Hukum, Moral, dan Politik

  

H u ku m , Mo ra l, d a n Po litik

M a t e r i S t u d iu m Ge n e r a l e u n t u k M a t r ik u la s i P r o g r a m D o k t o r

B id a n g Ilm u H u k u m d i U n iv e r s it a s D ip o n e g o r o , Se m a r a n g , t a n g g a l

  

2 3 A g u s t u s 2 0 0 8

  Stu diu m Gen erale in i akan m en gupas hubun gan an tara h u kum , m oral, dan politik. Masalah u tam a yan g akan dibahas adalah su litnya pem bu atan dan pen egakan hu kum yan g respon sif di In donesia karen a, an tara lain , lem ah n ya m oralitas para pem bu at dan pen egakn ya serta sistem politik yan g tidak kon dusif.

  D a s a r e tik d an m o ra lita s h u k u m

  Pem bah asan mu la-mu la akan ditekan kan pada hu bun gan huku m den gan etika dan m oral teru tam a dalam kaitan n ya den gan huku m sebagai kristalisasi dari n ilai-nilai etik dan m oral yan g diform alkan secara gradu al m en jadi huku m . Materi in i dim aksu dkan un tu k m enyegarkan in gatan para pen stu di hu kum bah wa dilih at dari su m ber m ateriiln ya hu ku m adalah kristalisasi atau form alisasi dari kaidah-kaidah atau n orm a lain n ya di dalam m asyarakat yan g kem u dian m em pun yai sifat sen diri yakn i bersifat m em aksa dan dapat dipaksakan den gan keku atan pen egak huku m .

  Salah satu m asalah yan g sekaran g tim bu l adalah terlepasn ya su km a hu kum yakn i keadilan dari ban yak proses pen egakan huku m karen a hu ku m kem udian lebih ban yak dih ayati sebagai persoalan tekn is-prosedu ral sem ata. Ban yak sekali oran g yan g m elan ggar etika dan m oral t etapi m erasa atau bersikap seakan -akan tidak bersalah karen a belu m diproses secara hu ku m , tepatn ya belu m dibuktikan sebagai tin dakan yan g salah secara huku m oleh pen gadilan . Padah al pada waktu yan g bersam aan proses huku m di lem baga peradilan ju ga m en gh adapi m asalah besar karen a ban yak dih in ggapi oleh pen yakit judicial

  corruption .

  Akibatn ya, hu ku m kemu dian m enjadi alat perm ain an un tu k m en cari kem en an gan di dalam sen gketa atau berperkara di pen gadilan dan bukan un tu k m en egakkan keadilan , keben aran , dan ketertiban di dalam m asyarakat. Pen egakan hu kum kem udian berm ain atau terjebak di dalam per m ain an n orm a- n orm a tan pa m em pedu likan m anu sian ya sebagai su byek yan g h aru s dilayan i den gan huku m yan g bersu km akan keadilan serta berlan dasan etika dan m oral. Di sinilah letak perlun ya upaya m en diagn osis letak etika dan m oral dalam perkem ban gan hu ku m kita pada saat in i.

  H u ku m d a n p o litik

  Selain terlepasn ya kedilan sebagai su km a hu kum yan g bersu m ber dari etika dan m oral, m asalah lain yan g kita h adapi adalah hubu n gan an tara hu ku m dan politik sebagai du a su bsistem kem asyarakatan . Dalam h al-h al pen tin g terten tu hu ku m lebih ban yak didomin asi oleh politik seh in gga sejalan den gan m elem ahn ya dasar etik dan m oral, pem bu atan dan pen egakan hu kum ban yak diwarn ai oleh kepen tin gan-kepen tin gan politik kelom pok dom in an yan g sifatn ya tekn is, tidak su btansial, dan bersifat jan gka pen dek.

  Secara teoritis hu bun gan an tara huku m dan politik m em an g dapat dibedakan atas tiga m odel hu bun gan . Pertam a, sebagai das Sollen , h u kum determ in an atas politik karen a setiap agen da politik h arus tin du k pada atu ran - atu ran hu kum . Kedu a, sebagai das Sein , politik determ in an atas hu ku m karen a dalam faktan ya h u kum m eru pakan produ k politik sehin gga hu ku m apa pun yan g ada di depan kita tak lain m eru pakan kristalisasi dari keh en dak-keh en dak politik yan g salin g bersain gan . Ketiga, politik dan huku m berhu bun gan secara in terdeterm in an karen a politik tan pa huku m akan zalim sedan gkan huku m tan pa pen gawalan politik akan lu m puh .

  Pem bah asan kita dalam stu diu m gen erale in i akan m en yorot teori atau beran gkat dari asu m si bah wa sebagai ken yataan “politik determ in an atas hu kum .” Pilih an kita pada foku s in i sejalan den gan m asalah terlepasn ya keadilan sebagai sukm a hukum yan g bersu m ber dari etika dan m oral.

  Den gan dem ikian di dalam stu diu m gen erale in i kita akan m em bedah hu bun gan sebab akibat dan kait kelin dan an tara h uku m , m oral, dan politik.

  1 Pe ru ba h a n p o litik d an pe ru ba h a n h u ku m

  Meskipun reform asi yan g berin tikan pen egakan su prem asi hu ku m sudah berjalan lebih dari sepu luh tahun (sejak Mei tahu n 1998 ) n amu n sekaran g in i

  2

  m asih ban yak keluh an bah wa suprem asi hu kum tak tegak-tegak. Mestin ya den gan adan ya reform asi situ asi pen egakan huku m dapat lebih baik, tetapi n yatan ya tidak ju ga. Korupsi, Kolu si, dan Nepotism e (KKN) m asih m erajalela, m afia peradilan , tepatn ya judicial corruption , diten garai sem akin m en ggila. Melih at situ asi yan g bu ru k itu seoran g peserta program doktor di Un dip Sem aran g pern ah bertan ya kepada pen u lis: m en gapa hu kum tetap bu ru k m eski su dah ada reform asi? Bukan kah kita melaku kan reform asi karen a in gin m em ban gu n dem okrasi agar hu ku m bisa berjalan baik dan dapat ditegakkan ? Apakah tesis Bapak bah wa hu ku m beru bah jika politik beru bah tidak berlaku

