STRATEGI PROMOSI PROGRAM PELATIHAN TERJEMAH AL QUR’AN (PPTQ) SAFINDA DI YAYASAN PONDOK PESANTREN SAFINATUL HUDA RUNGKUT SURABAYA.

STRATEGI PROMOSI
PROGRAM PELATIHAN TERJEMAH AL-QUR’AN (PPTQ) SAFINDA DI
YAYASAN PONDOK PESANTREN
SAFINATUL HUDA RUNGKUT SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :
MAZRO’ATUL ILMI
B34212055

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
JURUSAN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2016

ABSTRAK
Mazroatul Ilmi, NIM B34212055. 2016. Skripsi. Strategi Promosi Program

Pelatihan Terjemah Al-Qur’an (PPTQ) SAFINDA di Yayasan Pondok Pesantren
Safinatul Huda Rungkut Surabaya
Kata kunci: Strategi Promosi, Program Pelatihan Terjemah Al-Qur’an (PPTQ).
Fokus masalah yang diteliti dalam penilitian ini adalah: Strategi Promosi
Program Pelatihan Terjemah Al-Qur’an (PPTQ) SAFINDA di Yayasan Pondok
Pesantren Safinatul Huda Rungkut Surabaya. Berkenaan dengan itu, skripsi ini
menggunakan metode kualitatif deskriptif, yaitu penulis berusaha
menggambarkan strategi Promosi Program Pelatihan Terjemah Al-Qur’an (PPTQ)
SAFINDA di Yayasan Pondok Pesantren Safinatul Huda Surabaya sesuai dengan
data yang diperoleh dari hasil observasi (pengamatan langsung dilapangan),
wawancara (komunikasi interpersonal baik verbal maupun retorik), dan
dokumentasi (penemuan suatu data serta data yang telah diarsipkan).
Penulis dalam prakteknya melakukan penelitian lapangan yang kemudian
mendeskripsikan lebih mendetail suatu data mentah kemudian dikembangkan dan
dielaborasi menggunakan teori analisis Miles and Hubberman. Penelitian ini
dalam metodenya terpusat pada data yang dikaji secara deduktif, yakni mengambil
data secara umum kemudian direduksi menjadi data yang bersifat khusus, lalu
disajikan dalam bentuk data variabel dan kemudian ditarik sebuah hipotesa awal
untuk dibuat sebuah kesimpulan akhir.
Penelitian ini disimpulkan, bahwa strategi promosi yang dilakukan oleh

LP PPTQ SAFINDA kepada masyarakat adalah dengan upaya melaksanakan
fungsi manajemen dalam ranah pemasaran. Mereka mengkomunikasikan unit
program PPTQ (Program Pelatihan Terjemah Al-Qur’an) kepada masyarakat
dengan menggunakan personal selling melalui sosialisasi presentasi pengenalan
kepada masyarakat umum tentang PPTQ SAFINDA. Mereka datang langsung ke
daerah-daerah tersebut melalui surat rekomendasi dari Kementrian Agama daerah
tersebut. Promosi yang dilakukan Yayasan SAFINDA tergolong legal karena
bersifat resmi atas adanya surat rekomendasi tersebut. Promosi yang dilakukan
oleh Yayasan Pondok Pesantren Safinatul Huda Surabaya dengan
mendeklarasikan sebuah program yang bernama PPTQ, semoga bisa menjadikan
contoh dan teladan untuk lembaga-lembaga yang lain dalam hal syiar Islam,
khususnya terkait pengkajian Al-Qur’an.

i

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... ii

PENGESAHAN .................................................................................................... iii
MOTTO ................................................................................................................ iv
PERSEMBAHAN ................................................................................................. v
PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN PENULISAN SKRIPSI .......... vi
ABSTRAK. ........................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR
viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 7
E. Definisi Konsep .................................................................................... 9
F. Sistematika Pembahasan ....................................................................... 11

BAB II KAJIAN TEORITIK

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan ...................................................... 14
B. Kerangka Teori ..................................................................................... 15
1. Tinjauan tentang Strategi ................................................................. 15
2. Tinjauan tentang Promosi ................................................................ 17
3. Promosi sebagai komunikasi dalam Pemasaran ............................... 28
4. Etika dan Konsep Bauran Promosi dalam Prespektif Islam............. 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ........................................................... 32
B. Lokasi Penelitian .................................................................................. 33
C. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 34
D. Tahap-tahap Penelitian ......................................................................... 35
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 40
F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 42
G. Teknik Validasi Data ............................................................................ 44
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian .................................................... 47
1. Sejarah Berdirinya Yayasan Safinatul Huda Surabaya dan PPTQ
SAFINDA ........................................................................................ 47
2. Letak Geografis Ponpes Safinatul Huda Surabaya .......................... 49
3. Visi dan Misi Ponpes Safinatul Huda Surabaya ............................... 49

4. Struktur Organisasi Ponpes Safinatul Huda Surabaya ..................... 50

i

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5. Peserta Didik Ponpes Safinatul Huda ............................................... 51
6. Program Unggulan ............................................................................ 51
7. Kegiatan Ekstra................................................................................. 52
8. Sarana dan Prasarana ........................................................................ 52
B. Penyajian Data ...................................................................................... 54
C. Analisis Data ........................................................................................ 75
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 83
B. Saran dan Rekomendasi........................................................................ 84
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ii


digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Keadaan Sarana dan Prasarana Yayasan Safinatul Huda ..................... 53
Tabel 4.2 Jumlah Peserta PPTQ Safinatul Huda Tiap Tahun .............................. 58
Tabel 4.3 Perkembangan PPTQ di Berbagai Kota ............................................... 61

iii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Di era modern saat ini, ranah pemasaran merupakan salah satu sektor
yang penting dalam perekonomian Indonesia. Pemasaran menjadi sentral dari
dunia bisnis para pengusaha, baik bisnis barang ataupun bisnis jasa. Hal tersebut
dikarenakan negara Indonesia akan lebih berkembang dan lebih baik di tahun
mendatang.

