingkungan Masyarakat
Stratifikasi sosial yang kami identifikasi yaitu : Stratifikasi sosial yang ada pada
masyarakat petani yang ada di desa Ringinanyar kec.Ponggok kab.Blitar. Dalam stratifikasi
sosial ini terdapat struktur sosial yang menentukan peranan dari masing-masing individu.
Struktur sosial yang terbentuk dari stratifikasi sosial itu yaitu dimulai dari lapisan atas yaitu
pemilik tanah (juragan tanah). Juragan tanah ini sebagai pemilik lahan sawah yang digarap
oleh petani pada stratifikasi sosial ang ada dibawanya. Peranan dari juragan tanah ini sebagai
penyedia tanah dan hanya bertugas sebagai pengonrol pelaksanaan kegiatan pertanian .
Kemudian di lapisan bawahnya lagi yaitu mandor petani. Tugas dari mandor sebagai
pemimpin atau wakil juragan tanah yang terjun langsung dilapangan . Peranan dari Mandor
ini yaitu mengawasi para petani pengarap secara langsung diladang sawah yang digarap .
Sehingga mandor ini bertugas sebagai penegur dan pembimbing langsung para petani yang
bekerja. Kemudian stratifikasi sosial yang paling bawah dalam masyarakat petani ini yaitu
petani penggarap atau yang biasa disebut dengan buruh tani. Buruh tani bekerja secara

langsung sebagai pelaksana proses pertanian yang dimulai dari kegiatan mencanggkul tanah
agar tanah tersebut gemur dan siap ditanami tanaman . Kemudian melaukan proses
penanaman tanaman pertanian. Selanjutnya melauka perawatan yang telah ditanam tadi
seperti melakukan pengairan , penyiangan (mencabuti rumput) , pemberian pupuk , dan
penyemprotan hama . Inilah sratifikasi sosial pada masyarakat pertanian yang kami teliti dari
lapisan atas dimulai dari pemilik tanah yang peranannya sebagai penyedia lahan , mandor
yang perananya sebagai pemimpin kegiatan pertanian dan petani penggarap yang berperan
sebagai pelaksana proses pertanian.
8.Contoh berbagai bentuk stratifikasi sosial yang ada dilingkungan sekitar yang kami
identifikasi
Bentuk stratifikasi sosial yang kami identifikasi dilingkungan sekitar berupa sratifikasi
sosial tertutup dan stratifikasi terbuka . Contoh stratifikasi sosial tertutup yang kami
identifikasi yaitu sistem kasta yang terdapa pada masyarakat hindu di kecamatan ponggok
.Kasta yang menduduki strata teratas yaitu kasta Brahmana . Peran dari kasta Brahmana ini
sebagai penyebar agama dan penguat agama yang ada di masyarakat . Kemudian strata yang
ada dibawahnya lagi adalah kasta Ksatria . Peranan dari kasta Ksatria yaitu sebagai pendekar
pelindung umat . Selanjutnya kasta yang ada diawanya lagi yaitu kasta Waisya . Perana dari
kasta Waisya yaitu sebagai pedagang besar atau pemilik tanah (orang-orang kaya ) yang
memperkerjakan kasta. Struktur sosial yang terjadi pada masyarakat hindu ini bersifat
tertutup karena antar satu lapisan dengan lapisan lain tidak bisa berpindah dan hanya
berdasarkan pada keturunan.
Contoh stratifikasi terbuka yang kami amati di lingkungan sekitar, yaitu : struktur sosial
yang terjadi pada sekolah dasar. Di sekoalh dasar struktur teratas dipegang oleh epala
sekolah. Dan kepala sekolah ini mempunyai peran sebagai pengatur jalannya seluruh proses
yang terjadi di sekolah tersebut serta bertanggung jawab pada proses pelaksanaanya.
Kemudian dibawahnya dipegang oleh wakil kepala sekolah yang berperan sebagai pengganti
tugas kepala sekolah apabila kepala sekolah berhalangan dalam menjalankan tugasnnya dan
membantu seluruh proses kegiatan disekolah . Selanjutnya dibawah wakil kepala sekolah
dipegang oleh guru . Guru bertugas atau berperan sebagai pelaksana proses belajar mengajar
di sekolah . Kemudian struktur yang ada dibawahnya lagi dipegang oleh anggota tata usaha
yan berperan membantu kegiatan administrasi. Struktur sosial yang terjadi pada sekolah dasar
ini bersifat terbuka karena kedudukan seseorang dapat berpindah contohnya dari guru

menjadi seorang kepala sekolah atau wakil kepala sekolah dengan melanjutkan studi dan
mengikuti tes kepala sekolah.
9.

