Pengembangan sistem E-learning yayasanpendidikan islam pondok pesantren Al-Ikhwaniah

(1)

PENGEMBANGAN SISTEM E-LEARNING

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM PONDOK PESANTREN AL-IKHWANIAH

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta

MUHAMMAD SETIAWAN 205093000102

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

iv

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN

JAKARTA 2010


(5)

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas ini dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini penulis ingin memepersembahkan rasa terima kasih serta penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak DR Syopiansyah Jaya Putra, M, Sis. Selaku Dekan Fakultas Sains Dan Teknologi

2. Nur Aeni Hidayah MMSI, Selaku ketua program Sistem Informasi. 3. Bapak Bayu Waspodo MM, dan Zainuddin Bey Fananie, M.Sc, selaku

pembimbing skripsi yang telah memberikan banyak dukungan bimbingan dan motivasi.

4. Keluarga besar Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Al-Ikhwaniyah Tangerang atas segala dukungan dan kerjasamanya.

5. Mama, Kang Jum, Kang Man, Mbak Rut, Mbak Ita yang selalu memberikan dukungan, kasih sayang, nasehatnya dan bantuannya baik berupa moril ataupun materil.

6. Keluarga Bapak Drs.R.Shalihat yang begitu sabar dalam membimbing dan mengarahkan setiap langkah sampai studi ini terselesaikan.

7. Keluarga besar Sains dan Teknologi atas kerja samanya selama penulis kuliah, sampai terselesainya skripsi ini.


(6)

vi

8. Rekan – rekan senasib dan seperjuangan sistem informasi fakultas Sains dan Teknologi dari berbagai angkatan terima kasih atas dukungan dan kebersamaannya selama ini.

Jakarta, Desember 2010 Penyusun

Muhammad Setiawan NIM. 205093000102


(7)

vii

ABSTRACT

Muhammad Setiawan, developing E-Learning system at Islamic Education Boarding School Al-Islam. Under Guidance by Mr. Zainuddin Bey Fannanie MSC and Mr Bayu Waspodo MM

learning Process by face-to-face (conventional) has weakness. One of them is the limited time of study, because of that, also given limited interaction between teachers and students, with developing in technology; now, there is an online learning system, called e-learning.

With e-learning, teachers and students can be connected through a web-based application. Not only that, technology involving in education world is automatically needed a controls and planning, because given the negative impact of the technology itself. In this research method, the writer used the System Development Life Cycle (SDLC) Waterfall, consisting of the planning phase, analysis phase, design phase, development phase, testing phase, and the implementation phase. Planning and analysis are done by analyzing the running system while the design is done by tools DFD, data dictionary, ERD, the display screen, and implemented with the Moodle open source applications, and MySQL database. The result is a web-based application that displays information about learning materials, quiz, examination, chat, forums, and news.

Keywords: E-learning, DFD, ERD, Moodle, Islamic Foundation Education Boarding Schools Alikhwaniyah


(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 1.1 SDLC Waterfall Menurut (Sommerville) ... 7

Gambar 2.1 Karakteristik Suatu Sistem ... 30

Gambar 2.2 Pemrosesan Data ... 35

Gambar 3.1 Alur Penelitian ... 86

Gambar 4.1 Struktur Organisasi ... 93

Gambar 4.2 Sistem Yang Berjalan ... 94

Gambar 4.3 Standar Operational Procedure PBM ... 95

Gambar 4.4 Sistem Yang Di Usulkan ...101

Gambar 4.5 Context Diagram ...107

Gambar 4.6 Diagram Level 0 usulan ...108

Gambar 4.7 DFD level 1 Proses Registrasi ...109

Gambar 4.8 DFD Level 1 Proses Mata Pelajaran ...110

Gambar 4.9 DFD level 1 Proses Materi Pelajaran ...111

Gambar 4.10 DFD level 1 Proses Tugas ...112

Gambar 4.11 DFD leve 1 Proses Ujian/Kuis ...113

Gambar 4.12 DFD level 1 Proses Nilai ...114

Gambar 4.13 DFD level 1 Proses Forum ...114

Gambar 4.14 DFD level 1 Proses (Chatting) ...115


(9)

ix

Gambar 4.16 Bentuk Tidak Normal ...169

Gambar 4.17 Bentuk Normal Tahap Pertama (1NF) ...170

Gambar 4.18 Tabel Assigment Bentuk Normal Kedua (2NF)...171

Gambar 4.19 Course Bentuk Normal Kedua ...172

Gambar 4.20 Tabel User Bentuk Normal Tahap Kedua ...172

Gambar 4.21 Tabel Forum Bentuk Normal Tahap Kedua ...117

Gambar 4.22 Tabel Chat Bentuk Normal Tahap Kedua ...117

Gambar 4.23 Menu Administrasi ...185

Gambar 4.24 Menu Awal Mata Kuliah ...185

Gambar 4.25 Membuat kategori ...186

Gambar 4.26 Hasil Penambahan Kategori ...186

Gambar 4.27 Menambah Mata Pelajaran ...186

Gambar 4.28 Membuat Mata Pelajaran ...187

Gambar 4.29 Pemilihan Pengajar ...195

Gambar 4.30 Administrasi Siswa ...196

Gambar 4.31 Pemilihan Siswa ...196

Gambar 4.32Pilih Tambah Forum ...197

Gambar 4.33 Menambah Forum ...197

Gambar 4.34 Daftar Forum ...198

Gambar 4.35 Site Administrasi Tambah User ...198


(10)

x

Gambar 4.37 Memilih Menu Link To A File ...199

Gambar 4.38 Penentuan Path File ...200

Gambar 4.39 konfirmasi proses ...200

Gambar 4.40 Menambah bacaan ...200

Gambar 4.41 Daftar File Yang Ter-Upload ...201

Gambar 4.42 Memilih Menu Tugas ...201

Gambar 4.43 Menambahkan Tugas ...201

Gambar 4.44 Memilih Menu Chat ...209

Gambar 4.45 Menambah Chatting ...210

Gambar 4.46 Tampilan Chat ...210

Gambar 4.47 Memilih Tambah Forum Tampilan Chat ...214

Gambar 4.48 Menambah Forum ...214

Gambar 4.49 Daftar forum ...215

Gambar 4.50 Memilih Jurnal...215

Gambar 4.51 Halaman jurnal dengan link Lihat masukan jurnal ...217

Gambar 4.52 Membuat Bacaan dari File atau Site ...222

Gambar 4.53 Memilih File Yang Akan di Uplaod ...223

Gambar 4.54 Daftar File Yang Tersedia ...223

Gambar 4.55 Menambah Bacaan ...223

Gambar 4.56 Daftar Bacaan Yang Tersedia ...224


(11)

xi

Gambar 4.58 Menambah Label ...226

Gambar 4.59 Menampilkan Label ...226

Gambar 4.60 Tampilan Form Log In ...227

Gambar 4.61 Tampilan Pendaftaran Anggota ...227

Gambar 4.62 Tampilan untuk Konfirmasi Log In ...228

Gambar 4.63 Log In ...228

Gambar 4.64 Pesan untuk Konfirmasi Log In ...229

Gambar 4.65 Home Page untuk Pelajar ...230

Gambar 4.66 Tampilan Site News ...230

Gambar 4.67 Tampilan Tanggapan ...231

Gambar 4.68 Tampilan Kursus ...231

Gambar 4.69 Tampilan Mata Kuliah Ajar...232

Gambar 4.70 Konfirmasi Mengikuti Kursus ...232

Gambar 4.71 Tampilan Kuliah ...233

Gambar 4.72 Tampilan Daftar Peserta ...233

Gambar 4.73 Tampilan Form Edit Profile ...234

Gambar 4.74 Rancangan Halaman Utama ...235

Gambar 4.75 Rancangan Halaman Login...236

Gambar 4.76 Rancangan Halaman User Guru Setelah Login ...237

Gambar 4.77 Rancang Halaman User Siswa/I Setelah Login ...237


(12)

xii


(13)

xiii DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah... 2

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1 Tujuan Penelitian ... 3

1.4.2 Manfaat Penelitian ... 4

1.4.2.1 Bagi penulis ... 4

1.4.2.2 Bagi Instansi ... 5

1.4.2.3 Bagi Univesitas ... 5

1.5 Metode Penelitian... 6

1.5.1 Motode Pengumpulan Data ... 6

1.5.2 Metode Pengembangan Sistem ... 6

1.6 Tempat dan Waktu Penelitian ... 8

1.7 Jadwal Penelitian ... 8

1.8 Sistematika Penulisan ... 9

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian E-Learning ... 11

2.2 Konsep E-Learning ... 13


(14)

xiv

2.2.2 Sasaran, Tujuan dan Prinsip Jarak Jauh ... 17

2.3 Penerapan dan Aplikasi E-Learning dalam audio dan Video Conferencing serta Video Broadcasting ... 19

2.4 Aplikasi E-Learning ... 25

2.5 Konsep Dasar Sistem ... 28

2.6 Konsep Dasar Informasi ... 32

2.6.1 Lingkungan Informasi ... 33

2.6.2 Fungsi dan Siklus informasi ... 34

2.6.3 Konsep Dasar Data ... 34

2.6.4 Nilai dan Kualitas Informasi ... 36

2.7 Konsep Dasar Sistem Informasi ... 41

2.7.1 Komponen dan Tipe Sistem Informasi ... 41

2.7.2 Perencanaan Sistem Informasi ... 42

2.7.3 Pengolaan Sistem Informasi ... 44

2.7.4 Pengendalian Sistem Informasi ... 44

2.7.5 Penilaian Sistem Informasi ... 44

2.7.6 Peranan Sistem Informasi bagi Manajemen ... 45

2.7.7 Perancangan Sistem Informasi ... 46

2.7.8 Bagan Alir ... 46

2.7.9 Konsep Dasar DFD ( Data Flow diagram ) ... 52


(15)

