Lampiran VII - SUBBIDANG PENDIDIKAN SMK (SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN).pdf

  SALINAN LAMPIRAN VII PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 1 TAHUN 2019 TENTANG PETUNJUK OPERASIONAL DANA ALOKASI KHUSUS FISIK BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2019 SUBBIDANG PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

  BAB I PENDAHULUAN A. Menu Kegiatan Menu Kegiatan DAK Fisik Subbidang Pendidikan SMK meliputi: 1. pembangunan dan pengembangan sarana prasarana SMK sektor unggulan berupa: a. Ruang Praktik Siswa (RPS) beserta perabotnya; dan

  b. Peralatan Praktik Utama/praktik produksi; dan 2. pembangunan dan pengembangan sarana prasarana SMK dalam rangka pemerataan kualitas SMK antarwilayah berupa: a. pembangunan RPS beserta perabotnya;

  b. pengadaan Peralatan Praktik Utama/praktik produksi;

  c. pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) beserta perabotnya;

  d. pembangunan Ruang Laboratorium beserta perabotnya;

  e. pembangunan toilet (jamban) beserta sanitasinya;

  f. pembangunan Ruang Pusat Sumber Pendidikan Inklusif beserta perabotnya; g. rehabilitasi Ruang Belajar dengan tingkat kerusakan sedang atau berat beserta perabotnya; h. rehabilitasi toilet (jamban) dengan tingkat kerusakan sedang atau berat beserta sanitasinya; dan i. pengadaan Alat Kesenian Tradisional.

  B. Peruntukan Menu Kegiatan Menu kegiatan DAK Fisik Subbidang Pendidikan SMK diperuntukkan sebagai berikut. prasarana SMK sektor unggulan diperuntukan pada sektor sebagai berikut.

  a. Sektor Unggulan Berdasarkan Bidang Keahlian Sektor unggulan merupakan SMK yang membuka bidang keahlian sektor prioritas nasional yaitu sebagai berikut: 1) Kemaritiman, diantaranya:

  Bidang Program keahlian Kompetensi Keahlian keahlian

  Kemaritiman

  1. Pelayaran

  1.1 Nautika Kapal Kapal Penangkap Ikan Penangkap

  1.2 Teknika Kapal Ikan

  Penangkap Ikan

  2. Pelayaran

  2.1 Nautika Kapal Niaga Kapal Niaga

  2.2 Teknika Kapal Niaga

  3. Perikanan

  3.1 Agribisnis Perikanan Air Tawar

  3.2 Agribisnis Perikanan Air Payau dan Laut

  3.3 Agribisnis Ikan Hias

  3.4 Agribisnis Rumput Laut

  3.5 Industri Perikanan Laut

  4. Pengolahan

  4.1 Agribisnis Hasil Pengolahan Hasil Perikanan Perikanan

  2) Ketahanan Pangan (Agribisnis dan Agroteknologi), diantaranya: Bidang keahlian

  3. Kesehatan Hewan

  6. Kehutanan

  5.2 Otomatisasi Pertanian

  5.1 Alat Mesin Pertanian

  5. Teknik Pertanian

  4.3 Agroindustri

  4.2 Pengawasan Mutu Hasil Pertanian

  4.1 Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian

  4. Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian

  3.2 Kesehatan dan Reproduksi Hewan

  3.1 Keperawatan Hewan

  2.3 Industri Peternakan

  Program keahlian Kompetensi Keahlian Agribisnis dan Agroteknologi

  2.2 Agribisnis Ternak Unggas

  2.1 Agribisnis Ternak Ruminansia

  2. Agribisnis Ternak

  1.6 Agribisnis Organik Ekologi

  1.5 Produksi dan Pengelolaan Perkebunan

  1.4 Lanskap dan Pertamanan

  1.3 Pemuliaan dan Perbenihan Tanaman

  1.2 Agribisnis Tanaman Perkebunan

  1.1 Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura

  1. Agribisnis Tanaman

  6.1 Teknik Inventarisasi dan Pemetaan Hutan Bidang Program keahlian Kompetensi Keahlian keahlian

  6.2 Teknik Konservasi Sumber Daya Alam

  6.3 Teknik Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan

  6.4 Teknologi Produksi Hasil Hutan

  3) Ketahanan Energi, diantaranya: Bidang Program

  Kompetensi Keahlian Keahlian Keahlian

  Energi dan

  1. Teknik

  1.1 Teknik Produksi Pertambangan Perminyakan Minyak dan Gas

  1.2 Teknik Pemboran Minyak dan Gas

  1.3 Teknik Pengolahan Minyak, Gas dan Petrokimia

  2. Geologi

  2.1 Geologi Pertambangan Pertambangan

  3. Teknik Energi

  3.1 Teknik Energi Surya, Terbarukan Hidro dan Angin

  3.2 Teknik Energi Biomassa

  4) Pariwisata diantaranya: Bidang

  Program Keahlian Kompetensi Keahlian keahlian Pariwisata

  1. Perhotelan dan

  1.1 Usaha Perjalanan Jasa Pariwisata Wisata

  1.2 Perhotelan

  1.3 Wisata Bahari dan Ekowisata

  1.4 Hotel dan Restoran Bidang Program Keahlian Kompetensi Keahlian keahlian

  2. Kuliner

  2.1 Tata Boga

  3. Tata

  3.1 Tata Kecantikan Kulit Kecantikan dan Rambut

  3.2 Spa dan Beauty Therapy

  4. Tata Busana

  4.1 Tata Busana

  4.2 Desain Fesyen 5) Industri/Industri Kreatif

  Kompetensi keahlian terkait industri diantaranya: Bidang

  Program Keahlian Kompetensi Keahlian Keahlian

  Teknologi

  1. Teknologi

  1.1 Konstruksi Gedung,

  dan Konstruksi dan Sanitasi, dan Rekayasa Properti Perawatan

  1.2 Konstruksi Jalan,

  Irigasi dan Jembatan

  1.3 Bisnis Konstruksi dan

  Properti

  1.4 Desain Pemodelan

  dan Informasi Bangunan

  2. Teknik Geomatika

  2.1 Teknik Geomatika

  dan Geospasial

  2.2 Informasi Geospasial

  3.1

  3. Teknik Teknik Pembangkit Ketenagalistrikan Tenaga Listrik

  3.2 Teknik Jaringan

  Tenaga Listrik

  3.3 Teknik Instalasi

  Tenaga Listrik

  3.4 Teknik Otomasi

  Industri Bidang Keahlian

  Program Keahlian Kompetensi Keahlian

  7. Teknik Instrumentasi Industri

  5.5 Aircraft Electricity

  5.6 Aviation Electronics

  5.7 Electrical Avionics

  6. Teknik Grafika

  6.1 Desain Grafika

  6.2 Produksi Grafika

  7.1 Teknik Instrumentasi

  Forming

  Logam

  7.2 Instrumentasi dan

  Otomatisasi Proses

  8. Teknik Industri

  8.1 Teknik Pengendalian

  Produksi

  5.4 Airframe Mechanic

  5.3 Aircraft Sheet Metal

  3.5 Teknik Pendinginan

  Logam

  dan Tata Udara

  3.6 Teknik Tenaga Listrik

  4. Teknik Mesin

  4.1 Teknik Pemesinan

  4.2 Teknik Pengelasan

  4.3 Teknik Pengecoran

  4.4 Teknik Mekanik

  5.2 Aircraft Machining

  Industri

  4.5 Teknik Perancangan

  dan Gambar Mesin

  4.6 Teknik Fabrikasi

  Logam dan Manufaktur

  5. Teknologi Pesawat Udara

  5.1 Airframe Power Plant

  8.2 Teknik Logistik Bidang Program Keahlian Kompetensi Keahlian

  Keahlian

  9. Teknologi Tekstil

  9.1 Teknik Pemintalan

  Serat Buatan

  9.2 Teknik Pembuatan

  Benang

  9.3 Teknik Pembuatan

  Kain

  9.4 Teknik

  Penyempurnaan Tekstil

  10. Teknik Kimia

  10.1 Analisis Pengujian

  Laboratorium

  10.2 Kimia Industri

  10.3 Kimia Analisis

  10.4 Kimia Tekstil

  11. Teknik Otomotif

  11.1 Teknik Kendaraan

  Ringan Otomotif

  11.2 Teknik dan Bisnis

  Sepeda Motor

  11.3 Teknik Alat Berat

  11.4 Teknik Bodi Otomotif

  11.5 Teknik Ototronik

  11.6 Teknik dan

  Managemen Perawatan Otomotif

  11.7 Otomotif Daya dan

  Konversi Energi

  12.1

  12. Teknik Konstruksi Kapal Perkapalan Baja

  12.2 Konstruksi Kapan

  Non Baja

  12.3 Teknik Pemesinan

  Kapal Bidang Program Keahlian Kompetensi Keahlian

  Keahlian

  12.4 Teknik Pengelasan

  Kapal

  12.5 Teknik Kelistrikan

  Kapal

  12.6 Desain dan Rancang

  Bangun Kapal

  12.7 Interior Kapal

  13. Teknik

  13.1 Teknik Audio Video

  Elektronika

  13.2 Teknik Elektronika

  Industri

  13.3 Teknik Mekatronika

  13.4 Teknik Elektronika

  Daya dan Komunikasi

  13.5 Instrumentasi Medik

  Kompetensi keahlian terkait industri kreatif diantaranya: Sub-Sektor Arsitektur

  Bidang Keahlian Program Keahlian Kompetensi Keahlian Teknologi dan

  1. Teknologi

  1.1. Desain Rekayasa Konstruksi dan Pemodelan dan

  Properti Informasi Bangunan

  Sub-Sektor Desain Interior Bidang Keahlian Program Keahlian Kompetensi Keahlian

  Seni dan Industri

  1. Seni Rupa

  1.1. Desain Interior Kreatif dan Teknik

  Furnitur Teknologi dan

  2. Teknik Grafika

  2.1. Desain Grafika Rekayasa Sub-Sektor Film

  Bidang Keahlian Program Keahlian Kompetensi Keahlian Seni dan Industri

  1. Seni

  1.1. Produksi Film Kreatif Broadcasting dan Program dan Film Televisi

  1.2. Produksi Film Sub-Sektor Animasi

  Bidang Keahlian Program Keahlian Kompetensi Keahlian Seni dan Industri

  1. Seni Rupa

  1.1. Animasi Kreatif Sub-Sektor Video, Fotografi dan Periklanan

  Bidang Keahlian Program Keahlian Kompetensi Keahlian Seni dan Industri

