Manusia Prilaku dan Lingkungan yang memp

A. Pendahuluan
Manusia, Prlaku dan lingkungan yang mempengaruhinya itulah yang
kami bahas didalam

makalah kami ini tentang seluk beluk manusia sebagai

makhluk yang memiliki dua unsur yaitu jasmani dan rohani sifat yang menarik
dan kompeleks menarik untuk diteliti. Kajian tentang manusia ini yang terkait
dengan dimensi Prilaku manusia melalalu lingkungan telah mendapat perhatian
dunia barat atau dunia islam. Sehingga tidak mengherankan kajian ini sangat
signifikat
B. Pembahasan
1. Karakteristik Manusia
Manusia sebagai makhluk yang terdiri dari dua unsur, yaitu di
jasmani dan rohani(psiko fisik), selalu menarik untuk dibicarakan,
sifatnya yang unik dan kompleks selalu menarik untuk diteliti.
Kajian tntang manusia yang terkait dengan dimensi fisik atau
jasmani telah banyak mendapat perhatian di dunia barat ataupun di
dunia islam. Sehingga tidak mengherankan kajian ini sangat cepat
dan sign ifikan.
Berbeda dengan kajian tentang dimensi rohani (kejiwaan), di dunia

barat kajiantentang jiwa kurang mendapatkan perhatian dari para
sarjana sehingga perkembnagannya kurang begitu pesat.Hal ini
disebebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya karena manusia
secara kejiwaan mempunyai faktor diantaranya karena manusia
secara

kejiwaan

mempunyai

bawaan

yang

berbeda-beda,

perkembangan dan pertumbuhan jiwa yang tidak sama. Terkait
dengan pembatasan pengetahuan tentang manusia itu, kaum
agamawan memberikan penjelasan bahwa manusia adalah satusatunya makhluk yang dalam penciptaannya terdapat ruh ilahi.
Hakikat manusia terletak pada hidup kejiwaanya (rohani-nya).

( Faizah & lalu 2009:40)
1. Konsep manusia Menurut psikologi.

1

Telah banyak aliran psikologi yang melahirkan teori-teori
tentang manusia,tapi ada empat pendekatan yang doniminan :
a.

Psikoanalis sebuah alran dalam psikologi yang melukiskan
manusia sebagai makhluk yang di gerakan oleh ke inginan-

b.

keinginan terpendam ( homo valens).
Behavorisme aliran dalam psikologi yang memandang
manusia

c.


sebagai

makhluk

yang

digerakan

oleh

lingkungan(homo mechanicus)
Psikologi kognitif aliran psikologi yang melihat manusia
sebgai

makhluk

yang

aktif


mengorganisasikan

dan

mengolah stimuli yang diterimanya (homo sapines).
d. Psikologi humanistis, mengambarkan manusia sebagai prilaku
dalam merumuskan strategi transak-sional dalam lingkunganya
(homo ludens). (Faizah,Lalu 2009:41)
2. . HAKIKAT MANUSIA
Dalam upaya menerangkan hakikat manusia itu timbul berbagai
pendapat dari para pemikir . Pendapat-pendapat itu oleh David
Schaneider (1976)( dalam Abu Ahmaddi 2007: 39) di golongkan sebagai
berikut .
a.

Manusia sebagai hewan.
Sebagai manusia mempunyai berbagai naruli dasar yang
mengendalikan dan mengerahkan prilakunya agar dapat bertahan
dari segala ancaman, yaitu hubungan seks, makan, bertahan diri,
dan pertahanan kelompok terhadap serangan dari luar.

