PERATURAN DIRJEN BEA DAN CUKAI NOMOR P-13/BC/2006

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
SALINAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR P 13/BC/2006
TENTANG
PENGEMBALIAN CUKAI ATAS BARANG KENA CUKAI
YANG DIMUSNAHKAN ATAU DIOLAH KEMBALI
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
Menimbang

: bahwa untuk melaksanakan Pasal 21 Peraturan Menteri Keuangan Nomor
26/PMK.04/2006 tentang Pengembalian Cukai dan/atau Denda Administrasi
perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang
Pengembalian Cukai atas Barang Kena Cukai yang Dimusnahkan atau
Diolah Kembali;

Mengingat

:


1.

2.

3.

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran
Negara Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3613);
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 247/KMK.05/1996 tentang
Penimbunan,
Pemasukan,
Pengeluaran,
Pengangkutan
dan
Perdagangan Barang Kena Cukai;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 26/PMK.04/2006 tentang
Pengembalian Cukai dan/atau Denda Administrasi;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan

: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG
PENGEMBALIAN CUKAI ATAS BARANG KENA CUKAI YANG
DIMUSNAHKAN ATAU DIOLAH KEMBALI.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini, yang dimaksud
dengan:
1. Kantor Pelayanan adalah Kantor Pelayanan Bea dan Cukai.
2. Kantor Wilayah adalah Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai yang membawahi Kantor Pelayanan Bea dan Cukai yang
mengawasi Pabrik.
3. Pejabat Bea dan Cukai adalah pegawai Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai yang ditunjuk dalam jabatan tertentu untuk melaksanakan tugas
tertentu.
4. Tim Pengawas adalah tim yang terdiri dari Pejabat Bea dan Cukai yang
bertugas melakukan pengawasan pelaksanaan pemusnahan atau
pengolahan kembali Barang Kena Cukai.

5. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai.
6. Pengusaha Pabrik adalah orang yang mengusahakan Pabrik.
Pasal 2
Pengembalian cukai atas Barang Kena Cukai yang telah dilunasi cukainya,
yang dimasukkan kembali dari peredaran bebas ke Pabrik untuk
dimusnahkan atau diolah kembali hanya diberikan kepada Pengusaha
Pabrik.

-1-

Pasal 3
(1)

(2)

Pemusnahan atau pengolahan kembali Barang Kena Cukai yang
telah dilunasi cukainya dari peredaran bebas dengan mendapatkan
pengembalian cukai hanya dapat dilakukan oleh Pengusaha Pabrik di
bawah pengawasan Tim Pengawas.
Pemusnahan atau pengolahan kembali Barang Kena Cukai

sebagaimana dimaksud pada ayat (1):
a.
yang pelunasan cukainya dengan cara pelekatan pita cukai
hanya diizinkan apabila pemesanan pita cukainya dilakukan
pada tahun anggaran berjalan atau pada satu tahun anggaran
sebelumnya; atau
b.
yang pelunasan cukainya dengan cara pembayaran hanya
diizinkan apabila cukainya dibayar pada tahun anggaran
berjalan atau pada satu tahun anggaran sebelumnya.
Pasal 4

(1)

(2)

(3)

Pemusnahan atau pengolahan kembali Barang Kena Cukai
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) hanya dapat

dilakukan paling banyak 2 (dua) kali dalam satu tahun anggaran.
Dalam hal pemusnahan Barang Kena Cukai dilakukan di beberapa
tempat pemusnahan secara bersamaan, yang dibuktikan dengan
pengajuan beberapa pemberitahuan PBCK-3 dengan tanggal yang
sama, dihitung sama dengan satu kali.
Pemusnahan atau pengolahan kembali Barang Kena Cukai yang
dilakukan lebih dari 2 (dua) kali dalam satu tahun anggaran, hanya
dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan tertulis dari Direktur
Jenderal.
Pasal 5

Pemusnahan atau pengolahan kembali Barang Kena Cukai, dapat dilakukan
dengan cara:
a. membakar habis Barang Kena Cukai;
b. menghancurkan Barang Kena Cukai sehingga pita cukai yang melekat
padanya rusak dan tidak dapat digunakan lagi;
c. merusak pita cukai sehingga menjadi tidak utuh;
d. mengoleskan bahan pewarna yang tahan luntur pada pita cukai
sehingga harga jual eceran dan tarif cukai yang tertera padanya tidak
dapat dibaca lagi;

e. memasukkan Barang Kena Cukai ke dalam lubang galian yang telah
diberi air kemudian ditimbun dengan tanah; atau
f.
membuang Barang Kena Cukai dari kemasannya.
`
Pasal 6
(1)

(2)

Pemasukan Barang Kena Cukai dari peredaran bebas ke dalam
Pabrik untuk dimusnahkan atau diolah kembali dengan mendapatkan
pengembalian cukai menggunakan CK-13.
Tata cara pemasukan Barang Kena Cukai yang telah dilunasi
cukainya untuk dimusnahkan atau diolah kembali dari peredaran
bebas ke Pabrik diatur sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I
Peraturan Direktur Jenderal ini.

-2-


BAB II
PEMUSNAHAN ATAU PENGOLAHAN KEMBALI
BARANG KENA CUKAI YANG PELUNASAN CUKAINYA
DENGAN CARA PELEKATAN PITA CUKAI
Pasal 7
(1)

(2)

Persetujuan pemusnahan atau pengolahan kembali Barang Kena
Cukai diberikan oleh:
a.
Kepala Kantor Pelayanan yang mengawasi Pabrik dalam hal
jumlah nilai cukai tidak melebihi Rp 100.000.000,00 (seratus
juta rupiah); atau
b.
Kepala Kantor Wilayah dalam hal jumlah nilai cukai melebihi
Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pelaksanaan pemusnahan atau pengolahan kembali Barang Kena
Cukai dilakukan setelah 7 (tujuh) hari

kerja sejak mendapat
persetujuan.
Pasal 8

Pengawasan pelaksanaan pemusnahan atau pengolahan kembali Barang
Kena Cukai dilakukan oleh Tim Pengawas yang ditunjuk:
a. Kepala Kantor Pelayanan yang mengawasi Pabrik dalam hal jumlah
nilai cukai tidak melebihi Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) yang
beranggotakan Pejabat Bea dan Cukai dari Kantor Pelayanan; atau
b. Kepala Kantor Wilayah dalam hal jumlah nilai cukai melebihi
Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) yang beranggotakan Pejabat
Bea dan Cukai dari Kantor Wilayah dan Kantor Pelayanan.
Pasal 9
Atas pemusnahan atau pengolahan kembali Barang Kena Cukai yang
pelunasan cukainya dengan cara pelekatan pita cukai dengan mendapatkan
pengembalian cukai, dikenakan biaya pengganti pencetakan pita cukai
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
biaya pengganti.
Pasal 10
(1)