  1. Seni Rupa

  1.1. Desain Kreatif

  Komunikasi Visual

  Teknik Informasi

  2. Teknik

  2.1. Multimedia dan Komunikasi Komputer dan Informatika

  Sub-Sektor Kerajinan Bidang Keahlian Program Keahlian Kompetensi Keahlian

  Seni dan Industri

  1. Desain dan

  1.1. Kriya Kreatif Kreatif Produk Kreatif Batik dan Tekstil

  Kriya

  1.2. Kriya Kreatif Kulit dan Imitasi

  Seni dan Industri

  1. Desain dan

  1.3. Kriya Kreatif Kreatif Produk Kreatif Keramik

  Kriya

  1.4. Kriya Kreatif Logam dan Perhiasan

  1.5. Kriya Kreatif Kayu dan Rotan

  Sub-Sektor Musik Bidang Keahlian Program Keahlian Kompetensi Keahlian

  Seni dan Industri

  1. Seni Musik

  1.1. Seni Musik Kreatif

  Klasik

  1.2. Seni Musik Populer

  Sub-Sektor Penerbitan Bidang Keahlian Program Keahlian Kompetensi Keahlian

  Teknologi dan

  1. Teknik Grafika

  1.1. Produksi Grafika Rekayasa Sub-Sektor Aplikasi dan Game Developer

  Bidang Keahlian Program Keahlian Kompetensi Keahlian Teknik Informasi

  1. Teknik

  1.1. Rekayasa dan Komunikasi Komputer dan Perangkat Lunak Informatika

  Sub-Sektor Seni rupa Bidang Keahlian Program Keahlian Kompetensi Keahlian

  Seni dan Industri

  1. Seni Rupa

  1.1. Seni Lukis Kreatif

  1.2. Seni Patung Sub-Sektor Fesyen Bidang Keahlian Program Keahlian Kompetensi Keahlian Pariwisata

  1. Tata Busana

  1.1. Tata Busana

  1.2. Desain Fesyen Sub-Sektor Kuliner Bidang Keahlian Program Keahlian Kompetensi Keahlian Pariwisata

  1. Kuliner

  1.1. Tata Boga Sub-Sektor Seni pertunjukan

  Bidang Keahlian Program Keahlian Kompetensi Keahlian Seni dan Industri

  1. Seni Tari

  1.1. Seni Tari Kreatif

  1.2. Penataan Tari

  2. Seni Karawitan 2.1. Seni Karawitan

  2.2. Penataan Karawitan

  3. Seni

  3.1. Seni Pedalangan Pedalangan

  4. Seni Teater

  4.1. Pemeranan

  4.2. Tata Artistik

  Teater Sub-Sektor Televisi dan radio

  Bidang Keahlian Program Keahlian Kompetensi Keahlian Seni dan Industri

  1. Seni

  1.1. Produksi dan Kreatif Broadcasting Siaran Program dan Film Radio

  1.2. Produksi dan Siaran Program Televisi

  b. SMK Sektor Keunggulan Berdasarkan Wilayah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) SMK Sektor keunggulan berdasarkan wilayah KEK merupakan SMK yang berada pada kawasan ekonomi khusus yang ditetapkan pemerintah dan membuka bidang keahlian untuk sektor prioritas nasional.

  prasarana SMK dalam rangka pemerataan kualitas SMK antarwilayah diperuntukan pada SMK yang membuka bidang keahlian sesuai dengan keunggulan lokal yang ada di daerah.

  C. Ketentuan Pembiayaan Pembiayaan DAK Fisik Subbidang Pendidikan SMK sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:

  1.

  alokasi biaya satuan pembangunan dan pengembangan prasarana pendidikan beserta perabotnya untuk masing-masing provinsi dihitung sesuai dengan harga satuan bangunan gedung negara yang direkomendasikan oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang pekerjaan umum;

  2. khusus untuk pembangunan prasarana di daerah Tertinggal,

  Terdepan, dan Terluar (3T), wilayah kepulauan terpencil, dan daerah/lokasi sulit terjangkau maka dapat menggunakan harga satuan riil pelaksanaan hasil survei harga upah dan bahan di lokasi setempat yang diketahui oleh dinas provinsi/kabupaten/kota yang menyelenggarakan urusan pekerjaan umum setempat;

  3.

  alokasi biaya pengadaan peralatan praktik utama/praktik produksi disesuaikan dengan kebutuhan pada masing-masing kompetensi keahlian sesuai prioritas; dan

  diperbolehkan lagi menerima bantuan sejenis dari sumber dana lainnya (APBN dan/atau APBD) pada tahun berkenaan.

  BAB II PELAKSANAAN PENINGKATAN PRASARANA PENDIDIKAN A. Pelaksanaan Rehabilitasi Bangunan Rehabilitasi bangunan dilakukan untuk ruang belajar beserta perabotnya dan toilet (jamban) berserta sanitasinya. Rehabilitasi bangunan dilakukan berdasarkan ketentuan sebagai berikut.

  1. Kategori Tingkat Kerusakan pada Rehabilitasi Bangunan Kategori tingkat kerusakan bangunan yang dapat dilakukan rehabilitasi yaitu: a. kerusakan sedang dengan nilai tingkat kerusakan bangunan

  31% sampai dengan 45%; dan

  b. kerusakan berat dengan nilai tingkat kerusakan bangunan 46% sampai dengan 65. Dalam hal, terdapat kerusakan bangunan dengan nilai tingkat kerusakan bangunan diatas 65%, maka tidak dapat dilakukan rehabilitasi bangunan. Bangunan dengan nilai tingkat kerusakan bangunan diatas 65% dapat dilakukan usulan pembangunan baru setelah melalui proses penghapusan.

  2. Pelaksanaan Identifikasi dan Analisis Tingkat Kerusakan Bangunan.

  Pelaksanaan identifikasi dan analisis kerusakan bangunan dilakukan oleh tenaga teknis yang memiliki kompetensi bangunan dan memahami konstruksi bangunan gedung dan rencana perbaikannya. Tenaga teknis mengobservasi dan menghitung tingkat kerusakan bangunan permassa bangunan yang akan direhabilitasi pada format analisis tingkat kerusakan dan penjelasan komponen yang direhabilitasi. Observasi dan perhitungan tingkat kerusakan bangunan dimaksud meliputi, bentuk, ukuran, luasan, dan detail konstruksi kondisi eksisting bangunan dan lingkungan. Hasil observasi dan analisis kerusakan bangunan ini dibuat dalam bentuk sketsa yang dilengkapi dengan penjelasan dan ukuran sebagai pertimbangan dalam membuat gambar pelaksanaan, gambar rencana arsitektur, struktur dan utilitas serta Rencana Anggaran Biaya (RAB). Pelaksanaan identifikasi meliputi: a. pengecekan secara detail kerusakan yang ada di setiap ruang untuk; b. mendukung pengambilan keputusan bagian-bagian bangunan yang perlu diperhitungkan perbaikannya; c. menghubungkan antara sketsa kondisi lahan, lingkungan dan bangunan; d. volume kerusakan yang diperoleh dari kegiatan survei dengan informasi/masukan-masukan dari pihak-pihak terkait; e. mengidentifikasi secara akurat kondisi lingkungan, struktur bangunan seperti pondasi, kolom, balok, dan sloof di setiap ruang yang ada, guna pengambilan keputusan apakah perlu dilakukan perbaikan/pembongkaran pada sebagian komponen bangunan atau seluruh komponen lainnya pada bangunan tersebut; dan f. mengidentifikasi komponen-komponen bangunan yang dinyatakan masíh berkualitas dan layak untuk dipergunakan kembali, sehingga dapat diperhitungkan sebagai bahan bangunan yang dapat digunakan pada pelaksanaan rehabilitasi.

