PENGEMBANGAN SEDIAAN DENGAN PELEPASAN DIMODIFIKASI MENGANDUNG FUROSEMID SEBAGAI MODEL ZAT AKTIF MENGGUNAKAN SISTEM MUKOADHESIF

  ISSN : 1693-9883 Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. V, No. 1, A pril 2008, 01 - 08

PEN GEM BAN GAN SEDIAAN DEN GAN PELEPASAN DIM O DIFIKASI M EN GAN DUN G FURO SEM ID SEBAGAI M O DEL ZAT AKTIF M EN GGUN AKAN SISTEM M UKO ADHESIF

  Sutr iyo, Hasan Rachmat, M ita Rosalina

  Depar temen Far masi Fakultas M atematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univer sitas Indonesia, Depok 1 6 4 2 4

ABSTRACT

  

Drug bioavailability is one of the parameter which is used to evaluate the effectiveness

of pharmaceutical dosage form. Rate of dissolution and drug residence time in gas-

trointestinal tract is a factor which can influence the bioavailability. Solid dispersion

and mucoadhesive drug delivery system is one of the method which can be used to

solve the problem concerning the rate of dissolution and residence time in gastrointes-

tinal tract. In this research mucoadhesive microgranule had been made with furo-

semide as a drug model and Carbopol 934P® as a mucoadhesive polimer. The

mucoadhesive microgranules resulted from this investigation has a particle size range

of 425-850 µ m, and was evaluated by type 1, 100 rpm speed and phosphate buffer pH

5.8 dissolution test and by wash off test. Furosemide was made in solid dispersion

with polyvinylpyrrolidone (PVP K30®) with weight ratio of 1:7 using solubility

method. The results showed increasing the dissolution rate of furosemide in solid

dispersion compared to pure furosemide. Increasing the concentration of Carbopol

934P® in microgranule will cause inhibition of drug release and increasing the amount

of microgranule sticked to gastric and intestinal mucous.

  Keyword : mucoadhesive, furosemide, microgranule, solid dispersion.

  

A BSTRA K

Bioavaibilitas obat merupakan salah satu parameter yang dapat digunakan untuk

menilai efektifitas suatu sediaan farmasi. Kecepatan disolusi dan waktu tinggal obat

dalam saluran cerna merupakan faktor yang dapat mempengaruhi bioavaibilitas. Sistem

dispersi padat dan sistem penghantaran obat mukoadhesif merupakan salah satu cara

yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan kecepatan disolusi dan waktu

tinggal obat dalam saluran cerna. Pada penelitian ini telah dibuat mikrogranul

mukoadhesif dengan furosemida sebagai model zat aktif dan Carbopol 934P® sebagai

polimer mukoadhesif. Mikrogranul yang dihasilkan mempunyai rentang ukuran 425-

  Corresponding author : E-mail : sutriyo@yahoo.com

  PEN D A HULUA N Latar Belakang

  Perkembangan ilmu pengetahu- an dan teknologi yang pesat diber- bagai bid ang, khususnya farmasi telah menghasilkan perubahan yang signifikan dalam teknologi sediaan farmasi, khususny a o bat-o batan. Berbagai bentuk dan sistem penghan- taran obat telah banyak dikembang- kan untuk menggantikan bentuk dan sistem p eng hantaran o bat y ang konvensional. Sistem penghantaran obat dikatakan ideal jika dapat di- berikan dengan satu kali pemberian untuk seluruh periode pengobatan, meng hasilkan kad ar o bat d alam darah yang relatif ko nstan selama periode waktu tertentu untuk men- dapatkan efek obat yang optimal dan menghantarkan o bat langsung ke sasaran. Sistem penghantaran obat dengan pelepasan yang dimodifikasi (modified release drug delivery sys- tem) merupakan sistem penghantar- an obat yang mendekati ideal.

  N amun, o bat y ang d iberikan secara o ral, memiliki keterbatasan dalam hal lamanya obat (residence time) berada dalam saluran pencer- naan, khususnya pada daerah-daerah terjadinya absorbsi. Sistem penghan- taran obat mukoadhesif yang meng- hasilkan bentuk sediaan berinteraksi lebih lama d engan muko sa yang terdapat dalam lambung dan usus, merupakan salah satu upaya yang dapat digunakan untuk mengatasi keterbatasan w aktu ting g al o bat dalam lambung.

