Makalah komunikasi verbal dan non verbal

MAKALAH TEORI KOMUNIKASI
“ Komunikasi Verbal dan Non Verbal ”

Nama : Syara Citia Rosalina
No. Pokok : 2014140268
Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Prodi : Ilmu Komunikasi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2016

Komunikasi Verbal
Bahasa sebagai Komunikasi Verbal
Ketika kita berkomunikasi, kita menterjemahkan gagasan kita ke dalam bentuk
lambang (verbal atau nonverbal). Komunikasi verbal adalah komunikasi yang
menggunakan symbol-symbol verbal (bahasa), baik secara lisan maupun tulisan.
Symbol atau pesan verbal adalah semua jenis symbol yang menggunakan satu kata
atau lebih. Hampir semua rangsangan bicara yang kita sadari termasuk ke dalam
kategori pesan verbal disengaja, yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar
untuk berhubungan dengan orang lain secara verbal. Proses ini lazim disebut
penyandian. Bahasa adalah alat penyandian.

Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk
mengkomunikasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu
komunitas. Simbol-simbol tersebut berupa seperangkat kata atau kode yang telah
disusun secara berstruktur sehingga menjadi himpunan kalimat yang mengandung
arti. Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaan, dan
maksud kita.
Fungsi Bahasa
Fungsi bahasa yang mendasar adalah untuk menamai atau menjuluki orang, objek,
dan peristiwa. Selain itu fungsi bahasa yang lain adalah interaksi dan transmisi
informasi. Penamaan atau penjulukuan merujuk apad usaha mengidentifikasi
objek, tindakan, atau orang dengan menyebut namanya sehinga dapat dirujuk
dalam komunikasi. Fungsi interaksi menekankan barbagi gagasan dan emosi, yang
dapat mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebngungan.
Sedang fungsi transmisi informasi adalah melalui bahaeasa, informasi dapat
disampaikan kepada orang lain.

Menurut Larry L. Baker (Mulyana, 243), bahasa memiliki 3 fungsi sebagai berikut:
Penamaan
Penamaan merupakan fungsi bahasa yang mendasar dalam kehidupan manusia.
Penamaan atau penjulukan merujuk pada usaha mengidentifikasi obyek, tindakan,

atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi.
Interaksi
Fungsi interaksi menunjukkan pada berbagi gagasan dan emosi yang dapat
mengundang simpati dan pengertian ataupun kemarahan dan kebingungan.
Transmisi Informasi
Fungsi transmisi informasi adalah bahwa bahasa merupakan media untuk
menyampaikan informasi kepada orang lain. Keistimewaan bahasa sebagai sarana
transmisi informasi yang lintas waktu, dengan menghubungkan masa lalu, masa
kini, dan masa depan, memungkinkan kesinambungan budaya dan tradisi kita.
Tanpa bahasa kita tidak mungkin bertukar informasi, kita tidak munkign
menghadirkan semua objek dan tempat untuk kita rujuk dalam komunikasi kita.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kelancaran berkomunikasi verbal:
Faktor intelegensi
Masalah komunikasi akan muncul apabila manusia yang memiliki intelegensi
tinggi kurang mampu untuk berkomunikasi dengan orang yang memiliki
intelegensi rendah.
Faktor Budaya
Setiap budaya memiliki bahasa yang berbeda-beda. Apabila manusia yang
berkomunikasi tetap mempertahankan bahasa daerahnya masing-masing, maka
pembicaraan menjadi tidak efektif, akibatnya komunikasi menjadi terhambat atau

bahkan memungkinkan timbulnya kesalahpahaman diantara manusia tersebut.
Faktor Pengetahuan
Makin luasnya pengetahuan seseorang akan makin mempermudah dirinya

komunikasi. Hal ini disebabkan karena apabila seeorang komunikan
berbkomunikasi dengan seorang komunikator yang berbeda latar belakang
pengetahuan maka bisa saja terjadi komunikasi yang tidak menyenangkan karena
perbedaan dari latar belakang yang berbeda tersebut, dalam artian bahwa apabila
seseorang berbicara sesuai dengan pengetahuannya maka bisa saja orang lain tidak
sependapat denga pengetahuan yang dimilikinya karena perbedaan pengetahuan
tersebut.
Faktor Kepribadian
Orang yang mempunyai sifat pemalu dan kurang pergaulan biasanya kurang begitu
lancar dalam hal berkomunikasi, hal ini disebabkan kurang terbiasa berkomunikasi
dengan orang lain.
Faktor Biologis
Kelumpuhan organ bicara dapat menimbulkan kelainan-kelainan seperti:
Sulit mengatakan kata desing, karena ada kelainan pada rahang, bibir,gigi
Berbicara tidak jelas, yang bisa disebabkan oleh bibir sumbing, rahang dan lidah
tidak aktif.

