PERATURAN DIRJEN BEA DAN CUKAI NOMOR P-14/BC/2006
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
SALINAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR P 14/BC/2006
TENTANG
PENGEMBALIAN CUKAI ATAS PITA CUKAI
YANG RUSAK ATAU TIDAK DIPAKAI
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
Menimbang :
bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 21 Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 26/PMK.04/2006 tentang Tata Cara Pengembalian Cukai
dan/atau Denda Administrasi, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal
Bea dan Cukai tentang Pengembalian Cukai atas Pita Cukai yang Rusak
atau Tidak Dipakai;
Mengingat
1.
:
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran
Negara Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3612);
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran
Negara Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3613);
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 546/KMK.05/2000 tentang
Penetapan Tarif Cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol dan
Konsentrat yang Mengandung Etil Alkohol;
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 47/KMK.05/2001 tentang
Penyediaan dan Desain Pita Cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol
Asal Impor;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 610/PMK.04/2004 tentang
Penyediaan dan Desain Pita Cukai Hasil Tembakau;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 26/PMK.04/2006 tentang
Pengembalian Cukai dan/atau Denda Administrasi;
Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-09/BC/2001
tentang Penyediaan dan Warna Pita Cukai Minuman Mengandung Etil
Alkohol Asal Impor;
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-13/BC/2005
tentang Pelekatan Pita Cukai Hasil Tembakau sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor
KEP-97/BC/2005;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA
DAN
CUKAI TENTANG
PENGEMBALIAN CUKAI ATAS PITA CUKAI YANG RUSAK ATAU TIDAK
DIPAKAI.
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini, yang dimaksud
dengan:
1. Importir adalah Importir Barang Kena Cukai.
2. Kantor Pelayanan adalah Kantor Pelayanan Bea dan Cukai yang
mengawasi Pabrik atau Importir.
3.
Kantor Wilayah adalah Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai yang membawahi Kantor Pelayanan yang mengawasi Pabrik atau
-1-
4.
Importir.
Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai.
Pasal 2
(1)
(2)
(3)
Pengembalian Cukai atas pita cukai yang rusak atau tidak dipakai yang
belum dilekatkan pada Barang Kena Cukai, diberikan kepada
Pengusaha Pabrik atau Importir, yang melakukan pelunasan cukainya
dengan cara pelekatan pita cukai.
Pengembalian Cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
setelah pita cukai diserahkan kembali kepada Direktur Jenderal u.p.
Direktur Cukai melalui Kepala Kantor Pelayanan disertai:
a. Pendapat Kepala Kantor Pelayanan;
b. Pemberitahuan Pita Cukai Yang Rusak Atau Tidak Dipakai
(PBCK-4);
c. Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A; dan
d. Berita Acara Pemeriksaan (BACK-1).
Pita cukai hasil tembakau yang dapat dikembalikan dengan
mendapatkan pengembalian cukai adalah pita cukai hasil tembakau
yang dipesan dalam tahun anggaran yang sedang berjalan dan/atau
dalam 1 (satu) tahun terakhir sebelum tahun anggaran yang sedang
berjalan.
Pasal 3
(1)
(2)
Yang dimaksud dengan pita cukai rusak adalah pita cukai yang belum
dilekatkan pada Barang Kena Cukai:
a. yang diterima oleh Pengusaha Pabrik atau Importir kurang
sempurna cetakannya;
b. yang rusak pada saat proses pemotongan;
c. yang rusak pada saat dilepaskan dari lembarannya; atau
d. yang rusak pada saat proses pelekatannya pada Barang Kena
Cukai.
Yang dimaksud dengan pita cukai yang tidak dipakai adalah pita cukai
yang belum dilekatkan pada Barang Kena Cukai karena:
a. adanya perubahan Harga Jual Eceran, Tarif Cukai, dan/atau
desain pita cukai baik akibat kebijakan pemerintah maupun atas
inisiatif/permintaan Pengusaha Pabrik atau Importir;
b. batas waktu pelekatannya sudah berakhir sesuai ketentuan yang
berlaku;
c. Pengusaha Pabrik tidak lagi memproduksi Barang Kena Cukai
untuk pemasaran dalam negeri;
d. Pengusaha Pabrik tidak lagi memproduksi Barang Kena Cukai
sesuai pesanan pita cukainya;
e. Importir tidak lagi mengimpor Barang Kena Cukai sesuai pesanan
pita cukainya;
f. Tidak sesuai dengan pesanan Pengusaha Pabrik atau Importir;
atau
g. NPPBKC Pengusaha Pabrik atau Importir dicabut.
Pasal 4
Pita cukai yang rusak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a
yang dikembalikan kepada Direktur Jenderal u.p. Direktur Cukai, diberikan
pengembalian cukai apabila pita cukai masih utuh dalam lembaran dan
disertai dengan label kontrol Perum Peruri.
Pasal 5
(1)
Pita cukai Hasil Tembakau yang rusak atau tidak dipakai sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3, yang terlanjur dipotong menjadi kepingan pita
-2-
(2)
cukai, pengembaliannya harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Harga Jual Eceran, Tarif Cukai, dan Tahun Anggaran pada pita
cukai masih dapat dibaca dengan jelas;
b. sebelum diserahkan kepada Direktur Jenderal u.p. Direktur Cukai,
kepingan pita cukai terlebih dahulu dilekatkan pada lembaran
kertas polos berwarna putih secara terpisah untuk masing-masing
Seri dan jenis pita cukai; dan
c. kepingan pita cukai yang dilekatkan pada masing-masing lembaran
sebagaimana dimaksud dalam huruf b harus dalam jumlah yang
sama, kecuali untuk lembar terakhir.
Pita cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA) asal impor yang
rusak atau tidak dipakai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, yang
terlanjur dilepaskan dari lembarannya, pengembaliannya harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Golongan, Tarif Cukai, Isi Kemasan, Kadar, dan/atau cetakan
khusus pengaman pita cukai masih dapat dibaca dengan jelas;
b. sebelum diserahkan kepada Direktur Jenderal u.p. Direktur Cukai,
kepingan pita cukai terlebih dahulu dilekatkan kembali pada
lembarannya atau lembaran kertas polos berwarna putih secara
terpisah untuk masing-masing seri dan jenis pita cukai; dan
c. kepingan pita cukai yang dilekatkan pada masing-masing lembaran
sebagaimana dimaksud dalam huruf b harus dalam jumlah yang
sama, kecuali untuk lembar terakhir.