(2)

Pengembalian cukai atas pemusnahan atau pengolahan kembali
Barang Kena Cukai yang pelunasan cukainya dengan cara pelekatan
pita cukai, terlebih dahulu diperhitungkan dengan utang cukai
dan/atau denda administrasi.
Dalam hal Pengusaha Pabrik yang pelunasan cukainya dengan cara
pelekatan pita cukai, tidak memiliki utang cukai dan/atau denda
administrasi pengembalian cukai atas permintaannya, dapat:
a.
b.

diperhitungkan untuk pemesanan pita cukai berikutnya; atau
dikembalikan kepada Pengusaha Pabrik sesuai dengan tata
cara pengembalian cukai yang berlaku.
Pasal 11

Tata cara pemusnahan atau pengolahan kembali Barang Kena Cukai yang
pelunasan cukainya dengan cara pelekatan pita cukai diatur sebagaimana

ditetapkan dalam Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal ini.

-3-

BAB III
PEMUSNAHAN BARANG KENA CUKAI
YANG PELUNASAN CUKAINYA DENGAN CARA PEMBAYARAN
Pasal 12
(1)

(2)

Persetujuan pemusnahan Barang Kena Cukai diberikan oleh:
a. Kepala Kantor Pelayanan yang mengawasi Pabrik dalam hal
jumlah nilai cukai tidak melebihi Rp 50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah); atau
b. Kepala Kantor Wilayah dalam hal jumlah nilai cukai melebihi
Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
Pelaksanaan pemusnahan Barang Kena Cukai dilakukan setelah
7 (tujuh) hari sejak mendapat persetujuan.

Pasal 13

Pengawasan pelaksanaan pemusnahan Barang Kena Cukai dilakukan oleh
Tim Pengawas yang ditunjuk:
a. Kepala Kantor Pelayanan yang mengawasi Pabrik dalam hal jumlah
nilai cukai tidak melebihi Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
yang beranggotakan Pejabat Bea dan Cukai dari Kantor Pelayanan;
atau
b. Kepala Kantor Wilayah dalam hal jumlah nilai cukai melebihi
Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) yang beranggotakan Pejabat
Bea dan Cukai dari Kantor Wilayah dan Kantor Pelayanan.
Pasal 14
(1)

(2)

Pengembalian cukai atas pemusnahan Barang Kena Cukai yang
pelunasan cukainya dengan cara pembayaran, terlebih dahulu
diperhitungkan dengan utang cukai dan/atau denda administrasi.
Dalam hal Pengusaha Pabrik yang pelunasan cukainya dengan cara
pembayaran, tidak memiliki utang cukai dan/atau denda administrasi
pengembalian cukai atas permintaannya dapat dikembalikan kepada
Pengusaha Pabrik sesuai dengan tata cara pengembalian cukai yang
berlaku.
Pasal 15

Tata cara pemusnahan Barang Kena Cukai yang pelunasan cukainya
dengan cara pembayaran diatur sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III
Peraturan Direktur Jenderal ini.
BAB IV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 16
(1)

Pengembalian Cukai atas Barang Kena Cukai yang pelunasan
cukainya dengan cara pelekatan pita cukai atau dengan cara
pembayaran yang dimusnahkan atau diolah kembali, yang
Pemberitahuan PBCK-3 telah diajukan sebelum berlakunya
Peraturan Direktur Jenderal ini dan pemusnahan atau pengolahan
kembali telah dilaksanakan, diselesaikan berdasarkan Keputusan
Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-62/BC/1996 tentang
Tata Cara Pemasukan dan Pemusnahan atau Pengolahan Kembali
Barang Kena Cukai yang Telah Dilunasi Cukainya dari Peredaran
Bebas untuk Mendapatkan Pengembalian Cukai.

-4-

(2)

Pengembalian Cukai atas Barang Kena Cukai yang pelunasan
cukainya dengan cara pelekatan pita cukai atau dengan cara
pembayaran yang dimusnahkan atau diolah kembali, yang
Pemberitahuan PBCK-3 telah diajukan sebelum berlakunya
Peraturan Direktur Jenderal ini dan pemusnahan atau pengolahan
kembali belum dilaksanakan, diselesaikan berdasarkan Peraturan
Direktur Jenderal ini.
BAB V
PENUTUP
Pasal 17

Pada saat Peraturan Direktur Jenderal ini berlaku, Keputusan Direktur
Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-62/BC/1996 tentang Tata Cara
Pemasukan dan Pemusnahan atau Pengolahan Kembali Barang Kena
Cukai yang Telah Dilunasi Cukainya dari Peredaran Bebas untuk
Mendapatkan Pengembalian Cukai dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 18
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan
Direktur Jenderal ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 15 Agustus 2006
DIREKTUR JENDERAL,
Ttd.-

ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332

Salinan sesuai dengan aslinya,
Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
u.b.
Kepala Bagian Organisasi dan Tatalaksana

Nofrial
NIP 060040274

-5-

Lampiran I
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan
Cukai Nomor P-13/BC/2006 tentang
Pengembalian Cukai atas Barang Kena
Cukai yang Dimusnahkan atau Diolah
Kembali

TATA CARA PEMASUKAN BARANG KENA CUKAI
YANG TELAH DILUNASI CUKAINYA
DARI PEREDARAN BEBAS KE PABRIK
UNTUK DIMUSNAHKAN ATAU DIOLAH KEMBALI

I.