xv

2.8 Metodologi Pengumpulan Data ... 63

2.8.1 Studi Lapangan... 63

2.8.2 Studi Pustaka ... 64

2.8.3 Studi Literatur Sejenis ... 64

2.9 Metodologi Pengembangan Sistem ... 65

2.10 Analisis Sistem ... 65

2.10.1 Studi Kelayakan ... 66

2.11 Desain Sistem ... 68

2.11.1 Desain Input ... 68

2.11.2 Desain Output ... 68

2.11.1 Desain Antar Muka ... 69

2.12 Implementasi Dan Pengujian Sistem ... 69

2.12.1 Pengkodean ... 69

2.12.2 Pengujian ... 70

2.13 Dokumentasi ... 70

2.14 Database ... 70

2.14.1 Model Sistem Database ... 71

2.14.2 Pengertian MySQL & PhpMyadmin ... 72

2.15 Internet ... 73

2.15.1 TCP / IP ... 74


(16)

xvi

2.15.3 Web Server ... 77

2.16 Studi Literatur Sejenis ... 77

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data ... 82

3.1.1 Studi Lapangan... 82

3.1.2 Wawancara (interview ) ... 82

3.1.3 Pengamatan ( Observasi ) ... 82

3.1.4 Studi pustaka ... 83

3.1.5 Studi Literatur Sejenis ... 83

3.2 Metode Pengembangan Sistem ... 84

3.2.1 Analisis ... 84

3.2.2 Desain Sistem ... 84

3.2.3 Implementasi dan Pengujian Sistem ... 84

3.2.4 Pengujian Sistem ... 85

3.2.5 Perawatan (Maintenance)... 85

3.3 Alur Penelitian ... 86

3.4 Bahan dan Perangkat Pendukung ... 87

3.4.1 Bahan ... 87

3.4.2 Perangkat Pendukung ... 87


(17)

xvii BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa (Analysis ) ... 90

4.1.1 Gambar Umum Perusahaan... 90

4.1.2 Struktur Organisasi ... 92

4.1.3 Analisa Sistem Yang sedang Berjalan ... 93

4.3 Identifikasi Masalah ... 99

4.3.1 Usulan Penyelesaian Masalah ... 100

4.3.2 Sistem yang Diusulkan ... 100

4.3.3 Analisis Kebutuhan ... 101

4.3.4 Pihak Yang Terlibat ... 103

4.3.5 Analisis Faktor Pendukung ... 103

4.3.6 Kendala yang Dihadapi ... 104

4.3.7 Analisa Perbandingan... 104

4.4 Tahap Desain ... 106

4.3.1 Desain Proses Sistem ... 106

4.4.1.1 Diagram alir Usulan ... 106

4.4.1.2 Diagram konteks usulan ... 106

4.4.1.3 Diagram (Level 0) Usulan ... 107

4.4.1.4 Diagram (Level 1) Usulan ... 109

4.4.2 Spesifikasi Proses ... 115


(18)

xviii

4.4.3.1 Desain Input ... 167

4.4.3.2 Desain Output ... 167

4.4.4 Desain Basisdata ... 168

4.4.4.1 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 168

4.4.4.2 Kamus Data ... 174

4.4.5 Desain Antar Muka Pemakai ... 184

4.4.5.1 Administrator …….………184

4.4.5.2 Pengajar………...198

4.4.5.2 Siswa/I ... 227

4.5 Tahap Implementasi ... 241

4.5.1 Coding ... 241

4.5.2 Testing ... 241

4.5.3 Strategi Implementasi... 243

4.5.4 Dimana Sistem Elearning Diterapkan ... 244

\BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 245


(19)

xix

DAFTAR TABLE

Table 1.1 Jadwal Penelitian... 8

Table 2.1 Bagan Alir Sistem ... 47

Table 2.2 Bagan Alir Flowchart ... 48

Table 2.3 Bagan Alir Program ... 51

Table 2.4 Bagan Alir proses ... 52

Table 4.1 Daftar pernyataan/pertanyaan kuesioner ... 96

Table 4.2Kelemahan Sistem Berjalan ... 99

Table 4.3 Analisa Perbandingan ... 104

Table 4.4 Tabel Assigment ... 174

Table 4.5 Tabel Assigment submission ... 174

Table 4.6 Table Course ... 175

Table 4.7 Tabel Course Category ... 176

Table 4.8 Tabel User ... 176

Table 4.9 Tabel User Preference ... 177

Tabel 4.10 Tabel Forum ... 177

Tabel 4.11Tabel Forum Subscribsion ... 178

Tabel 4.12 Tabel Forum Discussion ... 178

Table 4.13 Tabel Chat ... 179

Table 4.14 Tabel Chat Message ... 179

Tabel 4.15 Tabel Chat users ... 180

Tabel 4.16 Tabel lesson... 180

Tabel 4.17 Tabel Quiz ... 181

Tabel 4.18 Table Grade ... 182


(20)

xx

DAFTAR SIMBOL SIMBOL DFD

Simbol Nama Keterangan

Entitas Eksternal

Entitas eksternal, dapat berupa orang/unit terkait yang berinteraksi dengan system, tetapi diluar sistem.

Proses

Orang atau unit yang mempergunakan atau melakukan atau melakukan transformasi data. Komponen fisik tidak diidentifikasikan.

Aliran Data

Aliran data dengan arah khusus dari sumber ke tujuan.

Data Store

Penyimpanan data Menunjukkan penjelasan dari suatu proses.


(21)

xxi SIMBOL ERD

Simbol Nama Keterangan

Entitas Eksternal

Sutu kumpulan objek atau sesuatu yang dapat dibedakan atau didefinisikan secara unik.

Relasi

Hubungan yang terjadi antara satu atau lebih entitas.

Atribut

Karakteristik dari entity atau relasi yang menyediakan penjelasan detail tentang entity atau relasi tersebut. (Sumber: Jogiyanto, 2005)


(22)

xxii SIMBOL FLOWCHART

Simbol Nama Keterangan

Arrow Mempresentasikan alur

kerja.

Proses Mempresentasikan

Operasi.

Decision Proses Pengecekan.

Terminator Tanda mulai atau tanda

akhir.

Connector

Keluar atau masuk dari bagian lain flowchart khususnya halaman yang sama.

Off-page Connector

Keluar atau masuk dari bagian lain flowchart khususnya halaman yang lain.

Punched Card Proses membaca dari kartu


(23)

xxiii Input or Output

Proses membaca dari suatu media, dapat juga dipakai untuk proses menulis ke suatu media.

Document I/O dalam format cetak.

Manual

Input yang dimasukan secara manual dari keyboard.

Store Data Penyimpanan data

Display Output yang ditampilkan

pada terminal.


(24)

xxiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A. Wawancara ... 142

Lampiran B. Observasi ... 144 Lampiran B. Surat Penelitian ... 146 Lampiran C. Rancangan Diagram Alur ... 147

Lampiran D. Rancangan Input/Output ... 156 Lampiran E. Source Code ... 162

Lampiran F. Daftar Pertanyaan/Pernyataan Kuesioner ... 173 Lampiran G User Interface Dan Menu Configuration ... 175


(25)

xxv

DAFTAR ISTILAH Asynchronous

Berarti “tidak pada waktu yang bersamaan”. Jadi, seseorang dapat mengambil pelatihan pada waktu yang berbeda dengan pengajar memberikan pelatihan.

Cardinality

Kardinalitas atau derajat relasi menunjukan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain.

Database Server

Suatu database yang melakukan pemprosesan database di server sehingga client hanya mengirim data. Pengaksesan database pada database server bersifat tak terbatas. Siapa pun yang memiliki hak akses dapat mengakses data dari mana dan kapan saja. Dengan syarat telah terkoneksi ke computer server.

Video Broadcasting

Video broadcasting merupakan salah satu teknologi e-learning interaktif yang bersifat satu arah (komunikasi linear).

DFD (Data Flow Diagram)

Alat bantu pembuatan model yang memungkinkan professional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses funsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data baik secara manual maupun komputerisasi.


(26)

xxvi E-learning

Sistem atau konsep pendidikan yang menmanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar.

ERD (Entity Relationship Diagram)

Suatu model dimana data yang di ‘Dunia Nyata’ diterjemahkan atau ditranformasikan dengan memanfaatkan sejumlah perangkat konseptual menjadi sebuah diagram data.

Flowchart (Bagan Alir)

Diagram yang disusun untuk menyederhanakan arus logika suatu program. Untuk menggambarkan bagan alir dipergunakan simbol-simbol yang sudah standard.

Audio Conferencing

Audio conferencing merupakan salah satu teknologi e-learning interaktif paling sederhana dan paling murah untuk pembelajaran jarak jauh. Audio conrferencing adalah interaksi atau konferensi langsung dalam bentuk audio (suara) antar dua atau lebih yang berada pada tempat berbeda, bahkan dapat melibatkan pembelajar yang banyak pada lokasi yang tersebar dan berbeda

Kamus Data

Catalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan dari suatu sistem informasi. LMS (Learning Management System)

Sistem e-learning yang digunakan untuk merencanakan, mempersiapkan, menyediakan dan mengelola kegiatan belajar-mengajar. LMS menyediakan sarana untuk membantu pengajar dalam menyampaikan bahan ajar seperti misalnya materi online, quiz, announcement, assignment, dan lain-lainnya.


(27)

xxvii LDAP (Lightweigth Directory Acces Protocol)

Protocol yang digunakan untuk mengakses berbagai informasi dalam suatu direktori.

LCMS (Learning Content Management System)

Suatu sistem e-learning yang dapat membuat, menyimpan, merakit dan menyampaikan bahan ajar dalam bentuk learning object. Learning object ini dibuat dengan maksud agar dapat dengan mudah dipindahkan antara satu sistem ke sistem lainnya.

MySQL

MySQL adalah Relation Database Management Sytem (RDBMS) yang didistribusikan secara secara gratis dibawah lisensi General Public License (GPL), MySQL sebenarnya turunan dari salah satu konsep utama dalam database sejak lama, yaitu Structure Query Language (SQL).