Pasal 6
(1)
(2)
Pengembalian Cukai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, terlebih
dahulu diperhitungkan dengan utang cukai dan/atau denda
administrasi.
Dalam hal Pengusaha Pabrik atau Importir yang pelunasan cukainya
dengan cara pelekatan pita cukai, tidak memiliki utang cukai dan/atau
denda administrasi pengembalian cukai atas permintaannya, dapat:
a.
b.
diperhitungkan untuk pemesanan pita cukai berikutnya; atau
dikembalikan kepada Pengusaha Pabrik atau Importir sesuai
dengan tata cara pengembalian cukai yang berlaku.
Pasal 7
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Terhadap pengembalian pita cukai yang rusak atau tidak dipakai
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, dikenakan biaya pengganti
pencetakan pita cukai.
Biaya pengganti atas pengembalian pita cukai hasil tembakau yang
rusak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a sebesar
Rp 0,00 (nol rupiah) untuk tiap-tiap keping pita cukai Seri I, Seri II dan
Seri III.
Biaya pengganti atas pengembalian pita cukai hasil tembakau
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b, huruf c, huruf d
dan Pasal 3 ayat (2) sebesar:
a. Rp 18,00 (delapan belas rupiah) untuk tiap-tiap keping pita cukai
Seri I;
b. Rp 35,00 (tiga puluh lima rupiah) untuk tiap-tiap keping pita cukai
Seri II; atau
c. Rp 18,00 (delapan belas rupiah) untuk tiap-tiap keping pita cukai
Seri III.
Biaya pengganti atas pengembalian pita cukai MMEA sebesar
Rp 150,00 (seratus lima puluh rupiah) untuk tiap-tiap keping pita cukai
Seri I, Seri II, dan Seri III.
Biaya pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4)
harus dibayar sebelum cukai dikembalikan.
Pasal 8
-3-
(1)
(2)
Tata cara pengembalian pita cukai yang rusak atau tidak dipakai yang
mendapatkan pengembalian cukai diatur sebagaimana ditetapkan
dalam Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal ini.
Matriks Asal CK-1 dan Matriks Asal CK-1A sebagaimana contoh
Lampiran II dan Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal ini.
Pasal 9
Pada saat Peraturan Direktur Jenderal ini berlaku, Keputusan Direktur
Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-67/BC/2000 tentang Pengembalian
Cukai atas Pita Cukai yang Rusak atau Tidak Dipakai dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.
Pasal 10
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku sejak tanggal 23 Maret 2006.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan
Direktur Jenderal ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 15 Agustus 2006
DIREKTUR JENDERAL,
Ttd.-
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
Salinan sesuai dengan aslinya,
Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
u.b.
Kepala Bagian Organisasi dan Tatalaksana
Nofrial
NIP 060040274
-4-
Lampiran I
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor
P-14/BC/2006 tentang Pengembalian Cukai Atas
Pita Cukai Yang Rusak atau Tidak Dipakai
TATA CARA PENGEMBALIAN PITA CUKAI YANG RUSAK ATAU TIDAK DIPAKAI
YANG MENDAPATKAN PENGEMBALIAN CUKAI
1.
Pengusaha Pabrik atau Importir melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Membuat secara lengkap dan benar PBCK-4 dan Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal
CK-1A, masing-masing rangkap 4 (empat) dengan peruntukan:
1) lembar asli,
untuk Kepala Kantor Pelayanan;
2) lembar tembusan,
untuk Direktur Jenderal u.p Direktur Cukai;
3) lembar tembusan,
untuk Kepala Kantor Wilayah;
4) lembar tembusan,
untuk Pengusaha Pabrik atau Importir.
PBCK-4 dan Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A dibuat terpisah untuk masingmasing pengembalian pita cukai dengan biaya pengganti sesuai dengan pasal 7 ayat
(2), pasal 7 ayat (3) atau pasal 7 ayat (4).
b. Menyerahkan kepada Kepala Kantor Pelayanan:
1) PBCK-4;
2) Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A; dan
3) pita cukai yang dikembalikan.
c. Menerima dari Kepala Kantor Pelayanan:
1) satu lembar tembusan PBCK-4 yang telah diberi nomor dan tanggal dari Buku
Pengawasan PBCK-4 serta ditandatangani Pejabat Bea dan Cukai;
2) satu lembar tembusan BACK-1 Hasil Pemeriksaan berdasarkan PBCK-4;
3) satu lembar tembusan Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A; dan
4) satu lembar tembusan pendapat Kepala Kantor Pelayanan.
d. Menerima lembar asli Tanda Bukti Penerimaan Pengembalian Pita Cukai (CK-3) dan
satu lembar tembusannya dari Kepala Kantor Pelayanan.
e. Membayar biaya pengganti sejumlah dimaksud dalam CK-3 dengan menggunakan
Surat Setoran Cukai atas Barang Kena Cukai dan PPN Hasil Tembakau Buatan Dalam
Negeri (SSCP);
f.
Menyimpan dokumen:
1) satu lembar tembusan PBCK-4;
2) satu lembar tembusan Matriks Asal CK-1 atau CK-1A;
3) satu lembar tembusan BACK-1 Hasil Pemeriksaan berdasarkan PBCK-4.
