ProdukHukum RisTek

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONEISA

PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 03/M/PER/VI/2010
TENTANG
ORGANISASI DAN TATA KERJA
KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI
MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI,
Menimbang

: a. bahwa dengan adanya perubahan prioritas pembangunan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam rangka
penguatan Sistem Inovasi Nasional (SINas) dan
peningkatan Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (P3-IPTEK), serta
sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, maka
perlu menata dan menyusun organisasi dan tata kerja
Kementerian Riset dan Teknologi;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai mana tersebut
pada huruf a serta sesuai dengan Peraturan Presiden
tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian
Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi
Eselon I, perlu menetapkan Peraturan Menteri tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Riset dan
Teknologi.

Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor
Kementerian Negara;

39

Tahun

2008

tentang


2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P
Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Republik
Indonesia Bersatu II;
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun
2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian
Negara;
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas
dan Fungsi Eselon I;

DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

1

Memperhatikan : Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi dalam suratnya Nomor :
B/1240/M.PAN-RB/6/2010 tanggal 7 Juni 2010.
MEMUTUSKAN:

Menetapkan

: PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA TENTANG ORGANISASI DAN TATA
KERJA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI.
BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Pasal 1

(1) Kementerian Riset dan Teknologi adalah unsur pelaksana pemerintah dalam
rangka penajaman, koordinasi, sinkronisasi program pemerintah.
(2) Kementerian Riset dan Teknologi dipimpin oleh Menteri Negara Riset dan
Teknologi yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden.
Pasal 2
Kementerian Riset dan Teknologi mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
di bidang riset dan teknologi dalam pemerintahan untuk membantu Presiden
dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Kementerian Riset dan Teknologi menyelenggarakan fungsi :


Pasal

2,

a. perumusan dan penetapan kebijakan di bidang riset dan teknologi;
b. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang riset dan
teknologi;
c. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Riset dan Teknologi; dan
d. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Riset dan
Teknologi.
BAB II
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 4
(1)

Kementerian Riset dan Teknologi terdiri atas:
a. Sekretariat Kementerian;
b. Deputi Bidang Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;

c. Deputi Bidang Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
d. Deputi Bidang Jaringan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
e. Deputi Bidang Relevansi dan Produktivitas Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi;
f. Deputi Bidang Pendayagunaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

2

g.
h.
i.
j.
k.
l.
(2)

Staf Ahli Bidang Pangan dan Pertanian;
Staf Ahli Bidang Energi dan Material Maju;
Staf Ahli Bidang Teknologi Informasi, Komunikasi dan Transportasi;

Staf Ahli Bidang Kesehatan dan Obat;
Staf Ahli Bidang Pertahanan dan Keamanan; dan
Inspektorat.

Susunan struktur organisasi sebagaimana di maksud pada ayat (1)
selengkapnya dalam lampiran peraturan ini.
BAB III
SEKRETARIAT KEMENTERIAN
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Pasal 5

(1) Sekretariat Kementerian Riset dan Teknologi adalah unsur pembantu
Menteri Negara Riset dan Teknologi.
(2) Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris Kementerian Riset dan Teknologi yang
berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Negera Riset dan
Teknologi.
Pasal 6
Sekretariat Kementerian Riset dan Teknologi mempunyai tugas melaksanakan
koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan

administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Riset
dan Teknologi.
Pasal 7
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Sekretariat
Kementerian menyelenggarakan fungsi:
a. koordinasi kegiatan Kementerian Riset dan Teknologi;
b. koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian Riset dan
Teknologi;
c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi
ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip dan
dokumentasi Kementerian Riset dan Teknologi;
d. pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerja sama,
dan hubungan masyarakat;
e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan
hukum;
f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara; dan
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Negara Riset dan
Teknologi.

DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS


3

Pasal 8
Sekretariat Kementerian terdiri atas:
a. Biro Perencanaan;
b. Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat; dan
c. Biro Umum.
Pasal 9
Biro Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, penyusunan,
monitoring dan evaluasi program dan anggaran, dukungan administrasi
kerjasama luar dan dalam negeri, serta ketatausahaan Dewan Riset Nasional.
Pasal 10
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Biro
Perencanaan menyelenggarakan fungsi :
a. pelaksanaan koordinasi dan penyusunan program dan anggaran;
b. pelaksanaan monitoring dan evaluasi program dan anggaran;
c. pelaksanaan dukungan administrasi kerja sama dalam dan luar negeri; dan
d. penyiapan bahan sidang dan sosialisasi hasil sidang Dewan Riset Nasional.
Pasal 11

Biro Perencanaan terdiri atas:
a. Bagian Program dan Anggaran;
b. Bagian Monitoring dan Evaluasi;
c. Bagian Kerja Sama; dan
d. Bagian Tata Usaha Dewan Riset Nasional.
Pasal 12
Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
koordinasi dan penyusunan program dan anggaran.
Pasal 13
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Bagian
Program dan Anggaran menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan program;
b. penyusunan anggaran; dan
c. pengelolaan sistem informasi manajemen perencanaan.
Pasal 14
Bagian Program dan Anggaran terdiri atas:
a. Subbagian Penyusunan Program;
b. Subbagian Penyusunan Anggaran; dan

DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS


4

c. Subbagian Sistem Informasi Manajemen Perencanaan.
Pasal 15
(1) Subbagian Penyusunan Program mempunyai tugas melakukan
pengumpulan, pengolahan, penyiapan bahan koordinasi penyusunan
rencana kerja dan program.
(2) Subbagian Penyusunan Anggaran mempunyai tugas melakukan
pengumpulan, pengolahan, penyiapan bahan koordinasi penyusunan
rencana anggaran, satuan biaya kegiatan dan revisi anggaran.
(3) Subbagian Sistem Informasi Manajemen Perencanaan mempunyai tugas
melakukan pengumpulan dan pengolahan data program dan anggaran.
Pasal 16
Bagian Monitoring dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan monitoring
dan evaluasi program dan anggaran.
Pasal 17
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Bagian
Monitoring dan Evaluasi menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan monitoring dan evaluasi program;

b. pelaksanaan monitoring dan evaluasi anggaran; dan
c. penyusunan laporan.
Pasal 18
Bagian Monitoring dan Evaluasi terdiri atas:
a. Subbagian Monitoring dan Evaluasi Program;
b. Subbagian Monitoring dan Evaluasi Anggaran; dan
c. Subbagian Pelaporan.
Pasal 19
(1) Subbagian Monitoring dan Evaluasi Program mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan monitoring dan evaluasi program.
(2) Subbagian Monitoring dan Evaluasi Anggaran mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan monitoring dan evaluasi anggaran.
(3) Subbagian Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
laporan program dan anggaran.

Pasal 20
Bagian Kerja Sama mempunyai tugas melaksanakan dukungan administrasi
kerja sama dalam dan luar negeri.
Pasal 21
DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

5

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, Bagian
Kerja Sama menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan dukungan administrasi kerja sama dalam negeri; dan
b. pelaksanaan dukungan administrasi kerja sama luar negeri.
Pasal 22
Bagian Kerja Sama terdiri atas:
a. Subbagian Kerja Sama Dalam Negeri; dan
b. Subbagian Kerja Sama Luar Negeri.
Pasal 23
(1)

Subbagian Kerja Sama Dalam Negeri mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan dukungan administrasi kerja sama dalam negeri.

(2)

Subbagian Kerja Sama Luar Negeri mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan dukungan administrasi kerja sama luar negeri.
Pasal 24

Bagian Tata Usaha Dewan Riset Nasional mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan bahan sidang dan sosialisasi hasil sidang Dewan Riset Nasional.
Pasal 25
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, Bagian
Tata Usaha Dewan Riset Nasional menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan penyiapan bahan sidang Dewan Riset Nasional; dan
b. pelaksanaan penyiapan bahan sosialisasi hasil sidang Dewan Riset
Nasional.
Pasal 26
Bagian Tata Usaha Dewan Riset Nasional terdiri atas:
a. Subbagian Penyiapan Bahan Sidang; dan
b. Subbagian Penyiapan Bahan Sosialisasi.
Pasal 27
(1) Subbagian Penyiapan Bahan Sidang mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan sidang Dewan Riset Nasional.
(2) Subbagian Penyiapan Bahan Sosialisasi mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan sosialisasi hasil sidang Dewan Riset Nasional.

