Paper konsep dan isu pembangunan

PAPER
KONSEP DAN ISU PEMBANGUNAN

Tentang
Kondisi ekspor barang mentah pertambangan di Indonesia dalam menunjang pembangunan
berkelanjutan

ARTHA DINI AKMAL
322539/2011
Angkatan 55

MAGITER ADMINISTRASI PUBLIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2012

0

BAB I
PENDAHULUAN
Pertambangan merupakan sector penting dalam pembangunan perekonomian,
perekonomian Negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah

seharusnya bisa semakin baik, namun bisa kita lihat di banyak Negara-negara yang
mempunyai kekayaan alam berlimpah justru prekonomiannya tidak begitu bagus, demikian
juga halnya di Indonesia. Indonesia merupakan Negara yang teramat kaya dengan sumber
daya alamnya dan juga merupakan Negara yang paling banyak mengeksploitasi sumber
daya alamnya tersebut, namun perekonomian di inonesia bisa dikatakan masih stagnan dan
tidak begitu banyak mengalami kemajuan. Sedangkan, sumber daya alam Indonesia sudah
semakin terkuras dan mencapai ambang batasnya.
Sumber daya alam dan tingkat perekonomian suatu negara memiliki kaitan yang
erat, dimana kekayaan sumber daya alam secara teoritis akan menunjang pertumbuhan
ekonomi yang pesat.

Akan tetapi, pada kenyataannya hal tersebut justru sangat

bertentangan karena negara-negara di dunia yang kaya akan sumber daya alamnya
seringkali merupakan negara dengan tingkat ekonomi yang rendah. Kasus ini dalam bidang
ekonomi sering pula disebut Dutch disease. Hal ini disebabkan negara yang cenderung
memiliki sumber pendapatan besar dari hasil bumi memiliki kestabilan ekonomi sosial
yang lebih rendah daripada negara-negara yang bergerak di sektor industri dan jasa. Di
samping itu, negara yang kaya akan sumber daya alam juga cenderung tidak memiliki
teknologi


yang

memadai

dalam

lemahnya pemerintahan dan demokrasi juga

mengolahnya.
menjadi

Korupsi, perang
faktor

penghambat

saudara,
dari


perkembangan perekonomian negara-negara terebut. Untuk mengatasi hal tersebut,
diperlukan pembenahan sistem pemerintahan, pengalihan investasi dan penyokongan
ekonomi ke bidang industri lain, serta peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam
pemberdayaan sumber daya alam. (http://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_alam). Untuk
mengatasi hal itu pemerintah membuat UU Minerba tentang larangan ekspor bahan mentah.
Menurut UU minerba larangan ekpor bahan mentah tambang harus dilaksanakan
pada tahun 2012 dan mewajibkan pembangunan industry hilir di Tanah Air, sesuai dengan

1

amanat Undang-Undang No.4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Said
mengatakan terdapat 5 alasan utama kenapa larangan itu tetap harus dilakukan di 2014.
Pertama, hal tersebut sudah merupakan amanat undang-undang minerba sesuai No 4 Tahun
2009. Kedua, agar nilai tambah tersebut dapat lebih dinikmati oleh Indonesia. Ketiga,
tenaga ahli insinyur Indonesia sudah mampu untuk meningkatkan nilai tambah minerba
tersebut. Keempat, untuk meningkatkan daya tawar Indonesia didunia, dan kelima adalah
memperkuat struktur industry Indonesia (http://ekonomi.inilah.com/read/detail/1798781/pipdukung-larangan-ekspor-bahan-mentah-tambang).

Jika Pemerintahan Indonesia berhasil menerapkan UU minerba ini dan berhasil
mengolah sumber daya alam Indonesia sendiri, maka tidak bisa dipungkiri Indonesia bisa