Menurut sigmund Freud ada dua jenis naluri atau insting, yaitu
insing seksual ataupun libido(untuk kelangsungan keturunan dan
kelangsungan jenis) dan insting ego (untuk kelansungan hidup atau
preservasi) misalnya haus dan lapar

2

Tokoh lain juga mengemukakan tentang insting adalah William Mc
Dougall yang mengakui banyak insting. Menurut Mc dougall, insting
adalah disposisi bawaan (bakat) yang mengarahkan perhatian,
perasaan dalam cara tertentu. Arahan insting ini adalah tujuan
prilaku.. tidak ada tujuan prilaku tujuan. Misal burung membuat
sarangnya tanpa diajari siapapun. Tujuan membuat sarang tersebut
adalah tujuan insting atau naluri untuk melindungi anak-anaknya
agar jangan dimakan oleh hewan lain

b Manusia sebagai pencari keuntungan.
Doktirn bahwa manusia mengejar kesenangan dan menghindar dari
kesakitan, disebut Hedonisme. Dalam abad 17-18 diktrn ini menjadi
dasar dari analisis pisikoligi karna pengaruh paham Epicurean.

Kettika terjadi revolusi industri di Eropa, kecenderungan ini di
perkuat karena bisnis mulai mencari keuntungan untuk dirinya
sendiri atau keluarga, atau sekelompok kecil sendiri bukan
kepentingan untuk seluruh umat.
Thibaut dan kelly adalah peneliti psikologi yang
mengembangkan teori tentang hukum ekonomi dalam psikologi.
Teori yang dinamakannya teori timbal balik (excehsnge theory)
menjelaskan adanya prinsip untung-rugi (rewerd-cost ratio) dalam
interaksi antar manusia.
c. Manusia sebagai salah satu unsur dalam lingkungan fisika.
Beberapa teoretikus mulai tidak tertarik pada sumber
motivasi , tetapi lebih bermanfaat untuk mempelajari perwujutan
motivasi itu dalam bentuk prilaku fisik. Gejala ini terjadi akibat
pengaruh dari ahli fisika Galileo dan Newton terhadap Thomas
hobbes. Menurut pandangan ini, setiap gerak tubuh manusia

3

merupakan refelksi dari operasi gabungan berbagai daya yang ada
dilapangan. Jadi analog dengan jatuhnya sebuah bola yang

merupakan hasi daya tarik bumi. Dengan demikian, motivasi
menurut Hobbes adalah derakan miniatur didalam tubuh. Model
newton ini digunakan untuk menerangkan hubungan manusia. Misal
anak yang meraih kue disebabkan karena kue itu mempunyai daya
tarik yang kuat bagi si anak.
d. Manusia sebagai ilmuan
Pandangan lain perpendapat bahwa manusia cendrung ingin
mengerti lingkungan fisik dan sosialnya. Selain itu ia ingin
mengontrol lingungkungannya. Jadi manusia cendrung berpikir
sebab akibat dan cendrung mengolong-golongkan segala sesuatu
(baik,buruk,benar-salah,dan

sebagainya)

sebagaimana

layaknya

seorang ilmuan. Pandangan bahwa manusia itu bagaikan ilmuan di
kemukan, antara lain oleh aliran psikolgi kognitif. Psikologi kognitif

adalah bahwa manusia ingin mengerti lingkungan dalam keadaan
yang dapat diramalkan dan jika dapat di kendalikan. Jika keadaan
dapat mengerti, diramalkan, atau dikendalikan akan timbul keadaan
yang disebut ‘disonansi kognitif’’. Misal, jika seorang melihat
oranglain membawa payung dan basah kuyup padahal hari cerah,
atau seorang ibu membeli sebuah tas yang cantik tetapi suaminya di
rumah mencelah, timbulah keadaan disonan itu. ( Abu ahmdi
2007:39-42)

3.. PRILAKU MANUSIA
a. Pegertian prilaku
4

Menurut Soekidjo Notoatmojo (dalam Herri & Namora 2010:27) Prilaku
adalah totalitas dari penghayatan dan aktivitas yang memengaruhi
perhatian, pengamatan, pikiran , daya ingat dan fantasi seseorang.
Meskipun prilaku adalah totalitas respons juga sangat tergantung pada
karakteristik sesorang.
Maka secara umum disimpulkan bahwa prilaku adalah totalistas
dari penghayatan dan reaksi seseorang yang langsung terlihat atau yang

