Tugas Individu Teori Pertumbuhan Ekonomi

Tugas

: Individu

Dosen

: Abdul Rahman S.Pd, M.Si

EKONOMI PEMBANGUNAN

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD FADHIL ALBI

1596141003

FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016


KATA PENGANTAR
Syukur alhamdullilah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi dan melengkapi
tugas ekonomi pembangunan 1, dalam jurusan Ekonomi Pembangunan.”.
Dalam proses penulisan makalah ini penulis banyak menemui kesulitan dalam
menjabarkan materi dan keterbatasan kemampuan yang dimiliki, namun penulis menyadari
banyaknya kekurangan dalam menyajikannya. Oleh karena itu, penulis sangat menghargai
bantuan dari segala pihak yang telah memberi bantuan baik berupa dukungan semangat dari
orang tua, buku-buku, serta bermacam-macam bahan penulisan sehingga makalah ini dapat
terwujud.
Maka dari itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Abdulrahman yang telah
memberi bimbingan berupa materi, orang tua, dan juga teman-teman yang telah memberi saran,
sehingga penuls dapat menyelesaikannya. Demi kesempurnaan makalah ini, penulis
mengharapkan saran dan kritik dari teman-teman.
Dengan demikian, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan pembaca mengenai bisnis dalam kehidupan kita.

Makassar,23 Oktober 2016

Penulis


BAB I
PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi jangka panjang. Pertumbuhan
ekonomi yang pesat merupakan fenomena penting yang dialami dunia hanya semenjak dua abad
belakangan ini. Dalam periode tersebut dunia telah mengalami perubahan yang sangat nyata
apabila dibandingkan dengan periode sebelumnya. Pada masa sebelumnya kuda dan beberapa
binatang peliharaan lain merupakan tenaga penarik bagi alat pengangkut yang utama. Pada masa
ini keadaan sudah sangat berbeda. Kemampuan manusia untuk pergi kebulan dan mewujudkan
komputer canggih merupakan contoh yang nyata dari betapa jauhnya manusia telah mengalami
kemajuan sejak dua atau tiga abad yang lalu
Sampai saat ini dipastikan bahwa semua negara melakukan berbagai cara untuk
mempercepat tingkat pertumbuhan pendapatan nasional. Pertumbuhan ekonomi yang lambat
menimbulkan implikasi ekonomi dan sosial yang sangat merugikan masyarakat. Ahli-ahli
ekonomi yang tergolong dalam mazhab merkantilis berpendapat kekayaan emas dan perak
merupakan sumber kekayaan dan kemakmuran suatu negara. Keyakinan ini merupan salah satu
faktor yang mendorong pedagang-pedagang di negara Eropa menjelajahi dunia baru (Amerika
dan Australia) dan menjajah Asia dan Afrika.
Para ekonom dan politisi dari semua negara mengutamakan pertumbuhan ekonomi
(economic growth). Pada setiap akhir tahun, masing-masing negara selalu mengumpulkan datadata statistiknya yang berkenaan dengan tingkat pertumbuhan GNP relatifnya, dan dengan penuh

harap mereka menantikan munculnya angka-angka pertumbuhan yang membesarkan hati. Seperti
kita telah ketahui, berhasil-tidaknya program-program pembangunan di negara-negara dunia
ketiga sering dinilai berdasarkan tinggi-rendahnya tingkat pertumbuhan output dan pendapatan
nasional.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Pertumbuhan linear
Dasar pemikiran dari teori pertumbuhan linear ini adalah evolusi proses pembangunan yang
dialami oleh suatu negara selalu melalui tahapan-tahapan tertentu
1. Teori Pertumbuhan Adam Smith
Adam smith membagi tahapan pertumbuhan ekonomi menjadi 5 tahap yang berurutan
yaitu dari masa perburuan, masa beternak, masa bercocok tanam, masa perdangangan dan yang
terakhir masa tahap perindustrian. Menurut teori ini masyarakat akan bergerak dari masyarakat
tradisional ke masyarakat modern yang kapitalis. Dalam prosesnya, pertumbuhan ekonomi akan
semakin terpacu dengan adanya system pembagian kerja antarpelaku ekonomi. Dalam hal ini
adam smith memandang pekerja sebagai salah satu input (masukan) bagi proses produksi.
Pembagian kerja merupakan titik sentral pembahasan dalam teori Adam Smith, dalam upaya
meningkatkan produktifitas tenaga kerja . spesialisasi yang dilakukan oleh tiap-tiap pelaku
ekonomi tidak lepas dari factor-faktor pendorong yaitu 1) peningkatan keterampilan tenaga kerja,

