KUALITAS AIR IRIGASI

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 18:08:41 2017 / +0000 GMT

KUALITAS AIR IRIGASI
Tidak semua air cocok untuk dipergunakan bagi irigasi. Air yang tidak memuaskan dapat mengandung :1. bahan-bahan kimia yang
beracun bagi tumbuh-tumbuhan atau orang yang memakan tanaman itu.2. bahan-bahan kimia yang bereaksi dengan tanah untuk
menimbulkan cirri-ciri lengas tanah yang tiodak memuaskan.3. bakteri yang membahayakan orang atau binatang yang memakan
tanaman yang diairi dengan air itu.Sebenarnya, konsentrasi suatu senyawa dalam larutan tanahlah yang menentukan besarnya
bahaya, sedangkan larutan tanah 2 hingga 100 kali lebih terkonsentrasi daripada irigasi. Dengan demikian, criteria yang didasarkan
pada kegaraman air irigasi hanyalah akan merupakan pendekatan. Pada permulaan irigasi dengan air yang buruk tidak ada bahaya
yang terlihat, tetapi dengan berlalunya waktu, maka konsentrasi garam didalam tanah dapat meningkat, karena larutan tanah
terkonsentrasi oleh penguapan. Drainase bebas dari tanah memungkinkan gerakan garam-garam kebawah dan membantu
pencegahan terjadinya penumpukan yang berat. Drainase tanah buatan mungkin diperlukan, jika drainase alamiah tidak mencukupi.
Konsentrasi garam yang tinggi kadang-kadang dapat dihindari dengan mencampuri air garam tersebut dengan air bermutu baik
dari suatu sumber lain, sehingga konsentrasi akhirnya masih dalam batas-batas yang aman. Presipitasi diluar musim tanam akan
membantu pembilasan garam dari air. Walaupun demikian, ada kemungkinan diperlukan pemakaian air irigasi tambahan agar
perkolasi-dalam dapat mencegah tumpukan garam yang tak diinginkan didalam tanah. Bila kegaraman air irigasi adalah C dan
kedalaman air yang dipakai qa, kegaraman Cs dari larutan tanah setelah penggunaan konsumtif sebesar Uc diambil dari dalam tanah
adalah qaC/(qa + Peff ? Uc). Dari sini, kedalaman teoritis qa dari air dengan kegaraman C yang diperlukan untuk menjaga
konsentrasi larutan tanah sebesar Cs adalah:


Karena adanya variasi sifat-sifat tanah dan konsentrasi garam, maka pemakaian air untuk pembilasan yang sebenarnya biasanya
lebih banyak dibandingkan dengan yang dihitung.Sejumlah besar unsur-unsur dapat merupakan racun bagi tanaman atau binatang.
Kandungan boron penting untuk pertumbuhan tanaman, tetapi konsentrasi diatas 0,5 mg/liter dianggap mengganggu bagi sitrus,
kacang-kacangan dan buah musiman. Beberapa jenis sayuran, biji-bijian dan kapas agak toleran terhadap boron, sedangkan alfalfa,
bit, asparagus, dan kurma sangat toleran. Bahkan untuk tanaman yang paling toleran, konsentrasi boron yang melebihi 4 mg/liter
dianggap tidak aman. Boron terkandung dalam kebanyakan sabun, sehingga dapat merupakan faktor yang kritis dalam penggunaan
air limbah bagi irigasi. Selenium, biarpun dalam konsentrasi rendah, beracun bagi ternak dan harus dihindari. Garam-garam yang
berupa kalsium, magnesium dan potasium dapt juga berbahaya dalam air irigasi. Dalam jumlah yang berlebihan garam-garam ini
akan mengurangi kegiatan osmotic tanaman, mencegah penyerapan zat gizi dari tanah. Disamping itu, mereka dapat mempunyai
pengaruh kimiawi tidak langsung terhadap metabolisme tanaman dan dapat mengurangi kelulusan air dari tanah yang bersangkutan
dan mencegah drainase atau aerasi yang cukup. Pengaruh garam-garaman terhadap kegiatan osmotic tanaman terutama tergantung
pada jumlah garam keseluruhan didalam larutan tanah. Konsentrasi kritis didalam air irigasi tergantung pada berbagai factor ; jumlah
yang melebihi 700 mg/liter akan berbahaya bagi beberapa jenis tanaman, sedangkan garam terlarut yang lebih daripada 2000
mg/liter adalah berbahaya bagi hamper semua tanaman.
Kebanyakan tanah yang normal didaerah kersang mempunyai kalsium
dan magnesium sebagai kation-kation utamanya, dengan sodium biasanya mewakili kurang dari 5 persen jumlah kation yang dapat
dipertukarkan. Jika persentase sodium didalam tanah dinaikkan hingga 10 persen atau lebih, maka penggumpalan butir-butir tanah
akan pecah dan tanah itu menjadi lebih kedap air, mengerak bila kering dan pH-nya naik kearah pH tanah alkali. Karena kalsium dan
magnesium akan menggantikan sodium lebih cepat daripada sebaliknya, maka air irigasi dengan rasio penyerapan sodium
(SAR-sodium adsorption ratio) yang rendah lebih disenangi. SAR didefinisikan sebagai:


Dimana konsentrasi ion-ion dinyatakan dalam padanan per sejuta (epm-equivalents per million). SAR menunjukkan kegiatan relatif
ion-ion sodium dalam reaksi-reaksi pertukaran dengan tanah. Air irigasi yang SAR nya tinggi akan menyebabkan pekatnya tanah.
U.S Department of Agriculture telah mengklasifikasikan air-air irigasi menjadi empat kelompok berkenaan dengan bahaya sodium
yang tergantung pada nilai SAR dan hantaran spesifiknya. Dengan menambahkan gipsum, CaSO4, ke air atau langsung ketanah,
maka nilai SAR dapat diturunkan. Pengamatan mutu air di sungai atau air tanah mungkin tidak cukup untuk menentukan
kecocokannya untuk irigasi. Penguapan dari waduk meningkatkan konsentrasi garam di air permukaan, sehingga garam-garam yang
dibilas dari irigasi dapat sangat meningkatkan konsentrasi garam di air tanah. Perubahan-perubahan ini harus dipertimbangkan pada

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 1/2 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 18:08:41 2017 / +0000 GMT

tahap perancangan.
Kontaminasi air yang bersifat bakterial dari segi pandangan irigasi tidaklah serius, kecuali jika air yang
tercemar itu dipakai untuk tanaman yang dimakan mentah. Air limbah yang tidak diolah dipergunakan sebagai air irigasi di beberapa
Negara, tetapi di Amerika Serikat penggunaannya tidak disetujui, kecuali pembibitan, kapas dan lain-lain tanaman yang diolah

setelah panen. Kebanyakan Negara bagian memiliki peraturan-peraturan untuk mengurus pemakaian air limbah bagi irigasi.

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 2/2 |