Universitas Muhammadiyah Jakarta Menyongsong Era Baru

Universitas Muhammadiyah Jakarta Menyongsong Era Baru
Dewasa ini dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tantangan yang amat berat.
Terdapat sekurang-kurangnya tiga masalah besar yang segera memerlukan penanganan.
Pertama terkait dengan masalah pemerataan pendidikan, kedua masalah kualitas
pendidikan dan ketiga masalah relevansi pendidikan. Masalah pemerataan terutama
difokuskan pada anak-anak usia sekolah dengan program wajib belajar 9 tahun. Persolana
mendasar pada aspek atau equity pendidikan lebih menyangkut kemampuan ekonomi
masyarakat. Bagi Universitas Muhammadiyah, menurut Rektor Universitas
Muhammadiyah Jakarta Drs H Agus Sunarto MSi, masalah biaya pendidikan
sesungguhnya masih tergolong ringan jika dibandingkan dengan perguruan tinggi swasta
lainnya. Bahkan untuk mahasiswa yang berasal dari daerah yang tertinggal seperti dari
Wilayah Indonesia bagian Timur diberikan keringanan biaya perkuliahannya.
Terkait dengan kualitas pendidikan, diarahkan dengan mengubah orientasi kurikulum
yang sebelumnya lebih menekankan pada isi suatu kurikulum (content based curriculum)
berubah pada orientasi yang lebih menekankan kompetensi para peserta didik
(competences based curriculum). Perubahan tersebut secara bertahap diharapkan mampu
meningkatkan kualitas para lulusan sesuai dengan ekspektasi masyarakat dan dunia kerja.
Dalam pandangan Universitas Muhammadiyah Jakarta, kualitas pendidikan sebenarnya
bukan saja dilihat dari aspek intektualitas dan skill semata-mata, akan tetapi yang tidak
kalah pentingnya adalah sikap dan perilaku yang dilandasi dengan akhlak yang mulia.
Kita semakin merasakan bahwa berbagai persoalan masyarakat dan bangsa dewasa ini

justru lebih banyak bermula dari rendahnya moralitas bangsa kita. Banyak pihak
berpendapat bahwa sumber utama berbagai krisis yang kita alami sekarang ini
disebabkan mentalitas para pemimpin, para pengusaha, tidak terkecuali tokoh masyarakat
kita; yang tidak dapat dijadikan teladan bahkan tidak terpuji perilakunya serta tidak peka
terhadap persoalan bangsa. Oleh sebab itu Universitas Muhammadiyah Jakarta berusaha
keras agar para lulusannya menjadi sarjana muslim yang memiliki pengetahuan dan
ketrampilan yang kompetitif serta memiliki akhlak yang luhur berdsarkan nilai-nilai
Islam.
Terkait dengan relevansi pendidikan, secara umum kita merasakan bahwa lulusan
pendidikan kita belum sepenuhnya “jumbuh” atau sesuai dengan kebutuhan pasar;
sehingga masa tunggu untuk mendapatkan lapangan pekerjaan relatif lama. Untuk
mengatasai persoalan ini, pada masa yang akan datang UMJ akan membekali para
lulusannya dengan ketrampilan-ketrampilan yang relevan dengan perkembangan dan
tuntutan pasar di samping bidang ilmu yang ditekuninya. Selain itu, UMJ akan
membangun jaringan dengan pihak-pihak yang terkait dengan penyediaan lapangan kerja,
baik pemerintah maupun swasta. Oleh sebab itu, fungsi Lembaga Pengabdian Masyarakat
akan dioptimalkan, di samping sebagai media untuk partisipasi terhadap pembangunan
danaktivitas sosial-kemasyarakatan pada tingkat komunitas, juga akan dijadikan media
untuk menyiapkan kegiatan pemagangan bagi para mahasiswa. Begitu juga dengan
Lembaga Penelitian, akan dioptimalkan sebagai media pelatihan bagi para mahasiswa

dan Dosen untuk mengadakan kaji-tindak (action research) dalam membantu pemerintah
daerah sekarang ini. Melalui upaya tersebut diharapkan para lulusan UMJ nantinya
setelah keluar kampus sudah memiliki bekal ilmu, moral, pengalaman dan akses
kelembagaan di masyarakat.

Menghadapi betapa beratnya tantangan yang harus dihadapi sebagaimana tersebut di atas,
maka segenap civitas akademika UMJ telah menetapkan visi, yakni berupaya
mewujudkan UMJ sebagai universitas yang “terkemuka, modern dan Islami”. Dalam
rangka mengemban visi tersebut, kini tengah dipersiapkan berbagai upaya yang
terencana, bertahap dan berkesinambungan.
Langkah pertama adalah menata manajemen dan meningkatkan kualitas SDM Dosen dan
karyawan yang berguna untuk mendukung kelancaran proses belajar mengajar. Pimpinan
UMJ menyadari bahwa keberadaan SDM yang berkualitas, memiliki disiplin dan
komitmen yang tinggi amat diperlukan. Dengan dukungan SDM yang berkualitas
tersebut, kinerja UMJ diharapkan akan semakin meningkat. Ketergantungan pada tenaga
Dosen Tidak Tetap kan dikurangi secara bertahap.
Langkah kedua adalah mengembangkan kurikulum yang mampu merespon kebutuhan
masyarakat. Fokus pengembangan kurikulum diarahkan pada pembentukan “kompetensi”
yang memiliki nilai kompetitif dan sesuai dengan harapan masyarakat. Di samping itu
dibekali dengan landasan moral yang kokoh sebagai perwujudan dari akhlakul karimah

berdasarkan ajaran Islam. Dengan demikian terdapat keseimbangan antara kemampuan
intelektual, kepekaan emosional dan sosial, serta kemantapan iman dan takwa yang
bersifat spritual (seimbang antara IQ, EQ dan SQ).
Langkah ketiga adalah mengembangkan kaji tindak (action research) yang mampu
menunjang peningkatan taraf hidup masayarakat. Pada saat ini Pusat Studi Lingkungan
dan Kependudukan UMJ sedang menguji coba model Area Multi Fungsi (AMF) untuk
konservasi lahan dan peningkatan ekonomi rakyat. Percobaan dan percontohan AMF
tersebut dilakukan di lahan UMJ dan bekerjasama dengan Sanggar Kegiatan Belajar
Depdiknas. Model tersebut direncanakan akan dikembangkan ke seluruh amal usaha
Muhammadiyah se Indonesia.
Langkah keempat adalah melengkapi sarana dan prasarana baik yang terkait dengan
proses bealajar mengajar maupun yang terkait dengan pengembangan bakat mahasiswa.
Jenis sarana dan prasarana yang kini diperlukan antara lain: penambahan gedung
perkuliahan, perpustakaan, auditorium dan asrama mahasiswa. (e)
Sumber:
Suara Muhammadiyah
Edisi 21 2002