Pengaruh Kompatibiliser pada Karakteristik Kompon dan Sifat Mekanik Komposit NBREPDM

  ISSN : 2477-3298 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-6 Yogyakarta, 25 Oktober 2017

  

Pengaruh Kompatibiliser pada Karakteristik Kompon dan Sifat Mekanik

Komposit NBR/EPDM

1 Hesty Eka Mayasari*, Noor Maryam Setyadewi, Arum Yuniari Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik, Jl. Sokonandi no.9 Yogyakarta 55166, Indonesia

  • * Penulis korespondensi. Telp:0274-512929, Fax:0274-563655

    e-mail: hestyeka@kemenperin.go.id

  

ABSTRAK

  Pencampuran karet Nitrile Butadiene Rubber (NBR) dengan Ethylene-propylene-diene-monomer (EPDM) memerlukan perlakuan khusus karena perbedaan polaritas dan kejenuhan. Dalam penelitian ini, dipelajari pengaruh kompatibiliser pada karakteristik kompon dan sifat mekanik campuran 50/50 NBR/EPDM. Pembuatan komposit dilakukan dengan menggunakan two-roll mill. Jenis kompatibiliser yang digunakan adalah Methyl methacrylate butadiene-styrene (MBS),

  

Bromobutyl Rubber (BIIR), dan Zeolit alam. Karakteristik kompon dan sifat mekanik komposit

  dipelajari dengan mooney viscometer, rheometer, alat uji kuat tarik, dan durometer shore A. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa BIIR menghasilkan komposit dengan viskositas mooney tertinggi (ML 1+4 sebesar 17,35 MU) dan sifat mekanik yang baik dengan kuat tarik dan kemuluran tertinggi

  2

  (125 kg/cm dan 461%). Zeolit alam menghasilkan komposit yang memiliki kemampuan proses terbaik dengan waktu kemanan proses dan konstanta kecepatan reaksi tertinggi (38 detik dan 0,0320

  • 1

  detik ) serta viskositas mooney terendah (ML 1+4 sebesar 9,79 MU). MBS menghasilkan kemampuan proses kompondan sifat mekanik komposit diantara zeolit alam dan BIIR.

  Kata kunci: NBR/EPDM, kompatibiliser, MBS, BIIR, Zeolit alam

  ISSN : 2477-3298 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-6

  Yogyakarta, 25 Oktober 2017

Influence of Compatibilizer on Compound Characteristic and

Mechanical Properties of NBR/EPDM Composite

1 Hesty Eka Mayasari*, Noor Maryam Setyadewi, Arum Yuniari

  Center for Leather, Rubber, and Plastics, Jl. Sokonandi no.9 Yogyakarta 55166, Indonesia

  • * Corresponding author. Telp:0274-512929, Fax:0274-563655

    e-mail : hestyeka@kemenperin.go.id

  

ABSTRACT

Blending of Nitrile Butadiene Rubber (NBR) rubber with Ethylene-propylene-diene-monomer

(EPDM) requires special treatment because of the difference in polarity and saturation. In this

study, the influence of compatibilizer on the compound characteristics and the mechanical

properties of the 50/50 NBR/EPDM blend was studied. Compositesweremade by using two-roll

mill. The type of compatibilizer used is methyl methacrylate butadiene-styrene (MBS), bromobutyl

Rubber (BIIR), and natural zeolite. Compound characteristics and mechanical properties of the

composites were studied with mooney viscometer, rheometer, tensile strength tester, and shore A

durometer. From the results, it was found that BIIR produced the highest mooney viscosity

composite (ML 1+4: 17,35 MU) and the best mechanical properties with the highest tensile

  2

strength and elongation (125 kg/cm and 461%). Natural zeolite produces the best processability

  • -1

  

compound with the highest scorch time and the constant rate (38 seconds and 0,0320 sec ) and the

lowest mooney viscosity (ML 1+4: 9,79 MU). MBS provides processability of the compound and

mechanical properties of the composites between natural zeolite and BIIR. Keywords: NBR/EPDM, compatibilizer, MBS, BIIR, Natural zeolite