Dalam hal pengembalian pita cukai terkait dengan batas waktu pelekatan,
dilengkapi dengan satu lembar BACK-1 hasil Pencacahan;
4) satu lembar tembusan Pendapat Kepala Kantor Pelayanan; dan
5) satu lembar tembusan CK-3.
g. Menggunakan lembar asli CK-3 dan digunakan untuk:
1) membayar utang cukai yang tercatat pada Buku Rekening Kredit (BCK-7) dari pos
utang yang tertua dan/atau membayar utang cukai dan/atau denda administrasi
pada catatan penagihan yang bersangkutan, dalam hal mempunyai utang cukai;
atau
2) mengurangi jumlah cukai yang harus dibayar pada pemesanan pita cukai (CK-1)
berikutnya, atau sebagai dasar pengajuan permohonan penerbitan Surat
Keputusan Pengembalian Cukai (SKPC) dan SPMKC (Surat Perintah Membayar
Kembali Cukai), dalam hal tidak mempunyai utang cukai.
2.
Kepala Kantor Pelayanan melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Menerima dari Pengusaha Pabrik atau Importir:
1) PBCK-4;
2) Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A; dan
3) pita cukai yang dikembalikan.
b. Meneliti kebenaran dan kelengkapan pengisian PBCK-4 dan Matriks Asal CK-1 atau
Matriks Asal CK-1A.
c. Dalam hal hasil penelitian kedapatan sesuai, memberikan catatan tanggal penerimaan
pada PBCK-4 lembar asli dan ketiga lembar tembusan.
d. Melakukan pemeriksaan atas pita cukai yang dikembalikan.
e.
Membuat BACK-1 hasil pemeriksaan tersebut rangkap 4 (empat), yang memuat antara
-5-
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
lain:
1) jumlah dan jenis pita cukai yang dikembalikan;
2) jumlah pita cukai yang tidak memenuhi persyaratan untuk mendapatkan
pengembalian cukai;
3) jumlah pita cukai yang memenuhi persyaratan untuk mendapatkan pengembalian
cukai; dan
4) keterangan tentang jumlah biaya pengganti pita cukai yang harus dibayar.
Mencatat data PBCK-4 ke dalam Buku Pengawasan PBCK-4.
Memberi nomor dan tanggal dari Buku Pengawasan PBCK-4 serta ditandatangani
Pejabat Bea dan Cukai
Membuat surat kepada Direktur Jenderal u.p. Direktur Cukai yang berisi pendapat
Kepala Kantor Pelayanan yang memuat sekurang-kurangnya:
1) alasan pengembalian pita cukai misalnya pita cukai kurang sempurna cetakannya
atau tidak habis dilekatkan;
2) jumlah pita cukai yang dikembalikan;
3) jumlah nilai cukai yang diminta pengembalian;
4) jumlah nilai cukai yang dapat disetujui untuk mendapat pengembalian; dan
5) besarnya biaya pengganti.
Menyerahkan dokumen kepada Pengusaha Pabrik atau Importir dalam satu berkas:
1) satu lembar tembusan PBCK-4 yang telah diberi nomor dan tanggal dari Buku
Pengawasan PBCK-4 serta ditandatangani Pejabat Bea dan Cukai;
2) satu lembar tembusan BACK-1 Hasil Pemeriksaan berdasarkan PBCK-4;
3) satu lembar tembusan Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A; dan
4) satu lembar tembusan pendapat Kepala Kantor Pelayanan.
Mengirimkan kepada Direktur Cukai:
1) satu lembar tembusan PBCK-4;
2) satu lembar tembusan Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A;
3) satu lembar asli BACK-1 Hasil Pemeriksaan berdasarkan PBCK-4.
Dalam hal pengembalian pita cukai terkait dengan batas waktu pelekatan,
dilengkapi dengan satu lembar BACK-1 Hasil Pencacahan;
4) satu lembar asli Pendapat Kepala Kantor Pelayanan; dan
5) pita cukai yang dikembalikan.
Mengirimkan dokumen kepada Kepala Kantor Wilayah dalam satu berkas:
1) satu lembar tembusan PBCK-4;
2) satu lembar tembusan Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A;
3) satu lembar tembusan BACK-1 Hasil Pemeriksaan berdasarkan PBCK-4.
Dalam hal pengembalian pita cukai terkait dengan batas waktu pelekatan,
dilengkapi dengan satu lembar BACK-1 Hasil Pencacahan; dan
4) satu lembar tembusan Pendapat Kepala Kantor Pelayanan.
Menyimpan dokumen:
1) satu lembar asli PBCK-4;
2) satu lembar asli Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A;
3) satu lembar tembusan BACK-1 Hasil Pemeriksaan berdasarkan PBCK-4.
Dalam hal pengembalian pita cukai terkait dengan batas waktu pelekatan,
dilengkapi dengan satu lembar BACK-1 hasil Pencacahan; dan
4) satu lembar tembusan Pendapat Kepala Kantor Pelayanan.
Menerima lembar asli dan 2 (dua) lembar tembusan CK-3 dari Direktur Jenderal.
Melakukan penelitian kembali CK-3.
Dalam hal terdapat kesalahan, memberitahukan kepada Direktur Cukai dengan
tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah.
Mencatat CK-3 ke dalam Buku Pengawasan PBCK-4.
Menyerahkan Asli CK-3 ke Pengusaha Pabrik atau Importir.
Menerima SSCP sebagai bukti pembayaran biaya pengganti.
Menerima Asli CK-3 dan digunakan untuk:
1) mengurangi utang cukai yang tercatat pada Buku Rekening Kredit (BCK-7) dari pos
utang yang tertua dan/atau melunasi utang cukai dan/atau denda administrasi
pada catatan penagihan yang bersangkutan, dalam hal mempunyai utang cukai;
atau
2)
mengurangi jumlah cukai yang harus dibayar pada pemesanan pita cukai (CK-1)
berikutnya, atau menerbitkan Surat Keputusan Pengembalian Cukai (SKPC) dan
SPMKC (Surat Perintah Membayar Kembali Cukai), dalam hal tidak mempunyai
utang cukai.
-6-
3.
Direktur Cukai u.b Kasubdit Pita Cukai atas nama Direktur Jenderal Bea dan Cukai,
melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Menerima dari Kepala Kantor Pelayanan:
1) satu lembar tembusan PBCK-4;
2) satu lembar tembusan Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A;
3) satu lembar asli BACK-1 Hasil Pemeriksaan berdasarkan PBCK-4.
