PENGARUH POLITIK ANGGARAN DAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PROSES PENYUSUNAN PENDAPATAN DAN BELANJA ACEH (Studi Pada Satuan Kerja Perangkat Aceh)
PENGARUH POLITIK ANGGARAN DAN KAPASITAS
SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PROSES
PENYUSUNAN PENDAPATAN DAN BELANJA ACEH
(Studi Pada Satuan Kerja Perangkat Aceh)
1 2 3 1)Darfina , Hasan Basri , Faisal
2 3) Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh
Abstract: This articel is aimed to examine the effect of budgetary politics and human resource capacity, either
simultaneously or partially on the process of preparing the Budget and Expenditure Aceh (APBA). This articel
starts with literature review, a discussion of research methods, and a discussion results. At the end of the paper is
some conclusions and suggestion. The population of this study was 48 Offices and Services of the Government of
Aceh (SKPA, which includes board, and offices. The data was collected directly by using a questioner. Then, the
data was analyzed by using the multiple by using SPSS V. 20. The results of this paper show that political
variables budgetary and human resource capacity have simultaneous influence on the preparation process the
budget (APBA). Partially, budget politics and human resource capacity have positive influence on the process of
preparation of the APBA. This paper implies that the politics of the budget and human resources capacity is a
factor that affects the process of preparation of the APBA, and therefore, when the budget politics goes well and
the capacity of human resources increases, the APBA preparation process can be done more effectively,
efficiently, and eventually it can increase government accountability. Therefore, it is hoped that the Government
of Aceh could consider these two variables in the process of preparation of the APBA.Keywords: Budget Politics, Human Resources Capacity and Budget Formulation Process of Aceh .
Abstrak:Artikel ini bertujuan menguji pengaruh politik anggaran dan kapasitas sumber daya manusia, baik
secara simultan maupun secara parsial terhadap proses penyusunan Anggaran dan Pendapatan Belanja Aceh
(APBA). Artikel ini dimulai dari kajian pustaka, diikuti oleh pembahasan metode penelitian, dan hasil
pembahasan diakhiri dengan kesimpulan dan saran. Populasi dalam penelitian ini adalah 48 Satuan Kerja
Perangkat Aceh (SKPA) yang terdiri dari badan, dinas, dan kantor. Teknik pengumpulan data dilakukan secara
langsung menggunakan kuesioner. Selanjutnya data dianalisis menggunakan regresi linier berganda dengan
bantuan program SPSS Versi 20. Hasil artikel ini menunjukkan bahwa variabel politik anggaran dan kapasitas
sumber daya manusia berpengaruh secara simultan terhadap proses penyusunan (APBA). Secara parsial politik
anggaran dan kapasitas sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap proses penyusunan APBA. Implikasi
dari hasil penelitian ini menyatakan bahwa politik anggaran dan kapasitas sumber daya manusia merupakan
faktor yang mempengaruhi proses penyusunan APBA, sehingga bila politik anggaran berjalan dengan baik dan
kapasitas sumber daya manusia meningkat, maka proses penyusunan APBA dapat berjalan lebih efektif, efisien,
serta dapat meningkatkan akutanbilitas pemerintah, sehingga Pemerintah Aceh dapat mempertimbangkan kedua
variabel ini dalam proses penyusunan APBA.Kata Kunci: Politik Anggaran, Kapasitas Sumber Daya Manusia, dan Proses Penyusunan Anggaran Belanja Aceh.
