Pengaruh Kelengkapan Handrub Poster terhadap Kemauan Perawat untuk Berubah Terkait Hand Hygiene pada Rawat Inap RS Ananda Blitar

  Pengaruh Kelengkapan Handrub & Poster terhadap Kemauan Perawat untuk Berubah Terkait Hand Hygiene Pengaruh Kelengkapan Handrub & Poster terhadap Kemauan Perawat untuk Berubah Terkait Hand Hygiene pada Rawat Inap RS Ananda Blitar Bramantya Surya Pratama JAM Mulyatim Koeswo 14, 4 Direvisi, Oktober 20 16 Diterima, Agustus 2016 Tita Hariyanti Disetujui, Nopember 20 16 Magister Manajemen Rumah Sakit Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

  Abstract: Hospital-acquired infections (HAI) are infections that occur in healthcare while undergoing treatment procedures and medical treatment. HAI causes elongation of hospi- talization, do harm to the patient and increases maintenance costs. The most effective way to limit the spread of HAI is to implement hand hygiene by the rules. The results of preliminary study in Ananda Hospital Srengat Blitar found that nosocomial infection rates is high (infu- sion phlebitis incident is 12.4%) and nurses hand hygiene compliance is low (hand hygiene compliance is 26%). The purpose of this study was to find the relationship between the completeness of handrub and posters on the nurses’s intention to change to perform hand hygiene correctly. The research method is use the design explanatory research with cross sectional approach. The results showed that the completeness of handrub clinically signifi- cant influence intention to change to perform hand hygiene (P = 0.000), while between the poster and the intention to change had effect but not significant (P = 0.128) and complete- ness of handrub and posters simultaneously significant effect on the intention to change (P = 0.000). This study can be concluded that the completeness of handrub and posters are a combination that can help to increase the nurse’s intention to change to perform hand hygiene than partially effect.

  Keywords: intention to change, hand hygiene, nosocomial infections Abstrak: Hospital-acquired infections (HAI) adalah infeksi yang terjadi di pelayanan kesehatan selama menjalani prosedur perawatan dan tindakan medis. HAI menyebabkan pemanjangan lama rawat inap, sehingga merugikan pasien dan meningkatkan biaya perawatan. Cara paling efektif untuk membatasi penyebaran dari HAI adalah melaksanakan hand hygiene sesuai aturan. Hasil studi pendahuluan di RS Ananda Blitar ditemukan bahwa angka infeksi nosokomial tinggi (infusion phlebitis sebesar 12,4%) dan kepatuhan melaksanakan hand hygiene rendah (kepatuhan sebesar 26%). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari pengaruh antara kelengkapan handrub dan poster terhadap kemauan perawat untuk berubah melaksanakan

  Jurnal Aplikasi hand hygiene dengan benar. Metode penelitian adalah dengan menggunakan desain explana-

  Manajemen ( JAM)

Vol 14 No 4, 20 16 tory research dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Terindek s dalam kelengkapan handrub mempengaruhi kemauan untuk berubah melaksanakan hand hygiene

  Google Scholar (P=0,000) secara signifikan, sedangkan antara poster dan kemauan untuk berubah tidak berpengaruh secara signifikan (P=0,128) dan kelengkapan handrub dan poster secara simultan Alamat Korespondensi: berpengaruh signifikan terhadap kemauan untuk berubah (P=0,000). Dari penelitian ini dapat 18202/jam230 26332.14.4.16 DOI: http://dx.doi.org/10. Sakit FK Universitas Brawijaya, Magister Manajemen Rumah Bramantya Surya Pratama, disimpulkan bahwa kelengkapan handrub dan poster merupakan kombinasi yang dapat

  Bramantya Surya Pratama, Mulyatim Koeswo, Tita Hariyanti

membantu untuk lebih meningkatkan kemauan perawat untuk berubah melaksanakan hand hygiene dibandingkan

pengaruh secara parsial.

  zation (2014) menyebutkan bahwa ketika terjadi

  Penelitian yang lain mengungkapkan menge- nai faktor rendahnya pelaksanaan hand hygiene yaitu karena waktu yang terbatas, meningkatnya beban kerja, menurunnya jumlah tenaga, keyakinan bahwa menggunakan sarung tangan sudah tidak membutuh- kan hand hygiene, jauh untuk mencapai bak cuci, ketidakpedulian dan tidak setuju perawat terhadap aturan. (Sofyani 2012)

  hygiene.

  tangan hanya sekitar 40-50% pada petugas kese- hatan. Meskipun secara umum petugas kesehatan mengetahui tentang pentingnya hand hygiene dalam mencegah infeksi, tetapi pelaksanaan cuci tangan sesuai dengan prosedur masih rendah pada petugas kesehatan (Akyol, 2007). Rendahnya pelaksanaan cuci tangan petugas kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sofyani (2012) menyebutkan bahwa faktor ren- dahnya pelaksanaan cuci tangan petugas kesehatan salah satunya disebabkan oleh ketidaktahuan petugas kesehatan tentang penyebab tangan dapat terkonta- minasi dan pentingnya hand hygiene dalam mengu- rangi penyebaran infeksi. Faktor lain yang menjadi alas- an rendahnya pelaksanaan cuci tangan yaitu kurang mengertinya petugas kesehatan tentang langkah- langkah mencuci tangan yang benar, beban kerja yang terlalu berat, ketersediaan fasilitas cuci tangan yang kurang, iritasi kulit karena pajanan sabun dan air dan rendahnya komitmen institusi untuk pelaksanaan hand

  et al. (2000) mengemukakan bahwa pelaksanaan cuci

  Penerapan hand hygiene yang sesuai prosedur oleh petugas kesehatan masih rendah. Secara umum, tingkat pemenuhan hand hygiene sesuai prosedur oleh petugas kesehatan masih di bawah 50%. Pittet,

  peningkatan kepatuhan cuci tangan dari buruk (<60%) menjadi sangat baik (90%) akan menurunkan angka HAI sebesar 24%. Jika dihitung secara cost benefit pada rumah sakit dengan 200 tempat tidur, setiap peningkatan kepatuhan cuci tangan sebesar 1% akan menghemat pengeluaran rumah sakit sebesar 39.650 dollar setiap tahunnya.

