229 KEWIRAUSAHAAN MENINGKATKAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN MEMANFAATKAN BAHAN MURAH MENJADI PRODUK BERNILAI JUAL

ISBN: 978-602-60361-3-1
Yogyakarta, 30 November 2016

KEWIRAUSAHAAN:
MENINGKATKAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN MEMANFAATKAN BAHAN
MURAH MENJADI PRODUK BERNILAI JUAL
Arif Darmawan, Nevia Yulfa Fadhlika, Dwi Putri Kartika Sari,
Romi Arief Muhammad, Oki Kustiwa, Hasian Syuhada Syahraputra Siregar,
Harri Trisnapati, Fantry Wijayanti, Nadia Dessifa Hasana
Universitas Islam Indonesia – Yogyakarta
Email: neviayulfaf@gmail.com

ABSTRAK
Kewirausahaan (Entrepreneurship) merupakan persoalan paling penting didalam
perekonomian suatu bangsa yang sedang membangun seperti Indonesia. Kelompok kewirausahaan
(entrepreneurship) yang dikenal sebagai modal manusia memiliki peranan dalam memajukan
perekonomian.
Kata kunci: Kewirausahaan, Memajukan Perekonomian

ABSTRACT
Entrepreneurship (Entrepreneurship) is the most important issue in the economy of a nation

that is building such as Indonesia. Group entrepreneurship (entrepreneurship) is known as human
capital has a role in promoting the economy.
Keywords: Entrepreneurship, Advancing the Economy

PENDAHULUAN
Kewirausahaan (Entrepreneurship) merupakan persoalan paling penting didalam perekonomian suatu bangsa yang sedang membangun seperti Indonesia. Persoalanyang kita hadapi
saat ini adalah masih rendahnya minat masyarakat untuk menjadi wirausaha. 4,676 juta orang
(0,8 persen)penduduk Indonesia memilih menjadi wirausaha. Kondisi ini masih sangat jauh jika
dibandingkan

dengan

Negara-negara

lain

seperti

Singapura,


Cina

dan

Amerika

Serikat.Kelompok kewirausahaan (entrepre-neurship) yang dikenal sebagai modal manusia
memiliki peranan dalam memajukan perekonomian. Kemajuan bangsa Jepang dan Cina
misalnya dimotori oleh wirausawaan. Gelombang usahawanlah yang telah merubah wajah
Negara-negara tersebut menjadi Negara dengan tingkat capaian ekonomi tertinggi di
dunia.Indonesia perlu “mewarisi” pengalaman Hongkong atau Taiwan yang telah berhasil
melakukan revolusi kewirausahawaan hingga akhirnya dapat meningkatkan pendapat nasional
dan memperkuat dinamika ekonomisecara keseluruhan.
Entrepreneur, berasal dari bahasa Inggris, artinya usahawan atau pengusaha. Usahawan
atau pengusaha, dalam aktifitas sehari-hari disebut juga dengan pebisnis. Dan segala aktifitas
pada pebisnis atau pengusaha disebut dengan bisnis. Karena aktifitas pebisnis tidak lain adalah
229

Prosiding Pengabdian Seminar Nasional seri 6
"Menuju Masyarakat Madani dan Lestari"


bisnis itu sendiri yang melibatkan waktu dan setiap waktu yang digunakan dalam berbisnis
dihitung dengan nilai usaha, di mana nilai usaha tersebut adalah keuntungan bisnis. Wirausaha
adalah jalan pekerjaan seseorang yang dijalankan dengan kemungkinan memperoleh
keuntungan dan kemungkinan memperoleh kerugian yang tak terhingga berdasarkan skala
kualitas seseorang tersebut, sehingga untuk melangkah berwirausaha diperlukan pribadi-pribadi
tangguh, pribadi pantang menyerah, percaya diri, kemampuan mental-emosional dan
kemampuan membaca peluang. Kemampuan berwirausaha di dasari atas sebuah kepentingan
membaca peluang untuk pengembangan sebuah usaha, tersedianya cukup waktu untuk
mengimprofisasikan kreatifitas usahanya, dan dorongan yang kuat dalam menguasai pasar.
Sehingga dalam hal ini diperlukan konsep-konsep dasar berwirausaha agar tidak terjebak dalam
kemacetan improfisasi.
Beberapa ciri entrepreneurship atau jiwa kewiraswastaan dikemukakan oleh J.A.
Schumpeter (1970) dalam bukunya “The Entrepreneur as Innovator” antara lain sebagai
berikut:
1.