Menurut Limakrisna, pemasaran terdiri dari empat P, yaitu Product,
Price, Promotion, dan Place.1 Pemasaran didukung oleh beberapa cara, di
antaranya membutuhkan produk unggulan, promosi menarik, pemilihan target
pasar, serta penentuan harga. Salah satu unsur terpenting dalam pemasaran
adalah promosi. Promosi adalah salah satu bagian dari marketing mix yang besar
peranannya. Promosi merupakan suatu ungkapan dalam arti luas tentang
kegiatan-kegiatan yang secara aktif dilakukan oleh perusahaan (penjual) untuk
mendorong konsumen, agar membeli produk yang ditawarkan.2
Promosi pada hakekatnya adalah suatu komunikasi pemasaran. Artinya,
perusahaan maupun lembaga berusaha menyebarkan informasi kepada
masyarakat, agar mereka bersedia menerima, membeli, bahkan menggunakan
produk atau jasa yang ditawarkan. Dengan demikian, konsumen akan loyal
terhadap produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
Promosi secara sederhana juga bisa dipahami sebagai upaya kreatif
seseorang untuk memperkenalkan suatu barang yang dimilikinya atau sedang
dalam penguasaannya untuk mendapatkan nilai guna yang diinginkan. Nilai guna
1

Nandan Limakrisna, 2012, Manajemen Pemasaran Teori dan Aplikasi dalam Bisnis, Mitra wacana
media, Jakarta, hal. 197.

2
Marwan Asri, 1991, Marketing, UPP-AMP YKPN, Yogyakarta. hal. 211.

1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

yang dimaksud ialah suatu barang mendapatkan porsinya sesuai dengan nominal
tingkat kelayakan barang tersebut.
Istilah promosi adakalanya tidak berupa nominal/angka, akan tetapi bisa
juga berupa prestis, penghargaan, pengakuan, kepemilikan dan lain sebagaianya.
Ini semua tergantung dari nilai suatu barang yang akan dipromosikan. Semakin
barang atau sesuatu tersebut memiliki banyak kegunaan dan berkepentingan,
tentu daya jual atau tingkat promosinya semakin tinggi, begitu pula sebaliknya.
American Marketing Association menyatakan promosi (pemasaran)
adalah hasil prestasi kerja kegiatan usaha yang berkaitan dengan mengalirnya
barang dan jasa dari produsen sampai ke konsumen.3 Dalam hal ini, banyak
keputusan pemasaran yang harus dibuat jauh sebelum produk itu dihasilkan,
seperti keputusan mengenai produk yang dibuat, pasarnya, harga, dan khususnya

promosi, sehingga produk yang akan dihasilkan oleh produsen dapat terarah
dengan jelas sesuai target yang direncanakan.
Promosi membutuhkan strategi dalam pemasarannya, agar barang atau
jasa mengalami peningkatan volume penjualan di pihak konsumen. Strategi
dapat diartikan sebagai sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir,
yaitu sasaran.4 Strategi juga merupakan satu kesatuan rencana yang
komprehensif dan terpadu. Strategi dapat menghubungkan internal perusahaan
dengan situasi lingkungan eksternal, agar tujuan perusahaan dapat tercapai.5
Strategi ini merupakan cara untuk mengawali langkah organisasi mencapai target
yang diinginkan. Perusahaan maupun lembaga harus menyusun strategi promosi
dalam pemasarannya.
Perusahaan atau lembaga satu dengan yang lain mempunyai strategi
promosi yang berbeda dalam memasarkan produknya. Sistem promosi yang
3

Sofjan Assauri, 2004, Manajemen Pemasaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 3.
Murad, 1994, Manajemen startegis dan kebijakan perusahaan, Penerbit Erlangga, Jakarta, hal. 9.
5
Napa J. Awat, 1989, Manajemen Strategi, Liberty, Yogyakarta, hal. 20.
4


digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

menarik dengan mudah akan memikat para konsumen untuk mencoba barang
atau jasa dari perusahaan tersebut. Strategi promosi digunakan untuk
meningkatkan penjualan dan promosi secara efektif. Ada lima jenis strategi
promosi. Pertama, periklanan (Advertising), yaitu bentuk promosi non personal
dengan menggunakan berbagai media yang ditujukan untuk merangsang
pembelian. Kedua, penjualan tatap muka (Personal Selling), yaitu bentuk
promosi secara personal dengan presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan
calon pembeli yang ditujukan untuk merangsang pembelian. Ketiga, publisitas
(Publisity), yaitu suatu bentuk promosi non personal mengenai, pelayanan atau
kesatuan usaha tertentu dengan jalan mengulas informasi/berita tentangnya yang
pada umumnya bersifat ilmiah. Keempat, promosi penjualan (Sales promotion),
yaitu suatu bentuk promosi di luar ketiga bentuk di atas yang ditujukan untuk
merangsang pembelian. Kelima, pemasaran langsung (Direct marketing), yaitu
suatu bentuk penjualan perorangan secara langsung ditujukan untuk
mempengaruhi pembelian konsumen.6

Islam juga mengatur etika yang harus dilakukan dalam promosi
sebagaimana berikut ini.

‫صلى ه عليه وسلم يَق ل‬- َِ‫س ِم َع َرس َل ا‬
َ
َ ‫ار ِ أَنه‬
َ ‫عن أَبِى قَت َادَ َ اأَن‬
ِ ‫ص‬
(‫حق روا مسلم و ال سائي‬
ِ ‫) ِإياكم َو َكث َر َ ال َح ِل‬
َ ‫ف ِفى ال َيعِ فَإِنه ي َ ِفق ثم َيم‬
Artinya: Dari Abi Qotadah al-Anshori dia mendengar Rasulallah SAW
bersabda: “jauhkan dirimu dari banyak bersumpah dalam berjualan karena
sesungguhnya ia memanipulasi (iklan dagangan) kemudian menghilangkan
keberkahan.7 (HR. Ibnu Majah 1808-2239) Shahih. At-Taliq Ar-Raghib (3/31).
Muslim(55).
Berdasarkan hadits tersebut, bahwasanya sebelum sebuah perusahaan
atau lembaga melakukan transaksi jual beli atau yang sejenisnya (dalam hal ini :

6

Marwan Asri, 1991, Marketing, UPP-AMP YKPN, Yogyakarta, hal. 211.
Muslim bin Hajjaj, 2010, Shahih Muslim, Dar Ibn al-Jauzi, Mesir, hal. 449. Ahmad bin Syuaib alNasaI, Sunan al-NasaI, Dar Ibn al-Jauzi, Mesir, hal. 507.

