LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I Pemisaha

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
PEMISAHAN CAMPURAN
Disusun Oleh :
Vini Yulianti (1157040065)
Kelas : Kimia 1 B

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2015

I.

TUJUAN
1. Memisahkan campuran dengan metode filtrasi, rekristalisasi, kromatografi, destilasi
dan sublimasi.
2. Mengetahui perbedaan sifat-sifat zat penyusunnya
3. Mengetahui reaksi yang terjadi pada saat pemisahan campuran dengan metode

II.


filtrasi, rekristalisasi, kromatografi, destilasi dan sublimasi.
DASAR TEORI
Materi yang tersusun dari beberapa zat yang berbeda dan setiap zat penyusun masih
tetap mempunyai jati diri sendiri. Umpamanya seperti garam kotor, sirop, dan masih
banyak lagi. Oleh karena sifat-sifat setiap zat asal dalam campuran tidak berubah maka
campuran dapat dipisahkan dengan mudah. Kita kenal beberapa cara pemisahan
campuran antara lain penyaringan (filtrasi), penguapan, pelarutan, pengembunan,
penyumbliman, destilasi, pembekuan, kristalisasi, dan kromatografi. (Hadi, 1997 : 10-11)
1. Filtrasi
Filtrasi adalah proses pemisahan dari campuran heterogen yang mengandung cairan
dan partikel-partikel padat dengan menggunakan media filter yang hanya meloloskan
cairan dan menahan partokel-partikel padat. Proses pemisahan dengan cara filtrasi
dapat dibedakan berdasarkan adanya trekanan dan tanpa tekanan.
a. Proses filtrasi sederhana (tanpa tekanan) adalah proses penyaringan dengan media
filter kertas saring. Hal ini dilakukan dengan cara kertas
saring dipotong melingkar, kemudian lipat dua, sebanyak
tiga atau empat kali. Selanjutnya buka dan letakkan
dalam corong pisah sehingga melekat pada corong pisah.
Tuangkan campuran heterogen yang akan dipisahakan,

sedikit demio sedikit. Hasil filtrasi adalah zat padat yang
disebut residen dan zat cairnya disebut dengan filtrat.
b. Proses Filtrasi dengan tekanan, umumnya dengan cara
divakumkan (disedot dengan pompa vakum). Proses
pemisahan dengan teknik ini sangat tepat dilakukan, jika
jumlah partikel padatnya lebih besar dibandingkan dengan
cairannya.
c. Proses Filtrasi dengan Membran merupakan proses
saparasi dengan menggunakan membran dengan ukuran
pori £ 0,1 mikron. Prinsip teknik filtrasi membran ini adalah dengan menyaring

cairan sampel melewati saringan yang
sangat tipis dan yang terbuat dari bahan
sejenis selulosa.
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Proses
Filtrasi


Debit filtrasi
Debit yang terlalu besar akan menyebabkan tidak berfungsinya filter secara

efisien, hal ini menyebabkan berkurangnya waktu kontak antara permukaan
butiran media penyaring dengan air yang akan disaring. Kecepatan aliran yang
terlalu tinggi saat melewati rongga butiran menyebabkan partikel-pertikel yang



terlalu halus yang tersaring akan lolos.
Konsentrasi kekeruhan
Konsentrasi kekeruhan sangat mempengaruhi efisien dari filtrasi. Konsentrasi
kekeruhan air baku yang sangat tinggi akan menyebabkan tersumbatnya lubang



pori dari media.
Kedalaman media, ukuran, dan material
Pemilihan media dan ukuran merupakan hal yang penting dalam penyaringan.



Tebal dan tipisnya media akan menentukan lamanya pengaliran dan daya saring.