  Contoh format dan perhitungan yang digunakan dalam melakukan identifikasi dan analisis kerusakan sebagai berikut: a. contoh format analisis tingkat kerusakan sebagai berikut: Gambar 2.1: Contoh Format Analisis Tingkat Kerusakan

  NAMA SEKOLAH : ALAMAT SEKOLAH : 1 lantai (√) PROPINSI : 2 lantai 3 lantai KAB/KOTA : lantai dasar (√) lantai 2 lantai 3 TELP/FAX/EMAIL : LUAS RUANG & JUMLAH DIREHAB : 243 m2 , 3 (tiga) ruang Nama Ruang Thn Dibangun Rehab ke TYPE BANGUNAN : (Semi Permanen) / (Permanen) (*) Ruang Teori 1 Terhadap seluruh Bangunan Tingkat Kerusakan (%) Nilai Kerusakan (%) (a) (b) (d) (e) (f) = (d) x (e) 1 PONDASI Pondasi 12 0,00

  2 STRUKTUR Kolom dan Balok Plesteran 19 10 1,90 2 50 1,00 3 ATAP Kuda-kuda 5,5 0,00 Gording + Listplang 2 0,00 Penutup Atap 4 0,00 4 PLAFON Rangka Plafon 4 50 2,00 Penutup Plafon 5 50 2,50 5 DINDING Batubata/Batako 7 0,00 Plesteran Jendela Kaca 2,5 100 2,50 3 50 1,50 Pintu 3 100 3,00 Kusen 3 100 3,00

  6 LANTAI Penutup Lantai 10,5 100 10,50 7 UTILITAS Instalasi Listrik 4 100 4,00 Instalasi Air 3 0,00 Drainase/Limbah 1,5 100 1,50 8 FINISHING Struktur 1 100 1,00 Plafon 3 100 3,00 Dinding 2,5 100 2,50 Kusen/Daun 2,5 100 2,50 Jumlah 100 NILAI TINGKAT KERUSAKAN (%) 42,4% Ringan

  ≥30% Sedang 31% - 45 % Berat 46% - 65% a Hasil Pengamatan Lapangan A. Jenis Perawatan *) : (Ringan) (Sedang) (Berat) (*)

  B. Nilai Kerusakan : 42,40% C. Luas Ruangan di Rehab : 243 m2 D. Harga Satuan Wilayah : Rp 2.165.000 E. Perkiraan Biaya (Rp) : Rp 223.064.280 Terbilang F. Harga Satuan Rehab per m2 : Rp/m2 917.960 ................., ..............2019 Mengetahui/Menyetujui Tim Observasi Perencana/Pengawas Kepala Sekolah (.........................................) (…...........................…..) Penjelasan Singkat Kondisi Bangunan : Bangunan rusak pada bagian atap, harus diperbaiki karena atap bergelombang dimungkinkan kondisi kuda-kuda rapuh…. Pasangan dinding batubata sebagian miring dan retak…..lantai abu diganti keramik

  (*) = coret yang tidak perlu (**) = beri tanda yang sesuai (√) (c) JENIS BANGUNAN (**) ANALISA TINGKAT KERUSAKAN No. JAWA BARAT Bobot % REHABILITASI GEDUNG KELAS

  TAHUN 2019 (………………………………………………………………………………………..)

  Komponen Bangunan RENCANA REHAB (**) SMK PGRI KLARI Sub Komponen Bangunan KAB. KARAWANG BANTUAN REHAB GEDUNG b. contoh perhitungan analisis kerusakan pada pondasi sebagai berikut: Gambar 2.2: Contoh Perhitungan Analisis Kerusakan pada

  Pondasi Keterangan Gambar: a.

  Ruang 1 = perbaikan panjang 3 m’  (a)

  b. Ruang 2 = perbaikan pondasi panjang 4 m’  (b) Jumlah panjang perbaikan pondasi rusak = 7 m’  (c)

  c. Panjang jalur pondasi (tidak termasuk pondasi plat setempat untuk kolom selasar), untuk 1 masa dengan 3 runag kelas = (9 x 3 x 2) + (7 x 4) = 54 + 28 = 82 m’ (d)

  d. Persentase kerusakan pondasi yang dimasukkan pada format analisis kerusakan (gambar 2.1) sebagai berikut = (c) / (d) x 100% = 7 / 82 x 100% = 8,5 5 (tingkat kerusakan pondsi untuk 1 masa gedung dengan 3 ruang) c. contoh perhitungan analisis kerusakan pada plafon sebagai berikut: Gambar 2.3: Contoh Perhitungan Analisis Kerusakan pada

  Plafon Keterangan:

  2

  e. Ruang 1, plafond yang rusak = 1,5 x 2,5 m2 = 3,75 m  (a)

  2

  f. Ruang 1, plafond yang rusak = 2,5 x 3,6 m2 = 9,00 m  (b)

  2

  g. Ruang 2, plafond yang rusak = 2,4 x 4,8 m2 = 11,52 m  (c)

  2 Jumlah Plafond rusak = 24,27 m 

  (d) Luas keseluruhan plafond 1 masa dengan 2 ruang kelas

  2

  = (9 x 7 x 2) = 126 m (ruangan)  (e)

  2

  = (9 x 2 x 2) = 36 m (selasa)  (f)

  2 Total luas plafond (e) + (f) = 162 m  (g)

  Persentase tingkat kesrusakan yang harus diisi pada format analisis tingkat kerusakan (gambar 2.1) adalah: = (d) / (g) x 100% = 24,27 / 162 x 100% = 14,98% (tingkat kerusakan plafond untuk 1 masa gedung dengan 2 runag kelas) d. contoh perhitungan perbaikan kuda-kuda dan rangka atap sebagai berikut: Gambar 2.4: Contoh Perhitungan Perbaikan Kuda-kuda dan

  Rangka Atap Ruang kelas 3 Lokal : Perhitungan kerusakan (yang diberi tanda kotak) untuk penutup atap, kaki kudakuda, rangka plafon, penutup plafon dan lantai keramik adalah ½ dari luas bangunan = 50% tingkat kerusakannya.

  e. contoh perhitungan perbaikan 3 buah kaki kuda-kuda dan plafon sebagai berikut: Gambar 2.5: Contoh Perhitungan Perbaikan 3 Buah Kaki Kuda- kuda dan Plafon

  Perbaikan Atap Pada Ruang kelas 3 Lokal : Jumlah Kaki kuda-kuda pada denah tersebut 10 buah. Jumlah yang akan diganti 3 buah kuda-kuda  3/10 x 100 % = 30 % tingkat kerusakannya. Pada Plafon :

  2

  1) Ruang 1, plafon yang rusak = (1 x 10 m2) = 10 m  (a)

  2

  2) Ruang 2, plafon yang rusak = (7 x 10 m2) = 70 m  (b) 3) Ruang3, plafon yang rusak = 0 = - m2  (c)

