Keywords: Dragon fruit, organic fertilizer, growmore 12-45-10 ABSTRAK - PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN GROWMORE 12-45-10 PADA PERTUMBUHAN TANAMAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis)

  Jurnal Dinamika Pertanian Volume XXVIII Nomor 2 Agustus 2013 (91 - 96)

ISSN 0215-2525

  

PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN GROWMORE 12-45-10

PADA PERTUMBUHAN TANAMAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis)

Application of Organic Ferlilizer and Growmore 12-45-10 on Dragon Fruit

(Hylocereus costaricensis) Growth

  

Novra Viloga, Hercules Gultom dan T. Edy Sabli

Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau, Jl. Kaharuddin Nasution 113, Pekanbaru 28284 Riau

Telepon: 0761-674681, Fax: 0761-674681

  

[Diterima Desember 2012; Disetujui Juni 2013]

ABSTRACT

  The aim of this research was to know the effect of organic fertilizer and Growmore 12-45-10 application on Naga Growth. The experiment used the randomized block design with two factors in three blocks. The first factor was application of organic fertilizer (S), which consisted of S0 (3.0 kg/pole), S1 (4.5 kg/pole), S2 (6.0 kg/pole), and S3 (7.5 kg/pole). The second factor was application of Grownore (G) which consisted of G0 (1.5 g/lt), G1 (2.0 g/lt), G2 (2.5 g/lt) and G3 (3.0 g/lt). The observed parameter was height growth, length of shoot growth, the number of shoot growth, and spiraling shoot growth. The result showed that interaction of application of manure and Growmore had no effect on growth of dragon fruit. Organic fertilizer alone had a significant effect on height growth, length of shoot growth, the number of shoot growth, and spiraling shoot growth with the best treatment of 7.5 kg/pole. The application of various Growmore concentrations alone showed a significant effect on height of plant, length of shoot growth, the number of shoot growth, and spiraling shoot growth with the best treatment of 3.0 g/lt of water.

  Keywords: Dragon fruit, organic fertilizer, growmore 12-45-10

ABSTRAK

  Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang sapi dan Growmore 12-45-10 terhadap pertumbuhan tanaman buah naga. Rancangan yang digunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) secara faktorial yang terdiri dari dua faktor dan dibagi dalam tiga blok/kelompok. Faktor pertama adalah faktor S (Pemberian Pupuk kandang sapi) terdiri dari 4 taraf: S0 (3,0 kg/tiang), S1 (4,5 kg/tiang), S2 (6,0 kg/tiang), dan S3 (7,5 kg/tiang). Faktor kedua adalah faktor G (pemberian Growmore) terdiri dari 4 taraf: G0 (1,5 gram/liter air), G1 (2,0 gram/liter air), G2 (2,5 gram/liter air), G3 (3,0 gram/liter air). Parameter yang diamati adalah pertambahan tinggi tanaman, pertambahan panjang sulur, pertambahan jumlah sulur dan pertambahan lilit sulur. Hasil penelitian menunjukkan secara interaksi pemberian pupuk kandang sapi dan Growmore tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman buah naga. Pemberian secara tunggal pupuk kandang sapi menunjukkan pengaruh terhadap pertambahan tinggi tanaman, pertambahan panjang sulur, pertambahan jumlah sulur dan pertambahan lilit sulur dengan perlakuan terbaik terdapat pada S3 (7.5 kg/tiang). Pemberian secara tunggal berbagai konsentrasi Growmore menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman, pertambahan panjang sulur, pertambahan jumlah sulur dan pertambahan lilit sulur dengan perlakuan terbaik terdapat pada G3 (3,0 gram/liter air).