7

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

promosi), maka sudah sepantasnya melihat dari berbagai aspek, salah satunya
dari segi etika. Etika dalam jual beli sama dengan etika dalam hal periklanan
(advertising). Persamaanya terletak pada subjeknya yaitu manusia. Nabi
Muhammad SAW telah memberikan peringatan kepada siapa saja yang tidak
jujur dalam melakukan segala tindakan maka pekerjaan apapun menjadi hilang
keberkahannya (sia-sia).
Setiap perusahaan atau lembaga tentunya menggunakan strategi promosi.
Strategi promosi digunakan untuk memperkenalkan instansinya maupun
produknya dengan cara berbeda-beda. Sama halnya dengan lembaga Program
Pelatihan Terjemah Al-Qur’an (PPTQ) di Yayasan Pondok Pesantren Safinatul
Huda Rungkut Surabaya. Lembaga ini merupakan lembaga yang bergerak di
bidang pendidikan Islam berbasis pesantren.
Yayasan Pondok Pesantren Safinatul Huda Surabaya atau yang biasa
disebut dengan Yayasan SAFINDA adalah sebuah lembaga yang bergerak di
bidang syi’ar Islam baik dalam bentuk kegiatan formal maupun non formal.
Yayasan ini memiliki beberapa gedung yang cukup bagus dan lokasinyapun
strategis karena terletak tidak jauh dari pusat kota Surabaya. Yayasan SAFINDA
selain merupakan lembaga yang religius, namun juga merakyat. Hal ini terbukti
dengan adanya sekelompok program yang bertujuan untuk memberikan
bimbingan, pengajaran, konseling serta pemahaman kepada masyarakat
khususnya di bidang keagamaan.
Salah satu program unggulan dari lembaga tersebut adalah PPTQ
(Program Pelatihan Terjemah Al-Qur’an) SAFINDA. Program ini merupakan
salah satu unit program yang berada di bawah naungan Yayasan Safinatul Huda
Surabaya. Unit ini merupakan upaya dari Yayasan Safinatul Huda untuk
mengabdi kepada masyarakat dalam bentuk pelayanan. PPTQ SAFINDA ini
mempunyai harapan agar masyarakat dapat membaca Al-Qur’an langsung

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

mengerti maknanya dengan slogan “Moco Qur’an Sak Maknane” (membaca dan
mengerti makna Al-Qur’an) dengan cara pelatihan yang rutin dan ditunjang oleh
tenaga instruktur yang profesional di bidangnya.
Latar belakang Yayasan Safinatul Huda ini membentuk program yang
diberi nama PPTQ adalah atas inisiatif para ustadz/ustadzah dan segenap
pengurus lembaga tersebut untuk memberikan pemahaman yang lebih kepada
masyarakat bahwa kitab suci Al-Qur’an bukan hanya sebagai pedoman hidup
umat Islam yang sekedar dibaca saja, melainkan lebih dari itu. Kitab suci AlQur’an memiliki beberapa keistimewaan bagi siapa saja yang mampu membaca
serta memahami isi kandungannya dengan baik dan benar.
Masyarakat muslim khususnya di negara Indonesia harus mampu
memahami isi kandungan ayat Al-Qur’an dengan baik. Pasalnya, negara
Indonesia merupakan suatu negara yang lebih dari 85% penduduknya beragama
Islam. Akan menjadi hal yang sangat ironis jika dari sekian banyak warga
Indonesia, hanya sedikit saja orang yang mampu memahami ayat Al-Qur’an.
Alasan inilah yang memicu dan mendasari Yayasan Safinatul Huda membuat
dan mendeklarasikan suatu program yang bernama PPTQ. Tujuannya adalah
semata-mata ingin mengajak masyarakat muslim sekitar Surabaya pada lingkup
kecil dan masyarakat muslim Indonesia dalam lingkup yang lebih luas untuk
memahami ayat Al-Qur’an dengan mudah, dengan harapan masyarakat muslim
mampu memanifestasikan kandungan Al-Qur’an kedalam kehidupan sehari-hari.
Program PPTQ SAFINDA ini mempunyai manajemen yang baik,
termasuk pada sektor pemasarannya. PPTQ SAFINDA ini akhirnya banyak
dikenal dan mendapat respon yang baik di masyarakat. Di wilayah Jawa Timur,
beberapa kota yang sudah pernah dibuka kelas adalah Banyuwangi, Jember,
Lumajang, Probolinggo, Situbondo, Pasuruan, Sidoarjo, Surabaya, Bangkalan,
Sumenep, Gresik, Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Ngawi, Jombang, Mojokerto,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

Kediri, Nganjuk, Madiun, Ponorogo, Magetan, Pacitan, Blitar, Tulungagung,
Trenggalek, dan Malang.
PPTQ SAFINDA dikenal masyarakat tidak hanya di Jawa Timur saja.
Akan tetapi, PPTQ SAFINDA juga dikenal bahkan di luar pulau Jawa, seperti
Bali, Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Hal ini terbukti dari jumlah kelompok
belajar yang telah mendaftar sebagai peserta Program Pelatihan Terjemah AlQur’an (PPTQ) SAFINDA. Peserta PPTQ SAFINDA di seluruh Indonesia saat
ini (tahun 2016) sudah mencapai 1975 kelompok. Jumlah peserta yang mengikuti
program ini mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Tahun 2015 terdapat
sejumlah 1809 kelompok belajar. Kini ia mengalami peningkatan pada tahun
2016 yang mencapai sebanyak 1975. Kelompok belajar mengaji tersebar di
beberapa kabupaten dan kota di Indonesia.
Sebuah prestasi yang gemilang ditunjukkan oleh Yayasan Safinatul Huda
melalui suatu program yang bernama PPTQ. Suatu program yang sederhana akan
tetapi mempunyai visi misi yang mulia. Jarang sekali bahkan belum sempat
terfikirkan ada program sebagus ini di lembaga-lembaga lain di luar Yayasan
SAFINDA, baik di kota sekitar Surabaya bahkan di selain pulau Jawa sekalipun.
Program yang bagus jika manajemen pengelolaannya kurang profesioanl
juga akan mempengaruhi tingkat keberhasilannya. Misalnya dalam segi struktur
kepengurusannya, jika seorang direksi atau pimpinan lembaga salah
menempatkan tenaga yang ahli dibidangnya, hal ini akan membawa malapetaka
baik dalam kurun waktu yang relatif singkat maupun dalam jangka yang lama.
Program Pelatihan Terjemah Al-Qur’an (PPTQ) yang dinaungi oleh
Yayasan SAFINDA tentu juga memiliki kapabilitas yang baik terkait manajemen
dan pengelolaannya. Salah satu yang menjadi bidikan peneliti ialah dari
manajemennnya. Hemat kata, bagaimana PPTQ yang merupakan program baru
bisa dikenal, diperhatikan serta diminati oleh masyarakat luas ?. Bukankah ada