dan 2) penemuan mesin-mesin yang menghemat tenaga. Spesialisasi akan terjadi jika tahap
pembangunan ekonomi talah menuju ke system perekonomian modern yang kapitalistik.
Dalam pembangunan ekonomi, modal memegang peranan yang penting. Menurut teori
ini akumulasi modal akan menentukan cepat atau lambatnya pertumbuhan ekonomi yang terjadi
pada suatu Negara. Modal tersebut diperoleh dari tabungan yang dilakukan masyarakat. Adanya
akumulasi modal yang dihasilkan dari tabungan, maka pelaku ekonomi dapat menginvestasikan
ke sector riil dalam upaya untuk meningkatkan penerimaannya. Perlu dicatat bahwa kaumulasi
modal dan investasi sangat bergantung pada perilaku penabung.
Menurut adam smith proses pertumbuhan akan terjadi secara simultan dan memiliki
hubungan keterkaitan satu dengan yang lain. Timbulnya peningkatan kinerja pada suatu sector
akan meningkatkan daya tarik bagi pemupukan modal, mendorong kemajuan teknologi,
meningkatkan spesialisasi dan memperluas pasar. Hal ini akan mendorong pertumbuhan
ekonomi semakin pesat. Proses pertumbuhan ekonomi sebagai suatu “fungsi tujuan” pada
akhirnya harus tunduk terhadap “fungsi kendala” yaitu keterbatasan sumber-sumber ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi akan mulai mengalami perlambatan jika daya dukung alam tidak mampu

lagi mengimbangi aktivitas ekonomi yang ada. Keterbatasan sumberdaya merupakan factor yang
dapat menghambat pertumbuhan ekonomi tersebut, bahkan dalam perkembangannya hal tersebut
justru menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi.
2. Teori Pembangunan Karl Marx

Karl Marx dalam bukunya das capital membagi evolusi pembangunan masyarakat
menjadi tiga yaitu dimulai dari feodalisme, kapitalisme dan kemudian yang terakhir yaitu
sosialisme. Evolusi perkembangan masyarakat ini akan sejalan dengan proses pembangunan
yang dilaksanakan. Masyarakat feodalisme mencerminkan kondisi dimana perekonomian yang
ada masih bersifat tradisional. Dalam tahap ini tuan tanah merupakan pelaku ekonomi yang
memiliki posisi tawar menawar yang tertinggi relative terhadap pelaku ekonomi lain.
Perkembangan teknologi yang ada menyebabkan terjadinya pergeseran di sector ekonomi,
dimana masyarakat yang semula agraris-feodal kemudian mulai beralih menjadi masyarakat
industry yang kapitalis.
Seperti halnya pada masa feudal, pada masa kapitalis ini para pengusaha merupakan
pihak yang memiliki tingkat posisi tawar menawar tertinggi relative terhadap pihak lainnya
khususnya kaum buruh. Karl Marx menyesuaikan asumsinya terhadap cara pandang ekonomi
klasik ketika itu dengan memandang buruh sebagai salah satu factor input dalam proses
produksi. Artinya buruh tidak memiliki posisi tawar menawar sama sekali terhadap para
majikanya yang merupakan kaum kapitalis. Konsekwensi logis penggunaan asumsi dasar
tersebut adalah kemungkinan terjadinya eksploitasi besar-besaran yang dilakukan pengusaha
terhadap buruh. Disisi lain pada masa itu pemupukan modal kemudian menjadi kata kunci bagi
upaya peningkatan pendapatan yang lebih besar dimasa yang akan dating. Sejalan dengan
perkembangan teknologi, para pengusaha yang menguasai factor produksi akan berusaha
memaksimalkan keuntungannya dengan menginvestasikan akumulasi modal yang diperolehnya

pada input modal yang bersifat padat capital. Eksploitasi terhadap kaum buruh dan peningkatan
pengangguran yang terjadi akibat subtitusi tenaga manusia dengan input modal yang padat
capital, pada akhirnya akan menyebabkan revolusi social yang dilakukan oleh kaum buruh. Fase
ini merupakan tonggak baru bagi munculnya suatu tatanan social alternative disamping tatananan
masyarakat kapitalis yaitu tatanan masyarakat sosialis.
3. Teori Pertumbuhan Rostow
Teori Rostow didasarkan pada pengalaman pembangunan yang telah dialami oleh
Negara-negara maju terutama dieropa. Dengan mengamati proses pembangunan di Negara-

