Aktivitas Fisik Mental dan Kebutuhan Kal

Aktivitas Fisik,
Mental dan
Kebutuhan Kalori
KELOMPOK 6
KELAS C

Anggota:
• Zuhratul Rofidah
122110101017
• Aminatul Laila
122110101089
• Riza Prima Saputra
122110101137
• Rifka Fatimatuz Z.
122110101143
• Izza Afkarina
122110101183

Pendahuluan



Studi ergonomi kaitannya dg kerja manusia
yaitu untuk mengevaluasi dan merancang
kembali tata cara kerja yg diaplikasikan
agar bisa meningkatkan efisiensi,
efektifitas, kemyamanan, dan keamanan.



Aktifitas fisik berupa aktifitas rutin sehari-hari,
misalnya membaca, pergi ke sekolah, dan
bekerja. Setiap aktifitas fisik memerlukan
energi untuk bergerak. Besarnya energi yang
digunakan tergantung dari jenis, intensitas dan
lamanya aktifitas fisik.

Lanjutan …………


Secara fisiologis, aktivitas mental terlihat
sebagai suatu jenis pekerjaan yang ringan

sehingga kebutuhan kalori untuk aktivitas
mental juga lebih rendah. Padahal secara moral
dan tanggung jawab, aktivitas mental jelas lebih
berat dibandingkan dengan aktivitas fisik,
karena lebih melibatkan kerja otak (white-collar)
dari pada kerja otot (blue-collar). Aktivitas
mental lebih banyak didominasi oleh pekerjapekerja kantor, supervisor dan pimpinan
sebagai pengambil keputusan dengan tanggung
jawab yang lebih besar.

Konsumsi Energi






Konsumsi energi adalah faktor utama dan tolok
ukur yg dipakai sbg penentu berat/ringannya
kerja fisik yang dilakukan.

Penentuan konsumsi energi secara fisiologis,
kenaikan indeks denyut jantung dijadikan
parameter digunakannya energi dalam suatu
pekerjaan.
Indeks ini merupakan perbedaan antara
kecepatan detak jantung pada waktu bekerja
tertentu dengan kecepatan detak jantung pada
waktu bekerja tertentu dengan kecepatan detak
jantung pada waktu istirahat

Manifestasi Kerja Berat
Pokok bahasan:
1. Laju denyut jantung (heart rate)
2. Tekanan darah (blood pressure)
3. Cardiac output (keluaran paru dengan satuan
liter/menit)
4. Kandungan kimiawi dalam darah (latic acid content)
5. Temperatur tubuh ( body temperature)
6. Kecepatan berkeringat
7. Pulmonary ventilation

8. Konsumsi oksigen yang dihirup ( oxygen
consumption)

Metabolisme








Proses untuk menghasilkan energi dan panas yang
diperlukan untuk kerja fisik lewat sistem otot
manusia.
Satuan energi (dalam ergonomi) Kilo Kalori (Kcal)
1 Kcal = 4.2 kilo joule
Dalam fisiologi kerja  energi yang dikonsumsi
diukur secara langsung melalui konsumsi oksigen
yang dihirup

1 liter O2 = 4.8 Kcal = 20 KJ
Konsumsi energi untuk kerja fisik (metabolisme
Kerja) = Basal Metabolisme (nilai energi saat
istirahat) + Nilai Kalori kerja

Metode Kerja dengan Cara Pengukuran
Energi yang Dikonsumsikan
Metode

Standar untuk Energi Kerja






Berdasarkan penelitian fisiologi kerja
maksimum energi yang dikonsumsi untuk
melaksanakan kerja fisik berat/kasar scr
terus-menerus yaitu 5.2 Kcal/menit.

Standart energi dikurangi metabolisme
basal
Energi yang dihasilkan dipengaruhi oleh
faktor usia
Kapasitas maksimum pekerja pada usia
20-30 tahun

Peningkatan Efisiensi Kerja
Fisik
Aktivitas kerja yang dilakukan oleh
manusia ditentukan oleh kemampuan
(mengencang dan mengerutkan) ototnya.
 Kegitan otot dibedakan dalm 2 hal:
a.
Kerja otot dinamik (bergantian) 
kelancaran aliran darah dan metabolisme
b. Kerja otot statik (dalam waktu yang
lama)  Rasa sakit dan lelah pada otot



Proses Tejadinya Kelelahan
Pola ini ditimbulkan oleh dua hal, yaitu: akibat
kelelahan fisiologis (fisik atau kimia) dan akibat
kelelahan psikologis (mental atau fungsionil).
A. Kelelahan Akibat Faktor Fisiologis (Fisik atau
Kimia)
 Kelelahan fisiologis adalah kelelahan yang timbul
karena adanya perubahan-perubahan fisiologis dalam
tubuh.
 Pada prinsifnya, ada 5 macam mekanisme yang
dilakukan tubuh yaitu: sistem peredaran, sistem
pencernaan, sistem otot, sistem syaraf dan sistem
pernafasan


Lanjutan …………
B. Kelelahan Akibat Faktor Psiologis
 Kelelahan ini bisa dikatakan kelelahan yang palsu, yang
timbul dalam perasaan seseorang dan terlihat dengan
tingkah lakunya atau pendapat–pendapat yang tidak

konsekuen lagi serta jiwanya yang labil.
 Hal–hal yang dapat digunakan sebagai patokan untuk
mengetahui telah datangnya gejala–gejala atau
perasaan–perasaan dari kelelahan:
1. Perasaan berat dikepala.
2. Merasa susah berfikir, lelah berbicara, menjadi gugup,
tidak dapat berkonsentrasi.
3. Sakit kepala, kekakuan bahu, merasa nyeri dipunggung,
pernapasan merasa tertekan, haus, suara serak dan
merasa kurang sehat badan.

Faktor kelelahan Pengukuran dan
pengaturan Jadwal Waktu Kerja
Macam2 kelelahan disebabkan karena:
a. Lelah Otot
b. Lelah visual
c. Lelah mental
d. Lelah monotis
Lelah Kronis :
 Meningkatnya rasa emosi dan rasa jengkel  kurang

toleran
 Munculnya sikap apatis pada pekerjaan
 Depresi yang berat

Lanjutan …………
Upaya mengurangi kelelahan:
a. Waktu istirahat yg terjadwal
b. Penyesuaian waktu istirahat yg
cukup berdasarkan ketegangan
kerja

TERIMA KASIH