  ISSN : 2477-3298 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-6 Yogyakarta, 25 Oktober 2017 PENDAHULUAN

  Teknologi pencampuran karet semakin dikembangkan seiring dengan meningkatnya

kebutuhan baik di industri maupun aplikasi sehari-hari. Dalam industri otomotif, produk harus

memiliki sifat mekanik yang baik, seperti memiliki ketahanan terhadap panas dan minyak yang

tinggi. dalam skala produksi, bukan hanya sifat akhir produk saja yang diperhatikan, namun juga

sifat kompon atau sering disebut kemampuan proses kompon, karena hal ini menyangkut dengan

biaya produksi, seperti listrik. Dalam penelitian ini dilakukan pencampuran dua karet sintetis, yaitu

Nitrile Butadiene Rubber (NBR) dan Ethylene propylene diene monomer (EPDM).

  NBR merupakan karet tidak jenuh sehingga mudah terdeteorisasi oleh ozon. Namun NBR

bersifat polar, sehingga memiliki ketahanan yang baik terhadap pelarut non polar seperti minyak,

  oli yang baik. NBR juga memiliki ketahanan kikis yang baik (Ismail et al., 2009). Sedangkan EPDM merupakan karet hampir jenuh yang memiliki ketahanan terhadap ozon dan penuaan yang baik, namun bersifat non-polar, sehingga mudah larut pada pelarut non polar, tetapi memiliki ketahanan yang baik terhadap pelarut polar seperti aldehid, keton (Ning et al., 2014;Manoj et al., 2010). Kombinasi diantara keduanya diharapkan dapat menghasilkan produk dengan sifat unggul dari keduanya, karena dispersi diantara kedua komponen akan mempengaruhi sifat akhir campuran (Ahmad et al., 2015). Namun pencampuran kedua karet ini memerlukan perhatian khusus, karena perbedaan polaritas dan sifat kejenuhannya. Pencampuran yang tidak tepat dapat menghasilkan produk yang tidak kompatibel. Oleh karena itu, diperlukan perlakuan khusus dalam pencampuran seperti ini, salah satunya adalah dengan penambahan kompatibiliser. Kompatibiliser berfungsi untuk membuat dispersi yang lebih baik pada kedua karet

  Beberapa bahan yang dapat dijadikan kompatibiliser diantaranya montmorillonite, BIIR, dan

zeolit. Montmorillinite termasuk salah satu jenis clay yang banyak digunakan sebagai adiitif pada

  pencampuran karet saat ini. montmorillonite diketahui dapat meningkatkan sifat mekanik dan flame retardant pada EPDM (Yi et al., 2014), campuran NBR/SBR (Tawfik & El, 2014), komposit NBR (Sousa et al., 2011), dan berbagai pencampuran lainnya. BIIR (bromynated butyl rubber) adalah salah satu karet sintetis yang banyak digunakan sebagai campuran dengan karet alam atau karet sintetis lainnya. BIIR juga digunakan sebagai kompatibiliser pada campuran NBR/EPDM dengan bahan pengisi HAF(Botros & Tawfic, 2005). Zeolit alam banyak digunakan sebagai bahan pengisi pada campuran karet harganya yang murah, sehingga dapat menekan biaya produksi. Dari penelitian yang telah dilakukan, zeolit dapat meningkatkan jumlah ikatan silang pada karet (Siriyong & Keawwattana, 2012).

  ISSN : 2477-3298 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-6

  Yogyakarta, 25 Oktober 2017 Beberapa peneliti sebelumnya telah meneliti mengenai campuran NBR/EPDM dengan

menggunakan nanoclay (Ghassemieh, 2009), BIIR (Botros & Tawfic, 2005). Penelitian mengenai

jenis kompatibiliser untuk campuran NBR/EPDM belum banyak dilakukan. Oleh karena itu,

penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh beberapa jenis kompatibiliser terhadap

karakteristik kompon dan sifat mekanik campuran NBR/EPDM. Dalam penelitian ini digunakan

beberapa kompatibiliser yaitu MBS, BIIR, dan Zeolit alam. Dengan mengetahui karakteristik

kompon dan sifat mekanik dari beberapa kompatibiliser, maka dapat dipilih kompatibiliser terbaik

untuk mendapatkan produk dengan sifat yang baik dan ekonomis.