  2 Jumlah plafon rusak  = 80 m  (d)

  Luas keseluruhan plafon 1 Massa Gedung dengan 3 ruang kelas :

  2

  = (9 x 7 x 3) = 189 m (ruangan)  (e)

  2

  = (9 x 2 x 3) = 54 m (selasar)  (f)

  2

  = (1x 10 x2) = 20 m (rambu kiri kanan)  (g)

  2 Total luas plafon = (e) + (f) + (g) = (189 + 54 + 20 ) = 263 m  (h)

  Prosentase Tingkat Kerusakan yang harus diisi pada format Analisis Tingkat Kerusakan adalah : = (d) / (h) x 100% = 80 / 263 x 100% = 30,41% (tingkat kerusakan plafond untuk 1 Massa gedung dengan 3 ruang kelas), begitu pula nilai kerusakan untuk perbaikan rangka atap dan penutup atapnya senilai ± 30,41%.

  f. contoh perhitungan pada kolom yang rusak sebagai berikut: Gambar 2.6: Contoh Perhitungan pada Kolom yang Rusak

  Tingkat kerusakan pada satuan kolom yang rusak : Jumlah kolom yang sejenis = 30 buah, ukuran 20/25  (a) - Jumlah kolom yang rusak/patah = 4 buah  (b) - Tingkat kerusakan = 4/30 x 100% = 13,3%, yang harus - diisikan pada format analisis tingkat kerusakan x bobot kolom = nilai kerusakan.

  g. contoh perhitungan kerusakan pada kusen jendela sebagai berikut: Gambar 2.7: Contoh Perhitungan Kerusakan pada Kusen

  Jendela

  kusen rusak Tampak Depan kusen rusak

  Tampak Belakang

  Kusen yang rusak ada 2 buah dari jumlah tipe yg sama sebanyak 10 buah, di bagian diding belakang (Tampak belakang 1 rusak ) dan di depan (Tampak depan 1 rusak) Tingkat Kerusakan Kusen menjadi : 2/10 x 100 % = 20 % x bobot kusen = nilai kerusakan

  3. Penandaan (arsir) pada Site Plan Untuk memudahkan analisis suatu massa gedung pada saat observasi sebaiknya membawa site plan (copy) kemudian diberi tanda

  (arsir) dan catatan penting tentang kerusakan pada bangunan yang akan direhab guna mendapatkan data lapangan untuk menghitung tingkat kerusakan. Selain itu pada site plan dapat dilihat ukuran dan luas masa gedung, sekaligus untuk kepentingan perencanaan kedepan. Contoh gambar site plan sebagai berikut:

  Gambar 2.8: Penandaan/Arsir pada Site Plan

  4. Penjelasan Komponen Bangunan yang di Rehabilitasi Guna mendukung konsep bangunan tahan gempa harus direncanakan dengan memperhatikan kaidah teknis sebagai berikut : a. bangunan harus terletak diatas tanah yang stabil;

  b. denah bangunan sebaiknya sederhana, simetris dan seragam;

  c. prinsip utama bangunan tahan gempa adalah adanya kesatuan dari keseluruhan struktur bangunan; dan d. komponen dan unsur bangunan yang perlu mendapat perhatian, antara lain:

  1) pondasi diikat kaku dengan sloof; 2) setiap luasan dinding maksimal 12 meter persegi harus dipasang kolom praktis; 3) dipasang balok keliling (kolom dan ring balk) yang diikat kaku dengan kolom;

  4) Di atas setiap lubang pintu dan jendela atau lubang lainnya harus dipasang ring balok beton, terlepas apakah ring balok beton tersebut tergambar atau tidak dalam gambar pelaksanaan;

  5) Pada setiap pertemuan dinding pasangan batu bata dengan kolom praktis, ring balok beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam gambar pelaksanaan harus dipasang anker D8 mm tiap jarak 1,00 m. Bagian yang mencuat keluar sepanjang 20 cm dan bagian yang tertanam minimal sedalam 15 cm;

  6) seluruh kerangka bangunan harus terikat secara kokoh dan kaku; 7) gunakan kayu kering, pilih bahan atap yang seringan mungkin; 8) pilih bahan dinding seringan mungkin, apabila menggunakan dinding bata, dinding harus diikat/dijangkar ke kolom dan balok dengan menggunakan stek besi Ø 8 mm panjang 30 cm untuk setiap jarak 50 cm;

  9) hubungan unsur rangka beton bertulang, rangka perkuatan dinding balok dengan kolom, baik balok pondasi maupun balok pengikat keliling dinding, dengan panjang penyaluran tulangan 50 cm atau 40 d (40 x diameter tulangan);

  10) rangka kuda-kuda harus diangkur Ø 12 mm, dengan baik pada kolom atau pada ring balk; 11) hubungan balok pondasi (sloof) dengan pondasi memakai angkur dengan Ø 10 mm untuk setiap jarak 1 meter; 12) ketebalan siar pasangan dan adukan campuran spesi komposisinya harus sesuai dengan aturan peruntukannya, maksimal 1,2 cm; dan

  13) luas bukaan dinding harus lebih kecil dari 50% dari luas dindingnya.

  2 Perkuatan dinding lebih kecil dari 6 m , bila lebih ditambah kolom praktis secara proposional.

  Survei observasi tingkat kerusakan bangunan yang telah dilakukan adakalanya tidak tercatat dengan baik, sehingga perlu mengingat- ngiingat apa dan bagaimana kondisi kerusakan bangunan tersebut pada saat menghitung ataupun membuat gambar kerja. Dengan demikian diperlukan sket gambar, ukuran dan catatan rencana perbaikan guna memudahkan dalam membuat rencana anggaran biaya ataupun gambar kerja. Penjelasan dimaksud menjelaskan kondisi kerusakan dan rencana perbaikan tiap komponen yang akan direhabilitasi dalam suatu format sebagai berikut sebagaimana contoh dibawah ini sebagai pendukung perhitungan analisis tingkat kerusakan untuk menghitung anggaran biaya atau (RAB).

  Tabel 2.1: Contoh Format Penjelasan Komponen yang Direhabiltasi No Komponen Rencana Perbaikan, Jenis Volume

  Bangunan yang Bahan uang Digunakan, Perkiraan Rusak Spesifikasi

  2

  1. Plafon turun da Perbaikan rangka plafon 30 m rusak akibat atab kaso-kaso 5/7 dan penutup bocor plafon triplek 4mm 2. dst.