Pemusnahan atau pengolahan kembali Barang Kena Cukai yang pelunasan
cukainya dengan cara pelekatan pita cukai yang dibatasi masa peredarannya.
i.

Penarikan Barang Kena Cukai dilakukan di wilayah pengawasan Kantor
Pelayanan yang bukan mengawasi Pabrik.
1. Pengusaha Pabrik atau kuasanya melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. mengisi formulir CK-13 rangkap 5, yang terdiri:
1) lembar ke-1, untuk melindungi pemasukan Barang Kena Cukai
ke Pabrik;
2) lembar ke-2, untuk Bendaharawan yang mengawasi Pabrik;
3) lembar ke-3, untuk arsip Pengusaha Pabrik;
4) lembar ke-4, untuk pemberitahuan diterimanya Barang Kena
Cukai
oleh
Pengusaha
Pabrik
kepada
Bendaharawan yang mengawasi Pabrik;
5) lembar ke-5, untuk arsip Bendaharawan tempat penarikan
Barang Kena Cukai;
b. menyerahkan CK-13 lembar ke-1 sampai dengan lembar ke-5
kepada Bendaharawan tempat penarikan Barang Kena Cukai, paling
lambat pada hari kerja sebelum hari kerja terakhir dalam batas
waktu penarikan yang ditetapkan terhadap Barang Kena Cukai yang
bersangkutan;
c. menerima CK-13 lembar ke-1, ke-3 dan ke-4 dari Bendaharawan
tempat penarikan Barang Kena Cukai;
d. menyerahkan CK-13 lembar ke-1, ke-3 dan ke-4 kepada Pejabat
Bea dan Cukai yang ditugaskan untuk melakukan pemeriksaan
Barang Kena Cukai;
e. menerima CK-13 lembar ke-1, ke-3 dan ke-4 beserta BACK-1
lembar tembusan dari Pejabat Bea dan Cukai yang melakukan
pemeriksaan;
f. mencatat CK-13 lembar ke-3 ke Buku Persediaan BCK-1C;
g. menyerahkan CK-13 lembar ke-4 kepada Bendaharawan yang
mengawasi Pabrik;
h. mengirim dan menyimpan Barang Kena Cukai yang bersangkutan
dan menjaga agar segel atau tanda pengaman yang terpasang
padanya tidak rusak ke Pabrik yang bersangkutan.
2. Bendaharawan tempat penarikan Barang Kena Cukai melakukan
kegiatan sebagai berikut:
a. menerima dan meneliti kebenaran pengisian CK-13 lembar ke-1
sampai dengan lembar ke-5 dari Pengusaha Pabrik atau kuasanya;
b. memberi nomor CK-13 lembar ke-1 sampai dengan lembar ke-5 dari
Buku Daftar Dokumen Cukai (BDCK-2) CK-13;
c. memberi jangka waktu pelaksanaan pemasukan Barang Kena Cukai
yang bersangkutan ke Pabrik;
d. mencatat CK-13 lembar ke-5 ke Buku Pengawasan CK-13;
e. menyerahkan CK-13 lembar ke-1, ke-3 dan ke-4 kepada Pengusaha
Pabrik atau kuasanya;
f. melaporkan adanya CK-13 kepada Kepala Kantor Pelayanan;

-6-

g. menerima BACK-1 lembar asli dan tembusannya dari Pejabat Bea
dan Cukai yang melakukan pemeriksaan Barang Kena Cukai;
h. memberi catatan tambahan ke Buku Pengawasan CK-13 bila
diperlukan;
i. mengirimkan CK-13 lembar ke-2 dan BACK-1 lembar asli kepada
Bendaharawan yang mengawasi Pabrik.
3. Kepala Kantor Pelayanan tempat penarikan Barang Kena Cukai
melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. menerima laporan adanya CK-13 dari Bendaharawan;
b. menerbitkan Surat Tugas/Surat Perintah untuk melakukan
pemeriksaan Barang Kena Cukai yang ditarik dari peredaran bebas.
4. Pejabat Bea dan Cukai yang ditugaskan untuk memeriksa Barang Kena
Cukai yang ditarik dari peredaran bebas melakukan kegiatan sebagai
berikut:
a. menerima Surat Tugas/Surat Perintah dari Kepala Kantor Pelayanan
untuk melakukan pemeriksaan Barang Kena Cukai yang ditarik dari
peredaran bebas;
b. menerima CK-13 lembar ke-1, ke-3 dan ke-4 dari Pengusaha Pabrik
atau kuasanya;
c. melakukan pemeriksaan dan penyegelan atau pemasangan tanda
pengaman terhadap Barang Kena Cukai yang bersangkutan, paling
lambat pada hari kerja terakhir dalam batas waktu penarikan yang
ditetapkan terhadap Barang Kena Cukai yang bersangkutan;
d. menuangkan hasil pemeriksaan ke dalam Berita Acara Pemeriksaan
(BACK-1) rangkap 3;
e. menyerahkan CK-13 lembar ke-1, ke-3 dan ke-4 beserta satu
BACK-1 lembar tembusan kepada Pengusaha Pabrik atau
kuasanya;
f. menyerahkan BACK-1 lembar asli dan tembusannya kepada
Bendaharawan tempat penarikan Barang Kena Cukai.
5. Bendaharawan yang mengawasi Pabrik melakukan kegiatan sebagai
berikut:
a. menerima CK-13 lembar ke-2 berikut BACK-1 lembar asli dari
Bendaharawan tempat penarikan Barang Kena Cukai;
b. menerima CK-13 lembar ke-4 dari Pengusaha Pabrik dan
mencocokkannya dengan CK-13 lembar ke-2;
c. mencatat CK-13 lembar ke-2 ke Buku Pengawasan CK-13.

B.