Moodle (Modular Object Oriented Development Learning Environment)

Sebuah paket perangkat lunak yang berguna untuk membuat dan mengadakan kursus/pelatihan/pendidikan berbasis internet. Moodle termasuk dalam model CAL+CAT (Computer Assisted Learning+Computer Assisted Teaching) yang disebut LMS (Learning Management System).

Normalisasi

Suatu proses dimana elemen-elemen data dikelompokan menjadi table-table, dimana dalam tabel tersebut dapat entitas-entitas dan relasi antara entitas tersebut.


(28)

xxviii PHP (Personal Home Page)

Dibuat pertama kali oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1995. PHP awalnya merupakan program CGI (Common Gateway Interface) yang dikhususkan untuk menerima input melalui form yang ditampilkan dalam browser web.

Participation Contraint

Menjelaskan apakah keberadaan suatu entitas tergantung pada hubungannya dengan entitas lain.

Receptive

Salah satu arsitektur e-learning yang memiliki view akuisi informasi dimana dari segi interaktif bernilai rendah, dan digunakan untuk penginformasian.

Sistem Informasi

Kumpulan dari perangkat keras dan perangkat lunak komputer serta perangkat manusia yang akan mengolah data menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak tersebut, selain itu data juga memegang peranan yang penting dalam sistem informasi, data yang akan dimasukan dalam sebuah sistem informasikan dapat berupa formulir-formulir, prosedur-prosedur, dan bentuk data lainnya.

Synchronous

Berarti “pada waktu yang sama”. Jadi synchronous training adalah tipe pelatihan, dimana proses pembelajaran terjadi pada waktu yang bersamaan ketika pengajar sedang mengajar siswa sedang belajar.

Waterfall Model

Metodologi klasik yang digunakan untuk mengembangkan, memelihara, dan menggunakan sistem informasi. Biasa disebut juga Linear Sequential Model.


(29)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. Perkembangan ini memiliki dampak semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan dari dan seluruh dunia menembus batas jarak, tempat, ruang dan waktu. Pengaruhnya pun meluas keberbagai kehidupan, termasuk bidang pendidikan. (Dr.Munir, MIT, 2009, 1).

Pada Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Al-Ikhwaniyah berdiri beberapa gedung sebagai fasilitas belajar mengajar yaitu TK, SD, SMP, SMA serta satu buah lab komputer dan hanya memiliki 20 buah personal komputer yang digunakan oleh siswa SMP dan SMA sehingga penggunaan komputer sebagai media belajar mengajar sangat kurang maksimal. Selain itu juga kurangnya buku bacaan membuat belajar mengajar kurang maksimal.

Saat ini Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Al-Ikhwaniyah Tangerang telah difasilitasi koneksi internet yang digunakan sebagai pendukung dalam proses belajar mengajar, dan Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Al-Ikhwaniyah telah membuat sebuah kurikulum mengenai pengenalan teknologi informasi dan komunikasi.

Agar pembelajaran dan penyebaran informasi lebih mudah perlu adanya sebuah media yang menunjang sistem belajar mengajar, agar siswa/I lebih mudah memahami dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan


(30)

2

Sesuai dengan hal yang telah penulis uraikan di atas maka penulis mengambil judul ”Pengembangan Sistem E-Learning Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Al-Ikhwaniyah”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas ada beberapa masalah yang penulis rumuskan :

1. Mengembangkan sebuah sistem yang membantu proses belajar mengajar pada Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Al-Ikhwaniyah?

2. Menyediakan informasi mengenai materi pelajaran yang harus di pelajari oleh siswa/I ?

3. Guru dan siswa/I dapat belajar kapan dan dimana saja dan tidak terbatas oleh ruang dan waktu?

4. Manajemen materi pelajaran, quis, ujian, nilai, dan informasi lainnya?

1.3 Batasan Masalah

Penelitian ini ditujukan kepada Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Al-Ikhwaniyah, khususnya pada pembuatan aplikasi e-learning. Untuk mengoptimalkan pembahasan masalah maka akan dibatasi tulisan pada ruang lingkup:


(31)

3

1. Pengembangan sistem, penelitian menggunakan metode System Development Life Cycle (SDLC), mulai dari Analisis kebutuhan, Desain Sistem, Implementasi & pengujian unit, dan pengujian sistem. 2. Pengelolaan aplikasi e-learning yang berupa pendaftaran anggota,

pengelolaan ujian/quis, pengelolaan materi pembelajaran, pemberian nilai tugas, pengelolaan forum, dan pengelolaan diskusi.

3. Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Al-Ikhwaniyah Tangerag khusunya Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhwaniyah.

4. Dalam pengembangan sistem e-learning ini penulis menggunakan

Modular Object Oriented Dinamic Learning Environment

(MOODLE) sebagai antar muka pengguna, My Structure Query Language (Mysql) sebagai penyimpanan data (Database) dan PHP sebagai penghubung database dengan antarmuka, sehingga menjadi suatu solusi sistem informasi e-learning berbasis web yang terintegrasi.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tugas akhir ini adalah:

1. Mengembangkan sistem e-learning berbasis web yang berguna untuk meningkatkan dan menambah daya tarik siswa dalam proses belajar.


(32)

4

2. Menyediakan informasi pelajaran yang harus di pelajari oleh siswa.

3. Membantu guru dan siswa dalam proses belajar mengajar tanpa harus dibatasi oleh ruang dan waktu.

4. Memanajemen materi pelajaran, quis, ujian, nilai, dan informasi lainnya.

1.4.2 Manfaat Penelitian

1.4.2.1 Bagi Penulis

a. Sebagai salah satu syarat dalam mendapatkan gelar strata 1 pada Jurusan Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Menambah wawasan dalam pembuatan dan pengembangan aplikasi sistem e-learning.

c. Melatih kemampuan dalam menganalisa, mengolah masalah sehingga dapat memberikan solusi tepat terhadap masalah yang ada pada lembaga/instansi, maupun pemerintah atau swasta.

d. Sarana melatih keterampilan dan mental yang kuat dalam menghadapi dunia kerja.


(33)

5 1.4.2.2 Bagi Instansi

a) Pembelajaran jarak jauh akan memudahkan sekolah, guru dan siswa dalam melaksanakan proses belajar mengajar. b) Pembuatan aplikasi pembelajaran yang terkomputerisasi ini

(e-learning) yaitu sebagai wadah dalam mendapatkan dan meningkatkan ilmu pengetahuan siswa dan guru.

c) Sebagai nilai tambah instansi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan peningkatan mutu pendidikan.

1.4.2.3 Bagi Universitas

a) Sebagai masukan untuk mengevaluasi sejauh mana universitas mencetak tenaga-tenaga terampil, kreatif, dinamis dan professional untuk dunia kerja.

b) Mengetahui sejauh mana kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi yang telah diberikan oleh universitas. c) Agar universitas dapat lebih memberikan apa yang

dibutuhkan oleh mahasiswa di dalam perkembangan teknologi yang sangat pesat seperti sekarang ini.


(34)

6 1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah: 1.5.1 Metode Pengumpulan Data

A. Studi Lapangan a. Observasi

Yaitu pengamatan yang dilakukan secara langsung untuk mendapatkan data-data yang akan diolah kedalam pengembangan sistem e-learning.

b. Wawancara

Yaitu dengan melakukan pengumpulan data-data yang dimiliki instansi untuk mendapatkan informasi, dengan cara bertanya langsung kepada responden.

B.Studi Pustaka

Dalam hal ini teori-teori yang berhubungan dengan pengumpulan data dan penjelasan dari masing-masing data tersebut diambil dari buku-buku maupun dari internet.

C. Studi Literatur Sejenis

Dalam hal ini proyek–proyek yang berhubungan dan atau penelitian sejenis yang pernah dikembangkan untuk sebagai alat banding.


(35)

7

Metode pengembangan sistem yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah menggunakan metode SDLC dimana dalam sebuah siklus SDLC terdapat 5 (Lima) langkah (Mulyanto, 2009, 244). Dimana langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 1.1 SDLC Waterfall Menurut (Sommerville)

Setelah kebutuhan dikumpulkan secara lengkap, informasi mengenai kebutuhan-kebutuhan tersebut diubah kedalam struktur dengan menggunakan beberapa alat (tools) seperti DFD (Data Flow Diagram), ERD (Entity Relationship Diagram) dan STD (State Trantition Diagram). Kemudian pada fase implementasi, desain sistem diterjemahkan, kedalam kode-kode dengan menggunakan bahasa pemrograman yang telah ditentukan, kemudian dilakukan pengujian terhadap unit-unit yang dihasilkan.


(36)

8

Pada fase pengujian sistem, unit-unit tersebut disatukan, dan dilakukan pengujian secara keseluruhan. (Mulyanto, 2009, 244).

1.6 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelian ini dilakukan pada :

a. Tempat

Penelitian ini di lakukan pada Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Al-Ikhwaniyah yang beralamat di Jl. Ceger Raya Jurang Mangu Barat Pondok Aren Tangerang Banten.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 6 (enam) bulan dimulai dari bulan Januari s/d Juni.

1.7 Jadwal Penelitian

Tabel 1.1 Jadwal penelitian

No Kegiatan

Bulan Ke

1 2 3 4 5 6

1 Studi Kepustakaan

2 Penulisan Proposal

3 Penulisan Laporan Akhir


(37)

9

4 Pengumpulan Data

5 Pengembanga Sistem

a Membangun web

server

b Membangun media

ajar online

c Pengujian Aplikasi

d Publikasi Situs

1.8 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat, metodologi penelitian jadwal kegiatan, sistematika penulisan, daftar pustaka.


(38)

10 BAB II : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan diuraikan teori, e-learning, konsep dasar sistem, konsep dasar informasi, konsep dasar sistem informasi, alat perancangan sistem, metodologi pengembangan sistem, basis data, internet, Php dan Mysql, sistem e-learning, sistem informasi, pengenalan e-Learning, pengenalan personal home page (MOODLE) dan kajian-kajian yang diperlukan dalam penulisan penelitian ini.