bersaig dengan Negara-negara maju lainnya. Ekspor bahan mentah tambang Indonesia
sekarang dirasa sangat berlebihan dan tidak memperhatikan cadangan yang akan tersedia
untuk masa depan bangsa. Pertambangan Indonesia saat ini umumnya di kuasai oleh asing
yang berbentuk korporasi-korporasi. Penguasaan oleh asing ini pada umumnya berjalan
berdasarkan kontrak dengan pemerintah pusat atau pemerintah daerah, namun berapa
banyak eksploitasinya tidak bisa dikontrol oleh pemerintah tersebut. Jadi pertambangan di
Indonesia ini hanya mensejahterakan kehidupan asing bukannya mensejahterakan
kehidupan rakyat Indonesia sendiri.
Pertambangan merupakan sector yang sangat mendukung perekonomian Negara,
terutama perekonomian berkelanjutan. Karena pertambangan merupakan sector yang selalu
berkelanjutan dan mempunyai kontinuitas yang tinggi. Menurut Ignas Kleden (1992:15)
mengatakan bahwa pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai sejenis pembangunan
yang disatu fikah mengacu pada pemamfaatan sumber-sumber alam maupun sumberdaya
manusia secara optimal, dan dilain pihak serta pada saat yang sama memelihara
keseimbangan optimal diantara berbagai tuntutan yang saling bertentangan terhadap
sumber-sumberdaya tersebut. Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
perekonomian berkelanjutan itu memang mempengaruhi sector sunber daya alam, dengan
adanya sumberdaya alam maka perekonomian berkelanjutan bisa berjalan dengan baik.
Selanjtnya kita akan melihat dampak-dampak yang akan terjadi dengan adanya ekpor bahan
mentas tambang terhadap perekonomian rakyat dan perekonomian berkelanjutan.


2

BAB II
PEMBAHASAN
Kondisi pertambangan di Indonesia
a. Jenis-jenis tambang potensial diindonesia
Batubara:
cadangan batubara Indonesia hanya 0,5 % dari cadangan dunia, namun
produksi Indonesia posisi ke-6 sebagai produsen dengan jumlahproduksi mencapai
246 juta ton, setelah China(2.761 juta ton), USA (1007 juta ton), India (490 juta
ton), Australia (325 juta ton), Rusia (247 juta ton). peringkat ke-2 terbesar di dunia
sebagai eksportir sejumlah (203 juta ton). Posisi pertama ditempati Australia (252
juta ton), China sebagai produsen batubara terbesar dunia, hanya menempati
peringkat ke-7 sebagai eksportir (47 juta ton). Indonesia lebih mengutamakan
ekspor dibanding konsumsi dalam negeri, saat ini batubara Indonesia 85,5 % di
pasarkan di india, cina, dll. Sedangkan sisanya untuk kebutuhan dalam negeri.
Minyak Bumi:
peringkat 25 sebagai negara dengan potensi minyak terbesar yaitu sebesar 4.3
milyar barrel, peringkat 21 penghasil minyak mentah terbesar dunia sebesar 1 juta

barrel/hari, peringkat 24 negara pengimpor minyak terbesar sebesar 370.000/hari
peringkat 22 negara pengonsumsi minyak terbesar sebesar 1 juta barrel/hari,
peringkat 13 negara dengan cadangan gas alam terbesar sebesar 92.9 trillion cubic
feet, peringkat ke-8 penghasil gas alam terbesar dunia sebesar 7.2 tcf, peringkat ke18 negara pengonsumsi gas alam terbesar sebesar 3.8 bcf/hari, peringkat ke2 negara pengekspor LNG terbesar sebesar 29.6 bcf
Emas
cadangan

emas

Indonesia berkisar

menduduki peringkat

ke-7 yang

2,3%

memiliki

dari

potensi

cadangan
emas

emas

terbesar

dunia.
didunia.

menduduki peringkat ke-6 dalam produksi emas di dunia sekitar 6,7%.

3

Timah
menduduki peringkat ke-5 untuk cadangan timah terbesar di duniasebesar 8,1% dari
cadangan timah dunia. menduduki peringkat ke-2 dari sisi produksi sebesar 26%
dari julah produksi dunia.