  BAHAN DAN METODE Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah NBR (Krynac 4975 F), EPDM (Keltan

4551 A). Bahan aditif yang digunakan adalah: carbon black jenis N330 High Abrassion Furnace

  

(HAF) dan N774 Semi Reinforcing Furnace (SRF) (OCI, Korea) sebagai filler, parafin wax Antilux

654 A sebagai anti oksidan, parafinic oil dari Indrasari, zinc oxide (ZnO) Indoxide dan asam stearat

Aflux 42 M ex Rhein Chemie sebagai activator, TMQ Kemai sebagai antioksidan, 6PPD Starchem

sebaga i anti ozonan, 2,2’-dithiobis(benzothiazole) (MBTS) Kemai, N-cyclohexyl-benzothiazyl-

sulphenamide (CBS) Kemai sebagai akselerator, methyl methacrylate-butadiene-styrene (MBS)

  

ZB-521 ZB-32 (Huaxing), BIIR Lanxess, dan Zeolit alam dari pasar lokal sebagai kompatibiliser,

serta sulfur Miwon sebagai bahan pemvulkanisasi.

  Peralatan Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi two-roll mill, rheometer MDR Gotech

3000 A, hydraulic press, mooney viscometer, tensile strength tester merk Kao Tieh, dan durometer

shore A.

  Metode Penelitian NBR dan EPDM serta bahan tambahan ditimbang sesuai formulasi, selanjutnya digiling

dengan two-roll mill dengan suhu 40-50ºC. Kompon yang diperoleh dikondisikan pada suhu ruang

selama 24 jam. Setelah itu dilakukan uji dengan rheometer pada suhu 160ºC. Selanjutnya kompon

  2

di press sesuai waktu pada rheometer dengan hydraulic press pada tekanan 150 kg/cm . Formulasi

penelitian ditunjukkan pada Tabel 1.

  Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-6

  5 MBTS 1,5 1,5 1,5 CBS

  10

  10

  10 Paraffinic Wax 0,5 0,5 0,5

  6 PPD

  5

  5

  0.5

  30

  0.5

  0.5 Sulfur 1,5 1,5 1,5

  Pengujian Pengujian karakteristik kompon dilakukan menggunakan mooney viscometer (ML 1+4 pada

100 ºC) dan rheometer pada 160 ºC. Sedangkan pengujian mekanik menggunakan tensile strength

tester dan durometer shore A sesuai ISO 37 dan ISO 48.

  Dari hasil rheometer, dapat dihitung indeks kecepatan pematangan dengan persamaan berikut:

  Indeks kecepatan pematangan (Cure rate index) = (1)

  Dari hasil rheometerjuga dapat dipelajari kinetika pematangannya, untuk kemudian

mendapatkan konstanta kecepatan reaksi. Perhitungan konstanta kecepatan reaksi dilakukan seperti

penelitian sebelumnya (Yuniari et al., 2016) dengan menggunakan persamaan:

  (2) HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Kompon

  30 Paraffinic Oil

  30

  ISSN : 2477-3298 Yogyakarta, 25 Oktober 2017

  50 MBS 2,5 BIIR 2,5 Zeolit alam 2,5 Zinc oxide

  

Tabel 1.Formulasi kompon NBR/EPDM

Bahan

  phr NEM NEB NEZ NBR

  50

  50

  50 EPDM

  50

  50

  5

  30 SRF CB N774

  5

  5 Asam stearat

  1

  1

  1 HAF CB N330

  30

  30

  Karakteristik kompon NBR/EPDM diuji dengan mooney viscometer dan rheometer. Hasil dari

pengujian viskositas mooney ditunjukkan dalam mooney unit dan ditampilkan pada Gambar 1. Dari

pengujian kompon dengan rheometer, didapat data mengenai kemampuan proses kompon, yaitu

waktu scorch, waktu pemasakan optimum, torsi maksimum, torsi minimum yang ditampilkan pada

Gambar 2.