  Untuk melaksanakan hand hygiene dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan mencuci tangan dan disinfeksi tangan. World Health Organi-

  Kata Kunci: hand hygiene, infeksi nosokomial, kemauan untuk berubah Hospital-acquired infections (HAI) atau infeksi

  Penyebab utama dari HAI adalah flora transien. Mikroorganisme yang tergolong flora transien diper- oleh petugas kesehatan saat kontak langsung dengan pasien atau dengan kontak langsung lingkungan yang sudah terkontaminasi. Sumber utama kontaminasi silang di rumah sakit adalah perpindahan mikroorga- nisme dari tangan petugas kesehatan yang melakukan kontak secara langsung dari satu pasien ke pasien lain. Salah satu komponen penting untuk membatasi penyebaran dari HAI adalah melaksanakan pengen- dalian infeksi dengan baik. Cara pengendalian infeksi yang terbukti paling efektif adalah memastikan staf rumah sakit melaksanakan hand hygiene sesuai aturan (Lankford, et al., 2003).

  30 hari setelah keluar dari fasilitas kesehatan. Menurut Petersen, et al. (2010) HAI menyebabkan peman- jangan lama rawat inap, sehingga merugikan pasien dan meningkatkan biaya perawatan sehingga HAI menjadi permasalahan di seluruh dunia karena meru- gikan pasien dan rumah sakit. Gaynes (1997) menye- butkan bahwa di Amerika Serikat 2 juta orang per tahunnya menderita HAI, menyebabkan meningkatnya biaya hingga 4,5 milyar dolar.

  

  48 jam dan setelah

  

  nosokomial adalah infeksi yang terjadi di pelayanan kesehatan selama menjalani prosedur perawatan dan tindakan medis setelah

  Penelitian awal dilakukan di Rumah Sakit Ananda Blitar yang merupakan rumah sakit tipe D dengan kapasitas 50 tempat tidur (TT). Tingkat kinerja RS Ananda pada tahun 2014 cukup berjalan dengan baik dan efisien dengan nilai BOR 64%, TOI 3, BTO 59, dan ALOS 3 hari, serta telah lulus akreditasi tingkat dasar pada tahun 2012. Berdasarkan laporan tim Pen- cegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPIRS) Ananda tahun 2014 ada 2 indikator yang masih menunjukkan tingginya angka infeksi nosoko- mial, yaitu angka infusion phlebitis sebesar 12,4%

  Pengaruh Kelengkapan Handrub & Poster terhadap Kemauan Perawat untuk Berubah Terkait Hand Hygiene

  hygiene

  total sampling sehingga sampel dalam penelitian ini

  tian ini menjelaskan dan menganalisis tentang penga- ruh kelengkapan handrub dan poster di ruang rawat inap terhadap kemauan berubah perawat melaksana- kan hand hygiene. Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap RS Ananda Blitar. Penelitian diawali dengan pemasangan poster dan melengkapi handrub yang dilakukan mulai 1 Mei 2015. Pengambilan data primer dengan pendistribusian dan pengisian kuisioner penelitian kepada responden dilakukan selama 1 (satu) minggu mulai 8-15 Juni 2015. Penyebaran kuisioner untuk uji coba instrumen penelitian dilakukan di sebuah rumah sakit di Kabupaten Tulungagung kepada 10 orang responden. Populasi dalam penelitian adalah seluruh perawat rawat inap yang berjumlah 30 orang. Teknik pengambilan sampel dengan cara

  research dengan pendekatan cross sectional. Peneli-

  Penelitian ini menggunakan desain explanatory

  METODE

  H2 : Pemasangan poster mempengaruhi kemauan perawat untuk berubah terkait hand hygiene H3 : Kombinasi antara jumlah handrub yang me- menuhi standar dan poster mempengaruhi kemauan perawat untuk berubah terkait hand hygiene .

  Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H1 : Kelengkapan handrub mempengaruhi ke- mauan perawat untuk berubah terkait hand

  dan kepatuhan cuci tangan sebesar 26%. Dari indi- kator yang ada, dapat dihubungkan bahwa angka infeksi nosokomial yang tinggi dapat disebabkan oleh kepatuhan mencuci tangan yang rendah. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pittet, Allegranzi dan Boyce (2009) yang menyebutkan bahwa rendah- nya kepatuhan mencuci tangan mempunyai hubungan yang signifikan dengan tingginya angka infeksi nosokomial.

  katkan kepatuhan hand hygiene. Untuk membukti- kan pengaruh penambahan poster pengingat 5 (lima) waktu mencuci tangan & kelengkapan handrub di RS Ananda, maka dilakukan penelitian kemauan perawat untuk berubah melaksanakan hand hygiene setelah mendapatkan fasilitas berupa kelengkapan handrub dan pemasangan poster.

  handrub merupakan solusi yang tepat untuk mening-

  melaksanakan hand hygiene akan meningkat. Solusi penambahan poster pengingat 5 (lima) waktu men- cuci tangan juga bertujuan untuk persepsi dan kemau- an berubah perawat melaksanakan hand hygiene karena sesuai teori “S-O-R” atau Stimulus– Organisme– Respon yang menyebutkan bahwa perilaku terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, poster dalam penelitian ini digunakan sebagai stimulus untuk meningkatkan persepsi dan kemauan berubah pera- wat melaksanakan hand hygiene yang pada akhirnya akan meningkatkan kepatuhan hand hygiene. Oleh karena itu, pemasangan poster & kelengkapan

  handrub sesuai standar maka kepatuhan perawat

  Dalam penelitian Bischoff, et al. (2000) keleng- kapan handrub akan berpengaruh pada kepatuhan perawat melaksanakan hand hygiene, jika jumlah