tida tampak.
b. Aspek-aspek prilaku.
1). Pengamatan
Pengamatan adalah pengenalan objek dengan cara melihat,
mendengar, meraba,membau,dan mengecap. Aspek-aspek dari
pengamatan adalah :
(a) Penglihatan adalah pengenalan objek luar melalui simbolis
kedalam simbol, lambang, atau warna yang memberika arti,
kesan atau watak.
(b) Pendengaran adalah proses penerimaan suara dan sebenarnya
yang didengar adalah suara sebagai suatu makna arti.
(c) Penciuman(pembauan) adalah proses pengenalan objek-objek
luar melalui indra penciuman yang pada akhrinya dapat
membentuk prilaku sesorang.
(d) Pengecapan adalah proses pengenal objek-objek luar melalui
alati ndra pengecapan, seperti rasa asam, manis,asin ataupun
pahit.
(e) Rasangan indra kulit, adalah proses pengenalan objek-objek luar
melalui rangsangan indra kulit berhubungan dengan indra rasa
sakit (pain), peradaban (pressure),rasa panas, dan dingin.

a. Perhatian

5

Sokidjo

Notoatmodjo(dalam

Herri

&

Namora

2007:28)

mengatakan bahwa perhatian adalah kondisi pemusatan energi psikis yang
tertuju kepada objek yang dianggap sebagai kesadaran seseorang dalam
aktivitas.
(a)


Berdasarkan objeknya, adalah perhatian yang timbul akibat luas
tidaknya objek yang berhubungan dengan perhatiannya. Perhatian
berdasarkan objek dibedakan menjadi perhatian terpencar dan

(b)

perhatian terpusat.
Berdasarkan intensitas, adalah banyak atau tidaknya kesadaran
melakukan kegiatan dengan intensitas atau tanpa intensitas. Apabila
semakin banyak kesadaran terhadap kegiatan, maka semakin intensif

(c)

perhatian.
Berdasarkan timbulnya, Terdiri dari perhatian spontan dan perhatian
disengaja. Perhatian spontan adalah perhatian yang timbul tanpa
diinginkan individu. Perhatian sengaja adalah usaha usaha untuk

(d)

perhatian.
Berdasarkan daya tariknya, berdasarkan segi objek yang selalu
menjadi perhatian adalah objek yang menarik, baru, asing, dan
menonjol. Manusia selalu mencari hal-hal baru, aneh, dan menarik
pembicaraan.

b. Fantasi
Fantasi adalah kemampuan untuk membentuk tanggapan yang
telah ada. Namun tidak selamanya tanggapan baru selalu sama dengan
tanggapan

sebelumnya.

Misalnya,

melalui

fantasi

seorang

ibu

menemukan metode perawatan bayi.
Relefansi antara fantasi dan kehidupan manusia sehari-hari adalah:
(a) Dengan fantasi orang dapat melepaskan diri dari ruangan atau
waktu sehingga orang dapat memahami apa yang terjadi ditempat
lain dan pada waktu yang berbeda pula.
(b) Dengan fantasi orang dapat menempatkan diri dalam kehidupan
pribadi orang lain sehingga dia dapat memahami orang lain,
budaya atau masalah kemanusiaan.

6

(c) Dengan fantasi orang dapat melepaskan diri dari kesukaran yang
dihadapi dan melupakan hal-hal yang tak menyenangkan di masa
lalu.
(d) Dengan fantasi orang dapat menciptakan sesuatu yang ingin
dikejar dan berusaha mencapainya.
c. Ingatan (memory)
Jika seseorang tidak dapat megingat apa pun mengenai
pengalamannya berarti tidak dapat belajar apa pun meskipun hanya sebatas
percakapan yang sangat sederhana. Untuk berkomunikasi manusia selalu
mengingat pikiran-pikiran yang akan diungkapkan guna memunculkan
setiap pikiran baru.
d. Tanggapan
Tanggapan adalah gmbaran dari hasil suatu penglihatan,
sedangkan pendengaran dan

