Standar Akuntansi Keuangan dan IFRS
Makalah Seminar Akuntansi
“STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK)
DAN IFRS”
OLEH :
KHAERUNNISA NUR FATIMAH SYAHNUR
A31113510
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Semakin derasnya arus globalisasi yang menghilangkan batas batas geografis dalam
kegiatan perekonomian telah menuntut adanya sistem akuntansi dan pelaporan keuangan yang
seragam dan dapat diterima di berbagai negara. Untuk itu, dibentuklah suatu standar yang
bernama IFRS (International Financial reporting standar) sebagai suatu pakem umum dalam
usaha harmonisasi standar akuntansi keuangan. Dengan adanya suatu standar yang diterima
secara internasional, diharapkan keterbandingan laporan keuangan antar negara menjadi lebih
tinggi.
Indonesia, sebagai suatu negara berkembang pun tidak ketinggalan dalam mengadopsi
IFRS. Adopsi PSAK ke IFRS pun semakin menggaung ketika IAI mencanangkan konvergensi
penuh IFRS ke PSAK pada tahun 2012. Diharapkan, dengan adanya konvergensi ini dapat
memudahan pemahaman terhadap laporan keuangan yang dikenal secara internasional serta
dapat meningkatkan arus investasi
Proses konvergensi IFRS di Indonesia terbagi atas tiga tahap, yaitu:
1. Tahap adopsi (Tahun 2008-2010)
2. Tahap persiapan (Tahun 2011)
3. Tahap implementasi (2012)
Dalam tahap konvergensi ini terdapat beberapa kendala yang dihadapi seperti perlunya
penyesuaian standar internasional terhadap aspek hukum di Indonesia, penyesuaian terhadap
aturan perpajakan, kesiapan sumber daya manusia yang belum matang, serta masalah keberadaan
lembaga standar akuntansi Indonesia yang belum independen.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian IFRS
Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards
(IFRS) adalah Standar dasar, Pengertian dan Kerangka Kerja yang diadaptasi oleh Badan Standar
Akuntansi Internasional (International Accounting Standards Board (IASB)). Sejumlah standar
yang dibentuk sebagai bagian dari IFRS dikenal dengan nama terdahulu Internasional
Accounting Standards (IAS). IAS dikeluarkan antara tahun 1973 dan 2001 oleh Badan Komite
Standar Akuntansi Internasional (Internasional Accounting Standards Committee (IASC)). Pada
tanggal 1 April 2001, IASB baru mengambil alih tanggung jawab guna menyusun Standar
Akuntansi Internasional dari IASC. Selama pertemuan pertamanya, Badan baru ini mengadaptasi
IAS dan SIC yang telah ada. IASB terus mengembangkan standar dan menamai standar-standar
barunya dengan nama IFRS.
B. Ruang Lingkup Standar Akuntansi Keuangan
Standar ini berlaku apabila sebuah perusahaan menerapkan IFRS untuk pertamakalinya
melalui suatu pernyataan eksplisit tanpa syarat tentang kesesuaian dengan IFRS. Tujuannya
adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan yang pertamakalinya berdasarkan
IFRS (termasuk laporan keuangan interim untuk periode pelaporan tertentu ) menyediakan titik
awal yang memadai dan transparan kepada para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang
seluruh periode disajikan
C. Struktur IFRS
IFRS dianggap sebagai kumpulan standar “dasar prinsip” yang kemudian menetapkan
peraturan badan juga mendikte penerapan-penerapan tertentu. Standar Laporan Keuangan
Internasional mencakup:
Peraturan-peraturan Standar Laporan Keuangan Internasional (Internasional Financial
Reporting Standards (IFRS)) dikeluarkan setelah tahun 2001·
Peraturan-peraturan Standar
Akuntansi Internasional (International Accounting Standards (IAS)) dikeluarkan sebelum tahun
2001 Interpretasi yang berasal dari Komite Interpretasi Laporan Keuangan Internasional
(International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC)) dikelularkan setelah tahun
2001. Standing Interpretations Committee (SIC) dikeluarkan sebelum tahun 2001· Kerangka
Kerja untuk Persiapan dan Presentasi Laporan Keuangan (1989) (Framework for the Preparation
and Presentation of Financial Statements (1989))
D. Kerangka Kerja IFRS
Kerangka kerja guna Persiapan dan Presentasi Laporan Keuangan untuk menyampaikan
prinsip-prinsip dasar IFRS. Kerangka kerja IASB dan FASB sedang dalam proses pembaharuan
dan perangkuman. Proyek Kerangka Konseptual Gabungan (The Joint Conceptual Framework
project) bertujuan untuk memperbaharui dan merapikan konsep- konsep yang telah ada guna
menggambarkan perubahan di pasar, praktek bisnis dan lingkungan ekonomi yang telah timbul
dalam dua dekade atau lebih sejak konsep pertama kali dibentuk. Tujuan keseluruhan adalah
untuk menciptakan dasar guna standar akuntansi di masa mendatang yang berbasis prinsip,
konsisten secara internal dan diterima secara internasional. Karena hal tersebut, (dewan) IASB
dan FASB Amerika Serikat melaksanakan proyek secara bersama.
E. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan
Menurut SAK dalam Harahap (1999: 74) sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah:
1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah
lewat.
2. Laporan keuangan bersifat umum, disajikan untuk semua pemakai dan bukan
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu saja misalnya untuk Pajak,
Bank.
3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai
pertimbangan.
4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material.
5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian.
6. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa/transaksi
daripada bentuk hukumnya (formalitas), (substance over form).
7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan pemakai
laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang
dilaporkan.
8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi
dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan.
9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantitatifkan umumnya
diabaikan.
10. Pemakai Laporan Keuangan.
Pemakai
Kepentingan
Internal (Manajemen)
Melihat besar kecilnya laba dan mengevaluasi kinerja keuangan
perusahaan. Dan Informasi dalam laporan keuangan dapat
digunakan untuk menentukan plan dan strategi perusahaan.