  

ISSN : 2477-3298 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-6

Yogyakarta, 25 Oktober 2017

  20

  16

12 Unit

  y e n o

  8 o M

4 NEM NEB NEZ

  Komposit

Gambar 1. Viskositas mooney (ML 1+4) kompon NBR/EPDM

  Dari Gambar 1. Diketahui bahwa BIIR memberikan mooney unit tertinggi (17,435), diikuti MBS (11,393) dan Zeolit (9,79). Hal ini menunjukkan bahwa kompon NBR/EPDM dengan kompatibiliser BIIR membutuhkan energi paling tinggi untuk memprosesnya. Viskositas mooney yang ditunjukkan dalam mooney unit berhubungan dengan viskositas kompon, yang menunjukkan kemampuan kompon untuk diproses. Semakin tinggi mooney unit, semakin keras kompon tersebut, tidak mudah untuk mengalir, sehingga waktu dan energi yang dibutuhkan semakin tinggi. Hal ini tidak dikehendaki oleh pabrik, karena dapat meningkatkan ongkos produksi. Namun demikian, kompon dengan mooney unit tinggi menunjukkan bahwa kompon tersebut memiliki mutu yang baik, tidak mudah rusak. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai viskositas mooney ini sangat dibutuhkan untuk mendapat kompon yang baik namun dengan kebutuhan energi yang tidak terlalu besar.

  40 160

  36 140

  32 120 tik tik e e d d , , 2 90

  28 100 ts ts

  24

  80

  20

  60 NEM NEB NEZ

Komposit

ts2 tc90

  

Gambar 2. Waktu scorch dan waktu pemasakan optimum kompon NBR/EPDM

  ISSN : 2477-3298 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-6 Yogyakarta, 25 Oktober 2017

  Pada Gambar 2, diketahui bahwa BIIR memberikan waktu scorch yang paling rendah (31,5 detik) dan waktu pemasakan optimum (150 detik) yang paling tinggi. Zeolit memberikan waktu

  

scorch yang paling tinggi (38 detik) dan waktu pemasakan optimum yang paling rendah (108 detik).

  Sedangkan MBS berada diantaranya. Waktu scorch adalah waktu aman ketika kompon masih dapat diproses karena bersifat plastis. Sedangkan waku optimum pemasakan adalah waktu yang dibutuhkan hingga kompon matang. Maka, zeolit memberikan waktu scorch dan waktu optimum pemasakan terbaik yang berarti memberi kemampuan proses kompon yang baik.

  Dari hasil pengujian dengan rheometer juga didapatkan torsi maksimal dan torsi minimal. Selisih dari torsi dapat merepresentasikan banyaknya ikatan silang yang terbentuk. Semakin tinggi selisih MH dan ML, semakin banyak ikatan silang yang terbentuk(Nabil et al., 2013b;Indrajati & Sholeh, 2014). Dari hasil pengujian didapatkan bahwa BIIR memberikan selisih torsi yang terbesar, diikuti MBS, kemudian zeolit. Hal ini sesuai dengan pengujian viskositas mooney, bahwa karena banyaknya ikatan silang yang terbentuk, maka diperlukan energi yang lebih besar untuk memprosesnya, sehingga mooney unitnya tinggi.

  

Tabel 2. Karakteristik dinamik kompon NBR/EPDM

  S'ML S'MH S"ML S"MH Selisih torsi tan δ tan δ Kompon

  ML MH kgf.cm kgf.cm kgf.cm kgf.cm kgf.cm NEM 4,01 25,38 4,04 9,79

  1,01 0,39 21,37 NEB 3,78 25,24 3,77 9,21

  1,00 0,36 21,46 NEZ 3,27 24,16 3,6 9,13

  1,10 0,38 20,89 Sifat viskoelastis dari kompon juga dapat dipelajari dari hasil pengujian rheometer, yang disajikan pada Tabel 2. Sifat viskoelastik ini berkaitan dengan kemampuan alir kompon. Karet merupakan bahan yang memiliki elemen elastis (S’) dan juga plastis (S‖). S’ML adalah torsi elastisitas minimum, berhubungan dengan viskositas dan juga kemampuan proses dari kompon.