Temperatur
Perubahn suhu atau temperatur dari air yang akan difiltrasi, menyebabkan massa
jenis (density), viskositas absolut, dan viskositas kinematis dari air akan
mengalami perunbahn. Selain itu juga dipengaruhi oleh daya tarik menarik
diantara partikel halus penyebab kekeruhan, sehingga terjadi perbedaan dalam

ukuran besar partikel yang akan disaring.
2. Rekristalisasi
Rekristalisasi merupakan pemurnian suatu zat padat dari campuran/pengotornya
dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan dalam pelarut
yang sesuai. Cara ini bergantung pada kelarutan zat dalam pelarut tertentu dikala suhu
diperbesar, konsentrasi total pengotor biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang
dimurnikan, bila ingin konsentrasi pengotor yang rendah dalam larutan sementara
produk yang berkonsentrasi tinggi akan mengendap. Terdapat beberapa definisi
tentang rekristalisasi, diantaranya :

1) Suatu proses dimana butir logam yang terdeformasi digantikan oleh butiran
baru yang tidak terdeformasi yang intinya tumbuh sampai butiran asli
termasuk didalamnya.
2) Perubahan struktur kristal akibat pemanasan pada suhu kritis.

3) Terbentuknya struktur butiran baru melalui tumbuhnya inti dengan
pemanasan.
Prinsip dari rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat yang akan
dimurnikan dengan zat pengotornya. Contonya pembuatan garam dan gula pasir,
rekristalisasi pada sintesis asam salisilat.
Semakim

besar

kristal-kristal

yang

terbentuk

selama

berlangsungnya

pengendapan, semakin mempermudah dalam proses penyaringan. Kemurnian

senyawa yang telah direkristalisasi dapat menggunakan alat yang disebut Melting
Point (titik leleh), yaitu parameter yang digunakan untuk pengukuran kemurnian
hasil.
3. Kromatografi
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbe-daan
pola pergerakan antara fase gerak dan
fase diam untuk memisahkan komponen
(berupa molekul) yang berada pada
larutan. Molekul yang terlarut dalam
fase gerak, akan melewati kolom yang
merupakan fase diam. Molekul yang
memiliki ikatan yang kuat dengan
kolom akan cenderung bergerak lebih
lambat dibanding molekul yang berikatan lemah. Dengan ini, berbagai macam tipe
molekul dapat dipisahkan berdasarkan pergerakan pada kolom.
Setelah komponen terelusi dari kolom, komponen tersebut dapat dianalisis dengan
menggunakan detektor atau dapat dikumpulkan untuk analisis lebih lanjut. Beberapa
alat-alat analitik dapat digabungkan dengan metode pemisahan untuk analisis secara
on-line


(on-line

analysis)

seperti:

penggabungan

kromatografi

gas

(gas

chromatography) dan kromatografi cair (liquid chromatography) dengan mass

spectrometry (GC-MS dan LC-MS), Fourier-transform infrared spectroscopy (GCFTIR), dan diode-array UV-VIS (HPLC-UV-VIS).
4. Sublimasi
Sublimasi adalah perubahan wujud dari padat ke gas tanpa mencair terlebih
dahulu. Misalkan es yang langsung menguap tanpa mencair terlebih dahulu. Pada

tekanan normal, kebanyakan benda dan zat memiliki tiga bentuk yang berbeda pada
suhu yang berbeda-beda. Pada kasus ini transisi dari wujud padat ke gas
membutuhkan wujud antara. Namun untuk beberapa antara, wujudnya bisa langsung
berubah ke gas tanpa harus mencair. Ini bisa terjadi apabila tekanan udara pada zat
tersebut terlalu rendah untuk mencegah molekul-molekul ini melepaskan diri dari
wujud padat.Sublimasi juga dapat diartikan sebagai metode pemisahan campuran
yang didasarkan pada campuran zat yang memiliki satu zat yang apat
menyublim(perubahan wujud padat ke gas), sedangkan zat lainnya tidak dapat
menyublim. Contohnya, campuran iodin dan garam dapat dipisahkan dengan cara
sublimasi.
5. Destilasi
Destilasi

adalah cara pemisahan zat cair dari campurannya berdasarkan

perbedaan titik didih atau berdasarkan kemapuan
zat untuk menguap. Dimana zat cair dipanaskan
hingga titik didihnya, serta mengalirkan uap ke
dalam


alat

pendingin

(kondensor)

dan

mengumpulkan hasil pengem-bunan sebagai zat
cair. Pada kondensor digunakan air yang mengalir
sebagai pendingin. Air pada kondensor dialirkan
dari bawah ke atas, hal ini bertujuan supaya air
tersebut dapat mengisi seluruh bagian pada
kondensor sehingga akan dihasilkan proses
pendinginan

yang

sempurna.