Eksternal (Investor)
Menilai prospek tidaknya perusahaan tersebut (Mengukur
resiko-resiko investasinya)
Pemberi Pinjaman
Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi
(Biasanya Bank)
pinjamannya.
Pemerintah dan
Untuk menganalisa CAR perusahaan, sebagai pertimbangan
Badan Regulator Lain kebijakan pajak, menghitung statistic pendapatan nasional.
Supplier
Untuk menentukan kebijakan kredit terhadap perusahaan.
Pelanggan
Mengetahui kelangsungan hidup perusahaan.
Karyawan
Mengetahui kelangsungan hidup perusahaan serta mengetahui
perusahaan untuk memberikan balas jasa.
Masayarakat
Sebagai bahan pembelajaran dan ilmu pengetahuan. Selain itu
(termasuk akademisi)
dapat menjadi bahan dalam membuat tugas akhir, artikel,
makalah, dan presentasi-presentasi.
F. Konsep Dasar Standar Akuntansi Keuangan
1. Tanggal pelaporan (reporting date) adalah tanggal neraca untuk laporam keuangan
pertama yang secara eksplisit menyatakan bahwa laporan tersebut sesuai dengan IFRS
(sebagai contoh 31 Desember 2006).
2. Tanggal transisi (transition date) adalah tanggal neraca awal untuk laporan keuangan
komparatif tahun sebelumnya (sebagai contoh 1 Januari 2005, jika tanggal pelaporan
adalah 31 Desember 2006).
Pengecualian untuk penerapan retrospektif IFRS terkait dengan hal-hal berikut:
1.
2.
3.
4.
Penggabungan usaha sebelum tanggal transisi.
Nilai wajar jumlah penilaian kembali yang dapat dianggap sebagai nilai terpilih.
Employee benefits.
Perbedaan kumulatif atas translasi (penjabaran) mata uang asing, muhibah (goodwill),
dan penyesuaian nilai wajar.
5. Instrumen keuangan, termasuk akuntansi lindung nilai (hedging).
G. Perbandingan PSAK dengan IFRS
Jika kita bandingkan antara semua standar akuntansi yang dimiliki Indonesia dengan
IFRS, dengan jelas kita temukan perbedaan kuantitas sebagai berikut:
PSAK
43 Standart (PSAK)
8 Syari’ah Standart
11 Interpretation (ISAK)
4 Tecnical Bulletins
IFRS
37 Standart
8 IFRS
29 IAS
27 Interpretations
1 SAK ETAP (Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik/UKM)
16 IFRIC Interpretation
11 SIC
Di Indonesia juga masih terdapat Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang
masih mengacu pada PSAK lama. Kemungkinan besar setelah konvergensi PSAK ke
IFRS akan menyusul perubahan pada SAP.
Tidak semua standar IFRS tersebut diatas dicontek habis dan dirubah menjadi
PSAK, itulah mengapa IAI memilih konvergensi dari para adaption dan adoption. Sedikit
gambaran saja untuk membedakan ketiga istilah tersebut saya jelaskan dalam tabel
berikut:
Perbedaan
Arti
Adaption
Adaptasi/Penyelarasan
Convergence
Pertemuan pada suatu
Full Adoption
Adopsi/pemakaian
harafiah
Standart
Membuat standar yang
titik
Membuat standar baru
Mentranslet standar
akuntansi
benar benar baru
dengan
lama menjadi
mempertimbangkan
standar baru
keadaan yang berlaku
Indonesia setelah 2012
Australia, Hongkong
Contoh
Indonesia sebelum
negara
IFRS
IFRS Convergence telah membawa dunia accounting ke level baru, Saya mencatat
tiga perbedaan mendasar, yaitu:
1. PSAK yang semula berdasarkan Historical Cost mengubah paradigmanya menjadi
Fair Value based.
Terdapat kewajiban dalam pencatatan pembukuan mengenai penilaian kembali
keakuratan berdasarkan nilai kini atas suatu aset, liabilitas dan ekuitas. Fair Value
based mendominasi perubahan-perubahan di PSAK untuk konvergensi ke IFRS selain
hal-hal lainnya. Sebagai contoh perlunya di lakukan penilaian kembali suatu aset,
apakah terdapat penurunan nilai atas suatu aset pada suatu tanggal pelaporan. Hal ini
untuk memberikan keakuratan atas suatuatas suatu laporan keuangan.
2. PSAK yang semula lebih berdasarkan Rule Based (sebagaimana USGAAP) berubah
menjadi Prinsiple Based.
Apa itu Rule Based?
Rule based adalah manakala segala sesuatu menjadi jelas diatur batasan
batasannya. Sebagai contoh adalah manakala sesuatu materiality ditentukan misalkan
diatas 75% dianggap material dan ketentuan-ketentuan jelas lainnya.
Apa itu Prinsiple Based?
IFRS menganut prinsip prinsiple based dimana yang diatur dalam PSAK
update untuk mengadopsi IFRS adalah prinsip-prinsip yang dapat dijadikan bahan
pertimbagan Akuntan / Management perusahaan sebagai dasar acuan untuk kebijakan
akuntansi perusahaan.
3. Pemutakhiran (Update) PSAK untuk memunculkan transparansi dimana laporan yang
dikeluarkan untuk eksternal harus cukup memiliki kedekatan fakta dengan laporan
internal.
Pihak
perusahaan
harus
mengeluarkan
pengungkapan
pengungkapan
(disclosures) penting dan signifikan sehingga para pihak pembaca laporan yang
dikeluarkan ke eksternal benar-benar dapat menganalisa perusahaan dengan fakta
yang lebih baik.
H. Perbedaan Spesifik antara IFRS dengan US GAAP
Perbedaan terbesar antara US GAAP dan IFRS adalah bahwa keseluruhan
menyediakan kurang detail. panduan tentang pengakuan pendapatan, misalnya, secara
signifikan lebih kecil dari GAAP luas. IFRS juga mengandung relatif sedikit instruksi
spesifik industri.