  Dengan sistem ini, o bat akan ditahan untuk waktu yang lebih lama dalam saluran pencernaan, sehingga d iharap kan p ro ses abso rp siny a menjad i lebih o p timal. Selain itu dengan adanya lokalisasi obat pada suatu daerah absorbsi, akan menye- babkan proses absorbsi obat menjadi lebih efektif. Selain w aktu tinggal obat dalam saluran pencernaan, sifat kelarutan d an p ermeabilitas o bat juga merupakan factor yang mempe- ng aruhi p ro ses abso rbsi. Dalam sistem klasifikasi bio farmasetika (BCS), obat dikelompokkan menjadi empat kelo mpo k yaitu o bat yang memiliki kelarutan dan permeabilitas yang tinggi, obat yang memiliki ke- larutan rendah tetapi permeabilitas-

  

850 µ m, dan dievaluasi dengan uji disolusi dan uji “ wash off” . Uji disolusi dilakukan

dengan alat tipe 1, kecepatan 100 rpm, pada medium dapar fosfat pH 5,8. Furosemida

dibuat dalam bentuk dispersi padat dengan polivinilpirolidon (PVP K30®) dengan

perbandingan berat 1:7, menggunakan metode kelarutan. Hasil penelitian menun-

jukkan bahwa terjadi peningkatan laju disolusi furosemid dalam dispersi padat

dibandingkan dengan furosemid murni. Peningkatan konsentrasi Carbopol 934P®

dalam mikrogranul menyebabkan penghambatan pelepasan obat dan peningkatkan

jumlah mikrogranul yang melekat pada mukosa lambung dan usus.

  Kata kunci : mukoadhesif, furosemida, mikrogranul, dispersi padat.

  Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV, 17-19 Juni 2007, Jakarta.

  K : formula kontrol/pembanding Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV, 17-19 Juni 2007, Jakarta.

  Mikrogranul mukoadhesif furo- semid dibuat dalam lima formula, dengan metode granulasi basah

  80

  20 Carbopol 934 P ® 20 15 10 5 - Avicel ® 60 65 70 75

  IV K DP F-PVPK30 (1:7)* 20 20 20 20

  III

  I II

  Komposisi Formula (%)

  Tabel 1. Formula mikrogranul mukoadesif

  (wet granulation method ).

  Pembuatan M ikrogranul M ukoadhesif Furosemid

  nya tinggi, obat yang memiliki kela- rutan yang tinggi tetapi permeabi- litasnya rendah dan obat yang me- miliki kelarutan dan permeabilitas yang rendah. Obat yang memiliki kelarutan yang rendah tetapi permea- bilitasnya tinggi, proses absorbsinya ditentukan oleh tahap disolusi (rate limiting step). Untuk meningkatkan proses absorbsinya, kecepatan diso- lusi obat perlu ditingkatkan. Furo- semid merupakan salah satu o bat yang memiliki sifat praktis tidak larut dalam air. Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk meningkat- kan kecepatan disolusi adalah sistem dispersi padat.

  Furosemid dan PVP K30 dengan perbandingan berat 1:7 dilarutkan dalam etanol 95 % sampai terbentuk larutan jernih, kemudian diuapkan d alam lem ari p eng ering hing g a d ip ero leh serbuk d isp ersi p ad at. Dispersi padat diayak menggunakan ayakan 180 mesh.

  M etoda Pembuatan Dispersi Padat Furosemid- PVP K30

  Kelinci A lbino galur New Z ea- land.

  Hewan Percobaan

  Alat disolusi tipe 1 (electrolab), spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu UV 1601), d ifrakto meter sinar X, Flowmeter (Erweka), Alat Uji Waktu Hancur (erweka), pH-Meter (Jenway 3010), Neraca analitik (Ohaus 100D), Ultrason (Branson 3200), Oven (Bin- der), Sieve analyzer (Retsch), Ther- mo stat, alat-alat bed ah, alat-alat gelas.

