Persepsi Bunyi pada Tanaman Tomat terhadap Variansi Asam Klorida

ISBN: 978-602-72412-0-6

  

Persepsi Bunyi pada Tanaman Tomat terhadap Variansi Asam Klorida

Dhynie Soesila,Wiji Astuti HM, Feti Utami

  Abstrak

  Persepsi tanaman merupakan sebuah kemampuan untuk menanggapi

rangsangan. Persepsi tanaman berubah sejalan dengan stimulus yang diberikan. Untuk

memahami persepsi tanaman diperlukan transformasi dalam biokomunikasi conscious

(sadar) melalui pengukuran dan relasinya dengan kondisi morfologi tanaman, sehingga

respon terhadap stimulus pada tumbuhan tersebut dapat diketahui melalui ada tidaknya

perubahan kenampakan morfologi tumbuhan tersebut. Tanaman tomat memiliki keunikan

pada bagian batang, karena batangnya herbaceus, memilki sedikit jaringan sekunder

namun dapat tumbuh tegak. Tanaman tomat merupakan tumbuhan dikotil dengan tipe

berkas pengangkut kolateral terbuka. Fokus penelitian adalah persepsi bunyi tanaman

tomat terhadap variansi asam klorida yang akan divisualisasikan melalui grafik.

  Metode yang digunakan adalah mixed method eksperimen. Pengumpulan data

dilakukan dengan membandingkan warna batang, kerapuhan dan pengukuran persepsi

bunyi tanaman tomat ketika diberikan stimulus berupa larutan HCl 3% 4,2 mL dan 37%

4,2 mL pada tanah terhadap resistensi tomat yang tidak diberikan stimulus dengan

menggunakan alat VFC.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi bunyi tanaman tomat pada

perlakuan HCl 3% 4,2 mL dan HCl 37% 4,2 mL terdapat perbedaan dari tahap pre test,

test dan tahap post test dalam waktu 15 menit. Pada perlakuan HCl 37 % 4,2 mL

morfologi batang mengalami perubahan warna dari hijau ke merah kecoklatan.

  Kata kunci: Persepsi, bunyi, tanaman tomat, asam klorida.

I. PENDAHULUAN Bumi merupakan salah satu planet yang didalamnya terdapat sejumlah kehidupan.

  Kehidupan di dalamnya meliputi interaksi antar makhluk hidup baik hewan, tumbuhan, manusia ataupun lingkungan abiotiknya. Makhluk hidup dalam kehidupannya selalu mengadakan interaksi terutama manusia. Manusia akan berusaha menanggapi segala bentuk rangsangan baik itu yang berupa hal yang membahayakan ataupun sebaliknya. Tidak jauh berbeda debgan tanaman, tanaman juga mampu menanggapi rangsang ketika dalam keadaan bahaya sekalipun.

  Persepsi tanaman merupakan sebuah kemampuan untuk menanggapi rangsangan dan kehadiran dari makhluk hidup lain. Persepsi tanaman berubah sejalan dengan stimulus yang diberikan. Secara perilaku tanaman mempunyai kesamaan dengan manusia dalam keadaan senang ataupun takut, ketika tanaman dalam keadaan terancam maka pikiran akan mengeluarkan, mengucapkan kondisi seperti dengan manusia ketika dalam keadaan takut (Backster, 1968).

  

Persepsi Bunyi pada Tanaman Tomat terhadap Variansi Asam Klorida

  lampiran elektroda untuk mengukur bagaimana daun tanaman Dracaena massangeana mengisap air dari tanah di dalam pot di kantornya dengan menggunakan mesin pendeteksi kebohongan. Tanaman bisa bereaksi terhadap rasa sakit yang tengah di derita pemeliharanya. Suatu hari jari Backster teriris sewaktu sedang merawat tanamannya. Ketika lukanya diolesi yodium, mesin poligraf mencatat reaksi yang begitu kuat. Bisa saja hal tersebut dianggap reaksi atas sakit yang dialami Backster, tetapi ia justru berkesimpulan jika tanaman itu bereaksi terhadap matinya sejumlah sel tubuh pemiliknya. Penelitian dari Backster yang lain yaitu udang laut dan pohon anggur hasil percobaannya menunjukkan jika tanaman-tanaman itu memperlihatkan reaksi kuat ketika udang-udang laut itu mati. Hal ini berarti kemampuan persepai pada tanaman dapat berfungsi secara bebas tanpa keterlibatan manusia.