  3

  un tu k kasus In don esia? Pen u lis m enjawab bahwa h al itu terjadi karen a peru bah an politik kita di era reform asi in i bu kan beru bah dari otoriter ke dem okr atis m elain kan dari otoriter ke oligarkis, m eskipu n pada awalnya agak dem okratis ju ga. Huku m adalah produ k politik seh in gga jika politikn ya tidak baik, m aka hu ku m nya pun

  

lain, Sepuluh Tahun Penegakan Hukum dalam Pemerintahan RI Pasca Reformasi,yang dipresentasikan

pada Seminar Nasional tentang Sepuluh Tahun Pembangunan Hukum, Ekonomi, dan Kiprah Otonomi

Daerah Bagi Kesejahteraan dan Kemakmuran Rakyat yang diselenggarakan dalam rangka Pelantikan

Pengurus Ikatan Keluarga Alumni Universitas Islam Indonesia (IKA-UII) Propinsi Jambi tanggal 5 Juni

2008 di Jambi. 2 Pada bulan Mei tahun 2007 saya meluncurkan buku Hukum Tak Kunjung Tegak (PT Citra Aditya Bhakti,

Bandung, 2007) yang berisi kumpulan artikel tentang betapa mandulnya hukum kita jika berhadapan

3 dengan politik.

  

Pada tahun 1993 saya menulis disertasi doktor di UGM yang salah satu temuan tesisnya menyebutkan

bahwa karena hukum adalah produk politik maka jika politik berubah hukum pun akan berubah; politik

yang demokratis akan melahirkan hukum yang responsif sedangkan politik yang otoriter akan melahirkan hukum yang ortodoks. tidak akan baik. Dem ikian lah pen u lis m en jawab kepada m ah asiswa program doktor yan g tam pak san gat kecewa den gan perjalan an reform asi kita itu .

  4 Berdasar asu msi bah wa huku m adalah produ k politik m aka tam paklah

  fakta di depan kita bah wa begitu politik beru bah huku m ju ga beru bah . Peru bah an itu akan sejalan den gan peru bah an sistem politikn ya. Kita m en yaksikan sen diri betapa begitu rezim Orde Baru jatuh m aka h am pir semu a huku m atau UU produ k politik Orde Baru digan ti. Begitu ju ga di m asa yan g lebih lam pau kita m en yaksikan pen ggan tian hu ku m -huku m yan g dibu at oleh Orde Lam a begitu Orde Baru m en ggan tikan rezim yan g diperin tah oleh Presiden Soekarn o itu . Bah kan tam pak jelas ju ga bah wa hu kum -hu ku m lam a segera h aru s digan ti begitu politik kolon ial (pen jajah an) digan ti den gan politik n asion al (kem erdekaan , keban gsaan ) pada tahun 1945.

  Pada era reform asi pen ggan tian huku m (teru tam a dalam arti peratu ran perun dan g-un dan gan ) itu mu la-mu la m en yen tuh level UU yan g secara lebih khusu s berbagai UU dalam bidan g politik, seh in gga kita m elih at terjadin ya pen ggan tian UU kepartaian , UU lem baga perwakilan , UU pem ilu , UU Pem erin tah an Daerah , UU Keku asaan Keh akim an , UU Tin dak Pidan a Korupsi, Pen cabu tan UU Su bversi, dan sebagain ya. Sam pai den gan tahu n 20 0 8 in i rezim reform asi su dah m elah irkan tidak ku ran g dari 20 0 UU yan g lebih dari 30 di an taran ya adalah UU yan g lah ir dari h ak in isiatif DPR.

  Peru bah an itu kemu dian (sejak tahun 1999) m en yen tuh level yan g lebih tin ggi daripada UU yakn i Tap MPR dan UUD. Mu la-m u la beberapa Tap MPR dicabu t dan digan ti serta dibu at Tap-tap MPR yan g baru yan g dian ggap lebih dem okratis. Kem u dian dilaku kan peru bah an (am an dem en ) terh adap UUD yan g dikerjakan dalam em pat tahap dan m en iadakan Ketetapan MPR sebagai bagian dari peratu ran peru ndan g-u ndan gan di dalam tata hu ku m kita. Ten tan g in i pada tahu n 20 0 3 MPR m en gelu arkan Tap No. I/ MPR/ 20 0 3 yan g oleh m asyarakat 4 diken al sebagai Tap Sapu J agat yan g berisi pem osisian kem bali secara hu kum

  

Secara ilmiah ada dua asumsi lain mengenai hubungan antara politik dan hukum yaitu asumsi bahwa

hukum determinan atas politik dan asumsi bahwa politik dan hukum berhubungan secara interdependen atau interdeterminan. sem u a Tap MPR/ S yan g pern ah ada sebagai peratu ran perun dan g-un dan gan level kedu a (di bawah UUD, di atas UU). Di dalam Tap Sapu J agat in i ada Tap MPR yan g din yatakan m asih berlaku , ada yan g din yatakan dicabu t, ada yan g dinyatakan berlaku sam pai terben tukn ya pem erin tahan h asil pem ilu tahu n 20 0 4, ada yan g din yatakan m asih berlaku sam pai diben tu kn ya UU yan g m en ggan tikan n ya, ada yan g din yatakan m asih berlaku sam pai selesai isi perin tahn ya (seperti Tap ten tan g Tim tim ) dan ada yan g din yatakan tidak berlaku den gan sen dirin ya karen a sifatn ya yan g ein malig (sekali berlaku dan selesai).