PENDAHULUAN penganggaran adalah bagaimana menyusun
Pengelolaan keuangan negara tidak terlepas anggaran pemerintah daerah sehingga visi dan dari perencanaan dan penganggaran. misi pemerintah dapattercapai. Seperti Permasalahan yang mendasar dalam pernyataan Key (1940, p. 1138)
“on what basis
shall it be decided to allocate x dollars to Pada Tabel 1 memperlihatkan bahwa selama
lima tahun anggaran, hanya pada tahun
activity A instead of activity B?” dengan
keterbatasan sumber daya atas dasar apa kita anggaram 2014 yang tidak terjadi mengalokasikan X dolar untuk aktivitas A dari keterlambatan dalam pengesahan APBA. pada untuk aktivitas B. Terjadinya keterlambatan dalam proses
Fenomena yang terjadi pada penyusunan anggaran, disebabkan terdapat Pemerintah Aceh saat ini adalah seringnya perbedaan pandangan antara eksekutif dengan terjadi keterlambatan pengesahan legislatif terkait hasil pembahasan Kebijakan APBA,sehingga hal ini dapat menghambat Umum APBA (KUA) dan Prioritas Plafon kinerja pemerintah daerah. Jadwal pengesaha Anggaran Sementara (PPAS) 2015 (Serambi APBA selama lima (5) tahun dapat kita lihat Indonesia: 22 Januari 2015). pada Tabel 1.
Berdasarkan penelitian sebelumnya ditemukan beberapa faktor yang mempengaruhi
Tabel 1
proses penyusunan anggaran. Penelitian
Jadwal Pengesahan APBA 2011-2015
Robinson (2009) menyatakan bahwa faktor politik mempengaruhi proses penyusunan
N Tahun Jadwal Sumbe
anggaran Hal ini diperkuat oleh penelitian
o. Anggaran Pengesahan r
Mugambi dan Tauri (2014) membuktikan 1 2011
26 April Qanun bahwa keterlibatan politisi sangat tinggi dan ini . 2011 Aceh
No.1 mempengaruhi proses penyusunan anggaran. tahun
Selanjutnya penelitian Kurniasih (2007) yang 2011 2 2012
7 Februari Qanun menyatakan bahwa kapasitas sumber daya . 2012 Aceh manusia merupakan hal yang sangat penting
No.4 tahun dalam proses penyusunan anggaran. Hal ini
2012 didukung oleh penelitian Albert et al. (2013) 3 2013
4 Meret Qanun 2013 Aceh yang menunjukkan kapasitas sumber daya
No.1 manusia berpengaruh terhadap penganggaran. tahun
2013 Tujuan atrikel ini, untuk mengetahui 4 2014
31 Qanun faktor-faktor yang mempengaruhi proses . Desember Aceh 2013 No.13 penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja tahun Pemerintah Aceh ( Studi pada Satuan Kerja
2013 5 2015
27 Februari Qanun Perangkat Aceh). Artikel ini dimulai dari kajian
. 2015 Aceh pustaka yang meliputi pembahasan proses No.1 tahun penyusunan anggaran, politik anggaran dan
2015 kapasitas sumber daya manusia, bagian Sumber DPKA, 2015 selanjutnya adalah pembahasan metode penelitian, dan hasil pembahasan. Pada akhir artikel diberikan kesimpulan dan saran.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Penganggaran atau proses penyusunan anggaran merupakan suatu proses penentuan jumlah alokasi sumber-sumber ekonomi untuk setiap program dan aktivitas dalam bentuk satuan uang (LAN, 2007). Menurut Blondal (2009, p.14) siklus penyusunan anggaran di Indonesia dibagi menjadi lima (5) tahap yaitu: “establishing the level of resources available
for the next budget;establishing priorities for new programmes;pre-budget discussions with the Parliament;finalisation of the budget proposal;preparing detailed budget implementation guidance ”. Pada setiap tahapan
pada siklus ini diperlukan koordinasi dengan pihak legislatif. Tahapan dalam siklus anggaran yang melibatkan proses politik anggaran, antara lain pada saat penentuan kebijakan anggaran (budget policy), penentuan prioritas program dan plafon anggaran, pembahasan anggaran, perubahan anggaran, pertanggungjawaban anggaran (Mahmudi, 2011).
Proses penyusunan anggaran dimulai dari persiapan anggaran yang kemudian disampaikan kepada Legislatif. Pada proses persiapan tersebut sangat dipolitisir, yang mana pihak dan fraksi bersaing untuk mendapatkan anggaran (Daniel dan Mario, 2000). Pada akhirnya pengalokasian anggaran memerlukan proses politik di mana prinsip ekonomi dan teknis mempunyai peranan yang kecil (Ferojohn & Krehbiel, 1987).
