Banyak Dipicu Himpitan Ekonomi kalawa at
Banyak Dipicu Himpitan Ekonomi, Keluarga Malu Bawa Penderita ke RSJ
Pesatnnya pembangunan di Kota Palangka Raya dalam
beberapa tahun belakangan ternyata juga diiringi oleh
sejumlah dampak sosial. Salah satunya yang perlu
mendapat
perhatian
serius
maraknya
penderita
gangguan jiwa alias orang gila. Bahkan, banyak di
antaranya yang berkeliaran di tengah jalan. Tiap bulan
ada saja pasien yang mengalami gangguan kejiwaan di
Rumah
Sakit
Jiwa
(RSJ)
Kalawa
Atei
di
Provinsi
Kalimantan Tengah (Kalteng). Rata-rata penyebabnya adalah himpitan ekonomi.
Biasanya pasien tersebut dirawat intensif agar lama kelamaan menjadi normal
kembali.
Menurut Direktur Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Kalawa Atei Dr Winney Rubay,
pasien baru pada bulan Januari ada 27 Pasien dan Februari 19 Pasein sedangkan
pasien lama pada Januari mencapai 275 Pasien dan bulan Februari 228 Pasien.
Sehingga ditotal, jumlahnya pada Januari 302 Pasien serta Februari 247 Pasien
tahun 2013 yang mengalami gangguan kejiwaan.
Penderita gangguan jiwa khususnya di Kota Palangka Raya sudah ditangani
pemerintah namun kurang maksimal. Sayang sekali jika RSJ ini tidak dimanfaatkan,
ujarnya ketika diwawancarai Kalteng Pos di ruang kerja Jalan Mayjen DI Panjaitan,
Senin (11/3) pagi. Dijelaskannya, pemerintah sudah meningkatkan pelayanan
seperti
menambah
semua sarana
dan
prasarana,
tenaga medis
dan
lain
sebagainya.
Sebagain masyarakat malu membawa keluarganya ke RSJ, disamping itu
ada biaya yang harus di keluarkan. Kita bekerja sesuai dengan peraturan yang
berlaku berdasarkan tugas pokok dan fungsi dimana tercantum dalam Peraturan
Gubernur (Pergub) sangat jelas apa yang menjadi tugas kita, terangnya seraya
berujar faktor utama pemicu gangguan jiwa di Kalteng adalah himpitan ekonomi.
Dia
mengatakan,
kendala
yang
dihadapi
yaitu
kurangnya
partisipasi
dari
masyarakat atau keluarga pasien dan perlu kerjasama antara semua pihak, lintas
sektor dan media-media agar penderita tersebut ditangani dengan trik yang benar
dan dibawa pada tempat yang tepat.
Mereka memilih pasien yang menderita gangguan jiwa disembunyikan di
rumah, dan diisolasikan ditempat yang telah dibuat tersendiri, tuturnya. Dia
menyebut, saat ini sudah sangat mencukupi dalam hal tenaga dokter, perawat dan
spesialisnya, dengan total sekitar 50 orang. Penderita gangguan jiwa akan sembuh
jika diagnosa dengan benar sesuai dengan prosedur sesuai teknis pengobatan dan
tata cara medis. Kita mengharapkan dalam proses penyembuhan penderita
penyakit jiwa dapat berjalan lancar dengan pengobatan rutin, ujarnya. Dia
menambahkan,
pasien
RSJ
yang
memiliki
Jaminan
Kesehatan
Masyarakat
(Jamkesmas) itu tidak akan dipungut biaya karena semua biaya ditanggung oleh
pemerintah. Merujuk dari
Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah No 18 Tahun 2012 Tentang
pembentukan organisasi dan tata kerja unit pelaksanaan teknis daerah rumah sakit
jiwa Kalawa Atei pada Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah.
Kami siap menampung orang gila yang berada di jalanan dan ini merupakan
kerjasama lintas sektor antara Satpol PP, Dinas Sosial dan menjadi tanggung jawab
kami, jika mereka sudah berada disini (rumah sakit jiwa red), ungkap Direktur
Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei Dr Winey Rubay. Sementara itu, Kepala Satpol PP
Frank Welafubun di ruangannya mengatakan tidak mudah dan perkara gampang
menangkap orang gila (sakit jiwa).
