KEHIDUPAN DEMOKRASI INDONESIA DAN MASALAH GENDER (PERSPEKTIF SOSIO-HISTORIS) | Rahayu | AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA 826 1525 1 SM

K E H I D U P A N D E M O K R A S I I N D O N E S I A ………| 1
KEHIDUPAN DEMOKRASI INDONESIA DAN MASALAH GENDER (PERSPEKTIF SOSIOHISTORIS)

M H. Sri Rahayu*
Abstrak
Stratifikasi sosial menyebabkan terjadinya tingkatan-tingkatan atau kelas-kelas dalam
masyarakat di semua belahan bumi ini. Pengaruh jaman pencerahan (Aufklarung) hingga jaman
refomasi membawa perubahan yang signifikan dalam perjalanan sejarah umat manusia.
Sehingga munculah teori-teori sosial atau teori kelas yang dicetuskan oleh Karl Marx yang dapat
membantu analisis sosial untuk memahami ketidakadilan dalam masalah gender. Perkembangan
kehidupan demokrasi merupakan salah satu sarana guna memecahkan masalah gender, karena
demokrasi memberikan peluang terhadap kesetaraan kehidupan manusia antara pria dan wanita
tanpa ada pembedaan status, sehingga terjadilah apa yang dikenal dengan istilah kesejajaran
atau mitra sejajar.
Kata kunci : Demokrasi, Equality, Gender, Mitra sejajar
tokoh wanita menyumbangkan pikirannya
Pendahuluan

dalam buku ini salah satunya yakni Toeti
Heraty


Peran wanita Indonesia semakin
hari semakin pasti, seperti dalam pidato
ilmiah Prof.Dr. Darsiti Soeratman dalam
rangka pembukaan Pasca Sarjana semester I
tahun akademik 1991/1992 di Universitas
Gajah Mada diberi judul : Wanita Indonesia :
Lampau, Kini dan Mendatang. Dalam pidato
tersebut

dikutip

pendapat

Futorolog

permasalahan

bahwa

pada


dasawarsa

1990-an

ada

sepuluh kecenderungan. Satu diantaranya
tentang bakal tampilnya kaum wanita di
atas pentas kepemimpinan (Program Pasca
sarjana UGM 1991, p.13). Menjelang akhir
abad 20 Pustaka Sinar Harapan juga
menerbitkan buku berjudul : Perempuan
Indonesia Pemimpin Masa Depan?, yang

yang

prospek

menyoroti


kepemimpinan

wanita tidak begitu cerah, karena budaya
masyarakat yang masih dipengaruhi oleh
kehidupan feodal dan penjajahan. Oleh
sebab itu perlu ada terobosan tentang
kepemimpinan, yang berarti pengembangan
sifat androgini, baik pria maupun wanita
(Tan, 1991, p.27).

Amerika Serikat Naisebitt dan istrinya,
Arbudene dalam bukunya Megatrend 2000,

Noerhadi,

Negara Indonesia adalah Negara
yang mengalami penjajahan Barat (Belanda)
cukup lama di samping pemerintahan feodal
yang budayanya boleh jadi merugikan kaum

wanita

karena

ketertinggalan

dalam

pendidikan?. Berkaitan dengan masalah ini,
sebenarnya

juga

negara-negara

pernah

yang

dialami


masih

oleh

terbelakang

(underdevelopment), maupun negara yang
sedang berkembang atau bahkan negara

disunting oleh Mely G.Tan. Ada beberapa

* M H. Sri Rahayu adalah Dosen Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

26 | JURNAL AGASTYA VOL 04 NO 02 JULI 2014

maju sekalipun pernah mengalami hal yang

sepenuhnya sama. Demikian halnya dengan


sama. Perubahan zaman dan perkembangan

bangsa Amerika dan Inggris yang sama

tekhnologi

sama

pencerahan

yang

dikobarkan

mungkin

sebagai

abad
pertanda


digolongkan

terdapat

bangsa

perbedaan

Anglosaxon,

besar

dalam

adanya pergeseran kearah kemajuan, yang

pelaksanaan demokrasi. Jadi tidak ada

meliputi segala aspek kehidupan manusia.