  S‖ML adalah torsi viskos maksimum, berhubungan dengan keamanan proses dari kompon. S’MH adalah torsi elastisitas maksimum, menggambarkan terjadinya ikatan silang pada vulkanisat. Perbandingan sifat viskos dan elastis dapat diketahui dari tan

  δ yang disebut sebagai faktor damping (S‖/S’). Faktor damping merupakan rasio energi yang hilang dan energi yang disimpan selama deformasi siklis. Dari Tabel 3, d iketahui bahwa tan δ MH berbanding terbalik dengan selisih torsi. Semakin tinggi tan δ MH, maka semakin sedikit ikatan silang yang terbentuk, yang berarti lebih banyak didominasi oleh elemen plastis(Nabil et al., 2013a;Indrajati & Sholeh, 2014). Grafik viskoelastik kompon NBR/EPDM ditunjukkan pada Gambar 3.

  ISSN : 2477-3298 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-6

  Yogyakarta, 25 Oktober 2017

  1.2 S">S'

  1

  0.8 '

  S"<S' S

  0.6 NEM "/ S

  NEB

  0.4 NEZ

  0.2

  20

  40

  60 80 100 120 Waktu, detik

  

Gambar 3. Grafik viskoelastik kompon NBR/EPDM

  Dari Gambar 3 diketahui bahwa ketiga kompatibiliser lebih banyak didominasi oleh daerah el astis (S‖<S’). Namun, BIIR lebih banyak memberikan daerah plastis pada saat awal proses pematangan diantara ketiganya, sesuai dengan hasil pengujian dari rheometer. Kompon dengan daerah elastis yang lebih banyak cenderung memberikan sifat alir yang kurang baik (Indrajati & Sholeh, 2014).

  Dari hasil pengujian dengan rheometer juga dapat dihitung indeks kecepatan pematangan dan juga kinetika pematangan kompon.Dari persamaan (1), didapatkan nilai CRI dan dari persamaan (2) dihasilkan grafik plot , kemudian didapatkan yang merupakan konstanta kecepatan reaksi. Hasil perhitungan persamaan (1) dan (2) ditunjukkan pada Tabel 3.

  

Tabel 3. Hasil perhitungan indeks kecepatan pematangan dan konstanta kecepatan reaksi

  • 1

  CRI Kompon Konstanta kecepatan reaksi, detik

  NEM 1,20 0,0297

  NEB 0,84 0,0296

  NEZ 1,43 0,0320 Dari perhitungan tersebut, diketahui bahwa Zeolit memberikan konstanta kecepatan reaksi tertinggi, diikuti MBS dan BIIR. Konstanta kecepatan reaksi juga berbanding lurus dengan indeks pematangan reaksi (CRI). CRI lebih tinggi menunjukkan kecepatan vulkanisasi lebih cepat, sehingga terjadi penurunan optimum waktu vulkanisasi (Hasan et al., 2012) Kecepatan reaksi yang tinggi menunjukkan bahwa kompon lebih mudah untuk bereaksi, baik antara karet degan karet maupun karet dengan bahan pengisi (filler), dan mudah untuk diproses.

  Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-6

  ISSN : 2477-3298 Yogyakarta, 25 Oktober 2017 Sifat Mekanik

Sifat mekanik suatu bahan dipengaruhi oleh komponen-komponen penyusunnya, termasuk bahan

pengisi maupun kompatibiliser. Sifat mekanik dari komposit NBR/EPDM ditunjukkan pada

80 NEM NEB NEZ

  Komposit

  Ku at sob e k, N /m m

  30

  20

  10

  35

  28

  30

  Komposit

  Ke m u lu ra n , %

  314 100 200 300 400 500

  Komposit 350 462

  Ku at t ar ik, kg/cm ²

  

80

100

120

140

  

60

  

40

  Gambar 4.