Penarikan Barang Kena Cukai dilakukan di wilayah pengawasan Kantor
Pelayanan yang mengawasi Pabrik.
1. Pengusaha Pabrik atau kuasanya melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. mengisi formulir CK-13 rangkap 3, yang terdiri:
1) Lembar ke-1, untuk melindungi pemasukan Barang Kena Cukai
ke Pabrik;
2) Lembar ke-2, untuk arsip Bendaharawan;
3) Lembar ke-3, untuk arsip Pengusaha Pabrik;
b. menyerahkan CK-13 lembar ke-1 sampai dengan lembar ke-3
kepada Bendaharawan, paling lambat pada hari kerja sebelum hari
kerja terakhir dalam batas waktu penarikan yang ditetapkan
terhadap Barang Kena Cukai yang bersangkutan;
c. menerima CK-13 lembar ke-1 dan lembar ke-3 dari Bendaharawan;
d. menyerahkan CK-13 lembar ke-1 dan lembar ke-3 kepada Pejabat
Bea dan Cukai yang melakukan pemeriksaan Barang Kena Cukai;
e. menerima CK-13 lembar ke-1 dan lembar ke-3 beserta BACK-1
lembar tembusan dari Pejabat Bea dan Cukai yang melakukan
pemeriksaan Barang Kena Cukai;
f. mencatat CK-13 lembar ke-3 ke Buku Persediaan BCK-1C.

-7-

2. Bendaharawan melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. menerima dan meneliti kebenaran pengisian CK-13 lembar ke-1
sampai dengan lembar ke-3 dari Pengusaha Pabrik atau kuasanya;
b. memberi nomor CK-13 lembar ke-1 sampai dengan lembar ke-3 dari
Buku Daftar Dokumen Cukai (BDCK-2) CK-13;
c. memberi jangka waktu pelaksanaan pemasukan Barang Kena Cukai
yang bersangkutan ke Pabrik;
d. mencatat CK-13 lembar ke-2 ke Buku Pengawasan CK-13;
e. menyerahkan CK-13 lembar ke-1 dan lembar ke-3 kepada
Pengusaha Pabrik atau kuasanya;
f. melaporkan adanya CK-13 kepada Kepala Kantor Pelayanan;
g. menerima BACK-1 lembar asli dari Pejabat Bea dan Cukai yang
melakukan pemeriksaan Barang Kena Cukai;
h. memberi catatan tambahan ke Buku Pengawasan CK-13 bila
diperlukan.
3. Kepala Kantor Pelayanan melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. menerima laporan adanya CK-13 dari Bendaharawan;
b. menerbitkan Surat Tugas/Surat Perintah untuk melakukan
pemeriksaan Barang Kena Cukai.
4. Pejabat Bea dan Cukai yang ditugaskan untuk memeriksa Barang Kena
Cukai yang ditarik dari peredaran bebas melakukan kegiatan sebagai
berikut:
a. menerima Surat Tugas/Surat Perintah untuk melakukan
pemeriksaan Barang Kena Cukai dari Kepala Kantor Pelayanan;
b. menerima CK-13 lembar ke-1 dan lembar ke-3 dari Pengusaha
Pabrik atau kuasanya;
c. melakukan pemeriksaan dan penyegelan atau pemasangan tanda
pengaman terhadap Barang Kena Cukai yang bersangkutan paling
lambat pada hari kerja terakhir dalam batas waktu penarikan yang
ditetapkan terhadap Barang Kena Cukai yang bersangkutan;
d. menuangkan hasil pemeriksaan ke dalam Berita Acara Pemeriksaan
(BACK-1) rangkap 2;
e. menyerahkan CK-13 lembar ke-1 dan lembar ke-3 beserta satu
BACK-1 lembar tembusan kepada Pengusaha Pabrik atau
kuasanya;
f. menyerahkan BACK-1 lembar asli kepada Bendaharawan.

II.

Pemusnahan atau pengolahan kembali Barang Kena Cukai, yang pelunasan
cukainya dengan cara pelekatan pita cukai maupun yang pelunasan cukainya
dengan cara pembayaran yang tidak dibatasi masa peredarannya.
1. Pengusaha Pabrik atau kuasanya melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. mengisi formulir CK-13 rangkap 3, yang terdiri:
1) Lembar ke-1, untuk melindungi pemasukan Barang Kena Cukai
ke Pabrik;
2) Lembar ke-2, untuk arsip Bendaharawan yang mengawasi
Pabrik;
3) Lembar ke-3, untuk arsip Pengusaha Pabrik;
b. menyerahkan CK-13 lembar ke-1 sampai dengan lembar ke-3
kepada Bendaharawan yang mengawasi Pabrik;
c. menerima CK-13 lembar ke-1 dan lembar ke-3 dari Bendaharawan
yang mengawasi Pabrik;
d. menyerahkan CK-13 lembar ke-1 dan lembar ke-3 kepada Pejabat
Bea dan Cukai yang melakukan pemeriksaan Barang Kena Cukai;

-8-

e. menerima CK-13 lembar ke-1 dan lembar ke-3 beserta BACK-1
lembar tembusan dari Pejabat Bea dan Cukai yang melakukan
pemeriksaan Barang Kena Cukai;
f. mencatat CK-13 lembar ke-3 ke Buku Persediaan BCK-1C atau
BCK-2B.
2. Bendaharawan yang mengawasi Pabrik melakukan kegiatan sebagai
berikut:
a. menerima dan meneliti kebenaran pengisian CK-13 lembar ke-1
sampai dengan lembar ke-3 dari Pengusaha Pabrik atau kuasanya;
b. memberi nomor CK-13 lembar ke-1 sampai dengan lembar ke-3 dari
Buku Daftar Dokumen Cukai (BDCK-2) CK-13;
c. memberi jangka waktu pelaksanaan pemasukan Barang Kena Cukai
yang bersangkutan ke Pabrik;
d. mencatat CK-13 lembar ke-2 ke Buku Pengawasan CK-13;
e. menyerahkan CK-13 lembar ke-1 dan lembar ke-3 kepada
Pengusaha Pabrik atau kuasanya;
f. melaporkan adanya CK-13 kepada Kepala Kantor Pelayanan;
g. menerima BACK-1 lembar asli dari Pejabat Bea dan Cukai yang
melakukan pemeriksaan Barang Kena Cukai;
h. memberi catatan tambahan ke Buku Pengawasan CK-13 bila
diperlukan.
3. Kepala Kantor Pelayanan yang mengawasi Pabrik melakukan kegiatan
sebagai berikut:
a. menerima laporan adanya CK-13 dari Bendaharawan;
b. menerbitkan Surat Tugas/Surat Perintah untuk melakukan
pemeriksaan Barang Kena Cukai.
4. Pejabat Bea dan Cukai yang ditugaskan untuk memeriksa Barang Kena
Cukai yang ditarik dari peredaran bebas melakukan kegiatan sebagai
berikut:
a. menerima Surat Tugas/Surat Perintah untuk melakukan
pemeriksaan Barang Kena Cukai dari Kepala Kantor Pelayanan;
b. menerima CK-13 lembar ke-1 dan lembar ke-3 dari Pengusaha
Pabrik atau kuasanya;
c. melakukan pemeriksaan dan penyegelan atau pemasangan tanda
pengaman terhadap Barang Kena Cukai yang bersangkutan;
d. menuangkan hasil pemeriksaan ke dalam Berita Acara Pemeriksaan
(BACK-1) rangkap 3;
e. menyerahkan CK-13 lembar ke-1 dan lembar ke-3 beserta satu
BACK-1 lembar tembusan kepada Pengusaha Pabrik atau
kuasanya;
f. menyerahkan BACK-1 lembar asli dan tembusannya kepada
Bendaharawan.