Saat

suhu

dipanaskan, cairan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap terlebih dahulu.
Uap ini akan dialirkan dan kemudian didinginkan sehingga kembali menjadi cairan
yang ditampung pada wadah terpisah. Zat yang titik didihnya lebih tinggi masih
tertinggal pada wadah semula. Prinsip dari destilasi adalah penguapan dan
pengembunan kembali uapnya dari tekanan dan suhu tertentu. Tujuan dari destilasi

adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya dan memisahkan cairan dari zat padat.
Uap yang dikeluarkan dari campuran disebut sebagai uap bebas. Kondensat yang
jatuh sebagai destilat dan bagian cair yang tidak menguap sebagai residu. Apabila
yang diinginkan adalah bagian bagian campurannya yang tidak teruapkan dan bukan
destilatnya maka proses tersebut dinamakan pengentalan dengan evaporasi. Destilasi
adalah sebuah aplikasi yang mengikuti prinsip-prinsip ”Jika suatu zat dalam larutan
tidak sama-sama menguap, maka uap larutan akan mempunyai komponen yang
berbeda dengan larutanaslinya”. Jika salah satu zat menguap dan yang lain tidak,
pemisahan dapat terjadi sempurna. Tetapi jika kedua zat menguap tetapi tidak sama,
maka pemisahnya hanya akan terjadi sebagian, akan tetapi destilat atau produk akan

menjadi kaya pada suatu komponen dari pada larutan aslinya. Destilasi dapat
dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
1. Destilasi biasa, umumnya dengan menaikkan suhu. Tekanan uapnya diatas cairan
atau tekanan atmosfer (titik didih normal).
2. Destilasi vakum, cairan diuapkan pada tekanan rendah, jauh dibawah titik didih
dan mudah terurai.
3. Destilasi bertingkat atau destilasi terfraksi yaitu proses yang komponenkomponennya secara bertingkat diuapkan dan diembunkan.
4. Destilasi azeotrop yaitu destilasi dengan menguapkan zat cair tanpa perubahan
komposisi.
Pada percobaan distilasi rangkaian alat juga perlu diperhatikan, pastikan antara
sambungan bagian yang satu dengan sambungan bagian yang lainnya tidak terjadi
kebocoran. Karena apabila terjadi kebocoran distilat yang terbentuk menjadi lebih
sedikit karena ada sebagian uap yang keluar dari rangkaian ditilasi
Labu distilasi tidak hanya di isi dengan sample (air dan etanol) tetapi ditambahkan
juga batu didih yang akan mencegah terjadinya proses bumping pada saat pemanasan.
Pada saat labu distilasi dipanaskan maka akan terbentuk gelembung-gelembung udara
yang besar, dengan adanya batu didih maka gelembung-gelembung udara tadi diserap
oleh pori-pori batu didih dan dikeluarkan kembali dalam bentuk gelembung udara
yang lebih kecil sehingga dapat mencegah terjadinya ledakan pada labu distilasi.
III.

ALAT DAN BAHAN
1. Tabel Alat

No
.

1

Nama Alat

Gelas kimia 50
ml

Gambar

Jumlah

2

2

Kaca arloji

1

3

Spatula

1

4

Batang pengaduk

1

5

Corong pendek

1

6

7

8

9

10

Erlenmeyer

Cawan
penguapan

Lumping dan alu

Bunsen /
pembakar spirtus

Kaki tiga

1

1

1

1

1

11

12

13

Botol semprot

1

Seperangkat alat

1

destilasi

Stirrer

1

2. Tabel Bahan
No
.
1
2
3
4
5
6
7
8

IV.