  Untuk membuktikan bahwa faktor pengetahuan yang kurang adalah faktor penyebab rendahnya kepa- tuhan hand hygiene, telah dilakukan studi pendahu- luan di RS Ananda untuk menilai tingkat pengetahuan perawat terkait hand hygiene. Hasil penelitian pen- dahuluan menunjukkan bahwa rata-rata tingkat penge- tahuan perawat RS Ananda sebesar 83% dengan nilai antara 77-100% sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan perawat tentang hand hygiene baik. Pengetahuan tentang waktu mencuci tangan cukup, sehingga kesimpulan sementara adalah pengetahuan bukan merupakan faktor utama penyebab rendahnya kepatuhan hand hygiene. Studi pendahuluan berikut- nya dilakukan observasi untuk menilai jumlah handrub yang ada dan dibandingkan dengan standar dari WHO. Hasil observasi menunjukkan RS Ananda masih kekurangan jumlah handrub. Jumlah handrub yang ada masih 20-50% jumlah seharusnya. Dampak dari kurangnya jumlah handrub adalah rendahnya kepatuhan melaksanaan hand hygiene karena perawat kesulitan untuk mengakses handrub.

  adalah seluruh perawat ruang rawat inap RS Ananda yang berjumlah 30 orang. Dalam proses penelitian digunakan pengukuran dengan media kuisioner. Pengujian validitas instrumen dengan menggunakan metode korelasi Product Moment dan metode peng- ujian reliabilitas instrumen pada penelitian ini meng- gunakan uji statistik Cronbach’s alpha ( ). Analisis data pada penelitian ini dengan teknik statistik regresi linier berganda dan pengujian hipotesis dengan cara

  Bramantya Surya Pratama, Mulyatim Koeswo, Tita Hariyanti

  c. 31 – 35 tahun

  3,3%

  1 43,3 % 40,0 % 13,3 %

  4

  12

  13

  d. Lebih dari 35 tahun

  b. 26 – 30 tahun

  analisis korelasi parsial (r), analisis korelasi ganda (R), analisis determinasi (R 2 ), uji koefisien regresi secara parsial (uji t) dan uji koefisien regresi secara bersama (uji F atau ANOVA).

  a. 20 – 25 tahun

  Usia :

  

No. Karakteristik Frekuensi Persentase

1.

  Tabel 1. Karakteristik Responden Sumber: Hasil penelitian, 2015

  Berdasarkan hasil penelitian, jumlah perawat rawat inap RS Ananda sebanyak 30 orang. Karakte- ristik responden sebanyak 30 orang perawat berdasar- kan kriteria usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir dan lama kerja ditunjukkan Tabel 1.

  HASIL

  1-2 tahun sebanyak 15 orang (50%). RS Ananda memiliki banyak perawat dengan masa kerja baru dan usia yang muda dikarenakan setahun terakhir jumlah pasien meningkat sehingga dilakukan rekrutmen perawat baru hingga dua kali lipat jumlah sebelumnya. Saat ini RS Ananda masih terus menambah jumlah perawat agar dapat memenuhi standar. Didapatkan data bahwa perawat wanita sebanyak 76,7% diban- dingkan perawat laki-laki. Pendidikan terakhir pera- wat yang terbanyak adalah D3 keperawatan sebanyak 22 orang (73,3%). Jumlah perawat D3 yang tinggi

2. Jenis Kelamin :

  7

  15

  Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa persentase kemauan berubah tertinggi terdapat pada usia lebih

  merupakan kebijakan manajemen RS untuk menem- patkan perawat lulusan D3 di rawat inap, sedangkan lulusan S1 lebih diarahkan untuk menempati posisi struktural.

  fresh graduate . Masa kerja perawat terbanyak adalah

  Data tentang karakteristik responden (Tabel 1) menunjukkan bahwa usia perawat terbanyak antara 20-25 tahun yaitu 13 orang (43,3%), dan menunjukkan jumlah terbanyak pada usia muda (20-30 tahun). Hal ini dikarenakan rata-rata perawat RS Ananda adalah

  3 75,0% 4 13,3% Lebih dari 35 tahun 0% 0,0% 1 100,0% 1 3,3% Total 0% 7 23,3% 23 76,7% 30 100,0%

  Rendah Sedang Tinggi 20 – 25 tahun 0% 4 30,8% 9 69,2% 13 43,3% 0,799 26 – 30 tahun 0% 2 16,7% 10 83,3% 12 40,0% 31 – 35 tahun 0% 1 25,0%

  Umur Kemauan Berubah Total P Value

  Tabel 2. Analisis Usia responden dengan Kemauan Berubah Sumber: Hasil penelitian, 2015

  a. Laki-laki

  5 50,0 % 20,0 % 13,3 % 16,7 %

  4

  6

  d. Lebih dari 6 tahun

  23 23,3 % 76,7 % 3.

  c. 5 – 6 tahun

  b. 3 – 4 tahun

  a. 1 – 2 tahun

  Masa Kerja

  3 6,7% 73,3 % 10,0 % 10,0 % 4.

  3

  22

  2

  b. Wanita

  c. D-4

  b. D-3

  a. SMA sederajat

  Pendidikan terakhir

  d. S-1

  Pengaruh Kelengkapan Handrub & Poster terhadap Kemauan Perawat untuk Berubah Terkait Hand Hygiene

  dari 35 tahun yaitu 100%, sedangkan yang tertinggi Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa lulusan S1 kedua terdapat pada usia 26-30 tahun. Dari hasil memiliki kemauan berubah tertinggi yaitu 100% analisis juga didapatkan nilai P Value sebesar 0,799 sedangkan pada lulusan D3 hanya 77,3%. Dari hasil dan jika dibandingkan dengan Q <0,05 maka dapat analisis disimpulkan bahwa pendidikan tidak memiliki disimpulkan bahwa umur tidak memiliki hubungan hubungan dengan kemauan untuk berubah karena nilai dengan kemauan untuk berubah. P Value lebih besar dari Q (0,05) yaitu sebesar 0,598.