negara eropa dari mulai abad pertengahan hingga abad modern, maka kemudian Rostow
memformulasikan pola pembangunan yang ada menjadi tahap-tahap evolusi dari suatu
pembangunan ekonomi yang dilakukan dinegara-negara tersebut
B. TEORI PERUBAHAN STRUKTURAL
Teori perubahan structural menitik beratkan pembahasan pada mekanisme transformasi
ekonomi yang dialami oleh Negara sedang berkembang yang semula lebih bersifat subsisten dan
menitik beratkan pada sector pertanian menuju ke struktur perekonomian yang lebih modern dan
sangat didominasi oleh sector industry dan jasa.
1. Teori Pembangunan Arthur Lewis
1.Membahas proses pembangunan yyang terjadi antara daerah kota dan desa yang
mengikutsertakan proses urbanisasi yang terjadi pada kedua tempat tersebut.

2.Membahas pola investasi yang terjadi disektor modern dan juga system penetapan upah
yang berlaku disektor modern yang pada akhirnya akan berpengaruh besar terhadap arus
urbanisasi yang ada.
Mengawali teorinya lewis mengasumsikan bahwa perekonomian suatu Negara pada
dasarnya terbagi menjadi :
1.Perekonomian Tradisional
Perdesaan dengan perekonomian tradisionalnya mengalami surplus tenaga kerja. Surplus tersebut
erat kaitannya dengan asumsi bahwa perekonomian tradisional tingkat hidup masyarakatnya
berada pada kondisi subsisten. Hal ini ditandai dengan nilai produk marginal dari tenaga kerja
yang bernilai nol. Artinya fungsi produksi pada sector pertanian berlaku hukum low of
diminishing return. Kondisi ini menunjukkan bahwa pertambahan input variable dalam hal ini
tenaga kerja justru akan menurunkan total produksi yang ada. Disisi lain penggurangan jumlah
tenaga kerja yang dipekerjakan disektor pertanian tidak akan mengurangi tingkat produksi yang
ada, akibat proporsi input variable tenaga kerja yang terlalu besar. Dalam kondisi perekonomian
seperti ini pangsa semua tenaga kerja terhadap output yang dihasilkan adalah sama. Dengan
demikian, nilai upah riil ditentukan oleh nilai rata-rata produk marginal dan bukan oleh produk
marginal dari tenaga kerja itu sendiri.
2. Perekonomian Industri
Perekonomian ini terletak diperkotaan, dimana sector yang berperan penting adalah sector
industry. Cirri dari perekonomian ini adalah tingkat produktivitas yang tinggi dari input yang


digunakan, termasuk tenaga kerja bernilai positif. Dengan demikian perekonomian perkotaan
akan merupakan daerah tujuan bagi para pekerja yang berasal dari perdesaan, karena nilai produk
marginal dari tenaga kerja yang positif menunjukkan bahwa fungsi produksi belum berada pada
tingkat optimal yang mungkin dicapai. Jika ini terjadi berarti penambahan tenaga kerja pada
system produksi yang ada akan meningkatkan output yang diproduksi. Dengan demikian
industry diperkotaan masih menyediakan lapangan pekerjaan dan ini akan berusaha dipenuhi
oleh penduduk perdesaan dengan jalan berurbanisasi. Lewis mengasumsikan pula bahwa tingkat
upah dikota 30 persen lebih tinggi dari pada tingkat upah di perdesaan. Perbedaan upah tersebut
jelas akan melengkapi daya tarik untuk melakukan urbanisasi.
Perbedaan tenaga kerja dari desa ke kota dan pertumbuhan pekerja disektor modern akan
mampu meningkatkan ekspansi output yang dihasilkan disektor modern tersebut. Percepatan
ekspansi output sangat ditentukan oleh tingkat investasi disektor industry dan akumulasi modal
yang terjadi sector modern. Akumulasi modal yang nantinya akan digunakan untuk investasi
hanya akan terjadi jika terdapat akses keuntungan (profit) pada sector modern, dengan asumsi
bahwa pemilik modal akan menginvestasikan kembali modal yang ada ke industry tersebut.
Kritik Teori Arthur Lewis
1.Arthur Lewis mengasumsikan bahwa tingkat perpindahan tenaga kerja dan pembukaan
lapangan kerja disektor modern proporsional dengan tingkat akumulasi modal disektor modern.
Diharapkan semakin cepat akumulasi capital disektor modern maka akan semakin mendorong