  Kata Kunci: Buah naga, pupuk kandang sapi, growmore 12-45-10

PENDAHULUAN diketahui bahwa buahnya dapat dimakan, maka

  semakin banyak yang mengenalnya (Kristanto, Tanaman buah naga (Hylocereus 2008).

  costaricensis) yang pada awalnya dikenal oleh

  Buah naga semakin marak di beberapa masyarakat Taiwan, Vietnam, maupun Thailand kota besar di Indonesia bahkan juga tidak sebagai tanaman hias dan berperan juga dalam tertutup kemungkinan untuk peredarannya di berbagai kegiatan keagamaan terutama yang kota-kota kecil lainnya. Jumlah permintaan dilakukan oleh etnis Tionghoa. Setelah

  Dinamika Pertanian Agustus 2013

  untuk pasar lokal belum mampu dipenuhi oleh produksi di dalam negeri sendiri. Akibatnya, di beberapa supermarket dan pasar-pasar tradisional di kota-kota besar dibanjiri buah naga dari manca negara, padahal kondisi tanah dan iklim Indonesia sangat mendukung pengembangan tanaman buah naga tersebut.

METODE PENELITIAN

  Buah naga memiliki khasiat untuk manusia, diantaranya sebagai penyeimbang kadar gula darah, pencegah kanker usus, pengurangan kolesterol, pelindung kesehatan mulut, pencegahan pendarahan, dan obat keluhan keputihan. Di Amerika Selatan dahan buah naga dihancurkan dan diperam untuk dijadikan makanan ternak seperti sapi dan kambing, karena terbukti mampu meningkatkan produksi susu dan kualitas ternak. Adapun kandungan nutrisi buah naga yaitu: kadar gula 13–18 briks, air 90,20%, Karbohidrat 11,5 gram, asam 0,139 gram, protein 0,53 gram, serat 0,71 gram, kalsium 134,50 mg, fosfor 8,7 mg, magnesium 60,4 mg, dan vitamin C 9,4 mg (Kristanto, 2008).

  Guna menunjang permintaan pasar, maka perlu adanya usaha untuk meningkatkan produksi tanaman buah naga dengan cara pemupukan. Lingga (1986) mengemukakan bahwa pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan, maupun sisa industri. Salah satu pupuk organik yang dapat memperbaiki struktur tanah adalah pupuk kandang sapi. Pupuk kandang sapi mengandung hara makro rendah yaitu 0,3% N, 0,2% P 2 O 5 ,

  0,15% K 2 O, serta kandungan CaO 0,2%.

  Selain melalui tanah, pupuk dapat juga diberikan melalui daun dengan cara penyem- protan. Tanaman akan lebih mudah menyerap hara pupuk yang diberikan lewat daun yang berfungsi sebagai penyumbang nutrisi bagi tanaman. Growmore merupakan pupuk daun anorganik yang formulanya mengandung 12% N, 45% P, 10% K, dan beberapa unsur-unsur mikro lainnya yang sangat dibutuhkan oleh tanaman walaupun yang diperlukan hanya dalam jumlah yang relatif sangat sedikit.

  Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah Untuk mengetahui secara interaksi dan secara tunggal pengaruh pupuk kandang sapi dan Growmore 12-45-10 terhadap pertumbuhan tanaman buah naga.

  Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau. Penelitian ini berlangsung selama tiga bulan, mulai dari bulan April sampai dengan Juni 2010.

  Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah Tanaman buah naga yang telah berumur sembilan bulan dilapangan, Pupuk kandang sapi, Growmore 12-45-10, Dithane M- 45, spidol, paku, buku dan seng. Sedangkan Alat-alat yang digunakan adalah Cangkul, Meteran, Ember, Gembor, Hand sprayer dan Alat tulis.

  Rancangan yang digunakan dalam pene- litian ini adalah Rancangan Acak Kelom-pok (RAK) secara factorial dengan dua faktor, faktor pertama S (pupuk kandang sapi) terdapat 4 taraf, yaitu: S0: 3,0 kg/tiang (1,0 kg/tanaman), S1: 4,5 kg/tiang (1,5 kg/tanaman), S2: 6,0 kg/tiang (2,0 kg/tanaman), S3: 7,5 kg/tiang (2,5 kg/tanaman). Faktor kedua yaitu faktor G adalah pemberian berbagai konsentrasi Growmore, terdiri dari 4 taraf yaitu: G0: 1,5 gr/liter air, G1: 2,0 gr/liter air, G2: 2,5 gr/liter air, G3: 3,0 gr/liter air.

  Parameter yang diamati adalah pertam- bahan tinggi tanaman, pertambahan panjang sulur, pertambahan jumlah sulur dan pertam- bahan lilit sulur.