  Tabel 3. Analisis Jenis Kelamin Responden dengan Kemauan Berubah Kemauan Berubah

Jenis Kelamin Total P Value

Rendah Sedang Tinggi

  Laki - Laki 0% 2 28,6% 5 71,4% 7 23,3%

perempuan 0% 5 21,7% 18 78,3% 23 76,7% 0,708

Total 0% 7 23,3% 23 76,7% 30 100,0%

  Sumber: Hasil penelitian, 2015

  Pada tabel 3 menunjukkan bahwa perempuan Dari hasil uji validitas didapatkan nilai korelasi memiliki persentase kemauan berubah tertinggi yaitu untuk butir instrumen variabel kemauan untuk berubah 78,3% dan pada laki-laki hasilnya tidak terlalu berbeda (Y) no. 4 dan 5 kurang dari 0,632. Nilai korelasi untuk yaitu sebesar 71,4%. Pada tabel didapatkan nilai P butir instrumen variabel kelengkapan handrub (X1)

  

Value sebesar 0,708 yang lebih besar dari nilai maksi- No. 7 dan 8 kurang dari 0,632. Butir instrumen variabel

  mal Q (0,05) dan menunjukkan bahwa jenis kelamin poster (X2) No. 2, 5, dan 9 kurang dari 0,632. Butir- tidak memiliki hubungan dengan kemauan untuk butir instrumen variabel penelitian yang valid akan berubah.

  Tabel 4. Analisis Masa Kerja responden dengan Kemauan Berubah Kemauan Berubah Masa Kerja Total P Value Rendah Sedang Tinggi 1 – 2 tahun 0% 5 33,3 % 10 66,7% 15 50,0% 3 – 4 tahun 0% 0,0% 6 10 0,0%

  6 20,0% 5 – 6 tahun 0% 1 25,0 % 3 75,0% 4 13,3% 0,44 Lebih dari 6 tahun 0% 1 20,0 % 4 80,0% 5 16,7% Total 0% 7 23,3 % 23 76,7% 30 100,0%

  Sumber: Hasil penelitian, 2015

  Dari tabel 4 didapatkan masa kerja 3-4 tahun digunakan pada proses analisis selanjutnya sedangkan yang tidak valid dikeluarkan. memiliki persentase kemauan berubah tertinggi yaitu

  Hasil pengujian reliabilitas instrumen penelitian 100%, sedangkan nilai P Value sebesar 0,44 sehingga dapat diketahui bahwa butir-butir pertanyaan/instru- disimpulkan bahwa masa kerja tidak memiliki hubungan men yang sudah dinyatakan valid pada tiap variabel dengan kemauan untuk berubah.

  Tabel 5. Analisis Pendidikan responden dengan Kemauan Berubah Kemauan Berubah

Pendidikan Total P Value

Rendah Sedang Tinggi

  SMA sederajat 0% 1 50,0% 1 50,0% 2 6,7% D -3 0% 5 22,7% 17 77,3% 22 73,3% D -4 0% 1 33,3%

  2 66,7% 3 10,0% 0,598 S-1 0% 0,0% 3 10 0,0% 3 10,0% Total 0% 7 23,3% 23 76,7% 30 100,0%

  Sumber: Hasil penelitian, 2015

  Bramantya Surya Pratama, Mulyatim Koeswo, Tita Hariyanti

  (H1) bahwa kelengkapan handrub mempunyai pe- ngaruh signifikan terhadap kemauan perawat untuk berubah dapat diterima.

  PEMBAHASAN Pengaruh Kelengkapan Handrub terhadap Kemauan Perawat untuk Berubah

  den (kelengkapan handrub dan poster) dapat menje- laskan variabel dependen (kemauan untuk berubah) sebesar 53% sedangkan sisanya yaitu 47% dijelaskan oleh variabel independen lain diluar model.

  Square sebesar 0,530 artinya kedua variabel indepen-

  Hasil analisis korelasi ganda menunjukkan nilai R adalah 0,728 (interval 0,60-0,799) berarti kekuatan hubungan antara kelengkapan handrub (X1) dan poster (X2) dengan variabel kemauan untuk berubah (Y) adalah kuat (Sugiyono 2011). Hasil uji F menun- jukkan nilai p value (sig.) = 0,00 < 0.05 berarti penga- ruh 2 variabel independen terhadap variabel dependen adalah signifikan. Hasil analisis didapatkan nilai R

  ) yang berarti H ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga yaitu kelengkapan handrub dan poster secara simultan ber- pengaruh signifikan terhadap kemauan untuk berubah dapat diterima.

  Dari pengujian secara simultan (uji F) didapatkan nilai F hitung (15,235) > F tabel (3,37) dan nilai sig.= 0,000 < 0,05 (

  Pada pengaruh poster terhadap kemauan untuk berubah, dari hasil uji regresi parsial didapatkan nilai t hitung (1,568) < t tabel (1,701) dan nilai signifikansi = 0,128 > 0,05 ( ) yang berarti H diterima dan H 2 ditolak, artinya secara parsial tidak berpengaruh signi- fikan. Jadi hipotesis kedua (H2) bahwa poster berpe- ngaruh signifikan terhadap kemauan perawat untuk berubah melaksanakan hand hygiene dengan baik ditolak.