Karena proyek yang sudah berjalan lama konvergensi antara IASB dan FASB, sejauh
mana perbedaan spesifik antara IFRS dan GAAP telah mengecil.. Namun perbedaan yang
signifikan lakukan tetap, paling salah satu dari yang dapat menghasilkan hasil yang
dilaporkan sangat berbeda, tergantung pada perusahaan industri dan individu fakta-fakta dan
keadaan.Contoh:
IFRS tidak mengizinkan Last In, First Out (LIFO).
IFRS menggunakan metode langkah tunggal untuk write-downs kerusakan daripada
langkah kedua metode yang digunakan dalam US GAAP, membuat write-downs lebih
mungkin.
IFRS memiliki batas probabilitas yang berbeda dan pengukuran objektif untuk
kemungkinan.
IFRS tidak mengizinkan utang untuk pelanggaran perjanjian yang telah terjadi harus
diklasifikasikan sebagai non-arus pengabaian kecuali kreditur diperoleh sebelum
tanggal neraca.
Kerangka konseptual pelaporan keuangan yang kita kenal selama ini sebagaimana
yang diadopsi dalam buku ajar di kampus-kampus adalah kerangka konseptual berdasarkan
USGAAP. Sejalan dengan konvergensi International Financial Reporting Standar (IFRS)
kedalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), mau tidak mau kita harus
merubah mindset kita mengikuti kerangka konseptual IFRS tersebut.
Ada beberapa perbedaan dasar antara kedua standar tersebut sebagaimana dijelaskan
dalam tabel-tabel dibawah ini. Pada dasarnya batang tubuh kerangka konseptual tersebut
masih sama, yaitu level 1: tujuan laporan keuangan, level 2: karakteristik kualitatif dan
element laporan keuangan, dan level 3: Asumsi dasar, Prinsip dan kendala.
Berikut adalah Perbedaan keduanya:
Level 1: Tujuan Laporan Keuangan:
US GAAP
IFRS
Menyediakan informasi yang berguna
Menyediakan informasi yang menyangkut
untuk pengambilan keputusan investasi
posisi keuangan, kinerja, serta perubahan
dan kredit.
posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna
Menyediakan informasi yang berguna
dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Pengguna adalah investor, karyawan,
untuk memprediksi jumlah, waktu, dan
pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor
ketidakpastian arus kas masa depan
usaha lainnya, pelanggan, pemerintah dan
perusahaan
masyarakat.
Menyediakan informasi tentang sumber
dayaekonomi, klaim terhadap sumber daya
tersebut, dan perubahan terhadap
keduanya.
Level 2: Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi
US GAAP
Relevan – terdiri dari:
IFRS
Relevan – terdiri dari:
Nilai prediksi – membantu pengguna
Nilai prediksi
memprediksi hasil dari kejadian masa
Nilai konfirmasi
lalu, saat ini dan masa depan.
Materialitas
Nilai umpan balik – membantu
pengguna mengkonfirmasi dan
membetulkan nilai prediksi
sebelumnya.
Tepat waktu – tersedia sebelum
kehilangan kapasitas untuk
mempengaruhi keputusan
Dapat dipercaya – terdiri dari:
Dapat dipercaya – terdiri dari:
Disajikan dengan jujur
Disajikan dengan jujur
Netral
Netral
Dapat diferivikasi
Substansi mengungguli bentuk
Kehati-hatian
ketidakpastian,
(dimana
ada
kesalahan
dalam
menyediakn informasi dan menjamin
adanya konservatisme.
Kelengkapan
Dapat dibandingkan
Dapat dibandingkan
Konsisten
Level 3: Pengakuan dan pengukuran – Asumsi dasar
1.
2.
3.
4.
US GAAP
Kelangsungan usaha
Entitas ekonomi
Unit moneter
Periodisitas
IFRS
1. Kelangsungan usaha
2. Basis akrual
Level 4 : Pengungkapan dan Penyajian Laporan Keuangan
N
o
1.
Perbedaan
IFRS
PSAK
Komponen
Komponen laporan
Komponen laporan
Laporan
keuangan
keuangan
Keuangan yang
lengkap terdiri atas :
lengkap terdiri atas :
lengkap
- Laporan posisi
- Neraca
- Laporan laba rugi
- Laporan perubahan
keuangan (neraca)
- Laporan laba rugi
komprehensif
- Laporan perubahan
ekuitas
- Laporan arus kas
- Catatan atas laporan
keuangan
- Laporan posisi
keuangan komparatif
ekuitas
- Laporan arus kas
- Catatan atas
laporan Keuangan
Efek
konvergensi
awal periode dan
penyajian retrospektif
terhadap penerapan
kebijakan akuntansi
2.
Pengungkapan
Berdasar ilustrasi IFRS :
Berdasar PSAK:
posisi keuangan
Aset :
Aset :
(neraca)
- Aset Tidak Lancar
- Aset lancar
- Aset Lancar
- Aset Tidak Lancar
Ekuitas :
Laibilitas :
- Ekuitas yang dapat
- Laibilitas jangka
dalam Laporan
diatribusikan ke pemilik
entitas induk
- Hak nonpengendali
panjang
Laibilitas :
Ekuitas :
- Laibilitas jangka
- Hak nonpengendali
- Ekuitas yang dapat
panjang
- Laibilitas jangka
pendek
3.
pendek
- Laibilitas jangka
diatribusikan ke
pemilik entitas
Istilah minority
Istilah minority interest
induk
Menggunakan istilah
interest
(hak minoritas) diganti
hak Minoritas
menjadi non controlling
interest (hak
nonpengendali) dan
disajikan dalam Laporan
4.
Pos luar biasa
perubahan ekuitas.
Tidak mengenal istilah
Masih memakai
(extraordinary
pos luar biasa
istilah pos luar biasa
item)
(extraordinary item)
(extraordinary item)
5.