Proses penentuan alokasi sumber daya untuk lembaga dengan tujuan yang berbeda serta melibatkan beberapa pihak pada dasarnya adalah politik (Northon, 2002). Menurut Davis, Demster, dan Widavsky (1966, p.531) politik anggaran adalah “the politics of the budgetary
process contains a description of strategies which various participants in budgeting use to further their aim”. Sehingga menunjukkan
bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran mempergunakan berbagai strategi agar tujuan mereka dapat tercapai. Politik anggaran adalah terlibatnya beberapa pihak yang terlibat dalam penganggaran yang mempunyai tujuan dan motivasi yang berbeda dan sering kali berbenturan (Rubin, 2006).
Berdasarkan Qanun Nomor 1 Tahun 2008 “APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh yang disingkat APBA merupakan rencana keuangan tahunan Pemerintah Aceh yang dibahas dan disetujui bersama oleh Gubernur dan DPRA serta ditetapkan dengan Qanun”.Proses penyusunan APBA dimulai dari penyusunan Kebijakan Umum APBA (KU-APBA) dan PPAS (Peraturan Gubernur Nomor 106 Tahun 2013). Pada tahapan ini diperlukan negosiasi antara pihak eksekutif dan legislatif. Tahapan ini merupakan proses politik. Penelitian yang dilakukan oleh Moraes, Chasquetti, dan Bergara (2005) tentang proses penganggaran di Uruguay, membuktikan bahwa proses penyusunan anggaran di Uruguay dipengaruhi oleh faktor institusi dan faktor politik. Hal ini selaras dengan penelitian Mugambi dan Tauri (2014) menyatakan bahwa politik anggaran mempengaruhi proses penyusunan anggaran.
Selain faktor politik anggaran, faktor lain yang juga mempengaruhi proses penyusunan anggaran adalah kapasitas sumber daya manusia. Dalam penyusunan anggaran diperlukan kapasitas sumber daya manusia setiap individu eksekutif dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, begitu pula dalam pengambilan keputusan, untuk meningkatkan efisiensi pendapatan dan belanja pemerintah (Lawanson dan Adeoye, 2013). UNDP (2007, p.3) mendefinisikan kapasitas sebagai “the ability of individuals, institutions
and societies to perform functions, solve problems, and set and achieve objectives in a sustainable manner”. Groot dan Molen (2000)
mendifinisikan pembangunan kapasitas sumber daya manusia
“ the development of knowledge, skills and attitudes in individuals and groups of people relevant in design, development, management and maintenance of institutional and operational infrastructures and processes that are locally meaningful” (Yamoah,2014 ,
p.139)”.
Pembangunan kapasitas sumber daya manusia merupakan pengembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap individu dan kelompok masyarakat yang relevan baik desain, pengembangan, pengelolaan, pemeliharaan kelembagaan dan operasional infrastruktur dan proses secara lokal. Agar penyusunan APBA berkualitas, maka setiap
AKPA harus memiliki sumber daya manusia yang mampu untuk dalam penyusunan anggar, serta perlu dilakukannya sauatu peremajaan kapasitas sumber daya manusia dengan jalan melakukan pelatihan-pelatihan tentang pengelollaan keuangan daerah.
Penelitian Kurniasih (2007) menyatakan bahwa sumber daya manusia merupakan hal yang sangat penting dalam penyusunan anggaran. Hal ini selaras dengan penelitian Albert et al. (2013) yang menunjukkan bahwa kapasitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap penganggaran di Ghana.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan pengujian hipotesis yang bertujuan untuk menguji pengaruh variabel politik anggaran dan kapasitas sumber daya manusia terhadap proses penyusunan anggaran pendapatan dan belanja Aceh (APBA).Jenis investigasi dalam penelitian ini adalah studi kausalitas (
causal relationship’s study ). Unit Analisis adalah organisasi yaitu
institusi atau lembaga yaitu seluruh kantor, dinas dan badan yang ada di Pemerintah Aceh sedangkan horizon waktu yang digunakan adalah cross-sectionalstudies.
