Makalah Tentang Perseroan Terbatas dan

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah swt, yang telah melimpahkan rahmat
berupa kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Tentang
Perseroan Terbatas (PT). Salawat beriring salam kami ucapkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW yang telah membawa kita semua dari alam kebodohan hingga ke
alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Makalah Tentang Perseroan Terbatas (PT) ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan pembaca serta dapat bermanfaat bagi kita semua. Kiranya Makalah
Tentang Perseroan Terbatas (PT) ini dapat dijadikan pegangan terkait dengan materi
bersangkutan. Dengan paparan materi, penyajian, dan dengan bahasa yang sederhana
diharapkan dapat membantu menguasai materi dengan mudah.
Kami menyadari bahwa Makalah Tentang Perseroan Terbatas (PT) ini masih
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan saran dan masukan dari
pembaca sekalian untuk penyempurnaan makalah kami yang akan datang. Akhir kata,
kami ucapkan terima kasih.

Banda Aceh, Oktober 2016

Penyusun

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2
2.1 Pengertian Perseroan Terbatas dan Dasar Hukum...................................................2
2.2 Jenis – Jenis Perseroan Terbatas..............................................................................3
2.3 Organ Perseroan Terbatas........................................................................................4
2.4 Tugas, Wewenang Dan Tanggung Jawab Organ Perseroan Terbatas (PT)..............5
2.5 Prosedur Pendirian Perseroan Terbatas.................................................................10
2.6 Modal dan Saham Perseroan Terbatas...................................................................13
2.7. Tanggung Jawab Pemegang Saham......................................................................14
2.8 Pembubaran Perseroan Terbatas............................................................................16
2.8.2 Jangka Waktu Pendirian Berakhir......................................................................16
2.8.3 Berdasarkan Penetapan Pengadilan....................................................................16
BAB III PENUTUP.......................................................................................................17
3.1 Kesimpulan............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................18

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa suatu kegiatan usaha ditinjau dari segi
hukumnya ada dua, yaitu yang berbadan hukum dan yang tidak berbadan hukum seperti
usaha dagang atau UD. Sementara salah satu usaha yang berbentuk badan hukum adalah
Perseroan Terbatas atau sering disingkat dengan PT.
Sebagai calon ekonom masa depan, sepatutnyalah bagi kita untuk mengetahui
sedikit banyaknya tentang PT disamping memenuhii kewajiban sebagai mahasiswa
tentunya dalam menyelesaikan materi Perseroan Terbatas untuk Mata Kuliah Pengantar
Hukum dan Etika Bisnis.
1.2 Rumusan Masalah








Apa itu perseroan terbatas?
Apa dasar hukum untuk perseroan terbatas?
Apa saja organ – organ perseroan terbatas?
Bagaimana tanggung jawab pemegang saham peseroan trbatas?
Bagaimana prosedur untuk mendirikan suatu perseran terbatas?
Apa kelebihan dan kelemahan perseroan terbatas?

1.3 Tujuan







Mengetahui Pengertian PT
Mengetahui dasar hukum PT
Mengetahui organ – organ PT.
Mengetahui tanggung jawab pemegang saham PT

Mengetahui prosedur pendirian PT
Mengetahui kelebihan dan kelemahan PT

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perseroan Terbatas dan Dasar Hukum
Perseroan Terbatas (Limited Liability Company, Naamloze Vennootschap)
adalah bentuk yang paling populer dari semua bentuk usaha bisnis. Yang dimaksud

dengan perseroan terbatas menurut hukum Indonesia adalah suatu badan hukum yang
didirikan berdasarkan perjanjian antara 2 (dua) orang atau lebih, untuk melakukan
kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham – saham.
Suatu perseroan terbatas biasanya dengan mudah dikenali dalam praktek, yakni dengan
membaca singkatan PT di depan namanya. Misalnya PT Cantik Indah Bagus (DR.
Munir Fuady, 2012 : 36)
Berdasarkan pasal 1 UUPT No. 40/2007 pengertian Perseroan Terbatas
(Perseroan) adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya
terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang
ini serta peraturan pelaksanaannya.

Sementara Ir. Harmaizar Z menyebutkan bahwa Perseroan Terbatas atau PT
adalah bentuk badan usaha yang berbentuk badan hukum, didirikan oleh 2 orang atau
lebih berdasarkan akta pendirian yang dibuat oleh pejabat pemerintah atau notaries, dan
telah memperoleh pengesahan dari Mentri Kehakiman dan HAM serta telah
melaksanakan wajib daftar perusahaan dan telah diumumkan dalam tambahan berita
negara. (Menggali Potensi Wirausaha ; hal. 195)
Dahulunya, tentang perseroan terbatas ini diatur dalam Kitab Undang – Undang
Hukum Dagang. Akan tetapi, ketentuan tentang