Nama Bahan
Garam dapur kotor
Aquades
Kertas saring
Methanol (CH4O)
Ethanol (C2H6O)
Naftalen (C10H16O)
es
Spidol warna biru

Banyaknya
5 gram
100 ml
1 buah
10 ml
20 ml
5 gram
Secukupnya
1 buah

PROSEDUR
1. Filtrasi dan rekristalisasi
a. 5 gram garam dapur kotor dimasukan ke dalam gelas kimia lalu dilarutkan dengan
10 ml aquades, diaduk hingga homogen.
b. Larutan garam dapur kotor tersebut disaring dengan menggunakan kertas saring
dan filtratnya ditempatkan dalam cawan penguapan

c. Cawan petri yang berisi filtrate tadi dipanaskan pada suhu 100 0C dengan
menggunakan stirrer, lalu didiamkan hingga semua airnya menguap, sehingga
diperoleh Kristal garam dapur.
d. Residu saringan dengan Kristal garam dibandingkan.
2. Kromatografi
a. Pada kertas saring ditarik garis lurus menggunakan pensil dengan jarak 1 cm dari
bawah dan 0.5 cm dari atas.
b. Tinta spidol dideposit pada tengah-tengah garis tersebut
c. Kertas digantung dengan dengan menggunakan lidi, lalu dicelupkan ke dalam
ethanol yang telah dituangkan kedalam gelas kimia dengan tidak melebihi batas
garis.
d. Setelah 30 menit, kertas saring diangkat dan batas alkohol pada kertas saring
langsung diberi tanda dengan pensil, selanjutnya kertas dikeringkan.
3. Sublimasi
a. 5 gram kapur barus digerus dan dicampuskan dengan debu lalu ditempatkan di
gelas kimia 50 ml
b. Gelas kimia tersebut ditutup menggunakan kaca arloji yang di atasnya disimpan
es untuk mendinginkan.
c. Gelas kimia tadi dibakar dengan menggunakan bunsen.
d. Diamati fenomena yang terjadi.
4. Destilasi
a. Alat-alat destilasi disusun.
b. 10 ml methanol dicampurkan dengan aquades sebanyak 25 ml, lalu dimasukan ke

V.

dalam labu destilat.
c. Setelah itu dilakukan destilasi.
d. Diperhatikan perbedaan awal sampel dan hasil destilasi.
HASIL PENGAMATAN
Perlakuan
Pengamatan
5 gram NaCl kotor dilarutkan dalam 10 ml Garam larut sebagian
aquades
Terdapat residu di kertas saring
Larutan tersebut disaring
Air menguap, terbentuk garam murni
Filtrate hasil saringan dipanaskan pada
berbentuk kubus
suhu 1000C
Garam residu berbentuk serbuk dan
Kristal garam murni yang dihasilkan
warnanya putih tapi kotor, sedangkan
dibandingkan dengan residu
garam murni berbentuk kubus dan
warnanya putih jernih.

Pada kertas saring ditarik garis lurus Titik spidol warna biru tua tersebut naik
dibagian bawah 1 cm dan dibagian atas 0.5 setelah dicelupkan ke dalam etanol.
Beberapa saat kemudian terbentuk 2 fasa
cm.
Pada tengah-tengah garis diberi titik spidol warna yaitu biru dengan jarak 1.7 cm dan
berwarna biru tua
warna ungu dengan jaraj 1.9 cm
Kertas saring digantung dan dicelupkan ke
dalam etanol dengan tidak melebihi batas
garis
Kapur barus di gerus dan dicampurkan Hasilnya kapur barus menjadi kotor dan
dengan debu.
gerusannya berwarna coklat.
Gerusan kamper dimasukan ke dalam gelas Ketika dipanaskan, gerusan kapur barus
kimia 50 ml dan ditutup dengan gelas arloji menjadi basah, ketika diamati di bawah
yang