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

beberapa program lain yang mungkin jauh lebih menarik ?. Dan apa saja
keuntungan masyarakat bergabung dalam program baru ini ?.
Beberapa pertanyaan non retoris diataslah yang mendasari ketertarikan
peneliti untuk membahas lebih jauh dan mendetail terkait strategi jitu promosi
PPTQ yang dinaungi oleh Yayasan SAFINDA tersebut. Tidak hanya itu,
melainkan bagaimana teknik strategi berikut permasalahan dalam hal
pemasarannya sehingga sampai begitu terkenal di berbagai kota dan pulau-pulau
di negara Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, rumusan masalah yang
diangkat pada penelitian ini adalah bagaimana strategi promosi Program
Pelatihan Terjemah Al-Qur’an (PPTQ) SAFINDA di Yayasan Pondok Pesantren
Safinatul Huda Rungkut Surabaya?

C. Tujuan Penelitian
Dengan mengacu pada rumusan masalah penelitian, riset ini bertujuan
untuk menggambarkan strategi promosi Program Pelatihan Terjemah Al-Qur’an
(PPTQ) SAFINDA di Yayasan Pondok Pesantren Safinatul Huda Rungkut
Surabaya.

D. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi
pengembangan ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan teori

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

pemasaran dalam hal promosi. Selain itu, objek penelitian ini adalah Kitab
Suci Al-Qur’an yang mana merupakan kitab pedoman umat Islam di
seluruh tanah air, bahkan dunia. Sehingga diharapkan penelitian ini dapat
memberikan warna baru demi utuhnya syi’ar Islam dan keutuhan hakikat
beragama antar sesama muslim dan hubungan keharmonisan antar
penganut agama lain.
Penelitian yang mengangkat objek kajian terjemah Al-Qur’an ini
juga memiliki manfaat sebagai bahan riset dan kajian komprehensit yang
sifatnya berkelanjutan untuk masa depan civitas akademika yang bukan
hanya ahli dibidang intelejensi semata akan tetapi dibekali dengan akhlak
cahaya Al-Qur’an.
2. Secara Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan oleh
Lembaga PPTQ SAFINDA dalam upaya meningkatkan pemasaran dalam
bidang promosi program pelatihan terjemah Al-Qur’an (PPTQ)
SAFINDA di masa yang akan datang.
Manfaat lain yang bisa diperoleh dari penelitian ini ialah :
a. Penelitian ini memang bukan satu-satunya penelitian yang membahas
tentang strategi promosi, namun penelitian menggunakan analisis
yang sangat mendalam dan hasilnya relevan dengan perubahan zaman
seperti sekarang ini, sehingga cocok untuk diaplikasikan secara real.
b. Hasil kajian teoritik maupun teoritiknya sangat akurat, sehingga bisa
dijadikan kiblat pelaksanaan dan evaluasi dalam hal pemasaran secara
khusus.
c. Objek penelitiannya terletak di Yayasan Safinatul Huda. Perlu
diketahui bahwa yayasan tersebut merupakan salah satu yayasan yang
sangat progresif di Surabaya sehingga penelitian ini menjadi berbobot

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

dan bernilai tinggi. Analisisnyapun tepat sasaran sehingga bisa
diambil sebagai bahan suri tauladan yang sangat bagus untuk strategi
promosi dan pengaruh yang ditimbulkan oleh strategi tersebut.
E. Definisi Konsep
1. Strategi
Istilah strategi dalam literatur bisnis memang dapat mempunyai arti
yang bermacam-macam, namun esensinya tidak jauh berbeda. Secara
singkat, strategi merupakan postur ekstern, yakni sikap perusahaan dalam
menghadapi lingkungan eksternalnya atau keadaan sekelilingnya.8
Amirullah menyatakan, strategi sebagai suatu rencana dasar yang luas dari
suatu tindakan organisasi untuk mencapai suatu tujuan. Rencana dalam
mencapai tujuan tersebut sesuai dengan lingkungan eksternal dan internal
perusahaan.9
2. Promosi
Promosi adalah salah satu bagian dari marketing mix yang besar
peranannya. Promosi merupakan suatu ungkapan dalam arti luas tentang
kegiatan-kegiatan yang secara aktif dilakukan oleh perusahaan (penjual),
untuk mendorong konsumen agar membeli produk yang ditawarkan.10
Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk
mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan
pertukaran dalam pemasaran.11 Bagian yang tajam dari instrumen pemasaran
adalah pesan yang dikomunikasikan kepada calon pembeli melalui berbagai
unsur yang terdapat dalam program promosi.12

8

Napa J. Awat, 1989, Manajemen Strategi, Liberty , Yogyakarta hal. 20.
Amirullah, 2003. Manajemen Strategik, Graha Ilmu, Yogyakarta. hal. 54.
10
Marwan Asri, 1991, Marketing, UPP-AMP YKPN, Yogyakarta. hal. 211.
11
Basu Swastha, 2000, Manajemen Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta. hal. 349.
12
Rewoldt, 1995, Strategi Promosi Pemasaran, Rineka Cipta, Jakarta. hal. 1.
9