  Salah satu wujud persepsi tanaman yang tidak dapat diamati namun berfungsi sebagai bentuk biokomunikasi adalah bunyi dari tanaman. Bunyi merupakan sebuah gelombang longitudinal dalam sebuah medium, tanaman mampu berkomunikasi menggunakan bunyi sebagai bentuk respon terhadap stimulus. Persepsi merupakan salah satu bentuk biokomunikasi unconscious (bawah sadar) tanaman dalam menggambarkan kondisinya, baik ketika menerima stimulus berupa senyawa kimia maupun dalam keadaan kritis mati, sehingga secara tidak langsung suatu tanaman akan langsung merespon dari stimulus yang diberikan. Dengan kata lain suatu stimulus dapat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan suatu tanaman atau tidak. Untuk memahami persepsi tanaman diperlukan transformasi dalam biokomunikasi conscious (sadar) melalui pengukuran dan relasinya dengan kondisi morfologi tanaman, sehingga respon terhadap stimulus pada tumbuhan tersebut dapat diketahui melalui ada tidaknya perubahan kenampakan morfologi tumbuhan tersebut.

  Tanaman tomat memiliki akar tunggang, akar cabang serta akar serabut yang berwarna kepuith-putihan dan berbau khas. Perakaran tanmanan tidak terlalu dalam, menyebar ke segala arah hingga kedalaman rata-rata 30-40 cm, namun dapat mencapai kedalaman hingga 60-70 cm. Akar tanman tomat berfungsi untuk menopang berdirinya tanaman serta menyerap air dan unsur hara ke dalam tanman. Oleh karena itu, kesuburan tanaman di bagian atas sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, dan produksi buah, serta benih tomat yang dihasilkan (Redaksi Agromedia,2007). Menurut Lawrence 1951, Becker brink jr 1965 serta Heywood 1974 tanaman tomat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Sub Kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Asteridae Ordo : Solanales Famili : Solanaceae (suku terung-terungan) Genus : Solanum Spesies :Solanum lycopersicum L.

  Tomat merupakan tanaman herba semusim yang tumbuh tegak dengan tinggi berkisar antara 0,5-2,5 m dan bercabang. Tomat memiliki akar tunggang, batang bentung silinder dan bercabang. Kulit btang berwarna hijau dan berrambut. Warna daun hijau tua dan merupakan

ISBN: 978-602-72412-0-6

  bunga yang disebut rasemosa dan terdiri atas 4-12 bunga per tandan. Bunganya hermafrodit dan aktinomorf, kalik dan korola masing-masing terdiri atas 5 sepal dan 5 petal yang saling berlekatan. Buah tomat termasuk buah buni, dengan beragam bentuk maupun ukurannya. Buah beruang 2 atau lebih yang mengandung sejumlah biji. Diameter buh 2-8 cm. Kulit buah berwarna merah atau kuning ketika masak. Warna buah ditentukan oleh pigmen likopen dan betakaroten. Likopen menyebabkan warna merah pada buah, sedangkan beta karaoten bertanggung jawab terhadap warna kuning (LIB,2015).

  Clorida (Cl) merupakan salah satu unsur mikronutrien yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Klor berfungsi sebagai pemindah hara tanaman, meningkatkan osmose sel, mencegah kehilangan air yang tidak seimbang, memperbaiki penyerapan ion lain,untuk tanaman kelapa dan kelapa sawit dianggap hara makro yang penting. Juga berperan dalam fotosistem II dari proses fotosintesis, khususnya dalam evolusi oksigen. Sedangkan bila dalam bentuk asam klorida (HCl) merupakan larutan jernih, tidak berwarna dalam air. HCl juga

  

dapat diserap oleh tanaman sebagai nutrisi mikro Cl bila tersedia dalam konsentrasi rendah,

sedangkan bila dalam konsentrasi tinggi mampu mempengaruhi dan bahkan merusak tanaman

karena HCl merupakan asam pekat dengan kata lain HCl dapat memberikan stress atau

cekaman pada tanaman.