  ) yang berarti H ditolak artinya secara parsial mempunyai pengaruh signifikan. Jadi hipotesis pertama

  mempunyai nilai koefisien Cronbach’s Q lebih dari 0,60 yang berarti reliable.

  Hasil uji regresi parsial pada pengaruh handrub terhadap kemauan untuk berubah adalah nilai t hitung (4,149) > t tabel (1,701) dan nilai signifikansi = 0,000 < 0,05 (

  Uji hipotesis regresi linear berganda berdasarkan hasil uji t pada bagian coefficients B maka dapat dibuat persamaan model garis regresi linier berganda dengan persamaan: Y = 0,603 X1 + 0,228 X2 + E.

  bel kelengkapan handrub (X1) menunjukkan nilai 0,698 berarti tingkat hubungan dengan dengan variabel kemauan untuk berubah menurut interpretasi Sugiyono (2011) adalah kategori kuat. Pada variabel poster (X2) menunjukkan koefisien korelasinya 0,480 berarti ting- kat hubungan dengan variabel kemauan untuk berubah adalah kategori cukup kuat. Setelah tahap bivariat selesai, tahap berikutnya melakukan analisis multi- variat secara bersama-sama.

  Correlation nilai koefisien korelasi parsial pada varia-

  sebut dapat lanjut ke model multivariat. Analisis kore- lasi parsial atau korelasi Pearson Product Moment untuk mengetahui keeratan hubungan antara masing- masing variabel independen (X1 dan X2) dengan variabel dependen (Y). Berdasarkan output Pearson

  p value < 0,25 maka kedua variabel independen ter-

  Pada penelitian ini hasil output uji korelasi me- nunjukkan kedua variabel independen mempunyai nilai

  Hasil uji asumsi klasik menunjukkan hasil uji normalitas data dengan Shapiro-Wilk Test bahwa besarnya nilai signifikansi uji Shapiro-Wilk ketiga variabel > 0,05 (nilai signifikansi) berarti data residual terdistribusi normal. Hasil uji linieritas menunjukkan kedua variabel independen memiliki hubungan linier secara signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji heteroskedastisitas diketahui bahwa nilai signifikansi variabel kelengkapan handrub (X1) sebesar 0,519 > 0,05 dan nilai signifikansi variabel poster (X2) sebesar 0,235 > 0,05. Jadi secara keseluruhan dapat disim- pulkan bahwa tidak ada masalah heteroskedastisitas pada penelitian ini. Dari hasil output SPSS 21 diketa- hui nilai VIF variabel kelengkapan handrub (X1) adalah 1,213 dan variabel poster (X2) adalah 1,213 masing-masing kurang dari 10, sehingga bisa diduga bahwa antar variabel independen tidak terjadi masalah multikolinearitas.

  Dari penelitian dapat dibuktikan bahwa keleng- kapan handrub mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kemauan perawat untuk ber- ubah. Hal ini berarti makin banyak jumlah handrub yang ada maka makin meningkat kemauan perawat untuk berubah untuk menjalankan hand hygiene dengan baik. Hasil penelitian terdahulu yang mendu- kung hipotesis ini dilakukan oleh Bischoff, et al. (2000) yang melakukan penelitian dengan membandingkan kepatuhan hand hygiene tanpa alkohol gel, 1 alkohol

  Pengaruh Kelengkapan Handrub & Poster terhadap Kemauan Perawat untuk Berubah Terkait Hand Hygiene

  Dalam penelitian ini, mayoritas responden juga setuju bahwa kelengkapan handrub memiliki penga- ruh terhadap peningkatan kepatuhan hand hygiene. Hal ini sesuai dengan penelitian dari Hugonnet, Perneger dan Pittet (2002) yang menyebutkan bahwa kelengkapan handrub berpengaruh signifikan dalan meningkatkan kepatuhan hand hygiene. Hanya se- bagian responden saja yang setuju bahwa kelengkapan

  Penelitian lain dilakukan oleh Shoham, et al. (2010) yang melakukan penelitian tentang mencuci tangan dengan cara memberikan alkohol gel kepada 35 petugas rumah sakit di ICU, neonatal ICU dan UGD di suatu rumah sakit. Penelitian dilakukan dengan cara memberikan alkohol portable pada setiap petugas. Setelah itu dilakukan pengambilan kuisioner kepada daftar setiap petugas. Hasil dari kuisioner menunjukkan bahwa 89% petugas menga- takan bahwa alkohol mudah untuk digunakan, 71% berpendapat bahwa menggunakan alkohol membuat mencuci tangan menjadi lebih mudah, 66% berpen- dapat bahwa mereka lebih sering mencuci tangan dengan menggunakan alkohol. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa alkohol gel diterima dengan baik oleh petugas rumah sakit di berbagai ruangan dan diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan untuk mencuci tangan.

  setiap peningkatan kepatuhan cuci tangan sebesar 1% akan menghemat pengeleluaran rumah sakit sebesar 39.650 dollar setiap tahunnya.

  analysis pada rumah sakit dengan 200 tempat tidur,

  Penambahan dan kelengkapan jumlah handrub yang diselenggarakan oleh manajemen rumah sakit memang membutuhkan dana yang besar dan juga perlu biaya untuk pembelian alkohol gel yang digunakan setiap bulannya, namun hasilnya diharapkan jauh lebih besar. Kelengkapan handrub yang diberikan akan meningkatnya kemauan perawat untuk berubah dan diharapkan akan meningkatkan kepatuhan perawat untuk melaksanakan hand hygiene. Apabila kepatuhan melaksanakan hand hygiene sudah baik maka diharapkan akan menurunkan biaya yang tidak perlu akibat infeksi nosokomial yang ditimbulkan petugas kesehatan di rumah sakit. Hal ini sudah dibuktikan oleh World Health Organization (2014) yang menye- butkan bahwa ketika terjadi peningkatan kepatuhan cuci tangan dari buruk (<60%) menjadi sangat baik (90%) akan menurunkan angka HAI sebesar 24% dan penelitian lain menyebutkan bahwa peningkatan kepatuhan cuci tangan menurunkan infeksi MRSA (Methicillin Resistant Staphyloccous aureus) sebesar 48,2–87%. Jika dihitung dengan cost benefit