penciuman

adalah

aspek yang tinggal

didalam ingatan. Misalnya, ibu hamil terhadap pentingnya pemeriksaan
rutin kehamilan hasil tanggapan adalah rasa bahagia. Suatu tanggapan
berhubungan dengan kuantitas, kualitas, dinamika, dan kualitas dan
kapasitas tanggapan.
e. Berfikir
Berfikir adalah aktivits idelialistis menggunakan simbol-simbol
dalam memecahkan masalah berupa deretan ide dan bentuk bicara, Melalui
berfikir orang selalu meletakkan hubungan antara pengertian dan logika
berfikir artinya, melalui berfikir orang mampu memberikan pengertian,
asumsi dan menarik kesimpulan.(Herri & namora 2010 :28-31)
3. Faktor-faktor yang memengaruhi prilaku
(a) Emosi
Perubahan perilaku manusia juga dapat timbul akibat kondisi emosi.
Emosi adalah reaksi kompleks yang berhubungan dengan kegiatan atau
perubahan-perubahan secara mendalam dan hasil pengalaman dari
rangsangan eksternal dan keadaan fisiologis. Dengan emosi seseorang

7

terangsang untuk memahami objek atau perubahan yang disadari
sehingga memungkinkannya mengubah sifat atau perilakunya.
(b) Presepsi
Prsepsi Adalah pengaaman-pengalaman yang dihasilkan melalui indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagainya. Melalui persepsi
seseorag mampu untuk mengetahui atau mengenal objek melalui alat
penginderaan.
(c) Motivasi
Motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak guna mencapai
suatu tujuan tertentu. Hasil motivasi akan diwujudkan dalam
pembentukan perilakunya, karena dengan motivasi individu terdorong
memenuhi kebutuhan fisiologis, fsikologis dan sosial.
(d) Belajar
Rita El. Adkinson, dkk. Mengatakan bahwa belajar adalah sala satu
dasar memahami prilaku manusia,karena belajar berkaitan dengan
kematangan dan perkembangan fisik, emosi, motivasi, perilaku sosial
dan kepribadian. Melalui belajar orang mampu mengubah perilaku dari
perilaku

sebelumnya

dan

menampilkan

kemampuan

sesuai

kebutuhannya.
(e) Intelegensi
Ebing Haus, dkk. Mengatakan intelegensi adalah kemampuan
dalam membuat kombinasi, berfikir abstrak, atau pun kemampuan
yang menentukan kemungkinan dalam perjuangan hidup. (sarlito
2002:51)

4. FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PRILAKU
Faktor endogen ialah faktor atau sifat yang dibawa oleh individu sejak
dalam kandungan hingga kelahiran. Jadi, faktor endogen merupakan faktor
keturunan atau faktor pembawaan. Oleh karena individu itu terjadi dari
bertemunya ovum dari ibu dan sperma dari ayah maka tidaklah

8

mengherankan kalau faktor endogen yang dibawa oleh individu itu
mempunyai sifat-sifat seperti orang tuanya.
Tetapi seperti telah dikemukakan di muka faktor endogen dalam
perkembangan selanjutnya dipengaruhi oleh faktopr eksogen. Apa saja faktorfaktor endogen ini? Kenyataan menunjukkan bahwa sewaktu individu
dilahirkan telah ada sifat-sifat yang tertentu terutama sifat-sifat yang
berhubungan dengan faktor-faktor kejasmanian, misalnya bagaimana kulitnya
putih, hitam ataui coklat, bagaimana keadaan rambutnya, pirang, dan
sebagainya. Sifat-sifat ini merupakan sifat-sifat yang nereka dapatkan karena
faktor keturunan, seperti yang dikenal dengan hukum Mendel.
Faktor prilaku yang berhubungan dengan keadaan jasmani pada umumnya
tidak dapat diubah. Bagaimana besar keinginan orang untuk mempunyai
warna kulit yang putih, bersih, hal ini tidak mungkin kalau karena faktor
keturunan kulitnya warna cokelat, demikian pula halnya dengan yang lainlain.
Disamping itu individu juga mempunyai sifat-sifat pembawaan sifat
psikologik yang erat hubungannya dengan keadaan jasmani, yaitu temperamen.
Temperamen merupakan sifat-sifat seseorang yang erat hubungannya dengan
struktur kejasmanian seseorang, yaitu yang berhubungan dengan fungsi-fungsi
fisiologik seperti darah, kelenjar-kelenjar, cairan-cairan lain, yang terdapat
dalam diri manusia. (Abdu ahmadi 2009:193)
Menurut Hyocrates dan Galenus (didalam Abu ahmadi 2009: 193 ), yang
menghubungkan sifat-sifat kejasmanian (sstruktur kejasmanian)dengan sifat
psikologik dari individu yang bersangkutan. Sehubungan dengan hal ini ada
beberapa tipe temperamen dari manusia, yaitu “sanguinicus, flegmaticus,
cholericus, melancholicus”. Temperamen adalah berbeda dengan karakter atau
watak, yang kadang-kadang kedua pengertian itu dipersamakan satu dengan
yang lain. Karakter atau watak yaitu merupakan keseluruhan dari sifat