di

atasnya

disimpan

es

untuk gelas arloji terdapat Kristal berwarna putih

mendinginkan.
jernih yang menunjukan kapur barus telah
Gelas kima tersebut dipanaskan dengan
terpisah dari debu.
menggunakan bunsen.
10 ml methanol ditambahkan dengan 25 ml Pada

labu

destilat

terjadi

penguapan

aquades dan dimasukkan ke dalam labu methanol pada suhu 650C.
Dari destilasi dihasilkan methanol cair.
destilat. Setelah itu dilakukan destilasi.

Vini Yulianti
VI.

1157040065
PEMBAHASAN
Percobaan kali ini yaitu tentang pemisahan campuran. pada dasarnya pemisahan
campuran bertujuan untuk mendapatkan zat murni dari suatu campuran. Pemisahan
campuran dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya filtrasi dan rekristalisai,
kromatografi, sublimasi dan destilasi.
1. Filtrasi dan rekristalisasi
Filtrasi adalah metode pemisahan dengan cara menggunakan suatu saringan yang
memiliki pori-pori kecil. Jika suatu molekul lebih kecil dari pori-pori saringan maka
molekul tersebut akan lolos dari saringan, tetapi jika lebih besar dari pori-pori maka
molekul tersebut akan terjebak atau tersaring. Sedangkan metode rekristalisasi

menggunakan reaksi penguapan, larutan yang terdiri dari pelarut dan zat terlarut
dipanaskan, selanjutnya pelarut akan menguap sehingga tersisa zat telarut yang
murni.
Pada percobaan ini praktikan melakukan filtari dan rekristalisasi pada larutan
garam. Garam yang digunakan adalah garam yang kotor, agar mudah diamati dan
dibandingkan pada akhir pengamatan. Tidak semua garam larut dalam air ketika
garam kotor tersebut dilarutkan, karena larutan tersebut sudah terlampau jenuh
sehingga garam tidak larut dengan sempurna.
Pada saat disaring terdapat residu garam. Garam tersebut adalah garam kotor yang
tidak larut dalam air dan molekulnya lebih besar dari pori-pori sehingga molekul
tersebut tersaring. Selain itu juga dihasilkan filtrat yang lolos dari saringan. ketika
filtrate tersebut dipanaskan pada suhu 1000C airnya menguap dan ion-ion Na+ dan Citidak lagi terhidrasi dan akhirnya terbentuk ikatan ionic antara Na + dan Cimembentuk Kristal-kristal NaCl murni yang berbentuk kubus. Ketika dibandingkan
dapat dilihat perbedaan antara garam residu dan garam murni hasil rekristalisasi yaitu
garam hasil rekristalisasi bentuknya kubus dan warnanya lebih putih dan jernih,
sedangkan garam residu bentuknya serbuk dan warnanya putih kecoklatan.
2. Kromatografi
Pada percobaan kromatografi praktikan menggunakan kertas saring sebagai fasa
diam yang bersifat polar, etanol sebagai fasa gerak yang bersifat semipolar tapi
cenderung polar dan spidol berwarna biru tua yang bersifat polar. Pencelupan kertas
saring kedalam etanol menyebabkan etanol meresap melalui celah-celah kecil pada
kertas saring sehingga noda spidol pada kertas saring naik mengikutin serapan etanol
dan menguraikan zat-zat warna, hal ini disebabkan komponen (zat warna) yang lebih
mudah larut akan terbawa lebih cepat, sebaliknya komponen yang kurang larut akan
tertinggal. Dengan demikian, campuran zat warna itu terpisah dan berbagai macam
tipe komponen (zat warna) dapat dipisahkan berdasarkan kecepatan pergerakan pada
kertas saring. Seperti halnya noda spidol berwarna biru tua yang tampak seperti hanya
satu warna ternyata tersusun atas dua komponen zat yang ditunjukan oleh terpisahnya
warna spidol dan timbulnya warna yang berbeda. Sesuai dengan percobaan yang
dilakukan, spidol warna biru tua menguraikan warnanya yaitu biru dan ungu dengan
Rf secara berturut-turut sebesar 0.895 dan 1, warna dasar yang muncul yaitu biru.
3. Sublimasi

