bab Kekuatan dan Keutamaan Karakter

Kekuatan dan Keutamaan Karakter
Pembentukan karakter memang menjadi salah satu kunci dari kemajuan dan
pembangunan bangsa . Pembentukan karakter merupakan isu penting dalam pendidikan
mengingat tujuan pendidikan adalah pembentukan watak atau karakter. Oleh karena itu
Universitas Indonesia ikut mengambil peran dalam pembentukan karakter yang baik
dengan memberikan mata kuliah mengenai pengembangan kepribadian terintegritas.
1. Kepribadian dan Karakter
Menurut Allport, kepribadian adalah organisasi dinamis dari keseluruhan sistem psikofisik dalam diri individu yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap
lingkungannya. Melalui definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kepribadian manusia
sebagai hal yang terorganisir dan unsurnya tidak bekerja sendiri – sendiri. Kepribadian
manusia adalah kesatuan yang teratur dengan unsur-unsur yang berkaitan satu sama
lain. Dalam memahami kepribadian seseorang perlu diketahui sejarah hidup, latar
belakang budaya, ambisi, cita –cita, karakter, motif, dan sifatnya serta keterkaitan
semua itu dalam pembentukan kepribadiannya.
Menurut Allport, karakter sebagai kepribadian yang dievaluasi. Artinya karakter adalah
segi-segi kepribadian yang ditampilkan keluar dari, dan disesuaikan dengan nilai dan
norma tertentu. Karakter dengan demikian adalah kumpulan sifat mental dan etis yang
menandai seseorang. Karakter diperoleh melalui pengasuhan dan pendidikan meskipun
potensialitasnya ada pada setiap orang. Untuk membentuk karakter yang kuat, orang
perlu menjalani serangkaian proses pemelajaran, pelatihan dan peneladanan.
2. Kekuatan dan Keutamaan Karakter

Peterson dan Seligiman (2004) mengembangkan klasifikasi keutamaan beserta
pendekatan metodik untuk melakukan identifikasi karakter. Peterson dan Seligiman
mengatakan bahwa karakter yang kuat adalah karakter yang bercirikan keutamaankeutamaan yang merupakan keunggulan manusia. Disini keutamaan sebagai kekuatan
karakter yang dibedakan dari bakat dan kemampuan. Penggalian, pengenalan, dan
pengukuran keutamaan dapat dilakukan melalui teknik inventori, skala sikap,
wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah dan simulasi.
3. Membedakan Keutamaan, Kekuatan Karakter dan Tema Situsional
Peterson dan Seligman (2004) mengemukaan tiga level konseptual dari karakter, yaitu
keutamaan, kekuatan dan tema situsional dari karakter. Pembedaan ini berguna untuk

kepentingan pengenalan, pengukuran dan pendidikan karakter.Hubungan antara
keutamaan, kekuatan dan tema situsional karakter bersifat hierarkis. Keutamaan
merupakan karakteristik utama dari karakter. Berbagai perilaku dapat dinilai
berdasarkan keutamaan yang secara umum terdiri dari kebijaksanaan, kesatrian,
kemanusiaan, keadilan, pengendalian atau pengelolaan diri dan transdensi. Kemudian,
kekuatan karakter adalah proses yang mendefinisikan keutamaan. Dengan kata lain,
keutamaan dapat dicapai melalui pencapaian kekuatan karakter. Untuk kepentingan
pengukuran dan pendidikan karakter, kekuatan karakter adalah karakteristik yang
dijadikan indikator untuk mengenali adanya satu atau lebih keutamaan pada diri
seseorang. Tema situsional dari karakter adalah kebiasaan khusus yang mengarahkan