pelaksanaan

Pengantar ini untuk memberikan
arah

terhadap

pembahasan

demokrasi

yang

bersifat

universal atau berlaku bagi semua bangsa.
Pelaksanaan demokrasi tiap bangsa

tentang

dan

dapat terjadi perubahan sesuai dengan

masalah gender sebagai bahan kajian yang

perkembanganya termasuk dalam hak pilih

menarik. Sebagai pengantar, uraian ini

untuk kaum perempuan. Demokrasi Barat

berusaha menghindari analisis yang terlalu

memberikan kekuasaan pada yang kuat dan

teoritis

yang kaya atau dapat dikatakan liberal


kehidupan

demokrasi

serta

Indonesia

mengusahakan

implikasi

pemahaman teoritis terhadap persoalan-

individualistis

(Hazairin,1973,p.22).

persoalan yang lebih praktis disamping


Sebenarnya demokrasi bukan hal yang baru

tidak mengupas segala macam analisis

bagi bangsa dan masyarakat Indonesia

sosial dari perspektif gender.

apalagi dipertegas dalam Pancasila bahwa
demokrasi sebagai Isi Jiwa Bangsa. Sebagai

Pancasila Sebagai Landasan Demokrasi

perwujudan

demokrasi

bagi

bangsa

dikatakan

Indonesia tidak harus sama dengan yang

politik yang

dilakukan bangsa lain termasuk bangsa

memungkinkan semua warga negara atau

Barat, karena memang berbeda pandangan

bangsa

hidupnya.

Secara
demokrasi

umum

dapat

adalah sistem

mempunyai

kesempatan

Dengan

mewujudkan aspirasinya. Dalam sejarah

menginsafi

terjadinya

umat manusia tampak bahwa demokrasi

kerancuan perilaku dan akhlak akibat

berkembang sesuai dengan kondisi bangsa

masuknya unsur-unsur kebudayaan Barat

yang bersangkutan dan didalamnya ada

yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia,

nilai budaya, pandangan hidup serta adat

maka demokrasi Indonesia ditingkatkan

istiadat (Muhadi,2003,p.20). Jadi tiap-tiap

dengan unsur-unsur dari sila Ketuhanan

bangsa

Yang Maha Esa, sehingga melinggkupi

memiliki

cara

sendiri

dalam

mewujudkan demokrasi. Sebagi contoh

semua

adalah bangsa Eropa Barat yang punya

(Hazairin,1973,p.23). Dari sila Ketuhanan

kesamaan budaya, pandangan hidup dan

Yang Maha Esa didalamnya terkandung

adat

yang

unsur keadilan sosial dan mengandung arti

berkembang di Perancis dan Inggris tidak

luas bukan saja tenggang menenggang

istiadat,

namun

demokrasi

kehidupan

negara

dan

bangsa

K E H I D U P A N D E M O K R A S I I N D O N E S I A ………| 27
perasaan dan kepentingan dalam pergaulan

mempengaruhinya

disamping

hidup antar manusia dan antar bangsa.

individu yang otonom.

factor

Demokrasi sebagai kata dan lembaga asing

Berbeda sekali dengan demokrasi

berasal dari lingkungan kebudayaan Eropa

Indonesi yang tidak dapat lepas dari factor

yang mengenal sistem Feodalisme sehingga

Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila

melahirkan

dalam

pertama Pancasila. Kendatipun Indonesia

yakni:

bukan Negara berdasarkan agama, namun ia

golongan

pembagian
golongan

manusia

bertingkat

Golongan Bangsawan, golongan Pendeta,

bukan pula negara sekuler

golongan Hartawan, dan golongan Pekerja

menolak factor agama dalam kehidupan

serta Petani. Dalam Demokrasi Barat pada

bernegara, jadi demokrasi Indonesia tidak

dasarnya adalah merupakan perjuangan

pernah dan tidak boleh lepas dari faktor

panjang kaum tertindas menentang kaum

moral yang diwariskan oleh kehidupan

elit. Selain itu keterlibatan kaum Nasrani

budaya nenek moyang bangsa. Pelu diingat

yang didalamnya terdapat kaum Bolsyewik

bahwa Pancasila digali dari bumi pertiwi

yang kemudian malahan menjadi kaum

Indonesia oleh Bung Karno, itu berarti

atheis (Hazairin,1973,p.26).

nenek

Perkembangan zaman pencerahan

moyang

mewariskan

bangsa

nilai

nilai

juga memunculkan perubahan alam pikiran

seluruh

manusia dan mengarah pada ratio sebagai

tercermin

kebenaran,

(Notonegoro,1984,p.41).

ditandai

adanya

semangat

anak

yang

bangsa

dari

Indonesia

moral

kepada

Indonesia

ajaran

yang

Pancasila
Selanjutnya

kemajuan. Namun demikian alam pikiran

Notonegoro

kaum Bolsyewik menjadi atheis merupakan

pentingnya ajaran nilai dan moral secara

suatu pertanyaan besar mengingat kaum ini

berkesinambungan

semula sebagi pengikut Nasrani. Nampak

menerus dari generasi ke generasi seperti

jelas bahwa pencerahan diterima secara

yang dipantulkan oleh nilai nilai Pancasila

rational karena timbulnya semangat ilmiah

(Notonegoro 1984,p.41).

kebenaran

(Muhadi,2003,p.21),

duniawi

sehingga

kaum

tentang

diwariskan

terus

Dalam pandangan Barat individu

dan membawa kemajuan guna membuka
alam

menekankan

adalah

makhluk

sepenuhnya

otonom

untuk

yang

mengejar

bebas
semua

Bolsyewik berubah menjadi kaum atheis.

kehendaknya. Bahwa individu membentuk

Berkaitan

kehidupan bersama dengan individu lain,

menunjukkan

dengan
bahwa

hal

tersebut

demokrasi

Barat

adalah karena dorongan rationya guna

menjadi sekuler dalam arti bahwa tidak

mendapatkan

factor

kesejahteraan yang terjamin, bukan karena

Ketuhanan

Yang

Maha

Esa

keamanan

serta

secara alamiah individu ditakdirkan hidup

28 | JURNAL AGASTYA VOL 04 NO 02 JULI 2014

bersama individu lain. Sebaliknya dalam

lima dalam Pancasila. Atau dengan kata lain,

pandangan Demokrasi Indonesia individu

sesuai dengan tujuan bangsa Indonesia

adalah secara alamiah bagian dari kesatuan

yakni

lebih besar yakni keluarga. Oleh sebab itu

kebahagiaan inklusif demokrasi ekonomi

pandangan demokrasi Indonesia adalah

dan demokrasi sosial (Sunardi,2004,p.21).

Individu

diakui

diperhatikan

kepentingannya

kesejahteraan

dan

Karena demokrasi Indonesia adalah

bahwa hidup merupakan kebersamaan atau
kekeluargaan.

demokrasi

dan

demokrasi kesejahteraan maka wahana

untuk

pelaksanaannya tidak hanya partai politik

mengejar yang terbaik baginya, namun itu

tetapi

tidak lepas dari kepentingan kebersamaan

masyarakat

atau kekeluargaan (Hazairin,1973,p.32-33).

perannya

Dalam demokrasi Barat cenderung

juga

dilakukan

oleh

dengan

mengutamakan

dalam

membangun

masyarakat

kesejahteraan.