perseroan terbatas dalam Kitab

Undang-Undang Hukum Dagang tersebut kemudian tidak berlaku lagi setelah adanya
Undang – Undang Perseroan Terbatas, yang merupakan undang – undang yang khusus
mengatur tentang perseroan terbatas tersebut.
Di samping itu, apabila perseroan terbatas tersebut merupakan perusahaan public
atau perusahaan yang go public, maka terhadapnya berlaku juga Undang – Undang
Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya.
Jika perseroan terbatas tersebut merupakan badan usaha milik Negara (BUMN),
maka terhadapnya berlaku pula berbagai aturan yang khusus mengatur tentang BUMN
tersebut. Dan apabila perseroan terbatas tersebut berupa perusahaan yang didalamnya


ada modal asing atau yang disebut dengan perusahaan penanaman modal asing (PMA),
maka berbagai peraturan perundang-undangan tentang penanaman modal asing berlaku
pula terhadapnya. Ciri – ciri Perseroan Terbatas adalah sebagai berikut,
1. Memiliki harta kekayaan sendiri dan terpisah dari kekayaan pribadi para
pemegang saham.
2. PT bertanggung jawab penuh terhadap pihak ketiga, sedangkan para pemegang
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

saham bertanggung jawab terbatas sebesar nilai saham yang telah disetorkan.
Jika salah satu pemegang saham meninggal, perusaan tetap berjalan.
Saham dan piutang dapat diwariskan.
Pembagian keuntungan sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki.
Merupakan bentuk badan usaha asosiasi modal.

Mempunyai komisaris yang berfungsi sebagai pengawas jalannya perusahaan.
Mempunyai perbedaan fungsi antara pemegang saham ddan direksi.
Kekuasaan tertinggi berada di tangan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

2.2 Jenis – Jenis Perseroan Terbatas
Ada beberapa jenis perseroan terbatas, yaitu :
2.2.1 PT Tertutup (Private)
PT Tertutup diatur dalam UU Nomor 1 tahun 1995 serta tata cara
pelaksanaannya. PT tertutup disebut juga PT biasa.
2.2.2 PT PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri)
Merupakan suatu bentuk usaha badan hukum yang telah berdiri atau waktu
bedirinya telah mendaftarkan dan memperoleh persetujuan dari Badan Koordinasi
Penanaman Modal untuk mendapatkan PMDN. Ketentuan mengenai hal ini diatur
dalam UU Nomor 12 tahun 1970 tentang Penanaman Modal dalam Negri.
2.2.3 PT PMA ( Penanaman Modal Asing )
Merupakan suatu bentuk usaha badan hukum yang telah berdiri atau waktu
berdirinya telah mendaftarkan dan memperoleh persetujuan dari Badan Koordinasi
Penanaman Modal untuk mendapatkan fasilitas PMA. Ketentuan mengenai PT PMA
diatur dalam UU Nomor 11 tahun 1970.
2.2.4 PT Terbuka atau Perusahaan Publik


Merupakan perseroan terbatas yang telah melakukan penawaran umum sesuai
peraturan perundang – undangan di pasar modal. Ketentuan mengenai PT Terbuka
diatur dalam UU Nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal.
2.2.5 PT Perseroan
Merupakan badan usahan yang seluruh atau sebagian modalnya milik negara
yang terpisah dari kekayaan negara.peraturan pemeriontah tentang PT Persero ada
dalam UU Nomor 12 tahun 1998 tentang PT Persero.
2.3 Organ Perseroan Terbatas
PT sebagai subyek hukum pendukung segala hak dan kewajiban tidak dapat
bertindak sendiri. Badan hukum menjadi subyek hukum bukan secara alamiah,
melainkan ditentukan oleh hukum yang dibuat manusia melalui lembaga yang
berwenang untuk itu. Oleh karena itu, PT perlu dilengkapi dengan organ atau alat
perlengkapannya supaya dapat berfungsi sebagai subyek hukum seperti manusia. Organ
Persroan Terbatas tersebut terdiri dari :
2.3.1 RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)
RUPS merupakan organ PT yang mempunyai kekuasaan tertinggi dalam sebuah
PT. RUPS ini terdiri dari para pemegang saham sebagai satu kesatuan. Tentunya di
dalam RUPS tersebut terdapat pemegang saham terbanyak (pemegang saham mayoritas)
dan pemegang saham yang menguasai saham dalam jumlah kecil sehingga tidak

memiliki kekuasaan mayoritas (pemegang saham minoritas). Pemegang saham
mayoritas dapat mendominasi keputusan-keputusan RUPS, karena itu UUPT
memberikan beberapa pembatasan tertentu untuk melindungi pemegang saham
minoritas dalam rangka mewujudkan keadilan. RUPS mempunyai segala wewenang
yang tidak diberikan kepada direksi dan komisaris dalam batas yang ditentukan dalam
UUPT atau Anggaran Dasar. Jadi, kekuasaan RUPS cukup besar, misalnya mengangkat
dan memberhentikan direksi dan komisaris.
2.3.2 Direksi