  .......,......................2019 Kepala Sekolah Tim Teknis atau Fasilitator (........................) (...........................)

  Contoh pengisian kerusakan Kerusakan Komponen pada plafon: Perbaikan plafon (kerusakan disebabkan bocor pada penutup atap/ genteng dan plafon), kerusakan akibat umur bangunan usia bangunan sudah lama, material/bahan bangunan tidak berkualitas, atau kerusakan akibat bencana (gempa; banjir; kebakaran), dsb.

  Rencana Perbaikan : perbaikan plafon rangka plafon dan penutupnyadengan menggunakan bahan/material kaso-kaso 5/7 dan triplek 4 mm.

  Catatan: Penjelasan tersebut diatas diperlukan guna mencocokkan rencana awal rehabilitasi (observasi lapangan) disesuaikan dengan pelaksanaannya. Untuk penjelasan awal diperlukan uraian seperti dalam format contoh dibawah ini dan sebagai pendukung perhitungan analisa tingkat kerusakan untuk menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB).

  Tabel 2.2: Contoh format penjelasan komponen yang di rehabilitasi No Komponen Bangunan Rencana Perbaikan, Volume yang Rusak Jenis Bahan uang Perkiraan

  Digunakan, Spesifikasi

  1 Plafon turun dan Perbaikan rangka 30 m2 rusak akibat plafon kaso-kaso 5/7 atap bocor. dan penutup plafon 2 triplek 4 mm.

  3 dst .......,......................2019

  Kepala Sekolah Tim Teknis

  (........................) (...........................) B. Pelaksanaan Pembangunan Pelaksanaan Pembangunan dilakukan untuk:

  1. RKB;

  2. Ruang Laboratorium;

  3. RPS; dan/atau 4. Jamban. Pembangunan dilakukan dengan berserta prabotnya. Pembangunan dilakukan berdasarkan ketentuan sebagai berikut:

  1. RKB Ketentuan penghitungan ukuran dan luas ruang kelas baru sebagai berikut: No Jenis Ukuran Luas Satuan

  1 Ruang Kelas 9 x 8 72 m²

  2 Selasar 9 x 2 18 m² Total luas Bangunan 90 m²

  2 Luas yang diperhitungkan = (9 x 8) + 0,5 x (9 x 2) = 81 m

  Ukuran panjang kali lebar ruang kelas baru yang dibangun dapat menyesuaikan dengan kondisi tapak dan peletakan massa bangunan atau denah ruang dengan ketentuan luas ruang kelas tetap. Penampilan ruang kelas baru dapat berbentuk sesuai karakteristik daerah dengan tetap mengutamakan unsur kualitas, keamanan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan sesuai dengan standar luas, persyaratan teknis bangunan, pembakuan bangunan dan perabot sekolah yang telah ditetapkan.

  2. Ruang Laboratorium Ketentuan penghitungan ukuran dan luas Ruang Laboratorium sebagai berikut:

  No Jenis Ukuran Luas Satuan

  1 Ruang Laboratorium 12 x 9 108 m²

  2 Selasar 12 x 2 24 m²

  3 Total luas Bangunan 132 m²

  2 Luas yang diperhitungkan = (12 x 9) + 0,5 x (12 x 2) = 120 m

  Ukuran panjang kali lebar Ruang Laboratorium yang dibangun dapat menyesuaikan dengan kondisi tapak dan peletakan massa bangunan/denah ruang dengan ketentuan luas Ruang Laboratorium tetap. Penampilan Ruang Laboratorium dapat berbentuk sesuai karakteristik daerah dengan tetap mengutamakan unsur kualitas, keamanan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan sesuai dengan standar luas, persyaratan teknis bangunan, pembakuan bangunan dan perabot sekolah yang telah ditetapkan.

  3. RPS Ketentuan penghitungan ukuran dan luas RPS sebagai berikut:

  a. apabila dibangun dalam 1 unit dengan ketentuan sebagai berikut: No Jenis Ukuran Luas Satuan

  1 Ruang Praktik 30 x 9 270 m²

  2 Selasar 30 x 2 60 m² Total Luas Bangunan 330 m²

  2 Luas yang diperhitungkan = (30 x 9) + 0,5 x (30 x 2) = 300 m

  b. apabila dibangun dalam 2 unit terpisah dengan ketentuan masing-masing unit sebagai berikut: No Jenis Ukuran Luas Satuan

  1 Ruang Praktik 15 x 9 135 m²

  2 Selasar 15 x 2 30 m² Total Luas Bangunan 165 m²

  2 Luas yang diperhitungkan = (15 x 9) + 0,5 x (15 x 2) = 150 m

  Ukuran panjang kali lebar RPS yang dibangun dapat menyesuaikan dengan kondisi tapak dan peletakan massa bangunan/denah ruang dengan ketentuan luas RPS tetap. Penampilan RPS dapat berbentuk sesuai karakteristik daerah dengan tetap mengutamakan unsur kualitas, keamanan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan sesuai dengan standar luas, persyaratan teknis bangunan, pembakuan bangunan dan perabot sekolah yang telah ditetapkan. Ketentuan jenis, denah, dan perabot RPS untuk setiap kompetensi keahlian tercantum pada BAB IV dalam lampiran ini.

  4. Jamban

  a. Prasyarat Utilitas Ruang 1) Jamban pria dan jamban wanita dibangun terpisah.

  2) Kelengkapan utilitas jamban terdiri dari:

  a) pompa penarik dan pendorong ke Tangki air bersih;

  b) tangki air kapasitas 2 x 1.000 liter;

  c) instalasi listrik dan lampu penerangan; d)

  2 Kloset Jongkok untuk toilet pria dan 3 kloset jongkok untuk toilet wanita; e) 2 unit Urinoir untuk toilet pria;

  f) 2 unit tempat cuci tangan dilengkapi cermin;

  g) beberapa utilitas yang dapat digunakan bersama antara toilet pria dan wanita adalah: sumber air bersih, menara air dan septik tank.

  b. Tinjauan Keselamatan, Kesehatan, dan Kenyamanan Ruang 1) bukaan pintu depan toilet ke arah luar (selasar), dimaksudkan untuk mempermudah proses evakuasi; 2) setiap bilik toilet dilengkapi pintu, yang dapat dikunci dari dalam dan membuka keluar; 3) tersedia sumber air bersih melalui PDAM maupun air tanah; 4) dilengkapi instalasi air bersih, instalasi air kotor/limbah dan kotoran, septick tank dan sumur resapan.

