Jurnal 4 OPTIMIS PENGARUH FAKTOR TANI

OPTIMASI PENGARUH FAKTOR – FAKTOR PRODUKSI
USAHA TANI PADI SAWAH
Oleh :
Ir. Asminah Herawaty Sinaga MM
Dosen Kopertis Wil. I dpk. Pd. Fak. Pert. UDA Medan
ABSTRACT
Research in the village of implementing Wonosari, sample 40 KK concluded
that there were real differences in net income of rice farming between farmers and the
owners hire temporary labor shed is not significant.
Keywords: Optimization; Enterprises farmer

I.

Pendahuluan

Tanaman padi merupakan tanaman
yang memerlukan banyak air, inilah yang
menjadi pemikiran manusia di dunia
melaksanakan pembangunan irigasi yang
mempunyai peranan penting yaitu :
1. Menyediakan air untuk tanaman

serta mengatur kelembaban tanah
2. Membantu menyuburkan tanah
melalui kandungan bahan – bahan
yang dibawah oleh air.
3. Memungkinkan penggunaan pupuk
dan obat – obatan dalam dosis
tinggi
4. Dapat
menekan
pertumbuhan
gulma dan perkembangan hama
penyakit tertentu dan
5. Memudahkan pengelolahan tanah
(Effendi, 1991)
Dari penelitian merupakan salah
satu Desa yang meyoritis penduduknya
hidup dari usaha tani pada sawah dengan
pola tanah dua kali dalam satu tahun yang
pengairannya
diusahakan

oleh
masyarakat setempat.
Para petani di Desa tersebut hamper
keseluruhannya menanam padi Variates
Unggul Tahan Wereng ( VUTW ) seperti
IR 64, Sipulo Pandan dan Variates
Unggul lainnya.

Di dalam ilmu ekonomi dikenal apa
yang disebut dengan fungsi produksi
yaitu suatu fungsi yang menunjukan
huungan antara hasil produksi fisik (
output ) dengan factor-faktor produksi (
input ) secara sederhana fungsi produksi
tersebut dapat dituliskan sebagai :
Y = f ( X1, X2, .. Xn ) dimana Y = hasil
produksi X1 …Xn
= factor-faktor
produksi.
Dalam produksi pertanian maka

produksi
fisik
dihasilkan
oleh
pekerjaannya bebrapa factor produksi
sekaligus yakni tanah, modal dan tenaga
kerja.
Umumnya tenaga kerja yang
digunakan dalam usaha tani padi sawah
adalah tenaga kerja manusia, tenaga kerja
ternak, dan tenaga kerja mekanik.
Tenaga kerja manusia umumnya
berasal dari keluarga petani sendiri yakni
suami, isteri, dan anak-anak petani.
Tenaga kerja yang bersasal dari keluarga
petani ini merupakan sumbangan
keluarga pada produksi petani secara
keseluruhan dan tidak pernah dinilai
dengan uang (Mubyarto, 1987)
Untuk

mengatasi
kekurangan
tenaga kerja yang terdapat dalam
keluarga petani maka diperlukan tenaga
kerja dari luar. Hal ini terutama karena
adanya banyak jenis pekerjaan yang
J-DA | 26

bertumpuk-tumpuk dalam waktu-waktu
tertentu dan harus diselesaikan dalam
waktu yang singkat.
A. Tujuan Penelitian
1. Untuk dmengetahui tingkat optimal
penggunaan lahan, tenaga kerja dan
sarana produksi usaha tani padi
sawah.
2. Untuk mengetahui bagaimana
pengaruh luas lahan, tenaga kerja
sarana produksi terhadap produksi
usaha tani padi sawah

B.

Hipotesis Penelitian
1. Penggunaan lahan, tenaga kerja dan
sawah produksi sudah optimal
2. Semakin besar penggunaan lahan,
tenaga kerja dan sarana produksi
akan meningkatkan produksi.

Metode Penelitian
Untuk hipotesis 1 ) digunakan
analisis fungsi produksi Cobb – Douglas
yaitu:
Y = ax1 ax2b2 .. Xib1
Untuk mengetahui apakah factor
produksi sudah optimal dilanjutkan
dengan:
VMPx = Px = Py . MP
MP
= bi . AP AP = Y

=
1
penggunaan
Jika VMPx
produksibelum optimal
Px
= VMPx
>
1
penggunaan faktor produksi belum
optimal
Px (kurang) sehingga input x perlu
<
1
ditambah = VMPx
penggunaan faktor produksi belum
optimal
Px ( lebih ) sehingga input x perlu
ditambah
Keterangan :

Y
= Produksi
a
= Intercep atau perpotongan
bi
= EP = Elastistasi Produksi
xi
= Input ( factor produksi )
VMP = Nilai Produksi marginal
MP
= Produksi marginal

AP
Py
PX

= Rata-rata produksi
= Harga output / produksi
= Harga jual
Untuk hipotesis 2 ) digunakan

metode analisis Regisi Linier Berganda
dengan rumus :
y
= b0 + b1x2 + b 3x3 + b 4x4 + b5x5 +
b 6x6 + b7x7+ b8x8
b0
= Nilai y jika X1 – X8 = 0
y
= Produksi (kg/ha)
X1
= Luas lahan padi sawah (ha)
X2
= Tenaga Kerja ( HKP / ha )
X3
= Bibit (kg/ha)
X4
= Pupuk Urea (kg/ha)
X5
= TSP (kg/ha)
X6

= SS (kg/ha)
X7
= Ally (kg/ha)
X8
= Sindak (Kg/ha)
b 2-b8 = Koepisien Regresi Parsial
………. ( Suspranto, 1996 )

C.