Penyajian
laibilitas
Laibilitas jangka panjang
jangka disajikan sebagai laibilitas
panjang yang akan jangka pendek jika akan
dibiayai kembali
Tetap disajikan
sebagai Laibilitas
jangka panjang
jatuh tempo dalam 12
bulan meskipun perjanjian
pembiayaan kembali
sudah selesai setelah
periode pelaporan dan
sebelum penerbitan
laporan keuangan
Level 5: Pengakuan dan pengukuran – Prinsip
1.
2.
3.
4.
US GAAP
Biaya historis
Pengakuan pendapatan
Kesesuaian
Pengungkapan penuh
IFRS
1. Biaya historis
2. Biaya sekarang (apa yang harus dibayar
hari ini untuk mendapatkan aset. Ini sering
diperoleh dalam penilaian yang sama
dengan nilai wajar)
3. Nilai realisasi (jumlah kas yang dapat
4.
5.
6.
7.
diperoleh saat ini jika asset dilepas
Nilai wajar
Pengakuan pendapatan
Pengakuan beban
Pengungkapan penuh
Level 6 : Perubahan Kebijakan dan Prinsip Akuntansi dan Kesalahan Mendasar
No
1.
Perbedaan
Perubahan
IFRS
Dicatat secara
PSAK
Sama seperti IFRS,
Efek
konvergensi
kebijakan atau
retrospektif dan
dicatat secara
prinsip akuntansi
dilakukan penyajian
retrospektif dan
kembali terhadap laba
dilakukan penyajian
ditahan serta adanya
kembali terhadap
penjelasan efek
laba ditahan serta
kumulatif perubahan
adanya penjelasan
pada saat periode
efek kumulatif
dilakukan perubahan
perubahan pada saat
periode dilakukan
2.
3.
Kesalahan
Konsep kesalahan
perubahan
Masih memakai
mendasar
mendasar (fundamental
konsep kesalahan
error) dihapus dan
mendasar
diganti dengan Prior
(Fundamental error)
period error (Kesalahan
yang disajikan secara
periode lalu).
retrospektif.
Perubahan
Perubahan estimasi
Sama seperti IFRS,
estimasi
dicatat secara retrospektif Perubahan estimasi
dengan cara melakukan
dicatat secara
penyesuaian atas laba
retrospektif dengan
atau rugi tahun terjadinya cara melakukan
perubahan estimasi dan
penyesuaian atas laba
laba rugi periode yang
atau rugi tahun
akan datang jika
terjadinya perubahan
mempengaruhi
estimasi dan laba
keduanya.
rugi periode yang
akan datang jika
mempengaruhi
keduanya.
Level 7: Pengakuan dan pengukuran – Kendala
1.
2.
3.
4.
US GAAP
Biaya dan manfaat
Materialitas
Praktik Industri
Konservatisme
IFRS
1. Keseimbangan antara biaya dan
manfaat
2. Tepat waktu
3. Keseimbangan antara karakteristik
kualitatif
Sebagaimana diatur dalam IAS 32 & 39 dan IFRS 7 & 9, maka secara ringkas
dapat dilihat. ada perbedaan dan persamaan IFRS dengan GAAP, yaitu sebagai berikut:
1. IFRS dan GAAP untuk debt securities memiliki perlakuan akuntansi yang sama
2. IFRS dan GAAP menggunakan pengujian yang sama untuk menentukan apakah
methode equity digunakan yaitu berdasarkan pengaruh yg signifikan dg patokan
lebih dari 20% kepemilikan.
3. Reklasifikasi securities adalah sama antar keduanya.
4. Dasar konsolidasi, IFRS dan GAAP mendasarkan pada persentasi kepemilikan
(50%)
5. IFRS dan GAAP sama dalam akuntansi untuk pemilihan Fair Value yaitu pilihan
menggunakan fair value harus dilakukan di awal pengakuan.
6. GAAP tidak mengizinkan reversal untuk beban impairment yang telah terjadi
untuk “available for sale debt and equity securities”.
7. IFRS tidak mengizinkan hal yg sama untuk “available for sale equity ”, namun
mengizinkan reversal untuk “available for sale debt securities” dan “heldtomaturity securities”.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN :
Adopsi penuh standar akuntansi internasional adalah mengadopsi standar akuntansi
internasional secara penuh tanpa adanya perubahan-perubahan untuk diterapkan di suatu negara.
Adopsi dan implementasi standar akuntansi internasional (IAS) yang sekarang menjadi
International Financial Reporting Standard (IFRS) bukanlah suatu yang mudah, beberapa
permasalahan akan dihadapi oleh tiap negara. Adanya IFRS banyak mendapat penolakan yang
disebabkan karena latar belakang nasional, keunikan iklim bisnis tiap negara, dan perbedaan
kebutuhan dari pemakai laporan keuangan. Meskipun banyak penolakan tetapi banyak pula
tekanan untuk mengadopsi IFRS, dengan demikian perlu ada yang menjembatani agar Standar
Akuntansi Keuangan sejalan dengan IFRS yaitu dengan melakukan harmonisasi bahkan
konvergensi terhadap IFRS.Adanya harmonisasi bahkan konvergensi terhadap IFRS maka
diharapkan informasi akuntansi memiliki kualitas utama yaitu komparabilitas dan relevansi.
Kualitas tersebut sangat diperlukan untuk memudahkan perbandingan laporan keuangan antara
negara dan untuk pengambilan keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
Khuzna, Nuerazri’ul. 2012. “Perbandingan Antara IFRS dan PSAK”. http://nuerazriulkhuzna.blogspot.com/2012/06/perbandingan-antara-ifrs-dan-psak.html
(diakses
pada
Sabtu, 27 September 2014).
Daholi,
T.
Qivi
Hady.
“PERBANDINGAN
ANTARA
IFRS
DENGAN
PSAK”.
http://daholi4tengku.files.wordpress.com/2011/07/perbandingan-antara-ifrs-dengan-psakqv1.pdf (diakses pada Sabtu, 27 September 2014).
“STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK)
DAN IFRS”
OLEH :
KHAERUNNISA NUR FATIMAH SYAHNUR
A31113510
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Semakin derasnya arus globalisasi yang menghilangkan batas batas geografis dalam
kegiatan perekonomian telah menuntut adanya sistem akuntansi dan pelaporan keuangan yang
seragam dan dapat diterima di berbagai negara. Untuk itu, dibentuklah suatu standar yang
bernama IFRS (International Financial reporting standar) sebagai suatu pakem umum dalam
usaha harmonisasi standar akuntansi keuangan. Dengan adanya suatu standar yang diterima
secara internasional, diharapkan keterbandingan laporan keuangan antar negara menjadi lebih
tinggi.
Indonesia, sebagai suatu negara berkembang pun tidak ketinggalan dalam mengadopsi
IFRS. Adopsi PSAK ke IFRS pun semakin menggaung ketika IAI mencanangkan konvergensi
penuh IFRS ke PSAK pada tahun 2012. Diharapkan, dengan adanya konvergensi ini dapat
memudahan pemahaman terhadap laporan keuangan yang dikenal secara internasional serta
dapat meningkatkan arus investasi
Proses konvergensi IFRS di Indonesia terbagi atas tiga tahap, yaitu:
1. Tahap adopsi (Tahun 2008-2010)
2. Tahap persiapan (Tahun 2011)
3. Tahap implementasi (2012)
Dalam tahap konvergensi ini terdapat beberapa kendala yang dihadapi seperti perlunya
penyesuaian standar internasional terhadap aspek hukum di Indonesia, penyesuaian terhadap
aturan perpajakan, kesiapan sumber daya manusia yang belum matang, serta masalah keberadaan
lembaga standar akuntansi Indonesia yang belum independen.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian IFRS
Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards
(IFRS) adalah Standar dasar, Pengertian dan Kerangka Kerja yang diadaptasi oleh Badan Standar
Akuntansi Internasional (International Accounting Standards Board (IASB)). Sejumlah standar
yang dibentuk sebagai bagian dari IFRS dikenal dengan nama terdahulu Internasional
Accounting Standards (IAS). IAS dikeluarkan antara tahun 1973 dan 2001 oleh Badan Komite
Standar Akuntansi Internasional (Internasional Accounting Standards Committee (IASC)). Pada
tanggal 1 April 2001, IASB baru mengambil alih tanggung jawab guna menyusun Standar
Akuntansi Internasional dari IASC. Selama pertemuan pertamanya, Badan baru ini mengadaptasi
IAS dan SIC yang telah ada. IASB terus mengembangkan standar dan menamai standar-standar
barunya dengan nama IFRS.
B. Ruang Lingkup Standar Akuntansi Keuangan
Standar ini berlaku apabila sebuah perusahaan menerapkan IFRS untuk pertamakalinya
melalui suatu pernyataan eksplisit tanpa syarat tentang kesesuaian dengan IFRS. Tujuannya
adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan yang pertamakalinya berdasarkan
IFRS (termasuk laporan keuangan interim untuk periode pelaporan tertentu ) menyediakan titik
awal yang memadai dan transparan kepada para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang
seluruh periode disajikan
C. Struktur IFRS
IFRS dianggap sebagai kumpulan standar “dasar prinsip” yang kemudian menetapkan
peraturan badan juga mendikte penerapan-penerapan tertentu. Standar Laporan Keuangan
Internasional mencakup:
Peraturan-peraturan Standar Laporan Keuangan Internasional (Internasional Financial
Reporting Standards (IFRS)) dikeluarkan setelah tahun 2001·
Peraturan-peraturan Standar
Akuntansi Internasional (International Accounting Standards (IAS)) dikeluarkan sebelum tahun
2001 Interpretasi yang berasal dari Komite Interpretasi Laporan Keuangan Internasional
(International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC)) dikelularkan setelah tahun
2001. Standing Interpretations Committee (SIC) dikeluarkan sebelum tahun 2001· Kerangka
Kerja untuk Persiapan dan Presentasi Laporan Keuangan (1989) (Framework for the Preparation
and Presentation of Financial Statements (1989))
D. Kerangka Kerja IFRS
Kerangka kerja guna Persiapan dan Presentasi Laporan Keuangan untuk menyampaikan
prinsip-prinsip dasar IFRS. Kerangka kerja IASB dan FASB sedang dalam proses pembaharuan
dan perangkuman. Proyek Kerangka Konseptual Gabungan (The Joint Conceptual Framework
project) bertujuan untuk memperbaharui dan merapikan konsep- konsep yang telah ada guna
menggambarkan perubahan di pasar, praktek bisnis dan lingkungan ekonomi yang telah timbul
dalam dua dekade atau lebih sejak konsep pertama kali dibentuk. Tujuan keseluruhan adalah
untuk menciptakan dasar guna standar akuntansi di masa mendatang yang berbasis prinsip,
konsisten secara internal dan diterima secara internasional. Karena hal tersebut, (dewan) IASB
dan FASB Amerika Serikat melaksanakan proyek secara bersama.
E. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan
Menurut SAK dalam Harahap (1999: 74) sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah:
1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah
lewat.
2. Laporan keuangan bersifat umum, disajikan untuk semua pemakai dan bukan
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu saja misalnya untuk Pajak,
Bank.
3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai
pertimbangan.
4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material.
5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian.
6. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa/transaksi
daripada bentuk hukumnya (formalitas), (substance over form).
7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan pemakai
laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang
dilaporkan.
8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi
dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan.
9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantitatifkan umumnya
diabaikan.
10. Pemakai Laporan Keuangan.
Pemakai
Kepentingan
Internal (Manajemen)
Melihat besar kecilnya laba dan mengevaluasi kinerja keuangan
perusahaan. Dan Informasi dalam laporan keuangan dapat
digunakan untuk menentukan plan dan strategi perusahaan.