  

Gambar 4. Sifat mekanik komposit NBR/EPDM (a) kekerasan (b) kuat tarik (c) kemuluran (d) kuat

  sobek Pada penelitian ini, ketiga variasi komposit menggunakan jenis pengisi yang sama yaitu carbon black dengan jumlah yang sama (0,5 phr). Berdasarkan Gambar 4a, komposit dengan kompatibilizer Zeolit alam memiliki nilai kekerasan lebih tinggi dibandingkan BIIR dan MBS, namun tidak berbeda signifikan. Peningkatan kekerasan menunjukkan bahwa kompatibilizer zeolit yang mengandung silika memberikan pengaruh terhadap besarnya daya dispersi antara komponen karet NBR dengan EPDM. Silika termasuk jenis bahan pengisi yang bersifat penguat dan biasa digunakan untuk meningkatkan sifat mekanis berbagai karet alam (Vachlepi & Suwardin, 2015).

  Dari Gambar 4b dan 4c, diketahui bahwa kuat tarik dan kemuluran maksimum diperoleh oleh komposit dengan kompatibiliser BIIR. Hal ini dapat terjadi karena kompon NBR/EPDM menggunakan BIIR memiliki ikatan silang terbesar yang ditunjukkan dengan selisih torsi tertinggi. Banyaknya ikatan yang terjadi antara karet dengan karet maupun karet dengan bahan pengisi membuat komposit memiliki kuat tarik yang tinggi serta tidak mudah diregangkan, elastisitasnya

  50

  55

  60

  65

  70

  75

  Ke keras an , sh o re A

  Komposit 106 125

  76

  

20

NEM NEB NEZ

40 NEM NEB NEZ

NEM NEB NEZ

  ISSN : 2477-3298 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-6

  Yogyakarta, 25 Oktober 2017

  semakin tinggi (Yuniari et al., 2015). Hal ini menunjukkan bahwa BIIR merupakan kompatibiliser yang baik, karena dapat membuat dispersi lebih merata. Sedangkan dari Gambar 4d, diketahui bahwa BIIR memberikan kuat sobek yang kurang baik dibandingkan dengan Zeolit alam dan MBS. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa semakin tinggi kerapatan ikatan silang, maka semakin rendah kuat sobek suatu bahan karena kerapuhan bahan tersebut (Dijkhuis et al., 2009).

  KESIMPULAN

  Dari hasil penelitian, diketahu bahwa kompatibiliser zeolite alam memberikan karakteristik kemampuan proses kompon yang terbaik. Zeolit alam memberikan mooney unit yang terkecil, waktu scorch tertinggi, waktu optimum pemasakan terendah, indeks kecepatan pematangan dan konstanta kecepatan reaksi tertinggi. Sedangkan BIIR memberikan sifat mekanik yang terbaik, yaitu dengan kuat tarik dan kemuluran tertinggi. MBS memberikan sifat kompon dan komposit diantara kedua kompatibiliser tersebut.

UCAPAN TERIMA KASIH

  Penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh tim penelitian dan Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik yang telah membantu dan membiayai penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

  Ahmad, H., Ismail, H., & Rashid, A. (2015). ENR -50 Compatibilized Natural Rubber / Recycled Acrylonitrile-Butadiene Rubber Blends. Sains Malaysiana, 44(6), 835 –842.

  Botros, S. H., & Tawfic, M. L. (2005). Polymer-Plastics Technology and Engineering Preparation and Characteristics of EPDM / NBR Rubber Blends with BIIR as Compatibilizer. Polymer-P2,

  44 (2), 209

  • –227. http://doi.org/10.1081/PTE-200048518 Dijkhuis, K. a J., Noordermeer, J. W. M., & Dierkes, W. K. (2009). The relationship between crosslink system, network structure and material properties of carbon black reinforced EPDM.

  European Polymer Journal , 45 (11), 3302 –3312.

  http://doi.org/10.1016/j.eurpolymj.2009.06.029 Ghassemieh, E. (2009). Enhancement of the Properties of EPDM / NBR Elastomers Using

  Nanoclay for Seal Applications. Polymer Composites, 1657

  • –1667. http://doi.org/10.1002/pc Hasan, A., Sulistyo, H., & Honggokusumo, S. (2012). The Effect of Rubber Mixing Process on the

  Curing, 16(2), 109 –115. Indrajati, I. N., & Sholeh, M. (2014). Pengaruh rasio MBTS/ZDEC pada campuran karet alam dan etilen propilen diena yang dibuat dengan teknik kontrol migrasi curatives. Majalah Kulit,

  Karet Dan Plastik , 30(1), 43 –52.