  Men u ru t pen u lis, peru bah an UUD kita setelah reform asi in i h anyalah satu kali tetapi disah kan dalam em pat tahap. Men gapa? Karen a seben arn ya selam a em pat tahu n MPR tak berh en ti m em bah as peru bah an itu , h an ya saja pen gesah ann ya dilaku kan setiap bu lan Agu stu s sesu ai den gan capaian tah apan peru bah an itu . An tara bu lan Agu stus setelah pen gesah an ke bu lan Agu stu s tahun beriku tnya MPR m elalu i Pan itia Ad H oc I tak pern ah berh en ti m em bahas peru bah an UUD tersebu t. Oleh sebab itu tidaklah ben ar kalau dikatakan bah wa MPR terlalu ceroboh karen a dalam em pat tahun m en gu bah UUD sam pai em pat kali. Yan g ben ar selam a em pat tahun itu MPR h an ya sekali m en gu bah UUD karen a faktan ya peru bah an itu berkelan jutan dan bu kan m en gam an dem en terh adap h asil am an dem en tahun sebelu mnya. Peru bah an itu didasarkan pada kesepakatan dasar den gan satu kon sepsi terten tu yan g dipatok sejak tahun 1999. Nam u n karen a proses pem bah asan dan perdebatan n ya pan jan g m aka pen gesah ann ya dilaku kan secara bertahap setiap Sidan g Tahun an MPR pada bu lan Agustu s sesu ai den gan capaian pem bah asan dan kesepakatan setiap

  5

  tahu n . Bah wa h asiln ya m enim bu lkan perdebatan dan kekecewaan di kalan gan sebagian m asyarakat itu adalah biasa, sebab, apa pun isi dan h asil am an dem en itu m eru pakan kesepakatan politik yan g pasti ada yan g setu ju dan ada yan g tak 5 Dalam makalah yang saya presentasikan 21 Nopember 2007 di kampus UI, Depok Jakarta, saya

  

membuat perbandingan tentang waktu yang diperlukan serta keseriusan pembahasan antara UUD 1945 asli

oleh BPUPKI dan PPKI pada tahun 1945 dan UUD 1945 hasil amandemen oleh MPR yang ternyata UUD

hasil amandemen jauh lebih lama dibahas dan didiskusikan dengan serius jika dibandingkan dengan UUD

1945 yang asli yang menurut Bung Karno sendiri merupakan UUD kilat sebagai produk situasi darurat agar

segera merdeka. Lihat dalam Moh. Mahfud MD, “Penjajakan Materi dan Agenda Perubahan Kelima UUD

1945,” makalah untuk Seminar Sehari Meninjau Kembali Prospek dan Agenda Perubahan UUD 1945 yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Hukum Tata Negara, Fakultas Hukum UI tanggal 21 Nopember 2007. setuju . Yan g pen tin g prosedu rn ya ben ar dan dem okratis, sebab kata KC Wh eare kon stitusi itu m eru pakan resu ltan te atau kesepakatan -kesepakatan politik sesu ai den gan situ asi poleksosbu d pada waktu dibu at. Sebagai kesepakatan politik am at su lit m en gh arapkan sebu ah kon stitusi disetuju i oleh semu a oran g. Bah wa h asil peru bah an yan g ada sekaran g itu secara struktu r dan sistem atika terlih at ku ran g baik, ju ga disebabkan oleh karen a kesepakatan -kesepakatan yan g h aru s dibu at dan kemu dian tak dapat dih in dari.

  H u ku m b e lu m e fe ktif

  J ika kita am ati dan rasakan , tern yata sam pai saat in i huku m belu m efektif m em beran tas koru psi, terlih at dari berita ten tan g koru psi seh ari-h ari di m edia m assa kita dan dari h asil su rvei Tran sparen cy In tern ation al In don esia (TII) yan g setiap m en em patkan In don esia sebagai n egara yan g in deks persepsi koru psin ya selalu ren dah , dalam arti selalu m en jadi salah satu n egara dari lim a n egara yan g palin g korup di du nia.

  Mu n gkin banyak di an tara kita yan g kecewa ketika tern yata setelah sepu luh tahu n reform asi KKN bu kan n ya h ilan g, tetapi sem akin m erebak dan m en jadi wabah m enu lar term asu k kepada m ereka yan g du lu diken al sebagai peju an g-peju an g reform asi. Kita dikeju tkan oleh tragedi koru psi di KPU yan g m elibatkan m an tan aktivis LSM pen egakan hu kum dan HAM serta beberapa gu ru

  6

  besar yan g du lu n ya m en awarkan kon sep-konsep reform asi. Kita tersen tak ketika Men teri Agam a dan salah seoran g dirjen nya dijatuh i huku m an pen jara karen a terbu kti m en goru psi Dan a Abadi Um m at. Bah kan kita bergidik ketika Diru t Bu log ditan gkap den gan tu duh an korupsi ratu san miliar ru piah yan g didu ga m elibatkan istri, an ak, sau dara, dan m en an tun ya. Kita bergidik dan geram ketika tern yata ada jaksa dan beberapa an ggota DPR ditan gkap oleh KPK karen a n ekat m elaku kan koru psi pada saat kita (dan m ereka) sedan g berteriak keras u n tu k 6 m em beran tas koru psi.

  

Lihat dalam Moh. Mahfud MD, “Sudah Habis Teori di Gudang,” dalam harian KOMPAS, 11 Oktober

2005.

  Yan g palin g spektaku ler adalah kasu s pen yuapan Artalyta Su ryan i (Ayin ) terh adap jaksa Urip Tri Gu n awan yan g m eggu ncan g du nia hu ku m pada tahun 20 0 8 . J aksa Urip Tri Gu n awan digelan dan g ke pen gadilan Tipikor karen a tertan gkap basah m en erim a su ap lebih dari Rp 6.0 0 0 .0 0 0 .0 0 0 ,- (en am m iliar) dari Artalyta Su ryan i yan g didakwa m en gu rus perkara BLBI yan g m elibatkan Sjam sul Nu rsalim . Spektaku lern ya, karen a tern yata selain u an g yan g diu rus berju m lah triliun an ru piah , semu la kedu an ya m en yan gkal u an g yan g disita karen a tertan gkap tan gan itu sebagai su ap. Tetapi rekam an -rekam an pen yadapan telepon yan g kemu dian tidak dapat disan gkal oleh kedu anya telah m eyakin kan m ajelis h akim Tipikor bah wa tin dak pidan a pen yu apan itu adalah ben ar atau terbu kti secara sah dan m eyakin kan sehin gga Ayin dijatuh i hu ku m an pidan a pen jara m aksim al sebagai pen yu ap yakn i lim a tahu n pen jara.

  Korupsi telah m en jadi pen yakit yan g san gat berbah aya yan g m en yebar di sem u a lin i keh idu pan m asyarakat serta m elibatkan ban yak yan g tadin ya tidak kita san gka akan terlibat.