DIREKTUR JENDERAL,
Ttd.ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
Salinan sesuai dengan aslinya,
Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
u.b.
Kepala Bagian Organisasi dan Tatalaksana

Nofrial
NIP 060040274

-9-

Lampiran II
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan
Cukai Nomor P-13/BC/2006 tentang
Pengembalian Cukai atas Barang Kena
Cukai yang Dimusnahkan atau Diolah
Kembali

TATA CARA PEMUSNAHAN ATAU PENGOLAHAN KEMBALI
BARANG KENA CUKAI YANG PELUNASAN CUKAINYA DENGAN CARA
PELEKATAN PITA CUKAI

1.

Pengusaha Pabrik atau kuasanya melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. mengisi formulir PBCK-3 rangkap 4 yang terdiri dari:
a. Lembar asli, untuk Kepala Kantor Pelayanan yang mengawasi
Pabrik;
b. Lembar tembusan, untuk Pengusaha Pabrik;
c. Lembar tembusan, untuk Direktur Cukai;
d. Lembar tembusan, untuk Kepala Kantor Wilayah;
b. dalam hal Barang Kena Cukai yang akan dimusnahkan atau diolah
kembali berasal Iebih dari satu CK-13, membuat daftar rincian nomor
dan tanggal CK-13 yang bersangkutan pada halaman belakang
PBCK-3;
c. menyerahkan PBCK-3 lembar asli dan 3 (tiga) lembar tembusannya,
dengan dilampiri CK-13 lembar ke-1 berikut dua set fotocopynya, dan
fotocoy BACK-1 kepada Kepala Kantor Pelayanan;
d. menerima PBCK-3 lembar tembusan dari Kepala Kantor Pelayanan
setelah diberikan catatan penerimaan;
e. menerima BACK-2 lembar tembusan dari Tim Pengawas yang
mengawasi pelaksanaan pemusnahan atau pengolahan kembali;
f. mencatat BACK-2 lembar tembusan ke buku BCK-1C;
g. menerima CK-2 lembar asli dan satu lembar tembusan dari Kepala
Kantor Pelayanan;
h. Membayar biaya pengganti sesuai ketentuan dengan SSCP ke Bank
Persepsi;
i. Menyerahkan SSCP , dn CK-2 lembar asli serta satu lembar tembusan
kepada Kepala Kantor Pelayanan;
j. dalam hal Pengusaha Pabrik tidak mempunyai utang cukai karena
fasilitas
penundaan
pembayaran
cukai
atas
pemesanan
pita cukai (CK-1);
1) pengusaha Pabrik dapat mengajukan permohonan pengembalian
cukai kepada Kepala Kantor Pelayanan dengan menyerahkan CK-2
lembar asli sesuai ketentuan; atau
2) pengusaha Pabrik dapat menggunakan jumlah nilai cukai atau sisa
nilai cukai pada CK-2 untuk mengurangi nilai pembayaran cukai atas
pemesanan pita cukai (CK-1) berikutnya.

2.

Kepala Kantor Pelayanan yang mengawasi Pabrik melakukan kegiatan
sebagai berikut:
a. menerima PBCK-3 lembar asli berikut 3 (tiga) lembar tembusannya,
yang disertai dengan CK-13 lembar ke-1 berikut dua set fotocopynya
dan fotocopy BACK-1 dari Pengusaha Pabrik atau kuasanya;
b. meneliti kelengkapan dan kebenaran pengisian serta perhitungan dalam
PBCK-3;
c. mencocokkan PBCK-3 lembar asli dan CK-13 lembar ke-1 dengan
CK-13 lembar ke-2 dan BACK-1 lembar asli yang bersangkutan, dan
menggabungkannya menjadi berkas PBCK-3;
d. memberikan catatan penerimaan PBCK-3 pada lembar asli dan salah
satu tembusannya;
e. menyerahkan PBCK-3 lembar tembusan sebagaimana dimaksud pada
huruf d kepada Pengusaha Pabrik atau kuasanya;

- 10 -

f.
g.

h.
i.

j.

k.
l.

m.
n.
o.
p.

q.
r.
s.

t.

u.

v.

