Kuliah di PTM Investasi Masa Depan
Kuliah di PTM Investasi Masa Depan
Persyarikatan Muhammadiyah sudah sejak awal berkecimpung di dunia pendidikan.
Karenanya, ada atau tidaknya amal usaha pendidikan Muhammadiyah di suatu tempat
sering dipakai sebagai pertanda eksis tidaknya persyarikatan Muhammadiyah di tempat
tersebut. Bahkan di tingkat Wilayah, malah sampai Daerah, adanya Perguruan Tinggi
Muhammadiyah (PTM) sudah dianggap sebagai suatu keharusan, sebagai suatu
kewajiban untuk mengadakan dan mengembangkannya. Sehingga Pimpinan Wilayah
Muhammadiyah (PWM) yang barupun berusaha untuk mendirikannya, seperti yang
dilakukan PWM Maluku Utara dengan Universitas Muhammadiyah Maluku Utaranya.
Karena memang PTM merupakan investasi masa depan.
Bagi PWM yang sudah lama mempunyai PTM tentu tuntutannya bukan mendirikan lagi
PTM, tetapi meningkatkan mutu PTM sehingga PTM tidak saja sebagai investasi masa
depan bagi PWM tetapi juga investasi masa depan bagi mahasiswa yang kuliah di PTM
tersebut. Nampaknya langkah-langkah ini sudah dilakukan Universitas Muhammadiyah
Palembang yang ada di Ibu Kota Propinsi Sumatera Selatan dan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Ahmad Dahlan (STIE AD) Jakarta yang ada di Ibu Kota Negara Republik
Indonesia. Mereka bertekad untuk terus membuat terobosan melangkah maju
menyongsong masa depan.
Itulah yang dilakukan Universitas Muhammadiyah Palembang yang dipimpin Rektor Drs
H Marshaal NG SH. Dengan berbagai terobosannya, hampir semua program studi yang
dibuka Universitas Muhammadiyah Palembang sudah terakreditasi, dari 22 program yang
ada hanya 3 program studi yang belum terakreditasi. Itupun pihak pengelola Universitas
Muhammadiyah Palembang akan terus berusaha untuk terus meningkatkan mutunya
hingga bisa terakreditasi tak lama lagi, karena program-program tersebut (Manajemen
Pemasaran-D3, Budidaya Perairan S1 dan Konservasi Sumberdaya Hutan S1) merupakan
program pengembangan bagi Universitas Muhammadiyah Palembang.
Bahkan sebagai Universitas Muhammadiyah yang telah terakreditasi, Universitas
Muhammadiyah Palembang tidak saja mempunyai kewajiban membina program yang
ada di internal perguruan tingginya tetapi juga mempunyia kewajiban membina
Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang ada di Sumatera Bagian Selatan
(Sumbagsel). Ini berarti cakupannya melebihi PWM Sumatera Selatan yang menaunginya
tetapi sudah merambah ke Bengkulu yang merupakan wilayah kerja PWM Bengkulu dan
ke Lampung yang merupakan wilayah kerja PWM Lampung serta ke Jambi yang
merupakan wilayah kerja PWM Jambi. Ini suatu tugas berat bagi Universitas
Muhammadiyah Palembang yang mau tidak mau harus tetap dikerjakan.
PTM-PTM Binaan Universitas Muhammadiyah Palembang antara lain: Universitas
Muhammadiyah Bengkulu, Universitas Muhammadiyah Lampung, Universitas
Muhammadiyah Metro, Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP)
Muhammadiyah Jambi, STKIP Muhammadiyah Pringsewu, STKIP Muhammadiyah
Kalianda, Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Muhammadiyah Kotabumi, Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Muhammadiyah Pringsewu, Akademi Uang dan Bank
Muhammadiyah Jambi, APK Muhammadiyah Palembang, Akademi Keperawatan
(Akper) Aisyiyah Palembang, Akper Muhammadiyah Pringsewu dan Akademi
Phisioterapi Muhammadiyah Palembang.
Sedangkan bagi STIE AD Jakarta yang dipimpin Dr Ir M Koesmawan MSc MBA ,
tugasnya tak kalah beratnya. Meski hanya untuk meningkatkan mutu diri sendiri, tetapi
persaingan yang ada di ibu kota negara cukuplah berat. Sehingga memang perlu energi
ekstra untuk bisa tetap eksis dan diminati. Lebih-lebih perubahan dunia bisnis di ibukota
negara berlangsung sangat cepat sehingga perlu terus diantisipasi agar tidak ketinggalan
dengan perguruan tinggi yang lain yang bergerak dalam pendidikan tinggi bidang
ekonomi. Alhamdulillah antusias peminat di Jakarta terhadap STIE AD terus meningkat
hingga saat ini mempunyai dua kampus.
Langkah-langkah untuk meningkatkan mutu perguruan tinggi, tidak saja bagi Universitas
Muhammadiyah Palembang dan STIE AD Jakarta tetapi harus juga dimiliki PTM-PTM
yang lain yang tersebar di seluruh Indonesia. Sehingga PTM di masa yang akan datang
tidak hanya menjadi perguruan tinggi kelas 2 atau kelas 3, tetapi bisa menjadi perguruan
tinggi kelas 1 yang menjadi alternatif utama bagi calon mahasiswa. Semoga. (lut).