  Dalam satu tu lisan pen u lis pern ah m en gem ukakan , akibat ran jau koru psi yan g m en ggila dan m elibatkan ban yak tokoh seperti itu m aka ban yak politisi dan aparat pen egak hu ku m yan g kemu dian m elaku kan politik kan cil pilek atau politik sariawan . Para politisi yan g tadin ya galak kem udian m en jadi berperan gai h alu s dan arif dan m em in ta tak bu ru -bu ru m em von is oran g koru psi serta ber-

  

suudzdzan . Aparat pen egak h uku m jerih , salin g lem par badan karen a tak m au

  berben tu ran den gan partai politik yan g pim pin an n ya diin dikasikan terlibat koru psi. Padah al semu a aparat pen egak hu ku m lan gsun g dapat bergerak u n tu k m em roses du gaan tin dak pidan a yan g bisa dijerat den gan berbagai kategori: koru psi, pen cu cian u an g, gratifikasi, dan lain -lain .

  Men gapa KKN m erajalela dan h uku m tetap tak tegak? J awaban n ya dapat diberikan den gan an alisis dari sudu t politik m au pun dari su du t pem ban gun an hu kum .

  Pen u lis m en catat seku ran g-ku ran gnya ada em pat h al yan g m en yebabkan

  7 keadaan iron is teru s berlan n gsu n g.

  1. R eform asi han y a m em oton g pun cak

  Ketika m elaku kan reform asi pada 1998 kita h an ya m em berh en tikan presiden dan kabin etn ya tanpa sekaligu s m elaku kan reform asi birokrasi, padah al birokrasi yan g m en cakup sistem , prosedu r dan para pejabatn ya m eru pakan birokrasi yan g san gat korup karen a diban gun secara koru p pu la selam a pu luh an tahu n .

  Dalam u paya m en an gan i kasus-kasus korupsi di dalam birokrasi yan g m asih korup in i yan g terjadi adalah situ asi salin g blokade dan salin g an cam di an tara m ereka yan g h aru s ditin dak dan h aru s m elaku kan tin dakan karen a sam a- sam a pun ya m asalah koru psi. Seoran g yan g bertu gas m elaku kan tin dakan hu ku m terpaksa h arus berh en ti ketika pih ak yan g akan ditin dak m enun juk balik bah wa dirin ya pun sebagai aparat yan g h arus m em eriksa ju ga pun ya catatan tidak bersih .

  Oran g-oran g baru yan g ’reform is’ bisa dikepu n g oleh kawan an birokrat lam a u n tuk tidak dapat berdaya m en gh adapi korupsi yan g teru s berjalan tan pa taku t, m alah pejabat baru yan g h adir den gan m isi m em beran tas koru psi itu lah

  8

  yan g dapat terlem par jika m au n ekat m em bersih kan birokrasi. Dalam situ asi seperti in i m aka serin gkali, dan ban yak sekali, kasus yan g m en ggegerkan m asyarakat tiba-tiba h ilan g dari pem beritaan yan g ketika ditan ya ke m an a kasu s itu jawabann ya adalah ’tak cuku p bukti.’ Padah al yan g terjadi di sin i adalah salin g

  7 Ketika menjadi Presiden Megawati pernah mengatakan bahwa dirinya bisa saja memegang leher para

menteri untuk memberantas korupsi tetapi karena birokrasinya korup maka para menteri itu pun tak bisa

berbuat apa-apa. Kata Megawati dirinya mewarisi birokrasi “tong sampah.” Itu adalah pernyataan yang

8 benar dan sangat mudah dibuktikan.

  

Di awal reformasi ada seorang pejabat baru yang menemukan pengeluaran uang negara oleh sebuah

kementerian sampai bermiliar-miliar rupiah di luar ketentuan yang harus dibayarkan oleh negara kepada

pihak ketiga. Ternyata kelebihan uang itu dijadikan bancakan oleh kroni dan anak pejabat di kementerian

itu. Ketika dilapori Presiden setuju untuk diusut dan dilaporkan ke kajaksaan agung. Ketika pelaporan itu

sudah berproses sang pejabat baru yang menemukan kasus itu tiba-tiba dipindah untuk menduduki jabatan lain (disingkirkan secara halus) dan kasus itu jadi lenyap dari peta korupsi. m enu tupi dari borok koru psi m asin g-m asin g dan bu kan ben ar-ben ar tak cu ku p

  9 bu kti awal un tu k teru s diproses secara huku m.

  2. Masih dom in an n y a pem ain-pem ain lam a

  Selain itu keadaan sekaran g in i disebabkan ju ga oleh m asih lelu asanya pem ain -pem ain politik lam a yan g du lu n ya iku t m em ban gun sistem yan g koru p un tu k terus m en gu asai pan ggun g politik. Sem u la, atas n am a dem okrasi dan perlin du n gan HAM, kita tidak pun ya alasan un tu k m elaran g oran g tetap aktif di pan ggun g politik. Tapi justru itu lah pu la yan g m en yebabkan ban yakn ya tokoh lam a yan g tetap lelu asa m en jadi aktivis parpol. Ketika h arus terlem par dari wadah yan g lam a m ereka bisa berlon catan dari parpol lam a ke parpol lam a yan g lain atau m en dirikan parpol baru . Oleh sebab itu dalam keadaan seperti sekaran g in i tidak dapatlah kita m en gatakan ada parpol yan g baik atau jelek, sebab dalam ken yataan ya di setiap parpol ada oran g-oran g yan g jelek dan ada oran g-oran g yan g baik secara bercam pu r-bau r den gan kecen deru n gan in stitusion al yan g koru p. Oleh sebab itu cap ”reform is” atau ”an tireform asi” tak dapat dilekatkan pada satu parpol m an a pu n m elain kan pada oran g-oran g yan g m en gen dalikan

  10 parpol yan g dapat berada di parpol m an a saja.