3.

mencatat PBCK-3 lembar asli ke dalam Buku Pengawasan PBCK-3 dan
CK-13;
dalam hal jumlah nilai cukai dari Barang Kena Cukai tidak melebihi
Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah), membuat Surat Persetujuan
dan membentuk Tim Pengawas yang bertugas mengawasi pelaksanaan
pemusnahan atau pengolahan kembali yang terdiri dari paling sedikit
tiga orang Pejabat Bea dan Cukai dari Kantor Pelayanan;
mengirimkan tembusan Surat Persetujuan dan Pembentukan Tim
Pengawas kepada Kepala Kantor Wilayah dan Direktur Cukai;
dalam hal jumlah nilai cukai dari Barang Kena Cukai melebihi
Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah), membuat surat rekomendasi
kepada Kepala Kantor Wilayah dengan tembusan Direktur Cukai;
mengirimkan surat rekomendasi dan satu berkas PBCK-3 lembar
tembusan, satu set fotocopy CK-13 dan fotocopy BACK-1, kepada
Kepala Kantor Wilayah dan tembusan Direktur Cukai;
menyerahkan PBCK-3 lembar asli, CK-13 lembar ke-1 dan BACK-1
lembar asli kepada Tim Pengawas ;
menerima PBCK-3 lembar asli, CK-13 lembar ke-1 , BACK-1 lembar asli
dan BACK-2 lembar asli beserta dua lembar tembusannya dari Tim
Pengawas;
meneliti BACK-2 lembar asli dan lembar tembusannya;
mencatat BACK-2 lembar asli ke Buku Pengawasan PBCK-3;
menggabungkan BACK-2 lembar asli ke berkas PBCK-3 yang
bersangkutan;
menerbitkan Tanda Bukti Perusakan Pita Cukai (CK-2) rangkap 5 (lima)
yang terdiri:
1) Lembar asli dan lembar tembusan, untuk Pengusaha Pabrik;
2) Lembar tembusan, untuk Kepala Kantor Pelayanan;
3) Lembar tembusan, untuk Direktur Cukai;
4) Lembar tembusan, untuk Kepala Kantor Wilayah;
mencatat CK-2 lembar tembusan ke Buku Pengawasan PBCK-3;
menyerahkan CK-2 lembar asli dan satu lembar tembusan ke
Pengusaha Pabrik;
menerima CK-2 lembar asli dan satu lembar tembusan, dan tanda bukti
pembayaran biaya pengganti (SSCP) dari Pengusaha Pabrik untuk
ditatausahakan;
dalam hal Pengusaha Pabrik tidak mempunyai utang cukai karena
fasilitas penundaan pembayaran atas pemesanan pita cukai
(CK-1 kredit):
a. segera menyerahkan CK-2 lembar asli dan satu lembar tembusan
kepada
Pengusaha
Pabrik
atau
kuasanya
untuk
dipakai/diperhitungkan dalam pemesanan pita cukai berikutnya
(CK-1); atau
b. dalam hal CK-2 tidak dipakai/diperhitungkan untuk pemesanan pita
cukai berikutnya, CK-2 dipergunakan sebagai dasar permohonan
pengembalian cukai sesuai ketentuan yang berlaku;
dalam hal Pengusaha Pabrik mempunyai utang cukai karena fasilitas
penundaan pembayaran cukai atas pemesanan pita cukai (CK-1 kredit):
1) mencatat CK-2 lembar asli dalam Buku Rekening Kredit (BCK-7)
Pengusaha yang bersangkutan sebagai cicilan pelunasan utang
cukainya;
2) menyerahkan satu CK-2 lembar tembusan kepada Pengusaha
Pabrik atau kuasanya;
mengirimkan satu CK-2 lembar tembusan beserta satu BACK-2 lembar
tembusan kepada Direktur Cukai dan Kepala Kantor Wilayah.

Kepala Kantor Wilayah melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. menerima satu berkas PBCK-3 lembar tembusan, satu set fotocopy
CK-13 , fotocopy BACK-1 dan surat rekomendasi dari Kepala Kantor
Pelayanan;
b. memberikan catatan tanggal penerimaan pada PBCK-3 lembar
tembusan;

- 11 -

c. meneliti kebenaran pengisian dan perhitungan dalam PBCK-3;
d. dalam hal ditemukan kesalahan pengisian dan perhitungan PBCK-3
segera memberitahukan dan memberikan petunjuk seperlunya kepada
Kepala Kantor Pelayanan dengan tembusan Direktur Cukai;
e. mencatat PBCK-3 lembar tembusan ke Buku Pengawasan PBCK-3;
f. menerima tembusan Surat Persetujuan dan Pembentukan Tim
Pengawas dari Kepala Kantor Pelayanan;
g. dalam hal jumlah nilai cukai dari Barang Kena Cukai yang akan
dimusnahkan atau diolah kembali lebih dari Rp 100.000.000,00 (seratus
juta rupiah) segera membuat Surat Persetujuan dan membentuk Tim
Pengawas yang terdiri:
1) paling banyak dua orang Pejabat Bea dan Cukai dari Kantor
Wilayah; dan
2) paling sedikit tiga orang Pejabat Bea dan Cukai dari Kantor
Pelayanan;
h. mengirimkan Surat Persetujuan dan Pembentukan Tim Pengawas
kepada Kepala Kantor Pelayanan dan tembusannya kepada Direktur
Cukai;
i. menerima satu CK-2 lembar tembusan dan satu BACK-2 lembar
tembusan dari Kepala Kantor Pelayanan;
j. meneliti CK-2 lembar tembusan dan BACK-2 lembar tembusan;
k. dalam hal kedapatan kesalahan pengisian dan/atau perhitungan dalam
CK-2/BACK-2 yang bersangkutan, segera memberitahukan dan
memberikan petunjuk seperlunya kepada Kepala Kantor Pelayanan,
dengan tembusan Direktur Cukai;
l. mencatat CK-2 lembar tembusan ke Buku Pengawasan PBCK-3.
4. Tim Pengawas melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. menerima PBCK-3 lembar asli, CK-13 lembar ke-1 dan BACK-1 lembar
asli dari Kepala Kantor Pelayanan;
b. mencocokkan jumlah, jenis, merek, tanda atau nomor pengenal koli
serta jenis segel atau tanda pengaman sebagaimana yang tertera pada
CK-13 dan/atau BACK-1;
c. memeriksa keutuhan segel atau tanda pengaman terhadap Barang
Kena Cukai yang akan dimusnahkan atau diolah kembali;
d. dalam hal segel atau tanda pengaman sebagaimana huruf c kedapatan
utuh, melakukan pemeriksaan secara acak, paling sedikit 10 % (sepuluh
persen) dari jumlah Barang Kena Cukai yang akan dimusnahkan atau
diolah kembali dan paling sedikit 2 (dua) koli;
e. dalam hal segel atau tanda pengaman sebagaimana huruf c kedapatan
rusak atau dalam hal hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud huruf d
kedapatan tidak sesuai, melakukan pemeriksaan 100 % (seratus
persen) Barang Kena Cukai yang bersangkutan;
f. melakukan pengawasan pelaksanaan pemusnahan atau pengolahan
kembali;
g. membuat Berita Acara Perusakan Pita Cukai (BACK-2) hasil
pengawasan pelaksanaan pemusnahan atau pengolahan kembali
sebagaimana dimaksud huruf f rangkap 4;
h. menyerahkan satu BACK-2 lembar tembusan kepada Pengusaha
Pabrik atau kuasanya;
i. menyerahkan berkas PBCK-3 lembar asli, CK-13 lembar ke-1, BACK-1
lembar asli dan BACK-2 lembar asli dan 2 (dua) lembar tembusannya
kepada Kepala Kantor Pelayanan.
5.