  HASIL DAN PEMBAHASAN Pertambahan Tinggi Tanaman

  Hasil pengamatan terhadap pertambahan tinggi tanaman buah naga, setelah dilakukan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa secara interaksi perlakuan pupuk kandang sapi dan berbagai konsentrasi pemberian Growmore tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman. Tetapi perlakuan secara tunggal memberikan pengaruh yang nyata.

  Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa pemberian berbagai dosis pupuk kandang sapi secara tunggal memperlihatkan pengaruh dimana perlakuan S3 (7,5 kg/plot) dan S2 (6,0 kg/plot) berbeda dengan perlakuan S1 (4,5 kg/plot) dan S0 (3,0 kg/plot). Hal ini disebabkan karena pemberian pupuk kandang sapi yang semakin tinggi bersifat positif terhadap pertumbuhan tanaman buah naga. Semakin tingginya bahan organik di dalam tanah maka semakin baik partumbuhan tanaman buah naga.

  Pemberian Pupuk Kandang Sapi dan Growmore 12-45-10 Pada Pertumbuhan Tanaman Buah Naga

  Tabel 1. Rerata Pertambahan Tinggi Tanaman Buah Naga dengan Perlakuan Berbagai Dosis Pupuk Kandang Sapi dan Konsentrasi Growmore 12-45-10 (cm)

  Dosis Pupuk Kandang Sapi Konsentrasi Growmore 12-45-10 Rerata

  G0 G1 G2 G3

S0 34,20 40,73 52,00 61,20 47,03c

S1 57,83 64,56 74,90 74,16 67,86b

S2 64,69 74,86 80,50 84,73 76,16a

S3 72,70 80,06 90,04 97,40 85,05a

Rerata 57,35b 65,05a 74,36a 79,37a

  KK = 1,8% BNJ S & G = 16,62

Angka-angka pada kolom dan baris yang diikuti huruf kecil yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji

lanjut BNJ pada taraf 5%.

  Keadaan ini menunjukkan bahwa makin tinggi dosis pupuk kandang makin banyak unsur hara yang diserap sehingga mempercepat pertumbuhan memanjang ruas batang. Hal ini sesuai dengan hasil analisis Nurtika dalam Wuryaningsih (1994) bahwa hubungan antara kandungan magnesium serta kalsium tanah dengan berbagai dosis pupuk kandang sapi bersifat linier positif.

  Pemberian pupuk Growmore secara tunggal memperlihatkan pengaruh yang nyata dimana perlakuan G3 (3 gram/liter air), G2 (2,5 gram/liter air) dan G1 (2 gram/liter air) berbeda dengan perlakuan G0 (1,5 gram/liter air). Berbeda nyatanya antara perlakuan G3, G2 dan G1 dengan perlakuan G0 hal ini disebabkan karena dengan pemberian pupuk Growmore 2 gram/liter air sudah mampu memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman.

  Pertambahan Panjang Sulur

  Data pengamatan terhadap pertambahan panjang sulur tanaman buah naga yang diperoleh, setelah dilakukan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa secara interaksi perlakuan pupuk kandang sapi dan berbagai konsentrasi pemberian Growmore tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan panjang sulur tanaman buah naga.

  Pertambahan panjang sulur terpanjang terdapat pada perlakuan S3 (44,37 cm) kemu- dian diikuti oleh S2 (38,56 cm), perlakuan S1 (32,78 cm) dan perlakuan S0 (27,71 cm). Hal ini disebabkan semakin tinggi dosis pemberian pupuk kandang sapi tidak menyebabkan pertum- buhan tanaman tertanggu tetapi memperlihatkan pengaruh yang baik, sebab berkaitan dengan ketersediaan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman.