  3. Politisi baru y ang tan pa v isi

  Ban yak ju ga politisi baru yan g h adir ke pan ggu n g politik m elalu i parpol 9 tan pa visi dan misi un tu k m elaku kan reform asi. Mereka h adir ke pan ggu n g

  

Sebagai contoh kasus pembongkaran ijazah yang diperoleh secara tidak wajar seperti membeli tanpa

belajar atau mendapat ijazah kehormatan tanpa kriteria yang jelas, seperti yang pernah ditulis sebagai

Doktor Kucing oleh mantan Rektor Undip Eko Budihardjo. Semula diumumkan oleh Polri adanya puluhan

ribu kasus seperti itu namun ternyata sampai sekarang tak ada kabarnya lagi. Katanya sulit mencari

ketentuan itu di dalam hukum pidana; padahal kalau mau bersungguh-sungguh hal itu bisa dijerat dengan

ketentuan pidana yang ada di dalam UU Sisdiknas maupun KUHP seperti berdasar hasil kajian beberapa

perguruan tinggi. Sebenarnya masalahnya bukan tidak ada ketentuan hukum pidana yang mengancam itu

melainkan karena banyak perwira tinggi Polri, perwira TNI, dan mantan pejabat tinggi yang disebut-sebut

juga memiliki ijazah secara tidak wajar seperti yang nama-namanya pernah dimuat di berbagai media

10 massa..

  

Ketika oleh beberapa Penggugat saya diminta menjadi saksi untuk pembubaran Golkar di Mahkamah

Agung pada tahun 2001 saya menolak karena, dengan bercampurbaurnya tokoh-tokoh parpol seperti

sekarang, tak mungkin kita menyalahkan satu parpol untuk dibubarkan sambil mengatakan bahwa parpol

lain bersih. Bagi saya yang penting untuk diburu dan diadili bukanlah partai politiknya melainkan oknum-

oknum koruptornya yang itu bisa ada di partai mana pun, termasuk di dalam partai yang meneriakkan adanya korupsi di partai lain. politik karen a tiba-tiba m en dapat pelu an g atas wadah yan g h aru s m ereka isi tan pa syarat ku alitas terten tu karen a m em iliki m assa pen duku n g. Bah kan jika dilih at dari fakta ban yakn ya tokoh -tokoh parpol, teru tam a di tin gkat lokal, yan g berm asalah den gan h uku m karen a KKN, dapat dikatakan bah wa m ereka h adir ke pan ggun g politik bu kan den gan m isi un tu k m em perbaiki m elain kan in gin iku t m en ikm ati ju ga pelu an g-pelu an g KKN yan g du lun ya tak dapat m ereka peroleh .

  Keadaan in i disebabkan oleh tidak adan ya su m ber daya m anusia yan g cu ku p berku alitas di kalan gan parpol-parpol teru tam a di tin gkat lokal sebagai akibat dari sistem politik Orde Baru yan g pu luh an tahu n san gat h egem on ik.

  Pen yebab lain nya adalah sistem rekru tm en politik yan g tertu tu p baik un tu k legislatif m au pu n un tu k eksekutif. J ika m en gam bil con toh kabin et yan g m em im pin ekseku tif sekaran g in i m aka terlih at bah wa pen em patan pejabat- pejabat pu n cak di ekseku tif yan g secara form al m en jadi h ak prerogatif presiden , dalam praktikn ya h aru s dilakukan m elalu i negosiasi politik an tara presiden dan elit parpol atau pen du kun g kam pan ye pilpres dalam ran gka kom pen sasi politik sekaligu s m enjaga stabilitas pem erin tah an . Presiden yan g m em pun yai n iat baik un tu k m eben tu k kabin et yan g terdiri dari para ah li dan profesion al terjebak dalam tran saksi politik yan g tak dapat dihin dari. Akibatn ya, pem ben tu kan

  

zaken kabinet (kabin et ah li dan profesion al) yan g dijan jikan tak bisa dilaku kan

  den gan lelu asa, bahkan fit an d proper test yan g semu la dilaku kan u n tuk calon pejabat pada saat terakh ir pem ben tu kan kabin et tidak lagi m en jadi pertim ban gan u tam a, lebih -lebih pada saat reshu ffle.

  Un tu k lem baga legislatif rekru tm en politik yan g tertu tu p in i teru tam a m elekat pada sistem pem ilu yan g dipergun akan un tu k m erekru t wakil-wakil rakyat yakn i sistem proporsion al, dim an a pen en tu an an ggota lem baga perwakilan rakyat dapat dikatakan sepenuh nya tergan tu n g pada pim pin an partai, rakyat h anya m em ilih gam bar parpol sedan gkan calon-calon ditetapkan oleh pen gu rus parpol berdasarkan n om or u ru t yan g dapat disusu n berdasar posisi, tran saksi, atau kedekatan politik.

  Dalam h al-h al yan g pen tin g situ asi tersebu t telah m en im bu lkan sistem politik yan g oligarkis, bu kan lagi dem okratis, karen a dem okrasi itu sen diri telah diram pok oleh para eliten ya. Maka jan gan h eran jika kemudian hu ku m tidak respon sif dan dun ia peradilan ju ga koru p sebab tak m u n gkin hu ku m dan peradilan itu m enjadi baik jika politik yan g m elatarbelakan gin ya tidak dem okratis m elain kan oligarkis seperti sekaran g in i.

  Pe ra d ila n ya n g k o ru p

  Selain lem baga legislatif dan eksekutif kita juga m erasakan bah wa judicial

  

corruption di lem baga yu dikatif tak kalah m arakn ya. Kebebasan lebih lu as yan g

  diberikan oleh UU Keku asaan Keh akim an yan g baru (m u la-mu la dimu at di dalam UU No. 35 Tahu n 1999) kepada para h akim bu kan h an ya digu n akan oleh h akim un tu k bebas dari in terven si keku atan lu ar dalam m em u tus perkara tetapi ju ga oleh sebagian h akim digu n akan sebagai kebebasan u n tuk m elaku kan koru psi peradilan den gan berbagai variasin ya. Ada kasu s H erm an Alositandi dan ada kasu s H arin i Wijoso yan g semu an ya su dah dihuku m , dan ada kasus pen yu apan jaksa Tri Urip Gun awan dan Artalyta Su ryan i yan g kini pen yu apn ya su dah divon is bersalah oleh Pen gadilan Tipikor karen a telah terbu kti secara sah dan m eyakin kan bah wa yan g bersan gku tan m em an g m en yu ap.