Nikel
peringkat ke-8 cadangan nikel dunia (Cadangan nikel Indonesiasekitar 2,9% dari
cadangan nikel dunia), peringkat ke-4 dunia dari sisi produksi sebesar 8,6% .
data diambil dari : http://www.klikunic.com/2011/11/potensi-tambang-indonesiadan-posisinya.html
b. Ketersediaan cadangan tambang diindonesia
Data tahun 2007 dengan tingkat produksi saat itu, diperkirakan timah hanya
memiliki cadangan hingga 8-10 tahun, nikel 150-200 tahun, tembaga 50-75 tahun,
emas 150-250 tahun, besi 100 tahun, dan bauksit 20-30 tahun. Sementara batu bara
dengan sumber daya 90 miliar ton dan cadangan 18,7 miliar ton, maka batu bara
masih berperan sedikitnya untuk periode 110-120 tahun. (http://www.madaniri.com/2008/08/05/cadangan-tambang-sangat-melimpah/)
Jika persediaan barang tambang ini semakin menipis maka Indonesia bisa
menjadi negara yang semakin miskin, Karena atidak ada lagi sektor tambang yang
bisa digunakan. Oleh karena itu penerapan UU Minerba tentang pelarangan ekpor
bahan mentah pada tahun 2014 itu merupakan hal yang sangat baik, selain untuk
menyediakan cadangan sumber daya alam yang banyak untuk Negara, UU ini juga
bisa meningkatkan kreatifitas bangsa supaya bisa mengolah bahan tambang secara
mandiri. Jika tidak ada lagi ketergantungan pada asing maka Indonesia bisa menjadi
Negara yang lebih maju.
Namun dilihat dari sekarang ini, Indonesia masih sangat tergantung pada
asing dalam pengolahan hasil tambangnya. Pada ekploitasi bahan tambangpun

Indonesia masih sangat tergantung pada asing, akibatnya kekayaan alam
indonesiapun dikuasai oleh asing, sehingga membuat perekonomian Indonesia tidak
semakin membaik bahkan menjadi semakin terpuruk. Hal semacam ini tidak bisa

4

terus dipertahankan oleh pemerintah Indonesia, karena tidak mendukung
perekonomian berkelanjutan sama sekali.
c. Kepemilikan tambang di Indonesia
Saat ini terdapat 50 perusahaan pertambangan yang beroperasi di Indonesia
yang sudah masuk tahapan produksi dan 67 perusahaan yang masih dalam tahap
melakukan eksplorasi. Dari 50 perusahaan pertambangan yang masuk tahapan
produksi, 12 diantaranya merupakan perusahaan pemegang Kontrak Karya (KK)
dan 38 perusahaan pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan
Batubara (PKP2B). Sedang, dari 67 perusahaan pertambangan yang masih dalam
tahap melakukan eksplorasi, 27 perusahaan merupakan pemegang KK dan 40
perusahaan yang mengantongi PKP2B.
(http://www.madani-ri.com/2008/08/05/cadangan-tambang-sangat-melimpah/)
Dengan banyaknya pertambangan Indonesia yang dikuasai asing ini semakin
meminimalisisr keuntungan yang seharusnya didapat oleh Negara Indonesia dari

hasil tambang yang dimilikinya. Seharusnya pemerintah Indonesia lebih selektif
untuk melakukan kerjasama dengan pihak asing, jika kerjasama itu hanya akan
mendatangkan dampak negative dan hanya sedikit dampak positif maka kerjasama
tersebut sebaiknya tidak dilaksanakan. Hal ini lah yang seharusnya pertama
dibenahi oleh pemerintahan Indonesia. Namun, sama-sama kita ketahui pemeritah
mempunyai andil yang besar dalam penyelengaraan kerja sama ini. Disinilah
masuknya paham nepotisme, oknum-oknum yang terkait dengan kerjasama ini
hanya memikirkan keuntungan pribadi dengan menghalalkan kebijakan apapun
untuk mendukung agar investor asing ini merajalela dalam dunia pertambangan
Indonesia.
Jadi, banyaknya pertambangan Indonesia yang dikuasai asing sekarang ini
semata-mata karena kesalahan pemerintah itu sendiri yang melegalkan segala
bentuk kerjasama yang mengatasnamakan keuntungan yang besar, padahal hanya
keuntungan sekelompok orang bukan keuntungan rakyat secara keseluruhan.