  Sutejo dalam Efendi (2006) mengemu- kakan bahwa pupuk kandang mempunyai fungsi penting yaitu menggemburkan lapisan tanah (top soil), meningkatkan populasi jasad renik, mempertinggi daya serap dan daya simpan air, yang keseluruhannya dapat meningkatkan kesuburan tanah untuk perkembangan seluruh organ-organ tanaman

  Pertambahan panjang sulur terpanjang terdapat pada perlakuan G3 yaitu 40,41 cm, diikuti oleh perlakuan G2 memiliki pertam- bahan panjang sulur 36,89 cm, G1 dengan pertambahan panjang sulur 34,75 cm, dan G0 dengan pertambahan panjang sulur 31,37 cm.

  Adapun unsur hara yang mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi pertum- buhan tanaman adalah unsur Nitrogen. Unsur N berperan dalam pembentukan hijau daun pada tanaman, begitu juga kandungan P 2 O 5 dan K 2 O. Terutama fosfor berperan dalam proses meta- bolisme, perkembangan akar, sedangkan unsur kalium membantu dalam proses pembentukan pati, mengaktifkan enzim dan juga berperan sebagai penguat batang tanaman (Hardjowigeno dalam Efendi, 2006).

  Pertambahan Jumlah Sulur

  Data pengamatan pertambahan panjang sulur tanaman buah naga, setelah dilakukan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa secara interaksi perlakuan pupuk kandang sapi dan berbagai konsentrasi pemberian Growmore tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah sulur tanaman buah naga. Tetapi perlakuan secara tunggal memberikan pengaruh yang nyata.

  Dinamika Pertanian Agustus 2013

  Tabel 2. Rerata Pertambahan Panjang Sulur Buah Naga dengan Perlakuan Berbagai Dosis Pupuk Kandang Sapi dan Konsentrasi Growmore 12-45-10 (cm)

  Dosis Pupuk Kandang Sapi Konsentrasi Growmore 12-45-10 Rerata

  G0 G1 G2 G3

S0 23,73 25,63 29,60 31,90 27,71d

S1 30,86 33,03 33,10 34,16 32,78c

S2 34,46 36,56 38,86 44,36 38,56b

S3 36,46 43,80 46,03 51,20 44,37a

Rerata 31,37b 34,75b 36,89a 40,41a

  KK = 0,79% BNJ S & G = 3,79

Angka-angka pada kolom dan baris yang diikuti huruf kecil yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji lanjut

BNJ pada taraf 5%.

  Tabel 3. Rerata Pertambahan Jumlah Sulur Tanaman Buah Naga dengan Perlakuan Berbagai Dosis Pupuk Kandang Sapi dan Konsentrasi Pemberian Growmore 12-45-10 (cm)

  Dosis Pupuk Kandang Sapi Konsentrasi Growmore 12-45-10 Rerata

  G0 G1 G2 G3

S0 2,3 2,6 3,3 4,6 3,20c

S1 3,0 5,3 4,3 10,6 5,80b

S2 6,6 9,0 9,0 11,0 8,90a

S3 7,0 9,0 10,6 14,3 10,22a

Rerata 4,72b 6,47b 6,80b 10,12a

  KK = 2,69% BNJ S & G = 2,53

Angka-angka pada kolom dan baris yang diikuti huruf kecil yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji lanjut

BNJ pada taraf 5%.

  Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa pertam- bahan jumlah sulur terbanyak terdapat pada perlakuan S3 (10,22) kemudian diikuti oleh S2 (8,90), perlakuan S1 (5,80) dan perlakuan S0 (3,20). Hal ini disebabkan semakin tinggi dosis pemberian pupuk kandang sapi tidak menyebab- kan pertumbuhan tanaman tertanggu tetapi memperlihatkan pengaruh yang baik. Unsur hara yang diberikan pada penelitian sebelumnya masih tersedia di dalam tanah, sehingga tanaman tidak kekurangan unsur hara. Pada penelitian ini, pemberian dosis pupuk kandang sapi 7,5 Kg/plot sudah dapat menyediakan unsur hara organik bagi tanaman.

  Pertambahan jumlah sulur terbanyak terdapat pada perlakuan G3 dengan pertambah- an jumlah sulur mencapai 10,12 buah, kemudian diikuti oleh perlakuan G2 dengan pertambahan jumlah sulur 6,80 buah, perlakuan G1 pertam- bahan jumlah sulurnya adalah 6,47 dan terakhir adalah perlakuan G0 yang berjumlah 4,72 buah.