Faktor Pengalaman
Makin banyak pengalaman yang dimiliki seseorang makin terbiasa ia akan
menghadapi orang lain untuk berbicara secara umum ataupun berbicara secara
pribadi dengan orang lain.
Keterbatasan Bahasa
Bahasa memiliki keterbatasan antara lain:
Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek.
Kata-kata adalah kategori-kategori untuk merujuk pada objek tertentu: orang,
benda, peristiwa, sifat, perasaan, dan sebagainya. Suatu kata hanya mewakili
realitas, tetapi bukan realitas itu sendiri. Oleh karena itu ada kalanya kita sulit

menamai suatu objek. Misalnya; nama apa yang harus kita berikan pada siuatu
benda yang bentuknya mirip pintu tetapi berukuran kecil, misalnya 50 cm x 20 cm:
pintu, pintu kecil, jendela, jendela kecil, lubang angin, atau apa? Keterbatasan
jumlah kategori untuk menamai suatu objek justru membantu memudahkan kita
berkomunikasi dengan orang lain dan berbagi pengalaman serta pengetahuan
dengan mereka sebagai akibat dari perbedaan antara apa yang ada di dalam kepala
kita dengan apa yang ada di dalam kepala orang lain dalam hal memaknai suatu
objek.
Kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual.

Kata-kata bersifat ambigu, karena kata-kata merepresentasikan persepsi dan
interpretasi orang-orang yang berbeda, yang menganut latar belakang sosial
budaya yang berbeda pula. Kata berat, mempunyai makna yang nuansanya
beraneka ragam, misalnya: tubuh orang itu berat; kepala saya berat; ujian itu berat;
tinju kelas berat.
Kata yang sama mungkin memiliki makna yang berbeda bagi orang-orang berbeda
dan makna yang berbeda bagi orang yang sama dalam waktu yang berbeda. Suatu
kata yang sama mungkin tidak tepat atau memberi makna aneh dan lucu bila
digunakan dalam konteks (kalimat) lain dengan pelaku yang berbeda, seperti dalam
dialog berikut:
+ ”Pak, apa kabar? ”
“Aduh, (badan) saya lagi nggak enak, nih”.
+ “Ibu, bagaimana?”
“Kalau ibu sih enak”.
Prinsip bahwa kata-kata bersifat kontekstual sebenarnya mengisyaratkan bahwa
aturan-aturan baku dalam berbahasa tidaklah mutlak.
Kata-kata mengandung bias budaya.
Bahasa terikat oleh konteks budaya. Dengan kata lain, bahasa dipandang sebagai

perluasan budaya. Orang-orang Eskimo lebih peka dalam mempersepsi realitas

salju karena salju merupakan faktor penting dalam kehidupan mereka. Kategori
salju begitu penting bagi mereka karena mempengaruhi hidup dan bahkan
keselamatan mereka. Penggunaan tenses dalam bahasa Inggris mengisyaratkan
bahwa orang-orang Inggris sangat sadar akan waktu dan menekannkan pentingnya
waktu, seperti dalam kalamiat:
They study English twice a week
She studied English last night
We are going to study English tomorrow
Percampuran adukkan fakta, penafsiran, dan penilaian.
Dalam berbahasa kita sering mencampur adukkan fakta (uraian), penafsiran
(dugaan), dan penilaian. Masalah ini berkaitan dengan dengan kekeliruan persepsi.
Contoh: apa yang ada dalam pikiran kita ketika melihat seorang pria dewasa
sedang membelah kayu pada hari kerja pukul 10.00 pagi? Kebanyakan dari kita
akan menyebut orang itu sedang bekerja. Akan tetapi, jawaban sesungguhnya
bergantung pada: Pertama, apa yang dimaksud bekerja? Kedua, apa pekerjaan tetap
orang itu untuk mencari nafkah? .... Bila yang dimaksud bekerja adalah melakukan
pekerjaan tetap untuk mencari nafkah, maka orang itu memang sedang bekerja.
Akan tetapi, bila pekerjaan tetap orang itu adalah sebagai dosen, yang
pekerjaannya adalah membaca, berbicara, menulis, maka membelah kayu bakar
dapat kita anggap bersantai baginya, sebagai selingan di antara jam-jam kerjanya.