Direktur Cukai melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. menerima tembusan surat rekomendasi, satu berkas PBCK-3 lembar
tembusan , satu set fotocopy CK-13 dan fotocopy BACK-1 dari Kepala
Kantor Pelayanan;
b. memberikan catatan tanggal penerimaan pada PBCK-3 lembar
tembusan;
c. meneliti kebenaran pengisian dan perhitungan dalam PBCK-3;

- 12 -

d. dalam hal ditemukan kesalahan pengisian dan/atau perhitungan dalam
PBCK-3, segera memberitahukan dan memberikan petunjuk seperlunya
kepada Kepala Kantor Pelayanan dengan tembusan Kepala Kantor
Wilayah;
e. menerima tembusan Surat Persetujuan dan Pembentukan Tim
Pengawas dari Kepala Kantor Pelayanan atau Kepala Kantor Wilayah;
f. menerima satu CK-2 lembar tembusan dan satu BACK-2 lembar
tembusan dari Kepala Kantor Pelayanan;
g. meneliti CK-2 lembar tembusan dan BACK-2 lembar tembusan;
h. dalam hal ditemukan kesalahan pengisian dan/atau perhitungan dalam
CK-2/BACK-2 yang bersangkutan, segera memberitahukan dan
memberikan petunjuk seperlunya kepada Kepala Kantor Pelayanan,
dengan tembusan Kepala Kantor Wilayah;
i. mencatat CK-2 lembar tembusan ke Buku Pengawasan PBCK-3.

DIREKTUR JENDERAL,
Ttd.-

ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332

Salinan sesuai dengan aslinya,
Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
u.b.
Kepala Bagian Organisasi dan Tatalaksana

Nofrial
NIP 060040274

- 13 -

Lampiran III
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan
Cukai Nomor P-13/BC/2006 tentang
Pengembalian Cukai atas Barang Kena
Cukai yang Dimusnahkan atau Diolah
Kembali

TATA CARA PEMUSNAHAN BARANG KENA CUKAI
YANG PELUNASAN CUKAINYA DENGAN CARA PEMBAYARAN

1. Pengusaha Pabrik atau kuasanya melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. mengisi formulir PBCK-3 rangkap 4 yang terdiri dari:
1) Lembar asli, untuk Kepala Kantor Pelayanan;
2) Lembar tembusan, untuk Pengusaha Pabrik;
3) Lembar tembusan, untuk Direktur Cukai;
4) Lembar tembusan, untuk KepaIa Kantor Wilayah;
b. dalam hal Barang Kena Cukai yang akan dimusnahkan berasal lebih dari satu
CK-13, membuat daftar rincian nomor dan tanggal CK-13 yang bersangkutan
pada halaman belakang PBCK-3;
c. menyerahkan PBCK-3 lembar asli dan 3 (tiga) lembar tembusannya dengan
dilampiri CK-13 lembar ke-1 berikut dua set fotocopynya, dan fotocopy BACK-1
kepada Kepala Kantor Pelayanan;
d. menerima PBCK-3 lembar tembusan setelah diberikan catatan penerimaan dari
Kepala Kantor Pelayanan;
e. menerima BACK-3 lembar asli dan satu lembar tembusannya dari Tim
Pengawas;
f. mencatat BACK-3 lembar tembusan ke buku BCK-2B;
g. mengajukan permohonan pengembalian cukai kepada Kepala Kantor
Pelayanan dengan dilampiri BACK-3 lembar asli, dalam hal tidak mempunyai
utang cukai.
2. Kepala Kantor Pelayanan melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. menerima PBCK-3 lembar asli dan 3 (tiga) lembar tembusannya dilampiri
CK-13 lembar ke-1 berikut dua set fotocopynya dan fotocopy BACK-1 dari
Pengusaha Pabrik atau kuasanya;
b. meneliti kebenaran pengisian dan perhitungan dalam PBCK-3;
c. mencocokkan CK-13 lembar ke-1 dengan CK-13 lembar ke-2 dan BACK-1
lembar asli yang bersangkutan;
d. memberikan catatan penerimaan pada PBCK-3 lembar asli dan salah satu
tembusannya;
e. menyerahkan PBCK-3 lembar tembusan sebagaimana dimaksud pada huruf d
kepada Pengusaha Pabrik atau kuasanya;
f. mencatat PBCK-3 lembar asli ke dalam Buku Pengawasan PBCK-3 dan CK-13;
g. dalam hal jumlah nilai cukai dari Barang Kena Cukai tidak melebihi
Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), membuat Surat Persetujuan dan
membentuk Tim Pengawas yang bertugas mengawasi pelaksanaan
pemusnahan yang terdiri dari paling sedikit tiga orang Pejabat Bea dan Cukai
dari Kantor Pelayanan;
h. mengirimkan tembusan Surat Persetujuan dan Pembentukan Tim Pengawas
kepada Kepala Kantor Wilayah dan Direktur Cukai;
i. dalam hal jumlah nilai cukai dari Barang Kena Cukai melebihi Rp 50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah), membuat surat rekomendasi kepada Kepala Kantor
Wilayah dan tembusan kepada Direktur Cukai;
j. mengirimkan surat rekomendasi dan satu berkas PBCK-3 lembar tembusan,
satu set fotocopy CK-13 dan fotocopy BACK-1 , kepada Kepala Kantor Wilayah
dan tembusan Direktur Cukai;
k. menyerahkan PBCK-3 lembar asli, CK-13 lembar ke-1 dan BACK-1 lembar asli
kepada Tim Pengawas;
l. menerima PBCK-3 lembar asli, CK-13 lembar ke-1 dan BACK-1 lembar asli dan
tiga lembar tembusan BACK-3 dari Tim Pengawas;

