THE EFFECTIVENESS OF THE LEADERSHIP'S ROLE AND FUNCTION OF MUHAMMADIYAH ELEMENTARY SCHOOL PRINCIPAL OF METRO EFEKTIVITAS PERAN DAN FUNGSI KEPALA SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH METRO

(1)

ABSTRACT

THE EFFECTIVENESS OF THE LEADERSHIP'S ROLE AND FUNCTION OF MUHAMMADIYAH ELEMENTARY SCHOOL

PRINCIPAL OF METRO By

Sumi Mariyati

The purpose of this research is to describe the implementation of the principle’s role and function in leading The Muhammadiyah Elementary School of Metro. This research is focus on the principle’s role and function as an educator, a manager, an administrator, a supervisor, a leader, an innovator, a motivator, and an entrepreneur.

The study is a Qualitative research using case study, and data collecting technique through observation, documentation and interview. Data source is from education field of Muhammadiyah alliance, principal, vice-principal, supervisor, teacher, staff, commitee, student proxy and student. Data analyze uses triangulasion, it compares between the observation result of documentation and the interview result.

The results of this research are: 1) the principal’s role and function as an educator, the principal has professionalism as an educator and can give motivation for the teachers to have a professionalism as a teacher, 2) the principal’s role and function as a manager, the principal does the management functions well, can manage the school organization so it can run effectively, 3) the principal’s role and function as an administrator can run well, as the indicator is the physical approval from school management administration, 4) the principal’s role and function is good enough as a supervisor, by doing a supervision to teachers and staffs, it is felt by teachers and staffs as a media to increase their jobs. 5) the role and the function as leader can run well, he has integrity, discipline, commitment, consistency and democratic leader, he is able to understand the school organization, vision, mission and characteristic of Muhammadiyah Elementary School of Metro, 6) the role and the function as an innovator can run well. As an innovation agent, the principal tries to develop an insight for the teachers and the staffs, so it can make the productivity becomes better. 7) the role and the function as a motivator can run well, the indicators are teachers and staffs are able to do a job according to the target and the institution gives a reward in the form of educational scholarship in master degree/S2, 8) the role and the function as an entrepreneur, the principal has the soul of entrepreneur, high motivation, hard working, optimistic, creativity and perseverance in developing a school.

Key word: The leadership’s role and function, Educator, Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Innovator, Motivator, Entrepreuneur.


(2)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS PERAN DAN FUNGSI KEPALA SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH METRO

Oleh Sumi Mariyati

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan peran dan fungsi kepala sekolah di SD Muhammadiyah Metro. Fokus penelitian adalah peran dan fungsi kepala sekolah sebagai pendidik, manajer, administrator, supervisor, pemimpin, inovator, motivator, dan wirausahawan.

Penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus. Teknik pengumpulan data melalui observasi, dokumentasi dan wawancara. Sumber data adalah bidang pendidikan, kepala sekolah, bidang kurikulum, pengawas, guru, karyawan, komite, orang tua siswa dan siswa. Analisis data digunakan triangulasi, yaitu membandingkan hasil observasi dengan dokumentasi dan hasil wawancara.

Hasil penelitian adalah: 1) Kepala sekolah sebagai pendidik, mampu mendidik dan menumbuhkan jiwa pendidik pada guru melalui keteladanan, diskusi, supervisi dan pelatihan, 2) Kepala sekolah sebagai manajer, melaksanakan fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengelolaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi, 3) Kepala sekolah sebagai administrator, mengelola administrasi, adanya dokumen, pengelolaannya melibatkan sumberdaya, 4) Kepala sekolah sebagai supervisor, menyusun program, melaksanakan program dan tindak lanjut melalui: pelatihan, workshop, KKG, dan pembekalan, 5) Kepala sekolah sebagai pemimpin, memahami, visi, misi, karakter sekolah, mampu memberdayakan sumber daya dan menyelesaikan tugas sesuai program, 6) Kepala sekolah sebagai inovator, mengembangkan metode pembelajaran terintegrasi dengan nilai-nilai keislaman melalui, TPA, OSN, O2SN, FLS2N, tahsin-tahidz, peningkatan skill, 7) Kepala sekolah sebagai motivator, mampu menumbuhkan cinta profesi, tanggung jawab, dan menciptakan suasana kondusif serta memberikan beasiswa pendidikan S2, 8) Kepala sekolah sebagai wirausahawan, memiliki jiwa wirausaha, berjiwa keras dan memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola sumber belajar, melalui karakter islami, tahsin-tahidz, prestasi akademik dan lomba-lomba.

Kata kunci: Administrator, Inovator, Manajer, Motivator, Pemimpin, Pendidik, Peran dan fungsi Kepala Sekolah, Supervisor, Wirausahawan


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Margorejo Kecamatan Metro Kabupaten Lampung Tengah pada tanggal 8 September 1961, sebagai anak ke 6 dari 11 bersaudara, dari pasangan suami istri Darmoyatimin dan Sukarti

Pendidikan sekolah dasar diselesaikan pada tahun 1973 di SDN 1 Margorejo, Metro dilanjutkan di SMP Persiapan Margorejo kemudian menyelesaikan pendidikan sekolah pendidikan guru (SPG) pada tahun 1980. Pada tahun 1980 Oktober penulis diangkat menjadi PNS di SDN 3 Margorejo. Selanjutnya penulis menikah pada tanggal 8 Agustus 1981 dengan Samidin dan dikaruniai 1 orang putra dan 3 orang putri. Kemudian pada tahun 1992 penulis menyelesaikan pendidikan D2 selesai tahun 1994. Pada tahun 2006 november penulis diberi amanah sebagai kepala sekolah di SDN 3 Margorejo yang sekarang menjadi SDN 6 Metro Selatan sampai sekarang. Kemudian pada tahun 2008 penulis menyelesaikan pendidikan S1 STKIP PGRI Jurusan Bahasa dan Seni. Tahun 2012 penulis tercatat sebagai mahasiswa magister manajemen pendidikan Program pasca Sarjana FKIP Universitas Lampung.


(8)

MOTO

“ Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, maka apabila engkau telah selesai dari suatu urusan, tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.”(Sumi Mariyati:2013)


(9)

PERSEMBAHAN

Mengucapkan syukur pada allah SWT, kupersembahan karya ini kepada orang-orang yang berpengaruh dalam hidupku:

 Buat suamiku tercinta, yang penuh kasih sayang dan kesabaran selalu membimbingku, memotivasi, dan mengarahkan sehingga aku menjadi lebih memahami hidup dan peranku.

 Orang tua terkasih, ayah dan ibu yang telah memberikan kasih sayang dan pendidikan terbaik sehingga aku menjadi bermanfaat bagi orang-orang di sekelilingku

 Anak-anakku yang sering aku tinggalkan dalam pengabdianku selama ini. Terima kasih nak atas pengertian kalian. Kalian adalah sumber inspirasiku dalam mendidik.

 Teman-teman seperjuangan di SDN 6 Metro Selatan, terima kasih


(10)

(11)

SANWACANA

Segala puji hanya milik Allah semata, karena kasih dan sayangNya penulis mendapatkan motivasii dan kekuatan untuk menyelesaikan penelitian tesis ini. Tesis yang berjudul “Efektivitas Peran dan Fungsi Kepala Sekolah Dasar Muhammadiyah Metro”, adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen Pendidikan di Universitas Lampung.

Berbagai pihak banyak memberikan peran dan sumbangsihnya untuk menyelsaikan tesis ini, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih pada. 1. Prof. Dr. Sugeng P. Haryanto, selaku Rektor Universitas Lampung yang telah

memberi kesempatan menempuh pendidikan Pascasarjana di Universitas Lampung.

2. Prof. Dr. H Sudjarwo,M.S. selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Lampung yang memberikan arahan kepada mahasiswa.

3. Dr. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas lampung yang memberikan masukkan dan arahan terhadap mahasiswa.

4. Dr. M. Thoha B Sampurna Jaya, M.S, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, yang memberikan arahan terhadap mahasiswa.


(12)

5. Dr. Irawan Suntoro, M.S. selaku Ketua Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Lampung yang begitu tulus memberikan motivasi, bimbingan, dan arahan sehingga tesis ini selasai.

6. Dr. Sowiyah, M.Pd, selaku Sekretaris Program Magister Manajemen

Pendidikan Universitas Lampung sekaligus pembing I yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan bagi penyelesaian tesis ini.

7. Dr. Sulton Djasmi, M.Pd, selaku pembimbing II yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan atas selesainya tesis ini.

8. Dr. Alben Ambarita, M.Pd, selaku pembahas pada seminar hasil penelitian yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan bagi penyelasaian tesis ini. 9. Bapak dan ibu dosen staf pengajar di program Studi Magister Manajemen

Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universtas Lampung, yang telah memberikan banyak pengetahuan selama penulis menempuh pendidikan.

10. Kepala Sekolah Dasar Muhammadiyah Metro, yang memberikan izin dan pengambilan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian.

11. Guru-guru Sekolah Dasar Muhammadiyah Metro yang telah menjadi

informan dalam penelitian.