BAB III : METODELOGI PENELITIAN

Bab ini membahas metode yang digunakan penulis dalam melakukan pencarian data maupun pengembangan sistem yang dilakukan pada penelitian ini, studi literatur sejenis, instrument penelitian, Kerangka penelitian serta metode pengembangan sistem.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang perencanaan, perancangan, kontruksi, implementasi, serta pengujian sistem yang dibangun, dengan mengacu kepada pengembangan sistem yaitu System Development Life Cycle (SDLC), serta gambaran umum perusahaan.


(39)

11 BAB V : PENUTUP

Bab ini merupakan bab akhir yang memuat kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan.


(40)

12 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini secara garis besar akan di jelaskan pengertian-pengertian dan konsep-konsep dasar yang digunakan dalam pengembangan sistem yang dibuat dalam tugas akhir ini.

2.1 Pengertian E-Learning

Teknologi pembelajaran dapat di kelompokkan menjadi dua bagian yaitu technology based learning dan technology based web learning. Technology based learning ini terdiri dari dua teknologi informasi yaitu audio information technologies, seperti radio, telepone, audio tape, atau voice mail, dan video information technologies, seperti video tape, video text, atau video massanging.

Dalam pembelajaran terjadi kombinasi dari kedua teknologi tersebut yaitu audio/data, video/data, audio/video. Sedangkan, technology based web learning pada dasarnya adalah data information technologies seperti internet di dalamnya terdapat email, bulletin board, atau tele collaboration. Komunikasi antara pembelajar dan pengajar agar bisa berjalan dengan baik dan efektif maka diperlukan interaksi yang aktif dari keduanya yang bisa dilakukan secara langsung (synchronous) atau cara tidak langsung (a synchronous), misalnya pesan direkam dahulu sebelum digunakan (Munir, 2009, 168).

Salah satu hasil teknologi dan informasi dan komunikasi yang dimanfaatkan adalah teknologi komputer dan internet-nya. Teknologi internet juga telah memangkas berbagai kelambanan proses yang bisa terjadi jika tanpa menggunakan internet. Penerapan internet yang paling jelas implementasinya


(41)

13

sekarang ini adalah penggunaan e-learning ini merupakan sistem pendidikan yang berbasis Dunia cyber yang telah diterima dengan baik dan banyak digunakan saat ini.

Istilah e-learning memiliki definisi yang sangat luas e-learning terdiri dari huruf e yang merupakan singkatan dari elektronik dan kata learning yang artinya pembelajaran. Dengan demikian e-learning dapat diartikan sebagai pembelajaran dengan memanfaatkan bantuan perangkat elektronik komputer.

Fokus paling penting dalam e-leraning adalah proses belajarnya (learning) itu sendiri, dan bukan pada ”e” (electronic), karena elektronik hanyalah sebagai alat bantu saja.

Istilah e-learning dapat pula didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan dalam bidang pendidikan dalam bentuk dunia maya. Definisi e-learning sendiri sebenarnya sangat luas bahkan sebuah portal yang menyediakan suatu topik dapat tercakup dalam lingkup e-learning ini. Namun, istilah e-learning lebih tepat ditujukan sebagai usaha untuk membuat sebuah transformasi proses pembelajaran yang ada di sekolah atau perguruan tinggi kedalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet. (Munir, 2009, 168 - 170).

E-learning sering pula disebut pembelajaran online atau online course pembelajaran online dalam pelaksanaannya memanfaatkan dukungan jasa teknologi, khususnya jasa teknologi informasi dan komunikasi, seperti telepone, audio, video, transmisi satelit, dan sebagainya. Pembelajaran online ini memungkinkan untuk menyelenggarakan pendidikan jarak jauh yang bisa


(42)

14

menjangkau lebih banyak orang dan berbagai tempat sampai daerah terpencil atau pedalaman sekalipun yang membutuhkan pendidikan (Munir, 2009, 168 - 170).

2.2 Konsep E-Learning

Pada hakekatnya konsep e-learning dapat diartikan sebagai usaha yang membuat kelas-kelas elektronik (maya) yang setara dengan kelas-kelas konvensional yang ada disekolah resmi. Pengertian setara ini diartikan bahwa kelas-kelas elektronik tersebut dapat menggantikan kelas-kelas di sekolah yang selama ini kita kenal. Bukan hanya sebagai pelengkap sekolah yang sudah ada. Oleh sebab itu, sebuah lembaga pendidikan virtual seperti e-learning haruslah mempunyai tugas dan misi yang sama dengan sebuah lembaga pendidikan konvensional (Afrizal, 2005, 11).

Dengan demikian, sistem e-learning mau tidak mau harus dapat mengadopsi sistem-sistem yang sudah ada pada sekolah konvensional kedalam bentuk sistem digital dan internet dengan melakukan penyesuaian-penyesuain teknis yang diperlukan. Sebagai ilustrasi dapat digambarkan bahwa sistem e-learning merupakan hasil cangkokan dari sebuah sistem pendidikan konvensional dan masih merupakan sebuah eksperimen. Artinya sebuah cangkokan baru akan dapat berkembang dengan baik melalui suatu proses penyesuain dengan lingkunganya yang baru dan akan berkembang secara continue dan suatu saat akan setara dan sejajar dengan sekolah konvensional (Afrizal, 2005, 11-12).

Contoh sifat yang diwarisi oleh sistem e-learning dari induknya adalah dalam proses belajar mengajar, seorang guru yang akan menyampaikan materi ajarnya kepada muridnya yang ada di belahan dunia dihubungkan dengan internet.


(43)

15

Cara ini relative sama dengan guru menyampaikan materi ajar pada siswanya. Hanya saja, disekolah menggunakan papan tulis dan alat tulis lainnya sedangkan didalam sistem e-learning menggunakan perangkat-perangkat digital yang fungsinya relative sama dengan fasilitas yang ada di kelas konvensional. (Afrizal, 2005, 11-12).

Dengan demikian, jelaslah bahwa pengembangan sebuah teknologi e-learning haruslah disesuaikan dengan karakter asli sebuah sistem pendidikan yang telah ada sebelumnya. Dari segi teknologi dan psikologi sistem e-learning haruslah dikembangkan secara sederhana, mudah, menarik untuk digunakan serta murah untuk mendapatkannya. Dalam perencanaan sistem e-learning haruslah dimasukkan unsur permainan dan mempunyai interface yang menarik sehingga tampilannya bersifat interaktif yang memberikan efek rasa betah bagi siswa atau mahasiswa (Afrizal, 2005, 11-12).

2.2.1 Latar Belakang Diselenggarakannya Pembelajaran Jarak Jauh Adapun beberapa alasan diselenggarakannya pembelajaran jarak jauh (E-learning) ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk Mengatasi Batasan Jarak, Tempat dan Waktu

Pembelajaran jarak jauh dirancang untuk melayani pembelajar dalam jumlah yang besar dengan latar belakang pendidikan, usia, dan tempat tinggal yang beragam. Pembelajaran jarak jauh untuk mengatasi jarak, tempat, waktu dalam melaksanakan proses pembelajaran. Oleh karena itu, pembelajaran jarak jauh memiliki karakteristik atau ciri yang khas yang berbeda dengan sistem


(44)

16

pembelajaran yang diselenggarakan secara konvensional secara tatap muka.

Karakteristik itu adalah terpisahnya secara fisik antara aktivitas pengajar dan pembelajar karena adanya tempat tinggal pembelajar yang jauh dari lembaga pendidikan, atau tempat tinggalnya dekat dengan lembaga pendidikan namun tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran secara langsung.

Untuk mengatasi pembelajaran jarak jauh yang tidak ada tatap mukanya, maka pembelajaran dilengkapi dengan penggunaan media yang memungkinkan terjadinya interaksi antara pengajar dan pembelajar sehingga memungkinkan pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Dapat menentukan waktunya sendiri kapan saja, dimana saja, sesuai dengan kecepatan dan gaya belajarnya sendiri.

Media utama dalam pembelajaran jarak jauh pada awalnya hanya modul, namun dengan seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, muncul media pembelajaran berbantuan computer, audio, media non cetak, internet dan lain-lain (Munir, 2009, 7-8).


(45)

17

2. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam bidang pendidikan memungkinkan dilakukannya pembelajaran jarak jauh di peroleh melalui tatap muka di sekolah. Pembelajaran seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi diantaranya memanfaatkan media komputer dan internet-nya, sehingga pembelajaran jarak jauh sering pula disebut pembelajaran online. Dengan menggunakan media komputer dengan internet-nya tersebut dapat menghubungkan antara pengajar dan pembelajar dalam pembelajaran berbasis online (Munir, 2009, 8).

3. Pemerataan Kesempatan Memperoleh Pendidikan

Sistem pembelajaran jarak jauh merupakan suatu alternative dalam pemerataan kesempatan dalam bidang pendidikan. Tujuan dari pembangunan sistem ini antara lain menerapkan aplikasi–aplikasi pembelajaran jarak jauh yang dikembangkan, karena sistem ini terdiri dari kumpulan aplikasi–aplikasi yang dapat digunakan sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh hingga penyampaian materi pembelajaran jarak jauh dapat dilakukan dengan baik (Munir, 2009, 7-8).


(46)

18

4. Memberikan Kesempatan Meningkatkan Kemampuan Tingkat Pendidikan

Pembelajaran jarak jauh memberikan kesempatan kepada anak bangsa yang belum tersentuh dan mengecap pendidikan yang lebih tinggi, atau pembelajar yang sempat putus sekolah untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Pembelajaran jarak jauh juga memberikan peluang yang terbuka lebar bagi para pengajar untuk mendapatkan pendidikan dalam mengembangkan kompetensinya namun memiliki keterbatasan tempat karena kondisi tempat bertugas di daerah terpencil, atau terbatas dari segi waktu karena sibuk mengajar atau melakukan kegiatan lainnya. Yang tidak bisa meninggalkan pembelajar di kelas atau waktu bekerjanya (Munir, 2009, 7-10 ).