  In i tragis, sebab lem baga per adilan adalah leadin g sector dalam pem beran tasan KKN. Logikan ya begin i: Indon esia h an cu r dan terperosok ke dalam krisis karen a koru psi, koru psi subu r dan su lit diberan tas karen a lem baga peradilan ju ga korup. Karen a lem baga keku asaan keh akim an yan g korup m aka lem baga-lem baga pen egak h u kum yan g lain seperti kejaksaan , kepolisian , dan

  

11 pen gacara ju ga m en jadi sem akin korup. 11 Kre a tivita s ko ru ps i

Dua tahun lalu ini ada dua jaksa yang dipecat karena meminta uang suap dalam satu kasus, sekarang

banyak polisi (sampai tingkat perwira) yang diadili karena korupsi. Kita tentu belum lupa ketika seorang

pengacara kondang dilaporkan telah merekayasa saksi untuk memberi keterangan palsu dengan imbalan tertentu, tapi kasus ini sekarang menguap mungkin karena kolusi juga. Ada yan g m en gatakan bah wa keadaan in i adalah warisan bu daya In don esia. Karen a m eru pakan warisan bu daya m aka kita san gat ban yak akal un tu k selalu korupsi. Bagaim an a pu n kita m en gatu r h al-h al pen tin g agar m en jadi baik atau m enjadi bersih dari KKN m aka peratu ran itu m enjadi tidak

  12

  efektif karen a selalu dapat diakali un tu k dikoru psi atau dim anipu lasi. Seperti akan dikemu kakan kemu dian pen u lis sen diri tidak terlalu percaya bah wa keadaan bu ruk in i tim bu l dan berlan gsun g karen a bu daya kita m em an g budaya koru p seh in gga san gat kreatif u n tu k korupsi; n amu n m arilah kita lih at con toh betapa m em an g kreatifn ya ban yak di an tara kita un tu k m elakukan koru psi.

  1. Pen y a tuatapan pem bin a an hakim

  Du lu kita berteriak agar pem bin aan h akim diletakkan di bawah satu atap Mah kam ah Agu n g (MA). Asu msinya jika para h akim bebas dari pen garuh atau in terven si pem erin tah m aka kin erja h akim akan lebih baik karen a dia dapat m em u tu s perkara tan pa h arus taku t berefek pada status kepegawaian dan stabilitas fin an sialnya. Nam un setelah penyatu atapan itu dilaku kan , seperti dikemu kakan di atas, dun ia peradilan bu kan m enjadi lebih baik sebab ”m afia peradilan ” dan judicial corruption yan g m elibatkan h akim m alah sem akin m arak.

  Kebebasan yan g diberikan kepada h akim tern yata oleh sebagian h akim digun akan bukan sekedar u n tu k m em bebaskan diri dari in terven si pem erin tah m elain kan digu n akan u n tuk berbu at berbagai h al yan g tidak patu t, term asu k m elaku kan korupsi.

  2. Pen ghapusan recall an ggota DPR / DPR D

  Du lu kita ju ga selalu berteriak agar tidak ada recall (pem berh en tian di ten gah jalan ) bagi an ggota DPR/ DPRD kecu ali karen a m en in ggal, m en gu n du rkan diri, atau dijatuhi huku m an pidan a den gan ku alifikasi terten tu . Maksu dn ya agar 12 para wakil rakyat bisa kritis dan tidak taku t un tu k m enyu arakan aspirasi rakyat.

  

Perlu ditekankan bahwa istilah korupsi tidak harus diartikan menurut hukum yang mensyaratkan tiga

unsur komulatif, yaitu: 1)melawan hukum, 2)memperkaya diri sendiri, orang lain atau korporasi,

3)merugikan keuangan negara. Secara umum korupsi bisa berupa tindakan memanfaatkan kedudukan untuk

menguntungkan diri sendiri yang dalam praktik dapat berupa korupsi konvensional dan korupsi nonkonvensional. Tetapi setelah tak bisa direcall ban yak an ggota lem baga perwakilan rakyat yan g berperilaku koru p dan am oral, ban yak yan g terlibat koru psi, perju dian , perbu atan asusila, pen yalah gu n aan n arkoba dan sebagain ya. Ketika disorot m ereka seakan m en an tan g balik karen a tid ak bisa direcall kecu ali setelah ada pu tu san pen gadilan , padah al selain lam a, proses peradilan itu m asih bisa dikolu sikan .

  3. Oton om i luas bagi Daerah

  Du lu kita ju ga m en eriakkan agar sistem desen tralisasi kita m en ganu t asas oton om i lu as dan DPRD diberi kedu dukan politik yan g ku at sebagai lem baga Legislatif Daerah yan g sejajar den gan lem baga Ekseku tif Daerah . Tapi yan g terjadi sesudah itu adalah m erebakn ya koru psi di kalan gan okn u m-oknum an ggota DPRD. Ban yak an ggota DPRD yan g kem u dian berkolu si atau bah kan m em eras kepala daerah den gan an cam an ’h alu s’ LPJ -n ya akan ditolak dan / atau akan dijatuh i m osi tak percaya jika perm in taan itu tak dipenuhi. Saat pem ilih an kepala daerah yan g m enu ru t UU No. 22 Tahun 1999 dipilih oleh DPRD banyak okn u m an ggota DPRD yan g diberitakan m en ju al su aranya kepada calon terten tu . Yan g kem u dian mun cu l sebagai pem en an g adalah kepala daerah yan g m am pu m em beli su ara terh adap lebih dari separoh dari selu ruh an ggota DPRD, bu kan kepala daerah yan g berku alitas dan am an ah .

  4. Pen g hidupan recall dan Pilkada lan gsun g Berdasar pen galam an bu ruk atau rapor an ggota DPRD berdasar UU No.

  22 Tahun 1999 itu m aka pada tahun 20 0 2 UU ten tan g Parpol dan UU ten tan g Susdu k MPR/ DPR/ DPD/ DPRD diu bah lagi den gan m en ghidupkan kem bali lem baga recall yan g diserahkan kepada Pim pin an Parpol. Pem ilih an kepala daerah pun diu bah den gan UU No. 32 Tahun 20 0 4 m enjadi pem ilih an lan gsu n g seh in gga an ggota DPRD tak bisa lagi m enju al su aran ya kepada calon kepala daerah .