Dulu pernah ada aduan masyarakat yang melaporkan agar menangkap
(mengamankan) orang gila, karena mengganggu ketertiban umum, tapi perlu
waktu dan berbagai bujuk rayuan untuk mengangkut mereka ke atas mobil, bahkan
saat diatas mobil mereka cenderung berontak dan ingin loncat� terang dia �Saat
itu kami bingung hendak di bawa kemana, kami bawa ke Dinas Sosial tapi kata
mereka bukan poksi kami, meski agak susah akhirnya Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei
menerima orang gila yang diserahkan oleh Satpol PP,�ujar dia. (*/ham/aan/tur)
Pesatnnya pembangunan di Kota Palangka Raya dalam
beberapa tahun belakangan ternyata juga diiringi oleh
sejumlah dampak sosial. Salah satunya yang perlu
mendapat
perhatian
serius
maraknya
penderita
gangguan jiwa alias orang gila. Bahkan, banyak di
antaranya yang berkeliaran di tengah jalan. Tiap bulan
ada saja pasien yang mengalami gangguan kejiwaan di
Rumah
Sakit
Jiwa
(RSJ)
Kalawa
Atei
di
Provinsi
Kalimantan Tengah (Kalteng). Rata-rata penyebabnya adalah himpitan ekonomi.
Biasanya pasien tersebut dirawat intensif agar lama kelamaan menjadi normal
kembali.
Menurut Direktur Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Kalawa Atei Dr Winney Rubay,
pasien baru pada bulan Januari ada 27 Pasien dan Februari 19 Pasein sedangkan
pasien lama pada Januari mencapai 275 Pasien dan bulan Februari 228 Pasien.
Sehingga ditotal, jumlahnya pada Januari 302 Pasien serta Februari 247 Pasien
tahun 2013 yang mengalami gangguan kejiwaan.
Penderita gangguan jiwa khususnya di Kota Palangka Raya sudah ditangani
pemerintah namun kurang maksimal. Sayang sekali jika RSJ ini tidak dimanfaatkan,
ujarnya ketika diwawancarai Kalteng Pos di ruang kerja Jalan Mayjen DI Panjaitan,
Senin (11/3) pagi. Dijelaskannya, pemerintah sudah meningkatkan pelayanan
seperti
menambah
semua sarana
dan
prasarana,
tenaga medis
dan
lain
sebagainya.
Sebagain masyarakat malu membawa keluarganya ke RSJ, disamping itu
ada biaya yang harus di keluarkan. Kita bekerja sesuai dengan peraturan yang
berlaku berdasarkan tugas pokok dan fungsi dimana tercantum dalam Peraturan
Gubernur (Pergub) sangat jelas apa yang menjadi tugas kita, terangnya seraya
berujar faktor utama pemicu gangguan jiwa di Kalteng adalah himpitan ekonomi.
Dia
mengatakan,
kendala
yang
dihadapi
yaitu
kurangnya
partisipasi
dari
masyarakat atau keluarga pasien dan perlu kerjasama antara semua pihak, lintas
sektor dan media-media agar penderita tersebut ditangani dengan trik yang benar
dan dibawa pada tempat yang tepat.
Mereka memilih pasien yang menderita gangguan jiwa disembunyikan di
rumah, dan diisolasikan ditempat yang telah dibuat tersendiri, tuturnya. Dia
menyebut, saat ini sudah sangat mencukupi dalam hal tenaga dokter, perawat dan
spesialisnya, dengan total sekitar 50 orang. Penderita gangguan jiwa akan sembuh
jika diagnosa dengan benar sesuai dengan prosedur sesuai teknis pengobatan dan
tata cara medis. Kita mengharapkan dalam proses penyembuhan penderita
penyakit jiwa dapat berjalan lancar dengan pengobatan rutin, ujarnya. Dia
menambahkan,
pasien
RSJ
yang
memiliki
Jaminan
Kesehatan
Masyarakat
(Jamkesmas) itu tidak akan dipungut biaya karena semua biaya ditanggung oleh
pemerintah. Merujuk dari
Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah No 18 Tahun 2012 Tentang
pembentukan organisasi dan tata kerja unit pelaksanaan teknis daerah rumah sakit
jiwa Kalawa Atei pada Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah.
Kami siap menampung orang gila yang berada di jalanan dan ini merupakan
kerjasama lintas sektor antara Satpol PP, Dinas Sosial dan menjadi tanggung jawab
kami, jika mereka sudah berada disini (rumah sakit jiwa red), ungkap Direktur
Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei Dr Winey Rubay. Sementara itu, Kepala Satpol PP
Frank Welafubun di ruangannya mengatakan tidak mudah dan perkara gampang
menangkap orang gila (sakit jiwa).
Dulu pernah ada aduan masyarakat yang melaporkan agar menangkap
(mengamankan) orang gila, karena mengganggu ketertiban umum, tapi perlu
waktu dan berbagai bujuk rayuan untuk mengangkut mereka ke atas mobil, bahkan
saat diatas mobil mereka cenderung berontak dan ingin loncat� terang dia �Saat
itu kami bingung hendak di bawa kemana, kami bawa ke Dinas Sosial tapi kata
mereka bukan poksi kami, meski agak susah akhirnya Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei
menerima orang gila yang diserahkan oleh Satpol PP,�ujar dia. (*/ham/aan/tur)