12. Teman-teman seperjuangan di Program Studi Manajemen Pendidikan

angkatan 2012, yang memotivasi dan berjuang untuk meraih kesuksesan. Akhir kata penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak yang perlu diperbaiki dan disempurnakan. Semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Metro, Maret 2014


(13)

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Fokus Penelitian ... 5

1.3 Pertanyaan Penelitian ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Kegunaan Penelitian ... 6

1.6 Definisi Istilah ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 2.1 Efektivitas Sekolah ... 10

2.2 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah ... 12

2.1.1 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah Sebagai (Educator) ... 13

2.1.2 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Manajer ... 15

2.1.3 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Adminstrator ... 16

2.1.4 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor ... 17

2.1.5 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin (leader) ... 17


(15)

2.1.6 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah Sebagai

Inovator ... 20

2.1.7 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Motivator ... 22

2.1.8 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Wirausahawan (Enterpreneur) ... 23

2.3 Manajemen Sekolah ... 2

2.4 Kompetensi Kepala Sekolah... 34

2.4.1 Kompetensi Kepribadian ... 35

2.4.2 Kompetensi Manajerial ... 36

2.4.3 Kompetensi Kewirausahwan ... 38

2.4.4 Kompetensi Supervisi ... 38

2.4.5 Kompetensi Sosial ... 39

2.5 Kerangka Pikir ... 40

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Penelitian... 42

3.2 Pendekatan dan Racangan Penelitian ... 43

3.2.1 Pendekatan Penelitian ... 43

3.2.2 Rancangan Penelitian ... 44

3.3 Kehadiran Peneliti ... 46

3.4 Sumber Data Penelitian ... 53

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 55

3.5.1 Wawancara mendalam ... 56

3.5.2 Studi Dokumentasi ... 59

3.5.3 Pengamatan atau Observasi ... 61

3.6 Analisa Data ... 62

3.7 Pengecekan Keabsahan Data ... 65

3.8 Tahapan Penelitian ... 69

BAB IV PAPARAN DATA, TEMUAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Paparan Data Penelitian ... 73

4.1.1 Gambaran latar penelitian ... 74


(16)

Halaman 4.1.1.2. Visi ... 79 4.1.1.3. Misi ... 79 4.1.1.4. Target Kelulusan ... 80 4.1.2 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah sebagai

(Educator) ... 80 4.1.3 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah Sebagai

Manajer ... 84 4.1.4 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah Sebagai

Adminstrator ... 90 4.1.5 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah Sebagai

pemimpin (leader) ... 95 4.1.7 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah Sebagai

Inovator ... 98 4.1.8 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah Sebagai

Motivator ... 100 4.1.9 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah Sebagai

Wirausahawan (Enterpreneur) ... 102

4.2 Temuan penelitian ... 107 4.2.1 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah Sebagai

(Educator) ... 107 4.2.2 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah Sebagai

Manajer ... 109 4.2.3 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah Sebagai

Adminstrator ... 112 4.2.4 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah Sebagai

Supervisor ... 115 4.2.5 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah Sebagai

pemimpin (leader) ... 119 4.2.6 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah Sebagai

Inovator ... 121 4.2.7 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah Sebagai

Motivator ... 122 4.2.8 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah Sebagai

Wirausahawan (Enterpreuneur) ... 123

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 124 4.3.1 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah sebagai

(Educator) ... 124 4.3.2 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah Sebagai

Manajer ... 128 4.3.3 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah Sebagai

Adminstrator ... 132 4.3.4 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah Sebagai

Supervisor ... 133 4.3.5 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah Sebagai

pemimpin (leader) ... 137 4.3.6 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah Sebagai


(17)

Inovator ... 139

4.3.7 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Motivator ... 141

4.3.8 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Wirausahawan (Enterpreneur) ... 142

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 144

5.2 Implikasi ... 145

5.3 Saran ... 146

DAFTAR PUSTAKA ... 148


(18)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Informan Penelitian ... 54

3.2 Taksonomi Domain Penelitian ... 59

3.3 Pedoman Dokumentasi ... 61

3.4 Pedoman Observasi ... 62

4.5 Tahap-tahap analisis data penelitian ... 62

3.6 Pengkodean ... 64

4.1 Keadaan siswa tiga tahun terakhir ... 75

4.2 Jumlah Rombongan Belajar ... 75

4.3 Keadaan guru dan Karyawan ... 76

4.4 Peran dan fungsi kepala sekolah sebagai pendidik Educador ... 84

4.5 Peran dan fungsi kepala sekolah sebagai Manager ... 90

4.6 Peran dan fungsi kepala sekolah sebagai Adminstrator ... 92

4.7 Peran dan fungsi kepala sekolah sebagai Supervisor ... 95

4.8 Peran dan fungsi kepala sekolah sebagai Pemimpin (leader) ... 98

4.9 Peran dan fungsi kepala sekolah sebagai Inovator ... 100

4.10 Peran dan fungsi kepala sekolah sebagai Motivator ... 102

4.11 Peran dan fungsi kepala sekolah sebagai Wirausahawara (Enter preuner)... 106


(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka pikir penelitian ... 41

3.1 Pola Interaktif Analisa data Penelitian ... 63

3.2 Triangulasi Teknik ... 68

3.3 Triangulasi Sumber ... 68

4.1 Diagram konteks peran dan fungsi kepala sekolah sebagai pendidik (Educator) ... 109

4.2 Diagram konteks peran dan fungsi kepala sekolah sebagai Manager ... 112

4.3 Diagram konteks peran dan fungsi kepala sekolah sebagai Administrator ... 115

4.4 Diagram konteks peran dan fungsi kepala sekolah sebagai Supervisor ... 118

4.5 Diagram konteks peran dan fungsi kepala sekolah sebagai Pemimpin (leader) ... 120

4.6 Diagram konteks peran dan fungsi kepala sekolah sebagai Inovator ... 121

4.7 Diagram konteks peran dan fungsi kepala sekolah sebagai Motivator ... 123

4.8 Diagram konteks peran dan fungsi kepala sekolah sebagai Wirausaha (Enter preuner) ... 124


(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar observasi ... 150

2. Daftar pertanyaan wawancara mendalam ... 151

3. Transkrip wawancara ... 154

4. Struktur organisasi sekolah ... 189

5. Program kerja kepala sekolah ... 190

6. Denah lokasi SD ... 191

7. Foto-foto sarana dan prasarana ... 192

8. Foto-foto kegiatan kepala sekolah ... 194

9. Foto-foto kegiatan guru ... 195

10.Foto-foto kegiatan siswa ... 197

11.Pelepasan Pawai Akbar SD Muhammadiyah Metro ... 198


(21)

BAB I PENDAHULUAN

Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi istilah.

1.1. Latar Belakang

Semakin berkembangnya dunia pendidikan menuntut setiap lembaga pendidikan berbenah diri untuk meningkatkan mutunya. Peningkatan mutu sekolah merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh setiap sekolah, agar tetap eksis di dunia pendidikan. Mengingat persaingan dunia pendidikan begitu besar terutama di sekolah swasta maka tuntutan masyarakat terhadap mutu sekolah sudah menjadi pilihan masyarakat. Mutu sekolah sangat ditentukan oleh berbagai faktor, salah satu diantaranya adalah peran dan fungsi kepala sekolah.

Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Kepala sekolah merupakan satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan mempunyai posisi strategis. Kepala sekolah merupakan seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses pembelajaran. Kepala sekolah dapat dikatakan sebagai pemimpin di satuan pendidikan yang tugasnya menjalankan manajemen satuan pendidikan yang di pimpin.


(22)

2 Wahyosumidjo (2010: 83) mengartikan kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang di beri tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Pada tingkat operasional, kepala sekolah adalah orang yang berada di garis terdepan yang mengkoordinasikan upaya meningkatkan pembelajaran yang bermutu, berkualitas dan efektif. Kepala sekolah di angkat untuk menduduki jabatan tertinggi yang bertangung jawab mengkoordinasikan upaya bersama mencapai tujuan pendidikan pada level sekolah yang di pimpin. Tentu saja kepala sekolah bukan satu-satunya yang bertanggungjawab penuh terhadap suatu sekolah, karena masih banyak faktor lain yang perlu diperhitungkan seperti: guru, peserta didik, dan iklim sekolah yang mempengaruhi proses pembelajaran. Namun demikian kepala sekolah memiliki peran yang sangat mempengaruhi jalannya sistem yang ada dalam sekolah.

Menurut Mulyasa (2007: 24) Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Kepala sekolah adalah penanggungjawab atas penyelenggaraan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga pendidikan lainnya, pendayagunaan serta pemeliharaan sarana prasarana juga sebagai supervisor pada sekolah yang dipimpinnya. Agar sekolah dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien, maka kepala sekolah harus melaksanakan fungsi-fungsi manajerial seperti; perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemberian motivasi, pelaksana pengendalian, evaluasi dan inovasi. Kepala sekolah yang baik diharapkan dapat membentuk pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru berlangsug baik. Sehingga akan menghasilkan prestasi siswa dan guru yang baik.


(23)

Mulyasa (2007: 25) Kepala sekolah bertanggungjawab atas manajemen pedidikan secara mikro, yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran. Pada dasarnya pengelolaan sekolah menjadi tanggungjawab kepala sekolah dan guru. Namun, kemampuan kepala sekolah dalam peran dan fungsinya sangat berpengaruh terhadap terselenggaranya manajemen yang baik.

Hal ini mengandung arti bahwa peran dan fungsi kepala sekolah sangat menentukan bagi pengelolaan sekolah yang baik. Peran adalah status kepala sekolah selaku pimpinan di sekolah seyogyanya dapat menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan lahirnya iklim sekolah dan hubungan antar manusia yang harmonis, kondusif sesuai dengan fungsinya agar sekolah menjadi sekolah yang efektif. Kepala sekolah selaku yang mengelola dan memimpin di lembaga pendidikan harus memiliki kemampuan atau kompetensi dalam menjalankan peran dan fungsinya tersebut. Peran dan fungsi yang dimaksud adalah kepala sekolah dengan indikator sebagai EMASLIME.

Seiring dengan perkembangan tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan dan hasil pendidikan yang diberikan oleh sekolah, dan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional melalui upaya peningkatan mutu, pemerataan, dan

efisiensi penyelenggaraan pendidikan, dan demokratisasi pendidikan,

penyelenggaraan pendidikan yang baik sangat ditunjang oleh manajemen sekolah yang memadai. Kepala sekolah selaku yang mengelola dan memimpin di lembaga pendidikan harus memiliki kemampuan atau kompetensi dalam menjalankan peran dan fungsinya tersebut.

Berdasarkan observasi bulan Juli 2013 peneliti mengamati bahwa SD Muhammadiyah Metro adalah sekolah swasta di bawah pembinaan Majelis


(24)

4 Dikdasmen pimpinan Cabang Muhammadiyah Kota Metro mengelola pendidikan TK, SD, SMP dan SMA memiliki pangsa pasar tersendiri yang berbeda dengan sekolah dasar pada umumnya. Pembelajaran berdasar agama yang kuat sejak dini, dan pembinaan karakter building yang mengintegrasikan nilai-nilai keislaman ke dalam pembelajaran, prestasi yang di raih oleh siswa baik di tingkat lokal maupun nasional. Di lihat dari prestasi, model pembelajaran dan lulusan sekolah yang di terima di sekolah favorit di kota Metro mengakibatkan SD Muhammadiyah Metro menjadi pilihan yang tepat bagi masyarakat kota Metro. Dengan berbagai keberhasilan yang di raih merupakan bagian dari keberhasilan kepala sekolah dalam melaksanakan perannya sebagai kepala sekolah dan fungsinya dalam melaksanakan tugas di SD Muhammadiyah Metro.