2.2.2 Sasaran, Tujuan, dan Prinsip Pembelajaran Jarak Jauh 1. Sasaran Pembelajaran Jarak Jauh (Munir, 2009, 7-10).

a. Memberikan kesempatan kepada anak bangsa yang belum mengikuti pendidikan yang lebih tinggi, seperti pembelajar yang putus sekolah pada pendidikan dasar atau pendidikan menengah.

b. Memberikan kesempatan kepada pengajar untuk meningkatkan kualitas kemampuan/kompetensinya, seperti berkaitan dengan kemampuan didaktik, metodik, dan paedogogik dengan mengikuti pendidikan tinggi.


(47)

19

2. Tujuan Pembelajaran Jarak Jauh

Pembelajaran jarak jauh memungkinkan pembelajar untuk memperoleh pendidikan pada semua jenis, jalur dan jenjang secara mandiri dengan menggunakan berbagai sumber belajar dengan program pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik, kebutuhan, dan kondisinya.

Tujuan pembelajaran jarak jauh adalah untuk memberikan kesempatan pendidikan kepada warga masyarakat yang tidak dapat mengikuti pembelajaran konvensional secara tatap muka (Munir, 2009, 7-10).

3. Prinsip Pembelajaran Jarak Jauh

Pembelajaran jarak jauh mencakup upaya yang ditempuh pembelajar untuk mewujudkan pendidikan sepanjang hayat, dengan prisip-prinsip kebebasan, keluwesan, kemandirian, keterkinian, kesesuaian, mobilitas dan efisiensi. Prinsip-prinsip tersebut menjadi dasar dalam mengambil keputusan dalam bidang pendidikan untuk menyediakan berbagai fasilitas pembelajaran jarak jauh (Munir, 2009, 7-10).

2.3 Penerapan atau Aplikasi E-learning dalam Audio dan Video Conrferencing, serta Videobroadcasting

a. Audio Conferencing

Audio conferencing merupakan salah satu teknologi e-learning interaktif paling sederhana dan paling murah untuk pembelajaran jarak jauh.


(48)

20

Audio conrferencing adalah interaksi atau konferensi langsung dalam bentuk audio (suara) antar dua atau lebih yang berada pada tempat berbeda, bahkan dapat melibatkan pembelajar yang banyak pada lokasi yang tersebar dan berbeda. Teknologi yang digunakan adalah telepon. Dalam pelaksanaan audio conferencing dibutuhkan perangkat tambahan (audio conferencing bridge) yang dapat mengurangi ganguan (noise) maupun interaksi pada sistem (Munir, 2009, 181).

b. Video Broadcasting

Video broadcasting merupakan salah satu teknologi e-learning interaktif yang bersifat satu arah (komunikasi linear). Penggunaan program e-learning dengan program video broadcasting lebih banyak digunakan dibandingkan dengan audio conferencing. Hal ini terjadi karena sifat video broadcasting yang audio visual. Dalam prinsip belajar diungkapkan bahwa belajar akan lebih berhasil jika melibatkan banyak indera. Sasaran pesertanya dalam jumlah yang besar (massal) dan menyebar (dispersed). Sebagai media transaksinya umumnya menggunakan media satelit. Pembelajar mengikuti program pembelajaran melalui video broadcasting dengan cara melihat dan mendengarkan pesawat televisi yang terhubung ke stasiun (broadcaster) tertentu melalui antenna penerima bisa atau antena parabola yang dilengkapi dengan decoder khusus ( Munir, 2009, 181). c. Video Conferencing

Teknologi multimedia video broadcasting dapat memungkinkan seluruh pembelajar melihat, mendengar, dan bekerja sama secara langsung.


(49)

21

Sesuai dengan namanya, fungsi video broadcasting memberikan visualisasi secara langsung dan lengkap kepada seluruh pembelajar dengan multi media (video, audio dan data).

Video conferencing distance learning adalah salah satu aplikasi dari teknologi informasi dan komunikasi yang memberikan salah satu solusi dalm bidang pendidikan dengan menawarkan banyak manfaat dan kemudahan bagi pengajar dan pembelajar sebagai penggunanya. Video conferencing distance learning memungkinkan interaksi antara dua orang atau lebih, dua kelas atau lebih pada tempat yang berbeda dan waktu yang bersamaan menggunakan sistem multipoint. Interaksi terjadi antara pembelajar dengan pengajar, pembelajar dengan pembelajar lain, pembelajar dengan materi pembelajaran dan pembelajar dengan sumber-sumber informasi (information resource) pada lokasi yang berbeda dan dilakukan secara langsung (real time) dan komunikatif seperti pada kelas konvensional yang menerapkan tatap muka langsung. Materi pembelajaran pada video conferencing distance learning disajikan dalam bentuk suara (audio), gambar (visual), maupun teks, secara terpisah atau bersamaan (simultan) ( Munir, 2009, 182).

Penggunaan video conferencing banyak manfaatnya. Pengajar dan pembelajar lebih memilih menggunkan video conferencing untuk menghemat waktu, tempat, dan tenaga, serta menghindar segala resiko yang bisa terjadi setiap saat. Sekurangnya ada tiga manfaat dalam pembelajaran


(50)

22

jarak jauh menggunakan sistem video conference ini, yaitu : ( Munir, 2009, 182).

1) Dapat menjembatani kesenjangan pendidikan. Sistem seperti ini sangat membantu, terutama jika dikaitkan dengan letak geografis Negara Indonesia yang terdiri dari berbagai pulau yang tersebar. Dengan adanya teknologi video conference ini akan lebih mendekatkan sekaligus memudahkan kendala geografis tersebut. 2) Memperkokoh demokratisasi. Sistem pembelajaran jarak jauh dengan

video conference ini diharapkan dapat diperluas jaringan dan aksesnya yang dapat dipercepat sehingga dapat mempersatukan pembelajar yang tersebar di berbagai tempat.

3) Melakukan inovasi yang menarik. Sistem pembelajaran jarak jauh dengan video conference ini, menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih menarik, menyenangkan, dan mencerdaskan. Belajar terasa menyenangkan dan tidak membosankan karena sambil melihat monitor, layar televisi, atau layar video yang menarik dan interaktif. Dengan dilakukannya sistem pembelajaran jarak jauh ini, diharapkan investasi dalam pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM) akan berhasil.

4) Secara materi dapat menghemat biaya pembelajaran, karena tidak perlu membayar banyak pengajar, tidak mengeluarkan anggran untuk membangun gedung atau kampus atau kelas untuk belajar.


(51)

23

Terciptanya sistem pembelajaran jarak jauh ini, juga semakin memudahkan suatu lembaga pendidikan berkembang lebih maju. d. Silabus Online

Panduan proses pembelajaran antara pengajar dan pembelajar telah disediakan dalam silabus online. Seluruh pembelajar dan orang tua bisa memantaunya di silabus online. Dengan silabus online ini diharapkan dapat terjalinnya hubungan yang serasi dengan kontrol yang baik diantara lembaga pendidikan, masyarakat dan dunia kerja (Munir, 2009, 182).

e. The World Wide Web (WWW)

Penerapan e-learning melalui jaringan internet menempatkan materi pembelajaran pada situs pembelajaran tertentu. Situs tersebut dapat diakses oleh pengajar maupun pembelajar kapan dan dimana saja. Kehadiran situs web bagi suatu organisasi pada era digital dan internet di Dunia maya saat ini dan mungkin masa yang akan datang telah menjadi suatu kebutuhan standar yang sangat penting. Karena sebagai pintu masuk menemukan dan mengenal untuk memperoleh informasi suatu organisasi dilingkungan dunia maya. Lembaga-lembaga pendidikan, termasuk sekolah dan perguruan tinggi sekarang hampir semuanya memiliki situs web ( Munir, 2009, 184).

Selain sebagai kebutuhan, situs web ini merupakan tuntutan masyarakat yang memerlukan informasi tentang lembaga tersebut, sehingga idealnya pemahaman akan pentingnya situs web secara teoritis maupun praktis. Oleh karena itu situs web hendaknya dirancang dan dipelihara agar


(52)

24

menarik dan representatif dan dapat memenuhi kebutuhan informasi para pembaca dari masyarakat luas. ( Munir, 2009, 184).

f. Elektronic Mail (E-Mail) atau Surat Elektronik

Dalam era globalisasi dewasa ini, teknologi informasi dan komunikasi telah merajai dunia komunikasi, karena adanya media yang sangat cepat, akurat, dan memikat yaitu sistem informasi dan komunikasi melalui komputer, khususnya jaringan internet. Melaui jaringan internet itu kita mendapatkan berbagai informasi. komunikasi melalui internet memungkinkan manusia di seluruh dunia untuk mentransfer dan menerima informasi, pengetahuan, hiburan, dan sebagainya. Tidak ketinggalan orang-orang yang peduli terhadap pendidikan melakukan langkah-langkah inovatif memanfaatkan komunikasi melalui jaringan internet ini untuk dijadikan sumber atau media pembelajaran.

Untuk mendapatkan materi pembelajaran pengajar dan pembelajar tidak hanya membaca dari berbagai sumber belajar yang tercetak, namun dapat mengakses ke internet, sehingga akan mendapatkan informasi dan pengetahuan yang berkualitas, terbaru (update), cepat, murah, dan sesuai dengan yang dibutuhkan. Jika membaca buku atau sumber belajar tercetak lainnya pengajar cenderung pasif, namun melalui jaringan internet ini lebih aktif dan interaktif. Selain itu untuk mempermudah penyajian materi pembelajaran dari pengajar kepada pembelajar baik secara tatap muka atau jarak jauh yang terhalang ruang dan waktu maka dilakukan melalui jaringan internet online section. Salah satu cara penyebaran, pengiriman, dan


(53)

25

penerimaan informasi dengan cepat, tepat, akurat, dan mudah diperoleh sehingga membuat informasi itu memiliki nilai (value) adalah dengan e-mail ( Munir, 2009, 184).

g. Voice Mail

Sistem voice mail menyimpan dan menyampaikan pesan suara yang diubah dalam bentuk digital. Pesan suara dikirim dalam bentuk digtat pada penerima telephone mailbox. Pesan suara secara digit disimpan pada keduanya dengan alat penyimpanan, seperti disk magnetic. Ketika penerima mendapatkan kembali pesan dari mailbox, pesan diubah kembali pada bentuk suara asli.