  Cekaman adalah segala kondisi perubahan lingkungan yang mungkin akan menurunkan atau merugikan pertumbuhan atau perkembangan tumbuhan. Sebagai bagian dari ekofisiologi, bidang ini dinamakan fisiologi cekaman. Cekaman biologis ialah segala perubahan kondisi lingkungan yang mungkin akan menurunkan atau merugikan pertumbuhan atau perkembangan tumbuhan ( fungsi normalnya ). Menurut Mulyani (2006) faktor lingkungan yang sering dialami oleh tanaman adalah cekaman dimana faktor ini akan mengurangi laju pada proses fisiologi. Dalam keadaan cekaman seperti ini tanaman memiliki cara tersendiri untuk menghadapi efek yang akan merusak pada dirinya yang ditimbulkan oleh cekaman. Setiap tanaman akan memberikan respon yang berbeda-beda untuk menghadapi cekaman, semua tergantung pada jenis tanamannya. Apabila tanaman mampu dalam menghadapi cekaman yang terjadi maka tanaman itu bisa dikatakan sebagai tanaman yang memiliki tingkat resisten yang sangat tinggi terhadap cekaman. Tanaman melakukan adapatasi pada cekaman dengan cara meekanisme morfologi dan fisiologi. Mekanisme yang paling mudah diketahui adalah morfologi karena pada mekanisme ini yang terlihat perubahannya adalah secara morfologi organ-organ tanaman yang meliputi akar, batang, daun dan lain

  • – lain. Berdasarkan hal diatas maka di dapatkan permasalahan sebagai berikut apakah ada perbedaan intensitas bunyi tanamn tomat yang diberi larutan HCl 3% dan 37% dengan volume 4,2 ml. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui resistensi dan bunyi tanaman tomat terhadap cekaman berupa HCl dengan konsentrasi yang berbeda. Sebagai mahkluk hidup, tanaman mempunyai persepsi karena mengandung air, termasuk tanaman tomat (Solanum

  

lycopersicum ) sehingga resistensi merupakan indikator kondisi tanaman tomat (Solanum

lycopersicum ) sehat atau tidak. Tanaman tomat mempunyai batang dan daun berwarna hijau,

  berbulu kasar, mempunyai kelenjar yang dapat mengeluarkan bau kuat yang khas (Pracaya, 1998). Indikator fisologi seperti warna batang dan tingkat kerapuhannya sehingga permasalahan penelitian adalah persepsi bunyi tanaman tomat terhadap variansi asam klorida.

  

Persepsi Bunyi pada Tanaman Tomat terhadap Variansi Asam Klorida

METODE PENELITIAN

  ` Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2014. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah mix

  • – methods eksperimen. Pengumpulan data dilakukan dengan membandingkan warna batang, kerapuhan dan pengukuran bunyi tanaman tomat ketika diberikan stimulus berupa larutan HCl 3% 4,2 ml pada tanah terhadap resistensi tomat dengan stimulus larutan HCl 37% 4,2 ml.

  Alat yang digunakan dalam lain adalah alat ukur VFC (Voltage to Frequency Conferter), jarum pentul, laptop. Sedangkan bahan yang digunakan antara lain 2 tanaman tomat (Solanum lycopersicum), HCl dengan konsentrasi 3% dan 37% dengan volume 4,2 ml.

  Teknik analisis data mempergunakan audacity untuk memberikan gambaran tentang bagaimana persepsi bunyi tanaman tomat, ketika diberikan stimulus berupa HCl 3% 4,2 mL dan 37% 4,2 mL.