Dalam hal pengembalian pita cukai terkait dengan batas waktu pelekatan,
dilengkapi dengan satu lembar BACK-1 Hasil Pencacahan;
4) satu lembar asli Pendapat Kepala Kantor Pelayanan; an
5) pita cukai yang dikembalikan.
b. Mencatat data PBCK-4 ke dalam Buku Pengawasan PBCK-4.
c. Meneliti kebenaran dan kelengkapan pengisian PBCK-4 dan Matriks Asal CK-1 atau
Matriks Asal CK-1A.
d. Melakukan pemeriksaan atas pita cukai yang dikembalikan.
e. Membuat BACK-1 hasil pemeriksaan, yang memuat antara lain:
1) jumlah dan jenis pita cukai yang dikembalikan;
2) jumlah pita cukai yang tidak memenuhi persyaratan untuk mendapatkan
pengembalian cukai;
3) jumlah pita cukai yang memenuhi persyaratan untuk mendapatkan pengembalian
cukai; dan
4) keterangan tentang jumlah biaya pengganti pita cukai yang harus dibayar.
f.
Menerbitkan CK-3 rangkap lima, yang terdiri dari:
1) lembar asli, untuk Pengusaha Pabrik atau Importir;
2) lembar tembusan, untuk arsip Direktur Cukai;
3) lembar tembusan, untuk arsip Kepala Kantor Pelayanan;
4) lembar tembusan, untuk arsip Kepala Kantor Wilayah; dan
5) lembar tembusan, untuk arsip Pengusaha Pabrik atau Importir.
g. Mencatat CK-3 ke dalam Buku Daftar Dokumen Cukai (BDCK-2) CK-3 dan memberi
nomor dan tanggal dan buku Pengawasan PBCK-4.
h. Mengirimkan:
1) lembar asli CK-3 dan satu lembar tembusannya kepada Pengusaha Pabrik atau
Importir melalui Kepala Kantor Pelayanan;
2) satu lembar tembusan CK-3 kepada Kepala Kantor Pelayanan; dan
3) satu lembar tembusan CK-3 kepada Kepala Kantor Wilayah.
i.
Menyimpan dokumen:
1) satu lembar tembusan PBCK-4;
2) satu lembar tembusan Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A;
3) satu lembar asli BACK-1 Hasil Pemeriksaan berdasarkan PBCK-4.
Dalam hal pengembalian pita cukai terkait dengan batas waktu pelekatan,
dilengkapi dengan satu lembar BACK-1 hasil Pencacahan; dan
4) satu lembar asli Pendapat Kepala Kantor Pelayanan.
j.
Menyimpan pita cukai yang dikembalikan.
4.
Kepala Kantor Wilayah melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Menerima dokumen dari Kepala Kantor Pelayanan:
1) satu lembar tembusan PBCK-4;
2) satu lembar tembusan Matriks Asal CK-1 atau CK-1A;
3) satu lembar tembusan BACK-1 Hasil Pemeriksaan berdasarkan PBCK-4.
Dalam hal pengembalian pita cukai terkait dengan batas waktu pelekatan,
dilengkapi dengan satu lembar BACK-1 hasil Pencacahan; dan
4) satu lembar tembusan Pendapat Kepala Kantor Pelayanan.
b. Mencatat data PBCK-4 ke dalam Buku Pengawasan PBCK-4.
c. Menerima lembar tembusan CK-3 dari Direktur Jenderal.
d. Mencatat lembar tembusan CK-3 ke dalam Buku Pengawasan PBCK-4.
e. Memonitor dan menganalisa tembusan PBCK-4 dan tembusan CK-3.
f.
Menyimpan dokumen:
1) satu lembar tembusan PBCK-4;
2) satu lembar tembusan Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A;
3) satu lembar tembusan BACK-1 Hasil Pemeriksaan berdasarkan PBCK-4;
Dalam hal pengembalian pita cukai terkait dengan batas waktu pelekatan,
-7-
4)
5)
dilengkapi dengan satu lembar BACK-1 hasil Pencacahan;
satu lembar tembusan Pendapat Kepala Kantor Pelayanan; dan
satu lembar tembusan CK-3.
DIREKTUR JENDERAL,
Ttd.-
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
Salinan sesuai dengan aslinya,
Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
u.b.
Kepala Bagian Organisasi dan Tatalaksana
Nofrial
NIP 060040274
-8-
Lampiran II
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor
P-14/BC/2006 tentang Pengembalian Cukai Atas
Pita Cukai Yang Rusak atau Tidak Dipakai
Lampiran PBCK-4
Nomor
:
Tanggal
:
MATRIKS ASAL CK-1
PT/PR...............................................di...............................
NO
SERI
HJE
(Rp)
TARIF
(%)
PITA CUKAI
JENIS
HT
ASAL CK-1
MEREK
NOMOR
TANGGAL
JUMLAH
(keping)
PERMOHONAN
JUMLAH
NILAI CUKAI
(keping)
(Rp)
KETERANGAN
Pengusaha Pabrik/Importir
..............................................
Salinan sesuai dengan aslinya,
Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
u.b.
Kepala Bagian Organisasi dan Tatalaksana
DIREKTUR JENDERAL,
Ttd.-
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
Nofrial
NIP 060040274
-9-
Lampiran III
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai
Nomor P-14/BC/2006 tentang Pengembalian
Cukai Atas Pita Cukai Yang Rusak atau Tidak
Dipakai
Lampiran PBCK-4
Nomor
:
Tanggal
:
MATRIKS ASAL CK-1A
PT/PR...............................................di...............................
NO
SERI
ISI
(mL)
TARIF
(%)
PITA CUKAI
JENIS
MMEA
ASAL CK-1A
MEREK
NOMOR
TANGGAL
JUMLAH
(keping)
PERMOHONAN
JUMLAH
NILAI CUKAI
(keping)
(Rp)
KETERANGAN
Pengusaha Pabrik/Importir
..............................................
Salinan sesuai dengan aslinya,
Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
u.b.