  5) bukaan cahaya minimal 10% dan bukaan ventilasi udara minimal 5% dari luas ruang lab fisika, untuk sehatnya kondisi ruang dengan penerangan alami, sirkulasi udara dan kelembaban normal;

  6) dilengkapi floor drain, sehingga tidak terjadi genangan air di lantai toilet; c. Spesifikasi Bangunan

  Spesifikasi bangunan Toilet Sekolah yang ditetapkan dalam petunjuk ini adalah mengacu pada contoh desain yang diberikan pada model desain. Spesifikasi bangunan diperkenankan untuk memperhatikan dan mempertimbangkan kearifan lokal.

  Tabel 2.3: Spesifikasi Komponen Bangunan Utama Komponen Bangunan Keterangan

  Pondasi Batu kali Dinding Pasangan bata, plester, acian.

  Keramik dinding pada bilik toilet Kloset Jongkok dan/atau duduk Penutup lantai Keramik Penutup dan rangka Genteng Metal, Baja ringan C.75 Komponen Bangunan Keterangan atap Penutup dan rangka plafon

  Kayu lapis/GRC/Gypsum & kayu Finishing Cat tembok, cat kayu Kusen dan daun pintu/jendela

  Kayu lapis anti air / alumunium

  d. Standar kelengkapan dan luas jamban pria dan wanita

  DISAIN DAN KELENGKAPAN RUANG DIMENSI P (m) L (m)

  1 Ruang Jamban 5,75

  3

  2 Selasar

  3

  2 Luas yang diperhitungkan: = ( 5,75 x 3 ) + 0,5 x ( 3 x 2 ) = 20,25 m

  2

  e. Denah Jamban Denah jamban sesuai dengan gambar sebagai berikut:

  Gambar 2.9: Denah Tolite/Jamban Wanita

  Toilet Difable

  • - 0.03 Selasar

    Dalam + 0.00 Selasar Luar + 0.00

  Toilet - .0 5 Toilet - .0 5 Gambar 2.10: Denah Toilet/Jamban Laki-laki

  300.0 200.0 200.0 150.0 150.0 Toilet Difable

  • - 0.03 Toilet - 0.05

  Toilet - 0.05 Selasar Dalam + 0.00 Selasar Luar

  • + 0.00

  150.0 BAB III PELAKSANAAN PENINGKATAN SARANA PENDIDIKAN A. Pengadaan Sarana Pengadaan sarana/peralatan diupayakan dengan mekanisme pembelian melalui media elektronik (e-purchasing) berdasarkan catalog elektronik (e-

  catalogue), jika mekanisme e-purchasing tidak dapat dilaksanakan maka dapat dilakukan dengan mekanisme e-tendering/procurement.

  Spesifikasi peralatan praktik SMK diharapkan memenuhi kebutuhan kurikulum dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Aspek utama peralatan meliputi aspek umum dan aspek khusus dengan mempertimbangkan nilai edukatif, keamanan penggunaan, dan bahan/ material.

  1. Aspek umum yang harus dipenuhi dalam setiap pengadaan peralatan praktik SMK adalah: a. kondisi alat merupakan alat baru dan berstandar Standar

  Nasional Indonesia/Internasional;

  b. tanpa kerusakan atau cacat;

  c. setiap alat terdapat identitas permanen (lambang/merek) dari produsen kecuali yang secara teknis sulit misalnya bendanya terlalu kecil;

  d. alat yang diadakan harus dilengkapi dengan program pelatihan beserta modul (jobsheet/handout), buku petunjuk pemakaian dan perawatan, dan perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

  2. Aspek khusus yang harus dipenuhi dalam setiap pengadaan peralatan praktik SMK sebagai berikut: a. ketentuan jenis, rasio dan deskripsi peralatan untuk setiap kompetensi keahlian tercantum pada BAB IV dalam Lampiran ini.

  b. peralatan yang diadakan harus dilengkapi: 1) jaminan/garansi peralatan

  a) Peralatan tertentu, penyedia barang harus dapat memberikan surat jaminan/garansi peralatan dan ketersediaan suku cadang. b) Kurun waktu (masa) jaminan/garansi peralatan sekurang-kurangnya selama 1 tahun dari pabrikan/produsen atas kerusakan alat yang bukan disebabkan oleh kelalaian pemakaian, dan jaminan ketersediaan suku cadang peralatan selama 3 tahun ke depan.

  c) Surat jaminan kerusakan peralatan dan ketersediaan suku cadang diterbitkan oleh pabrikan/produsen.

  d) Surat jaminan/garansi dari pabrikan/produsen berlaku sejak barang diserahterimakan. 2) Jaminan keaslian barang dan kualitas. 3) Untuk peralatan yang perlu dilengkapi jaminan keaslian barang dan kualitas, penyedia wajib menyertakan surat jaminan keaslian barang dan kualitas yang diterbitkan oleh produsen/pabrikan. 4) Instalasi, uji coba dan pelatihan operasional peralatan. 5) Penyedia barang/produsen memberikan jaminan tentang:

  a) instalasi/pemasangan, dan uji coba operasional peralatan dengan dan atau tanpa beban penuh; b) pelatihan penggunaan, pemanfaatan dan pemeliharaan kepada minimal 2 (dua) orang guru kejuruan dari setiap sekolah penerima barang/alat bagi alat yang diperlukan pelatihan penggunaannya; c) semua biaya bahan dan operasional sesuai butir 1) dan

  2) dibebankan pada penyedia peralatan; dan

  d) sebelum melaksanakan butir 1) dan 2), antara penyedia dengan pembeli/Dinas Pendidikan Provinsi perlu menyepakati dan membuat rincian dari kegiatan dimaksud, dan dituangkan dalam surat perjanjian. Dalam rangka pemberdayaan produk dalam negeri, khusus untuk trainer/media latih dapat menggunakan barang/alat rekondisi dengan tetap memperhatikan ketentuan aspek umum dan khusus.

  BAB IV JENIS, RASIO DAN DESKRIPSI SARANA PRASARANA BERDASARKAN KOMPETENSI KEAHLIAN

  1. Pembangunan RPS dan pengadaan peralatan praktik utama dilakukan berdasarkan jenis, rasio, dan deskripsi sesuai dengan pemenuhan kebutuhan pencapaian kompetensi.