Pasal 28
Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan
koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan
hukum, penyelenggaraan hubungan masyarakat, dan administrasi perizinan
penelitian asing.
DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

6

Pasal 29
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, Biro
Hukum dan Hubungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan;
b. pelaksanaan bantuan hukum;
c. penyelenggaraan hubungan masyarakat;
d. pengelolaan data dan penyajian informasi; dan
e. pelaksanaan administrasi perizinan penelitian.
Pasal 30
Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat terdiri atas:
a. Bagian Hukum;
b. Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol;
c. Bagian Data dan Informasi; dan
d. Bagian Administrasi Perizinan Penelitian.
Pasal 31
Bagian Hukum mempunyai tugas membuat perancangan peraturan,
penyusunan perjanjian dan kontrak serta pengelolaan dokumentasi dan
informasi hukum.
Pasal 32
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, Bagian
Hukum menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan;
b. penyusunan naskah perjanjian dan kontrak;
c. pelaksanaan bantuan hukum; dan
d. pengelolaan dokumentasi dan informasi produk hukum.
Pasal 33
Bagian Hukum terdiri atas:
a. Subbagian Perancangan Peraturan;
b. Subbagian Perjanjian dan Kontrak; dan
c. Subbagian Dokumentasi dan Informasi Hukum.

Pasal 34
(1) Subbagian Perancangan Peraturan mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan, penelaahan dan analisis, penyempurnaan dan penyusunan
rancangan peraturan perundang-undangan.
(2) Subbagian Perjanjian dan Kontrak mempunyai tugas melakukan penyiapan
DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

7

bahan, penelaahan dan analisis, pertimbangan dan bantuan hukum,
penyusunan perjanjian kerjasama dan kontrak.
(3) Subbagian Dokumentasi dan Informasi Hukum mempunyai tugas melakukan
inventarisasi, abstraksi, pengelolaan dokumentasi dan pelayanan informasi
hukum.
Pasal 35
Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol mempunyai tugas melaksanakan
hubungan masyarakat dan urusan protokol.
Pasal 36
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35, Bagian
Hubungan Masyarakat dan Protokol menyelenggarakan fungsi:
a. pengelolaan kegiatan pelayanan informasi dengan pers dan media;
b. pelaksanaan publikasi;
c. pengelolaan dokumentasi; dan
d. pelaksanaan urusan protokol.
Pasal 37
Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol terdiri atas:
a. Subbagian Pers dan Media;
b. Subbagian Publikasi dan Dokumentasi; dan
c. Subbagian Protokol.
Pasal 38
a. Subbagian Pers dan Media mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
konferensi pers, pers tour, peliputan kegiatan Kementerian Riset dan
Teknologi, pemantauan media massa dan opini publik, dan penyiapan bahan
masukan pimpinan ke media masa.
b. Subbagian Publikasi dan Dokumentasi mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan publikasi dan bahan-bahan penerbitan lainnya, serta
pengelolaan dokumentasi.
c. Subbagian Protokol mempunyai tugas melakukan penyiapan dan koordinasi
pelaksanaan kegiatan protokol.
Pasal 39
Bagian Data dan Informasi mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan data
dan penyajian informasi.
Pasal 40
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39, Bagian
Data dan Informasi menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengolahan data;
b. pengelolaan jaringan dan sarana; dan
DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

8

c. penyajian informasi.
Pasal 41
Bagian Data dan Informasi terdiri atas:
a. Subbagian Pengolahan Data;
b. Subbagian Jaringan dan Sarana; dan
c. Subbagian Penyajian Informasi.
Pasal 42
(1) Subbagian Pengolahan Data mempunyai tugas melakukan pengumpulan,
pengolahan, dan kompilasi data.
(2) Subbagian Jaringan dan Sarana mempunyai tugas melakukan urusan
pengelolaan, pengembangan, pemeliharaan dan pemanfaatan jaringan dan
sarana.
(3) Subbagian Penyajian Informasi mempunyai tugas melakukan pengelolaan
dan penyajian informasi dalam situs Kementerian Riset dan Teknologi.
Pasal 43
Bagian Administrasi Perizinan Penelitian mempunyai tugas melaksanakan
administrasi perizinan penelitian.
Pasal 44
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43, Bagian
Administrasi Perizinan Penelitian menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan administrasi perizinan penelitian bagi peneliti asing; dan
b. pelaksanaan administrasi perizinan penelitian bagi peneliti beresiko tinggi
dan berbahaya.
Pasal 45
Bagian Administrasi Perizinan Penelitian terdiri atas:
a. Subbagian Administrasi Perizinan Peneliti Asing; dan
b. Subbagian Administrasi Perizinan Peneliti Beresiko Tinggi dan Berbahaya.
Pasal 46
(1) Subbagian Administrasi Perizinan Peneliti Asing mempunyai tugas
melakukan pengumpulan, pengolahan, dan kompilasi data yang berkaitan
dengan pemberian izin penelitian asing.
(2) Subbagian Administrasi Perizinan Peneliti Beresiko Tinggi dan Berbahaya
mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pengolahan, dan kompilasi data
yang berkaitan dengan pemberian izin penelitian beresiko tinggi dan
berbahaya.
Pasal 47
DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