Kerumitan Makna Kata Antar Bahasa Daerah di Indonesia
Komunikasi sering dihubungkan dengan kata Latin communis yang bermakna
”berbagi” atau ”menjadi milik bersama”. Komunikasi hanya terjadi bila kita
memiliki makna yang sama. Pada gilirannya, makna yang sama dapat terbentuk
bila kita memiliki pengalaman yang sama atau budaya yang sama.
Oleh karena di dunia ini terdapat berbagai kelompok manusia dengan budaya dan

sub budaya yang berbeda, tidaklah mengherankan bila terdapat kata-kata yang
(kebetulan) sama atau hampir sama tetapi dimaknai secara berbeda, atau kata-kata
yang berbeda namun dimaknai secara sama. Konsekuensinya, dua orang yang
berasal dari budaya yang berbeda boleh jadi mengalami kesalahpahaman ketika
mereka menggunakan kata yang sama. Misalnya kata awak untuk orang
Minang adalah saya atau kita, sedangkan dalam bahasa Melayu (di Palembang dan
Malaysia) berarti kamu. Bagaimana jadinya bila orang Minang dan orang
Palembang sama-sama menggunakan kata awak?
Sementara itu, kata bujur yang berarti ”pantat” bagi orang Sunda, ternyata berarti
”terima kasih” bagi orang Batak Karo, dan ”benar” bagi orang Banjarmasin.
Bagaimana jadinya bila dua atau tiga orang dari suku berbeda ini berbicara saling
mengucapkan kata bujur?
Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal secara teoritis dapat dipisahkan dengan komunikasi verbal,
akan tetapi dalam praktiknya kedua hal tersebut saling berkaitan dalam komunikasi
sehari-hari. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter dalam Dedy
Mulyana menjelaskan komunikasi nonverbal mencakup semua rangsangan (kecuali
rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu
dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial
bagi pengirim atau penerima; jadi defenisi ini mencakup perilaku yang disengaja
juga tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan;
kita mengirim banyak pesan non verbal tanpa menyadari bahwa pesan-pesan
tersebut bermakna bagi orang lain. Istilah non verbal biasanya digunakan untuk
melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata yang terucap maupun
tertulis.
Fungsi Pesan Non Verbal

Mark L. Knapp (dalam Jalaludin, 1994), menyebutkan 5 funsgi pesan nonverbal
yang dihubungkan dengan pesan verbal antara lain:
Repetisi
Mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal, misalnya setelah
mengucapkan kata-kata penolakan, diikuti dengan menggelengkan kepala dan
setelah mengucapkan kata-kata mengiyakan, diikuti dengan menganggukkan

kepala.
Substitusi
Menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun kita
berkata, kita menunjukkan tanda persetujuan dengan menganggukkan kepala atau
kita menunjukkan tanda tidak setuju dengan menggelengkan kepala.
Kontradiksi
Menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain terhadap pesan verbal,
misalnya anda memuji prestasi teman dengan mencibirkan bibir seraya berkata
“Hebat, kau memang hebat”
Komplemen
Melengkapi dan memperkaya makna dengan pesan non verbal, misalnya raut muka
anda menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkapkan dengan kata-kata.
Aksentuasi
Menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya, misalnya anda
mengungkapkan betapa jengkelnya anda dengan memukul meja.
Macam Bentuk Komunikasi Non Verbal
Berikut ini adalah yang termasuk dalam komunikasi non verbal antara lain:
Ekspresi wajah
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah
dapat mencerminkan suasana emosi seseorang.