  Tetapi lagi-lagi kreativitas koru psi mun cu l dari pin tu lain . Kalau du lu an ggota DPR/ DPRD bisa m elaku kan m an ipu lasi karen a tak dapat direcall, sekaran g gan tian pen gu ru s parpol yan g dapat m en gan cam akan (dan sudah terbu kti ada yan g) m erecall an ggotan ya den gan alasan yan g m asih kon troversial. Pada pih ak lain setelah calon kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih lan gsun g dan an ggota DPRD tak dapat m en ju al su aranya secara eceran m aka giliran okn u m pen gu ru s parpol yan g kin i gen car diberitakan m em un gu t u an g yan g tidak sedikit u n tu k kelu arn ya sebu ah rekom en dasi pen calon an . Kasus pilkada DKI du lu diram aikan oleh gu gatan calon -calon yan g gagal diusu n g

  13

  karen a m ereka telah m em bayar u an g kepada (oknu m ) parpol. Su n ggu h , oran g kita in i san gat kreatif u n tu k koru psi.

  Ap a k a h ka re n a b u d a ya ?

  Tam pak dan terasalah bah wa berbagai peratu ran peru ndan g-un dan gan un tu k m em betran tas KKN dan m en egakkan huku m selalu bisa diakali un tu k dikoru psi. Itu lah yan g kemu dian dijadikan salah satu argu m en u n tu k m en gatakan bah wa koru psi adalah bu daya kita; sebab bagaim an a pu n kita m en gatu r u n tu k m en gu bah kebiasaan korup itu tern yata selalu mu ncu l kreativitas un tu k m en gakalin ya lagi.

  Ben arkah begitu ? Sabastian Pom pe, pen ulis buku The Indonesian

  

Suprem e Court, A Study of In stitution al Collapse, m en gatakan ”n on sen s” jika

  dikatakan korupsi m eru pakan bu daya ban gsa In don esia. Dalam kaitan n ya den gan dun ia peradilan m enu ru t Pompe judicial corruption baru mun cu l setelah peristiwa Malari tah un 1974 ketika lem baga peradilan dibin a den gan sistem (dan m u lai dim asuki oleh ) kepem impin an m iliter. Itu terjadi ketika Soeh arto mu lai m elan gkah u n tu k m en gokoh kan keku asaan n ya den gan m en gkooptasi kekuasaan

  

sebagai calon i ndependen) di dalam Pilkada. UU merupakan follow up atas putusan Mahkamah Konstitusi

yang menyatakan bahwa calon perseorangan harus diberi peluang mengikuti pilkada sebab banyak calon

yang potensial tetapi tidak mendapat parpol pendukung sebagai kendaraan untuk berkompetisi di dalam

pilkada.

  14

  keh akim an . Sejak itu , kata Pompe, terjadilah kebiasaan m elayan i (pem berian

  15 am plop atau upeti) di kalan gan h akim .

  Pen u lis sepen dapat den gan Pom pe. H asil stu di yan g pern ah pen u lis laku kan m enujukkan bahwa dalam periode terten tu sejarah In don esia, tepatn ya pada tahun 1950 -an , tern yata h u kum dapat ditegakkan den gan baik m elalui pim pin an-pimpin an yan g tegas dan pen uh in tegritas. Pada periode itu kita m en catat n am a h aru m J aksa Agun g Soeprapto yan g tegas m en gaju kan siapapun , term asu k m en teri, ke pen gadilan karen a m elaku kan tin dak pidan a; begitu ju ga pada saat itu terlih at m un cu lnya h akim-h akim yan g juju r dan beran i m en ghu ku m pejabat yan g terbu kti m elakukan tin dak pidan a.

  Den gan dem ikian pan dan gan bah wa korupsi adalah bu daya ban gsa tidak dapat kita terim a karen a du a h al. Pertam a, pan dan gan itu berten tan gan den gan fakta sejarah ; kedua, kalau kita m em percayai pan dan gan itu berarti percaya pu la bah wa apa pu n yan g akan kita laku kan akan cen derun g gagal sebab bu daya itu san gat su lit un tu k diu bah .

  16 Etik a d a n Mo ra l Ta k Lan d a s i Pe n e ga kan H u ku m

  Selan ju tn ya m arilah kita lih at hubu n gan an tara hu ku m , khusu sn ya pen egakan huku m , den gan etika dan m oral. Seperti dikemu kakan di atas, ban yak sekali pelan ggar h u ku m (term asu k pen egak huku m yan g sen gaja m elan ggar hu kum m elalu i judicial corruption ) yan g m em perm ain kan form alitas huku m un tu k m elem ah kan hu ku m itu sen diri. Atas n am a kepastian hu ku m banyak pelan ggar h uku m yan g bersikap dan berlagak tidak salah h an ya karen a belu m 14 dibu ktikan kesalah an n ya di pen gadilan . Padah al secara etik dan m oral m ereka

  

Pada era Orde Lama di bawah Bung Karno pengadilan juga dikooptasi oleh eksekutif sehingga tak

berdaya, tetapi ketika itu ketidakberdayaan lembaga peradilan lebih merupakan ketidakberdayaan politik

yang kemudian dituangkan secara resmi di dalam UU bahwa Presiden dapat mengintervensi Pengadilan.

Buruknya dunia peradilan sekarang bukan pada soal politik tetapi disinyalir lebih dipengaruhi oleh jual beli

15 perkara. 16 Lihat dalam majalah mingguan GATRA No. 21 Tahun XII, tanggal 8 April 2006.