politik

dan

anggota masyarakat bergulat dalam partai

kekuasaan. Oleh sebab itu adalah normal

politik, oleh sebab itu muncul peran

jika parati politik mengejar kekuasaan agar

golongan

dengan kekuasaan itu dapat mewujudkan

daerah yang berperan dalam pelaksanaan

kepetingannya dengan sangat luas. Mereka

demokrasi.

fungsional

tidak

ini

disebabkan

kemenangan

rasa

Hal

guna

diekspresikan dalam urusan kepentingan
mengejar

oleh

anggota

berminat

disamping

faktor

hanya mau mengakomodasi kepentingan
pihak

lain

jika

sesuai

dengan

Matrifokalitas dan Perspektif Gender

kepentingannya. Itulah bedanya dengan
demokrasi

Matrifokalitas adalah suatu istilah

Pancasila yang dianut, yang menonjolkan

yang bukan berasal dari bahasa Indonesia

sikap win-win solution demi kebersamaan

melainkan dari bahasa Latin, merupakan

(Sunardi,2002,p.11).

gabungan dari kata matri dan fokal. Kata

demokrasi

Indonesia

yakni

Namun

demikian
ada

matri berasal dari kata mater yang berarti

melalui

ibu, sedangkan fokal berpangkal pada kata

musyawarah untuk mufakat. Jika hal ini

focus berarti pusat. Jadi secara harafiah

tidak tercapai tidak tertutup kemungkinan
didasarkan penyelesaiannya dengan jumlah

matrifokal berarti

suara (voting).

sebagai ibu seorang anak tetapi lebih dari

pelaksanaan
penekanan

demokrasi
pelaksanaan

Pancasila
yaitu

ibu sebagai pusat .

Dalam hal ini ibu bukan semata mata

Dalam demokrasi Indonesia tidak

itu yakni kaum ibu atau wanita. Jika

hanya faktor politik yang ditegakkan, tetapi

membicarakan manusia sebagai anggota

juga

keluarga atau masyarakat, tidak akan lepas

faktor

kesejahteraan

bagi

orang

banyak, seperti yang dikehendaki sila ke

K E H I D U P A N D E M O K R A S I I N D O N E S I A ………| 29
dari masalah fungsi dan peran kaum ibu

Ada prinsip tentang kesetaraan antara laki

dalam berbagai bidang.

laki dan perempuan; (2) Adanya prioritas

Sejak lama para ahli antropologi

hubungan antara ibu, anak dan saudara

banyak terlibat dalam penelitian mengenai

sekandung;

manusia dalam sistem kekerabatan. Dari

masyarakat yang memungkinkan.

penelitian

penelitian

inilah

(3)

Struktur

dan

budaya

kemudian
Kajian tentang Gender

muncul banyak istilah yang menyangkut
peranan dan posisi wanita (kaum ibu)

Pemahaman tentang gender sering

dalam masyarakat seperti : matriakhat,

disalahtafsirkan dengan pemahaman gender

matrilineal, matrilokal, matrilateral dan lain

adalah jenis kelamin yakni wanita. Menurut

lain.( Sudarsono dkk, 1985,p.9). Namun

Yulia Clepes Masse, 1996 menyatakan

sistem matriakhat itu tidak pernah dapat

gender berbeda dengan jenis kelamin

diketemukan. Dalam pengertian matriakhat

biologis

ini diidentifikasi atau diartikan kekuasaan

hubungannya dengan interpertasi biologis

ditangan

Jadi

oleh kebudayaan (p.3). Selain itu dapat

pemahaman pemegang kekuasaan dalam

diartikan tentang peran yang bersifat

paham ini adalah menyangkut bidang sosial,

Feminim dan Maskulin. Menyangkut kajian

ekonomi, politik dan lain lain dalam lingkup

gender erat sekali dengan sejarah keluarga,

terbatas yakni keluarga, maupun lingkup

sejarah wanita, sejarah sosial, sejarah

luas ialah masyarakat atau pemerintahan.

ekonomi dan sejarah seksual. Di samping itu

ibu,

ibu

atau

kaum

ibu.