Populasi dalam penelitian ini yaitu SKPA pada Pemerintahan Aceh yang berjumlah 48, dengan metode penelitian sensus. Sumber data yang digunakan adalah primer dan sekunder. Peneliti menggabungkan informasi yang diperoleh dari buku dan institusi terkait nilai kritis krorelasi product moment (koefisien dengan pengumpulan data yang dilakukan korelasi > 0,378) sehingga kuesioner yang melalui kuesioner. Analisis data pada penelitian digunakan dapat dinyatakan valid. Agar lebih ini menggunakan SPSS (Statistical Package for jelas dapat kita lihat pada Tabel 2.
Social Science ) versi 20. Teknik analisis data Tabel 2 Uji Validas
pada pengujian hipotesis menggunakan pengujian analisis regresi linier berganda yang N Kode Vari Koefi N K
o Perny abel sien ilai et.
merupakan teknik statistik yang digunakan
ataan Korel Kri
untuk menguji pengaruh antara dua atau lebih
asi tis
1
variabel dan untuk melihat pengaruh secara
%
parsial dan simultan. Persamaan model empiris (N
=48
yang digunakan dalam meneliti pengaruh
)
variabel independen terhadap variabel dependen,
1 Y-1 0,779 Va . Prose lid yaitu:
- *** 2 Y-2 s 0,666 ,37 Va
= + Y i i + + 2i 1 X 1i 2 X Penyus
8 . lid
ε
unan
3 Y-3 0,779 Va Dimana Y adalah proses penyusunan APBA,
APBA 1, 2 . lid α adalah konstanta, β β adalah koefisien
4 Y-4 0,658 Va 1 2 1 . lid regresi X dan X , X adalah politik anggaran, 2
5 Y-5 0,780 Va dan X adalah kapasitas sumber daya manusia, . lid
6 Y-6 0,662 Va dan adalah Error. . lid
7 X1-1 0,864 Va . Politi lid 1.
Hasil dan Pembahasan
8 X1-2 k 0,865 ,37 Va *** Data penelitian yang digunakan yaitu data
Anggar
8 lid an
9 X1-3 0,789 Va primer yang diperoleh melalui daftar kuesioner . lid yang disampaikan secara langsung kepada
1 X1-4 0,599 Va 0. lid responden. Adapun jumlah kuesioner yang
1 X1-5 0,725 Va diedarkan kepada responden sebanyak 48 1. lid kuesioner, dengan tingkat pengembalian 100%.
1 X2-1 0,771 Va
2. Kapa lid sitas ,37
1 X2-2 0,740 Va
- *** Uji Validasi
3. SDM 8 lid Dari hasil pengujian validitas
1 X2-3 0.602 Va menunjukkan bahwa koefisien korelasi yang 4. lid
1 X2-4 0,797 Va diperoleh dari masing-masing item variabel 5. lid proses penyusunan APBA, politik anggaran dan
1 X2-5 0,759 Va 6. lid kapasitas sumber daya manusia berada diatas
Sumber: Data diolah (2015) Ket: nilai 0,711 angka tersebut memberikan
- sig pada 10 % gambaran bahwa sebaran data tidak
- sig pada 5%
- sig pada 1% menunjukkan penyimpangan dari kurva normal, ini berarti sebaran data telah memenuhi asumsi
Uji Reabilitas normalitas.
Hasil pengujian reabilitas dinyatakan handal karena nilai alpha berada diatas 0,70,
Hasil Uji Heterokedastitas
dengan demikian pengukuran reliabilitas Model regresi yang baik adalah terjadiya terhadap semua variabel penelitian homokedastitas dalam model atau dengan kata menunjukkan memenuhi kredibilitas Cronbach lain tidak terjadinya heterokedastitas. Uji
Alpha. Semakin dekat koefisien dengan 1,0, 1 2,
heterokedastitas variabel X , X dan Y tidak semakin baik. Secara umum keandalan dalam terjadi heterokedastitas. Hal ini dapat dilihat kisaran 0,70, dapat diterima dan lebih dari 0,80 dari penyebaran titik-titik yang menyebar adalah baik. Hasil pengujian Reabilitas dapat secara acak, tidak membentuk sebuah pola dilihat pada Tabel 3. tertentu.