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

Lamb mendefinisikan promosi sebagai “komunikasi oleh pemasar
yang menginformasikan dan meningkatkan calon pembeli mengenai sebuah
produk untuk mengetahui suatu pendapat atau memperoleh suatu respon”.13
3. Strategi Promosi
Menurut Moekijat, “Strategi promosi adalah kegiatan perusahaan
untuk mendorong penjualan dengan mengarahkan komunikasi-komunikasi
yang meyakinkan kepada para pembeli”.14 Sedangkan menurut Lamb, Hair
dan Mc Daniel “Strategi promosi adalah rencana untuk penggunaan yang
optimal dari elemen-elemen promosi: periklanan, hubungan masyarakat,
penjualan pribadi dan promosi penjualan”.15
Definisi di atas dapat dilihat, bahwa strategi promosi merupakan
kegiatan perusahaan yang direncanakan dengan maksud membujuk,
mendorong, merangsang konsumen atau para pembeli. Strategi promosi
dilakukan melalui komunikasi-komunikasi yang menyakinkan, agar
konsumen mau membeli produk yang ditawarkan perusahaan, sehingga
tujuan untuk mengingatkan penjualan diharapkan dapat tercapai.
4. PPTQ (Program Pelatihan Terjemah Al-Quran)
Program Pelatihan Terjemah Al-Qur’an adalah metode mempelajari
terjemah Al-Quran sekaligus tata bahasanya langsung dari bahasa Arabnya
dengan cara sederhana, mudah, dan praktis. PPTQ didirikan oleh Bapak
Drs. H. Choirul Anam. Program ini sengaja dirancang untuk umat Islam
yang masih kurang atau belum pernah belajar bahasa arab atau menempuh
pendidikan di Pesantren. Adanya PPTQ SAFINDA diharapkan bisa
memberi motivasi dan membantu masyarakat dalam memahami Al-Qur’an.

13

Charles W. Lamb, 2001, Pemasaran, Salemba Empat, Jakarta. hal. 146.
Moekijat, 2000, Manajemen Pemasaran, Mandar Maju, Bandung. hal. 443.
15
Lamb, Hair, dan McDaniel, 2001, Pemasaran Buku 1 Penerjemah David Octarevia, Salemba
Empat, Jakarta. hal. 146.

14

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

F. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan merupakan urutan dalam penulisan skripsi.
Sistematika pembahasan berisi uraian garis besar tentang pokok bahasan dalam
setiap bab penelitian. Sistematika pembahasan dibuat untuk mempermudah
memahami penulisan skripsi ini.
Bab pertama adalah pendahuluan. Bab ini peneliti menjelaskan tentang
seluruh rangkaian gambaran umum penelitian yang meliputi latar belakang
masalah. Latar belakang masalah berisi alasan rasional ketertarikan peneliti
untuk dilakukan riset tentang topik yang akan dijadikan penelitian. Adanya latar
belakang, terdapat rumusan masalah. Rumusan masalah berisi tentang fokus apa
yang akan diteliti. Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai
dalam penelitian. Manfaat penelitian menjelaskan secara tegas untuk apa
penelitian dilakukan baik secara teoritis maupun praktis.
Definisi konsep menjelaskan penjelasan mengenai beberapa konsep yang
digunakan dalam penelitian, agar terjadi kesamaan interpretasi dan terhindar dari
kekaburan. Sistematika pembahasan berisi uraian garis besar tentang pokok
bahasan dalam setiap bab penelitian, yang disusun mulai awal hingga akhir,
mulai pendahuluan hingga kesimpulan.
Bab dua berisikan tentang kajian teoritik. Kajian teoritik, menjelaskan
kajian-kajian kepustakaan yang menyangkut tentang pembahasan dalam
penelitian. Bab ini memiliki karakteristik yang berisi tentang penelitian terdahulu
yang relevan. Penelitian terdahulu digunakan untuk meyakinkan peneliti dan
pembaca bahwa penelitian ini disusun berbasis dari kajian ilmiah yang sudah
ada. Selanjutnya adalah kerangka teori. Kerangka teori menjelaskan tentang teori
yang digunakan untuk menganalisis masalah penelitian. Kerangka teoritik
memiliki sub bab khusus, yaitu perspektif Islam. Adanya kerangka teoritik bisa

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

bermanfaat untuk membuat penelitian menjadi fokus, terarah, dan tidak melebar
kemana-mana.
Bab tiga berisikan tentang metode penelitian. Bab ini menjelaskan secara
rinci tentang metode dan teknik yang digunakan dalam mengkaji objek
penelitian. Pada bab ini, peneliti membahas secara detail mengenai metode yang
digunakan dalam penelitian ini yang terdiri dari pendekatan dan jenis penelitian,
tahap-tahap penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik
analisis data, serta teknik validitas/keabsahan data. Pembahasan ini sengaja
disajikan untuk memberikan gambaran secara utuh mengenai metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjawab rumusan masalah yang telah dirancang pada rumusan masalah di atas.
Bab empat adalah pembahaan. Pada bab ini peneliti menjelaskan
mengenai gambaran umum lokasi penelitian yang terletak di Yayasan Pondok
Pesantren Safinatul Huda Rungkut Surabaya. Ia meliputi sejarah, visi dan misi,
struktur organisasi, sarana dan prasarana, serta penyajian data mengenai strategi
promosi PPTQ SAFINDA. Bab empat ini menjelaskan profil utuh dari obyek
yang diteliti sekaligus permasalahan yang dihadapi. Adapun urutan sub bab
adalah gambaran umum obyek penelitian, penyajian data dan pembahasan hasil
penelitian (analisis data). Bab ini terdiri dari beberapa sub bab, mengenai
gambaran umum Yayasan Pondok Pesantren Safinatul Huda, sejarah berdirinya
PPTQ SAFINDA, visi dan misi PPTQ SAFINDA, susunan kepengurusan PPTQ
SAFINDA, dan data kegiatan pelatihan PPTQ SAFINDA oleh Pengajar dari
Ponpes Safinatul Huda Surabaya.
Bab lima ini adalah bab kesimpulan yang membahas tentang
hasil/kesimpulan penelitian, saran dan rekomendasi dan keterbatasan penelitian
mengenai strategi promosi. Kesimpulan penelitian bersifat konseptual dan harus
terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Saran yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

diajukan selalu bersumber pada temuan penelitian, pembahasan, dan kesimpulan
dari hasil penelitian.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
KAJIAN TEORITIK

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian penulis membahas tentang
strategi promosi ini terbagi menjadi dua kajian di dalamnya, yaitu kajian analisis
kasus dan kajian analisis normatif. Pertama, kajian analisis kasus terbagi lagi
menjadi dua bagian. Pertama adalah strategi promosi produk dipaparkan oleh
Herawati dan Prasetyo1, Kongrat dkk2, Mubarok3, Urrahman4, Wahyuningsih5,
Mahfudin6, Husnatulia7, Hasanah8, Fauzi9, Azizah10, Syauqi11, Asari12, dan
Ishmah13. Kedua adalah strategi promosi program yang dipaparkan oleh