  ISSN : 2477-3298 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-6 Yogyakarta, 25 Oktober 2017

  Ismail, H., Galpaya, D., & Ahmad, Z. (2009). Comparison of Properties of Polypropylene ( PP )/ Virgin Acrylonitrile Butadiene Rubber ( NBRv ) and Polypropylene ( PP )/ Recycled Acrylonitrile Butadiene Rubber ( NBRr ) Blends. Polymer-Plastics Technology and

  Engineering , 48, 440

  • –445. http://doi.org/10.1080/03602550902725449 Manoj, K. C., Kumari, P., & Unnikrishnan, G. (2010). Cure Characteristics , Swelling Behaviors , and Mechanical Properties of Carbon Black Filler Reinforced EPDM / NBR Blend System.

  Journal of Applied Polymer Science , 120, 2654

  • –2662. http://doi.org/10.1002/app Nabil, H., Ismail, H., & Azura, A. R. (2013a). Compounding, mechanical and morphological properties of carbon-black-filled natural rubber/recycled ethylene-propylene-diene-monomer (NR/R-EPDM) blends. Polymer Testing ,

  32 (2), 385 –393.

  http://doi.org/10.1016/j.polymertesting.2012.11.003 Nabil, H., Ismail, H., & Azura, A. R. (2013b). Effects of virgin Ethylene

  • – Propylene – Diene –
  • – Monomer and its preheating time on the properties of natural rubber / recycled Ethylene Propylene – Diene – Monomer blends. Materials and Design, 50, 27–37.

  http://doi.org/10.1016/j.matdes.2013.02.086 Ning, N., Ma, Q., Zhang, Y., Zhang, L., & Wu, H. (2014). Enhanced thermo-oxidative aging resistance of EPDM at high temperature by using synergistic antioxidants. Polymer

  Degradation and Stability , 102, 1

  • –8. http://doi.org/10.1016/j.polymdegradstab.2014.01.037 Siriyong, T., & Keawwattana, W. (2012). Utilization of Different Curing Systems and Natural Zeolite as Filler and Absorbent for Natural Rubber / Nitrile Rubber Blend, 930, 918 –930.

  Sousa, F. D. B. De, Mantovani, G. L., & Scuracchio, C. H. (2011). Mechanical properties and morphology of NBR with different clays. Polymer Testing, 30(8), 819

  • –825. http://doi.org/10.1016/j.polymertesting.2011.07.005

  Tawfik, M. E., & El, S. H. (2014). Compatibilization of NBR / SBR blends using amphiphilic montmorillonites Journal of Elastomers. Journal of Elastomers and Plastics, 46(6), 514

  • –526. http://doi.org/10.1177/0095244313476507

  Vachlepi, A., & Suwardin, D. (2015). Kajian Pembuatan Kompon Karet Alam dari Bahan Pengisi Abu Briket Batubara dan Arang Cangkang Sawit. Jurnal Dinamika Penelitian Industri, 26(1),

  1 –9. Yi, Z., Jincheng, W., Youcheng, D., Chen, P., & Wen, Z. (2014). Enhanced Application Properties of EPDM / Montmorillonite Composites. Polymer & Polymer Composites, 22(9), 799

  • –808. Yuniari, A., Setyorini, I., & Mayasari, H. E. (2016). Kinetika vulkanisasi dan sifat mekanis komposit acrylonitrile butadiene rubber ( NBR ). Majalah Kulit, Karet Dan Plastik, 32(2), 117 –124.

  Yuniari, A., Sholeh, M., & Indrajati, I. N. (2015). Pengaruh Sistem Vulkanisasi Konvensional (CV) dan Semi Efisien (SEV) terhadap Sifat Aging dan Termal Vulkanisat Campuran Karet Alam dan Karet Butil. Majalah Kulit, Karet Dan Plastik, 31(2), 99 –106.

  ISSN : 2477-3298 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-6

  Yogyakarta, 25 Oktober 2017