- 14 -

m. meneliti BACK-3 lembar tembusan;
n. mencatat BACK-3 lembar tembusan ke buku Pengawasan PBCK-3;
o. menggabungkan BACK-3 lembar tembusan ke berkas PBCK-3 yang
bersangkutan;
p. dalam hal Pengusaha Pabrik mempunyai utang cukai , BACK-3 dipakai untuk
membayar utang cukai;
q. segera mengirimkan satu BACK-3 lembar tembusan kepada Direktur Cukai
dan Kepala Kantor Wilayah.
3. Kepala Kantor Wilayah melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. menerima satu berkas PBCK-3 lembar tembusan, satu set fotocopy CK-13,
fotocopy BACK-1 dan surat rekomendasi dari Kepala Kantor Pelayanan;
b. memberikan catatan tanggal penerimaan pada PBCK-3 lembar tembusan;
c. meneliti kebenaran pengisian dan perhitungan PBCK-3 lembar tembusan;
d. dalam hal ditemukan kesalahan pengisian dan/atau perhitungan segera
memberitahukan dan memberikan petunjuk seperlunya kepada Kepala Kantor
Pelayanan dengan tembusan Direktur Cukai;
e. mencatat PBCK-3 lembar tembusan ke Buku Pengawasan PBCK-3;
f. menerima tembusan Surat Persetujuan dan Pembentukan Tim Pengawas dari
Kepala Kantor Pelayanan;
g. dalam hal jumlah nilai cukai dari Barang Kena Cukai yang akan dimusnahkan
lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) segera membuat Surat
Persetujuan dan membentuk Tim Pengawas yang terdiri dari:
1) paling banyak dua orang Pejabat Bea dan Cukai dari Kantor Wilayah yang
membawahi Pabrik; dan
2) paling sedikit dua orang Pejabat Bea dan Cukai dari Kantor Pelayanan;
h. mengirimkan tembusan Surat Persetujuan dan Pembentukan Tim Pengawas
kepada Kepala Kantor Pelayanan dan Direktur Cukai;
i. menerima salah satu BACK-3 lembar tembusan dari Kepala Kantor Pelayanan;
j. meneliti BACK-3 lembar tembusan;
k. dalam hal ditemukan kesalahan pengisian dan/atau perhitungan segera
memberitahukan dan memberikan petunjuk seperlunya kepada Kepala Kantor
Pelayanan dengan tembusan Direktur Cukai;
l. mencatat BACK-3 lembar tembusan ke Buku Pengawasan PBCK-3.
4. Tim Pengawas melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. menerima PBCK-3 lembar asli, CK-13 lembar ke-1 dan BACK-1 lembar asli dari
Kepala Kantor Pelayanan;
b. mencocokkan jumlah, jenis, merek, tanda atau nomor pengenal koli serta jenis
segel atau tanda pengaman sebagaimana yang tertera pada CK-13 dan/atau
BACK-1;
c. memeriksa keutuhan segel atau tanda pengaman terhadap Barang Kena Cukai
yang akan dimusnahkan;
d. dalam hal segel atau tanda pengaman sebagaimana huruf c kedapatan utuh,
melakukan pemeriksaan secara acak, paling sedikit 10 % (sepuluh persen) dari
jumlah Barang Kena Cukai yang akan dimusnahkan dan paling sedikit 2 (dua)
koli;
e. dalam hal segel atau tanda pengaman sebagaimana huruf c kedapatan rusak
atau dalam hal hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud huruf d kedapatan
tidak sesuai, melakukan pemeriksaan 100 % (seratus persen) Barang Kena
Cukai yang bersangkutan;
f. melakukan pengawasan pelaksanaan pemusnahan Barang Kena Cukai;
g. membuat Berita Acara Pemusnahan Barang Kena Cukai (BACK-3) hasil
pengawasan pelaksanaan pemusnahan sebagaimana dimaksud huruf f
rangkap 5;
h. menyerahkan BACK-3 lembar asli dan satu lembar tembusannya kepada
Pengusaha Pabrik atau kuasanya;
i. menyerahkan PBCK-3 lembar asli, CK-13 lembar ke-1 dan BACK-1 lembar asli
serta tiga lembar tembusan BACK-3 kepada Kepala Kantor Pelayanan.

- 15 -

5. Direktur Cukai melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. menerima satu berkas PBCK-3 lembar tembusan, satu set fotocopy CK-13,
fotocopy BACK-1 dan tembusan surat rekomendasi dari Kepala Kantor
Pelayanan;
b. memberikan catatan tanggal penerimaan pada PBCK-3 lembar tembusan;
c. meneliti kebenaran pengisian dan perhitungan PBCK-3 lembar tembusan;
d. dalam hal ditemukan kesalahan pengisian dan/atau perhitungan segera
memberitahukan dan memberikan petunjuk seperlunya kepada Kepala Kantor
Pelayanan dengan tembusan Kepala Kantor Wilayah;
e. mencatat PBCK-3 lembar tembusan ke Buku Pengawasan PBCK-3;
f. menerima tembusan Surat Persetujuan dan Pembentukan Tim Pengawas dari
Kepala Kantor Pelayanan atau Kepala Kantor Wilayah;
g. menerima BACK-3 lembar tembusan dari Kepala Kantor Pelayanan;
h. meneliti BACK-3 lembar tembusan;
i. dalam hal ditemukan kesalahan pengisian dan/atau perhitungan segera
memberitahukan dan memberikan petunjuk seperlunya kepada Kepala Kantor
Pelayanan dengan tembusan Kepala Kantor Wilayah;
j. mencatat BACK-3 lembar tembusan ke Buku Pengawasan PBCK-3.

DIREKTUR JENDERAL,
Ttd.-

ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332

Salinan sesuai dengan aslinya,
Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
u.b.
Kepala Bagian Organisasi dan Tatalaksana

Nofrial
NIP 060040274

- 16 -