pertumbuhan tersebut yang pada akhirnya akan meningkatkan pembukaan lapangan kerja baru.
Pada kenyataannya keuntungan yang ada direinvestasikan untuk peralatan penunjang produksi
yang bersifat menghemat tenaga kerja. Hal ini tentunya reinvestasi yang dilakukan tidak akan
berpengaruh terhadap penyediaan lapangan kerja baru.
2. Diperdesaan mengalami surplus tenaga kerja, sedangkan diperkotaan mengalami
kekurangan tenaga kerja. Asumsi ini dianggap tidak realities untuk Negara berkembang
mengingat kondisi yang ada justru sebaliknya, diperkotaan terjadi surplus tenaga kerja dan di
perdesaan mengalami kekurangan tenaga kerja.
3. Disektor modern pasar tenaga kerja akan menjamin tingkat upah berada pada tingkat
yang tetap sampai penawaran tenaga kerja mengalami penurunan. Kenyataan menunjukkan

bahwa dinegara berkembang terjadi kecendrungan peningkatan nilai upah secara terus menerus
baik diperdesaan maupun diperkotaan.
2. Teori Pola Pembangunan Chenery
Sejalan dengan peningkatan pendapatan perkapita perekonomian suatu Negara akan
bergeser dari yang semula mengandalkan sector pertanian menuju kesektor industry. Chenery
mengelompokkan Negara sesuai dengan proses perubahan structural yang dialami berdasarkan
tingkat pendapatan per kapita penduduknya
Peningkatan peran sector industry dalam perekonomian sejalan dengan peningkatan
pendapatan perkapita yang terjadi disuatu Negara, berhubungan erat dengan akumulasi capital

dan peningkatan sumberdaya manusia (human capital). Sejalan dengan proses perubahan
structural pada suatu tingkat tertentu terjadi penurunan konsumsi terhadap bahan makanan,
khususnya jika ditinjau dari permintaan domestic. Penurunan permintaan bahan pangan ternyata
dikompensasikan dengan peningkatan terhadap barang-barang non makanan, peningkatan
investasi, dan peningkatan anggaran belanja pemerintah. Disektor perdagangan internasional
terjadi perubahan peningkatan ekspor dan impor. Sepanjang perubahan ini berlangsung, terjadi
peningkatan pangsa ekspor komoditas hasil produksi sector industry dan penurunan pangsa
sector yang sama pada sisi impor. Dari sisi tenaga kerja terjadi perpindahan dari sector pertanian
ke menuju sector industry, meski pergeseran yang terjadi masih tertinggal dibandingkan proses
perubahan structural itu sendiri. Produktivitas disektor pertanian yang rendah lambat laun akan
mulai meningkat dan memiliki produktivitas yang sama dengan pekerja disektor industry pada
masa transisi.
C. TEORI DEPENDENSIA
Teori ini berusaha menjelaskan penyebab keterbelakangan ekonomi yang dialami oleh
Negara berkembang. Asumsi dasar teori ini adalah pembagian perekonomian dunia menjadi dua
golongan yang pertama adalah perekonomian Negara maju dan kedua perekonomian Negara
sedang berkembang.
Paul Baran :
Interaksi yang terjadi antara Negara maju dengan Negara miskin lebih bersifat eksploitasi
Negara maju terhadap Negara miskin. Dominasi perekonomian dunia oleh Negara-negara core

dan rekayasa eksploitasi yang dilakukan oleh mereka pada akhirnya menjadikan Negara-negara
pinggiran semakin tergantung kepada Negara-negara pusat. Proses eksploitasi dalam system