Pesan suara diatur dengan menekan serangkaian tombol telephone pengguna kadang-kadang sulit (terganggu) mengendalikan rangkaian rekaman suara. Penerima pesan dapat mengulangi atau meneruskan pesan atau mengirimkan melalui mailbox lain. Pesan boleh diedarkan seperti memo suara, dengan setiap penerima melampirkan komentar lisan. (Munir, 2009, 186).

h. Telekonferensi dan Sistem Pertemuan Elektronik

komputer sebagai hasil teknologi informasi dan komunikasi telah memperbesar kemungkinan berkomunikasi antara orang banyak tanpa dibatasi jarak, tempat, dan waktu. Pembelajar dapat berada ditempat yang jauh dan proses pembelajarannya menggunakan audio konferensi, video konferensi, atau dengan fasilitas pertemuan elektronik, sehingga pertemuan dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. ( Munir, 2009, 186).


(54)

26

i. Pengiriman Pesan Kilat (Instant Messenger)

Pengiriman pesan kilat (Instant Messenger) berfungsi untuk memudahkan berkomunikasi tidak terbatas waktu, ruang, dan orang, dilakukan kapan saja, dimana saja, dengan siapapun. Disebut pesan kilat karena pesan dikirim hanya dalam hitungan detik dan dapat langsung terbalas. Bentuk pesan yang dikirim dapat berupa teks, suara, atau video (Munir, 2009, 186)

2.4 Aplikasi E-Learning a. Moodle

Salah satu aplikasi e-learning yang berbasis open source adalah Moodle. Moodle adalah paket software yang diproduksi untuk kegiatan belajar berbasis internet dan website. Moodle dikembangkan pertama kali dikembangkan oleh Martin Diogamas yang mempertahankan moodle sebagai paket software e-learning yang free (gratis) dan open source (terbuka source programnya). Moodle terus mengembangkan rancangan sistem dan desain user interface setiap minggunya (up to date). Oleh karena itu, moodle tersedia dan dapat digunakan secara bebas sebagai produk open source. Sistem e-learning berbasis open source (Moodle) yang digunakan diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja pengajar dan pemahaman pembelajar terhadap materi pembelajaran. ( Munir, 2009, 180).

Istilah Moodle singkatan dari Modular Object Oriented Dynamic Learning Enviroment yang berarti tempat belajar dinamis dengan


(55)

27

menggunakan model berorientasi objek atau merupakan paket lingkungan pendidikan berbasis web yang dinamis dan dikembangkan dengan konsep berorientasi objek. Moodle bisa di download secara gratis dari www.moodle.org. Moodle bisa memberikan paket software yang lengkap (Moodle + Apache + MySQL + PHP). Contoh Moodle yang ada sekarang antara lain versi 1.4.3 ( Munir, 2009, 180).

Kelebihan Moodle, antara lain :

1) Penggunaannya tepat untuk kelas online.

2) Hasil belajarnya relatif sama baiknya dengan belajar secara langsung tatap muka dengan pengajar.

3) Pengajar mempunyai hak istimewa, yaitu dapat mengubah (memodifikasi) materi pembelajaran. Pengajar dapat mengatur pelajaran, termasuk melarang pengajar yang lain memberikan pelajaran. Selain itu, dapat memilih bentuk atau metode pembelajaran seperti berdasarkan mingguan, berdasarkan topik atau bentuk diskusi.

4) Teknologi yang digunakan bersifat sederhana, sehingga mudah, relatif murah, dan efisien.

5) Program mudah di install.

6) Programnya cukup satu database yang diperlukannya.

7) Pelajaran dilengkapi dengan dengan tampilan penjelasan. Selain itu, pelajaran dapat dipilah menjadi beberapa kategori dan dapat mendukung banyak pelajaran.


(56)

28

8) Keamanan yang terjamin dengan baik.

9) Disediakan paket untuk berbagai bahasa, sehingga memudahkan setiap pengguna untuk memilih bahasa yang digunakan, bisa Bahasa Indonesia, Inggris, Cina, Perancis, dan sebagainya. b. Atutor

Aplikasi e-learning yang berbasis open source selain Moodle adalah Atutor. Atutor adalah Web-based Open Source Learning Control Management System (LCMS) di desain dengan aksessibilitas dan kemampuan adaptasi. Atutor merupakan paket software yang diproduksi untuk kegiatan belajar berbasis internet dan website administrator dapat menginstal atau meng-update Atutor dengan cepat dan singkat. Pengajar dapat dengan cepat memasang, memaketkan, dan mendistribusikan materi pembelajaran, dan mengadakan kursus oline-nya sendiri. Pembelajar belajar dalam lingkungan yang berbeda-beda. Atutor bisa di bisa di download secara gratis dari www.atutor.ca.

Keberadaan dan pemanfaatan sistem e-learning berbasis open source (moodle dan atutor) sebagai media pembelajaran elektronik (tutorial online) dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan arah dan kebijakan. Sedangkan bagi penyelenggara pembelajaran jarak jauh sistem e-learning berbasis open source (Moodle) dapat dijadikan media untuk melakukan proses pembelajaran jarak jauh (Munir, 2005, 180-181).


(57)

29 2.5 Konsep Dasar Sistem

Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam pendefinisian sistem, yaitu kelompok yang menekankan pada prosedur dan kelompok yang menekankan pada elemen atau komponennya. Pendekatan yang menekankan pada prosedur mendefenisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-bersama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Sedangkan pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponen mendefenisikan sistem sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Jogiyanto, 2005, 1-2).

a. Pengertian Sistem

Setiap sistem terdiri dari struktur dan proses. Struktur sistem merupakan unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut. Sedangkan proses sistem menjelaskan cara kerja setiap unsur sistem tersebut dalam mencapai tujuan sistem.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa suatu sistem pada dasarnya sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu sistem mempunyai maksud tertentu.

Ada yang menyebutkan maksud dari suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) dan ada yang menyebutkan untuk mencapai suatu sasaran (objectives). Tujuan biasanya dihubungkan


(58)

30

dengan ruang lingkup yang lebih luas sementara sasaran memiliki ruang lingkup yang lebih sempit (Sutabri, 2003, 8-11).

b. Pengertian Sub Sistem

Sebuah sistem umumnya tersusun atas sejumlah sistem-sistem yang lebih kecil. Sistem-sistem yang berada dalam sebuah sistem itulah yang disebut subsistem (Kadir, 2003, 60).

Suatu sistem dapat terdiri dari bagian-bagian sistem atau subsistem. Contoh, sistem komputer dapat terdiri dari subsistem perangkat keras dan subsistem perangkat lunak (Sutabri, 2003, 5).

c. Karakteristik Sistem

Model umum sebuah sistem terdiri dari input, process dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana mengingat sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran sekaligus. Selain itu sebuah sistem juga memiliki karakteristik dan sifat-sifat yang tertentu, yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem (Sutabri, 2003, 11).


(59)

31

Gambar 2.1 Karakteristik suatu sistem (Jogiyanto, 2005, 6). Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Komponen Sistem (Components)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang bekerja sama membentuk satu kesatuan.

2. Batasan Sistem (Boundary)

Sub system

Sub system

input

Sub system

Sub system

Boundary

Boundary Interface

pengolahan output


(60)

32

Batasan sistem sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lainnya atau sistem dengan lingkungan luarnya.

3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)

Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut dengan lingkungan luar sistem.

4. Penghubung Sistem (Interface)

Sebagai media yang menghubungkan sistem dengan subsistem yang lain disebut dengan penghubung sistem atau interface.

5. Masukan Sistem (Input)

Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input).

6. Keluaran Sistem (Output)

Hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna.

7. Pengolah Sistem (process)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran.


(61)

33

Suatu sistem mempunyai tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministik, kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran, maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan (Sutabri, 2003, 11-12).

2.6 Konsep Dasar Informasi

Informasi merupakan proses lebih lanjut dari data yang sudah memiliki nilai tambah. Informasi dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu :

a. Informasi Strategis. Informasi ini digunakan untuk mengambil keputusan jangka panjang.

b. Informasi Taktis. Informasi dibutuhkan untuk mengambil keputusan jangka menengah.

c. Informasi Teknis. Informasi ini dibutuhkan untuk keperluan operasional sehari-hari. Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau di interpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Sistem pengolahan informasi akan mengolah data menjadi informasi atau mengolah data dari bentuk tak berguna menjadi berguna bagi yang menerimanya (Sutabri, 2003, 17-18).

2.6.1 Lingkungan Informasi

Informasi merupakan salah satu sumber daya penting dalam manajemen moderen. Banyak keputusan strategis yang bergantung kepada


(62)

34

informasi. Manajemen informasi adalah segala kegiatan yang berkaitan dengan pemerolehan informasi, penggunaan informasi seefektif mungkin dan juga pembuangan terhadap informasi (yang tidak berguna lagi) pada waktu yang tepat. Informasi tidak hanya digunakan untuk kepentingan internal dalam organisasi, tetapi juga dipakai oleh pihak eksternal (di luar organisasi) (Kadir, 2003, 26-27).

Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data yang diolah untuk menghasilkan informasi menggunakan suatu model proses yang tertentu. Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputuasan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus (Sutabri, 2003, 24).

