Busana Kisi & Deskripsi 2017

LOMBA KOMPETENSI SISWA
TINGKAT NASIONAL XXV DI SEMRANG
PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017
BIDANG LOMBA : FASHION TECHNOLOGY
DESKRIPSI MATERI LOMBA
Kompetisi bidang Lomba Keterampilan Siswa (LKS) dilaksanakan untuk mengukur
kompetensi yang dimiliki siswa-siswa Sekolah Menengah Kejuruan seluruh Indonesia.
Salah satu bidang keahlian pada LKS yang dilombakan adalah bidang keahlian Tata
Busana (ladies dressmaking). Bidang Keahlian ini merupakan bidang keahlian yang
telah di lombakan pada tingkat ASEAN (Asean Skiils Competeition) dan dunia (World
Skills). Di ASC dan WSC sejak tahun 2009 telah diganti namanya menjadi Fashion
Technology, dikarenakan saat ini dalam perkembangan dunia fashion di semua negara,
tidak hanya membutuhkan seorang tukang jahit (Dress maker) tetapi lebih kepada
seorang yang mampu mendukung para desainer dalam mencipatkan produk-produk
busana yang sesuai dengan tren mode masa kini. Oleh karena itu diperlukan seseorang
yang memiliki kemampuan dalam menginterpretasi design dan memadukan dengan
karakteristik berbagai macam bahan. Kemudian mengolahnya menjadi produk yang
sesuai dengan ide yg dibuat oleh sang desainer dengan teknik jahit yang baik sehingga
menghasilkan sebuah produk yang bermutu baik.
Adapun kompetisi yang akan dilombakan meliputi kompetensi Afeksi (sikap) dan
Psikomotor (keterampilan).

Materi lomba menitik beratkan pada pembuatan busana wanita dengan tema
“CONTEMPORER FESTIVAL DRESS AND JACKET” yang dijabarkan dalam deskripsi
materi sebagai berikut :
Jenis busana yang dipadankan dalam tema yang diberikan tersebut terdiri dari :
1. Dress dengan design yang telah ditentukan Oleh masing-masing peserta,
menggunakan gabungan pembuatan dengan teknik draping dan drafting, dengan
mengkobinasikan jenis bahan yang berbeda (taffeta wedding dan Organza)
dengan menggunakan teknik anyaman.
2. Jacket yang dibuat dengan teknik tailor sesuai dengan gambar yang di berikan,
dengan bukaan depan dan menggunakan variasi pleated pada kerah berdiri,
dengan menggunakan lengan balon dan peplum dengan mengkobinasikan jenis
bahan yg berbeda (lace dan taffeta wedding).
3. Ukuran dalam pembuatan produk-produk tersebut dengan mengacu pada patung/
mannequin/ dummy dengan ukuran sbb : Lingkar dada = 88 cm, Lingkar pinggan
= 67 cm, Lingkar panggul = 92 cm.
4. Desain sajian semua produk dibuat dengan menggunakan teknik menggambar
dengan memperhatikan kaidah-kaidah dalam mendesain suatu desain sajian.
5. Pola untuk pembuatan dress dibuat berdasarkan ukuran yang telah disebutkan di
atas oleh masing – masing peserta.
Dengan mengacu pada thema dan penjelasan diatas, maka produk akhir yang

diharapkan adalah :
Desain sajian :
 Mengikuti Kaidah, unsur-unsur dan prinsip desain busana.
1





Desain harus memberikan informasi yang mudah dipahami dan dimengerti oleh
orang yang akan mengerjakan desain tersebut menjadi produk jadi.
Desain sajian memberikan kesan : indah, romantis, serasi dengan semua item
produk yang ditampilkan.
Desain harus memiliki center of interest

Dress :
 Bustier memiliki beberapa potongan dan design secara vertical maupun
horizontal dengan menggunakan bahan Taffeta.
 Bukaan menggunakan sleting Jepang dibagian tengah Belakang
 Setiap sambungan jahitan menggunakan balen.

 Ujung Sletting di tutup dengan kain dan ditempelkan ke bagian dalam bustier
dengan menggunakan kancing snap.
 Jahitan balen menggunakan jahit setik
 Untuk Menggantung bustier yang telah jadi di berikan hanger loop dengan
menggunakan pita 0,5 cm
 Bustier menggunakan lapisan facing di bagian dalam.
 Pola bustier dibuat berdasar pada ukuran yang diberikan diatas.
Jacket :
 Desain Bolero bebas dan sesuai dengan tema yang diberikan.
 Desain Bolero boleh memiliki atau tidak memiliki lengan.
 Desain Bolero boleh memiliki atau tidak memiliki kerah
 Lengan Bolero bisa pendek, ¾ atau panjang sesuai keinginan.
 Bolero bisa panjang atau pendek.
 Ragam hias harus menggunakan minimal 4 item/ kategori element yang terdapat
dalam kotak mistery (mystery box).
 Bolero dinilai berdasar pada tingkat kesulitan terhadap semua aspek penilaian.
POLA
 Pola Dress dibuat oleh peserta dengan mengacu pada ukuran yang diambil dari
patung. Pola akan dinilai berdasarkan pada :
o Kelengkapan pola

o Ukuran pola
o Informasi detail pola
o Kebersihan dan kerapihan
 Pola dasar bolero disediakan dan setiap peserta akan mengubahnya sesuai
dengan desain yang dibuat oleh masing-masing.
BAHAN
 Bahan Dress menggunakan taffeta wedding dan organza berwarna hitam dengan
kombinasi organza warna Abu.
 Bahan Jacket menggunakan bahan taffeta wedding warna hitam dengan
kombinasi bahan lace / brokat, warna Putih dengan motif tepi.
Materi lomba dan teknik penilaian

2



dikemas dalam bentuk Test Project dan akan dikirim melalui Dinas Pendidikan




Propinsi di seluruh Indonesia sebelum pelaksanaan lomba.
Matery test Project/ Soal Lomba akan di Upload di Situs direktorat pembinaan

Sekolah Menengah Kejuruan
Penilaian kompetensi yang dilombakan meliputi :
 Pembuatan Desain
 Pembuatan Pola
 Peletakan Pola
 Pengguntingan
 Pengukuran
 Tampilan keseluruhan
 Tekhnik menjahit Dress dan Jacket
 Pemilihan bahan pengeras dan bahan pembantu
Peserta lomba
 adalah siswa SMK yang berhasil meraih nilai kumulatif tertinggi pada seleksi LKS
Propinsi.
Pelaksanaan Pembuatan Busana
 Menggunakan mesin jahit high speed
Peralatan menjahit disiapkan oleh panitia.
Beberapa perlengkapan menjahit disiapkan oleh masing-masing peserta lomba

Hasil akhir
akan dipamerkan dengan menggunakan paspop/dummy dan akan diperagakan pada
saat upacara penutupan bila masih terdapat slot untuk fashion show.

3