Kepala Bagian Organisasi dan Tatalaksana
DIREKTUR JENDERAL,
Ttd.-
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
Nofrial
NIP 060040274
- 10 -
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
SALINAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR P 14/BC/2006
TENTANG
PENGEMBALIAN CUKAI ATAS PITA CUKAI
YANG RUSAK ATAU TIDAK DIPAKAI
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
Menimbang :
bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 21 Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 26/PMK.04/2006 tentang Tata Cara Pengembalian Cukai
dan/atau Denda Administrasi, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal
Bea dan Cukai tentang Pengembalian Cukai atas Pita Cukai yang Rusak
atau Tidak Dipakai;
Mengingat
1.
:
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran
Negara Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3612);
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran
Negara Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3613);
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 546/KMK.05/2000 tentang
Penetapan Tarif Cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol dan
Konsentrat yang Mengandung Etil Alkohol;
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 47/KMK.05/2001 tentang
Penyediaan dan Desain Pita Cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol
Asal Impor;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 610/PMK.04/2004 tentang
Penyediaan dan Desain Pita Cukai Hasil Tembakau;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 26/PMK.04/2006 tentang
Pengembalian Cukai dan/atau Denda Administrasi;
Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-09/BC/2001
tentang Penyediaan dan Warna Pita Cukai Minuman Mengandung Etil
Alkohol Asal Impor;
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-13/BC/2005
tentang Pelekatan Pita Cukai Hasil Tembakau sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor
KEP-97/BC/2005;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA
DAN
CUKAI TENTANG
PENGEMBALIAN CUKAI ATAS PITA CUKAI YANG RUSAK ATAU TIDAK
DIPAKAI.
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini, yang dimaksud
dengan:
1. Importir adalah Importir Barang Kena Cukai.
2. Kantor Pelayanan adalah Kantor Pelayanan Bea dan Cukai yang
mengawasi Pabrik atau Importir.
3.
Kantor Wilayah adalah Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai yang membawahi Kantor Pelayanan yang mengawasi Pabrik atau
-1-
4.
Importir.
Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai.
Pasal 2
(1)
(2)
(3)
Pengembalian Cukai atas pita cukai yang rusak atau tidak dipakai yang
belum dilekatkan pada Barang Kena Cukai, diberikan kepada
Pengusaha Pabrik atau Importir, yang melakukan pelunasan cukainya
dengan cara pelekatan pita cukai.
Pengembalian Cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
setelah pita cukai diserahkan kembali kepada Direktur Jenderal u.p.
Direktur Cukai melalui Kepala Kantor Pelayanan disertai:
a. Pendapat Kepala Kantor Pelayanan;
b. Pemberitahuan Pita Cukai Yang Rusak Atau Tidak Dipakai
(PBCK-4);
c. Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A; dan
d. Berita Acara Pemeriksaan (BACK-1).
Pita cukai hasil tembakau yang dapat dikembalikan dengan
mendapatkan pengembalian cukai adalah pita cukai hasil tembakau
yang dipesan dalam tahun anggaran yang sedang berjalan dan/atau
dalam 1 (satu) tahun terakhir sebelum tahun anggaran yang sedang
berjalan.
Pasal 3
(1)
(2)
Yang dimaksud dengan pita cukai rusak adalah pita cukai yang belum
dilekatkan pada Barang Kena Cukai:
a. yang diterima oleh Pengusaha Pabrik atau Importir kurang
sempurna cetakannya;
b. yang rusak pada saat proses pemotongan;
c. yang rusak pada saat dilepaskan dari lembarannya; atau
d. yang rusak pada saat proses pelekatannya pada Barang Kena
Cukai.
Yang dimaksud dengan pita cukai yang tidak dipakai adalah pita cukai
yang belum dilekatkan pada Barang Kena Cukai karena:
a. adanya perubahan Harga Jual Eceran, Tarif Cukai, dan/atau
desain pita cukai baik akibat kebijakan pemerintah maupun atas
inisiatif/permintaan Pengusaha Pabrik atau Importir;
b. batas waktu pelekatannya sudah berakhir sesuai ketentuan yang
berlaku;
c. Pengusaha Pabrik tidak lagi memproduksi Barang Kena Cukai
untuk pemasaran dalam negeri;
d. Pengusaha Pabrik tidak lagi memproduksi Barang Kena Cukai
sesuai pesanan pita cukainya;
e. Importir tidak lagi mengimpor Barang Kena Cukai sesuai pesanan
pita cukainya;
f. Tidak sesuai dengan pesanan Pengusaha Pabrik atau Importir;
atau
g. NPPBKC Pengusaha Pabrik atau Importir dicabut.
Pasal 4
Pita cukai yang rusak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a
yang dikembalikan kepada Direktur Jenderal u.p. Direktur Cukai, diberikan
pengembalian cukai apabila pita cukai masih utuh dalam lembaran dan
disertai dengan label kontrol Perum Peruri.
Pasal 5
(1)
Pita cukai Hasil Tembakau yang rusak atau tidak dipakai sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3, yang terlanjur dipotong menjadi kepingan pita
-2-
(2)
cukai, pengembaliannya harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Harga Jual Eceran, Tarif Cukai, dan Tahun Anggaran pada pita
cukai masih dapat dibaca dengan jelas;
b. sebelum diserahkan kepada Direktur Jenderal u.p. Direktur Cukai,
kepingan pita cukai terlebih dahulu dilekatkan pada lembaran
kertas polos berwarna putih secara terpisah untuk masing-masing
Seri dan jenis pita cukai; dan
c. kepingan pita cukai yang dilekatkan pada masing-masing lembaran
sebagaimana dimaksud dalam huruf b harus dalam jumlah yang
sama, kecuali untuk lembar terakhir.
Pita cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA) asal impor yang
rusak atau tidak dipakai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, yang
terlanjur dilepaskan dari lembarannya, pengembaliannya harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Golongan, Tarif Cukai, Isi Kemasan, Kadar, dan/atau cetakan
khusus pengaman pita cukai masih dapat dibaca dengan jelas;
b. sebelum diserahkan kepada Direktur Jenderal u.p. Direktur Cukai,
kepingan pita cukai terlebih dahulu dilekatkan kembali pada
lembarannya atau lembaran kertas polos berwarna putih secara
terpisah untuk masing-masing seri dan jenis pita cukai; dan
c. kepingan pita cukai yang dilekatkan pada masing-masing lembaran
sebagaimana dimaksud dalam huruf b harus dalam jumlah yang
sama, kecuali untuk lembar terakhir.