Pemisahan campuran dengan metode sublimasi pada dasarnya menggunakan
reaksi penyubliman dan deposisi. Praktikan menggunakan kapur barus (C 10H16O)
yang digerus dan ditambahkan debu, jadilah campuran kapur barus dan debu. Jadi
proses sublimasi pada percobaan ini bertujuan untuk memisahkan kapur barus dengan
debu sehingga didapat kapur barus murni. Pemanasan campuran kapur barus dan
debu dalam gelas kimia menyebabkan kapur barus menyumblim sedangkan debu
tidak sehingga kapur barus terpisah dari debu, hal tersebut dikarenakan senyawa
kapur barus memiliki titik leleh yang rendah sehingga mudah untuk menyublim. Pada
saat pemanasan gelas kimia ditutup dengan menggunakan kaca arlogi yang telah
diberi es diatasnya, penutupan dilakukan agar uap kapur barus tidak kemana-mana
dan es diletakan diatas kaca arloji guna mendinginkan uap kapur barus sehingga
kapur barus yang menyublim dapat mengalami deposisi yaitu berubah menjadi fasa
padat sehingga terbentuklah Kristal putih pada kaca arloji dan dapat dipisashkan dari
pengotornya (debu)
4. Destilasi
Pada dasarnya destilasi dilakukan berdasarkan prinsip perbedaan titik didih.
Komponen zat yang memiliki titik didih rendah akan menguap lebih dulu, sedangkan
yang memiliki titik didih tinggi akan tetap tertampung pada labu destilasi. Sesuai
dengan prinsip tersebut praktikan melakukan percobaan destilasi terhadap campuran
methanol dengan air, methanol memiliki titik didih yang lebih rendah daripada air
yaitu sekitar 64.70C, sehingga methanol menguap lebih dulu, methanol mulai
menguap pada suhu 650C. uap tersebut merupakan destilat dan berjalan menuju
kondensor, di kondensor uap destilat didinginkan sehingga mengalami proses
pengembunan yaitu perubahan fasa dari gas menjadi cairan dan didapatlah methanol
VII.

berfasa cair.
KESIMPULAN
1. Memisahkan campuran dapat dilakukan dengan metode filtrasi dan rekristalisasi,
kromatografi, sublimasi dan destilasi. Filtrasi menggunakan prinsip ukuran partikel
dengan melewatkannya pada medium penyaringan. Rekristalisasi menggunakan
prinsip penguapan. Kromatogtafi menggunakan kepolaran suatu zat. Sublimasi
menggunakan proses perubahan wujud yaitu penyubliman dan deposisi. Destilasi
menggunakan prinsip pemisahan larutan berdasarkan perbedaan titik didih.

2. Dari reaksi-reaksi pemisahan campuran praktikan dapat mengetahui perubahanperubahan wujud zat diantaranya penguapan pada rekristalisasi dan destilasi,
pengembunan pada destilasi, serta penyubliman dan deposisi pada sublimasi.
VIII.

DAFTAR PUSTAKA
 Anonim. -. Percobaan 4 Memisahkan Campuran. Bandung: UIN Sunan Gunung





Djati Bandung.
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga.
Muchtaridi. Justiwana, Sandri. 2009. Kimia 3. Jakarta Timur: Yudhistira.
Syahrul, Iman. 2014. Kromatografi Kertas.
http://imansyahrul.blogspot.co.id/ diakses 9 Desember 2015 pukul 13.00
Riskani. 2012. Laporan Praktikum Kimia Dasar I.
http://stazzh.blogspot.co.id/ diakses 7 Desember 2015 pukul 12.29

LAMPIRAN