9

seseorang yang nampak dalam perbuatannya sehari-hari, sebagai hasil
pembawaan maupun lingkungan. Temperamen pada umumnya bersifat tidak
konstan, dapat berubah-ubah sesuai dengan pengaruh lingkungan. Seperti apa
yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantoro, bahwa pada individu ada bagian
yang dpaat berubah dan ada yang tidak dapat diubah. Yang tidak dapat diubah
inilah yang bersifat konstan yaitu yang berhubungan dengan temperamen.
Selain individu mempunyai prilaku dan pembawaan yang berhubungan
dengan sifat-sifat kejasmanian dan temperamen, maka individu masih
mempunyai sifat-sifat pembawaan yang berupa bakat. Bakat bukanlah
merupakan satu-satunya faktor yang dibawa individu sewaktu dilahirkan.
Bakat merupakan potensi yang berisi kemungkinan-kemungkinan untuk
berkembang ke suatu arah. Bakat bukanlah sesuatu yang telah terjadi, yang
telah terbentuk pada waktu individu dilahirkan, tetapi baru merupakan potensi
saja.
Agar potensi ini menjadi aktualisasi dibutuhkan kesempatan untuk dapat
mengaktualisasikan

bakat-bakat

tersebut.

Karena

itu,

untuk

dapat

beraktualisasi karena kesempatan tidak atau kurang memungkinkan. Untuk
mengaktualisasikan

bakat

diperlukan

lingkungan

yang

baik,

yang

mendukung, di sinilah letak peranan lingkungan dalam perkembangan
individu. Karena itu, langkah yang baik ialah memberi kesempatan untuk
mengembangkan bakat sebaik-baiknya. Untuk dapat mengetahui bakat
seseorang umumnya digunakan tes bakat (aptitude test) seperti telah
dipaparkan di muka.
Sekalipun pengaruh lingkungan tidak bersifat memaksa, namun tidak
dapat diingkari bahwa peranan lingkungan cukup besar dalam perkembangan
individu. Lingkungan ini secara garis besar dapat dibedakan:
a. Lingkungan fisik, yaitu lingkungan yang berupa alam, misalnya keadaan
tanah, keadaan musim, dsb. Lingkungan alam yang berbeda akan

10

memberikan pengaruh yang berbeda pula pada individu. Misalnya daerah
pegunungan akan memberikan pengaruh yang lain bila dibandingkan
dengan daerah pantai. Daerah yang mempunyai musim dingin akan
memberikan pengaruh yang berbeda dengan daerah yang mempunyai
musim panas.
b. Lingkungan sosial, yaitu merupakan lingkungan masyarakat dimana dalam
lingkungan masyarakat ini ada interaksi individu satu dengan individu
lainnya. Keadaan individupun akan memberikan pengaruh tertentu
terhadap perkembangan individu. Lingkungan sosial ini biasanya
dibedakan menjadi:

(1). Lingkungan sosial primer, yaitu lingkungan dimana terdpaat hubungan
yang erat antara anggota satu dengan anggota yang lainnya, anggota
satu dengan yang lain saling kenal dengan baik. Oleh karena di antara
anggota telah ada hubungan yang erat maka sudah tentu pengaruh dari
lingkungan sosial ini akan lebih mendalam bila dibandingkan dengan
lingkungan sosial yang hubungannya tidak erat
.
(2)Lingkungan

sosial

sekunder,

yaitu

lingkungan

sosial

yang

berhubungan dengan anggotanya agak longgar. Pada umumnya antara
anggota satu dengan anggota lainnya tidak saling mengenal. Karena
itu, pengaruh lingkungan sosial sekunder akan kurang mendalam bila
dibandingkan dengan pengaruh lingkungan sosial primer.
Pengaruh lingkungan sosial, baik primer maupun sekunder sangat
kompleks dalam perkembangan individu, hal ini secara mendalam
dibicarakan tersendiri dalam psikologi sosial.

11

Hubungan individu dengan lingkungannya ternyata tidak hanya berjalan
sebelah, dalam arti hanya lingkungan saja yang mempunyai pengaruh
terhadap individu. Hubungan antara individu dengan lingkungannya
terdapat hubungan yang saling timbal-balik, yaitu lingkungan dapat
mempengaruhi

individu,

tetapi

sebaliknya

individu

juga

dapat

mempengaruhi lingkungan.
Bagaimana sikap individu terhadap lingkungan dapat dikemukakan
sebagai berikut:
a. Individu menolak atau menentang lingkungan.
Dalam keadaan ini lingkungan tidak sesuai dengan yang ada dalam
diri individu. Dalam keadaan yang tidak sesuai ini individu dapat
memberikan bentuk atau perubahan lingkungan seperti yang
dikehendaki oleh individu yang bersangkutan. Misalnya, akibat banjir
sebagian jalan terputus. Untuk mengatasi ini dibuat tanggul untuk
melawan pengaruh dari lingkungan itu, sehinggaorang tidak menerima
begitu saja.
Dalam kehidupan bermasyarakat kadang-kadang orang tidak cocok
dengan norma-norma dalam sesuatu masyarakat. Orang dapat berusaha
untuk dapat mengubah norma yang tidak baik itu menjadi norma yang
baik. Jadi, individu secara aktif memberikan pengaruh terhadap
lingkungannya.
1. Individu menerima lingkungan.
Dalam hal ini keadaan sesuai atau sejalan dengan yang ada dalam diri individu.
Dengan demikian, individu akan menerima lingkungan itu.
2. Individu bersikap netral.

12

Dalam hal ini individu tidak menerima tetapi juga tidak menolak. Individu
dalam keadaan “status quo” terhadap lingkungan. (Abu ahmadi 2009:195)

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Lingkungan sangat mempengaruhi Prilaku Manusia, dan manusia
bersifat dua unsur yaitu jasmani dan rohani.
2. Hakikat manusia meliputi :
a. Manusia sebagai hewan
b. Manusia sebagai pencari keuntungan
c. Manusia sebagai salah satu unur dalam lingkungan fisika
d. Manusia sebagai imuan
3. Menurut Soekidjo Notoatmojo (dalam Herri & Namora 2010:27)
Prilaku adalah totalitas dari penghayatan dan aktivitas yang

13

memengaruhi perhatian, pengamatan, pikiran , daya ingat dan
fantasi seseorang. Meskipun prilaku adalah totalitas respons juga
sangat tergantung pada karakteristik sesorang.
4. Menurut Hyocrates dan Galenus (didalam Abu ahmadi 2009: 193 ),
yang

menghubungkan

kejasmanian)dengan

sifat-sifat

sifat

psikologik

kejasmanian
dari

(sstruktur

individu

yang

bersangkutan.

DAFTAR KEPUSTAKAAN
1.Faizah, S.Ag dan H. Lalu Muchin Lc, MA, Psikolgi Dakwah, 2009
2. Drs. Abi ahmaddi, Psikologi Sosial, 2007
3. Herri pieter dan Drs Namora lumunggga lubis, Msc, Pengatar Psikologi dan
Keperawatan, 2010
4. Sarlito wariawan sarwono, psikologi sosial, 2002
5. Drs Abu Ahmadi, Psikolgi Sosial, 2009

14