Pasal 6
(1)
(2)
Pengembalian Cukai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, terlebih
dahulu diperhitungkan dengan utang cukai dan/atau denda
administrasi.
Dalam hal Pengusaha Pabrik atau Importir yang pelunasan cukainya
dengan cara pelekatan pita cukai, tidak memiliki utang cukai dan/atau
denda administrasi pengembalian cukai atas permintaannya, dapat:
a.
b.
diperhitungkan untuk pemesanan pita cukai berikutnya; atau
dikembalikan kepada Pengusaha Pabrik atau Importir sesuai
dengan tata cara pengembalian cukai yang berlaku.
Pasal 7
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Terhadap pengembalian pita cukai yang rusak atau tidak dipakai
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, dikenakan biaya pengganti
pencetakan pita cukai.
Biaya pengganti atas pengembalian pita cukai hasil tembakau yang
rusak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a sebesar
Rp 0,00 (nol rupiah) untuk tiap-tiap keping pita cukai Seri I, Seri II dan
Seri III.
Biaya pengganti atas pengembalian pita cukai hasil tembakau
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b, huruf c, huruf d
dan Pasal 3 ayat (2) sebesar:
a. Rp 18,00 (delapan belas rupiah) untuk tiap-tiap keping pita cukai
Seri I;
b. Rp 35,00 (tiga puluh lima rupiah) untuk tiap-tiap keping pita cukai
Seri II; atau
c. Rp 18,00 (delapan belas rupiah) untuk tiap-tiap keping pita cukai
Seri III.
Biaya pengganti atas pengembalian pita cukai MMEA sebesar
Rp 150,00 (seratus lima puluh rupiah) untuk tiap-tiap keping pita cukai
Seri I, Seri II, dan Seri III.
Biaya pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4)
harus dibayar sebelum cukai dikembalikan.
Pasal 8
-3-
(1)
(2)
Tata cara pengembalian pita cukai yang rusak atau tidak dipakai yang
mendapatkan pengembalian cukai diatur sebagaimana ditetapkan
dalam Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal ini.
Matriks Asal CK-1 dan Matriks Asal CK-1A sebagaimana contoh
Lampiran II dan Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal ini.
Pasal 9
Pada saat Peraturan Direktur Jenderal ini berlaku, Keputusan Direktur
Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-67/BC/2000 tentang Pengembalian
Cukai atas Pita Cukai yang Rusak atau Tidak Dipakai dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.
Pasal 10
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku sejak tanggal 23 Maret 2006.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan
Direktur Jenderal ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 15 Agustus 2006
DIREKTUR JENDERAL,
Ttd.-
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
Salinan sesuai dengan aslinya,
Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
u.b.
Kepala Bagian Organisasi dan Tatalaksana
Nofrial
NIP 060040274
-4-
Lampiran I
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor
P-14/BC/2006 tentang Pengembalian Cukai Atas
Pita Cukai Yang Rusak atau Tidak Dipakai
TATA CARA PENGEMBALIAN PITA CUKAI YANG RUSAK ATAU TIDAK DIPAKAI
YANG MENDAPATKAN PENGEMBALIAN CUKAI
1.
Pengusaha Pabrik atau Importir melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Membuat secara lengkap dan benar PBCK-4 dan Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal
CK-1A, masing-masing rangkap 4 (empat) dengan peruntukan:
1) lembar asli,
untuk Kepala Kantor Pelayanan;
2) lembar tembusan,
untuk Direktur Jenderal u.p Direktur Cukai;
3) lembar tembusan,
untuk Kepala Kantor Wilayah;
4) lembar tembusan,
untuk Pengusaha Pabrik atau Importir.
PBCK-4 dan Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A dibuat terpisah untuk masingmasing pengembalian pita cukai dengan biaya pengganti sesuai dengan pasal 7 ayat
(2), pasal 7 ayat (3) atau pasal 7 ayat (4).
b. Menyerahkan kepada Kepala Kantor Pelayanan:
1) PBCK-4;
2) Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A; dan
3) pita cukai yang dikembalikan.
c. Menerima dari Kepala Kantor Pelayanan:
1) satu lembar tembusan PBCK-4 yang telah diberi nomor dan tanggal dari Buku
Pengawasan PBCK-4 serta ditandatangani Pejabat Bea dan Cukai;
2) satu lembar tembusan BACK-1 Hasil Pemeriksaan berdasarkan PBCK-4;
3) satu lembar tembusan Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A; dan
4) satu lembar tembusan pendapat Kepala Kantor Pelayanan.
d. Menerima lembar asli Tanda Bukti Penerimaan Pengembalian Pita Cukai (CK-3) dan
satu lembar tembusannya dari Kepala Kantor Pelayanan.
e. Membayar biaya pengganti sejumlah dimaksud dalam CK-3 dengan menggunakan
Surat Setoran Cukai atas Barang Kena Cukai dan PPN Hasil Tembakau Buatan Dalam
Negeri (SSCP);
f.
Menyimpan dokumen:
1) satu lembar tembusan PBCK-4;
2) satu lembar tembusan Matriks Asal CK-1 atau CK-1A;
3) satu lembar tembusan BACK-1 Hasil Pemeriksaan berdasarkan PBCK-4.
Dalam hal pengembalian pita cukai terkait dengan batas waktu pelekatan,
dilengkapi dengan satu lembar BACK-1 hasil Pencacahan;
4) satu lembar tembusan Pendapat Kepala Kantor Pelayanan; dan
5) satu lembar tembusan CK-3.
g. Menggunakan lembar asli CK-3 dan digunakan untuk:
1) membayar utang cukai yang tercatat pada Buku Rekening Kredit (BCK-7) dari pos
utang yang tertua dan/atau membayar utang cukai dan/atau denda administrasi
pada catatan penagihan yang bersangkutan, dalam hal mempunyai utang cukai;
atau
2) mengurangi jumlah cukai yang harus dibayar pada pemesanan pita cukai (CK-1)
berikutnya, atau sebagai dasar pengajuan permohonan penerbitan Surat
Keputusan Pengembalian Cukai (SKPC) dan SPMKC (Surat Perintah Membayar
Kembali Cukai), dalam hal tidak mempunyai utang cukai.