Eksternal (Investor)
Menilai prospek tidaknya perusahaan tersebut (Mengukur
resiko-resiko investasinya)
Pemberi Pinjaman
Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi
(Biasanya Bank)
pinjamannya.
Pemerintah dan
Untuk menganalisa CAR perusahaan, sebagai pertimbangan
Badan Regulator Lain kebijakan pajak, menghitung statistic pendapatan nasional.
Supplier
Untuk menentukan kebijakan kredit terhadap perusahaan.
Pelanggan
Mengetahui kelangsungan hidup perusahaan.
Karyawan
Mengetahui kelangsungan hidup perusahaan serta mengetahui
perusahaan untuk memberikan balas jasa.
Masayarakat
Sebagai bahan pembelajaran dan ilmu pengetahuan. Selain itu
(termasuk akademisi)
dapat menjadi bahan dalam membuat tugas akhir, artikel,
makalah, dan presentasi-presentasi.
F. Konsep Dasar Standar Akuntansi Keuangan
1. Tanggal pelaporan (reporting date) adalah tanggal neraca untuk laporam keuangan
pertama yang secara eksplisit menyatakan bahwa laporan tersebut sesuai dengan IFRS
(sebagai contoh 31 Desember 2006).
2. Tanggal transisi (transition date) adalah tanggal neraca awal untuk laporan keuangan
komparatif tahun sebelumnya (sebagai contoh 1 Januari 2005, jika tanggal pelaporan
adalah 31 Desember 2006).
Pengecualian untuk penerapan retrospektif IFRS terkait dengan hal-hal berikut:
1.
2.
3.
4.
Penggabungan usaha sebelum tanggal transisi.
Nilai wajar jumlah penilaian kembali yang dapat dianggap sebagai nilai terpilih.
Employee benefits.
Perbedaan kumulatif atas translasi (penjabaran) mata uang asing, muhibah (goodwill),
dan penyesuaian nilai wajar.
5. Instrumen keuangan, termasuk akuntansi lindung nilai (hedging).
G. Perbandingan PSAK dengan IFRS
Jika kita bandingkan antara semua standar akuntansi yang dimiliki Indonesia dengan
IFRS, dengan jelas kita temukan perbedaan kuantitas sebagai berikut:
PSAK
43 Standart (PSAK)
8 Syari’ah Standart
11 Interpretation (ISAK)
4 Tecnical Bulletins
IFRS
37 Standart
8 IFRS
29 IAS
27 Interpretations
1 SAK ETAP (Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik/UKM)
16 IFRIC Interpretation
11 SIC
Di Indonesia juga masih terdapat Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang
masih mengacu pada PSAK lama. Kemungkinan besar setelah konvergensi PSAK ke
IFRS akan menyusul perubahan pada SAP.
Tidak semua standar IFRS tersebut diatas dicontek habis dan dirubah menjadi
PSAK, itulah mengapa IAI memilih konvergensi dari para adaption dan adoption. Sedikit
gambaran saja untuk membedakan ketiga istilah tersebut saya jelaskan dalam tabel
berikut:
Perbedaan
Arti
Adaption
Adaptasi/Penyelarasan
Convergence
Pertemuan pada suatu
Full Adoption
Adopsi/pemakaian
harafiah
Standart
Membuat standar yang
titik
Membuat standar baru
Mentranslet standar
akuntansi
benar benar baru
dengan
lama menjadi
mempertimbangkan
standar baru
keadaan yang berlaku
Indonesia setelah 2012
Australia, Hongkong
Contoh
Indonesia sebelum
negara
IFRS
IFRS Convergence telah membawa dunia accounting ke level baru, Saya mencatat
tiga perbedaan mendasar, yaitu:
1. PSAK yang semula berdasarkan Historical Cost mengubah paradigmanya menjadi
Fair Value based.
Terdapat kewajiban dalam pencatatan pembukuan mengenai penilaian kembali
keakuratan berdasarkan nilai kini atas suatu aset, liabilitas dan ekuitas. Fair Value
based mendominasi perubahan-perubahan di PSAK untuk konvergensi ke IFRS selain
hal-hal lainnya. Sebagai contoh perlunya di lakukan penilaian kembali suatu aset,
apakah terdapat penurunan nilai atas suatu aset pada suatu tanggal pelaporan. Hal ini
untuk memberikan keakuratan atas suatuatas suatu laporan keuangan.
2. PSAK yang semula lebih berdasarkan Rule Based (sebagaimana USGAAP) berubah
menjadi Prinsiple Based.
Apa itu Rule Based?
Rule based adalah manakala segala sesuatu menjadi jelas diatur batasan
batasannya. Sebagai contoh adalah manakala sesuatu materiality ditentukan misalkan
diatas 75% dianggap material dan ketentuan-ketentuan jelas lainnya.
Apa itu Prinsiple Based?
IFRS menganut prinsip prinsiple based dimana yang diatur dalam PSAK
update untuk mengadopsi IFRS adalah prinsip-prinsip yang dapat dijadikan bahan
pertimbagan Akuntan / Management perusahaan sebagai dasar acuan untuk kebijakan
akuntansi perusahaan.
3. Pemutakhiran (Update) PSAK untuk memunculkan transparansi dimana laporan yang
dikeluarkan untuk eksternal harus cukup memiliki kedekatan fakta dengan laporan
internal.
Pihak
perusahaan
harus
mengeluarkan
pengungkapan
pengungkapan
(disclosures) penting dan signifikan sehingga para pihak pembaca laporan yang
dikeluarkan ke eksternal benar-benar dapat menganalisa perusahaan dengan fakta
yang lebih baik.
H. Perbedaan Spesifik antara IFRS dengan US GAAP
Perbedaan terbesar antara US GAAP dan IFRS adalah bahwa keseluruhan
menyediakan kurang detail. panduan tentang pengakuan pendapatan, misalnya, secara
signifikan lebih kecil dari GAAP luas. IFRS juga mengandung relatif sedikit instruksi
spesifik industri.