Direksi atau pengurus PT adalah organ yang mengurus PT sehari-hari yang
diangkat RUPS. Direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk
kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan terbaik di dalam maupun di
luar pengadilan.
2.3.3 Komisaris
Komisaris atau pengawas PT adalah organ yang bertugas mengawasi
kebijaksanaan direksi dalam menjalankan perseroan serta memberi nasihat kepada
direksi. Komisaris juga diangkat dan bertanggung jawab kepada RUPS. Karena
disamping organ direksi ada organ komisaris, maka sistem seperti ini sering disebut
dengan sistem “dewan ganda” (two tier board).
2.4 Tugas, Wewenang Dan Tanggung Jawab Organ Perseroan Terbatas (PT)

2.4.1 Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
a. Hakikat Dan Wewenang
Di atas telah dikemukakan bahwa perseroan pada hakikatnya adalah badan
hukum dan wadah perwujudan kerjasama para pemegang saham (persekutuan modal).
Hakikat ini berakibat bahwa demi kelangsungan keberadaannya perseroan mutlak
membutuhkan organ yaitu RUPS di mana para pemilik modal sebagai pihak yang
berkepentingan berwenang sepenuhnya untuk menentukan kepada siapa akan mereka
percayakan pengurusan perseroan, direksi yang oleh UUPT ditugaskan mengurus dan
mewakili perseroan, dan dewan komisaris yang oleh UUPT ditugaskan melakukan
pengawasan serta memberi nasehat kepada direksi.
Dapat dikatakan bahwa keputusan-keputusan yang menyangkut struktur
organisasi perseroan misalnya perubahan anggaran dasar, penggabungan, peleburan,
pemisahan, pembubaran dan likuidasi perseroan, hak dan kewajiban para pemegang
saham, pengeluaran saham baru dan pembagian atau penggunaan keuntungan yang
dibuat perseroan sepenuhnya termasuk wewenang RUPS.
Dikatakan bahwa RUPS mempunyai kekuasaan tertinggi dalam perseroan,
RUPS menjalankan kekuasaan perseroan secara De Facto, secara eksklusif kewenangan

diatur dalam anggaran dasar dan pembatasan tertentu bagi direksi yang memerlukan
persetujuan RUPS. Tetapi perwakilan untuk pengurusan perseroan di dalam maupun di

luar pengadilan tidak termasuk wewenang RUPS.
b. Pengaturan Oligarkis Dan Hak Suara
Pengaturan oligarkis adalah pembagian saham dalam saham prioritas dan saham
biasa. Saham prioritas adalah jenis saham yang lazimnya memberi kepada pemegangnya
kekuasaan tertentu berkaitan dengan hal ikhwal perseroan, seperti misalnya membuat
pencalonan yang mengikat dalam hal pengangkatan anggota direksi dan dewan
komisaris.
Berkaitan dengan pengaturan oligarkis tersebut perlu diperhatikan bahwa tidak
dibenarkan adanya ketentuan dalam anggaran dasar perseroan yang mensyaratkan
bahwa anggota direksi dan dewan komisaris hanya dapat diberhentikan apabila hal itu
disetujui oleh jenis saham tertentu (saham prioritas). Pengaturan demikian memberikan
hak veto kepada jenis saham tertentu, hal mana bertentangan dengan hak RUPS untuk
sewaktu-waktu memberhentikan mereka.
Pengaturan hak suara melalui suatu perjanjian antara para pemegang saham pada
dasarnya dapat dibenarkan. Mengingat bahwa hak suara diberikan kepada pemegang
saham oleh UUPT agar dapat menjaga kepentingannya sebagaimana ia kehendaki,
sehingga pemegang saham pada dasarnya bebas mengikat dirinya berkenaan dengan
cara pelaksanaan hak suara yang ia miliki dalam suatu perjanjian hak suara. Walaupun
perjanjian tersebut membatasi kebebasan pemegang saham, tetapi sungguhnya
kebebasan itu tetap ada.
Pemegang saham yang telah membuat perjanjian hak suara tetap bebas
mengeluarkan hak suaranya sebagaimana ia kehendaki. Juga apabila ia mengeluarkan
suaranya tidak sesuai dengan perjanjian hak suara, suaranya tetap sah sekalipun ia telah
melanggar perjanjian yang bersangkutan dan oleh karena itu cidera janji. Ini penting
diperhatikan, terutama dalam hal pemberian kuasa. Tidak jarang dalam hal gadai saham,
kepada pemegang gadai diberikan kuasa mutlak untuk mengeluarkan suara atas saham-

saham yang digadaikan. Perlu diketahui bahwa kuasa dimaksud tidak dapat meniadakan
hak suara pemberi gadai. Oleh karena itu pemberi gadai senantiasa dapat hadir sendiri
pada RUPS dan kehadirannya tersebut dengan sendirinya karena hukum akan
membatalkan hak pemegang gadai untuk mengeluarkan suara. Kenyataan ini bersumber
pada ketentuan bahwa hanya pemegang saham yang mempunyai hak suara dan oleh
karena itu hak suara tidak dapat dialihkan terlepas dari pemilikan saham.

Baca selengkapnya di
http://www.tapike.com/2016/10/makalahtentang-perseroan-terbuka-pt.html