2.
Kepala Kantor Pelayanan melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Menerima dari Pengusaha Pabrik atau Importir:
1) PBCK-4;
2) Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A; dan
3) pita cukai yang dikembalikan.
b. Meneliti kebenaran dan kelengkapan pengisian PBCK-4 dan Matriks Asal CK-1 atau
Matriks Asal CK-1A.
c. Dalam hal hasil penelitian kedapatan sesuai, memberikan catatan tanggal penerimaan
pada PBCK-4 lembar asli dan ketiga lembar tembusan.
d. Melakukan pemeriksaan atas pita cukai yang dikembalikan.
e.
Membuat BACK-1 hasil pemeriksaan tersebut rangkap 4 (empat), yang memuat antara
-5-
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
lain:
1) jumlah dan jenis pita cukai yang dikembalikan;
2) jumlah pita cukai yang tidak memenuhi persyaratan untuk mendapatkan
pengembalian cukai;
3) jumlah pita cukai yang memenuhi persyaratan untuk mendapatkan pengembalian
cukai; dan
4) keterangan tentang jumlah biaya pengganti pita cukai yang harus dibayar.
Mencatat data PBCK-4 ke dalam Buku Pengawasan PBCK-4.
Memberi nomor dan tanggal dari Buku Pengawasan PBCK-4 serta ditandatangani
Pejabat Bea dan Cukai
Membuat surat kepada Direktur Jenderal u.p. Direktur Cukai yang berisi pendapat
Kepala Kantor Pelayanan yang memuat sekurang-kurangnya:
1) alasan pengembalian pita cukai misalnya pita cukai kurang sempurna cetakannya
atau tidak habis dilekatkan;
2) jumlah pita cukai yang dikembalikan;
3) jumlah nilai cukai yang diminta pengembalian;
4) jumlah nilai cukai yang dapat disetujui untuk mendapat pengembalian; dan
5) besarnya biaya pengganti.
Menyerahkan dokumen kepada Pengusaha Pabrik atau Importir dalam satu berkas:
1) satu lembar tembusan PBCK-4 yang telah diberi nomor dan tanggal dari Buku
Pengawasan PBCK-4 serta ditandatangani Pejabat Bea dan Cukai;
2) satu lembar tembusan BACK-1 Hasil Pemeriksaan berdasarkan PBCK-4;
3) satu lembar tembusan Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A; dan
4) satu lembar tembusan pendapat Kepala Kantor Pelayanan.
Mengirimkan kepada Direktur Cukai:
1) satu lembar tembusan PBCK-4;
2) satu lembar tembusan Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A;
3) satu lembar asli BACK-1 Hasil Pemeriksaan berdasarkan PBCK-4.
Dalam hal pengembalian pita cukai terkait dengan batas waktu pelekatan,
dilengkapi dengan satu lembar BACK-1 Hasil Pencacahan;
4) satu lembar asli Pendapat Kepala Kantor Pelayanan; dan
5) pita cukai yang dikembalikan.
Mengirimkan dokumen kepada Kepala Kantor Wilayah dalam satu berkas:
1) satu lembar tembusan PBCK-4;
2) satu lembar tembusan Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A;
3) satu lembar tembusan BACK-1 Hasil Pemeriksaan berdasarkan PBCK-4.
Dalam hal pengembalian pita cukai terkait dengan batas waktu pelekatan,
dilengkapi dengan satu lembar BACK-1 Hasil Pencacahan; dan
4) satu lembar tembusan Pendapat Kepala Kantor Pelayanan.
Menyimpan dokumen:
1) satu lembar asli PBCK-4;
2) satu lembar asli Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A;
3) satu lembar tembusan BACK-1 Hasil Pemeriksaan berdasarkan PBCK-4.
Dalam hal pengembalian pita cukai terkait dengan batas waktu pelekatan,
dilengkapi dengan satu lembar BACK-1 hasil Pencacahan; dan
4) satu lembar tembusan Pendapat Kepala Kantor Pelayanan.
Menerima lembar asli dan 2 (dua) lembar tembusan CK-3 dari Direktur Jenderal.
Melakukan penelitian kembali CK-3.
Dalam hal terdapat kesalahan, memberitahukan kepada Direktur Cukai dengan
tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah.
Mencatat CK-3 ke dalam Buku Pengawasan PBCK-4.
Menyerahkan Asli CK-3 ke Pengusaha Pabrik atau Importir.
Menerima SSCP sebagai bukti pembayaran biaya pengganti.
Menerima Asli CK-3 dan digunakan untuk:
1) mengurangi utang cukai yang tercatat pada Buku Rekening Kredit (BCK-7) dari pos
utang yang tertua dan/atau melunasi utang cukai dan/atau denda administrasi
pada catatan penagihan yang bersangkutan, dalam hal mempunyai utang cukai;
atau
2)
mengurangi jumlah cukai yang harus dibayar pada pemesanan pita cukai (CK-1)
berikutnya, atau menerbitkan Surat Keputusan Pengembalian Cukai (SKPC) dan
SPMKC (Surat Perintah Membayar Kembali Cukai), dalam hal tidak mempunyai
utang cukai.
-6-
3.
Direktur Cukai u.b Kasubdit Pita Cukai atas nama Direktur Jenderal Bea dan Cukai,
melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Menerima dari Kepala Kantor Pelayanan:
1) satu lembar tembusan PBCK-4;
2) satu lembar tembusan Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A;
3) satu lembar asli BACK-1 Hasil Pemeriksaan berdasarkan PBCK-4.