Tabel 3 Hasil Uji Multikoloneritas Uji Reabilitas Tabel 4 Nil Ra Pengujian Multikolinearitas N Item ai Variabel ta- o. Variabel Alp rata Collinearity ha Statistics
1 Proses 4, 6 0,8 Model
Toleran
VIF
. Penyusunan 319
13
ce
APBA Politik Anggaran 0,399 2,503
2 Politik 4,2 5 0,8 Kapasitas Sumber
. Anggaran
71 21 0,399 2,503 Daya Manusia
3 Kapasitas 4,2 5 0,7 Sumber: Data diolah (2015)
. sumber
75
88 daya Pengujian multikolonearitas dilakukan manusia
Sumber: Data diolah (2015) dengan melihat nilai VIF dan nilai toleran pada
output koefisien regression untuk masing- Uji Asumsi Klasik masing variabel. Berdasarkan Tabel 4, pada Hasil Uji Normalitas penelitian ini tidak terjadi gejala
Hasil uji normalitas dapat multikolinearitas karena nilai toleran tidak menggunakan uji kolgomorov-smirnov. mendekati 0,10 dan nilai VIF tidak mendekati Berdasarkan hasil uji normalitas menunjukkan 10 atau nilai VIF lebih kecil dari 10. bahwa data berdistribusi normal di mana angka
Hasil Uji Linearitas
signifikan uji Kolgomorov-Smirnov dengan
Hasil pengujian dari uji Anova atau uji
Koefisien Korelasi (R)
Hasil Uji F (Secara Simultan)
3. Koefisien regresi Kapasitas SDM (X 2 ) sebesar 0,256 artinya setiap 100 % perubahan dalam variabel politik anggaran secara relatif akan meningkatkan proses penyusunan APBA sebesar 25,6 % . Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dari kedua variabel ternyata variabel politik anggaran mempunyai pengaruh yang dominan pada proses penyusunan APBA.
2. Koefisien regresi politik anggaran (X 1 ) sebesar 0,670 artinya setiap 100 % perubahan dalam variabel politik anggaran secara relatif akan meningkatkan proses penyusunan APBA sebesar 67 % .
Konstanta sebesar 0,362 artinya jika variabel politik anggaran (X 1 ) dan kapasitas SDM (X 2 ) dianggap konstan, maka besarnya nilai yang diperoleh dari variabel proses penyusunan APBA adalah sebesar 0,362.
Y i = i + β 1 X 1i ++ β 1 X 1i +e Y i = 0,362 + 0,670 X 1i + 0,256 X 2i + e Dari persamaan regresi di atas dapat diketahui bahwa hasil penelitian sebagai berikut: 1.
( ) t stattistik Berdasarkan Tabel 5 dapat ditulis persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Ket:
Sumber: Data diolah (2015)
F statistik 116,369
Determinasi (R 2 ) 0,838
0,915 Koefisien
(2,752) 0,009 ***
Pengujian linearitas bertujuan untuk melihat apakah data yang kita miliki sudah sesuai dengan garis linear atau tidak. Pengujian lineariatas dapat dilakukan dengan melihat signifikansi dari Deviation from Linearity> 0,05 (Sarjono dan Julianita, 2011). Hasil uji Anova diperoleh nilai signifikansi Deviation from
(X 2 ) 0,256
0,00 *** Kapasitas SDM
0,670 (7,351)
Politik Anggaran (X 1 )
(1,365) 0,179
Konstanta 0,362
Tabel 5 Hasil Uji Regresi Variabel Koefisien Regresi Sig.
Hasil uji regresi dengan menggunakan bantuan software SPSS adalah seperti pada Tabel 5.
Hasil Uji Regresi
APBA (Y) dengan politik anggaran (X 1 ) adalah senilai 0,184 dan nilai 0,085 antara variabel proses penyusunan APBA (Y) dengan kapasitas sumber daya manusia. Sehingga dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel Y dan X 1 , Y dan X 2 adalah linear.