5

d. Pertambangan Indonesia yang banyak di kuasai asing
Dalam bukunya selamatkan Indonesia Amien Rais mengatakan bahwa
korporasi besar memiliki ambisi untuk menguras kekayaan bumi dan membangun

system atau mesin kekuatan untuk menciptakan imperium global. Banyak orang
berpendapat bahwa Amerika adalah betuk korporatokrasi yang begitu jelas.
Kekhawatirab bahwa akhirnya kedaulatan rakyat akan diambil alih oleh perusahaanperusahaan besar (korporasi), sudah dikatakan oleh Abraham Lincoln. Pada umunya
korporasi besar dihinggapi penyakit Pathology of profit atau penyakit mencari
untung secara membabi buta. Tujuan mutlak korporasi adalah mencari keuntungan
maksimal dengan biaya seminimal dan waktu minimal. Semua cara untuk
mendapatkan dapat ditempuh. Dalam memburu keuntungan maksimal tersebut
berbagai korporasi melakukan skandal dalam berbagai bentuk, tidak berlebihan bila
dikatakan bahwa hamper semua korporasi besar di AMerika pernah dan sedang
melakukan skandal dalam berbagai bentuk. Diantara seratus perusahaan di Amerika,
nama-nama seperti Exxon, IBM East Europe, General Electric, Chevron, dan
Rockwell Internasional menempati urutan diatas sebagai korporasi besar yang
sering melakukan skandal dan kerjahatan korporasi. Exxon yang di Indonesia
disegani oleh pemerintah kita, dalam bulletin yang khusus mencatat skandal dan
kejahatan korporasi (corporate crime reporter) disebut sebagai Criminal Recidivist
Company atau perusahaan residivis yang berulang kali melakukan kejahatan. (Amin
Rais, 2008:83-87)
Korporasi-korporasi yang memakai paham korporatokrasi ini memakai jalan
yang sangat bagus untuk masuk dan mengendalikan perekonomian Indonesia. Mulai
dari menggunakan World Bank dan lembaga-lembaga lain untuk masuk
mengintimidasi Indonesia lewat hutang. Dengan keterikan akan hutang yang
semakin banyak, Indonesia tidak punya pilihan kecuali mengikuti instruksi dari
organisasi tingkat internasional tersebut, yang pada dasarnya organisasi itu adalah
organisasi yang dibuat oleh Negara maju sebagai alat untuk mengintervensi Negaranegara berkembang seperti Indonesia.

6

Pengaruh pertambangan terhadap perekonomian Rakyat
a. Tambang sebagai mata pencaharian rakyat dan dikuasai sector asing
DiIndonesia masa sekarang masih banyak tambang-tambang tradisional
yang digunakan masyarakat setempat sebagai mata pencahariannya. Namun
sekarang tambang-tambang tradisional tersebut juga telah menjadi incaran investor
asing, jika investor asing tersebut berhasil meyakinkan pemerintah daerah bahkan
pemerintah pusat untuk melakukan kerjasama eksploitasi dalam tambang tradisional
tersebut. Maka mata pencaharian rakyat tersebut bisa hilang dan pengangguranpun
semakin bertambah.
Seharusnya pemerintah bisa memberikan perlindungan pada tambang rakyat
ini. Selain eksploitasi barang tambang yang dilakukan oleh rakyat tidak besarbesaran seperti yang dilakukan oleh koporasi-korporasi tersebut. Sehingga cadangan
bahan tambang diindonesia bisa semakin terjaga dan perekonomian masyarakatpun
tidak terancam menjadi semakin merosot.
b. Matinya mata pencaharian rakyat akibat pertambangan
Sector tambang banyak dikuasai otomatis mengakibatkan matinya
pencaharian rakyat sebagai tenaga tembang lepas menjadi hilang. Hal ini
mengakibatnya semakin meraja lelanya kemiskinan dan ketimpangan sosial yang
terjadi didaerah pertambangan. Seperti halnya yang terjadi di daerah Papua, dimana
daerahnya yang begitu kaya akan sumberdaya alam, merupakan daerah yang paling
miskin dan paling terbelakang di Indonesia. Oleh karena itu pelestarian tambang
benar-benar harus diperhatikan oleh pemerintah agar ketimpangan seperti itu tidak
terjadi didaerah lain.
Kondisi ekspor hasil tambang Indonesia
Meski pemulikan ekonomi global belum menunjukkan kondisi yang terlalu baik,
namun kinerja ekspor Indonesia menunjukkan hasil yang menggembirakan. Terutama dari
sisi ekspor nonmigas, pada Januari – Mei 2010 secara kumulatif menunjukkan peningkatan
39,9%. Peningkatan tertinggi terjadi pada sektor pertambangan yang naik 73,2%. Total