Dalam hal pengembalian pita cukai terkait dengan batas waktu pelekatan,
dilengkapi dengan satu lembar BACK-1 Hasil Pencacahan;
4) satu lembar asli Pendapat Kepala Kantor Pelayanan; an
5) pita cukai yang dikembalikan.
b. Mencatat data PBCK-4 ke dalam Buku Pengawasan PBCK-4.
c. Meneliti kebenaran dan kelengkapan pengisian PBCK-4 dan Matriks Asal CK-1 atau
Matriks Asal CK-1A.
d. Melakukan pemeriksaan atas pita cukai yang dikembalikan.
e. Membuat BACK-1 hasil pemeriksaan, yang memuat antara lain:
1) jumlah dan jenis pita cukai yang dikembalikan;
2) jumlah pita cukai yang tidak memenuhi persyaratan untuk mendapatkan
pengembalian cukai;
3) jumlah pita cukai yang memenuhi persyaratan untuk mendapatkan pengembalian
cukai; dan
4) keterangan tentang jumlah biaya pengganti pita cukai yang harus dibayar.
f.
Menerbitkan CK-3 rangkap lima, yang terdiri dari:
1) lembar asli, untuk Pengusaha Pabrik atau Importir;
2) lembar tembusan, untuk arsip Direktur Cukai;
3) lembar tembusan, untuk arsip Kepala Kantor Pelayanan;
4) lembar tembusan, untuk arsip Kepala Kantor Wilayah; dan
5) lembar tembusan, untuk arsip Pengusaha Pabrik atau Importir.
g. Mencatat CK-3 ke dalam Buku Daftar Dokumen Cukai (BDCK-2) CK-3 dan memberi
nomor dan tanggal dan buku Pengawasan PBCK-4.
h. Mengirimkan:
1) lembar asli CK-3 dan satu lembar tembusannya kepada Pengusaha Pabrik atau
Importir melalui Kepala Kantor Pelayanan;
2) satu lembar tembusan CK-3 kepada Kepala Kantor Pelayanan; dan
3) satu lembar tembusan CK-3 kepada Kepala Kantor Wilayah.
i.
Menyimpan dokumen:
1) satu lembar tembusan PBCK-4;
2) satu lembar tembusan Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A;
3) satu lembar asli BACK-1 Hasil Pemeriksaan berdasarkan PBCK-4.
Dalam hal pengembalian pita cukai terkait dengan batas waktu pelekatan,
dilengkapi dengan satu lembar BACK-1 hasil Pencacahan; dan
4) satu lembar asli Pendapat Kepala Kantor Pelayanan.
j.
Menyimpan pita cukai yang dikembalikan.
4.
Kepala Kantor Wilayah melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Menerima dokumen dari Kepala Kantor Pelayanan:
1) satu lembar tembusan PBCK-4;
2) satu lembar tembusan Matriks Asal CK-1 atau CK-1A;
3) satu lembar tembusan BACK-1 Hasil Pemeriksaan berdasarkan PBCK-4.
Dalam hal pengembalian pita cukai terkait dengan batas waktu pelekatan,
dilengkapi dengan satu lembar BACK-1 hasil Pencacahan; dan
4) satu lembar tembusan Pendapat Kepala Kantor Pelayanan.
b. Mencatat data PBCK-4 ke dalam Buku Pengawasan PBCK-4.
c. Menerima lembar tembusan CK-3 dari Direktur Jenderal.
d. Mencatat lembar tembusan CK-3 ke dalam Buku Pengawasan PBCK-4.
e. Memonitor dan menganalisa tembusan PBCK-4 dan tembusan CK-3.
f.
Menyimpan dokumen:
1) satu lembar tembusan PBCK-4;
2) satu lembar tembusan Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A;
3) satu lembar tembusan BACK-1 Hasil Pemeriksaan berdasarkan PBCK-4;
Dalam hal pengembalian pita cukai terkait dengan batas waktu pelekatan,
-7-
4)
5)
dilengkapi dengan satu lembar BACK-1 hasil Pencacahan;
satu lembar tembusan Pendapat Kepala Kantor Pelayanan; dan
satu lembar tembusan CK-3.
DIREKTUR JENDERAL,
Ttd.-
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
Salinan sesuai dengan aslinya,
Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
u.b.
Kepala Bagian Organisasi dan Tatalaksana
Nofrial
NIP 060040274
-8-
Lampiran II
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor
P-14/BC/2006 tentang Pengembalian Cukai Atas
Pita Cukai Yang Rusak atau Tidak Dipakai
Lampiran PBCK-4
Nomor
:
Tanggal
:
MATRIKS ASAL CK-1
PT/PR...............................................di...............................
NO
SERI
HJE
(Rp)
TARIF
(%)
PITA CUKAI
JENIS
HT
ASAL CK-1
MEREK
NOMOR
TANGGAL
JUMLAH
(keping)
PERMOHONAN
JUMLAH
NILAI CUKAI
(keping)
(Rp)
KETERANGAN
Pengusaha Pabrik/Importir
..............................................
Salinan sesuai dengan aslinya,
Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
u.b.
Kepala Bagian Organisasi dan Tatalaksana
DIREKTUR JENDERAL,
Ttd.-
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
Nofrial
NIP 060040274
-9-
Lampiran III
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai
Nomor P-14/BC/2006 tentang Pengembalian
Cukai Atas Pita Cukai Yang Rusak atau Tidak
Dipakai
Lampiran PBCK-4
Nomor
:
Tanggal
:
MATRIKS ASAL CK-1A
PT/PR...............................................di...............................
NO
SERI
ISI
(mL)
TARIF
(%)
PITA CUKAI
JENIS
MMEA
ASAL CK-1A
MEREK
NOMOR
TANGGAL
JUMLAH
(keping)
PERMOHONAN
JUMLAH
NILAI CUKAI
(keping)
(Rp)
KETERANGAN
Pengusaha Pabrik/Importir
..............................................
Salinan sesuai dengan aslinya,
Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
u.b.
Kepala Bagian Organisasi dan Tatalaksana
DIREKTUR JENDERAL,
Ttd.-
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
Nofrial
NIP 060040274
- 10 -