Linearity antara variabel proses penyusunan
- sig pada 10 %
- sig pada 5%
- sig pada 1%
F (secara simultan) diperoleh F statistik sebesar 116,369 sedangkan F tabel pada tingkat signifikan
= 5 % adalah sebesar 3,204. Hal ini memperlihatkan bahwa F statistik > F tabel dengan tingkat signifikan 0,000. Hasil perhitungan ini dapat diambil keputusan bahwa menerima hipotesis alternatif dan menolak hipotesis nol. Artinya bahwa variabel politik anggaran (X 1 ) dan variabel kapasitas sumber daya manusia (X 2 ) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel proses penyusunan APBA (Y) pada SKPA.
Hasil Uji t (Secara Parsial) Pengaruh Politik Anggaran terhadap Proses Penyusunan APBA
Berdasarkan Tabel 5, nilai t statistik untuk variabel politik anggaran adalah 7,351 sedangkan t tabel bernilai 2,014 dengan tingkat signifikan 0,000. Dengan demikian hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa secara parsial variabel politik anggaran berpengaruh positif terhadap proses penyusunan APBA, sehingga menerima H a dan menolak H 0.
Pengaruh Sumber Daya Manusia terhadap Proses Penyusunan APBA
Pada Tabel 5, nilai t statistik untuk variabel sumber daya manusia adalah 2,752 sedangkan t tabel bernilai 2,014 dengan tingkat signifikan 0,009. Dengan demikian hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa secara parsial variabel kapasitas sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap proses penyusunan APBA, sehingga menerima H a dan menolak H 0.
HASIL PEMBAHASAN Pengaruh Politik Anggaran dan Kapasitas Sumber Daya Manusia terhadap Proses penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA)
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa dalam proses penyusunan anggaran, politik anggaran dan kapasitas sumber daya manusia mempunyai pengaruh yang sangat besar agar proses penyusunan anggaran dapat berjalan efektif, efisien sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas pemerintah. Mengingat proses penyusunan APBA merupakan hal yang sangat penting dalam pemerintahan.
Hal ini sesuai dengan penelitian (Blondal, 2009) yang melakukan menunjukkan bahwa proses penganggaran di Indonesia tidak terlepas dari politik, di mana peran parlemen sangat besar dalam proses ini, hal ini tampak dalam tahap negosiasi persetujuan anggaran. Serta penelitian Kurniasih (2007) yang menunjukkan bahwa kapasitas sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat diperlukan dalam proses penyusunan anggaran.
Pengaruh Politik Anggaran terhadap Proses Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh(APBA)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa politik anggaran berpengaruh positif terhadap proses penyusunan APBA. Hal ini dapat dilihat pada nilai t statistik > t tabel. Artinya tinggi rendahnya proses penyusunan APBA dipengaruhi oleh politik anggaran, di mana jika politik anggaran baik maka proses penyusunan APBA dapat berjalan dengan baik pula. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Moraes, Chasquetti, dan Bergara (2005), Mangambi dan Tauri (2014) yang menunjukkan bahwa politik anggaran berpengaruh terhadap proses penyusunan anggaran.
Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia terhadap Proses Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap proses penyusunan APBA, di mana t statistik > t tabel . Artinya tinggi rendahnya proses penyusunan APBA dipengaruhi oleh kapasitas sumber daya manusia.
Dengan kapasitas sumber daya manusia yang tinggi maka memberi pengaruh dalam proses penyusunan APBA, sehingga proses penyusunan APBA dapat terjadi sesuai dengan visi dan misi pemerintah, diperuntukkan untuk kepentingan masyarakat serta tidak bertentangan dengan peraturan dan perundang- undangan yang berlaku. Penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kurniasih (2007), dan Albert et al. (2013) yang membuktikan bahwa kapasitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap proses penyusunan anggaran.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa F statistik > F tabel , sehingga politik anggaran dan kapasitas sumber daya manusia berpengaruh secara simultan terhadap proses penyusunan APBA. Hal ini sesuai dengan penelitian (Blondal, 2009) menunjukkan bahwa proses penganggaran di Indonesia tidak terlepas dari politik, serta penelitian Kurniasih (2007) yang menunjukkan bahwa kapasitas sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat diperlukan dalam proses penyusunan anggaran.