Kontak mata

Kontak mata merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi, dengan mengadakan
kontak mata selama berinteraksi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat
dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan
sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada
orang lain untuk mengobservasi yang lainnya.
Sentuhan
Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal, mengingat sentuhan lebih bersifat
spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang
sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan
melalui sentuhan.
Postur tubuh dan gaya berjalan
Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi
dirinya, postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan
tingkat kesehatannya.
Suara
Menarik nafas, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran seseorang
yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk
komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang

sangat jelas. Bahkan sikap diam pun sebagai kode nonverbal yang mempunyai
arti.
Gerak isyarat
Gerak isyarat adalah yang dapat mempertegas pembicaraan. Menggunakan isyarat
sebagai bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetuk kaki atau
menggerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan
serius.
Bau
Bau-bauan juga menjadi kode nonverbal. Selain digunakan untuk melambangkan

status seperti kosmetik, bau juga dapat dijadikan sebagai petunjuk arah. Misalnya
posisi bangkai, bau karet terbakar, bau zat-zat narkoba yang diendus oleh anjing.
Perbedaan Komunikasi Verbal dan Non Verbal
Hubungan antara komunikasi verbal dan non verbal dapat berlangsung secara
spontan, serempak dan nonsekuensial. Perbedaan pokok antara komunikasi verbal
dan non verbal yaitu:
Sementara perilaku verbal adalah saluran tunggal yaitu melalui bahasa , perilaku
non verbal bersifat multi saluran.
Pesan verbal terpisah-pisah, sedangkan pesan non verbal sinambung. Artinya,
orang dapat mengawali dan mengakhiri pesan verbal kapan pun ia
menghendakinya, sedangkan pesan nonverbal tetap “mengalir”, sepanjang ada
orang yang hadir di dekatnya.
Aspek Komunikasi pada Ketrampilan Dasar Mengajar.
Penerapan komunikasi verbal dan nonverbal dalam interaksi belajar mengajar di
kelas sesungguhnya sudah menjadi kegiatan sehari-hari seorang Guru. Ketika Guru
melakukan proses pembelajaran Siswa baik di dalam ruang kelas maupun di luar
kelas maka aspek-aspek komunikasi verbal dan nonverbal sesungguhnya sedang
terlaksana. Hanya saja kemampuan berkomunikasi seorang Guru sangat membantu
menentukan keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Kemampuan
berkomunikasi seorang Guru adalah termasuk bagian dari keterampilan dasar
mengajar yang harus dimiliki oleh Guru agar dapat melaksanakan tugas mengajar
secara efektif, efisien dan profesional. Penerapan komunikasi verbal dan nonverbal
hampir keseluruhan terdapat didalam praktik keterampilan dasar mengajar yaitu
pada:
Keterampilan menjelaskan
Keterampilan menjelaskan adalah suatu keterampilan menyajikan bahan belajar
yang diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan yang berarti,

sehingga mudah dipahami para peserta didik.
Keterampilan Bertanya
Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam proses komunikasi,
termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya merupakan
ucapan atau pertanyaan yang dilontarkan guru sebagai stimulus untuk
memunculkan atau menumbuhkan jawaban(respon) dari peserta didik.
Keterampilan Menggunakan Variasi Stimulus
Keterampilan menggunakan variasi stimulus merupakan keterampilan guru dalam
menggunakan bermacam kemampuan dalam mengajar untuk memberikan
rangsangan kepada siswa agar suasana pembelajaran selalu menarik, sehingga
siswa bergairah dan antusias dalam menerima pembelajaran dan aktivitas belajar
mengajar dapat berlangsung secara efektif.
Keterampilan Memberi Penguatan
Memberi penguatan atau reinvorcement merupakan tindakan atau respon terhadap
suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya peningkatan kualitas
tingkah laku tersebut di saat yang lain.
Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Keterampilan membuka pelajaran adalah usaha guru untuk mengkomunikasikan
dan mengkondisikan mental peserta didik agar siap dalam menerima pelajaran dan
keterampilan guru dalam mengakhiri kegiatan inti pelajaran.
Keterampilan Mengajar Kelompok dan Perseorangan
Keterampilan mengajar kelompok adalah kemampuan guru melayani kegiatan
peserta didik dalam belajar secara berkelompok. Sedang dalam pengajaran
perseorangan adalah kemampuan guru menentukan tujuan, bahan ajar, prosedur
dan waktu yang digunakan dalam pengajaran dengan memperhatikan perbedaanperbedaan tiap siswa.
Keterampilan Mengelola Kelas