dan

Matrilineal berarti menurut garis

juga

artinya

demografi,

keanggotaan

kerabat

diperhitungkan menurut garis ibu, sedang
diluar

itu

tidak

termasuk

dapat

pengertian

ini

dikaitkan dengan
pembagian

kerja,

erat

masalah
perilaku

individu dengan pranata sosial.
Dalam

kerabat.

masyarakat

tradisional,

Matriakhat berarti suatu adat dimana

ideologi gender telah lama ada yakni dapat

sesudah

harus

dilihat dalam sistem sosial dimana kaum

menetap di lingkungan pihak keluarga

laki laki mendapatkan hak hak istimewa

mempelai

1883

sehingga kaum perempuan menjadi korban.

menyatakan bahwa keluarga utamanya

Sistem sosial ini antara Barat dan Timur

wanita yang memegang otoritas karena

sangat berbeda karena sangat dipengaruhi

tanggung jawab melebihi laki laki atau

oleh pranata pranata sosial. Di dunia timur

suami,

(masyarakat Jawa) dalam hal ini kaum

menikah

pasangan

wanita(ibid).

dikenal

ini

Geertz,

adanya

penerapan

matrifokalis (p.82-83). Ada beberapa factor

priyayi

yang

tumbuhnya

terhadap kaum perempuan yang meliputi

matrifokalis dalam masyarakat ialah: (1)

bidang sosio cultural, politik dan religius

memungkinkan

laki

laki

memegang

dominasi

30 | JURNAL AGASTYA VOL 04 NO 02 JULI 2014

(Sartono

Kartodirdjo,

1987,p.192).

pembatasan pembatasan sosial, apalagi

Kelembagaan poligami dalam masyarakat

jaman

priyayi mendorong terjadinya kaum priyayi

seharusnya

memiliki istri lebih dari satu.

dilakukan

Masuknya laki laki dalam pihak
wanita sesudah perkawinan, memberikan

sekarang

tugas

ditangani
laki

menjahit,

laki

tugas
wanita

seperti

merangkai

yang
justru

memasak,

bunga

dsb

(Suryokusuma,1981,p.10).

gambaran jelas tentang pembagian peran

Dengan melihat contoh-contoh di

dan tugas laki laki serta perempuan atau

depan nampaknya posisi subordinate dan

berdasarkan jenis kelamin.Karena dalam

dependent kaum wanita terhadap kaum

tugas laki laki dapat memiliki alat alat

laki-laki

produksi, ini berarti hak milik pribadi laki

kalangan ,masyarakat Jawa yang lekat

laki bertambah banyak, sehingga tumbuh

dengan

pemahaman baru bahwa segala sesuatu

Faqih,1996,p.15).

diatur oleh dan untuk kaum laki laki, itu

kehidupan priyayi yang masih melekat bagi

menunjukkan

menjadi

masyarakat Jawa. Sisa bentuk stratifikasi

Budiman,

sosial menurut sistem feodal aristrokrat

pengabdi

bahwa

laki

wanita

laki.

(Arief

sulit

dihapus,

gaya

hidup
Ini

khususnya

di

feodal.(Mansour
tergambar

dalam

1982,p.21). Semenjak itulah pandangan

Jawa hingga kini masih ada

meskipun

pandangan tentang perbedaan laki-laki dan

batas-batasnya semakin kabur. Masa lalu

perempuan menjadi semakin kuat dan

yang masuk golongan priyayi, priyagung,

tajam (Suryakusuma 1982, p.11).

bendara, adalah berdarah biru mengalami
dan

inflasi sebab banyak yang bukan darah biru

kekuasaan oleh kaum laki laki hingga jaman

tetapi punya kedudukan tinggi juga dikenal

modern ini terus berlanjut, sehingga terjadi

sebagai priyayi, akibatnya sitem feodal

anggapan stereotip bahwa wanita itu lemah,

aristrokat

berkemampuan rendah, emosional dll. Hal

Kayam,1984,p.5).