7

nilai ekspor pertambangan Indonesia sepanjang Januari – Mei 2010 sebesar USD 10,8
miliar. Lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama 2009, sebesar USD 6,2
miliar. Hal ini diungkapkan Menteri Perdagangan (Mendag), Mari Elka Pangestu, di
Jakarta, Kamis, 7 Juli 2010. Menurutnya, ekspor nonmigas pada Mei 2010 memperlihatkan
pemulihan kinerja yang berkesinambungan. Ekspor nonmigas pada Mei 2010 yang
mencapai USD 10,3 miliar, meningkat sebesar 27% dibandingkan periode yang sama 2009.
Angka itu juga lebih tinggi 4,3% dibandingkan April 2010. Capaian ekspor nonmigas ratarata bulanan selama Januari-Mei 2010, juga berada di atas rata-rata 2008. Padahal kinerja
Januari – Mei 2010 merupakan capaian kinerja yang tertinggi sepanjang sejarah. Secara
kumulatif, tegas Mendag, pertumbuhan ekspor nonmigas periode Januari-Mei 2010
mengalami peningkatan 39,9% dibanding periode yang sama 2009. Dilihat dari
pergerakannya, kinerja ini menuju ke arah pertumbuhan yang positif. Moving average
annual growth rate periode Juni 2009 sampai Mei 2010, mengalami kenaikan 13,1% dari
periode yang sama tahun sebelumnya.
http://www.majalahtambang.com/detail_berita.php?category=18&newsnr=2867
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Oktober 2008 mencapai
USD118,43 miliar atau meningkat 26,92 persen dibanding periode yang sama tahun 2007,
sementara ekspor nonmigas mencapai USD92,26 miliar atau meningkat 21,63 persen.
Sementara itu menurut sektor, ekspor hasil pertanian, industri, serta hasil tambang dan
lainnya pada periode tersebut meningkat masing-masing 34,65 persen, 21,04 persen, dan
21,57 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Semakin banyaknya
Indonesia mengekspor barang tambang mentah membuktikan bahwa eksploitasi barang
tambang terjadi begitu besar. Namun dapat sama-sama kita amati, bahwa Indonesia
mengekspor bahan mentah tambang dengan harga murah, dan kemudian mengimpor bahan
jadi dengan harga yang berlipat-lipat ganda. Ini membuat keadaan ekonomi Indonesia
semakin merosot dan persediaan barang tambang menjadi semakin menipis. Hal ini
memang tak terelakkan lagi dari peran pemerintah dalam mengatur mekanisme
pertambangan ini. Seharusnya pemerintah bisa memposisikan diri sebagai wadah yang
memfasilitasi perekonomian rakyat agar bisa menjadi lebih, bukannya membuat
perekonomian rakyat menjadi semakin merosot dan yang berhubungan dengan sector

8

tambang ini. Seharusnya tambang di Indonesia ini harus dijaga kelestariannya, demi masa
depan Negara Indonesia dan agar perekonomian Indonesia tetap berjalan dengan baik di
masa yang akan datang.
Pengaruh ekspor hasil tambang terhadap pembangunan perekonomian berkelanjutan
Indonesia
a. Pertambangan komoditi unggulan sebagai peningkatan defisa Negara
Menurut laporan perekonomian Indonesia tahun 2010 yang dirilis Bank
Indonesia beberapa waktu yang lalu, menunjukkan bahwa volume impor kita
didominasi oleh impor bahan baku sebesar 67%, untuk barang modal 23 persen dan
barang konsumsi sebesar 9%. Dari data-data tersebut dapat kita ambil kesimpulan
bahwa apresiasi nilai tukar rupiah akan memberikan dampak yang positif bagi
perekonomian domestik. Inflasi yang disebabkan oleh barang impor dapat ditekan
melalui apreasiasi nilai tukar, selain itu, dengan mata uang yang semakin kuat, maka
impor barang modal dan bahan baku akan semakin murah sehingga harga output
produksi dapat ditekan. Harga yang lebih murah cenderung akan meningkatkan
konsumsi sehingga perekonomian dapat bergairah. Fakta yang dapat kita lihat
adalah bahwa negara kita banyak mengimpor bahan baku untuk keperluan industri
dalam negeri. Ketakutan akan meningkatknya konsumsi barang impor, dapat
ditekan dengan produksi industri dalam negeri yang bahan bakunya semakin murah.
Penigkatan defisa Negara merupakan dampak positif dari ekspor bahan
mentah tambang dari Indonesia. Namun jika hasil tambang ini dikelola dengan baik
oleh pihak dalam negeri maka tidak hanya bisa meningkatkan devisa Negara namun
juga bisa memajukan perekonomian bangsa Indonesia secara keseluruhan.
b. Realisasi UU Minerba No. 4 tahun 2009
Sepertinya UU menerba ini belum berjalan dan belum dilaksanakan karena,
saat sekarang ekspor bahan mentah tambang masih dilakukan secara besar-besaran.
Walaupun target dari undang-undang ini adalah tidak melakukan ekpor bahan
mentah tambang pada tahun 2014, namun hal ini seharusnya sudah mulai di