  Picheansathian, Pearson dan Suchaxaya (2008) menyatakan bahwa kelengkapan handrub bersama dengan pemasangan poster, stiker maupun media lain dapat digunakan sebagai pengingat. Akan tetapi apabila kelengkapan handrub sendiri tanpa kombinasi dengan pengingat yang lain akan kurang efektif.

  handrub memiliki fungsi sebagai pengingat.

  dapat mempersingkat waktu untuk melaksanakan hand hygiene hingga 50%.

  gel untuk 4 tempat tidur kemudian satu banding satu tempat tidur. Hasil penelitian ini menunjukkan perbe- daan yang signifikan dengan penggunaan alkohol gel. Sebelum menggunakan alkohol gel tingkat kepatuhan hanya 19%, setelah ditambah satu dispenser tiap 4 tempat tidur menjadi 23% dan ketika ditambah satu dispenser untuk tiap tempat tidur menjadi 48%. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan alkohol gel berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan hand

  al. (2000) menyatakan bahwa kelengkapan handrub

  mereka untuk melaksanakan hand hygiene dengan baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Bischoff, et al. (2000) yang menyebutkan bahwa kelengkapan handrub memberikan kemudahan bagi perawat untuk melaksanakan hand hygiene dan me- ningkatkan kepatuhan melaksanakan hand hygiene secara signifikan. Mayoritas responden setuju keleng- kapan handrub dapat mempersingkat waktu untuk melaksanakan hand hygiene. Hal ini menunjukkan bahwa kelengkapan handrub dapat mengurangi wak- tu untuk melaksanakan hand hygiene. Bischoff, et

  handrub akan memberikan kemudahan akses kepada

  responden setuju kelengkapan handrub memiliki pengaruh terhadap kemauan perawat untuk berubah. Perawat berpendapat dengan bertambahnya jumlah

   hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas

  Dari

  hygiene.

  Berdasarkan hasil analisis deskriptif, pengujian hipotesis dan hasil penelitian terdahulu dapat diambil kesimpulan bahwa kelengkapan handrub berpenga- ruh terhadap kemauan perawat untuk berubah. Arti- nya pendapat tentang kelengkapan handrub dapat meningkatkan kemauan perawat untuk berubah terbukti benar dan dapat diterima ketika diterapkan

  Bramantya Surya Pratama, Mulyatim Koeswo, Tita Hariyanti kepada seluruh perawat rawat inap RS Ananda.

  Peran poster sebagai pengingat belum begitu efektif pada perawat RS Ananda. Menurut Allegranzi

  Pengaruh Kelengkapan handrub dan Poster secara Simultan terhadap Kemauan perawat untuk berubah

  Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan peng- ujian hipotesis, maka dapat diambil kesimpulan bahwa poster berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kemauan perawat untuk berubah. Artinya, sesuai pendapat Hugonnet, et al. (2002) bahwa poster apabila dipasang tanpa intervensi yang lain hasilnya tidak memuaskan, poster sebagai sumber informasi dan pengingat akan berfungsi efektif apabila dikombi- nasikan dengan intervensi yang lain.

  8 bulan efektif meningkatkan kepatuhan mencuci tangan sebesar 21,8% dari sebelumnya hanya 8%. Poster belum efektif sebagai pengingat bisa disebab- kan oleh kurang lamanya paparan poster terhadap perawat yang hanya dalam jangka waktu 1 bulan.

  hygiene . Dengan melihat poster secara teratur selama

  dalam penelitian tentang peningkatan kepatuhan hand

  et al. (2010) poster berperan efektif sebagai pengingat

  poster yang berkaitan dengan infeksi nosokomial, penyebaran infeksi, hand hygiene dan disinfeksi kuman. Poster dipasang di berbagai tempat strategis di rumah sakit. Setelah dilakukan penelitian ternyata poster dapat meningkatkan kepatuhan hand hygiene secara signifikan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan di RS Ananda ini.

  Kelengkapan handrub dapat membantu rumah sakit untuk melaksanakan program PPI dan akreditasi dengan baik dan menurunkan angka infeksi nosokomial.

  al. (2000) melakukan penelitian dengan memasang

  Perawat RS Ananda menyatakan bahwa poster dapat meningkatkan kepatuhan perawat untuk melaksanakan hand hygiene dengan baik. Pittet, et

  Para perawat RS Ananda juga berpendapat bah- wa poster kurang bisa memberikan informasi. Menu- rut Gosling (2012) peran poster dalam memberikan informasi adalah dapat “berbicara” dengan pembaca untuk menyampaikan informasi yang ada. Kombinasi dari gambar, tulisan dan desain yang ada dapat mem- perjelas informasi yang diberikan. Berdasarkan hasil penelitian, poster dianggap kurang memenuhi aspek- aspek tersebut karena kemungkinan terjemahan bahasa yang kurang tepat atau dari kombinasi desain dan tulisan yang kurang tepat.

  Secara keseluruhan hanya sebagian perawat saja yang setuju bahwa poster dapat menjadi pusat perha- tian. Menurut perawat RS Ananda poster 5 momen membersihkan tangan yang diciptakan oleh WHO kurang menarik. Para perawat berpendapat bahwa poster kurang menarik perhatian mereka dan tulisan kurang mudah dibaca. Menurut Sherman (2010) pos- ter yang menarik harus memiliki ruang kosong yang cukup, kata-kata yang jelas, menggunakan gambar, mudah dibaca, jenis huruf yang jelas dan warna yang sesuai. Apabila poster menarik maka akan dapat me- narik perhatian individu yang melihatnya. Berdasarkan hasil penelitian, poster dianggap kurang memenuhi aspek-aspek tersebut atau kurang cocok dengan bu- daya perawat Indonesia karena poster dibuat secara global.