Berambisi tinggi

2.


Energetic

3.

Bernafsu

4.

Percaya Diri

5.

Kreatif dan Innovatif

6.

Senang bergaul

7.


Pandai Bergaul

8.

Bersifat fleksibel

9.

Hard working

10. Berpandangan ke depan
11. Netral – berani terhadap risiko
12. Senang mandiri dan bebas
13. Banyak inisiatif dan bertanggung jawab
14. Bersikap optimistic
15. Memandang kegagalan sebagai pengalaman yang berharga
16. Selalu berorientasi laba
17. Selalu memperhitungkan dengan uang
18. Gemar bersaing / bertanding / kompetisi

Proses kewirausahaan antara pria dan wanita tidak berbeda, namun dalam praktiknya
wanita lebih banyak mengalami kendala dalam berwirausaha (Tambunan, 2009). Berdasarkan
230

ISBN: 978-602-60361-3-1
Yogyakarta, 30 November 2016

riset-riset di Bangladesh, India, Indonesia, dan Afrika Selatan didapati bahwa kendala-kendala
wanita dalam berwirausaha adalah; (1) Hukum, adat, tradisi, budaya dan agama (2) status
perkawinan (3) pekerjaan rumah tangga yang berat (4) keterbatasan pendidikan, pengetahuan
dan informasi (5) Keterbatasan dana sebagai modal dan akses kredit (6) jaringan kelembagaan
yang kurang memadai (Ahamad & Moudud-UI-Hug, 2013; Bhardwaj, 2008; Bruni, Gherrardi
& Poggio, 2004; Derera, Chitakunye & O’Naill, 2014; Ganesan, Kaur & Maheshwari, 2002;
Pawan & Rajesh, 2009; Ragoobur & Kasseeah, 2012; Sharma, 2013; Tambunan, 2008;
Tambunan, 2009). Kanungo (2003) menambahkan bahwa keterbatasan wanita pengusaha untuk
memulai usaha adalah; (1) hambatan pengambilan risiko karena wanita kurang tegas dan
percaya diri (2) status wanita dalam struktur sosial membuat wanita tergantung pada pria
(suami, ayah dan keluarga) (3) kurangnya akses pendidikan dan pelatihan bagi wanita, dan (4)
sulitnya akses dana dan kredit bagi wanita.
Tujuan dari kewirausahaan, sebagai berikut:

1. Meningkatkan jumlah para wirausaha yang berkualitas.
2. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk menghasilkan kemajuan
dan kesejahteraan masyarakat.
3. Membudayakan semangat sikap, perilaku, dan kemampuan kewirausahaan di kalangan
masyarakat yang mampu, handal, dan unggul.
4. Menumbuhkembangkan kesadaran dan’orientasi Kewirausahaan yang tangguh dan kuat
terhadap masyarakat.
Manfaat Kewirausahaan untuk kedepannya , sebagai berikut :


Sebagai generator pembangunan lingkungan, pribadi, distribusi, pemeliharaan
lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat. Menjadi contoh bagi masyarakat sebagai





pribadi yang unggul dan patut diteladani
Dapat memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial sesuai dengan
kemampuanya

Menambah daya tampung tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran
Dapat mendidik masyarakat hidup efisien dan tidak boros

METODE
Modal Manusia Berjiwa Entrepreneur
Dalam memulai suatu usaha, umumnya setiap usaha mengalami banyak permasalahan
dan krisis. Banyak kegagalan karena kurangnya kreativitas, kepemimpinan dan pembuatan
keputusan yang tepat untuk mencari solusi yang baik. Kreativitas seperti, thinking outbox atau
231

Prosiding Pengabdian Seminar Nasional seri 6
"Menuju Masyarakat Madani dan Lestari"

kemampuan melakukan analisa permasalahan di luar pemahaman yang sudah ada dan mencari
alternative solusi yang kreatif akan sangat membantu usaha anda untuk berhasil. Kreativitas
juga akan membantu Anda untuk menyesuaikan produk-produk Anda agar diterima oleh pasar
dan melihat berbagai peluang dalam membangun usaha anda. Optimisme dan keberanian
mengambil resiko dalam mengkaji suatu tantangan tugas tidak luput dari pengaruh kepercayaan
diri yang ada. Geoffrey G Meredith, mengemukakan profil wirausaha yang utama adalah
percaya diri yang memiliki watak ketidak tergantungan, individual dan optimis. Pengambilan

resiko dengan watak suka pada tantangan akan berorientasi ke masa depan yang berpandangan
jauh kedepan. Tingkat kemandirian atau kemampuan untuk berdiri sendiri erat hubungannya
dengan tingkat kepercayaan diri seseorang. David J. Schwartz mengatakan bahwa untuk
membangun kekuatan dan keyakinan seseorang harus melakukan pedoman untuk menghasilkan
dan memperkuat kekuatan keyakinan diri.
a Pikirkan keberhasilan jangan pikirkan kegagalan
b Terus menerus mengingat sesuatu yang lebih baik
c Keyakinan yang tinggi.