  Alat

  Furo semid (A rand y Labo rato - ries Ltd ), carbo po l 934P ® (Syno - p harm GmbH Pharmaz eutische Feinche-mikalien), poli vinil pirolidon K-30 ® (BA SF Germany), A vicel ® (J.Rettenmaire & Sohne GmbH & Co. Germany), etanol 95%, akuades dan loctite ®

  M A TERIA L DA N M ETODE M aterial Bahan

  Pada penelitian ini akan dibuat sistem penghantaran obat furosemid dengan pelepasan yang dimodifikasi menggunakan sistem mukoadhesif dengan polimer carbopol 934 P, di- mana sebelumnya furosemid diben- tuk menjadi dispersi padat meng- gunakan polivinil pirolidon.

  • * Dispersi Padat Furosemid-PVPK30

  K A RA K TERISA SI D ISPERSI PA D A T Penetapan Pola Difraksi Sinar X

  Penetapan pola difraksi sinar X furosemid murni (FM), PVP K30 dan DP F-PVP 1:7 d itentukan d engan difraktometer, kondisi Co, voltase 40 KV, arus 30mA.

  Penetapan Disolusi

  Penetapan disolusi serbuk furo- semid murni d an d isp ersi p ad at menggunakan alat diso lusi tipe 1, medium dapar fosfat pH 5,8, kece- patan putaran 100 rpm dan suhu me- dium 37 + 0,5

  C. Sampel diambil me- lalui membrane filter 0,45µm setelah 0,25; 0,5; 0,75; 1; 2; 4; 6 dan 8 jam. Kad ar furo semid yang terd iso lusi dianalisis menggunakan spektrofoto- meter UV.

  KA RA KTERISA SI M IKRO G RA - N UL M UKO A D HESIF

  Karakterisasi mikrogranul, meli- puti kecepatan alir massa granul, perolehan kembali zat aktif dalam granul, dan profil disolusi furosemid dari mikrogranul.

  UJI “ W A SH O FF” M IK RO G RA - N UL M UKO A D HESIF

  Pengujian “ Wash Off” dilakukan dengan menggunakan alat uji dis- integrasi. Potongan jaringan lambung atau usus kelinci segar ditempelkan di atas kaca objek dengan lem siano- akrilat (loctite ® ). Ujung jaringan di- ikat dengan parafilm. Seratus mikro- granul ditempatkan secara merata pad a muko sa lambung atau usus menggunakan p inset. Kaca o bjek ditempatkan pada alat uji disintegrasi dan digerakkan dengan kecepatan 30 kali per menit, dalam medium cairan lambung atau cairan usus buatan tanpa enzim pada suhu 37

  C. Setelah w aktu tertentu d ihitung jumlah mikro granul yang masih melekat pada lambung atau usus.

  

Tabel 2. Hasil uji disolusi dari mikrogranul mukoadhesif dan mikrogranul kontrol

dalam medium dapar fosfat pH 5,8 dengan menggunakan alat uji disolusi tipe 1,

kecepatan 100 rpm

  I II

  III

  IV Kontrol Sudut Istirahat ( ) 30,80 27,94 26,89 24,90 20,09

Karakteristik Aliran Baik Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik sekali

Kandungan Furosemid (%) 90,83 ± 1,60 92,33 ± 0,18 95,75 ± 0,58 99,21 ± 0,69 99,76 ± 0,75 Furosemid terdisolusi 8 jam (%)

  44,57 56,79 72,03 87,57 100,21 Uji Wash Off (lambung) (%) 92,8 ± 2,28 83,6 ± 2,60 74,4 ± 6,69 44,4 ± 2,96 Uji Wash Off (usus) (%)

  99,2 ± 1,09 91,6 ± 1,67 82,4 ± 3,57 61,6 ± 6,06 Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV, 17-19 Juni 2007, Jakarta.