SD Muhammadiyah Metro berdiri pada tahun 1968, mempunyai Visi “Unggul dalam prestasi yang berakhlak mulia”, yang mampu meraih prestasi baik lokal maupun nasional. SD Muhammadiyah Metro merupakan SD swasta unggulan di Kota Metro, terlihat dari prestasi yang di raih sekolah di dukung dengan sarana prasarana yang memenuhi standar nasional pendidikan. Karena minat orang tua yang semakin tinggi, sehingga berakibat semakin besar perkembangannya.

Awal pembelajaran tahun 2012/2013 dengan jumlah siswa 1.008 orang, guru dan karyawan berjumlah 56 orang, diperlukan upaya yang optimal untuk mengelola sumber daya yang ada, agar mutu yang diinginkan dapat tercapai dan menjadikan sekolah pilihan masyarakat, sekolah yang agamis dan sekolah yang efektif.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan alasan, SD Muhammadiyah memiliki keunikan tersendiri berbeda dengan sekolah dasar umum lainnya, juga sekolah dasar agamis lainnya.


(25)

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, fokus utama penelitian adalah efektivitas peran dan fungsi kepala SD Muhammadiyah Metro. Adapun secara rinci sub fokus penelitian adalah peran dan Fungsi.

1.2.1 Kepala sekolah sebagai pendidik (edukator). 1.2.2 Kepala sekolah sebagai manajer.

1.2.3 Kepala sekolah sebagai administrator. 1.2.4 Kepala sekolah sebagai supervisor.

1.2.5 Kepala sekolah sebagai pemimpin (leader). 1.2.6 Kepala sekolah sebagai inovator.

1.2.7 Kepala sekolah sebagai motivator.

1.2.8 Kepala sekolah sebagai wirausahawan (enterpreuner).

1.3. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian merupakan pengembangan dari fokus penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dan merupakan panduan awal adalah sebagai berikut. 1.3.1 Bagaimanakah kepala sekolah sebagai pendidik (educator) di SD

Muhammadiyah Metro?

1.3.2 Bagaimanakah kepala sekolah sebagai manajer di SD Muhammadiyah

Metro?

1.3.3 Bagaimanakah kepala sekolah sebagai administrator di SD

Muhammadiyah Metro?

1.3.4 Bagaimanakah kepala sekolah sebagai supervisor di SD Muhammadiyah Metro?


(26)

6

1.3.5 Bagaimanakah kepala sekolah sebagai pemimpin (leader) di SD

Muhammadiyah Metro?

1.3.6 Bagaimanakah kepala sekolah sebagai inovator di SD Muhammadiyah Metro?

1.3.7 Bagaimanakah kepala sekolah sebagai motivator di SD Muhammadiyah Metro?

1.3.8 Bagaimanakah kepala sekolah sebagai wirausahawan (enterpreuner) di SD

Muhammadiyah Metro?

1.4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis Peran dan fungsi sebagai berikut.

1.4.1 Kepala sekolah sebagai pendidik (educator) di SD Muhammadiyah Metro.

1.4.2 Kepala sekolah sebagai manajer di SD Muhammadiyah Metro.

1.4.3 Kepala sekolah sebagai administrator di SD Muhammadiyah Metro.

1.4.4 Kepala sekolah sebagai supervisor di SD Muhammadiyah Metro.

1.4.5 Kepala sekolah sebagai pemimpin (leader) di SD Muhammadiyah Metro.

1.4.6 Kepala sekolah sebagai inovator di SD Muhammadiyah Metro.

1.4.7 Kepala sekolah sebagai motivator di SD Muhammadiyah Metro.

1.4.8 Kepala sekolah sebagai wirausahawan (enterpreuner) di SD

Muhammadiyah Metro.

1.5. Kegunaan Penelitian

1.5.1 Secara teoritis hasil penelitian dapat mengembangkan kajian yang mendalam tentang efektivitas peran dan fungsi kepala sekolah serta implemantasinya.


(27)

1.5.2 Secara praktis memberikan manfaat bagi SD Muhammadiyah Metro dalam mengevaluasi dan mengembangkan sekolah dalam rangka optimalisasi peneyelenggaraan pendidikan yang lebih efektif dan efisien.

1.5.3 Bagi peneliti untuk memperoleh wawasan pengetahuan, ketrampilan

dalam peran dan fungsi kepala sekolah untuk meningkatkan mutu sekolah dan menambah pengalaman dalam melakukan penelitian ilmiah, serta sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir pada Program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung

1.6 Definisi Istilah

Menghindari terjadinya persepsi yang beragam tentang istilah yang dijadikan fokus dalam penelitian ini, maka diberikan batasan dalam bentuk definisi istilah sebagai berikut.

1.6.1 Efektivitas adalah adanya kesesuaian antara kepala SD Muhammadiyah dalam melaksanakan tugas dengan sasaran yang di tuju.

1.6.2 Peran kepala sekolah adalah tugas dan tanggungjawab kepala sekolah dalam mengelola penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di SD Muhammadiyah. secara lebih operasional tugas pokok mencakup kegiatan menggali dan mendayagunakan sumberdaya sekolah secara terpadu dalam kerangka pencapaian tujuan sekolah secara efektif dan efisien.

1.6.3 Fungsi kepala sekolah adalah tugas dan tanggungjawab kepala SD Muhammadiyah dalam menyelenggarakan pendidikan bertugas, sebagai pendidik, manajer, administrator, supervisor, pemimpin, inovator, motivator, dan wirausahaan.


(28)

8 1.6.4 Pendidik (educator) kepala sekolah berfungsi melaksanakan kegiatan

perencanaan, pengelolaan kelas dan evaluasi pembelajaran.

1.6.5 Manajer, kepala sekolah secara operasional berfungsi melaksanakan pengelolaan kurikulum dan pengajaran, kesiswaan, ketenagaan, keuangan, sarana prasarana dan hubungan masyarakat. Melaksanakan fungsi manajemen POAC (perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengawasan atau controling)

1.6.6 Administrator, dalam arti luas kepala sekolah merupakan pengambil kebijakan tertinggi di sekolah yaitu melakukan analisis lingkungan (menyusun strategi dalam melakukan perubahan dan perbaikan sekolah) sedangkan dalam arti sempit kepala sekolah merupakan penanggung jawab administrasi ketatausahaan dalam mendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

1.6.7 Supervisor, kepala sekolah sebagai pemimpin pengajaran berfungsi melakukan pembinaan profesional kepada guru dan dan tenaga kependidikan, melalui kegiatan observasi kelas, forum diskusi dan memberikan solusi bagi permasalahan pembelajaran yang dialami guru. 1.6.8 Pemimpin (leader), kepala sekolah berfungsi menggerakkan semua

sumberdaya sekolah untuk pencapaian tujuan sekolah. Dalam upaya menggerakkan sumberdaya tersebut kepala sekolah menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan dan metode-metode kepemimpinan yang sesuai, dengan mengedepan, keteladanan, permotivasian dan pemberdayaan staf. 1.6.9 Inovator, kepala sekolah berfungsi mencari, menemukan ide, gagasan

baru, berinovasi untuk menggali informasi baru selanjutnya ditransformasi pada guru dan karyawan di SD Muhammadiyah agar sekolah berkembang


(29)

sesuai dengan kemajuan teknologi serta tujuan sekolah secara efektif dan efisien.

1.6.10 Motivator, kepala sekolah berfungsi menggerakkan sumberdaya SD

Muhammadiyah dengan prinsip-prinsip memotivasi atau mempengaruhi menggunakan pendekatan-pendekatan baru dalam rangka meningkatkan kualitas sekolah.

1.6.11 Wirausahawan (enterpreuner), kepala sekolah berfungsi sebagai inspirator bagi munculnya ide-ide kreatif dalam mengelola sekolah, agar sekolah berkembang, bernilai jual di masyarakat dan mempunyai pangsa pasar tersendiri dan mengelola sumber belajar di SD Muhammadiyah


(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

Bab ini secara berturut-turut di bahas mengenai efektivitas sekolah, fungsi kepala sekolah sebagai; pendidik (educator), manajer, administrator, supervisor,

pemimpin (leader), inovator, motivator, wirausahawan (enterpreuner),

manajemen sekolah dan kompetensi kepala sekolah.

2.1Efektivitas Sekolah

Setiap orang memaknai efektivitas berbeda-beda, sesuai sudut pandang dan kepentingan masing-masing, seperti pernyataan Chung dan Maginson (dalam Mulyasa 2007: 82) menyatakan, ”effectiveness means different to different people”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 127), dikemukakan bahwa efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya). Manjur, mujarab dapat membawa hasil. Jadi efektivitas adalah kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang di tuju.

Menurut Mulyasa (2007: 82) menyatakan, bahwa efektivitas adalah bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan oprasional. Tujuan organisasi dapat tercapai karena berfungsinya semua sistem dalam organisasi tersebut. Setiap lembaga pendidikan mempuyai tujuan dalam organisasi sekolahnya. Berhasil tidaknya tujuan lembaga pendidikan ditentukan dengan semua sumber daya yang ada. Menurut Lipham dan


(31)

Hoeh (dalam Mulyasa, 2007: 83) meninjau efektivitas suatu kegiatan dari faktor pencapai tujuan, yang memandang bahwa efektivitas berhubungan dengan mencapai tujuan bersama bukan pencapaian tujuan pribadi.

Suatu sekolah dikatakan efektif jika tujuan bersama dapat di capai, dan belum bisa dikatakan efektif meskipun tujuan individu yang ada di dalamnya dapat dipenuhi. Oleh karena itu efektivitas dapat dijadikan baromater untuk mengukur keberhasilan pendidikan. Kepala sekolah sebagai pimpinan di sekolah mempunyai peran yang sangat strategis dalam mencapai tujuan lembaga pendidikan tersebut.