1

F. Anita Herawati dan Aloysius Adhi Prasetyo, 2007,“Strategi Promosi Biro iklan local PT.
Srengenge cipta imagi dalam mencari klien nasional (studi deskriptif tentang strategi promosi biro
iklan local PT. Srengenge Cipta Imagi dalam mencari Klien Nasional )”, Jurnal (Yogyakarta:
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Ilmu Komunikasi). hal. 27.
2
Etty Kongrat, Ariantanto, Magdalena, 2011, “Model Strategi Promosi Stand Pameran Pada
Perusahaan PCO (Professional Conference Organizer)”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 10, no. 2,
Hal 163-167. Kampus UI Depok, Administrasi Niaga Politeknik Negeri Jakarta.
3
Mubarok, 2014, “Strategi Promosi Wisata Religi Makam Syaikhona Kholil Bangkalan”, Skripsi,
Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
4
Muhammad Aulia Urrahman, 2013, “Analisis Strategi Promosi Produk Griya IB Hasanah dalam
Perspektif Islam di BNI Syariah KCP Sidoarjo”, Skripsi, Jurusan Ekonomi Syariah Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel Surabaya.
5
Irma Ifadah Wahyuningsih, 2013, “Strategi Promosi Pondok Pesantren Sunan Drajat Banjaranyar
Paciran lamongan”, Skripsi, Jurusan Manajemen Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya.
6
Ali Mahfudin, 2012, “Strategi Promosi Peningkatan Donatur Yayasan Al Jihat Surabaya Melalui
Acara Bengkel Hati di Radio El Victor”, Skripsi, Jurusan Manajemen Dakwah Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel Surabaya.
7
Anita Husnatulia, 2007, “Strategi Promosi dalam Pengembangan Donator di Yayasan Sosial Nurul
Hayat Surabaya”, Skripsi, Jurusan Manajemen Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya.
8
Umu Hasanah, 2008, “Strategi Publikasi dan Promosi Wisata Bahari Lamongan dalam Meningkatkan
Pengunjung”, Skripsi, Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
9
Nur Fauzi, 2010, “Strategi Promosi dalam Penjualan Produk : Studi pada PT. Kelola Mina Laut
Gresik”, Skripsi, Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
10
Nur Azizah, 2010, “Strategi Promosi dalam Menarik Minat Nasabah Koperasi BMK T-UGT
Disogiri di Klampis Bangkalan Madura”, Skripsi, Jurusan Manajemen Dakwah Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel Surabaya.
11
Ismat Syauqi, 2011, “Strategi Promosi Hotel Tanjung Asri Banyuwangi: Studi Empiris Sebagai
Pengenalan Hotel Berbasis Islam”, Tesis, Program pascasarjana, Program Pascasarjana Universitas
Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
12
Andi Asari, 2015, ”Strategi Promosi di Perpustakaan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta”, Tesis,
Ilmu perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
13
Nur Ishmah, 2013, “Strategi Promosi di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Magelang”,
Tesis, Ilmu perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

14
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

Sopandi14, Arifin15, dan Sihabuddin16. Kajian yang berikutnya adalah analisis
normatif, di antaranya dipaparkan oleh Najib dkk17, Irawan18, Sa’adah19, dan
Nurmaulinda.20
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian oleh
Sopandi, Arifin, dan Sihabuddin. Persamaan dengan penelitian ini yaitu samasama membahas tentang strategi promosi program. Penelitian ini juga
mempunyai persamaan, yaitu sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif.
Letak perbedaan dengan penelitian ini adalah perbedaan lokasi penelitiannya.
B. Kerangka Teori
1.

Tinjauan Tentang Strategi
a. Pengertian Strategi
Di dalam literatur bisnis, istilah strategi memang dapat
mempunyai arti yang bermacam-macam. Namun, esensinya tidak jauh
berbeda. Secara singkat, strategi merupakan postur ekstern, yakni sikap
perusahaan dalam menghadapi lingkungan eksternalnya atau keadaan
sekelilingnya.21

E. Sopandi, 2010, “Strategi Promosi Penerimaan Mahasiswa Baru untuk PTS (Tinjauan atas
kegiatan Promosi PTS di Jawa Barat tahun , Jurnal Pedagogik Pendidikan Dasar, Universitas
Pendidikan Indonesiahal. vol. 9, no. 18, hal. 17.
15
As’ad Samsul Arifin, 2011, “Strategi Promosi di Unit Pelaksana Teknis Perpustakaan Universitas
Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta”, Skripsi, Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
16
Mohammad Sihabuddin, 2013, “Strategi Promosi Event Surabaya Juang 2012 dalam Memeriahkan
Hari pahlawan di Surabaya”, Skripsi, Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya.
17
Mukhamad Najib, Jono M. Munandar, Agustina Setiyawati, 2008, “Analisis Strategi Promosi Kredit
Pemilikan Rumah (KPR) Sistem Konvensional dan Syariah (Studi Kasus : BTN Syariah Kantor
Cabang Solo)”, Junal Islamic finance & business review TAZKIA, Departemen manajemen STEI
Tazkia FEM IPB, vol. 3, no. 1.
18
Putra Dani Irawan, 2014, “Pengaruh Strategi Promosi terhadap Keputusan Pembelian yang
Dimediasi Oleh Minat Beli Pada Konsumen Matahari Department Store Yogyakarta”, Skripsi, Jurusan
Manajemen Universitas Negeri Yogyakarta.
19
Barirotus Sa’adah, 2014, “Promosi Sebagai Strategi Mencapai Target Penjualan Pada PT. Avia
Avian Brands Sidoarjo”, Skripsi, Jurusan Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya.
20
Nurmaulinda, 2014, “Analisis Hokum Islam Terhadap Strategi Promosi Sistem Persuade Pada
Pembelian Sepeda Motor Secara Kredit di UD. Yamaha Raya Mojokerto”, Skripsi, Jurusan Muamalah
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
21
Napa J. Awat, 1989, Manajemen Strategi, Liberty , Yogyakarta, hal. 20.