1

Mengubah Pola Pikir
Perlu diciptakan suatu iklim yang dapat mengubah pola pikira baik mental maupun

motivasi oranga tua, dosen, dan mahasiswa agar kelak anak-anak mereka dibiasakan untuk
menciptakan lapangan pekerjaaan ketimbang mencari pekerjaan. Perubahan ini tidak dapat
dilakukan secara cepat, tetapi harus dilakukan secara bertahap. Pertama, misalnya dengan
mendirikan sekolah yang berwawasan wirausaha (entrepreneur) atau paling tidak menerapkan
mata kuliah kewirausahaan seperti yanga sekaranga ini sedang digalakkan di berbagai
perguruan tinggi. Dengan demikian, hal itu sedikit banyak akan mengubah dan menciptakan

pola pikir (mental dan motivasi) mahasiswa dan oranga tua. Kedua, di dalam pendidikan
kewirausahaan perlu ditekankan keberanian untuk memulai berwirausaha. Biasanya, kendala
kita untuk memulai suatu usaha adalah adanya rasa takut akan rugi atau bangkrut. Namun,
sebagian orang yang sudah memiliki jiwa wirausaha merasa bingung dari mana harus memulai
suatu usaha.
Ketiga, tidak sedikit yang merasa bahwa berwirausaha sama dengan tidak memiliki masa
depan yang pasti. Sementara itu, dengan bekerja di perusahaan, mereka yakin bahwa masa
depan sudah pasti, apalagi pegawai negeri. Dengan berwirausaha, justru masa depan ada di
tangan kita, bukan di tangan orang lain. Baik buruknya masa depan, kitalah yang menentukan
sehingga motivasi untuk berkembang terbuka lebar.
232

ISBN: 978-602-60361-3-1
Yogyakarta, 30 November 2016

2

Kreativitas Dalam Berusaha
Dalam melakukan tindakan ekonomi (tindakan memenuhi kebutuhan) manusia selalu


dihadapkan pada permasalahan ekonomi yaitu terbatasnya alat pemuas kebutuhan. Disinilah
saatnya manusia dituntut untuk kreatif dalam melakukan pilihan mana yang terbaik dan mana
yang paling menguntungkan sesuai kemampuan sumber daya yang dimilikinya. Kewirausahaan
sebagai faktor produksi yang menentukan dalam proses suatu produksi sangat dituntut untuk
memiliki sifat kreatif. Seorang wirausaha dituntut memiliki kemampuan menggunakan sumber
daya ekonomi seperti keuangan (modal), bahan mentah dan tenaga kerja untuk membangun
perusahaannya. Wirausaha juga di tuntut memiliki sikap tanggap terhadap peIuang usaha yang
menguntungkan, bekerja keras dengan semangat tinggi, berani mengambil resiko. tidak takut
gagal serta bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan. Ternyata telah banyak
pengusaha yang behasil sukses karena mereka memiliki sikap kreatif wirausaha tersebut.
Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut secara riil tercermin dalam kemampuan dan kemauan
untuk memulai usaha (startup), kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative),
kemampuan untuk mencari peluang (opportunity), keberanian untuk menanggung risiko (risk
bearing) dan kemampuan untuk mengembangkan ide. Kemauan dan kemampuan – kemampuan
tersebut diperlukan terutama untuk :
a) Melakukan proses/ teknik baru (the new technik)
b) Menghasilkan produk atau jasa baru (the new product or new service),
c) Menghasilkan nilai tambah baru (the new value added),
d) Merintis usaha baru (new businesess),yang mengacu pada pasare)
3

Peranan Kreativitas dalam Wirausaha
Inovasi memegang peranan penting dalam mengembangkan produk dan jasa dalam

bisnis. Berbagai kesuksesan wirausaha di dunia disebabkan oleh kreatifitas dalam
mengembangkan produk. Persaingan yang ketat dalam berwirausaha mendorong wirausaha
untuk memiliki kreatifitas yang tinggi. Daya kreatifitas tersebut harus dilandasi cara berpikir
yang maju, gagasan-gagasan baru yang berbeda dibandingkan produk-produk yang telah ada.
Berbagai gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk
ataupun waktu dan memberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha yang pada
awalnya kelihatan mustahil.
4