9

tanggulangi, dan dilakukan sosialisasi untuk menerapkan UU tersebut. Namun
sekarang pemerintah Indoensia masih berdiam diri setelah UU tersebut di tetapkan.
Dampak negative terhadap eksplorasi pertambangan
a. Konflik sosial akibat pertambangan
Seperti kasus baru2 ini yang terjadi di Bima, masyarakat menolak
pemerintah melakukan eksploitasi barang tambang di daerah mereka, hal ini
menimbulkan konflik sosial antara pemerintah dan masyarakat. Konflik ini
sebenarnya tidak harus terjadi jika pemerintah paham akan posisinya sebagai
fasilitator dari msyarakata untuk memenuhi keinginan rakyat tersebut. Tapi lain hal
nya yang terjadi di Bima, pemerintah ternyata berdiri di kaki nya sendiri untuk
membela kepentingan sebahagian kelompoknyam, bukan untuk membela
kepentingan rakyat. Jika pemerintah tidak lagi sejalur dengan aspirasi rakyat, maka
disanalah akan muncul konflik sosial yang amat pelik.
Konflik-konflik sosial ini tidak hanya terjadi di Bima, banyak konflik yang
terjadi di daerah lain yang juga merupakan daerah tambang potensial. Disinilah
dituntut peran pemerintah dalam mempertahankan aspirasi masyarakat bukannya
membunuh kepentingan rakyat tersebut. Seharusnya adanya tambang membawa
dampak yang baik bagi perekonomian msyarakat sekitar tambang, namun
masyarakat sekitar tambang, apalagi tambang yang sudah dikuasai asing terdapat
banyak sekali ketimpangan-ketimpanga. Hal ini membuktikan bahwa pertambangan
tidak bisa mendukung pencapaian perekonomian berkelanjutan.
b. Kerusakan lingkungan dan ekosistem akibat pertambangan
Konflik yang terjadi di Bima merupakan pertahanan masyarakat terhadap
lingkungannya, masyarakat melarang adanya eksploitasi didaerah mereka karena
akan mencemari sumber air mereka yang hanya berpusat pada satu mata air saja.
Namun disini terjadi lagi perbedaan kepentingan antara pemerintah dan msayarakat.
Begitu banyak kerusakan lingkungan yang terjadi akibat eksploitasi barang tambang
secara besar-besaran dan tidak terkontrol. Dapat kita lihat sekarang, semburan

10

lumpur lapindo saja belum menunjukkan jalan keluar bagi korbannya,
penanggulangnnya juga minim. Hal ini merupakan hal nyata sebagai kerusakan
lingkungan

yang

diakibatkan

oleh

pertambangan.