14

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

Amirullah menyatakan, strategi sebagai suatu rencana dasar yang
luas dari suatu tindakan organisasi untuk mencapai suatu tujuan. Rencana
dalam mencapai tujuan tersebut sesuai dengan lingkungan eksternal dan
internal perusahaan.22 Manajemen strategik adalah suatu seni dan ilmu
dari pembuatan (formulating), penerapan (implementing), dan evaluasi
(evaluating) keputusan-keputusan strategis antar fungsi-fungsi yang
memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan-tujuan masa datang.23
b. Proses Manajemen Strategi
Manajemen strategik terdiri atas tiga proses. Pertama, pembuatan
strategi yang meliputi pengembangan misi dan tujuan jangka panjang,
pengidentifikasian peluang dan ancaman dari luar serta kekuatan dan
kelemahan perusahaan, pengembangan alternatif-alternatif strategi, dan
penentuan strategi yang sesuai untuk diadopsi. Kedua, penerapan strategi
meliputi penentuan sasaran-sasaran operasional tahunan, kebijakan
perusahaan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber-sumber
daya agar strategi yang telah ditetapkan dan dapat diimplementasikan.
Ketiga, evaluasi/kontrol strategi mencakup usaha-usaha untuk
memonitor seluruh hasil-hasil dari pembuatan dan penerapan strategi,
termasuk mengukur kinerja individu dan perusahaan serta mengambil
langkah-langkah perbaikan jika diperlukan. Keempat, manajemen
strategik, memfokuskan pada penyatuan/penggabungan aspek-aspek
pemasaran,

riset

dan pengembangan, keuangan/akuntansi

dan

produksi/operasional dari sebuah bisnis. Manajemen strategik
mengintegrasikan semua fungsi-fungsi bisnis, maka manajemen strategik
dijadikan nama untuk mata kuliah di dalam administrasi bisnis.24
22

Amirullah, 2003. Manajemen Strategik, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal. 54.
Agustinus Sri Wahyudi, 1996, Manajemen Strategik, Binarupa Aksara, Jakarta, hal. 15.
24
Agustinus Sri Wahyudi, 1996, Manajemen Strategik, Binarupa Aksara, Jakarta, hal. 15-16.

23

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

Strategi selalu “memberikan sebuah keuntungan”, sehingga jika
proses manajemen yang dilakukan oleh perusahaan gagal untuk
menciptakan keuntungan bagi perusahaan/organisasi, maka proses
manajemen tersebut tidak dapat disebut manajemen strategik.25
2.

Promosi
a.

Pengertian Promosi
Promosi adalah salah satu bagian dari marketing mix yang besar
peranannya. Promosi merupakan suatu ungkapan dalam arti luas tentang
kegiatan-kegiatan yang secara aktif dilakukan oleh perusahaan (penjual)
untuk mendorong konsumen agar membeli produk yang ditawarkan.26
Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk
mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang
menciptakan pertukaran dalam pemasaran.27 Bagian yang tajam dari
instrumen pemasaran adalah pesan yang dikomunikasikan kepada calon
pembeli melalui berbagai unsur yang terdapat dalam program promosi.28
Lamb mendefinisikan promosi sebagai “komunikasi oleh pemasar
yang menginformasikan dan meningkatkan calon pembeli mengenai
sebuah produk untuk mengetahui suatu pendapat atau memperoleh suatu
respon”.29 Sedangkan menurut Swastha, Basu dan Irawan, promosi
adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk
mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan menciptakan
pertukaran dalam pemasaran.30 Pada dasarnya, pengembangan kegiatan
promosi adalah bagaimana mengkomunikasikan atau menginformasikan

25

Ibid, hal. 23.
Marwan Asri, 1991, Marketing, UPP-AMP YKPN, Yogyakarta, hal. 211.
27
Basu Swastha, 2000, Manajemen Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta, hal. 349.
28
Rewoldt, 1995, Strategi Promosi Pemasaran, Rineka Cipta, Jakarta, hal. 1.
29
Charles W. Lamb, 2001, Pemasaran, Salemba Empat, Jakarta, hal. 146.
30
Swasta, Basu dan irawan, 2008, Manajemen Pemasaran Modern. Edisi II, Liberty, Yogyakarta, hal.
349.
26

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

kepentingan seseorang, suatu lembaga atau masyarakat untuk dapat
berinteraksi.31
b.

Fungsi Promosi
1) Produsen mencari dan mendapatkan perhatian (attention) dari
calon pembeli. Perhatian calon pembeli bisa diperoleh, karena ini
merupakan titik awal proses pengambilan keputusan pembelian
barang/jasa. Seseorang yang tidak menaruh perhatian pada sesuatu
dapat dipastikan tidak akan membelinya.
2) Produsen berusaha menciptakan dan menumbuhkan “interest”
pada diri calon pembeli. Perhatian yang sudah diberikan oleh
seseorang akan dilanjutkan dengan tahap berikutnya atau mungkin
berhenti. Tahap selanjutnya adalah timbulnya rasa tertarik atas
barang/jasa yang ditawarkan. Menimbulkan dan menumbuhkan
rasa tertarik menjadi bagian dari fungsi utama promosi. Proses
tumbuhnya rasa tertarik pada sesuatu ternyata berbeda antara satu
orang dengan lainnya.
3) Perusahaan berusaha mengembangkan rasa ingin (desire) calon
pembeli untuk memiliki barang yang ditawarkan. Hal ini
merupakan kelanjutan dari tahap sebelumnya. Setelah seseorang
tertarik pada sesuatu, maka akan timbul rasa ingin memilikinya.
Konsumen merasa mampu (dalam hal harga, cara pemakaian dan
sebagainya). Rasa ingin ini semakin besar dan akan diikuti oleh
suatu keputusan positif.32

31

A. Halim, Rr. Suhartini dkk, 2005, Manajemen Pesantren, Pustaka Pesantren, Yogyakarta, hal.

23-24.

32

Marwan Asri, 1991, Marketing, Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN, Yogyakarta, hal.

358.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

c.