  2. Pemenuhan jenis, rasio, dan deskripsi sebagaimana dimaksud pada angka 1, dapat disesuaikan dengan kondisi di lapangan, sepanjang tidak mengurangi spesifikasi minimal pada jenis, rasio, dan deskripsi dalam ketentuan sebagai berikut.

  A. Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa 001. Kompetensi Keahlian Konstruksi Gedung, Sanitasi dan

  Perawatan

  a. Ruang praktik Kompetensi Keahlian Konstruksi Gedung, Sanitasi dan Perawatan berfungsi sebagai tempat pelaksanaan kegiatan pembelajaran: pekerjaan dasar kerja kayu, pekerjaan konstruksi beton sederhana, pekerjaan bekesting dan perancah, konstruksi beton dan konstruksi baja.

  b. Luas minimum ruang praktik Kompetensi Keahlian Konstruksi Gedung, Sanitasi dan Perawatan adalah 270 m² untuk menampung 72 peserta didik, yang meliputi: area kerja kayu 54 m², area kerja las dan fabrikasi logam 54 m², area kerja batu dan beton 54 m², area/bangsal kerja plambing 54 m², ruang instruktur dan penyimpanan 54 m².

  c. Luas minimum lahan praktik pengukuran/pemetaan dan konstruksi Kompetensi Keahlian Konstruksi Gedung, Sanitasi dan Perawatan adalah 2.160 m² untuk menampung 108 peserta didik.

  d. Disiapkan kotak kontak/stop kontak 1 phasa dengan jarak masing- masing 3 m, dan kotak kontak/stop kontak 3 phasa dengan jarak masing-masing 6 m, pada sepanjang dinding bagian dalam ruang praktik. e. Ruang praktik Kompetensi Keahlian Konstruksi Gedung, Sanitasi, dan Perawatan dilengkapi prasarana sebagaimana tercantum pada Tabel 1.

  f. Ruang praktik Kompetensi Keahlian Konstruksi Gedung, Sanitasi, dan Perawatan dilengkapi perabot sebagaimana tercantum pada Tabel 2.

  g. Ruang praktik Kompetensi Keahlian Konstruksi Gedung, Sanitasi, dan Perawatan dilengkapi peralatan praktik utama/praktik produksi sebagaimana tercantum pada Tabel 3.

  Tabel 1. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Standar Prasarana Ruang Praktik Kompetensi Keahlian Konstruksi Gedung, Sanitasi, dan Perawatan

  No Jenis Rasio Deskripsi

  1 Area kerja kayu 3 m²/peserta didik Kapasitas untuk 18 peserta didik.

  Luas minimum adalah 54 m². Lebar minimum adalah 9 m.

  2 Area kerja las dan 3 m²/peserta didik Kapasitas untuk 18 peserta fabrikasi logam didik.

  Luas minimum adalah 54 m². Lebar minimum adalah 9 m.

  3 Area/bangsal 3 m²/peserta didik Kapasitas untuk 18 peserta kerja batu dan didik. beton Luas minimum adalah 54 m².

  Lebar minimum adalah 9 m.

  4 Area/bangsal 3 m²/peserta didik Kapasitas untuk 18 peserta kerja plambing didik.

  Luas minimum adalah 54 m². Lebar minimum adalah 9 m.

  5 Lapangan praktik 20 m²/peserta Kapasitas untuk 108 peserta didik didik.

  Luas minimum adalah 2160 m². Lebar minimum adalah 40 m.

  6 Ruang instruktur 3 m²/instruktur Luas R. Instruktur adalah 27 dan penyimpanan m². No Jenis Rasio Deskripsi (RIS) Kapasitas untuk 9 orang.

  Luas R. Penyimpanan adalah 27 m². Luas minimum RIS adalah 54 m². Lebar minimum adalah 9 m.

  Gambar 1. Denah Ruang Praktik Kompetensi Keahlian Konstruksi Gedung, Sanitasi, dan Perawatan Lingkungan Jalan Ruang Simpan Drop Off Material 2 300 Ruang Instruktur + 0.00 + 0.00 b a Area Kerja Area Kerja Las dan + 0.00 + 0.00 Kayu Fabrikasi Logam Plumbing dan Beton Bangsal Bangsal + 0.20 + 0.20 Kerja Kerja Batu 300 main entrance c 1 200 300 A B C D E F G H 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 3000 Denah Ruang Praktik I J K Skala 1 : 200 Konstruksi Gedung, Sanitasi dan Perawatan 50 100 200 300 U

  Tabel 2. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Standar Perabot Ruang Praktik Kompetensi Keahlian Konstruksi Gedung, Sanitasi, dan Perawatan

  No. Jenis Rasio Deskripsi

  1 Kursi Kerja 18 buah/ruang Ukuran memadai untuk duduk praktik dengan nyaman.

  Peruntukan: R.Instruktur 12 bh, R.Simpan 2 bh, Area bengkel 4 bh.

  2 Meja Kerja 12 buah/ruang Ukuran memadai untuk praktik melakukan pekerjaan.

  Peruntukan: R.Instruktur 9 bh, R.Simpan 1 bh, Area bengkel 2 bh. No. Jenis Rasio Deskripsi

  3 Bangku Kerja 9 buah/ruang Ukuran memadai untuk praktik melakukan pekerjaan.

  Peruntukan: area kerja las dan fabrikasi logam 9 bh

  4 Meja Alat 4 buah/ruang Ukuran memadai untuk praktik menempatkan peralatan.

  Peruntukan: area kerja las dan fabrikasi logam 3 bh, R.Simpan 1 bh.

  5 Meja Persiapan 4 buah/ruang Ukuran memadai untuk praktik mempersiapkan pekerjaan.

  Peruntukan: area kerja las dan fabrikasi logam 4 bh.

  6 Stool/ Kursi 36 buah/ruang Ukuran memadai untuk duduk Kerja Bengkel praktik pada saat melakukan pekerjaan praktik.

  Peruntukan: area/sub ruang praktik 36 bh.

  7 Papan Tulis 3 buah/ruang Dapat dipindah-pindah, digunakan Dorong saat pemberian/penjelasan tulis pada kegiatan praktik.

  8 Lemari Alat/ 9 buah/ruang Ukuran memadai untuk Tools Cabinet praktik menyimpan peralatan.