Membangun Kewirausahaan
Berwirausaha memang tak cukup hanya bermodalkan rasa ingin belaka. Berwirausaha

harus merupakan pilihan, lalu menetapkan langkah pasti dan teguh dalam menjalaninya.
233

Prosiding Pengabdian Seminar Nasional seri 6
"Menuju Masyarakat Madani dan Lestari"

Idealnya, komitmen dan konsistensi itu harus terus dijaga apapun ujiannya, apapun godaannya,
dan apapun hasilnya. Apalagi tingkat persaingan usaha dan perilaku pasar semakin dinamis.
Wirausahawan harus memiliki keyakinan, cita-cita untuk menjadi besar diawali dengan
langkah-langkah

kecil.

Wirausaha

membutuhkan

suatu

skill

untuk

menjalankan

usahanya. Skill tersebut bisa berupa cakap menjual dan integritas yang tinggi. Selain itu harus
juga mempunyai sikap ulet, gigih, pandai, disiplin, pantang menyerah, dan mempunyai pikiran
yang terbuka.

HASIL dan PEMBAHASAN
Penulis merealisasikan langsung kepada masyarakat sebagai dasar pengabdain penulis
terhadap masyarakat dengan membantu dan melakukan pelatihan kewirausahaan yang
dilakukan oleh Ibu-Ibu dan Anak-anak disuatu daerah yang jauh dari kota. Penulis melakukan
kegiatan dan melatih di Dusun Dogleg, Desa Brondong, Kecamatan Bruno, Purworejo.
Antusias masyarakat yang tinggi menjadikan penulis semakin semangat dalam memberikan
ilmu dan melakukan pelatihan kepada ibu-ibu maupun anak-anak yang ada di Dusun tersebut.
Masyakat Dusun Dogleg sebagian besar setelah lulus SMP melanjutkan mencari nafkah
diperantauan seperti di Jakarta dan Kalimantan atau melanjutkan pekerjaan orangtuanya yaitu
bertani dan berkebun yang hasil panennya bersifat musiman. Tidak ada masyarakat yang
berusaha untuk membuka lahan pekerjaan didaerah kelahirannya selain bertani dan berkebun.
Sehingga tidak ada pemasukan lain selain dari hasil bumi tersebut. Dan ibu ibu dusun Dusun
Doglek bekerja hanya saat musim panen dan musim tanam datang, selebinya hanya
mengerjakan pekerjaan rumah dan mengurus anak anaknya. Maka dari itu, penulis ingin
mengisi waktu luang dari para ibu ibu serta anak anak dari Dusun Dogleg agar lebih bermanfaat
dengan membuat produk produk dari bahan yang mudah didapat dan murah. Adapun target
yang ingin disasarkan dari program Peningkatan kewirusahaan dengan pemanfaatan bahan
murah menjad bernilai jual ini adalah warga ibu ibu serta anak anak masyarakat Dusun Dogleg,
dimana mayoritas dari mereka tidak memiliki kegiatan yang dapat menghasilkan setelah
melakukan pekerjaan rumah dan bersekolah. Hasil yang dicapai dari program ini adalah warga
masayarakat dusun Dogleg dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam membuat
produk yang dapat mereka buat diwaktu luang dengan modal yang sedikit serta mudah
didapatkan. Sehingga masyarakat mendapatkan tambahan pendapatan dari penjualan produk
tersebut.

234

ISBN: 978-602-60361-3-1
Yogyakarta, 30 November 2016

Gambar 1. Kreativitas Membuat Gelang Tali
Adapun dana yang dibutuhkan dalam pembuatan gelang sebagai berikut :
Tabel 1. Rekapitulasi Dana Pembuatan Gelang
Pengeluaran