2.6.2 Fungsi dan Siklus Informasi

Fungsi informasi adalah menambah pengetahuan atau mengurangi ketidakpastian pemakai informasi. Informasi yang disampaikan kepada pemakai mungkin merupakan hasil dari data yang dimasukkan ke dalam pengolahan. Akan tetapi dalam kebanyakan pengambilan yang kompleks, informasi hanya dapat menambah kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacam-macam pilihan. Informasi yang disediakan bagi pengambil


(63)

35

keputusan memberikan suatu kemungkinan faktor resiko pada tingkat-tingkat pendapatan yang berbeda (Sutabri, 2003, 24).

2.6.3 Konsep Dasar Data

Istilah data dan informasi sering dugunakan secara bergantian ada yang menyebut data, padahal informasi, sebaliknya ada yang menyebutnya informasi, padahal data, Gordon B Davis menjelaskan kaitannya data dengan informasi dalam bentuk definisi sebagai berikut “Informasi adalah data yang telah di proses kedalam suatu bentuk yang memiliki arti bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan mendatang”. Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum (Sutabri, 2003, 15).

Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian–kejadian dan kesatuan nyata, kejadian-kejadian adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu, di dalam dunia bisnis adalah perubahan suatu nilai yang di sebut transaksi. Misalnya, penjualan adalah transaksi perubahan nilai barang menjadi nilai uang atau nilai piutang dagang. Kesatuan nyata adalah merupakan suatu objek yang nyata seperti tempat, benda dan orang yang betul-betul ada dan terjadi. Dari definisi dan uraian data tersebut dapat di simpulkan bahwa data adalah bahan mentah yang diproses untuk menyajikan informasi. Berikut adalah gambar yang menjelaskan pemrosesan data menjadi sebuah informasi (Sutabri, 2003, 16).


(64)

36

Gambar 2.2 Pemrosesan data (Sutabri, 2003,16)

Mengenai pengertian data, lebih jelas apa yang di definisikan oleh Drs.John J. Longkutoy dalam bukunya “pengenalan Komputer” sebagai berikut:

Istilah data adalah suatu istilah majemuk yang berarti fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti yang dihubungkan dengan kenyataan, simbol-simbol, gambar-gambar, angka-angka, huruf-huruf, atau suatu simbol yang menunjukkan suatu ide, objek, kondisi atau situasi dan lain-lain. Jelasnya data itu bisa berupa apa saja dan dapat di temui di mana saja (Sutabri 2003, 15-16).

2.6.4 Nilai dan Kualitas Informasi 1) Nilai Informasi

Nilai dari informasi ditentukan 2 (dua) hal, yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan


(65)

37

dalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan sehingga tidak memungkinkan dan sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah tertentu dengan biaya untuk memperolehnya karena sebagian besar informasi dinikmati tidak hanya oleh satu pihak di dalam organisasi. (Sutabri, 2003, 31).

Lebih lanjut, sebagian besar informasi tidak dapat persis ditafsir keuntungannya dengan suatu nilai uang, tetapi dapat di tafsir nilai efektifitasnya. Pengukuran nilai suatu informasi biasanya dihubungkan dengan nilai analisis cost effectiveness atau cost benefit. Nilai informasi ini di dasarkan pada 10 (sepuluh) sifat, yaitu: (Sutabri, 2003, 31).

A. Mudah diproses

Sifat ini menunjukkan mudahnya dan cepatnya informasi dapat diperoleh. Kecepatan memperoleh dapat di ukur misalnya 1 menit versus 24 jam. Akan tetapi, beberapa nilainya bagi pemakai informasi sulit untuk mengukurnya. B. Luas dan lengkap

Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya volume-nya, tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifat ini sangat kabur karena itu sulit mengukurnya.


(66)

38

Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan keluaran informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang besar biasanya terjadi dua jenis kesalahan, kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.

D. Kecocokan

Sifat ini menunjukkan betapa baik keluaran informasi dalam hubungannya dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi semua keluaran lainnya tidak berguna, tetapi mahal mempersiapkannya sifat ini sulit mengukurnya.

E. Ketepatan waktu

Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih pendek daripada siklus untuk mendapatkan informasi. Masukan, pengolahan, dan pelaporan pengeluaran kepada para pemakai biasanya tepat waktu. Dalam beberapa hal, ketepatan waktu dapat di ukur. Misalnya berapa banyak penjualan dapat ditambah dengan memberikan tanggapan segera kepada permintaan langganan mengenai tersedianya barang-barang inventaris.


(67)

39 F. Kejelasan

Sifat ini menunjukkan tingkat keluaran informasi yang bebas dari istilah-istilah yang tidak jelas. Membetulkan laporan dapat memakan biaya yang sangat besar. Berapa biaya yang diperlukan untuk memperbaiki laporan tersebut?

G. Keluwesan

Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya dengan lebih dari satu keputusan, tetapi juga dengan lebih dari seorang pengambil keputusan. Sifat ini sulit di ukur, tetapi dalam banyak hal dapat di berikan nilai yang dapat diukur.

H. Dapat dibuktikan

Sifat ini menunjukkan kemampuan dari beberapa pemakai informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.


(68)

40 I. Tidak ada prasangka

Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.

J. Dapat diukur

Sifat ini menunjukkan hakekat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi formal. Meskipun kabar angin, desas desus, dugaan-dugaan, klenik dan sebagainya sering dianggap informasi. Hal tersebut di luar lingkup informasi. 2) Kualitas Informasi

Kualitas suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal yaitu : Informasi harus akurat (accurate), tepat waktu (timeline), dan relevan (relevance). Penjelasan tentang kualitas informasi tersebut akan di paparkan di bawah ini. (Sutabri, 2003, 31-36).

A. Akurat (Accurate)

Informasi harus bebas dari kesalahan–kesalahan dan tidak bisa atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.


(69)

41

Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak memiliki nilai lagi karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal bagi organisasi. Dewasa ini mahalnya informasi disebabkan karena harus cepatnya informasi tersebut dikirim atau didapat sehingga diperlukan teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah, dan mengirimkannya.

C. Relevan (Relevance)

Informasi tersebut mempunyai manfaat bagi pemakainya. Relevansi informasi untuk orang satu dan lain berbeda, misalnya informasi sebab musabab kerusakan mesin produksi akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan jika ditujukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya, informasi mengenai harga pokok produksi untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi akan lebih relevan untuk akuntan perusahaan (Sutabri, 2003, 35-36).


(70)

42 2.7 Konsep Dasar Sistem Informasi

Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen di dalam pengambilan keputusan. Darimana informasi tersebut bisa didapatkan?. Informasi diperoleh dari sistem informasi. Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, yang mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan (Jogiyanto, 2005, 11).

2.7.1 Komponen dan Tipe Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan (building block) yang terdiri dari blok masukan, blok model, blok keluaran, blok teknologi, blok basis data dan blok kendali. (Sutabri, 2003, 42-43).

a. Blok Masukan (Input Block)

Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. b. Blok Model (Model Block)

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematika yang akan memanipulasi data input.

c. Blok Keluaran (Output Block)

Merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.


(71)

43

d. Blok Teknologi (Technology Block)

Teknologi merupakan Tool Box dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mangakses data, menghasilkan dan mengirim keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.

e. Blok Basis Data (Database Block)

Basis data (Database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lainnya.

f. Blok Kendali (Control Block)

Beberapa pengendalian perlu dirancangan dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dicegah dan bila terlanjur terjadi maka kesalahan-kesalahan dapat dengan cepat diatasi.

2.7.2 Perencanaan Sistem Informasi

Perencanaan sistem informasi yaitu bagaimana menerapkan pengetahuan tentang sistem informasi ke dalam organisasi. Untuk dapat terus maju dan eksis bila organisasi berkembang sesuai dengan teknologi dan teori organisasi moderen. Namun demikian hal ini tidak berarti bahwa sistem informasi dan teknologi informasi sebagai suatu hal yang kaku. Sistem informasi dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan organisasi.


(72)

44

Bagaimana Informasi itu mengalir dari satu tempat ketempat lain, bagaimana merencanakan keseluruhan serta bagaimana merencanakan sistem informasi secara perbagian. Perlu diingat perubahan sistem, baik besar maupun kecil, selalu akan melalui tingkatan-tingkatan sebagai berikut (Sutabri, 2003, 44-45):

a) Ide : mengetahui perlu adanya perubahan.

b) Design : merancang cara pemecahannya.

c) Pelaksanaan : menerapkan design kedalam sistem.

d) Kontrol : memeriksa tingkat pelaksanaan dijalankan sesuai dengan design.

e) Evalusi : memeriksa apakah perubahan yang terjadi sesuai dengan tujuan semula.

f) Tindak lanjut : melaksanakan perubahan sesuaai dengan hasil evalusi yang ada.

Oleh karena itu bahan perencanaan sistem informasi yang akan dibahas berkisar pada keempat tingkatan ini.

IDE DESIGN PELKSANAAN EVALUASI

Keempat tingkatan ini juga telah menjadi kunci yang digunakan untuk memecahkan bagian masalah secara menyeluruh maupun perbagian. 2.7.3 Pengelolaan Sistem Informasi

Pengelolaan sistem informasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari studi manajemen. Pengelolaan sistem informasi merupakan faktor kunci bagi keterlaksanaan dan keberhasilan manajemen. Hal ini dapat


(73)

45

dimengerti mengingat semua subsistem manajemen bertopang pada unsur manusia, bagi sebagian manajer maupun bawahan, yang ditentukan dengan cara bertingkah laku atau melakukan perbuatan tertentu yang terarah untuk mencapai tujuan manajemen (Sutabri, 2003, 45-46).

2.7.4 Pengendalian Sistem Informasi

Pengendalian sistem informasi merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari pengelolaan sistem informasi, bahkan melaksanakan fungsi yang sangat penting karena mengamati setiap tahapan dalam proses pengelolaan informasi. Pengelola sistem informasi perlu memahami dan memiliki keterampilan manajerial dalam melaksanakan kegiatan pengendalian sistem informasi (Sutabri, 2003, 48).

2.7.5 Penilaian Sistem Informasi

Fungsi utama dari penilaian informasi adalah menyediakan informasi sebagai bahan pertimbangan untuk membuat keputusan. Penilaian merupakan komponen penting dalam pengelolaan sistem informasi. Komponen yang dimaksud, yakni masukan, proses dan produk.