9

Biro Umum mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pengelolaan
sumber daya manusia, administrasi kepegawaian dan organisasi, keuangan,
perlengkapan serta tata usaha pimpinan.
Pasal 48
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47, Biro
Umum menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan petunjuk pembinaan, pengelolaan
administrasi kepegawaian dan organisasi tata laksana;

dan

pelaksanaan

b. pengelolaan dan pelaksanaan urusan administrasi keuangan;
c. pengelolaan dan pelaksanaan urusan administrasi perlengkapan; dan
d. pelaksanaan urusan tata usaha pimpinan.
Pasal 49
Biro Umum terdiri atas:
a. Bagian Sumber Daya Manusia dan Organisasi;
b. Bagian Keuangan;
c. Bagian Perlengkapan; dan
d. Bagian Tata Usaha Pimpinan.
Pasal 50
Bagian Sumber Daya Manusia dan Organisasi mempunyai tugas melaksanakan
pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia dan organisasi.
Pasal 51
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50, Bagian
Sumber Daya Manusia dan Organisasi menyelenggarakan fungsi:
a. penelaahan dan analisis kebutuhan dan penyusunan formasi pegawai;
b. pengelolaan dan pelaksanaan administrasi pengadaan dan mutasi pegawai;
c. pelaksanaan dan penyelenggaraan program pengembangan pegawai; dan
d. pelaksanaan evaluasi dan pengembangan organisasi dan tatalaksana.
Pasal 52
Bagian Sumber Daya Manusia dan Organisasi terdiri atas:
a. Subbagian Pengadaan dan Mutasi Pegawai;
b. Subbagian Pengembangan Pegawai; dan
c. Subbagian Organisasi dan Tatalaksana.
Pasal 53
(1)

Subbagian Pengadaan dan Mutasi Pegawai mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan penyusunan formasi dan pengadaan,
administrasi pengangkatan, mutasi, pemberhentian, dan pensiun
DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

10

pegawai.
(2)

Subbagian Pengembangan Pegawai mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan pelaksanaan program pengembangan pegawai.

(3)

Subbagian Organisasi dan Tatalaksana mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan evaluasi dan pengembangan organisasi dan
tatalaksana.
Pasal 54

Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dan
pelaksanaan anggaran verifikasi dan pembukuan serta perbendaharaan dan
gaji.
Pasal 55
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54, Bagian
Keuangan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan petunjuk pembinaan, pengelolaan
administrasi pertanggungjawaban anggaran;

dan

pelaksanaan

b. pelaksanaan verifikasi dan pembinaan pembukuan;
c. penyusunan laporan keuangan;
d. pengelolaan dan pelaksanaan penyelesaian kerugian negara; dan
e. pengelolaan dan pelaksanaan urusan gaji pegawai.
Pasal 56
Bagian Keuangan terdiri atas:
a. Subbagian Pelaksana Anggaran;
b. Subbagian Verifikasi dan Pembukuan; dan
c. Subbagian Perbendaharaan dan Gaji.
Pasal 57
(1) Subbagian Pelaksana Anggaran mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan petunjuk pembinaan, pengelolaan dan pelaksanaan administrasi
pertanggungjawaban anggaran.
(2) Subbagian Verifikasi dan Pembukuan mempunyai tugas melaksanakan
verifikasi, penyusunan laporan keuangan dan pembinaan pembukuan.
(3) Subbagian Perbendaharaan dan Gaji mempunyai tugas melaksanakan
urusan perbendaharaan dan gaji serta penyelesaian kerugian negara.
Pasal 58
Bagian Perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan urusan pengadaan
sarana dan prasarana, urusan dalam serta pemeliharaan dan pengelolaan aset.
Pasal 59
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58, Bagian
Perlengkapan menyelenggarakan fungsi :
DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