Sumber: SM-14-2002
Persyarikatan Muhammadiyah sudah sejak awal berkecimpung di dunia pendidikan.
Karenanya, ada atau tidaknya amal usaha pendidikan Muhammadiyah di suatu tempat
sering dipakai sebagai pertanda eksis tidaknya persyarikatan Muhammadiyah di tempat
tersebut. Bahkan di tingkat Wilayah, malah sampai Daerah, adanya Perguruan Tinggi
Muhammadiyah (PTM) sudah dianggap sebagai suatu keharusan, sebagai suatu
kewajiban untuk mengadakan dan mengembangkannya. Sehingga Pimpinan Wilayah
Muhammadiyah (PWM) yang barupun berusaha untuk mendirikannya, seperti yang
dilakukan PWM Maluku Utara dengan Universitas Muhammadiyah Maluku Utaranya.
Karena memang PTM merupakan investasi masa depan.
Bagi PWM yang sudah lama mempunyai PTM tentu tuntutannya bukan mendirikan lagi
PTM, tetapi meningkatkan mutu PTM sehingga PTM tidak saja sebagai investasi masa
depan bagi PWM tetapi juga investasi masa depan bagi mahasiswa yang kuliah di PTM
tersebut. Nampaknya langkah-langkah ini sudah dilakukan Universitas Muhammadiyah
Palembang yang ada di Ibu Kota Propinsi Sumatera Selatan dan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Ahmad Dahlan (STIE AD) Jakarta yang ada di Ibu Kota Negara Republik
Indonesia. Mereka bertekad untuk terus membuat terobosan melangkah maju
menyongsong masa depan.
Itulah yang dilakukan Universitas Muhammadiyah Palembang yang dipimpin Rektor Drs
H Marshaal NG SH. Dengan berbagai terobosannya, hampir semua program studi yang
dibuka Universitas Muhammadiyah Palembang sudah terakreditasi, dari 22 program yang
ada hanya 3 program studi yang belum terakreditasi. Itupun pihak pengelola Universitas
Muhammadiyah Palembang akan terus berusaha untuk terus meningkatkan mutunya
hingga bisa terakreditasi tak lama lagi, karena program-program tersebut (Manajemen
Pemasaran-D3, Budidaya Perairan S1 dan Konservasi Sumberdaya Hutan S1) merupakan
program pengembangan bagi Universitas Muhammadiyah Palembang.
Bahkan sebagai Universitas Muhammadiyah yang telah terakreditasi, Universitas
Muhammadiyah Palembang tidak saja mempunyai kewajiban membina program yang
ada di internal perguruan tingginya tetapi juga mempunyia kewajiban membina
Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang ada di Sumatera Bagian Selatan
(Sumbagsel). Ini berarti cakupannya melebihi PWM Sumatera Selatan yang menaunginya
tetapi sudah merambah ke Bengkulu yang merupakan wilayah kerja PWM Bengkulu dan
ke Lampung yang merupakan wilayah kerja PWM Lampung serta ke Jambi yang
merupakan wilayah kerja PWM Jambi. Ini suatu tugas berat bagi Universitas
Muhammadiyah Palembang yang mau tidak mau harus tetap dikerjakan.
PTM-PTM Binaan Universitas Muhammadiyah Palembang antara lain: Universitas
Muhammadiyah Bengkulu, Universitas Muhammadiyah Lampung, Universitas
Muhammadiyah Metro, Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP)
Muhammadiyah Jambi, STKIP Muhammadiyah Pringsewu, STKIP Muhammadiyah
Kalianda, Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Muhammadiyah Kotabumi, Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Muhammadiyah Pringsewu, Akademi Uang dan Bank
Muhammadiyah Jambi, APK Muhammadiyah Palembang, Akademi Keperawatan
(Akper) Aisyiyah Palembang, Akper Muhammadiyah Pringsewu dan Akademi
Phisioterapi Muhammadiyah Palembang.
Sedangkan bagi STIE AD Jakarta yang dipimpin Dr Ir M Koesmawan MSc MBA ,
tugasnya tak kalah beratnya. Meski hanya untuk meningkatkan mutu diri sendiri, tetapi
persaingan yang ada di ibu kota negara cukuplah berat. Sehingga memang perlu energi
ekstra untuk bisa tetap eksis dan diminati. Lebih-lebih perubahan dunia bisnis di ibukota
negara berlangsung sangat cepat sehingga perlu terus diantisipasi agar tidak ketinggalan
dengan perguruan tinggi yang lain yang bergerak dalam pendidikan tinggi bidang
ekonomi. Alhamdulillah antusias peminat di Jakarta terhadap STIE AD terus meningkat
hingga saat ini mempunyai dua kampus.
Langkah-langkah untuk meningkatkan mutu perguruan tinggi, tidak saja bagi Universitas
Muhammadiyah Palembang dan STIE AD Jakarta tetapi harus juga dimiliki PTM-PTM
yang lain yang tersebar di seluruh Indonesia. Sehingga PTM di masa yang akan datang
tidak hanya menjadi perguruan tinggi kelas 2 atau kelas 3, tetapi bisa menjadi perguruan
tinggi kelas 1 yang menjadi alternatif utama bagi calon mahasiswa. Semoga. (lut).
Sumber: SM-14-2002