Komponen masukan langkah awal dalam rangka penyusunan informasi. Komponen proses bertalian dengan transformasi informasi, sedangkan komponen produk bertalian dengan hasil dan dampak sistem informasi. Masing-masing komponen-komponen tersebut menuntut adanya penilaian (Sutabri, 2003, 50-51).

Sistem informasi manajemen (Management Information System) adalah merupakan penerapan sistem informasi di dalam organisasi untuk


(74)

46

mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen. SIM merupakan kumpulan-kumpulan dari interaksi-interaksi sistem-sistem informasi yang menyediakan informasi baik untuk kebutuhan manajerial maupun kebutuhan operasi (Jogiyanto, 2005, 14).

2.7.6 Peranan Sistem Informasi bagi Manajemen

Manajemen membutuhkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan yang akan dilakukan. Sumber informasi untuk pengambilan keputusan manajemen bisa didapat dari informasi eksternal dan informasi internal. Informasi internal dapat diperoleh dari sistem informasi berupa sistem informasi yang dihasilkan dari operasi PDE (Pengolahan Data Elektronik) dan informasi non PDE (Jogiyanto, 2005, 18).

2.7.7 Perancangan Sistem Informasi

Untuk dapat mengembangkan sistem informasi yang berkualitas, diperlukan prosedur-prosedur perancangan sesuai dengan prosedur pengembangan sistem informasi atau SDLC, perancangan terdiri dari dua aktivitas utama, yaitu perancangan perangkat keras meliputi perancangan arsitektur serta perancangan perangkat lunak yang meliputi perancangan database yang meliputi ERD dan perancangan sistem yang dapat berupa DFD (Mulyanto, 2009 , 271-272).


(75)

47 2.7.8 Bagan Alir

Bagan alir (flowchart) adalah bagan (chart) yang menunjukkan alir (flow) di dalam program atau prosedur sistem secara logika. Digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi. Pedoman untuk menggambarkannya (Jogiyanto, 2005, 795 ).

1. Sebaiknya digambar dari atas ke bawah dan mulai dari bagian kiri suatu halaman.

2. Kegiatannya harus ditunjukkan dengan jelas.

3. Ditunjukkan dengan jelas dimulai dan berakhirnya suatu kegiatan.

4. Masing-masing kegiatan sebaiknya digunakan suatu kata yang mewakili suatu pekerjaan.

5. Kegiatannya sudah dalam urutan yang benar.

6. Kegiatan yang terpotong dan akan disambung ditunjukkan dengan jelas oleh simbol penghubung.

7. Digunakan simbol-simbol yang standar. Ada lima macam bagan alir (Jogiyanto, 2005, 796 ).

I. Bagan alir sistem (system flowchart) merupakan :

• Bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem.

• Menjelaskan urut-urutan dari prosedur-prosedur yang ada didalam sistem.


(76)

48 • Simbol-simbol : Tabel 2.1 Bagan Alir Sistem

Simbol Dokumen; menunjukkan input

dan output baik

untuk proses manual, mekanik atau

Simbol manual; menunjukkan

pekerjaan manual

N

Simbol simpanan offline ; file non-komputer yang diarsip urut angka (numerical)

Simbol simpanan

offline; file

non-komputer yang diarsip urut huruf (alphabetical)

C

Simbol simpanan

offline; file non

komputer yang diarsip urut tanggal (chronological)

Simbol kartu punhc; menunjukkan i/o yang menggunakan kartu punch

(Jogiyanto, 2005, 796 )

Tabel 2.2 Bagan Alir Flowchart Simbol Proses; menunjukkan

kegiatan proses dari operasi program komputer

Simbol operasi luar; menunjukkan

operasi yang dilakukan diluar Simbol sort offline;

menunjukkan proses pengurutan data diluar proses

Simbol pita magnetic;

menunjukkan i/o menggunakan pita A


(77)

49 Simbol disk ; menunjukkan i/o menggunakan

Simbol diskette; menunjukkan i/o menggunakan disket

Drum magnetik;

menunjukkan i/o menggunakan drum magnetic

Pita kertas berlubang;

menunjukkan i/o menggunakan pita Keyboard;

menunjukkan input yang menggunakan on-line keyboard

Display;

menunjukkan output yang ditampilkan di Hubungan

komunikasi;

menunjukkan proses transmisi data mail.

Garis alir; Menunjukkan arus dari proses

Penjelasan; Menunjukkan

penjelasan dari suatu proses

Penghubung; Menunjukkan

penghubung ke halaman yang sama atau halaman lain

Pita Kontrol; menunjukkan penggunaan pita kontrol (control tape) dalam batch control untuk pencocokan di proses batch (Jogiyanto, 2005, 797 - 799).


(78)

50 II. Bagan Alir Dokumen

Bagan alir dokumen (document flowchart) atau disebut juga bagan alir formulir (form flowchart) atau paperwork flowchart merupakan (Jogiyanto, 2005, 800).

• Bagan alir yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya.

• Menggunakan simbol-simbol yang sama dengan bagan alir sistem.

III. Bagan Alir Skematik (Schematic Flowchart)

Merupakan bagan alir yang mirip dengan bagan alir sistem, yaitu menggambarkan prosedur didalam sistem (Jogiyanto, 2005, 802).

Bagan alir skematik selain menggunakan simbol-simbol bagan alir sistem juga menggunakan gambar-gambar komputer dan peralatan lainnya yang digunakan. Fungsi penggunaan gambar tersebut adalah untuk memudahkan komunikasi kepada orang yang kurang mengerti dengan simbol-simbol bagan alir (Jogiyanto, 2005, 802).

IV. Bagan Alir Program (Program Flowchart)

• Merupakan bagan yang menjelaskan secara rinci langkah-langkah dari proses program.

• Dibuat dari derivikasi bagan alir sistem. • Terdiri dari 2 bentuk (Jogiyanto, 2005, 802).


(79)

51

a. Bagan Alir logika, digunakan untuk menggambarkan setiap langkah didalam program komputer secara logika disiapkan oleh analis sistem.

b. Bagan alir komputer terinci,


(80)

52 Tabel 2.3 Bagan Alir Program

Input/output;

digunakan untuk mewakili data i/o

Proses; digunakan untuk mewakili suatu proses

Garis alir; Menunjukkan arus dari proses

Keputusan;

digunakan untuk suatu seleksi kondisi didalam program

Penghubung; Menunjukkan penghubung ke hlman yang sama atau halaman lain

Proses terdefinisi; menunjukkan suatu operasi yang rinciannya

ditunjukkan ditempat lain Persiapan;

digunakan untuk memberi nilai awal suatu besaran

Terminal; menunjukkan awal & akhir dari suatu proses

(Jogiyanto, 2005, 802)

V. Bagan Alir Proses

Merupakan bagan alir yang banyak digunakan di teknik industri. Berguna bagi analis sistem untuk menggambarkan proses dalam suatu prosedur. Juga dapat menunjukkan jarak kegiatan yang satu dengan yang lainnya serta waktu yang diperlukan oleh suatu kegiatan (Jogiyanto, 2005, 805).


(1)

266 return false;

} else { return true; }

}

/* Used to update the on-screen countdown clock for quizzes with a time limit */ function countdown_clock(theTimer) {

var timeout_id = null;

quizTimerValue = Math.floor((ec_quiz_finish - new Date().getTime())/1000); if(quizTimerValue <= 0) {

clearTimeout(timeout_id);

document.getElementById('timeup').value = 1;

var ourForm = document.getElementById('responseform'); if (ourForm.onsubmit) {

ourForm.onsubmit(); }

ourForm.submit(); return;


(2)

267 now = quizTimerValue;

var hours = Math.floor(now/3600); now = now - (hours*3600);

var minutes = Math.floor(now/60); now = now - (minutes*60);

var seconds = now; var t = "" + hours;

t += ((minutes < 10) ? ":0" : ":") + minutes; t += ((seconds < 10) ? ":0" : ":") + seconds; window.status = t.toString();

if(hours == 0 && minutes == 0 && seconds <= 15) {

//go from fff0f0 to ffe0e0 to ffd0d0...ff2020, ff1010, ff0000 in 15 steps var hexascii = "0123456789ABCDEF";

var col = '#' + 'ff' + hexascii.charAt(seconds) + '0' + hexascii.charAt(seconds) + 0;

theTimer.style.backgroundColor = col; }


(3)

268

timeout_id = setTimeout("countdown_clock(theTimer)", 1000); }

/* Use to keep the quiz timer on-screen as the user scrolls. */ function movecounter(timerbox) {

var pos;

if (window.innerHeight) { pos = window.pageYOffset

} else if (document.documentElement &&

document.documentElement.scrollTop) {

pos = document.documentElement.scrollTop } else if (document.body) {

pos = document.body.scrollTop }

if (pos < theTop) { pos = theTop; } else {

pos += 100; }


(4)

269 if (pos == old) {

timerbox.style.top = pos + 'px'; }

old = pos;

temp = setTimeout('movecounter(timerbox)',100); }


(5)

270 LAMPIRAN D

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

1. Sarana IT apasaja yang sudahdimilikiPondok Pesantren Al-Ikhwaniyah? 2. Bagaimanapemanfaatan IT pada proses KBM di PONPES Al-Ikhwaniyah? 3. Apaseluruhguru PONPES Al Ikhwaniyah sudah memiliki keterampilan

menggunakan sarana IT yang sudah di sediakan?

4. Bagaimana kegiatan belajar mengajar yang sedang berjalan di PONPES Al-Ikhwaniyah?

5. Apakahadarencanapenggunaansaranae-learning untukmenunjang KBM di PONPES? Kalauiya, sudahsejauhmanalangkah-langkahitu!

6. Apasajakendala yang dihadapijikae-learningditerapkan?

7. Langkahapasaja yang sudah dilakukan unutk menanggulangi kendala tersebut?


(6)