Keterampilan mengelola kelas merupakan kemampuan guru dalam mewujudkan
dan mempertahankan suasana belajar mengajar yang optimal.
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses belajar yang dilakukan dalam kerja
sama kelompok bertujuan memecahkan suatu permasalahan. Untuk itu guru
memiliki peran sangat penting sebagai pembimbing dalam setiap proses diskusi
yang berlangsung.
Komunikasi Dalam Kelas
Sepanjang hari-hari di sekolah terjadi percakapan antara siswa dengan siswa,
antara guru dengan siswa. Dalam interaksi itu terjadi komunikasi. Dalam proses
belajar mengajar terjadi penyampaian informasi. Pola komunikasi dalam interaksi
belajar mengajar sbb:
1.

Pola komunikasi satu arah

Dalam pola komunikasi satu arah ini terjadi komunikasi, dimana guru
menyampaikan informasi kepada sekelompok siswa. Siswa mendengarkan dan
mencatat informasi dari guru. Antara guru dan siswa ada garis pemisah yang
tegas.
2.

Pola komunikasi dua arah

Dalam pola komunikasi dua arah terjadi interaksi antara guru dengan siswa satu
per satu. Antara guru dan siswa ada garis pemisah yang longgar. Siswa tidak hanya
mendengar dan mencatat tetapi siswa sudah dapat bertanya dan menjawab
pertanyaan guru.
3.

Pola komunikasi tiga arah

Dalam pola komunikasi tiga arah ini terjadi interaksi antara guru dengan siswa dan
antara siswa dengan siswa. Antara guru dan siswa ada garis pemisah yang longgar.
Siswa tidak sekedar mendengar, mencatat, bertanya dan menjawab pertanyaan
guru, tetapi siswa dapat bertanya dan menjawab pertanyaan siswa yang lain.

4.

Pola komunikasi ganda arah (multi dimensi)

Dalam pola komunikasi ganda arah ini terjadi interaksi antara siswa dengan siswa.
Komunikasi dengan guru hanya bila perlu saja. Antara guru dan siswa tidak ada
garis pemisah

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
1.

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan symbol-symbol

verbal (bahasa), baik secara lisan maupun tulisan. Symbol atau pesan verbal adalah
semua jenis symbol yang menggunakan satu kata atau lebih.
2.

Fungsi bahasa yang mendasar adalah untuk menamai atau menjuluki orang,

objek, dan peristiwa. Fungsi bahasa lainnya adalah interaksi dan transmisi
informasi.
3.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran berkomunikasi verbal adalah

faktor intelegensi, faktor budaya, faktor pengetahuan, faktor kepribadian, faktor
biologis, faktor pengalaman.
4.

Komunikasi nonverbal digunakan untuk melukiskan semua peristiwa

komunikasi di luar kata-kata yang terucap maupun tertulis. Komunikasi nonverbal
mencakup perilaku yang disengaja dan juga yang tidak disengaja sebagai bagian
dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan.
5.

Beberapa macam bentuk komunikasi nonverbal, antara lain: ekspresi wajah,

kontak mata, sentuhan, postur tubuh dan gaya berjalan, suara, gerak isyarat,dan
bau.
6.

Perbedaan pokok antara komunikasi verbal dan nonverbal yaitu perilaku

verbal bersifat saluran tunggal yaitu melalui bahasa sedang perilaku nonverbal
bersifat multi saluran. Pesan verbal terpisah-pisah, sedang pesan nonverbal
sinambung.
7.

Penerapan komunikasi verbal dan nonverbal hampir keseluruhan terdapat

didalam praktik 8 keterampilan dasar mengajar sebagaimana telah disebutkan pada
pembahasan.

8.

Pola komunikasi dalam interaksi belajar mengajar adalah berpola komunikasi

satu arah, dua arah, tiga arah, dan berpola komunikasi multi arah.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyana. Deddy, 2005, Ilmu Komunikasi: (suatu pengantar), Bandung, Remaja
Rosdakarya.
Jalaludin. Rakhmat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya.
Onong. Effendy, 1991, Ilmu Komunikas: Teori dan Praktek, Bandung, Remaja
Rosdakarya
Cangara. Hafied, 2006, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta, PT Raja Grafindo
Persada
Saragih. Abdul Hasan, 2011, Materi Kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran,
Medan, UNIMED