  

Tabel 3. Hasil uji disolusi dari mikrogranul mukoadhesif dan mikrogranul kontrol

dalam medium dapar fosfat pH 5,8 dengan menggunakan alat uji disolusi tipe 1,

kecepatan 100 rpm

  Waktu Furosemid Terdisolusi (%) pada Formula FM DP (jam)

  I II

  III

  IV KONTROL

0,25 3,98 50,89 10,67 20,87 30,12 40,56 44,27

0,5 6,11 65,87 16,78 28,89 40,76 53,67 63,78

0,75 8,58 73,76 23,45 35,67 50,56 63,15 70,86

  

1 10,06 80,99 26,94 40,89 55,78 70,43 78,65

2 16,31 95,45 35,34 50,987 66,78 81,76 93,32

4 30,41 99,98 40,32 54,765 69,78 85,78 98,76

6 36,02 100,54 42,76 55,786 70,67 86,75 100,00

8 40,80 100,67 44,56 56,789 72,03 87,56 100,21

  HA SIL DA N PEM BA HA SA N dibandingkan furosemid murni.

  Peningkatan kecepatan disolusi Furosemid merupakan salah satu ini, d isebabkan akibat terjad inya zat aktif yang memiliki sifat kelarutan perubahan bentuk kristal dari furo- praktis tidak larut dalam air. Dalam semid menjad i bentuk yang lebih system klasifikasi bio farmasetika amo rf sep erti terlihat p ad a hasil (BCS), obat yang memiliki sifat kela- difraksi sinar X (gambar 1). Puncak- rutan sangat kecil, proses disolusi puncak yang menunjukkan bentuk

  (rate limiting

  menjadi tahap penentu

  ste p) absorbsi obat. Untuk mening-

  katkan kecepatan disolusi suatu obat, dapat dilakukan berbagai cara, salah satunya dengan membentuk dispersi padat dengan suatu bahan amo rf. Polivinilpirolidon merupakan salah satu bahan yang dapat digunakan untuk membentuk suatu sistem dis- p ersi p ad at d engan beberap a zat aktif. Berdasarkan penelitian penga- ruh PVP terhadap kecepatan disolusi furo semid y ang telah d ilakukan (Syukri dkk, 2002 dan Filosane dkk 2003), perbandingan furosemid-PVP

  Gambar 1. Perbandingan difraktogram

  1:7 memberikan hasil peningkatan

  furosemida (a), PVP K-30 (b), disolusi furosemid yang signifikan. dispersi padat furosemida-PVP 1:7 (c),

  Tabel 3 menunjukkan terjadinya pe-

  dan difraktogram gabungan (d)

  ningkatan, kecepatan disolusi furo-

  yang direkam menggunakan difraktometer sinar X

  semid d ari sistem d isp ersi p ad at Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV, 17-19 Juni 2007, Jakarta.

  

Gambar 2. Kurva profil disolusi furosemida, dispersi padat furosemida-PVP 1:7,

mikrogranul mukoadhesif dan mikrogranul kontrol dalam medium dapar fosfat pH

5,8, dengan menggunakan alat disolusi tipe 1, kecepatan 100 rpm

  kristal pada furosemid murni (gam- bar 1a), tidak terlihat lagi pada dis- perse padat (gambar 1c).

  Gambar 3. Mikrogranul mukoadhesif

  Mikrogranul mukoadesif yang

  melekat pada permukaan mukosa

  d ihasilkan memiliki karakteristik

  lambung (a) dan usus (b) sebelum

  aliran yang baik, uji perolehan kem-

  uji wash off

  bali yang cukup tinggi (90 – 99 %), kemampuan ad hesi pad a muko sa Pada formula control, terlihat kece- lambung dan usus serta adanya pe- p atan d iso lusi furo semid hamp ir sama dengan sistem dispersi padat. lambatan pelepasan yang sebanding dengan jumlah carbopol 934 P. Kemampuan adhesif mikrogra-

  Gambar 2 menunjukkan bahwa nul pada mukosa lambung dan usus kecepatan disolusi furosemid dalam sebanding dengan jumlah carbopol dispersi padat meningkat dibanding- 934P yang d igunakan. Gambar 4 menunjukkan persentase jumlah mi- kan dengan furosemid murni. Peng- hambatan pelepasan furosemid dari krogranul yang masih melekat pada mikrogranul mukoadhesif semakin mukosa lambung dan usus setelah uji besar dengan peningkatan jumlah wash off semakin kecil seband ing carbopol 934 P dalam mikrogranul. dengan berkurangnya jumlah carbo- pol 934P yang digunakan. Substitusi Secara fisik terlihat, bahwa semakin besar carbopol, semakin tinggi visko- carbopol dengan avicel, menurunkan sitas lapisan yang terbentuk di seke- kemampuan adhesif mikro granul, liling granul. Terbentuknya lapisan kemampuan penghambatan pelepas-

  barier ini menjad i pelepasan o bat. an furosemid.

  Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV, 17-19 Juni 2007, Jakarta.

  2. Jimenez-Castellano s, M. Ro sa, Hussein Z ia, and C.T. Rhodes,

  Mucoadhesive Drug Delivery 1993. System s, Drug Dev. Ind. Pharm.

  19 (1&2): 143-146.

  3. Chiou, W.L. Rielgelmen S. 1971.

  Pharmaceutical Applications of Solid Dispersion Systems

  J. Pharm. Sci.

  60 (6): 1281-1284.

  4. A kbuga, J., Gursoy, A ., and E.

  Kendi. 1988. The Preparation and

  Gambar 4. Diagram batang Stability of Fast Release Furosemide- persentase mikrogranul mukoadhesif

  PVP Solid Dispersio n. Drug Dev. yang masih melekat pada permukaan Ind. Pharm. 14 (10): 1440-1442, mukosa lambung dan usus setelah

  1455-1456.

  uji wash off

  5. Ahuja, A., Khaqr, Roop K and Ali

  KESIM PULA N

  Javesd. 1997 . Mucoadhesive Drug Po livinil piro lido n (PVP K-30) Delivery System s, Drug Dev. Ind. dapat meningkatkan disolusi furo- Pharm.

  23 (5): 489-495, 498-499, semid d ari sistem d ispersi pad at. 505.

  Penggunaan polimer carbopol 934 P

  6. Ch’ng Hung Seng, Park Haesun, d ap at mening katkan p elekatan Peggy Kelly and Joseph R. Ro- mikrogranul pada mukosa lambung Bioadhesive Polymers binson. 1985, dan usus kelinci, sehingga diharap- as Platforms for O ral Controlled

  D rug D elivery II: Sy ntesis and

  kan d ap at mening katkan w aktu tinggal obat (residence time) dalam Evaluation of some Swelling, W ater- saluran pencernaan. Selain itu dapat Insoluble Bioadhesive Polymer s. J. memperlambat pelepasan furosemid

  74 Pharm. Sci (4): 399, 402-405.

  d ari mikro granul, sehingga d apat

  7. Lo nger Mark A ., Ch’ ng Hung digunakan untuk sistem penghantar- Seng and Jo seph R. Ro binso n. an obat dengan pelepasan dimodi- 1985, Bioadhesive Polymers as Plat- fikasi. forms for Oral Controlled Drug De-

  livery II: Syntesis and Evaluation of

DA FTA R KEPUSTA KA A N some Swelling, W ater-Insoluble

  Bioadhesive Polymer

  s. J. Pharm. Sci 1. Deshpande, A A . Rhodes, N.H.

  74 (4): 406-407.

  Shah, and A .W . Malick. 1996.

  8. Syukri, Y. Yuwono T. dan Luk-

  Controlled-Release Drug Delivery Preformulasi man Hakim. 2002. Sy stems for Prolonged Gastric sediaan Furosemid M udah Laru t. Residance: an O vervie

  13

  w . Drug Majalah Farmasi Indonesia (1): Dev. Ind. Pharm.

  22 (6): 531-539. 50-54.

  Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV, 17-19 Juni 2007, Jakarta.

  9. Sutriyo, F.H. Filosane, Rosmala- dew i, 2005. Pengaruh PV P Ter-

  hadap Laju D isolusi Furosemid D alam Sistem D ispersi Padat .

  Majalah Ilmu Kefarmasian.

  02

  (1): 30-37.

  10. Chitnis, V.S. Malshe and J.K.

  Lalla. 1991. Bio adhesive Po ly- mers-Synthesis, Evaluation and A pplicatio n in Co ntro lled Re- lease Tablets . Drug Dev. Ind. Pharm.

  17 (6): 879-892.

  Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV, 17-19 Juni 2007, Jakarta.