Tujuan Promosi
Dalam praktek promosi dapat dilakukan dengan mendasarkan pada
tujuan-tujuan berikut ini:
1) Informing, yaitu memberikan informasi selengkap-lengkapnya kepada
calon pembeli tentang barang yang ditawarkan, siapa penjualnya,
siapa pembuatnya, dimana memperolehnya harganya dan sebagainya.
Informasi yang diberikan dapat melalui tulisan, gambar, kata-kata dan
sebagainya yang disesuaikan dengan keadaan. Beberapa aspek tentang
barang mungkin harus ditampilkan dengan gambar (misalnya diasin,
model dan sebagainya), sedangkan aspek lain mungkin cukup
diungkapkan lewat tulisan (kelebihan, harga, dan sebagainya).
2) Persuading, yaitu membujuk calon konsumen, agar mau membeli
barang atau jasa yang ditawarkan. Membujuk bukan berarti memaksa
calon konsumen. Membujuk secara berlebihan akan memberikan
kesan yang negatif pada calon konsumen, sehingga keputusan yang
diambil justru keputusan yang negatif.
3) Remiding, yaitu mengingatkan konsumen tentang adanya barang
tertentu yang dibuat dan dijual perusahaan tertentu di tempat tertentu
dengan harga tertentu pula. Konsumen kadang-kadang memang perlu
diingatkan, karena mereka tidak ingin bersusah payah untuk selalu
mencari barang apa yang dibutuhkan dan di mana mendapatkannya.33

d.

Bauran Promosi (Promotional mix)
Dalam promosi dikenal istilah bauran promosi. Bauran promosi
adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel
periklanan, personal selling dan alat promosi lain. Semuanya

33

Ibid. hal. 360-361.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan.34 Promosi
adalah salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran.
Bila konsumen belum pernah mengenal ataupun mendengarnya dan tidak
yakin bahwa produk tersebut akan berguna bagi mereka, maka mereka
tidak akan pernah membelinya.35 Bauran promosi terdiri dari lima unsur,
yakni: periklanan (advertising), personal selling, publisitas (publicity),
promosi penjualan, dan penjualan langsung (direct marketing).
Promosi adalah promotional Mix. Pengertian dasar dari
promotional mix sebagaimana dikemukakan oleh para ahli berbeda-beda
antara satu dengan yang lainnya. Menurut Swastha, promotional mix
adalah “kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel
periklanan, personal selling dan alat promosi lainnya, yang kesemuanya
direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan”. Sedangkan
menurut Kotler, promotional mix terdiri dari empat alat utama, yaitu:
1) Advertising (Iklan) adalah setiap bentuk penyajian non-personal dan
promosi ide-ide, barang-barang dan jasa dengan pembayaran oleh
suatu sponsor tertentu.
2) Sales Promotion (Promosi Penjualan) adalah rangsangan jangka
pendek untuk merangsang pembelian atau penjualan suatu produk
atau jasa.
3) Publicity (Publisitas) adalah suatu stimulasi non-personal terhadap
permintaan suatu produk, jasa atau unit dagang dengan menyebarkan
berita-berita komersil yang penting mengenai kebutuhan akan produk
tertentu di suatu media yang disebarluaskan di radio, televisi atau
panggung yang tidak dibayar oleh pihak sponsor.

34
35

Basu Swastha, 2000, Manajemen Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta, hal. 349.
Ratih Hurriyati, 2005, Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen, Alfabeta, Bandung, hal. 24.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

4) Personal Selling (Penjualan Pribadi) adalah penyajian lisan dalam
pembicaraan dengan satu atau beberapa pembeli dengan tujuan
melaksanakan pembelian.36
Untuk lebih jelasnya, keempat macam alat promosi tersebut
diuraikan sebagai berikut:
a) Advertising (Iklan)
Menurut Rustomiji dan Viera, “iklan adalah promosi produksi
atau pelayanan non individu yang dilakukan oleh sponsor (perusahaan
atau perseorangan) tertentu yang bisa diidentifikasi dan yang
membayar biaya komunikasi ini”.37 Sedangkan menurut Swastha,
“periklanan adalah komunikasi non individu, dengan sejumlah biaya,
melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga,
non lembaga, non laba serta individu-individu”.38
Menurut Kotler, “periklanan adalah setiap bentuk penampilan
nonpersonal bayaran dan promosi tentang gagasan, barang, atau jasa
oleh sponsor tertentu”.39
Ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa iklan
merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran dari produsen ke
konsumen. Komunikasi ini disampaikan melalui media komunikasi
massa, misalnya: radio, surat kabar, majalah dan sebagainya.
Advertising mempunyai sifat nonpersonal dan merupakan suatu alat
untuk mempromosikan produk atau jasa tanpa mengadakan kontak
langsung. Pemasang iklan harus membayar dengan tarif tertentu yang
berlaku. Fungsi-fungsi advertising, antara lain:

36

Marius P. Angipora, 1999, Dasar-dasar Pemasaran, Rajawali Press, Jakarta, hal. 228-229.
Ibid, hal. 229.
38
Basu Swastha, 2000, Manajemen Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta, hal. 365.
39
Philip Kotler, 1997, Marketing jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta, hal. 340.

37

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

(1) Membantu dalam memperkenalkan barang baru dan kepada siapa
atau dimana barang itu dapat diperoleh.
(2) Membantu dan mempermudah penjualan yang dilakukan oleh
para penyalur.
(3) Membantu salesman dalam memperkenalkan adanya barang
tertentu dan pembuatannya.
(4) Memberikan keterangan/penjualan kepada pembeli atau caloncalon pembeli.
(5) Membantu mereka yang melakukan penjualan.
(6) Membantu ekspansi pasar.
b) Personal Selling
Menurut Swatha, “personal selling adalah interaksi antar
individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan,
memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran
yang saling menguntungkan dengan pihak lain.”40 Sedangkan
menurut Kotler, “penjualan personal merupakan alat paling efektif
pada tahap-tahap tertentu dalam proses pembelian, khususnya dalam
membentuk pilihan, keyakinan dan pembelian”.41
Personal selling merupakan suatu perusahaan menyajikan
secara lisan dan tatap muka di hadapan satu calon pembeli atau lebih
dengan tujuan untuk menjual suatu barang. Perbedaan antara iklan
dengan personal selling adalah percakapan dalam iklan bersifat
searah dan sepihak. Sedangkan, percakapan dalam personal selling
bersifat dua arah atau timbal balik dalam mengha