Biaya

Benang gelang 6 gulung

Rp 42.000

Kain Flanel 10 lembar

Rp 20.000

Kertas Hias

Rp 5.000

Kancing Hias

Rp 6.000

Lem kayu

Rp 14.000

Jumlah Biaya

Rp 87.000

Mayoritas ibu-ibu Dukuh Dogleg merupakan ibu-ibu rumah tangga yang hanya
mengandalkan hasil atau gaji dari bapak-bapak yang sebagian besar bekerja sebagai petani. Ibuibu Dusun Dogleg belum ada yang berani memulai untuk berwirausaha sesuai dengan
kreativitas yang dimiliki. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil
survei bahwa ibu-ibu Dukuh Dogleg masih kurang dalam pembelajaran keterampilan tangan.
Salah satu upaya untuk memperbaiki keadaan tersebut mahasisiwa mencoba menerapkan
pelatihan pembuatan produk tas kanvas guna meningkatkan kreativitas ibu-ibu dalam berkreasi
menggunakan bahan-bahan yang tersedia yang telah mereka buat sendiri. Tujuan dari kegiatan
ini adalah ibu-ibu Dukuh Dogleg dapat memiliki kreatifitas yang lebih jika dibandingkan
dengan sebelumnya. Ibu-ibu Dukuh Dogleg terbantu dengan adanya pelatihan pembuatan tas
kreasi masing-masing ibu-ibu Dukuh Dogleg. Dengan pelatihan pembuatan produk tersebut

235

Prosiding Pengabdian Seminar Nasional seri 6
"Menuju Masyarakat Madani dan Lestari"

ibu-ibu memiliki gambaran untuk lebih termotivasi dalam berwirausaha. Ada beberapa warga
yang membuat tas dan bahan sisa lainnya untuk dijual seperti yang telah diajarkan sebelumnya.

Gambar 2. Kreatvitas Membuat Tas Kanvas
Adapun dana yang dibutuhkan dalam pembuatan tas kanvas sebagai berikut :
Tabel 2. Rekapitulasi Dana Pembuatan Tas Kanvas
No

Nama Barang

Jumlah

Harga Satuan

Jumlah Harga

1

Kain Blaco

3

Rp

18,900

Rp

56,700

2

Kain ERO

1.5

Rp

19,900

Rp

29,850

3

OPP Perekat 30x40

2

Rp

5,000

Rp

10,000

4

Renda Hias

2

Rp

5,000

Rp

10,000

5

Benang BEB

5

Rp

1,400

Rp

7,000

6

Aplikasi Bunga

2

Rp

7,000

Rp

14,000

7

Aplikasi Flanel

1

Rp

8,500

Rp

8,500

8

Perekat Bros

1

Rp

3,500

Rp

3,500

9

Jarum Prim

1

Rp

6,000

Rp

6,000

10

Korsase

1

Rp

4,500

Rp

4,500

11

Aplikasi BB

1

Rp

7,500

Rp

7,500

12

Jarum Jait KW1

1

Rp

1,500

Rp

1,500

13

Lidi Mersy

1

Rp

7,500

Rp

7,500

14

Lem Bakar

4

Rp

800

Rp

3,200

15

Pita Satin

1

Rp

3,000

Rp

3,000

Rp

172,750

Total Biaya

236

ISBN: 978-602-60361-3-1
Yogyakarta, 30 November 2016

Dana yang dikeluarkan sejumlah Rp 172.750,- dan akan menjadi kurang lebih 12 pcs Tas
Kanvas yang dapat menguntungkan Ibu-Ibu Dusun Dogleg, dan diharapkan lebih warga Dogleg
khusunya Ibu-ibu lebih antusias lagi dalam melakukan kegaiatan yang bermanfaat yaitu
kewirausahaan.
Berdasarkan observasi bahwa ibu-ibu warga Dusun Dogleg kurang memiliki jiwa
kreativitas dan tidak ada pandangan berwirausaha sebelumnya, program pelatihan kreativitas
dan kewirausahaan melalui pembuatan produk keset kain perca dilakukan untuk menambah
kegiatan ibu-ibu rumah tangga Dusun Dogleg agar waktu luang di rumah lebih bermanfaat.
Selain itu untuk menambah jiwa kreativitas ibu-ibu untuk menggunakan barang-barang bekas
atau yang sudah tidak dipakai lagi menjadi barang yang memiliki fungsi lain yang lebih
bermanfaat dan barang-barang hasil kreativitas tersebut dapat dijadikan mata pencaharian
sambilan untuk menambah penghasilan keluarga. Program pelatihan kreativitas dan
kewirausahaan melalui pembuatan produk keset kain perca ini dilaksanakan dengan metode
pelatihan bertahap yang didalamnya terdapat juga kegiatan sosialisasi mengenai kewirausahaan
dalam satu forum kumpulan, dimana pelatihan membuat kreativitas keset kain perca ini
dilakukan secara bertahap mulai dari penyiapan bahan sampai ke tahapan selanjutnya sampai
menjadi produk jadi. Di dalam forum pelatihan juga terdapat forum diskusi apabila terdapat ide
kreatif lain yang ingin dilakukan ibu-ibu atau apabila ada hal-hal mengenai kewirausahaan dan
kreativitas yang tidak dimengerti oleh ibu-ibu. Forum kumpulan pelatihan ini dilakukan bergilir
ke satu rumah ke rumah lain dalam setiap periode tahapannya. Metode ini ditujukan agar
mengefisienkan waktu dan tempat, serta menambah keakraban dan mempererat tali silaturahmi
antar warga. Proses pelaksanaan program ini dimulai dengan mengobservasi mengenai kegiatan
ibu-ibu rumah tangga Dusun Dogleg, wirausaha yang dimiliki, kondisi sosial antar warga yang
mendorong dilakukannya program dengan metode ini. Hasil yang dicapai dari program ini
adalah ibu-ibu warga Dusun Dogleg mengetahui tentang kewirausahaan, menambah jiwa
kreativitas dengan memanfaatkan barang-barang yang sudah tidak digunakan lagi, menambah
pengahasilan utama dari penjualan kreativitas, dan dapat menambah keakraban antar warga.