  Dari hasil pengolahan data ditemukan bahwa ada hubungan antara poster dengan kemauan perawat untuk berubah, akan tetapi hubungannya tidak terlalu kuat. Hal ini menunjukkan bahwa poster kurang mam- pu meningkatkan kemauan perawat untuk berubah untuk melaksanakan hand hygiene dengan baik atau hanya sebagian perawat saja yang mempunyai ke- mauan untuk berubah tinggi dan sebagian yang lain masih rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa makin banyak poster yang dipasang, maka kemauan untuk berubahnya semakin meningkat meskipun tidak terlalu besar perubahannya. Poster saja belum mampu mempengaruhi kemauan berubah perawat untuk melaksanakan hand hygiene dengan baik.

  Pengaruh Poster terhadap Kemauan perawat untuk berubah

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelengkap- an handrub dan poster secara simultan berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan yang kuat terhadap kemauan perawat untuk berubah. Dari hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kelengkapan handrub dan poster sangat berpengaruh terhadap kemauan pera- wat untuk berubah yang pengaruhnya mencapai 53%. Meskipun masih banyak faktor lain yang bisa mem- pengaruhi kemauan perawat untuk berubah, akan

  Pengaruh Kelengkapan Handrub & Poster terhadap Kemauan Perawat untuk Berubah Terkait Hand Hygiene

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Akyol, A.D. 2007. ‘Hand hygiene among nurses in Tur- key: opinions and practices’, Journal of clinical nurs- ing, vol. 16, no. 3, pp. 431-7.

  del , pemberian insentif dan melibatkan pasien sebagai pengingat agar peningkatan kepatuhan lebih baik.

  tuhan melaksanakan hand hygiene dapat ditambah- kan faktor pendorong lain seperti pelatihan, role mo-

  ne dengan baik. Selain itu, untuk meningkatkan kepa-

  pengaruhnya terhadap perawat sebagai pengingat dan sumber informasi untuk melaksanakan hand hygiene dengan baik. Perlu diperhatikan kombinasi dari gam- bar, tulisan dan desain yang ada agar dapat memper- jelas informasi yang diberikan sehingga dapat efektif untuk meningkatkan kemauan untuk berubah dan ke- patuhan perawat untuk melaksanakan hand hygie-

  hygiene . Poster perlu dievaluasi kembali terkait

  Kelengkapan handrub dan poster diharapkan dapat dilaksanakan oleh manajemen RS Ananda Blitar karena dapat meningkatkan kemauan perawat untuk berubah. Kelengkapan handrub dan poster yang ada diharapkan akan meningkatkan kepatuhan hand

  Saran

  Kelengkapan handrub dan poster merupakan faktor pendorong agar kemauan perawat untuk beru- bah melaksanakan hand hygiene dengan benar meningkat. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa kelengkapan handrub berpenga- ruh terhadap kemauan perawat untuk berubah. Na- mun poster saja, tidak berpengaruh terhadap kemauan perawat untuk berubah terkait dengan hand hygiene. Apabila kelengkapan handrub dikombinasikan dengan pemasangan poster, maka akan memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap kemauan perawat untuk berubah terkait dengan hand hygiene. Keleng- kapan handrub dan poster ini terbukti memiliki penga- ruh terhadap kemauan perawat untuk berubah dan dapat dipergunakan untuk meningkatkan kepatuhan perawat untuk membersihkan tangan.

  Penelitian ini awalnya merupakan penelitian yang mengamati perubahan perilaku. Perubahan perilaku yang diharapkan adalah meningkatnya kepatuhan untuk melaksanakan hand hygiene. Kepatuhan paling baik diukur dengan observasi langsung. Akan tetapi penelitian untuk merubah perilaku membutuhkan waktu yang lama. Norcross, Krebs dan Prochaska (2011) menyebutkan bahwa untuk berubah, individu memerlukan melalui 6 tahap dan waktu minimal 6 bulan. Oleh karena itu peneliti menggunakan kemauan untuk berubah sebagai indikator kepatuhan dan kuisioner untuk menilai kemauan untuk berubah. Peneliti mengharapkan penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan jangka waktu yang lebih lama (> 6 bulan) dan metode pengukuran yang akurat (dengan observasi langsung) agar hasil penelitian lebih baik dan akurat.

  tetapi dominasi dari kelengkapan handrub dan poster menunjukkan bahwa kelengkapan dari keduanya sejak dipasang di rawat inap RS Ananda mempengaruhi kemauan perawat untuk berubah melaksanakan hand

  Keterbatasan Penelitian

  wa kombinasi intervensi berperan secara signifikan untuk meningkatkan kepatuhan hand hygiene. Dalam penelitian ini kelengkapan handrub berfungsi mem- permudah perawat untuk membersihkan tangan sedangkan poster berfungsi sebagai pengingat pera- wat untuk melaksanakan hand hygiene sesuai 5 momen membersihkan tangan.

  hygiene secara signifikan. Hal ini menunjukkan bah-

  leaflet, stiker, pin, t-shirt dan banner. Penelitian dilakukan sebelum dan sesudah intervensi selama 6 bulan. Hasilnya terjadi peningkatan kepatuhan hand

  handrub , pelatihan melalui film, lagu hand hygiene,

  adalah dengan pemasangan poster, kelengkapan

  hand hygiene . Kombinasi intervensi yang dilakukan

  Hampir dari semua penelitian terdahulu menun- jukkan hasil yang positif terhadap intervensi kombinasi untuk meningkatkan kemauan perawat untuk berubah. Seperti penelitian dari Allegranzi, et al. (2013) yang melakukan penelitian di 5 negara yaitu Kosta Rika, Mali, Arab Saudi, Pakistan dan Italia. Penelitian bertujuan untuk membuktikan pengaruh pemberian intervensi kombinasi untuk meningkatkan kepatuhan

  hygiene dengan baik dan benar.