Untuk hipotensien Regresi di uji
dengan penggunaan uji statistic t-tes pada
taraf kepercayaan 95 % dengan rumus :
tn
= bi
tn
= t-hitung
bi
= koefisien regresi variable ke – i
Sbi

= Standar error perkiraan ke – bi
D.
a.

Hasil Penelitian dan Pembahasan
Tingkat optimal penggunaan faktor
– faktor produksi pemilik murni
dari
hasil
analisi
dengan
menggunakan fungsi produksi
Cobb – Douglas di peroleh fungsi
produksi pemakaian Y = 12.316,69
X-0,09 dimana koefisien regrasi (b)
atau elastisitas produksi ( EP)
adalah -0,09 ini berarti :
Bahwa setiap penambahan 1 % luas
lahan akan mengurangi produksi sebesar
0.09 %. Tingkat optimal lahan diperoleh

nilai produksi sebesar 0.09 %. Tingkat
opetimasi lahan diperoleh nilai produksi
marginal ( VMP + 3.388.684,37 ) dan
harga lahan (Px) Rp. 500.000/ rabte maka
VMP/Px = -9,77 < 1 artinya bahwa
penggunaan belum optimum. Untuk
J-DA | 27

mencapaioptimum luas lahan perlu
dikurangi 0,06 ha dari luas lahan rata-rata
0,45 ha menjadi 0,39 ha. Dengan
demikian hipotensis yang mengatakan
luas lahan belum optimum dapat
diterima.
Fungsi produksi penggunaan
tenaga kerja adalah Y = 749,89 X0,5 dan
bibit Y = 125,83 X0,81 dimana koefisien
regrasi (EP) masing-masing 0,5 dan 0,81
ini berarti bahwa setiap penambahan 1 %
tenaga kerja dan bibit, produksi
penambahan sebesar 0,5 % dan 0,81 %.
Untuk tingkat optimasi tenaga kerja
diperoleh VMP = Rp. 35.094,08 dan upah
tenaga kerja (Px) Rp. 17.732 / HKP maka
CMP / Px = 1,98 > untuk bibit diperoleh
VMP = 51.594,63 ha dan harga bibit Rp.
1.110 / kg maka VMP / Px = 30.17 > 1
penggunaan tenaga kerja maupun bibit
belum optimum. Untuk mencapai
optimum tenaga kerja perlu di tambah
8.88 HKP / ha terhadap tenaga kerja ratarata menjadi 250,28 HKP / ha dan bibit
perlu di tambah 149,64 / ha menjadi
415,64 kg/ha.
Penggunaan pupuk urea, TSP dan S
untuk memperoleh produksi masingmasing diperoleh fungsi Y = 667,5 X0,432,
Y = 10.349,15 X0,029 dan Y = 3.845.917
dan 0,19 ini berarti bahwa setiap
penambahan 1 % urea, TSP dan SS
produksi naik masing-masing sebesar
0,432 % ; 0,029 % dan 0,19 %.
Penggunaan pupuk ini belum
optimum seperti ditunjukan pada table 13
dimana VMP/Px > 1 untuk mencapai
optimum urea perlu ditambah 77,29
kg/ha dari pemakaian rata-rata menjadi
827,21 kg/ha, TSP : 5,57 kg/ha menjadi
110,57 kg/ha menjadi 399,27 kg/ha.
Elastisitas penggunaan peptisida (
Ally dan Sinak ) adalah 0,0049 dan 0,005
hal ini dapat dilihat dari fungsi produksi
masing-masing adalah Y = 12.189.05
X0,049 dan Y = 11.788,27 X0,005 . ini dapat
diartikan bahwa penambahan 1 % X4X5
dan X6 VMP/Px = 0,29 < 1 ini berarti