Kajian terhadap efektivitas suatu usaha yang panjang dan berkesinambungan. Oleh karena itu kepala sekolah sebagai pimpinan menghadapi tentang untuk mewujudkan efektivitas sekolah. Seperti yang diungkapkan Rivai dan Murni (2009: 252), bahwa.

1. Pimpinan kepala sekolah telah lama mengenal bahwa isu keefektifan sekolah memberikan ketahanan dan tantangan fundamental pada praktiknya. Baik guru dan publik, untuk singkatnya, mengakui bahwa sekolah yang berbeda mencapai tingkatan sukses yang berbeda, bahkan dengan populasi murid yang sama melihat.

2. Tantangan penting kedua adalah, definisi apa yang dilakukan: keefektifan

keorganisasian konstitusi menjadi konstan. Sebagai perubahan

konstituensi, paksaan dan harapan berubah untuk mendefinisikan efektivitas sekolah dengan cara yang baru.

3. Faktor yang menyulitkan ketiga untuk pimpinan sekolah yang berpegang pada keefektifan sekolah adalah bahwa beragam stekholder, seperti orang tua, pimpinan sekolah, pembuat kebijakan memilih kriteria keefektifan yang berbeda.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, kepala sekolah perlu mengkaji tujuan sekolah seperti apa yang akan dicapai, serta langkah-langkah dalam menggunakan sumberdaya yang ada. Agar manajemen dapat bekerja secara efektif sehingga efektifitas sekolah dapat tercapai dalam mencapai tujuan sekolah. Pekerjaan manajemen dapat dikatakan efektif apabila dapat memberikan hasil


(32)

12 yang sesuai dengan cerita yang ditetapkan, atau sudah mampu mewujudkan tujuan organisasi dalam aspek yang yang dikerjakan tersebut. Pada hakekatnya efektivitas organisasi bukanlah efektivitas pribadi, melainkan efektivitas manajer, dan manajer yang efektif akan menghasilkan manajemen yang efektif. Oleh karena itu kepala sekolah selaku manajer mempunyai peran yang penting dalam mencapai tujuan sekolah yang diinginkan memanfaatkan sumber daya yang ada di sekolah.

2.2Peran dan Fungsi Kepala Sekolah

Peran kepala sekolah adalah tugas dan tanggung jawab kepala sekolah dalam mengelola penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Secara lebih operasional tugas tersebut mencakup kegiatan menggali dan mendayagunakan sumberdaya sekolah secara terpadu dalam kerangka pencapaian tujuan sekolah secara efektif dan efisien. Fungsi kepala sekolah adalah tugas dan tanggungjawab kepala sekolah dalam mengelola penyelenggaraan pendidikan bertugas, sebagai pendidik, manajer, administrator, supervisor, pemimpin, inovator, motivator dan wirausahawan.

Peran dan fungsi kepala sekolah adalah tugas dan tanggung jawab kepala sekolah dalam mengelola pendidian di sekolah. Kepala sekolah mempunyai tugas pokok, yaitu mengelola penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Secara lebih operasional, tugas pokok kepala sekolah mencakup kegiatan menggali dan mendayagunakan sumber daya sekolah secara terpadu dalam kerangka pencapaian tujuan sekolah. Keselarasan fungsi dan peran kepala sekolah didasarkan pada pemahaman bahwa, keberhasilan sekolah merupakan


(33)

keberhasilan kepala sekolah. Oleh karena itu suatu keharusan bagi kepala sekolah untuk memiliki kompetensi yang mumpuni dalam menjalankan perannya.

Perspektif kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas, 2006), terdapat tujuh fungsi utama kepala sekolah yaitu sebagai, (1) educator (pedidik), (2) manajer, (3) administrator (4) supervisor (penyelia), (5) leader (pemimpin), (6) inovator, (7) motivator, dan ditambah satu yaitu (8) enterpreuner (wirausahawan).

Untuk menghindari terjadinya persepsi yang beragam, maka yang diambil tugas pokok dan fungsi kepala sekolah meliputi kepala sekolah sebagai pendidik (educator), manajer, administrator, supervisor, pemimpin (leader), inovator, motivator dan wirausahawan (enterpreuner).

2.1.1 Kepala Sekolah sebagai Pendidik (Educator)

Menurut Wahjosumidjo (2010: 122) pendidik adalah orang yang mendidik. Sedangkan mendidik dapat diartikan memberikan latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan sehingga mengalami proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.

Permendiknas No. 28 tahun 2010, bahwa jabatan kepala sekolah merupakan tugas tambahan, pada hakekatnya kepala sekolah juga seorang pendidk (guru). Oleh karena itu kepala sekolah juga harus memiliki kompetensi seorang guru. Menurut Djamarah (dalam Rivai dan Murni, 2009: 896) berpendapat bahwa baik mengajar maupun mendidik merupakan tanggung jawab guru sebagai tenaga profesional yang tinggi. Pendapat Rusman (2011: 22) kompetensi yang harus dimiliki oleh


(34)

14 seorang guru yang profesional (berdasarkan PP Nomor 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28) meliputi.

1. Kompetensi pedagogik, adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi peahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pegembangan peserta didik peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Artinya guru harus mampu mengelola kegiatan pembelajaran, mulai dari merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Guru harus menguasai manajemen kurikulum serta memiliki pemahaman tentang psikologi pendidikan, terutama terhadap kebutuhan dan perkembangan peserta didik agar kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan berhasil guna.

2. Kompetensi personal, adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Artinya guru memiliki sikap kepribadian yang mantap, sehingga mampu menjadi sumber inspirasi bagi siswa. Dengan kata lain, guru harus memiliki kepribadian yang patut diteladani.

3. Kompetensi professional, adalah kemampuan penguasan materi pembelajaran

secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan. Artinya guru harus memiliki pengetahuan yang luas berkenaan dengan bidang studi atau subjekmatter yang akan diajarkan, serta penguasaan didaktik metodik dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoritis, mampu menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran. Guru pun harus memiliki pengetahuan luas tentang kurikulum, dan landasan kependidikan.

4. Kompetensi sosial, adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Artinya ia menujukkan kemampuan berkomunikasi sosial, baik dengan murid-muridnya maupun dengan sesama guru, dengan kepala sekolah, bahkan dengan masyarakat luas.

Selain kepala sekolah sejatinya sebagai guru, namun ia juga sebagai pimpinan yang mempunyai kewajiban untuk membina para guru. Menurut Rivai dan Murni, (2009: 889) kepala sekolah secara riil mempunyai fungsi sangat menentukan bagi perkembangan guru, adalah sebagai berikut.

1. Kepala sekolah dapat berperan positif terhadap perkembangan guru, jika kepala sekolah mampu meningkatkan potensi guru-guru sekaligus memberikan ruang gerak dan kebebasan untuk maju bagi guru, guna meningkatkan komitmen tanggung jawab tugasnya.

2. Guru perlu mendapat dorongan kuat dari kepala sekolah untuk berani keluar dari dunia rutinitas hariannya, masuk kedalam dunia dinamis yang merupakan syarat dari suatu perkembangan profesionalisme guru itu sendiri, dalam


(35)

rangka mengingkatkan kompentesi untuk mendukung tugas luhur sebagai guru yang professionsal.

3. Sebaliknya kepala sekolah dapat menjadi penghambat perkembangan guru, jika guru tidak mendapat dukungan untuk secara dinamis mengembangkan potensinya dengan berinteraksi dengan jaringan guru-guru dari satuan pendidikan lainnya dan lembaga-lembaga lainnya. Dengan interaksi keluar yang terarah, maka guru akan mendapatkan berbagai best practices dari jaringannya sehingga individualnya akan terbangkitkan untuk maju bersama rakan guru lainnya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa guru/ kepala sekolah memiliki fungsi sebagai pengajar dan pendidik, sebagai pengajar bertugas menyampaikan sejumlah mata pelajaran ke dalam akal pikiran anak didik, sebagai pendidik bertugas membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia berbudi luhur, cakap, aktif, kreatif, mandiri, dan inovatif.

2.1.2Kepala Sekolah sebagai Manajer

Kepala sekolah sebagai manajer mempunyai posisi puncak yang memegang kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan sekolah yang telah ditentukan. Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk memperbaiki mutu pendidikan melalui sisi manajerial kepala sekolah. Keberhasilan seorang manajer apabila ia dapat melakukan fungsi manajernya dengan efektif. Mengingat pekerjaan dikatakan efektif apabila pekerjaan itu memberi hasil yang sesuai dengan rencana semula. Sedangkan efisien adalah pekerjaan yang menghabiskan biaya sesuai dengan rencana atau lebih rendah.

Terry (1991:15-17) menyatakan bahwa fungsi manajemen adalah: Perencanaan (planing) adalah menetapkan pekeriaan yang harus dilaksanakan oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang digariskan, mencakup kegiatan pengambilan keputusan. Diperlukan kemampuan untuk menadakan visualisasi dan melihat ke depan guna merumuskan suatu pola dari tindakan untuk masa depan. Pengorganisasian (Organizing), adalah mencakup membagi komponen kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan kedalam kelompok-kelompok, metapkan wewenang diantara kelompok dan unit-unit organisasi. Fungsi pengorganisasian meliputi penentuan fungsi dan struktur. Fungsi terdiri atas tugas-tugas yang


(36)

16 diberikan dalam fungsi garis. Hubungan terdiri atas tanggung jawab dan wewenang, sedang struturnya dapat bersifat horizontal dan vertikal. Pelaksanaan (Actuating), atau gerakan aksi, mencakup kegiatan yang dilakukan seorang pemimpin untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan dapat dicapai. Actuating mencakup penetapan dan pemuasan kebutuhan pegawai dengan cara memberi penghargaan,

memimpin, mengembangkan dan memberi kompensasi. Pengawasan

(controlling), adalah merupakan kelanjutan tugas untuk melihat apakah kegiatan dilaksanakan sesuai rencana. Pelaksanaan kegiatan di evaluasi dan penyimpangan-penyimpangan yang tidak diinginkan diperbaiki supaya tujuan dapat tercapai dengan baik.

Berdasarkan uraian di atas bahwa kepala sekolah dalam mengelola

penyelenggaraan pendidikan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen,

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan atau controling. Dapat dikatakan keberhasilan seorang manajer, jika manajer tersebut dapat melakukan fungsi sebagai manajer secara efektif dan efisien.