Bukannya

membangun

masyarakat malah mengahncurkan masyarakat
c. Minimnya proteksi kebijakan terhadap hak-hak masyarakat local
Proteksi kebijakan terhadap masyarakat yang bermatapencaharian di bidang
pertambangan merupakan hal yang sangat tidak baik. Untuk itu perlu adanya
kebijakan pemerintah yang pro pada masyarakat tambang yang berindikasi pada
pembangunan masyarakat itu sendiri. Menurut Iwan Nugroho & Rochmin Dahuri
(2004:75), mengatakan bahwa kebijakan pembangunan pada dasarnya merupakan
rumusan dari kesepakan atau kompromi-kompromi kepentingan atau harapan
seluruh stakeholder yang diwujudkan dalam suatu keputusan atau peraturan, hal ini
berarti seluruh stake holder memiliki kesamaan pandangan, setidaknya tentang isuisu penting yang ingin ditangkap dan dioperasikan. Dengan demikian, seharisnya
mereka pula berkepentingan untuk memperoleh dan membuktikan manfaat atau
keuntungan dari hasil-hasil pembangunan.
Sedangkan Menurut Emil Salim (1992:4-5), mengatakan bahwa diperlukan
tiga langkah kebijakan untuk mewujudkan pola pembangunan berkelanjutan itu.
1. Langkah kebijakan pertama berkenaan dengan pengolahan sumber daya alam
resource management dengan tekanan pada pengeloaan hutan, tanah dan air.
2. Berkenaan dengan pengeloaan dampak pembangunan terhadap lingkungan yang
mencakup penerapan analisis dampak pembangunan terhadap lingkungan,
pengendalian pencemaran, dll.
3. Berkenaan dengan pembangunan sumber daya manusia, human resource
development yang mencakup pengendalian jumlah penduduk.
Minimnya proteksi kebijakan terhadap masyarakat dalam hal pertambangan ini juga
merupakan kesalahan dari pemerintahan karena kebijakan yang dibuat tidak pro rakyat tapi
pro investor, dan kebijakan pun bisa diperjual-belikan demi kepentingan sekelompom orang
saja.
BAB III

11

PENUTUP
Kesimpulan
Menurut UU minerba larangan ekpor bahan mentah tambang harus dilaksanakan
pada tahun 2012 dan mewajibkan pembangunan industry hilir di Tanah Air, sesuai dengan
amanat Undang-Undang No.4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Said
mengatakan terdapat 5 alasan utama kenapa larangan itu tetap harus dilakukan di 2014.
Pertama, hal tersebut sudah merupakan amanat undang-undang minerba sesuai No 4 Tahun
2009. Kedua, agar nilai tambah tersebut dapat lebih dinikmati oleh Indonesia. Ketiga,
tenaga ahli insinyur Indonesia sudah mampu untuk meningkatkan nilai tambah minerba
tersebut. Keempat, untuk meningkatkan daya tawar Indonesia didunia, dan kelima adalah
memperkuat struktur industry Indonesia
Dengan banyaknya pertambangan Indonesia yang dikuasai asing ini semakin
meminimalisisr keuntungan yang seharusnya didapat oleh Negara Indonesia dari hasil
tambang yang dimilikinya. Seharusnya pemerintah Indonesia lebih selektif untuk
melakukan kerjasama dengan pihak asing, jika kerjasama itu hanya akan mendatangkan
dampak negative dan hanya sedikit dampak positif maka kerjasama tersebut sebaiknya
tidak dilaksanakan, keadaan ekonomi Indonesia semakin merosot dan persediaan barang
tambang menjadi semakin menipis. Hal ini memang tak terelakkan lagi dari peran
pemerintah dalam mengatur mekanisme pertambangan ini. Seharusnya pemerintah bisa
memposisikan diri sebagai wadah yang memfasilitasi perekonomian rakyat agar bisa
menjadi lebih, bukannya membuat perekonomian rakyat menjadi semakin merosot dan
yang berhubungan dengan sector tambang ini. Seharusnya tambang di Indonesia ini harus
dijaga kelestariannya, demi masa depan Negara Indonesia dan agar perekonomian
Indonesia tetap berjalan dengan baik di masa yang akan datang.

Daftar Bacaan

12

Mohammad Amien Rais.2008.Agenda Mendesak Bangsa Selamatkan Indonesia.PPSK
Press:Yogyakarta
Iwan Nugroho&Rochmin Dahuri.2004.pembangunan wilayak perspektif ekonomi, sosial
dan lingkungan.LP3ES:Jakarta
Yayasan SPES.1992.Pembangunan berkelanjutan mencari format politik.PT Gramedia
Pustaka Utama:Jakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_alam
http://ekonomi.inilah.com/read/detail/1798781/pip-dukung-larangan-ekspor-bahan-mentah-tambang

http://www.klikunic.com/2011/11/potensi-tambang-indonesia-dan-posisinya.html
http://www.madani-ri.com/2008/08/05/cadangan-tambang-sangat-melimpah/

13