  Pupuk daun Growmore digunakan pada tanaman muda sehingga dapat diharapkan segera menjadi kuat dan cepat pertumbuhannya dan juga diperlukan bagi tanaman saat akhir kurang memerlukan unsur fosfat dan kalium yang tinggi (Darmono dalam Sugeng, 2007).

  Pertambahan Lilit Sulur

  Data pengamatan terhadap pertambahan lilit sulur tanaman buah naga, setelah dilakukan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa secara interaksi perlakuan pupuk kandang sapi dan berbagai konsentrasi pemberian Growmore tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan lilit sulur tanaman buah naga. Tetapi perlakuan secara tunggal memberikan pengaruh yang nyata.

  Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa Pertam- bahan lilit sulur tertinggi terdapat pada perlakuan S3 (9,13 cm) kemudian diikuti oleh S2 (7,29 cm), perlakuan S1 (7,19 cm) dan perlakuan S0 (6,47 cm). Hal ini disebabkan semakin tinggi dosis pemberian pupuk kandang sapi tidak menyebabkan pertambahan lilit sulur tanaman tertanggu tetapi memperlihatkan pengaruh yang baik terhadap pertambahan lilit sulur tanaman.

  Tingginya pertambahan lilit sulur pada perlakuan S3 yaitu 9,13 cm disebabkan karena dosis pupuk kandang sapi 7,5 Kg/plot sudah dapat memenuhi kebutuhan tanaman akan unsur hara sehingga pertumbuhannya jauh lebih baik dari perlakuan yang lebih rendah darinya. Sedangkan Rendahnya perlakuan S0 karena pemberian pupuk kandang dengan dosis 3,0

  Pemberian Pupuk Kandang Sapi dan Growmore 12-45-10 Pada Pertumbuhan Tanaman Buah Naga

  Tabel 4. Rerata Pertambahan Lilit Sulur Buah Naga dengan Perlakuan Berbagai Dosis Pupuk Kandang Sapi dan Konsentrasi Growmore 12-45-10 (cm)

  Dosis Pupuk Konsentrasi Pemberian Growmore 12-45-10 Rerata Kandang Sapi G0 G1 G2 G3 S0 5,46 5,96 7,33 7,13 6,47b

  S1 5,46 7,66 7.83 7,83 7,19b S2 6,43 7,20 7,53 8,03 7,29b S3 7,53 8,93 9,16 10,90 9,13a Rerata 6,22b 7,43a 7,96a 8,47a

  KK = 1,32% BNJ S & G = 1,32

Angka-angka pada kolom dan baris yang diikuti huruf kecil yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji lanjut

BNJ pada taraf 5%.

  kg/plot, sehingga menyebabkan tanaman

  1. Secara interaksi pemberian Pupuk Kandang mengalami kekurangan unsur hara yang Sapi dan Growmore 12-45-10 tidak ber- mengakibatkan rendahnya pertumbuhan tanam- pengaruh terhadap pertambahan tinggi an sesuai dengan pendapat Suriatna dalam tanaman, pertambahan panjang sulur, Arifin (2000) yang mengemukakan bahwa pertambahan jumlah sulur maupun terhadap apabila tanaman kekurangan unsur hara maka pertambahan lilit sulur. pertumbuhannya akan lambat dan kerdil.

  2. Pemberian Pupuk Kandang Sapi secara Pertambahan lilit sulur tertinggi pada tunggal berpengaruh terhadap pertambahan berbagai konsentrasi Growmore adalah pada tinggi tanaman, pertambahan panjang sulur, perlakuan G3 yaitu 8,47 cm, diduga karena pertambahan jumlah sulur dan terhadap unsur hara makro dan mikro yang terdapat pada pertambahan lilit sulur, dengan dosis pupuk Growmore sudah dapat mencukupi pemberian terbaik S3 (7,5 kg/tiang). kebutuhan unsur hara makro dan mikro