2.1.2 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah sebagai Administrator

Administrasi sangat penting dalam lembaga pendidikan untuk membantu agar lembaga pendidikan dapat berjalan lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan. Menurut Rivai dan Murni (2009:324) menyatakan bahwa, administrasi pendidikan merupakan fungsi khusus dengan tujuan utamanya adalah memastikan pendidikan akan terselenggara secara efisien dan efektif.

Berdasarkan pendapat di atas bahwa kepala sekolah sebagai administrator

bertugas menyelenggarakan administrasi pendidikan terkait dengan

pengorganisasian, pengkoordinasian, pengawasan, yang meliputi kurikulum, kesiswaan, pembiayaan, sarana prasarana, kepegawaian, tata laksana dan hubungan masyarakat.


(37)

2.1.3 Kepala Sekolah sebagai Supervisor

Menurut Arikunto (2009: 370) kegiatan supervisi bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kinerja. Aktivitas ini harus dilakukan seorang pemimpin berkaitan dengan peran kepemimpinanan yang diembannya dalam rangka menjaga kualitas produk yang dihasilkan lembaga. Lebih jauh dikatakan bahwa supervisi bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kinerja. Dengan bimbingan dan bantuan, kualitas professional guru dan lembaga akan senantiasa bisa dijaga dan ditingkatkan.

Menurut Ambarita (2013:145) bahwa supervisi adalah sebagai usaha layanan perbaikan pembelajaran dari tahap perencanaan, pengamatan dan analisis yang intensif penampilan pembelajarannya baik secara individu maupun kelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran . Hal ini menunjukkan dalam penerapannya supervisi merupakan suatu bentuk bimbingan profesional dalam rangka perbaikan suasana belajar mengajar melalui guru-guru.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi merupakan suatu bentuk bimbingan/pembinaan profesional dalam rangka perbaikan kualitas dan kinerja bagi guru-guru dan tenaga kependidikan di sekolah.

2.1.4 Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin (leader)

Kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja untuk mempengaruhi perilaku orang lain, terutama bawahannya, untuk berpikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif bahwa ia memberikan sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan sekolah. Kepemimpinan adalah unsur terpenting dalm


(38)

18 manajemen peningkatan mutu. Pemimipin harusnya mampu memiliki visi dan mampu menerjemahkan visi tersebut ke dalam kebijakan yang jelas dan tujuan yang spesifik. Peter dan Austin (dalam Sallis 2006: 170) menganjurkan pentingnya pemimpin yang unggul dalam mencapai mutu.

Menurut Mulyasa (2007: 126), kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dalam manajemen dapat di lihat berdasarkan kriteria; 1) mampu memberdayakan guru- guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar, dan produktif, 2) dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, 3) mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikan, 4) berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan guru dan pegawai lain di sekolah, 5) bekerja dengan tim manajemen, serta 6) berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Sedangkan menurut Pidarta (dalam Mulyasa, 2007: 126) mengemukakan tiga macam keterampilan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah untuk mensukseskan kepemimpinannya. Ketiga keterampilan tersebut adalah keterampilan konseptual, yaitu keterampilan untuk memahami dan mengoperasikan organisasi; keterampilan manusiawi, yaitu keterampilan untuk bekerja sama, memotivasi, dan memimpin; serta keterampilan teknik, yaitu keterampilan dalam menggunakan pengetahuan, metode, teknik, serta perlengkapan untuk menyelesaikan tugas tertentu.

Tuntutan kemampuan kepala sekolah sebagai pemimpin yang harus memiliki berbagai keterampilan dalam menjalankan tugasnya merupakan suatu kemestian.


(39)

Mengingat kepala sekolah sebagai lokomotif dari banyak gerbong yang akan dibawa untuk mencapai tujuan sekolah dan pendidikan pada umumnya. Dalam kaitan ini, disarankan kepala sekolah memiliki beberapa kemampuan sebagai seorang pemimpin seperti pendapat Noris yang dikutip oleh Ais Wahab (dalam Fattah, 2004: 123), yaitu; 1) seorang pemimpin yang memiliki pengetahuan yang luas tentang teori pendidikan; 2) kemampuan menganalisis situasi sekarang berdasarkan apa yang seharusnya, 3) mampu mengidentifikasi masalah, dan 4) mampu mengkonseptualkan arah baru untuk perubahan. Hal ini sesuai dengan pendapat Covey dalam Rivai dan Murni (2009: 748), membagi peran pemimpin menjadi tiga bagian yaitu:

1. Pathfinding (pencarian alur), peran menentukan visi dan misi yang pasti 2. Aligning (penyelaras), peran untuk memastikan bahwa struktur, sistem

proses operasional memberikan dukungan pada pencapaian visi dan misi. 3. Empowering (pemberdayaan), peran untuk menggerakkan semangat dalam

diri orang-orang dalam mengungkapkan bakat, kecerdasan, dan kreativitas laten untuk mampu mengerjakan apapun dan konsisten dengan prinsip-prisip yang disepakati.

Upaya peningkatan mutu berkelanjutan, melibatkan semua personil sekolah, yang di dalam prosesnya menuntut komitmen bersama terhadap masalah mutu pendidikan di sekolah. Tumbuhnya komitmen di kalangan personil sekolah melalui peranan kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan. Adanya pemahaman dan komitmen yang kuat dari kepala sekolah merupakan unsur yang amat penting, bahkan Sallis (dalam fattah 2004: 123-124) mengemukakan adanya kegagalan pada proses penerapan teori peningkatan mutu utamanya disebabkan oleh kurangnya komitmen dari pemimpin.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan dapat disimpulkan, keberhasilan kepemimpinan sangat ditentukan kompetensi kepribadian seorang pemimpin, agar ia mendapat dukungan dari bawahannya. Selain itu kemampuan


(40)

20 daam pengetahuan terhadap lembaga yang dipimpinnya dan memiliki keahlian teknis, metode dalam mengorganisasikan lembaganya. Namun kompetensi kepribadian atau karakter pemimpin sangat dominan dalam menetukan keberhasilan pemimpin.

2.1.5 Kepala Sekolah sebagai Inovator

Sebagai Inovator di sekolah sesuai kompetensi kepala sekolah (Permendiknas RI No.13 Tahun 2007 tentang kepala sekolah mampu mengelola perubahan dan pengembangan menuju organisasi pembelajaran yang efektif serta meciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif dan inovatif bagi pembalajaran peserta didik. (Depdiknas, 2006), peran kepala sekolah sebagai inovator adalah; 1) mencari dan menemukan gagasan baru untuk pembaharuan sekolah, 2) melakukan perubahan. Hal ini sesuai dengan pendapat Daryanto (1998: 175) menyatakan bahwa dunia pendidikan selalu mengalami dinamika, maka setiap guru dituntut juga untuk melakukan perubahan, baik ilmu pengetahuan, komunikasi, metode dan penguasaan terhadap teknologi.

Mulyasa (2009:118-119) menjelaskan kepala sekolah sebagai inovator akan tercermin dari cara-cara yang ia lakukan, pekerjaannya secara konstruktif, kreatif,delegatif, integratif, rasional dan objektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, serta adaptabel dan fleksibel.

Konstruktif dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan, kepala sekolah harus berusaha mendorong dan membina setiap tenaga kependidikan agar dapat berkembang secra optimal dalam melakukan tugas-tugas yang di emban kepada masing-masing tenaga kependidikan.


(41)

Kreatif dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berusaha mencari gagasan dan ide-ide baru dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini dllakukan agar para tenaga kependidikan dapat memahami apa-apa yang disampaikan oleh kepala sekolah sebagai pemimpin, sehingga dapat mencapai tujuan sesuai dengan visi, misi sekolah.

Delegatif dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berupaya mendelegasikan tugas kepada tenaga kependidikan sesuai dengan deskripsi tugas, jabatan serta kemampuan masing-masing.

Integratif dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berupaya mengintegrasikan semua kegiatan sehingga dapat menghasilkan sinergi untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif, efisien dan produktif.

Rasional dan objektif dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berusaha bertindak berdasarkan pertimbangan rasio dan objektif.

Pragmatis dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berusaha menetapkan kegiatan atau target berdasarkan kondisi dan kemampuan nyata yang dimiliki oleh setiap tenaga kependidikan, serta kemampuanj yang dimiliki sekolah. Keteladanan dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berusaha memberikan teladan dan contoh yang baik.

Adaptabel dan fleksibel dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus mampu beradaptasi dan fleksibel dalam menghadapi situasi baru serta berusaha menciptakan situasi kerja yang


(42)

22 menyenangkan dan memudahkan para tenaga kependidikan untuk beradaptasi dalam melaksanakan tugasnya.

Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah sebagai inovator, kepala sekolah harus mampu mencari, menemukan ide, gagasan, merupakan agen pembaharuan di sekolah, memiliki pandangan luas kedepan dan mampu mentransformasikan ide dan gagasan baru ke sumber daya sekolah menuju berbagai perubahan.

2.1.6 Kepala Sekolah Sebagai Motivator

Permendiknas RI No.13 tahun 2007 menyatakan bahwa kepala sekolah harus memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam penyelenggaraan pendidikan. Menurut teori Aldefer merupakan teori motivasi yang mengatakan bahwa manusia mempunyai 3 macam kebutuhan, yaitu: existence (E), relatedness (R) dan growth (G), menurut teori ini pada hakekatnya manusia ingin dihargai dan diakui keberadaannya (eksistensi), ingin di undang, dan dilibatkan. Di samping itu sebagai makhluk sosial, manusia ingin berhubungan atau bergaul dengan manusia lainnya. Manusia juga ingin selalu meningkatkan taraf hidupnya menuju kesempurnaan (ingin selalu berkembang).

Berdasarkan uraian tentang motivasi di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui motivasi seseorang dalam bekerja dapat dilihat dari keinginannya untuk memenuhi kebutuhan akan prestasi, penghargaan, pekerjaan, tanggung jawab, pertumbuhan dan perkembangan. Kepala sekolah sebagai motivator harus memperhatikan keberadaan guru, dihargai pendapatnya/hasil kerjanya agar bersama-sama mencapai tujuan meningkatkan kualitas dan mutu sekolah.