orang untuk mewujudkan kekuatan karakter dalam situasi tertentu. Contohnya dari
kinerja prima di tempat kerja seperti empati, inklusiviitas dan positivitas yang
mencerminkan kebaikan hati yang tercakup dalam kekuatan cinta dan kecerdasan sosial.
4. Kriteria karakter yang kuat
Peterson dan Seligiman mengemukakan kriteria dari karakter yang kuat sehingga kita
dapat mengenalinya dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ialah kriteria dari karakter
yang kuat : karakter yang ciri-cirinya (keutamaan) memberikan sumbangan terhadap
pembentukan kehidupan yang baik untuk diri sendiri dan sekaligus untuk orang lain;
ciri-ciri atau kekuatan yang dikandunganya secara moral bernilai sebagai sesuatu yang
baik bagi diri sendiri dan orang lain; penampilan ciri-ciri tidak menggangu orang
sekitar; kekuatan karakter tampil dalam rentang tingkah laku individu yang mencakup
pikiran, perasaan, dan tindakan, serta dapat dikenali dan dipahami; karakter yang kuat
dapat dibedakan dari ciri-ciri yang berlawanan dengannya; kekuatan karakter diwadahi
oleh model atau kerangka pikiran ideal; kekuatan karakter dapat dibedakan dari sifat
positif yang lain tetapi yang saling terkait secara erat; dalam konteks tertentu, kekuatan
karakter tertentu menjadi ciri yang mengagumkan bagi orang-orang yang
mempersepsikannya; ciri-ciri karakter dapat tampil pada diri orang lain; kekuatan
karakter memiliki akar psiko-sosial.
5. Keutamaan dan Kekuatan Karakter Yang Membentuknya
a. Kebijaksanaan dan pengetahuan : kreativitas, rasa ingin tahu, keterbukaan pikiran,

mencintai kegiatan belajar, perspektif (memiliki “gambaran besar” mengenai
kehidupan)

b. Kemanusian = cinta kasih, kebaikan hati (murah hati, dermawan, peduli, sabar,
penyayang, menyenangkan dan cinta altruistik), serta memiliki kecerdasan sosial.
c. Kesatriaan = keberanian untuk menyatakan kebenaran dan mengakui kesalahan,
teguh dan keras hati, integritas, serta bersemangat dan antusias.
d. Berkeadilan = tanggung jawab sosial, kesetiaan, mampu bekerjasama,
memperlakukan orang setara dan adil serta kepemipinan.
e. Menghadapi dan mengatasi hal-hal yang tak menyenangkan = pemaaf,
kerendahanhatian, hati-hati dan penuh pertimbangan, serta regulasi –diri.
f. Transendensi = apresiasi keindahan dan kesempurnaan, penuh rasa terima kasih,
harapan, spiritualitas, serta menikmati hidup dan humor.
6. Karakter dan Spiritualitas
Spritualitas adalah daya yang memungkinkan manusia untuk melakukan kemampuan
membayangkan apa yang mungkin ada dan kemampuan melampaui situasi kini dan di
sini mensyaratkan adanya kemampuan memahami keterkaitan semua unsur alam
semesta. Pembicaraan tentang spitualitas merujuk kepada hal-hal yang berhubungan
dengan roh dan hal-hal sakral lainnya yang dianggap berkaitan dengan roh, misalnya
Tuhan dan makhluk-makhluk di luar manusia yang memiliki sifat dan kekuatan goib.

Dengan meningkatkan spiritualistas, berarti kita menambah daya untuk mencapai tujuan
yang menuntun kepada kebersatuan dengan alam semesta. Harapan dan rasa optimis
memberi kita kemampuan untuk memaafkan dan mengampuni sebab kita tetap dapat
melihat kemungkinan segala sesuatu akan menjadi lebih baik lagi di masa depan.
7. Keutamaan Karakter dan Kebahagiaan
Peterson dan Seligman (2004) memaparkan berbagai hasil penelitian yang menunjukan
keberadaan potensi setiap keutamaan karakter itu pada diri manusia. Dengan demikian,
setiap orang memiliki potensi untuk mencapai kebahagiaan, dan potensi untuk
menjalani hidup yang baik; tinggal bagaimana mengaktualisasikannya. Seligman (2004)
menyebutkan tiga kebahagiaan, yaitu memiliki makna dari semua tindakan yang
dilakukan, mengetahui kekuatan tertinggi, dan menggunakan kakuatan tertinggi untuk
melayani sesuatu yang dipercayai sebagai hal yang lebih besar dari diri sendiri.