Perampasan

ini

sangat

pengaruh

merugikan

kaum

menjadi

pudar

(

Umar

Kemajuan ilmu pengetahuan dan

wanita

(Mansour Fakih, 1996, p.12-13), kendatipun

tekhnologi

demikian kaum wanita terus berkarya dan

perubahan dan semangat zaman. Tampilnya

meningkatkan daya saing utamanya dalam

wanita

dunia pendidikan. Secara adi kodrati wanita

peningkatan

memang banyak memikul tanggung jawab

masuk dalam sektor kerajinan, sektor

antara

perdagangan

lain

mengandung,

melahirkan,

menghasilkan

lapisn

bawah

ekonomi

terjadinya

dalam

usaha

keluarga

seperti

mendominasi

kelompok

mengasuh anak dsb, sebaliknya laki-laki

pedagang kecil termasuk warung-warung di

lebih banyak mendapat kesempatan dalam

Jawa (Stoler, 1977,p.89). Perilaku wanita –

berkiprah. Jadi wanita justru dikelilingi oleh

wanita kelas bawah ini kadang-kadang

K E H I D U P A N D E M O K R A S I I N D O N E S I A ………| 31
penghasilannya jauh lebih tinggi daripada

dunia,

penghasilan suami. Mereka dapat hidup

super dalam arti menduduki posisi-posisi

mandiri

penting di bidang politik,sosial,ekonomi dan

dan

tidak

terlalu

menderita

sehingga

muncul

seandainya berpisah dengan suami, ini

budaya,

merupakan gejala baru tentang kemandirian

pemerintahan

wanita (Geertz, 1983,p.49). Jadi dalam

presiden,diplomat,menteri dan sebagainya.

bidang ekonomi prinsip kesetaraan cukup

Ini menunjukkan bahwa wanita sebenarnya

menonjol

tidak

dan

mengilhami

ini

berpengaruh

para

wanita

serta

golongan

menengah maupun atas terutama dalam hal
menentukan

sikap

dan

bahkan

wanita-wanita

kemampuannya

diberbagai

sektor

dalam

dibanding

dengan kaum laki-laki.
Pada masa reoformasi/era modern

mengambil

superioritas

tanggungjawab.

pemimpin
seperti

kalah

berkiprah

menjadi

laki-laki

dalam

keluarga

semakin pudar dan menimbulkan dampak
makin meluasnya sikap egaliter (equality)

Dampak Modernisasi
Salah satu ciri penting masyarakat
petani

di

Jawa

kehidupannya

selalu

antara laki-laki dan perempuan baik secara
structural maupun secara kultural.

berorientasi kepada masyarakat perkotaan
Penutup

yang meyangkut gaya hidup orang kota,
Dalam

sebagai model kemajuan zaman. Pandangan
demikian

makin

masuknya

berkembang

pengaruh

dengan

pendidikan

dan

keluarga,

sejarah
wanita

berkedudukan

perkembangan
pada

tidak

berbeda

mulanya
dengan

tekhnologi modern. Perkembangan yang

kedudukan laki-laki. Namun pada suatu

dialami

seluruh

ketika, terjadi perubahan dimana lai-laki

Indonesia dalam dunia pendidikan cukup

menjadi penguasa dan mendominasi wanita.

mencengangkan akibat modernisasi yang

Namun dalam perjalanan sejarah pula,

terjadi, seperti yang dikemukakan oleh Mely

wanita menjadi subordinat dihadapan laki-

G.Tan (1983,p.196-199). Jika pada tahun

laki.

1961

perkembangan zaman terutama di era

para

hampir

wanita

75%

hampir

wanita

belum

Seirama

dengan

wanita

perubahan

dapat

dan

mengenyam pendidikan, namun pada 1981

reformasi

menempatkan

jumlah wanita yang tak sempat bersekolah

dirinya sejajar lagi dengan kaum pria atau

tinggal sepertiganya. Bahkan sampai akhir

laki-laki, sehingga antara wanita dan laki-

abad 20 dan permulaan abad 21 pendidikan

laki memiliki posisi sejajar atau sering

untuk wanita ternyata sangat tinggi yakni

disebut mitra sejajar.

sampai tingkat sarjana S1,S2, dan S3.