  Cara kerja dari penelitian ini yaitu 2 tanaman tomat disiapkan dalam media tanam kemudian diukur bagian batangnya dengan menggunakan alat VFC dan dicatat hasilnya sebagai kontrol. Lalu satu tanaman tomat diberi HCl 3% dan yang satunya diberi HCl 37% dengan volume masing-masing 4,2 ml dan keduanya diukur pula dengan menggunakan VFC dan dicatat hasilnya yang berupa bunyi dan morfologi dari tanamn tomat.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

  Penelitian menunjukkan bahwa tanaman tomat yang diberikan stimulus berupa HCl 3% 4,2 mL dan 37% 4,2 mL. Secara morfologi, tanaman tomat yang diberi stimulus 3% menunjukan pertumbuhan tanaman lebih baik, mulai dari tinggi tanamam, batang yang kokoh dan warna tanaman yang hijau dibandingkan dengan tanaman tomat diberi stimulus HCl 37%. Tanaman tomat yang diberi stimulus HCl 37% terjadi perubahan warna dan kerapuhan batang, tanaman tomat yang semula berwarna hijau segar menjadi coklat layu. Perbandingan persepsi bunyi tanaman tomat diberi stimulus 3% dan 37% dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

  1. Gambar 1. Sebelum diberi stimulus 2.

  Gambar 2. Pemberian Stimulus HCl 3%

ISBN: 978-602-72412-0-6

  3. Gambar 3. Pemberian Stimulus HCl 37% Tanaman tomat merupakan tanaman herbaceus atau bertipe batang basah, sehingga secara morfologi perubahan yang terjadi pada batang ketika diberikan stimulus akan terlihat. Pada percobaan ini digunakan perlakuan dengan penambahan HCl (asam klorida) yang disuntikan di tanah. HCl merupakan unsur hara mikro yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah sedikit, ion Cl berperan penting dalam transfer elektron didalam klorofil, sehingga terbentuk senyawa ATP berenergi tinggi. ATP yang terbentuk dapat digunakan dalam proses fotosintesis. Konsentrasi HCl 1 - 5% baik bagi tanaman, namun konsentrasi melebihi 5% akan menyebabkan tanaman layu bahkan mati. Ketika HCl dengan konsentrasi 37% disuntikan ke dalam tanah, kondisi larutan tanah yang semula encer akan menjadi pekat, ph tanah berubah menjadi asam. Sehingga jumlah anion di dalam tanah lebih banyak dari pada jumlah kation. HCl merupakan senyawa yang baik dalam menghantarkan listrik, dimana H+ adalah kation dan CL- adalah anion, apabila kation dan anion bertemu akan terjadi polarisasi menyebabkan adanya kelistrikan sehingga dapat mengantarkan muatan yang berguna bagi proses pengangkutan air dan unsur hara dari tanah ke daun.

  Tanaman tomat dapat tumbuh optimal pada tanah dengan pH 5,5

  • – pH 6,8 tetapi tanaman tomat masih toleran pada derajat keasaman dengan pH 5
  • – pH 7. Derajat keasaman tanah berpengaruh terhadap kegiatan organisme tanah terutama dalam penguraian bahan organik tanah dan tersedianya zat-zat hara yang dapat diserap oleh tanaman (Bina Karya Tani, 2009).

  Proses penyerapan air pada tanaman terjadi melalui simplas dan apoplas, jalur simplas air melewati sitoplasma dan jalur apoplas air melewati dinding sel tanaman , air dan unsur hara dalam tanah akan diserap oleh akar. Mekanisme penyerapan air dan unsur hara pertama diserap melalui bulu akar