bahwa penggunaan pupuk urea, TSP dan
SS sebelum optimnum. Agar tercapai
tingkat optimum urea perlu di tambah
sebesar 36,86 kg/ha menjadi 92,29 kg/ha
dan SS 4,53 kg/ha menjadi 346,47 kg/ha.
b.
Tingkat optimis penggunaan factorfaktor produksi menyewa murni
Fungsi produksi pemakaian lahan
(X1), tenaga kerja (X2) dan bibit (X3)
penyewa murni masing-masing adalah Y
= 0.602.565 X0.003484 , Y + 13.049,68X0,04
dan Y = 4.602,565 x-0.15 . Dari fungsi
tersebut diperoleh elastisitas penggunaan
lahan 0,003483 %. Ep tenaga kerja adalah
-0,04 dan bibit sebesar0.15 artinya setiap
penambahan 1 % X2 dan X3
mengakibatkan penurunan produksi
sebesar 0,04 % dan 0,15.
Tingkat optimal (VMP/Px) X1 X2
dan X1 X2 dan X→ adalah 0,27 ; -0,14 dan
-5\6,79 masing-masing lebih kecil dari
satu. Untuk mencapai tingkat optimum
X1 perlu di kurangi 1,67 HKP / ha dan
X3 sebesar 73,14 kg/ha menjadi 16,86
kg/ha.
Elastisitas penggunaan urea (X4)
TSP (X5) berturut-turut sebesar 0,063 ;
0,004319 dan 0,0112 hal ini dapat dilihat
dari fungsi produksi yang diperoleh yakni
Y = 6,9819 % dan 0,012 %. Selanjutnya
diperoleh optimasi X4 VMP/Px = 1,33 >
1, X5 = 1,33 X5 VMP/Px = 0,41 < 1 dan
X6 VMP/Px =0,29 < 1 ini berarti bahwa
penggunaan pupuk urea, TSP dan SS
belum optimum. Agar tercapai tingkat
optimum urea perlu di tambah sebesar
36,86 kg / ha menjadi 685,86 kg/ha
sedangkan TSP perlu di kurangi 1,71
kg/ha menjadi 92,29 kg/ha dan SS : 4,53
kg/ha menjadi 246,47 kg/ha.

J-DA | 28

II.

Kesimpulan dan Saran

A.

Kesimpulan
Tingkat
optimasi
penggunaan
factor-faktor produksi : tenaga kerja :
1,98, bibit : 30,17, Urea : 5,5 TSP : 2,85,
SS : 4,42, Ally : 21,97, Sindak : 2,6
masing-masinglebih besar satu dan luas
lahan : -6,77 lebih kecil satu ini berarti
bahwa inputyang digunakan belum
optimum.
Agar
tercapai
tingakat
optimuminput perlu di tambah yakni
tenaga kerja sebesar 8,88 HKP/ha, bibit
:149,64 kg/ha, Urea : 77,21 kg/ha, TSP :
5,57 kg/ha, SS : 30,27 kg/ha, Ally : 0,04
kg/ha dan Sindak : 77,21 kg/ha. Adanya
penggunaan input yang belum optimum
ini kemungkinan disebabkan oleh
pengetahuan petani masih rendah yakni
rata-rata mengecap pendidikan selama 9
tahun sehingga keterampilan petani
dalam mengelola usaha tani kurang
dengan kemungkinan lain disebabkan
ekonomi keluarga yang lemah sehingga
petani mampu membeli sarana produksi
yang diperlukan dalam usaha tani.
B.

Saran
Disarankan pada petani agar dapat
mengoptimumkan penggunaan lahan
yang dimiliki dengan penggunaan tenaga
kerja yang tidak berlebihan serta
penggunaan sarana produksi khususnya
pupuk yang tepat waktu dan tepat dosis.

DAFTAR PUSTAKA
A.A.K. Budidaya Tanaman Padi, Jakarta
: Kanisius, 1990. hal 5,11 - 5
Adisoermarto. Sumber Daya Alam
sebagai
Modal
Dalam
Pembangunan
Berkelanjutan,
Lembaga
Ilmu
Pengetahuan
Indonesia. Jakarta : LIPI Press,
1998. hal 45
A.G. Kartasapoetra. Pengatur Ekonomi
Produksi Pertanian. Jakarta : PT.
Bima Aksara, 1987. hal 34, 35, 67
A.T.
Mosher.
Menggerakan
dan
Membangun Pertanian. Jakarta :
CV. Yasa Guna, 1987. hal 34, 35,
67
BPS. Statistik Indonesia. Kantor Statistik
Sumatera Utara, 1999
BPS Sumut. Sumatera Utara Dalam
Angka. Kantor Statistik Sumatera
Utara. 2000
Dawan
Rahatdjo.
Transpormasi
Pertanian,
Industrialisasi
dan
Kesempatan Kerja. Jakarta :
Universitas Inodonesia, 1984. hal
58 – 59
Departemen Pertanian : Industrialisasi,
Rekayasa Sosial dan Peranan
Pemerintah Dalam Pembangunan
Pertanian. Jakarta : Pusat Penelitian
Sosial Ekonomi Pertanian. Badan
Penelitian
dan
Pembangunan
Pertanian 1997. hal 46
Effendi. Irigasi di Indonesia. Jakarta :
LP3ES, 1991. hal 141, 148
Fadholi Hermanto. Ilmu Usaha Tani.
Jakarta : Penebar Swadaya,1996.hal
64
Hadi Prayetno. Pembangunan Ekonomi
Pedesaan. Yogyakarta : Liberti,
1985. hal 36

J-DA | 29