Karena proyek yang sudah berjalan lama konvergensi antara IASB dan FASB, sejauh
mana perbedaan spesifik antara IFRS dan GAAP telah mengecil.. Namun perbedaan yang
signifikan lakukan tetap, paling salah satu dari yang dapat menghasilkan hasil yang
dilaporkan sangat berbeda, tergantung pada perusahaan industri dan individu fakta-fakta dan
keadaan.Contoh:
IFRS tidak mengizinkan Last In, First Out (LIFO).
IFRS menggunakan metode langkah tunggal untuk write-downs kerusakan daripada
langkah kedua metode yang digunakan dalam US GAAP, membuat write-downs lebih
mungkin.
IFRS memiliki batas probabilitas yang berbeda dan pengukuran objektif untuk
kemungkinan.
IFRS tidak mengizinkan utang untuk pelanggaran perjanjian yang telah terjadi harus
diklasifikasikan sebagai non-arus pengabaian kecuali kreditur diperoleh sebelum
tanggal neraca.
Kerangka konseptual pelaporan keuangan yang kita kenal selama ini sebagaimana
yang diadopsi dalam buku ajar di kampus-kampus adalah kerangka konseptual berdasarkan
USGAAP. Sejalan dengan konvergensi International Financial Reporting Standar (IFRS)
kedalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), mau tidak mau kita harus
merubah mindset kita mengikuti kerangka konseptual IFRS tersebut.
Ada beberapa perbedaan dasar antara kedua standar tersebut sebagaimana dijelaskan
dalam tabel-tabel dibawah ini. Pada dasarnya batang tubuh kerangka konseptual tersebut
masih sama, yaitu level 1: tujuan laporan keuangan, level 2: karakteristik kualitatif dan
element laporan keuangan, dan level 3: Asumsi dasar, Prinsip dan kendala.
Berikut adalah Perbedaan keduanya:
Level 1: Tujuan Laporan Keuangan:
US GAAP
IFRS
Menyediakan informasi yang berguna
Menyediakan informasi yang menyangkut
untuk pengambilan keputusan investasi
posisi keuangan, kinerja, serta perubahan
dan kredit.
posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna
Menyediakan informasi yang berguna
dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Pengguna adalah investor, karyawan,
untuk memprediksi jumlah, waktu, dan
pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor
ketidakpastian arus kas masa depan
usaha lainnya, pelanggan, pemerintah dan
perusahaan
masyarakat.
Menyediakan informasi tentang sumber
dayaekonomi, klaim terhadap sumber daya
tersebut, dan perubahan terhadap
keduanya.
Level 2: Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi
US GAAP
Relevan – terdiri dari:
IFRS
Relevan – terdiri dari:
Nilai prediksi – membantu pengguna
Nilai prediksi
memprediksi hasil dari kejadian masa
Nilai konfirmasi
lalu, saat ini dan masa depan.
Materialitas
Nilai umpan balik – membantu
pengguna mengkonfirmasi dan
membetulkan nilai prediksi
sebelumnya.
Tepat waktu – tersedia sebelum
kehilangan kapasitas untuk
mempengaruhi keputusan
Dapat dipercaya – terdiri dari:
Dapat dipercaya – terdiri dari:
Disajikan dengan jujur
Disajikan dengan jujur
Netral
Netral
Dapat diferivikasi
Substansi mengungguli bentuk
Kehati-hatian
ketidakpastian,
(dimana
ada
kesalahan
dalam
menyediakn informasi dan menjamin
adanya konservatisme.
Kelengkapan
Dapat dibandingkan
Dapat dibandingkan
Konsisten
Level 3: Pengakuan dan pengukuran – Asumsi dasar
1.
2.
3.
4.
US GAAP
Kelangsungan usaha
Entitas ekonomi
Unit moneter
Periodisitas
IFRS
1. Kelangsungan usaha
2. Basis akrual
Level 4 : Pengungkapan dan Penyajian Laporan Keuangan
N
o
1.
Perbedaan
IFRS
PSAK
Komponen
Komponen laporan
Komponen laporan
Laporan
keuangan
keuangan
Keuangan yang
lengkap terdiri atas :
lengkap terdiri atas :
lengkap
- Laporan posisi
- Neraca
- Laporan laba rugi
- Laporan perubahan
keuangan (neraca)
- Laporan laba rugi
komprehensif
- Laporan perubahan
ekuitas
- Laporan arus kas
- Catatan atas laporan
keuangan
- Laporan posisi
keuangan komparatif
ekuitas
- Laporan arus kas
- Catatan atas
laporan Keuangan
Efek
konvergensi
awal periode dan
penyajian retrospektif
terhadap penerapan
kebijakan akuntansi
2.
Pengungkapan
Berdasar ilustrasi IFRS :
Berdasar PSAK:
posisi keuangan
Aset :
Aset :
(neraca)
- Aset Tidak Lancar
- Aset lancar
- Aset Lancar
- Aset Tidak Lancar
Ekuitas :
Laibilitas :
- Ekuitas yang dapat
- Laibilitas jangka
dalam Laporan
diatribusikan ke pemilik
entitas induk
- Hak nonpengendali
panjang
Laibilitas :
Ekuitas :
- Laibilitas jangka
- Hak nonpengendali
- Ekuitas yang dapat
panjang
- Laibilitas jangka
pendek
3.
pendek
- Laibilitas jangka
diatribusikan ke
pemilik entitas
Istilah minority
Istilah minority interest
induk
Menggunakan istilah
interest
(hak minoritas) diganti
hak Minoritas
menjadi non controlling
interest (hak
nonpengendali) dan
disajikan dalam Laporan
4.
Pos luar biasa
perubahan ekuitas.
Tidak mengenal istilah
Masih memakai
(extraordinary
pos luar biasa
istilah pos luar biasa
item)
(extraordinary item)
(extraordinary item)
5.