  • – epidermis- korteks- endodermis- pita caspary – xylem – mesofil daun. Proses penyerapan air dan unsur hara tersebut dapat terjadi apabila kondisi lingkungan di dalam tanah bersifat hipotonis sedangkan kondisi di dalam tumbuhan bersifat hipertonis sehingga air dan unsur hara yang ada di dalam tanah akan terserap oleh akar sebab air akan bergerak dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi. Namun apabila kondisi lingkungan di dalam tanah bersifat hipertonis sedang kondisi di dalam tumbuhan bersifat hipotonis maka secara otomatis akan menyebabkan air dari dalam tumbuhan keluar menuju tanah sebab konsentrasi di dalam tanah lebih tinggi dari pada di dalam tumbuhan, dengan kata lain tidak terjadi penyerapan air dan unsur hara oleh tumbuhan. Apabila kondisi ini terjadi maka proses fotosintesis akan terhambat, jika fotosintesis terhambat maka bagian tanaman tidak cukup memperoleh nutrisi hal ini dapat dilihat pada keadaan batang yang semula berwarna hijau

  

Persepsi Bunyi pada Tanaman Tomat terhadap Variansi Asam Klorida

  lama-kelamaan tumbuhan akan mati.

  Pengukuran bunyi tanaman tomat dilakukan dengan alat VFC, berdasarkan grafik persepsi bunyi tanaman tomat ketika tidak diberi stimulus menunjukan intensitas bunyi yang cukup stabil yaitu pada -27 db sampai -5,8 db. Berbeda dengan tanaman tomat yang diberi stimulus HCl 3% memiliki intensitas bunyi -28,6 db sampai -7,1db dan tanaman tomat yang diberi HCl 37% sebanyak 4,2 ml dalam waktu 1 jam menunjukkan perubahan intensitas bunyi yaitu dari -29,1 db sampai -7,7db. Apabila resistensi turun maka intensitas bunyinya menurun. Intensitas bunyi yang kuat menyebabkan ikatan antar ion semakin kuat sehingga laju pengangkutan air dan unsur hara dari dalam tanah ke tumbuhan dapat berlangsung dengan lancar, namun apabila intensitas bunyi kecil atau rendah maka daya tarik menarik atau ikatan antar ion semakin lemah maka proses pengangkutan air dan unsur hara tidak berjalan lancar sebab daya hantar listrik atau daya hantar muatan yang membantu dalam proses pengangkutan air dan unsur hara juga akan semakin kecil. Pemberian HCl 37% menunjukan penurunan aktivitas pertumbuhan dari batang yang tegak berubah menjadi semakin layu. Sehingga dapat dikatakan semakin tinggi resistensi dan intensitas bunyi maka aktivitas tanaman tomat juga akan cenderung stabil. Sedangkan semakin rendah resistensi dan intensitas bunyi maka aktivitas pertumbuhan tanaman tomat akan cenderung menurun bahkan mati.

  IV. KESIMPULAN

  Secara morfologi, tanaman tomat yang diberi stimulus 3% menunjukan pertumbuhan tanaman lebih baik, mulai dari tinggi tanamam, batang yang kokoh dan warna tanaman yang hijau dibandingkan dengan tanaman tomat diberi stimulus HCl 37%. Tanaman tomat yang diberi stimulus HCl 37% terjadi perubahan warna dan kerapuhan batang, tanaman tomat yang semula berwarna hijau segar menjadi coklat layu. Persepsi bunyi tanaman tomat ketika tidak diberi stimulus menunjukkan intensitas bunyi yang berbeda-beda, semakin pekat pemberian konsentrasi HCl maka intensitas bunyi semakin rendah dan resistensi tanaman semakin rendah pula.

  V. DAFTAR PUSTAKA

  Backster, Cleve. 1968. Evidence of a Primary Perception in Plant Life: International Journal of Parapsychocology volume 4: Parapsychology foundation inc New York. Bina Karya Tani.2009. Pedoman Bertanam Tomat. Bandung: Yrama Widya. Mulyani, Sri E. S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius. LIB.2015.Http:// lib.ui.ac.id/file?file=digital/124338-BIO.Diakses tanggal 30 Maret 2014. Pracaya. 1998. Bertanam Tomat. Yogyakarta : Kanisius. Redaksi Agromedia.2007.Panduan Lengkap Budi Daya Tomat.Jakarta: Agromedia.