  3. Pemberian Growmore 12-45-10 secara tanaman, sehingga didapat pertambahan lilit tunggal berpengaruh terhadap pertambahan sulur yang tertinggi. Hal ini berbeda dengan tinggi tanaman, pertambahan panjang sulur, perlakuan G0 yaitu 6,22 cm, diduga karena pertambahan jumlah sulur dan terhadap kekurangan unsur hara yang dibutuhkan oleh pertambahan lilit sulur, dengan konsentrasi tanaman. pemberian terbaik G3 (3,0 gram/liter air)

  Rinsema dalam Sugeng (2007) menge- mukakan bahwa pemberian pupuk pada tanam- DAFTAR PUSTAKA an dimana tanah dalam kondisi yang baik dapat

  Arifin. 2000. Uji Pemberian Berbagai Pupuk menambah unsur hara pada tanaman.

  Kandang dan Pupuk NPK Prima (23:15:15) Pada Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica juncea. L). Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau. Pekanbaru.

  Effendi, Riswan. 2006. Pengaruh Jenis Pupuk Kandang dan NPK 15:15:15 Trehadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi.

  Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau. Pekanbaru

  Kristanto, D. 2008. Buah Naga Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. Penebar Swadaya, Jakarta. Lingga, P. 1986. Petunjuk Penggunaan Pupuk

  Gambar 1. Tanaman Buah Naga di Lapangan Organik. Penebar Swadaya. Jakarta.

  Sugeng. 2007. Pengaruh Pemberian Growmore

  KESIMPULAN

  dan Ethrel Terhadap Pertumbuhan dan Dari hasil penelitian dapat dibuat

  Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis kesimpulan sebagai berikut:

  Dinamika Pertanian Agustus 2013 sativus. L). Skripsi Fakultas Pertanian

  Universitas Islam Riau. Pekanbaru Wuryaningsih, S. 1994. Pengaruh Jenis dan

  Dosis Pupuk Kandang Terhadap Pertum- buhan dan Produksi Bunga Mawar Kultivar Cherry Brandy. Journal of Horticulture, 4(2): 41 – 47.

Dokumen yang terkait

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang - Properti Aspek Kebergunaan Pada Sistem Informasi Akademik Dari Perspektif Technology Acceptance Model (TAM)

0 1 12

INISIALISASI PUSAT CLUSTER MENGGUNAKANARTIFICIAL BEE COLONY PADA ALGORITMA POSSIBILISTIC FUZZY C-MEANS UNTUK SEGMENTASI CITRA

0 0 10

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEBSITE UNTUK MATA PELAJARAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA SMK DARUSSALAM MAKASSAR

0 1 13

PENGKLASTERAN BERBASIS SEGMEN MENGGUNAKAN PARAGRAF UNTUK IDENTIFIKASI TOPIK PADA DETEKSI INDIKASI PLAGIARISME

0 0 11

PENGUKURAN TINGKAT KEMATANGAN PRODUKTIVITAS OPERASIONAL DAN STAF PADA STMIK AKBA MAKASSAR

0 0 10

IMPLEMENTASI CLUSTER DATABASE BERBASIS MYSQL DAN HAPROXY SEBAGAI PEMBAGI BEBAN KERJA SERVER

1 2 11

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENGOLAHAN NILAI MAHASISWA BERBASIS WEB PADA STMIK AKBA

1 6 15

PERANAN PENYULUH DAN STRATEGI PENINGKATAN PERANAN PENYULUH PERKEBUNAN DALAM PENGEMBANGAN KELOMPOK TANI PEMASARAN KARET DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Extension Personnel Role and Improvement Strategy of Plantation Extension in Development of Rubber Marketi

0 1 10

AKLIMATISASI TANAMAN ANTHURIUM (Athurium Sp) DENGAN BERBAGAI MEDIA TUMBUH DAN PUPUK DAUN GROWQUICK Acclimatization of Anthurium (Athurium Sp) with Various Growth Media and Growquick Fertilizer Julhendri, Hercules Gultom dan Fathurrahman

0 0 10

PEMBERIAN BEBERAPA JENIS AUKSIN TERHADAP PERTUMBUHAN AKAR EKSPLAN ANGGREK SECARA IN VITRO Aplication of Several Kinds of Auxins on Orchid (Dendrobium sp.) Root Explant Growth in Vitro Fathurrahman

0 0 6