DAFTAR RUJUKAN

  Van de Mortel, T., Bourke, R., McLoughlin, J., Nonu, M., & Reis, M. 2001. ‘Gender influences handwashing rates in the critical care unit’, American Journal of Infec- tion Control, vol. 29, no. 6, pp. 395-9. World Health Organization. 2014. ‘Evidence of hand hy- giene to reduce transmission and infections by multi

  Picheansathian, W., Pearson, A., & Suchaxaya, P. 2008.

  Sukron 2013, Tingkat kepatuhan perawat dalam pelaksanaan five moment hand hygiene di instalasi ruang rawat inap C Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati , Undergraduate Thesis, Universitas Indonesia.

  Pelaksanaan Hand Hygiene Perawat Di Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit MH Thamrin Salemba Tahun 2012 Universitas Indonesia

  Medonyx Incorporated, Toronto. Sofyani, A. 2012. Persepsi Perawat Tentang Pemenuhan

  5, pp. 13-5. Shoham, S., Donegan, N., & Shoham, G. 2010. ‘Personal Portable Alcohol Gel Dispensers: A Novel Approach for Improving Hand Hygiene Practices ‘, ed. WHC Department of Infection Control, Washington.

  Pittet, D., Allegranzi, B., & Boyce, J. 2009. ‘The World Health Organization Guidelines on Hand Hygiene in Health Care and Their Consensus Recommendations’, World Health, vol. 30, no. 7, pp. 611-22. Pittet, D., Hugonnet, S., Harbarth, S., Mourouga, P., Sauvan, V., Touveneau, S., & Perneger, T.V. 2000. ‘Effective- ness of a hospital-wide programme to improve com- pliance with hand hygiene’, The Lancet, vol. 356, no. 9238, pp. 1307-12. Robbins, S.P. 2003. ‘Perilaku Organisasi. (judul asli: Orga- nizational Behavior Concept, Controversies, Appli- cations 8th edition) Jilid 1’, Penerjemah Hadyana Pujaatmaka. Jakarta: PT. Prenhallindo. Setiawati. 2009. Analisis faktor-Faktor yang Mempe- ngaruhi Ketaatan Petugas Kesehatan Melakukan Hand Hygiene dalam Mencegah Infeksi Nosokomial , Universitas Indonesia. Sherman, R.O. 2010. ‘How to create an effective poster presentation’, in American Nurse Today, vol. Volume

  ‘The Effectiveness of a Promotion Programme on Hand Hygiene Compliance and Nosocomial Infec- tions in a Neonatal Intensive Care Unit’, International Journal of Nursing Practice, vol. 14, no. 4, pp. 315- 21.

  Petersen, M.H., Holm, M.O., Pedersen, S.S., Lassen, A.T., & Pedersen, C. 2010. ‘Incidence and prevalence of hospital-acquired infections in a cohort of patients admitted to medical departments’, Danish medical bulletin, vol. 57, no. 11, pp. A4210-A.

  Bramantya Surya Pratama, Mulyatim Koeswo, Tita Hariyanti Allegranzi, B., Gayet-Ageron, A., Damani, N., Bengaly, L., McLaws, M.L., Moro, M.L., Memish, Z., Urroz, O.,

  Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan dengan Lama Kerja sebagai Variabel Moderating (Studi pada PT. Coca Cola Amatil Indonesia (Cen- tral Java) , Universitas Diponegoro.

  Lankford, M.G., Zembower, T.R., Trick, W.E., Hacek, D.M., Noskin, G.A., & Peterson, L.R. 2003. ‘Influence of role models and hospital design on the hand hygiene of health-care workers’, Emerging infectious diseases, vol. 9, no. 2, p. 217. Mahesa, D. 2010, Analisis Pengaruh Motivasi dan

  Gosling, P.J. 2012. Scientist’s Guide To Poster Presenta- tions , Springer Science & Business Media. Hugonnet, S., Perneger, T.V., & Pittet, D. 2002. ‘Alcohol- based handrub improves compliance with hand hy- giene in intensive care units’, Archives of internal medicine, vol. 162, no. 9, pp. 1037-43.

  Gaynes, R.P. 1997. ‘Surveillance of nosocomial infections: a fundamental ingredient for quality’, Infection con- trol and hospital epidemiology , pp. 475-8.

  133-41. Arfianti, D.R. 2010. Faktor-faktor yang bErhubungan dengan Tingkat Kepatuhan Cuci Tangan Perawat di RSI Sultan Agung Semarang , Undergraduate The- sis, Universitas Muhammadiyah Semarang. Bischoff, W.E., Reynolds, T.M., Sessler, C.N., Edmond, M.B., & Wenzel, R.P. 2000. ‘Handwashing compliance by health care workers: the impact of introducing an accessible, alcohol-based hand antiseptic’, Archives of internal medicine, vol. 160, no. 7, pp. 1017-21.

  Allegranzi, B., Sax, H., Bengaly, L., Riebet, H., Minta, D.K., Chraiti, M.N., Sokona, F.M., Gayet-Ageron, A., Bonnabry, P., & Pittet, D. 2010. ‘Successful imple- mentation of the World Health Organization hand hy- giene improvement strategy in a referral hospital in Mali, Africa’, Infection Control, vol. 31, no. 02, pp.

  Richet, H., & Storr, J. 2013. ‘Global implementation of WHO’s multimodal strategy for improvement of hand hygiene : a quasi-experimental study’, The Lancet in- fectious diseases, vol. 13, no. 10, pp. 843-51.

  • drug resistant organisms in health - care settings’, ed. WHO.