(43)

2.1.8 Kepala Sekolah Sebagai Wirausahawan

Menurut Syukro, dkk (2010: 55) dalam kompetensi kewirausahaan meliputi. a. Memiliki jiwa wirausaha, dengan kriteria; 1) memiliki inisiatif yang tinggi, 2)

memiliki percaya diri yang tinggi, 3) bersikap tegas, 4) memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, 5) memiliki daya tahan terhadap tekanan, 6) memiliki komitmen tinggi terhadap pekerjaan, 7) selalu update dengan informasi terkini, 8) memiliki orientasi terhadap efisiensi dan efektifitas, 9) berfikir dan bertindak sistematis, 10) bersikap pantang menyerah.

b. Memiliki kemampuan mengembangkan jiwa wirausaha, dengan kriteria; 1) mampu membuat perencanaan sistematis, 2) mampu membuat perencanaan strategis, 3) mampu memanfaatkan peluang, 4) memiliki kemampuan meyakinkan orang lain, 5) memiliki kemampuan pemecahan masalah.

Permendiknas RI No.13 tahun 2007, tentang standar kepala sekolah bahwa dimensi kompetensi kewirusahaan meliputi; bahwa kepala sekolah memiliki kemampuan (1) menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah, (2) bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajar yang efektif, (3) memiliki motivasi yang kuat untuk dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin, (4) pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam mengahadapi kendala yang dihadapi, (5) memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah sebagai sumber belajar peserta didik.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah sebagai wirausahawan (enterpreuner), kepala sekolah harus memiliki jiwa wirausaha, mampu mengembangkan jiwa wirausaha, mampu menciptakan inovasi


(44)

24 bagi pengembangan sekolah, bekerja keras, pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala-kendala yang ada serta memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah sebagai sumber belajar peserta didik.

2.3 Manajemen Sekolah

Menurut Mulyasa (2007: 39) sedikitnya terdapat tujuh komponen sekolah yang harus dikelola dengan baik, yaitu kurikulum dan program pengajaran, tenaga kependidikan, kesiswaan, keuangan, sarana dan prasarana pendidikan, pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat, serta manajemen pelayanan khusus lembaga pendidikan.

a. Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran

Manajemen kurikulum dan program pengajaran merupakan bagian dari Manajemen peningkatan mutu. Manajemen kurikulum dan program pengajaran mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaksanaan kurikulum. Perencanaan dan pengembangan kurikulum nasional pada umumnya telah dilakukan oleh Departermen Pendidikan Nasional pada tingkat pusat. Karena itu level sekolah yang paling penting adalah bagaimana merealisasikan dan menyesuaikan kurikulum tersebut dengan kegiatan pembelajaran. Di samping itu, sekolah juga bertugas dan berwenang untuk mengembangan kurikulum muatan lokal sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan lingkungan setempat.

Sekolah merupakan ujung tombak pelaksanaan kurikulum, baik kurikulum nasional maupun muatan lokal, yang diwujudkan melalui proses mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, institusional, kurikuler dan instruksional. Agar proses belajar mengajar dapat dilaksanaan secara efektif


(45)

dan efisien, serta mencapai hasil yang diharapkan, diperlukan kegiatan manajemen program pengajaran. Manajemen pengajaran adalah keseluruhan proses penyelenggaran kegiatan di bidang pengajaran yang bertujuan agar seluruh kegiatan pengajaran terlaksana secara efektif dan efisien.

Manajer sekolah diharapkan dapat membimbing dan mengarahkan pengembangan kurikulum dan progran pengajaran serta melakukan pengawasan dalam pelaksanaan. Proses pengembangan program sekolah, manajer hendaknya tidak membatasi diri pada pendidikan dalam arti sempit, ia harus menghubungkan program-program sekolah dengan seluruh kehidupan peserta didik dan kebutuhan lingkungan. Mengingat kepala sekolah merupakan manajer, maka ia harus tanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian perubahan atau perbaikan program pengajaran disekolah. Menurut Mulyasa (2007: 41), untuk kepentingan tersebut, sedikitnya terdapat empat langkah yang harus dilakukan, yaitu menilai kesesuaian program yang ada dengan tuntutan kebudayaan dan kebutuhan murid, mengingkatkan perencanaan program, memilih dan melaksanakan program,serta menilai perubahan program.

b. Manajemen Tenaga Kependidikan

Keberhasilan manajemen mutu sangat ditentukan pempinannya dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Manjemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia pendidikan bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan.


(46)

26 Ada empat prinsip dasar yang harus di pegang oleh kepala sekolah dalam menerapkan manajemen personalia (Depdikbud, 2007), yaitu.

a) Dalam mengembangkan sekolah, sumber daya manusia adalah komponen

paling berharga.

b) Sumber daya manusia akan berperan secara optimal jika dikelola dengan baik, sehingga mendukung tercapainya tujuan institusional.

c) Kultur dan suasana organisasi di sekolah, serta perilaku manajerial kepala sekolah sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pengembangan sekolah.

d) Manajemen personalia di sekolah pada prinsipnya mengupayakan agar setiap warga (guru, staf administrasi, siswa, orang tua siswa, dan yang terkait) dapat bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan sekolah.

Menurut Mulyasa (2007: 42), manajemen tenaga kependidikan (guru dan personil) mencakup; (1) perencanaan pegawai, (2) pengadaan pegawai, (3) pembinaan dan pengembangan pegawai, (4) promosi dan mutasi, (5) pemberhentian pegawai, (6) kompensasi, (7) penilaian pegawai. Semua komponen ini harus dilakukan dengan benar dan baik, agar apa yang diharapkan dapat tercapai, yakni tersedianya tenaga kependidikan yang diperlukan dengan kualifikasi dan kemampuan yang sesuai serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan berkualitas. Perencanaan pegawai merupakan kegiatan untuk menentukan kebutuhan pegawai, baik secara kuantitatif maupun kualitatif dan untuk sekarang maupun masa yang akan datang. Penyusun rencana personalia yang baik dan tepat memerlukan informasi.

Ada dua tahap yang harus dilakukan kepala sekolah untuk pengadaan pegawai, yaitu.

a) Analisis pekerjaan

Agar pengadaan tenaga betul-betul sesuai dengan kebutuhan yang sesungguhnya, maka terlebih dahulu harus dilakukan analisis pekerjaan, baik melalui analisis proses maupun operasionalnya. Analisis proses dilakukan di


(47)

sekolah. Setelah dilakukan analisis operasi untuk menemukan bagaimana setiap tugas tersebut harus dikerjakan dan kemampuan yang diperlukan oleh orang yang mengerjakan tugas atau mengemban jabatan tersebut.

b) Pengadaan tenaga

Jika hasil analisis pekerjaan menunjukkan bahwa sekolah kekurangan tenaga pegawai, maka sekolah negeri tidak boleh merekrut sendiri, tetapi mengusulkan pengangkatan tenaga baru kepada dinas pendidikan kota/kabupaten dan seterusnya dilanjutkan ke dinas provinsi. Jika secara keseluruhan jumlah tenaga guru berlebih, tetapi ada satu atau beberapa pelajaran yang gurunya kurang, maka kepala sekolah perlu mengusulkan mutasi guru berlebih dan meminta tambahan guru untuk mata pelajaran yang kurang.

Sedangkan pada sekolah swasta, maka kewenangan untuk merekrut tenaga pegawai di beri kewenangan. Mereka lebih leluasa untuk mengatur kewenangan tenaga pegawainya. Ada tiga aspek yang harus dilakukan kepala sekolah dalam mengembangkan pegawai disekolah, yaitu, a) peningkatan profesionalisme, b) pembinaan karier, c) kesejahteraan.

Hal yang perlu diperhatikan dan sangat penting dalam mengelola tenaga pendidik dan kependidikan bahwa guru, staf administrasi, dan staf lainnya adalah manusia, sehingga dalam pengelolaannya perlu diperhatikan sisi-sisi manusiawi, seperti memberi perhatian, membantu menyelesaikan tugas yang sulit, dan sejenisnya. Organisasi senantiasa menginginkan agar personil-personilnya melaksanakan tugas secara optimal dan menyumbangkan segenap kemampuannya untuk kepentingan organisasi, serta bekerja lebih baik dari


(48)

28 hari ke hari. Di samping itu, pegawai sendiri sebagai manusia juga membutuhkan peningkatan dan perbaikan pada dirnya termasuk dalam tugasnya. Oleh karena itu fungsi pembinaan dan pengembangan pegawai merupakan fungsi pengelolaan personil yang mutlak, untuk memperbaiki, menjaga, dan meningkatkan kinerja pegawai. Setelah ditentukan calon pegawai yang akan diterima, kegiatan selanjutnya adalah mengusahakan supaya calon pegawai tersebut menjadi anggota organisasi yang sah sehingga mempunyai hak dan kewajiban sebagai anggota organisasi atau lembaga. Agar personalia dapat bekerja dengan optimal dan masing – masing pihak menjalankan hak dan kewajiban, maka diperlukan kontrak perjanjian antara pegawai dengan organisasi atau lembaga yang bersangkutan.

c) Manajemen kesiswaan

Semua kegiatan di sekolah pada akhirnya ditujukan untuk membantu siswa mengembangkan dirinya. Upaya itu akan optimal jika siswa sendiri secara aktif berupaya mengembangkan diri, sesuai dengan program – program yang dilakukan di sekolah. Oleh karena itu sangat penting untuk menciptakan kondisi agar siswa dapat mengembangkan diri secara optimal. Sebagai pemimpin di sekolah, kepala sekolah memegang peranan penting dalam menciptakan kondisi tersebut.

Menurut Mulyasa, (2007:39) terdapat empat prinsip dalam manajemen kesiswaan yang harus dilakukan kepala sekolah, yaitu.

1. Siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka.

2. Kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat, dan seterusnya. Oleh karena itu diperlukan wahana


(49)

kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal.

3. Siswa hanya akan termotivasi untuk belajar jika mereka menyenangi apa yang akan diajarkan.

4. Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah afektif dan psikomotor.

Manajemen kesiswaan atau manajemen kemuridan (peserta didik) merupakan salah satu bidang operasional dalam manajemen di sekolah. Manajemen kesiswaan adalah penataan atau pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah. Manajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk pencatatan data peserta didik, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah.

Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran disekolah dapat berjalan lancar, tertib, dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, bidang manjemen kesiswaan sedikitnya memiliki tiga tugas utama, yakni: kemajuan belajar, bimbingan dan pembinaan disiplin. Berdasarkan tiga tugas utama tersebut.

Keberhasilan, kemajuan, dan prestasi belajar siswa memerlukan data yang otentik, dapat dipercaya, dan memiliki keabsahan. Data ini diperlukan untuk mengetahui dan mengontrol keberhasilan atau prestasi kepala sekolah sebagai manajer pendidikan di sekolahnya. Kemajuan belajar siswa ini secara periodik harus dilaporkan kepada orang tua, sebagai masukan untuk berpartisipasi dalam proses pendidikan dan membimbing anaknya belajar, baik di rumah maupun di sekolah.


(50)

30 Berdasarkan uraian di atas maka tujuan pendidikan tidak hanya mengembangkan pengetahuan anak, tetapi juga sikap kepribadian, serta aspek sosial emosional, di samping keterampilan lain. Sekolah tidak hanya bertanggung jawab memberikan berbagai ilmu pengetahuan, tetapi memberikan bimbingan dan bantuan terhadap anak – anak yang bermasalah, baik dalam belajar, emosional maupun sosial, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi masing – masing, untuk kepentingan tersebut, diperlukan data yang lengkap tentang peserta didik. Untuk itu, di sekolah perlu di lakukan pencatatan dan ketatalaksanan kesiswaan, dalam bentuk buku induk, buku kleper, buku laporan keadaan siswa, buku presensi siswa, buku laporan pendidikan, daftar kenaikan kelas, buku mutasi, dan sebagainya.

d) Manajemen Keuangan dan Pembiayaan

Keuangan dan pembiyaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektifitas dan efisien pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lahir dalam implementasi manajemen untuk

meningkatkan mutu, yang menuntut kemampuan sekolah untuk

merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta mempertanggung-jawabkan pengelolaan dana secara transfaran kepada masyarakat dan pemerintah. Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiyaan merupakan potensi yang sangat menetukan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. Komponen keuangan dan pembiyaan pada suatu sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan – kegiatan proses belajar mengajar di sekolah bersama bengan komponen – komponen lainnya. Dengan kata lain


(51)

setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya. Komponen keuangan dan pembiyaan ini harus dikelola dengan baik, agar dana – dana yang dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Dan hal ini penting terutama dalam rangka manajemen mutu pendidikan, yang memberikan kewenangan kepada sekolah untuk mencari dan memanfaatkan berbagai sumber dana sesuai dengan keperluan sekolah, karena pada umumnya dunia pendidikan selalu dihadapkan dengan masalah keterbatasan dana.

Tugas manajemen keuangan oleh Jones (dalam Mulayasa 2009: 48) dapat dibagi tiga fase yaitu, 1) financial planning, 2) implementational and, 3) evaluation. Jones mengemukakan perencanaan finansial yang disebut budgeting, merupakan bagian kegiatan mengkoordinasi semua sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis tanpa

menyebabkan efek samping yang merugikan. Implementation involves

accounting (pelaksanaan anggaran) ialah kegiatan berdasarkan rencana yang telah dibuat dan kemungkinan terjadinya penyesuaian jika diperlukan.

Evaluation involves merupakan proses evaluasi terhadap pencapaian sasaran komponen utama manajemen keuangan meliputi.

a. Prosedur anggaran.

b. Prosedur akutansi keuangan.

c. Pembelajaran, pergudangan, dan prosedur pendistribusian. d. Prosedur investasi.


(52)

32 Dalam pelaksanaannya, manajemen keuangan ini ada pemisah tugas antara fungsi otorisator, ordinator, dan bendaharawan. Otorisator adalah pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran anggaran. Ordinator adalah pejabat yang berwenang untuk melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan berdasarkan otorisasi yang telah ditetapkan. Sedangkan bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakkan penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran keuangan atau surat – surat berharga lainnya yang dapat dinilai dengan uang serta diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggungjawaban.

Kepala sekolah sebagai manajer berfungsi sebagai otorisator, dan dilimpahi fungsi ordinator untuk memerintahkan pembayaran. Namun, tidak dibenarkan melaksanakan fungsi bendaharawan karena berkewajiban melakukan pengawasan ke dalam. Bendaharawan, di samping mempunyai fungsi – fungsi bendaharawan, juga dilimpahi tugas ordinator untuk menguji hak atas pembayaran.

e) Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan

Menurut Mulyasa (2007: 39) yang merupakan sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti : gedung, ruang belajar, meja dan kursi, serta alat – alat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pelajaran, seperti; halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah. Tetapi jika


(53)

dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran tumbuh-tumbuhan. Halaman sekolah sekaligus lapangan olah raga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan.

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventaris, dan penghapusan serta penataan. Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah sehingga menciptakan kondisi yang memadai secara kuantitatif, kualitatif dan relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan pengajaran, baik oleh guru sebagai pengajar maupun siswa sebagai pembelajar.

f) Manajemen Hubungan sekolah dengan Masyarakat

Menurut Mulyasa (2007:39) bahwa hubungan antara sekolah dengan masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu sarana yang dapat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik di sekolah. Dalam hal ini, sekolah sebagai sistem sosial merupakan bagian integral dari sistem sosial yang lebih besar yaitu masyarakat. Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan sekolah atau pendidikan secara efektif dan efisien.

g) Manajemen Pelayanan khusus lembaga pendidikan

Menurut Mulyasa (2007:39) bahwa layanan khusus lembaga pendidikan, yang mengedepankan kerjasama instansi terkait yang mendukung pendidikan


(54)

34 antara lain: layanan khusus dengan komite sekolah, layanan UKS, layanan perpustakaan yang merupakan sistem hubungan sosial bersama memenuhi pencapaian tujuan sekolah.

Berdasarkan uraian di atas beberapa manajemen yang dilaksanakan di sekolah memerlukan segenap orang-orang yang dapat melaksanakan fungsi manajemen dengan baik mampu memenuhi pencapaian tujuan sekolah. SD Muhammadiyah menyelenggarakan manajemen sekolah yang mengadopsi nilai-nilai manajemen pendidikan diintegrasikan dengan nilai-nilai keislaman. Dapat dikategorikan sebagai lembaga industri mulia (noble industry) karena mengemban misi ganda, yaitu profit sekaligus sosial. Misi profit yaitu mencapai keuntungan, ini dapat dicapai ketika efisiensi dan efektivitas dana dapat tercapai, sehingga pemasukan lebih besar dari biaya operasional. Misi sosial bertujuan untuk mewariskan dan menginternalisasikan nilai luhur. Menurut Muhaimin, Suti’ah dan Lystio (2010:7) manajemen pendidikan Islam diperlukan dua aspek yang terpadu, yaitu menyatukan sikap manajer dan leader yang berciri khas islam atau yang dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam. Sehingga melahirkan etos kerja berupa memiliki niat yang lurus untuk selalu memperbaiki amal atau kerja, selalu berorientasi pada kerja, dan meyakini bahwa setiap kerja yang dilakukan bukan hanya dimensi secara dunia tetapi lebih dari itu yaitu nilai ibadah.

2.4 Kompetensi Kepala Sekolah

Semakin berkembangnya kebutuhan sekolah akan pemimpin atau kepala sekolah yang dapat bersaing dengan perkembangan, maka tuntutan kompetensi kepala sekolah semakin ditingkatkan. Kemudian digulirkan permendiknas No. 13 Tahun 2007, mengatur bahwa kepala sekolah harus memiliki kompetensi dalam


(55)

menjalankan tugas pokok dan fungsinya, yang meliputi. 1) Kompetensi Kepribadian, 2) Kompetensi Manajerial, 3) Kompetensi Kewirausahaan, 4) Kompetensi Supervisi, dan 5) Kompetensi Sosial.

2.4.2 Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian yang dimaksud dalam permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang standar Kepala sekolah/Madrasah, meliputi, 1) berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah, 2) memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin, 3) memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah/madrasah, 4) bersikap terbuka dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah, 6) memiliki bakat dan jabatan sebagai pemimpin pendidikan.

Kompetensi kepribadian merupakan karakter yang harus dimiliki kepala sekolah dalam menjalankan perannya sebagai seorang pemimpin (leader), karena sebagai pemimpin, ia akan mempengaruhi orang lain atau memberdayakan orang – orang untuk menjalankan tugas. Kemampuan ia mempengaruhi orang lain sangat ditentukan sampai sejauh mana kepribadian seorang pemimpin menjadipanutan atau teladan bagi bawahannya.

Menurut Muhaimin, Suti’ah (2010: 29) bahwa faktor pemimpin yang sangat penting dalam hal ini adalah kepala sekolah adalah karakter dari orang yang menjadi pemimpin tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa karakter yang baik merupakan kompetensi kepribadian seorang pemimpin atau kepala sekolah yang harus dimiliki agar ia berhasil dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin di


(56)

36 organisasi sekolahnya. Pentingnya kompentensi kepribadian dalam menunjang kerja kepala sekolah atau pemimpin.

Pernyatan pentingnya kompetensi kepribadian ditekankan juga oleh Pidarta (2004: 17) bahwa seorang pemimpin agar dapat diterima di tengah – tengah organisasi yang dipimpinnya maka ia perlu memiliki itegritas pribadi. Suatu pribadi yang bisa berbaur dengan pribadi – pribadi lain, suatu kemampuan mengadaptasi dengan segala macam pribadi. Kemampuan ini bersumber dari kemampuan menghargai orang lain, menghayati perasaan orang lain, toleransi dan bekerjasama.

Berdasarkan pendapat – pendapat yang dikemukakan dalam teori, maka dapat dikatakan bahwa kompetensi kepribadian merupakan faktor penting yang menetukan kesuksesan kepala sekolah dalam menjalankan fungsinya sebagai pemimpin (leader). Bila kepribadian kepala sekolah baik, maka sebagai pemimpin akan dicontoh oleh bawahan, dan bawahan akan merasa nyaman dibawah binaan pimpinan yang memiliki karakter yang baik. Sehingga diharapkan semua staf akan memiliki kinerja yang baik, sehingga akan saling bersinergis untuk memberikan yang terbaik dalam peningkatan mutu di sekolahnya.