Contoh Unsur-unsur Stratifikasi Sosial yang ada di komunitas/lingkungan sekitar
Lingkungan sekitar yang kami identifikasi stratifikasi sosialnya yaitu : Dalam perangkat

desa unsur-unsur stratifikasi sosial yang ada berupa status dan peranan dari masing-masing
perangkat yang berbeda . Status lapisan teratas dipegang oleh kepala desa yang berperan
sebagai pengatur dan penanggung jawab seluruh kegiatan atau proses yang terjadi di
lingkungan desa. Kemudian status selanjutnya dipegang oleh wakilnya yang biasa dipanggil
dengan sebutan Carik yang berperan mengantikan tugas kepala desa apabila kepala desa
mengalami halangan . Selanjutnya kedudukan diawah carik dipegang oleh Mudin . Mudin ini
mempunyai peranan sebagai pengingat atau bagian woro-woro (bagian humas) dari kebijakan
yang dibuat kepala desa yang akan disampaikan pada masyarakat melalui RW atau RT
setempat. Lapisan sosial dibawahnya dipegang oleh RW yang bertugas atau berperan sebagai
pengayom bagi warga atau pengemban tugas yang disampaikan dari mudin kepada
masyarakat setempat langsung ataupun melalui RT , sedangkan RT adalah lapisan dibawah
RW yang berperan sebagai pengatur dan pegemban tugas yang disampaikan oleh RW secara
lagsung kepada masyarakat.
10.Contoh faktor determinasi stratifikasi sosial dan ketidaksamaan sosial di lingkungan
sekitar yang kami identifikasi.
Faktor determinasi yang kami jadikan contoh yaitu faktor jenis kelamin. Di desa
ringinanyar terdapat determinasi yang di pengaruhi oleh jenis kelamin. Dalam pemilihan
ketua rt/rw di desa ini tidak di pilih secara demokratis oleh masyarakat melainkan di tunjuk
langsung oleh kepala desa dan harus seorang laki-laki karena menurut kepala desa seorang
laki-laki adalah pemimpin dalam suatu masyarakat sehingga dalam hal ini jenis kelamin
dapat menentukan status dan peranan seseorang yang menjadikan ketidaksamaan sosial
antara laki-laki dan perempuan di desa tersebut.
11. Contoh konflik status dan peranan yang terjadi pada masyarakat sekitar
Konflik status dan peranan yang kami amati di lingkungan sekitar yaitu sekitar 3 bulan
yang lalu di desa ringinanyar diadakan pemilihan kepala desa baru dan yang menjadi salah

satu kandidat dalam pemilihan kepala desa tersebut adalah anak dari kepala desa yang lama.
Dan sebelum kepala desa yang baru terbentuk, kepala desa yang lama harus mengatur,
menjaga, dan berbuat adil dalam pelaksanaan pemilihan kepala desa yang baru mulai dari
himbauhan kepada masyarakat agar memilih sesuai dengan hati nurani dan tidak boleh
terprovokasi. Itu adalah peranan yang wajib dilakukan sebagai kepala desa namun disisi lain
dia juga mempunyai status sebagai seorang bapak yang mempunyai peranan untuk menjaga
dan mendukung anaknya sehingga dari sini ada konflik status namun pada kenyataannya
yang kami teliti kepala desa tersebut membantu anaknya dengan menghimbau masyarakat
agar mendukung anaknya secara diam-diam.
Konflik status tersebut dialami oleh kepala desa dari strata paling atas di desa tersebut
yang disebabkan karena dia mempunyai peranan ganda sebagai ayah dan sebagai kepala desa
dan mengakibatkan kepala desa tersebut harus memenuhi kedua tuntutan itu. Dan dalam hal
ini kepala desa itu mendukung anaknya secara diam-diam agar dimata masyarakat
peranannya sebagai kepala desa dapat terlaksana dengan baik dan peranan sebagai ayah juga
terlaksana.

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Stratifikasi sosial atau yang biasa disebut pelapisan sosial merupakan pembedaan

penduduk/masyarakat kedalam kelas-kelas secara bertingkat. Perwujutannya adalah
terjadinya lapisan-lapisan sosial tinggi dan yang lebih rendah. Dasar dan inti dari startifikasi
sosial adalah tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak-hak dan kewajibankewajiban, serta tanggumg jawabnya terhadap nilai-nilai sosial dan pengaruhnya di antara
anggota-anggota masyarakat. Sehingga dengan adanya stratifikasi sosial ini menyebabkan
seseorang mempunyai peranan yang berbeda antar individu-individu lainnya.

B.

Saran
Dengan adanya stratifikasi sosial yang terjadi pada masyarakat hendaknya kita

menyikapinya dengan positif dan melaksanakan tugas/peranan sosial kita yang telah
diberikan dengan baik. Sebab dengan adanya pembagian tugas (peranan) tersebut suatu
pekerjaan/tugas yang kompleks yang kiranya tidak akan mampu dikerjakan sendiri akan
berhasil dengan baik karena dikerjakan oleh masing-masing individu sebagai ahlinya. Karena
kita ingat lagi pada haikatnya manusia adalah makhuk sosial yang tidak dapat memenuhi
segala kebutuhannya sendiri tanpa bantuan orang lain.

REFERENSI


Narwoko J.Dwi,Bagong Suyanto.2011.Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.



Sutomo dkk.2009.Sosiologi Untuk SMA Kelas XI Semester 1. Malang: Graha
Indotama



http://organisasi.org/jenis-jenis-macam-macam-status-sosial-stratifikasi-sosial-dalammasyarakat-sosiologi



http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2190746-karakteristik-fungsi-dansifat-stratifikasi/#ixzz1ddg6jbbH