Penyajian
laibilitas
Laibilitas jangka panjang
jangka disajikan sebagai laibilitas
panjang yang akan jangka pendek jika akan
dibiayai kembali
Tetap disajikan
sebagai Laibilitas
jangka panjang
jatuh tempo dalam 12
bulan meskipun perjanjian
pembiayaan kembali
sudah selesai setelah
periode pelaporan dan
sebelum penerbitan
laporan keuangan
Level 5: Pengakuan dan pengukuran – Prinsip
1.
2.
3.
4.
US GAAP
Biaya historis
Pengakuan pendapatan
Kesesuaian
Pengungkapan penuh
IFRS
1. Biaya historis
2. Biaya sekarang (apa yang harus dibayar
hari ini untuk mendapatkan aset. Ini sering
diperoleh dalam penilaian yang sama
dengan nilai wajar)
3. Nilai realisasi (jumlah kas yang dapat
4.
5.
6.
7.
diperoleh saat ini jika asset dilepas
Nilai wajar
Pengakuan pendapatan
Pengakuan beban
Pengungkapan penuh
Level 6 : Perubahan Kebijakan dan Prinsip Akuntansi dan Kesalahan Mendasar
No
1.
Perbedaan
Perubahan
IFRS
Dicatat secara
PSAK
Sama seperti IFRS,
Efek
konvergensi
kebijakan atau
retrospektif dan
dicatat secara
prinsip akuntansi
dilakukan penyajian
retrospektif dan
kembali terhadap laba
dilakukan penyajian
ditahan serta adanya
kembali terhadap
penjelasan efek
laba ditahan serta
kumulatif perubahan
adanya penjelasan
pada saat periode
efek kumulatif
dilakukan perubahan
perubahan pada saat
periode dilakukan
2.
3.
Kesalahan
Konsep kesalahan
perubahan
Masih memakai
mendasar
mendasar (fundamental
konsep kesalahan
error) dihapus dan
mendasar
diganti dengan Prior
(Fundamental error)
period error (Kesalahan
yang disajikan secara
periode lalu).
retrospektif.
Perubahan
Perubahan estimasi
Sama seperti IFRS,
estimasi
dicatat secara retrospektif Perubahan estimasi
dengan cara melakukan
dicatat secara
penyesuaian atas laba
retrospektif dengan
atau rugi tahun terjadinya cara melakukan
perubahan estimasi dan
penyesuaian atas laba
laba rugi periode yang
atau rugi tahun
akan datang jika
terjadinya perubahan
mempengaruhi
estimasi dan laba
keduanya.
rugi periode yang
akan datang jika
mempengaruhi
keduanya.
Level 7: Pengakuan dan pengukuran – Kendala
1.
2.
3.
4.
US GAAP
Biaya dan manfaat
Materialitas
Praktik Industri
Konservatisme
IFRS
1. Keseimbangan antara biaya dan
manfaat
2. Tepat waktu
3. Keseimbangan antara karakteristik
kualitatif
Sebagaimana diatur dalam IAS 32 & 39 dan IFRS 7 & 9, maka secara ringkas
dapat dilihat. ada perbedaan dan persamaan IFRS dengan GAAP, yaitu sebagai berikut:
1. IFRS dan GAAP untuk debt securities memiliki perlakuan akuntansi yang sama
2. IFRS dan GAAP menggunakan pengujian yang sama untuk menentukan apakah
methode equity digunakan yaitu berdasarkan pengaruh yg signifikan dg patokan
lebih dari 20% kepemilikan.
3. Reklasifikasi securities adalah sama antar keduanya.
4. Dasar konsolidasi, IFRS dan GAAP mendasarkan pada persentasi kepemilikan
(50%)
5. IFRS dan GAAP sama dalam akuntansi untuk pemilihan Fair Value yaitu pilihan
menggunakan fair value harus dilakukan di awal pengakuan.
6. GAAP tidak mengizinkan reversal untuk beban impairment yang telah terjadi
untuk “available for sale debt and equity securities”.
7. IFRS tidak mengizinkan hal yg sama untuk “available for sale equity ”, namun
mengizinkan reversal untuk “available for sale debt securities” dan “heldtomaturity securities”.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN :
Adopsi penuh standar akuntansi internasional adalah mengadopsi standar akuntansi
internasional secara penuh tanpa adanya perubahan-perubahan untuk diterapkan di suatu negara.
Adopsi dan implementasi standar akuntansi internasional (IAS) yang sekarang menjadi
International Financial Reporting Standard (IFRS) bukanlah suatu yang mudah, beberapa
permasalahan akan dihadapi oleh tiap negara. Adanya IFRS banyak mendapat penolakan yang
disebabkan karena latar belakang nasional, keunikan iklim bisnis tiap negara, dan perbedaan
kebutuhan dari pemakai laporan keuangan. Meskipun banyak penolakan tetapi banyak pula
tekanan untuk mengadopsi IFRS, dengan demikian perlu ada yang menjembatani agar Standar
Akuntansi Keuangan sejalan dengan IFRS yaitu dengan melakukan harmonisasi bahkan
konvergensi terhadap IFRS.Adanya harmonisasi bahkan konvergensi terhadap IFRS maka
diharapkan informasi akuntansi memiliki kualitas utama yaitu komparabilitas dan relevansi.
Kualitas tersebut sangat diperlukan untuk memudahkan perbandingan laporan keuangan antara
negara dan untuk pengambilan keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
Khuzna, Nuerazri’ul. 2012. “Perbandingan Antara IFRS dan PSAK”. http://nuerazriulkhuzna.blogspot.com/2012/06/perbandingan-antara-ifrs-dan-psak.html
(diakses
pada
Sabtu, 27 September 2014).
Daholi,
T.
Qivi
Hady.
“PERBANDINGAN
ANTARA
IFRS
DENGAN
PSAK”.
http://daholi4tengku.files.wordpress.com/2011/07/perbandingan-antara-ifrs-dengan-psakqv1.pdf (diakses pada Sabtu, 27 September 2014).