2.4.3 Kompentensi Manajerial

Kompetensi manajerial yang tertuang dalam permendiknas No.13 Tahun 2007 tentang standar kepala Sekolah meliptuti, 1) menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan, 2) mengembangkan

organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan, 3) memimpin


(57)

secara optimal, 4) mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajar yang efektif, 5) menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik, 6) mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal, 7) mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayaguanaan secara optimal, 8) mengelola hubungan sekolah/madrasah dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiyaan sekolah/madrasah, 9) mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik, 10) mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional, 11) mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien, 12) mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah, 13) mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam

mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di

sekolah/madrasah, 14) mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan, 15) memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen

sekolah/madrasah, 16) melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan

pelaksanaan program kegiatan sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya. Kompetensi manajerial ini menempatkan peran sekolah sebagai manajer. Selaras dengan pendapat Rohiat, (2010:35) bahwa ketrampilan-ketrampilan teknis manajerial untuk manajemen sekolah perlu mendapat perhatian seperti pemahaman terhadap tugas manajemen kurikulum,


(58)

38 manajemen personil, fasilitas, keuangan dan tata usaha sekolah, pemeliharaan tata tertib dan penghubung sekolah dan masyarakat.

2.4.3 Kompentensi Kewirausahaan

Kompetensi kewirausahaan menurut permendiknas No.13 Tahun 2007 tentang standar kepala Sekolah meliputi; 1) menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah, 2) bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang efektif, 3) memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah, 4) pantang menyerah dan selalu untuk

mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi

sekolah/madrasah, 5) memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik. Selaras dengan pendapat Syukro,dkk.(2010: 55) bahwa kompetensi kewirausahaan meliputi.

a. Memiliki jiwa wirausaha, dengan kriteria; 1) memiliki inisiatif yang tinggi, 2) memiliki percaya diri yang tinggi, 3) bersikap tegas, 4) memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, 5) memiliki daya tahan terhadap tekanan, 6) memiliki komitmen tinggi terhadap pekerjaan, 7) selalu apdate dengan informasi terkini, 8) memiliki orientasi terhadap efisiensi dan efektivitas, 9) berfikir dan bertindak sistematis, 10) bersikap pantang menyerah.

b. Memiliki kemampuan mengembangkan jiwa wirausaha dengan kriteria; 1)

mampu membuat perencanaan sistematis, 2) mampu membuat perencanaan strategis, 3) mampu memanfaatkan peluang, 4) memiliki kemampuan meyakinkan orang lain, 5) memiliki kemampuan pemecahan masalah.

2.4.4 Kompetensi Supervisi

Kompetensi supervisi yang dimaksud dalam permendiknas No.13 Tahun 2007 meliputi; 1) merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalis me guru, 2) melaksanakan supervisi akademik terhadap


(1)

6. Sebagai Inovator berupaya menemukan ide tentang pengembanan sekolah maupun ketrampilan peserta didik dalam lomba-lomba.

7. Sebagai Motivator upaya yang dilakukan membina keprofesian, tanggung jawab, suasana aman, kondusif sebagai motivasi memberikan beasiswa pendidikan sehingga guru dan karyawan bekerja secara maximal.

8. Sebagai Wirausahawan berupaya mem program unggulan dan menjalin mitra kerja sama yang baik sehingga SD Muhamadiyah menjadi sekolah pilihan masyarakat kota Metro.

Saran

1. Bagi Kepala Sekolah

Kepala sekolah diharapkan lebih intensif melaksanakan peran dan fungsinya. Mengingat peningkatan mutu sekolah sangat ditentukan oleh kepala sekolah, maka perlu memperhatikan hal-hal yang strategis dalam pelaksanaannya.

2. Bagi guru

Guru diharapkan memahami perlunya kerja sama untuk meningkatkan mutu sekolah. Dukungan terhadap kesuksesan implementasi peran dan fungsi kepala sekolah. Mengingat kepala sekolah tidak mungkin melakukan peningkatan mutu seorang diri, maka guru sebagai salah satu unsur sistem di lembaga pendidikan, perlu mendukung tugas kepala sekolah.

3. Bagi Pimpinan Persyarikatan Muhammadiyah

Perlu pembinaan kepala sekolah secara intensif dari Persyarikatan, terkait berjalannya fungsi kepala sekolah, Persyarikatan perlu sering melakukan supervisi


(2)

147 manjemen, agar kebutuhan terhadap pengembangan tim manajemen dapat diprogramkan. Pihak Persyarikatan juga perlu mengapresiasi keberhasilan yang dilakukan kepala sekolah, agar tidak terjadi kejenuhan dan tekanan pada tugas manajemen sekolah.

4. Bagi Peneliti

Untuk penelitian selanjutnya mengembangkan wawasan tentang peran dan fungsi kepala sekolah agar lebih dispesifikan lagi, mengingat kemajuan dan kualitas sekolah bergantung peran dan fungsi kepala sekolah.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Ambarita Alben 2013. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Universtas Lampung. Lampung.

Arikunto, Suharsimi dan Lia Yuliana, 2009. Managemen Pendidikan . Aditya Media dan Fakultas Ilmu Pendidikan UNY, Yogyakarta.

Arikunto,Suharsimi, 2006.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT Asdi Mahasatya, Jakarta.

Bungin, Burhan, 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Aktualisasi Metodologi ke

Arah ragamVarian Kontemporer. Rajawali Press, Jakarta.

Depdikbud 2007. Prinsip Dasar Managemen Personalia.

Daryanto, 1998. Administrasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Fatah Nanang. 2004. Konsep Managemen Berbasis dan Dewan Sekolah. Pustaka Bani Quraisy, Bandung. 208 h.

Guba,E.G & Lincoln Y.S, 1981.Effektif Evalution.Improving The usefulness Of

Evalutions Result through Responsive And Naturalistic Approaches.

Jassey-Bass Inc. Publisher.

Mantja, W. 2003. Etnografi. Desain penelitian dan manajemen pendidikan. Wineka Media. Malang.

Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosadakarya. Bandung.

Miles, M.B & Huberman, A.M. 1984 Qualitatif data analisys. Sage Publications, Beverly Hills.

Miles, M.B & Huberman, A.M. 1992. Analisa data kualitatif. (penerjemah: Rohidi. R.T). UI Press. Jakarta.

Mulyasa, E. 2007. Managemen Berbasis Sekolah. Remaja Rosdakarya, Bandung. 216 h.

Mulyasa, E 2009. Menjadi Kepala Sekolah profesional. Bandung, Remaja Rosdakarya.


(4)

149 Muhaimin. H. Sutiah Prabowo. Listyo, Sugeng. 2010. Manajemen Pendidikan.

Aplikasinya dalam penyusunan rencana Pengembangan

Sekolah/madrasah. Rencana Preda Media Group, Jakarta.

Perspektif Kebijakan Pendidikan Nasional (Depdiknas 2006) Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah.

Permendiknas No. 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah

Permendiknas No. 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Penyelenggaraan Pendidikan.

Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional pasal 18.

Rivai, H. Viethzal dan Murni,Sylviana.2009 Education Managemen.Raja Grafindo Persada,Jakarta.

Rusman.2012.Model-Model Mengembangkan ProfesionalismeGuru.Raja grafindo Persada.Jakarta.

Rohiat. 2010. Manajemen Sekolah Teori Dasar dan Praktik. Refika Aditama, Bandung.

Rahardjo, M.P. 2003. Metoda Riset Kualitatif. Universitas Kristen Satya Kencana. Salatiga.

Sallis, Edwad. 2006. Total Quality Managemen In Education. Managemen Mutu Pendidikan. IRCISOD,Jogyakarta.

Suharso dan Ana Retnoning, 2005, Kamus Umum Besar Bahasa Indonesia CV.Widya Karya, Semarang.

Spradley.P.J. 1980. Participant Observation. Holt, Rinehart and winston, Newyork.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kualitatif dan R & D, cet Ke-8 Alfabeta. Bandung

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif,

Kuantitatif, R & D) Alfabeta. Bandung.

Terry, George R. 1991. Terjemahan Prinsip-prinsip Manajemen. Bumi Aksara. Jakarta.

Wahjosumidjo, 2010. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya.

Yin, Robert.K.2011.Studi Kasus Desain dan Metode. PT Raja Grafindo Persada.Jakarta.


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Analisis Sitiran Alcohol And Alcoholism: International Journal Of The Medical Council On alcoholism; Oxford Tahun 2007

5 40 167

IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH METRO PUSAT

1 27 84

THE INFLUENCE OF SCHOOL LEADERSHIP, SCHOOL CLIMATE, ORGANIZATIONAL CULTURE ON ACHIEVEMENT MOTIVATION OF TEACHERS IN THE ELEMENTARY STATE SCHOOL WEST METRO PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, IKLIM SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI

0 11 108

THE EFFECTIVENESS OF THE LEADERSHIP'S ROLE AND FUNCTION OF MUHAMMADIYAH ELEMENTARY SCHOOL PRINCIPAL OF METRO EFEKTIVITAS PERAN DAN FUNGSI KEPALA SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH METROEFEKTIVITAS PERAN DAN FUNGSI KEPALA SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH METRO

0 16 74

The Role of Principal Leadership in Sustainable Professional Development in 4th State Elementary School, East Metro PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DI SD NEGERI 4 METRO TIMUR KOTA METRO

3 78 78

THE ROLE OF L1 IN AN EYL CLASSROOM: PERCEPTIONS OF ELEMENTARY SCHOOL TEACHER AND STUDENTS.

1 2 35

THE INFLUENCE OF PRINCIPAL LEADERSHIP AND ENGAGEMENT OF SCHOOL COMMITTEE TOWARD THE EFFECTIVENESS OF IMPLEMENTING SCHOOL-BASED MANAGEMENT : Descriptive Study at Public Elementary Schools in Coblong Sub-district, in Bandung City, Indonesia.

0 3 63

The effectiveness of the technique of teaching vocabulary using dialogues to the fifth grade of elementary school.

0 0 127

The Effect of Class-Visitation Supervision of the School Principal toward the Competence and Performance of Pangudi Luhur Ambarawa Elementary School Teachers.

0 0 9

FUNGSI DAN PERAN BISNIS RITEL DALAM SALURAN PEMASARAN The Function and the Role of Retail Business in Marketing Line

0 0 12