  

Bagian ini dan beutir-butir berikutnya disunting dan ditulis ulang dari makalah penulis yang disampaikan

sebagai orasi ilmiah pada wisuda sarjana Universitas Islam Kadiri (UNISKA) tanggal 15 Desember 2007

yang kemudian ditulis ulang dan dipresentasikan dengan judul “Kepemimpinan Nasional yang Berbasis

Konstitusi” pada Seminar Nasional tentang Kepemimpinan Nasional yang diselenggarakan oleh Keluarga Alumni UII Wilayah Sulawesi Selatan dan CDLS Yogyakarta di Palembang tanggal 5 Mei 2008. in i nyata-n yata bersalah atau seku ran g-ku ran gn ya ada com m on sense (pan dan gan u mum yan g wajar) bah wa m ereka bersalah . Mereka bebas berkeliaran kem an a-m an a sam bil berorasi ten tan g pem ban gu n an dan pen egakan hu kum . Mereka tidak m au mun du r dari jabatan n ya den gan alasan belu m dibu ktikan oleh pen gadilan dirinya bersalah , padah al pen gadilan selain m em akan waktu lam a ju ga m en galam i krisis kepercayaan . Akibatnya, ada gu yon an agak sin is bah wa n egara kita in i dipim pin oleh para pelaku krim in al, u tam an ya para koruptor, yan g berlin du ng di bawah form alitas-form alitas hu kum .

  H al in i ada kaitann ya den gan pelaksan aan pen didikan kita yan g lebih ban yak berorien tasi pada keah lian tekn is bah kan lebih bu ru k dari itu berorien tasi pada pen gelu aran ijasah un tu k dijadikan tiket m eraih kedudu kan terten tu di pem erin tah an dan di ten gah -ten gah m asyarakat.

  Marilah kita foku skan perh atian kita pada kin erja huku m sebagai akibat ru n tuhn ya etika keilmu an dan in tegritas kecen dekiawan an dari kon sepsi pen didikan yan g ju ga salah dalam bidan g hu ku m .

  Pada saat in i ban yak sekali oran g m elaku kan pelan ggaran h ak-h ak n egara dan h ak m asyarakat tetapi m erasa tidak bersalah karen a tidak m erasa m elan ggar hu kum form al. Mereka den gan sen akn ya m eram pok h ak-h ak m asyarakat tetapi karen a tidak salah secara hu kum form al m aka m ereka m erasa tak m elaku kan kesalah an apa pun . H uku m form al kem u dian dijadikan alasan un tu k berlin dun g dari kejah atan etik dan m oral padah al hu kum form al itu m eru pakan legalisasi dari etika dan m oral. Artin ya seben arn ya sem u a huku m form al itu adalah etika dan m oral yan g diform alkan . Oleh sebab itu seh arusnya etika dan m oral itu lebih diu tam akan dari sekadar form alitas-form alitas huku m .

  Dalam kaitan etika in i penu lis pern ah m enyajikan artikel di H arian J awa

  17 Pos berju du l “Politik-Hu ku m Kan cil Pilek,” Di dalam cerita fiktif in i dikisah kan

  bah wa oran g bisa m en jadi tak juju r dan tidak beran i berbicara apa adan ya karen a tersan dera oleh keadaan , dih egem on i oleh keku atan di lu ar dirinya, dan taku t 17 un tu k m en gatakan sesu atu yan g salah karen a dirin ya sen diri m elaku kan

  Moh. Mahfud MD, “Politik-Hukum Kancil Pilek,” dalam harian Jawa Pos, (tanggal, tak terlacak tapi sekitar Mei 2007). kesalah an yan g sam a seh in gga dia bersikap seperti kan cil pilek dalam cerita di bawah in i.

  Syah dan di sebu ah hu tan rim ba h idu plah h arim au si raja rim ba yan g m em erin tah rim ba itu den gan sewen an g-wen an g dan kejam . Pada su atu h ari san g h arim au m en den gar kabar, di kalan gan rakyatn ya beredar gu n jin gan bahwa badan san g raja bau , pesin g, dan m em bu at m u al bin atan g lain . Merasa risih den gan desas desu s itu . Si raja rim ba m em an ggil tiga pim pin an bin atan g u n tuk m en dapat kepastian .

  Mu la-mu la dia m em an ggil pim pin an bin atang an jin g, seekor h erder yan g besar. “Men u ru tmu ben arkah badan saya in i bau ?” tan ya h arim au sam bil m en yoron gkan badan n ya kepada h erder itu agar dibau . “Am pu n tu an raja yan g m u lia, m em an g ben ar badan tu an bau dan m em u alkan ,” jawab h erder tersebu t den gan juju r. Men den gar itu san g h arim au jadi m arah . “Ku ran g ajar, beran i ben ar kam u m en gh in a raja di rim ba in i,” kata san g h arim au sam bil m en erkam dan m erobek-robek si h erder sam pai lu m at.

  Kem udian dipan ggillah pim pin an rakyat kijan g. “Apakah m enu ru tmu badan ku in i bau ?” tanya h arim au kepada pim pin an kijan g itu . Karen a taku t dirobek-robek seperti h erder m aka, setelah m em bau badan h arim au , pim pin an kijan g itu berkata. “Ampu n yan g mu lia, tern yata badan yan g mu lia h aru m m en yegarkan ,” katan ya. Tapi tiba-tiba san g harim au m en erkam pim pin an kijan g sam bil m en gau m keras. “Ku ran g ajar, m u n afik; beran i ben ar kam u m em boh on gi raja,” teriakn ya sam bil m en cabik-cabik tu buh pim pin an kijan g.

  Beriku tn ya dipan ggillah pimpin an rakyat kan cil yan g kemu dian datan g den gan gelisah dan ketaku tan . Bagaim an a dirin ya h aru s m en jawab pertan yaan h arim au si raja rim ba? Kalau m enjawab ju jur seperti h erder bisa dirobek-robek karen a dian ggap beran i ku ran g ajar, kalau berboh on g agar raja sen an g bisa dicabik-cabik seperti kijan g.

  Ketika m em bau tu buh h arim au si kan cil bersin (w ahing) karen a tu buh raja rim ba itu bau nya m em an g m en yen gat. “Bagaim an a m en u ru tmu , kan cil? Apa badan saya m em an g bau ?,” tan ya h arim au sam bil m em ben tak. Den gan gem etar kan cil itu m en jawab. “Maaf raja rim ba yan g m u lia, saya sedan g pilek, hidun g lagi

  “Kok, tadi kamu bersin ? Apa karen a badan saya bau ?” kejar san g h arim au . “Ya, saya bersin justru karen a pilek itu ,” jawab kan cil lebih beran i. San g h arim au akh irnya m elepaskan san g kancil yan g cerdik itu .