Secara parsial variabel politik angaran berpengaruh positif terhadap proses penyusunan APBA. Hal ini dapat dilihat pada nilai t statistik > t tabel. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Moraes, Chasquetti, dan Bergara (2005), Mangambi dan Tauri (2014) menunjukkan bahwa politik anggaran berpengaruh terhadap proses penyusunan anggaran. Variabel kapasitas sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap proses penyusunan APBA di mana t statistik > t tabel . Penelitian ini selaras dengan penelitian Kurniasih (2007), dan Albert et al. (2013) yang membuktikan bahwa kapasitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap proses penyusunan anggaran.
Implikasi dari hasil penelitian ini menyatakan bahwa politik anggaran dan kapasitas sumber daya manusia merupakan faktor yang mempengaruhi proses penyusunan APBA, sehingga bila politik anggaran berjalan dengan baik dan kapasitas sumber daya manusia meningkat, maka proses penyusunan APBA dapat berjalan lebih efektif, efisien, serta
KESIMPULAN DAN SARAN
- , Qanun No.1 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Aceh.
1: Perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, dan pengawasan keuangan daerah. Jakarta: Depertemen Dalam Negeri.
Yamoah, Emmanuel Erastus, 2014. The Link Between Human Resource Capacity Building and Job Performance.
Republik Indonesia, Peraturan Gubernur 106 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Keuangan Aceh.
Mugambi, Keziah Wangui & Fridah Simba, Theuri. (2014). The Challenges encountered by country goverment in Kenya during budget prepartion. IOSR Journal of Bisiness and Management. Vol 16. Issue 2 ver.1, 128-134.
(2005). The Political Economy of the Budgetary Process in Uruguay. Paper prepared for the Research Network project “Who decides on Public Expenditures? A Political Economy Analysi s of the Budget Process”. Inter- American Development Bank.
Yogyakarta: UII Press. Moraes, J. A., Chasquetti, D., & Bergara, M..
Mahmudi.(2011). Akuntansi sektor publik.
LAWANSON, Olukemi I and BW Adoeye.(2013) Public Sector Reform: Implications for Human Resource Management in Nigeria. BritishJournal Publishing, Inc. Vol. 13, No. II, 188-202.
American Political Science Association, Vol. 34. 6, 1137 -1144. Lembaga Administrasi Negara. (2007). Modul
dapat meningkatkan akutanbilitas pemerintah, sehingga Pemerintah Aceh dapat mempertimbangkan kedua variabel ini dalam proses penyusunan APBA.
Dasar-dasar ekonometrika. Jakarta: Salemba Utama. Kurniasih, Wiwin. (2007). Analisis proses penyusunan dan penetapan anggaran dinas kesehatan yang bersumber dari APBD Kota Tasikmalaya, tesis dipublikasikan. Semarang: Universitas Diponegoro. Key, VO (1940). The lack of budgetary theory.
Gujarati, Damodar & Potter Dwan C. (2013).
Davis, Otto A., MAH Dempster, Aaron Wilavsky. (1966). A Theory of the budgetary process. The amarican Political Science Review, Vol. 60, No. 3, 529-547.
Volume 2009/2, 1-31. Capacity Development. (2007). New York: United Nations Development Programme.
Blöndal, Jón R, Ian Hawkesworth, and Hyun- Deok Choi.(2009).Budgeting in Indonesia, , OECD. Journal on Budgeting.
(2013).Improving Citizens' Participation in Local Government Planning and Financial Management in Ghana: A Stakeholder Analysis of the Sefwi Wiawso Municipal Assembly.Journal of Public Administration and Governance, Vol. 3, No. 2
DAFTAR KEPUSTAKAAN Albert,Ahenkan, Bawole NJ & Domfeh K A.
International Journal of Human Resource Studies, Vol. 4, No. 3, 139-146.