237

Prosiding Pengabdian Seminar Nasional seri 6
"Menuju Masyarakat Madani dan Lestari"

Gambar 3. Karya dalam Membuat Keset Kain Perca
Adapun dana yang dibutuhkan dalam pembuatan keset kain perca sebagai berikut :

Tabel 2. Rekapitulasi Dana Pembuatan Keset Kain Perca
Barang

Biaya

Net Putih (1,5 m)

Rp. 70.500

Kain sifon ( 6 x 0,5 m)

Rp. 27. 000

Jumlah Biaya

Rp 97.500

KESIMPULAN
Penulis melakukan kegiatan dan melatih di Dusun Dogleg, Desa Brondong, Kecamatan
Bruno, Purworejo. Antusias masyarakat yang tinggi menjadikan penulis semakin semangat
dalam memberikan ilmu dan melakukan pelatihan kepada ibu-ibu maupun anak-anak yang ada
di Dusun tersebut. Antusias yang tinggi untuk melakukan kegiatan dalam berkreatifitas untuk
berwirausaha mendorong warga lebih rajin dan giat lagi dalam melaksanakan seluruh kegaiatan
yang telah disusun oleh penulis. Dana modal yang dikeluarkan tidak sebegitu banyak
dibandingkan hasil yang akan diperoleh untuk kedepannya. Hasil yang dicapai dari program ini
adalah ibu-ibu warga Dusun Dogleg mengetahui tentang kewirausahaan, menambah jiwa
kreativitas dengan memanfaatkan barang-barang yang sudah tidak digunakan lagi, menambah
pengahasilan utama dari penjualan kreativitas, dan dapat menambah keakraban antar warga.

238

ISBN: 978-602-60361-3-1
Yogyakarta, 30 November 2016

REFERENSI
Agus Alfianto, Eko. 2012. Kewirausahaan : Sebuah Kajian Pengabdian Kepada Masyarakat.
Jurnal Heritage. 1. 2

Dwi Astuti, Dani. 2013. Kewirausahaan (Entrepreneurship): Modal Manusia dalam
Membangun Perekonomian . 1. 3
Kusumadewi Saputri, Rizky dan Himam, Pathul. 2015. Mindset Wanita Pengusaha Sukses.
Jurnal Psikologi. 42. 2. 157 - 172

Rahmawati,

Fajri.

2013.

Asas,

Tujuan,

dan

Manfaat

Kewirausahaan.

http://industri18fajrirahmawati.blogspot.co.id/2013/01/asas-tujuan-dan-manfaatkewirausahaan.html. Diakses tanggal 9 September 2016

Sabri. 2013.

kewirausahaan (entrepreneurship) : modal manusia dalam membangun

perekonomian. Jurnal ekonomika Universitas Al muslim Bireuen – Aceh. IV. 7
Suhendi.

2013.

Membangun

Jiwa

dan

Semangat

Wirausaha.

http://pengusahamuslim.com/3515-membangun-jiwa-dan-semangat-wirausaha1862.html. Diakses tanggal 9 September 2016

Suherman. 2014. Peranan Inovasi dan Kreativitas dalam Pengembangan Produk dan Jasa.
http://olahankreatif.blogspot.co.id/2014/01/peranan-inovasi-dan-kreativitasdalam.html. Diakses tanggal 9 September 2016

239