kapitalis ini juga diiringi dengan proses korupsi dan ketidakadilan dalam setiap tingkat struktur
pemerintahan yang mengabdi kepada kepentingan pemilik modal dan system kapitalis
internasional.
Investasi perusahaan multi nasional dari Negara maju yang dilakukan di Negara miskin
akan meningkatkan pendapatan nasional Negara miskin tersebut. Namun demikian peningkatan
pendapatan ini tidak dapat dinikmati oleh sebagian besar masyarakat Negara tersebut karena
kepincangan dalam distribusi pendapatan. Keuntungan yang dihasilkan dari investasi asing
tersebut akan dinikmati oleh pengusaha asing dan segelintir orang masyarakat tertentu di dalam
negeri. Keuntungan yang diperoleh tersebut semata-mata merupakan hasil dari eksploitasi
sumberdaya yang ada.
D. KAUM NEO KLASIK PENENTANG REVOLUSI
Teori ini merekomendasikan swastanisasi BUMN, meningkatkan peran perencanaan dan
penetapan regulasi ekonomi yang menciptakan iklim kondusif bagi peningkatan peran pihak
swasta dalam pembangunan. Argument sentral teori neo klasik ini adalah bahwa keterbelakangan
yang terjadi bukan karena pengaruh ekstern, tetapi lebih disebabkan oleh pengaruh intern dalam
Negara terbelakang tersebut. Besarnya derajat campur tangan pemerintah dalam aktivitas
ekonomi, merebaknya korupsi dan kurang intensif ekonomi, serta kesalahan dalam
pengalokasian sumberdaya merupakan sumber utama keterbelakangan itu.
Dalam teori ini dikemukakan bahwa alokasi sumberdaya yang salah menyebabkan
kebijakan penetapan harga menjadi tidak efektif dan ditambah dengan campur tangan pemerintah
yang terlalu besar dalam perekonomian menyebabkan ketidak efisienan mesin perekonomian di
Negara sedang berkembang. Akibatnya percepatan pertumbuhan ekonomi menjadi lebih lambat,
disisi lain kesalahan system alokasi sumberdaya tidak menunjang terhadap tujuan pemerataan
“kue pembangunan”. Para penganut teori ini kemudian menganjurkan kepada Negara
berkembang agar menuju system perekonomian yang didasarkan pada pasar bebas.
E. TEORI-TEORI BARU
1. Teori Pertumbuhan Baru (NGT)
Teori pertumbuhan baru, yang pada dasarnya merupakan teori pertumbuhan endogen,
memberikan kerangka teoritis untuk menganalisis pertumbuhan endogen karena menganggap
pertumbuhan GNP lebih ditentukan oleh sistem proses produksi dan bukan berasal dari luar
sistem. Berbeda dengan teori tradisional neoklasik yang menganggap pertumbuhan GNP sebagai

akibat dari keseimbangan jangka panjang. Motivasi dasar dari teori NGT adalah menjelaskan
perbedaan tingkat pertumbuhan antarnegara dan proporsi yang lebih besar dari pertumbuhan
yang diamati.
2. Geografi Ekonomi Baru (NEG)
Salah satu sumbangan yang paling penting teori neo klasik adalah pengenalan terhadap
keuntungan-keuntungan aglomerasi (Preer, 1992:34). Pelopor teori neo klasik mengajukan
argumentasi bahwa aglomerasi muncul dari perilaku para pelaku ekonomi dalam mencari
penghematan aglomerasi, baik penghematan lokalisasi maupun urbanisasi.
Sebagaimana diidentifikasi oleh Krugman : Pertama, lokasi kegiatan ekonomi dalam
suatu negara merupakan topik yang penting dengan sendirinya. kedua, garis antara ilmu ekonomi
internasional dengan ilmu ekonomi regional menjadi semakin kabur. ketiga, alasan yang paling
penting untuk melihat kembali geografi ekonomi adalah laboratorium intelektual dan empiris
yang disediakannya (Krugman, 1991:8).
3. Teori Perdagangan Baru (NTT)
Teori keunggulan komparatif mengajukan dalil bahwa : (1) negara berdagang untuk
memperoleh keuntungan dari perbedaan sumber daya alam yang mereka miliki; (2) daerah akan
berspesialisasi berdasarkan keunggulan komparatif yang mereka miliki.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau
pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi
pertumbuhan output riil. adanya perbedaan presepsi dari setiap teori tentang pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi bukanlah sebuah masalah yang mesti dibesar – besarkan melainkan
menjadi sebuah manivesto besar ilmu ekonomi yang dapat menjadi sebuah referensi yang
bermanfaat dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi di Negara – Negara sedang berkembang
B. SARAN
Penerapan atas teori dari materi diatas baiknya memperhatikan \terlebih kondisi kondisi
perekonomian di Negara sedang berkembang yang akan menerapkan teori, sebelum memilih
penerapan yang mana yang sesuai karena setiap teori di atas hadir bedasarkan kondisi yang
berbeda – beda dengan paradigm pembangunan yang berbeda pula.