Futorolog Amerika Serikat Naesbit

Modernisasi ini juga berkembang di seluruh

dan istrinya Abordene yang meramalkan

32 | JURNAL AGASTYA VOL 04 NO 02 JULI 2014

pada Megatrends 2000, kaum wanita akan
tampil

dalam

kepemimpinan

bangsa,

Notonagara.1971. Pancasila Secara Ilmiah
Populer. Jakarta. Pancuran
Tujuh.

mendekati atau bahkan menjadi kenyataan.
Khususnya di Indonesia,kehidupan dan
perkembangan demokrasi yakni demokrasi
Pancasila

memberi

peluang

secara

Sartono Kartodirdjo.1987. Perkembangan
Peradaban Priyayi. Yogyakarta.
Gadjah Mada University Press.
Soedarsana,

signifikan kaum wanita tampil sejajar dengn
kaum laki-laki.
Seiring dengan perkembangan dan
kemajuan

zaman

(modernisasi)

memberikan dampak mengendornya ikatan
aristokrasi dan mengembang sikap egaliter

Djoko
Sukiman,
Retno
Astuti.1985.
Penyunting.
Wanita,
Kekuasaan
dan
Kejahatan. Beberapa aspek
kebudayaan
Jawa.
Proyek
Penelitian
dan
Pengkajian
Kebudayaan
Nusantara
(Javanologi) Direktorat Jendral
Kebudayaan
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.

serta kesetaraan, sebagi salah satu syarat
munculnya gejala matrifokalitas.

Soenardi.2002. Kepemimpinan Nasional
yang
Berbudaya.Jakarta.
LEMSTRA PDSB.

Daftar Pustaka
-------------Arief

Budiman.1982. Pembagian Kerja
Secara
Seksual.
Jakarta.
Penerbit PT. Gramedia.

Darsiti Soeratman.1991. Wanita Indonesia :
Lampau, Kini, dan Mendatang.
Program
Pasca
Sarjana
Universitas Gadjah Mada.
Geertz, Hildred.1983. Keluarga Jawa. Edisi
Indonesia. Jakarta. Grafiti Press.
Hazairin.1973. Demokrasi Pancasila. Jakarta.
Penerbit Tinta Mas.
Mansour Faqih.1996. Analisis Gender dan
Transformasi sosial. Pustaka
Pelajar.
Muhadi.2003. Makna Renaisance dan
Aufklarung
Dalam
Pengembangan
Ilmu
dan
Tekhnologi. Dalam Widyatama
no.3/Tahun VII/2003.
Masse, Yulia Crepes.1996. Gender dan
Pembangunan. Edisi Indonesia.
Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

2004. Memahami Pancasila
Sebagai Ideologi Negara, Dasar
Negara, Filosofi Bangsa dan
Perekat
Bangsa
Indonesia.
LEMSTRA PDSB.

Stoler, Ann ”Class, Structure and Female
Outonomy in Rurar Java” dalam
X. Bunster B.dkk, Women and
National Development The
Complexities
Of
Change.
Chicago. The University of
Chicago Press. Tanpa tahun.
Tan, Melly G. 1983. Keadaan dan Hari Depan
Perempuan Sebagai Sumber
Daya Manusia Masyarakat
Indonesia. No.2,Th ke X.
Desember 1983.
Umar Kayam.1984. Ditengah Himpitan
Budaya,
Dunia
Kehidupan
Pembantu
Rumah
Tangga
Wanita.
Dalam
kumpulan
makalah
seminar
nasional
wanita Indonesia. Fakta dan
Citra. Yayasan Ilmu Ilmu Sosial.