11

a. pengelolaan dan pelaksanaan proses pengadaan sarana dan prasarana;
b. pengelolaan dan pelaksanaan urusan dalam;
c. pengelolaan dan pelaksanaan pemeliharaan aset; dan
d. pelaksanaan koordinasi pengelolaan aset.
Pasal 60
Bagian Perlengkapan terdiri atas:
a. Subbagian Pengadaan Sarana dan Prasarana;
b. Subbagian Urusan Dalam; dan
c. Subbagian Pemeliharaan dan Pengelolaan Aset.
Pasal 61
(1) Subbagian Pengadaan Sarana dan Prasarana mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan proses pengadaan sarana dan
prasarana.
(2) Subbagian Urusan Dalam mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
koordinasi keamanan dan keselamatan, kebersihan, serta tata tertib
lingkungan kantor.
(3) Subbagian Pemeliharaan dan Pengelolaan Aset mempunyai tugas
melakukan penyiapan inventarisasi aset, pemeliharaan sarana dan
prasarana, dan pengelolaan barang milik negara.
Pasal 62
Bagian Tata Usaha Pimpinan mempunyai tugas melaksanakan urusan
pengelolaan tata usaha pimpinan dan arsip.
Pasal 63
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62, Bagian
Tata Usaha Pimpinan menyelenggarakan fungsi :
a. pelaksanaan pengelolaan persuratan;
b. pelaksanaan pengelolaan kearsipan; dan
c. pelaksanaan pengelolaan tata usaha pimpinan.
Pasal 64
Bagian Tata Usaha Pimpinan terdiri atas:
a. Subbagian Persuratan;
b. Subbagian Kearsipan;
c. Subbagian Tata Usaha Menteri;
d. Subbagian Tata Usaha Sekretariat Kementerian;
e. Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi;
f. Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan
DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

12

Teknologi;
g. Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Jaringan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi;
h. Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Relevansi dan Produktivitas Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi; dan
i. Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Pendayagunaan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi.
Pasal 65
(1) Subbagian Persuratan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pengembangan dan pengelolaan administrasi persuratan.
(2) Subbagian Kearsipan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pengembangan dan pengelolaan administrasi kearsipan.
(3) Subbagian Tata Usaha Menteri, Sekretaris Kementerian, Deputi Bidang
Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Deputi Bidang Sumber
Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Deputi Bidang Jaringan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, Deputi Bidang Relevansi dan Produktivitas
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dan Deputi Bidang Pendayagunaan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi mempunyai tugas melakukan penyelenggaraan
tata usaha bagi Pimpinan, yang secara administrasi bertanggungjawab
kepada Kepala Bagian Tata Usaha Pimpinan dan secara fungsional
bertanggungjawab kepada Pimpinan yang dilayani.

DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

13

BAB IV
DEPUTI BIDANG
KELEMBAGAAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Pasal 66
(1) Deputi Bidang Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah unsur
pelaksana sebagian tugas dan fungsi Kementerian Riset dan Teknologi.
(2) Deputi Bidang Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dipimpin oleh
Deputi, yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Negara
Riset dan Teknologi.
Pasal 67
(1) Deputi Bidang Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mempunyai
tugas menyiapkan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan
di bidang kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Deputi Bidang Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi secara
administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Kementerian.
Pasal 68
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67, Deputi
Bidang Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menyelenggarakan
fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang kelembagaan ilmu pengetahuan
dan teknologi;
b. koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang kelembagaan ilmu pengetahuan
dan teknologi;
c. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau
kegiatan di bidang kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Negara Riset dan
Teknologi.
Pasal 69
Deputi Bidang Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terdiri atas:
a. Asisten Deputi Pengembangan Kelembagaan;
b. Asisten Deputi Penataan Kelembagaan;
c. Asisten Deputi Kompetensi Kelembagaan;
d. Asisten Deputi Legislasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; dan
e. Asisten Deputi Budaya dan Etika.

DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

14

Pasal 70
Asisten Deputi Pengembangan Kelembagaan mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta
pemantauan, evaluasi dan analisis di bidang pengembangan kelembagaan.
Pasal 71
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70, Asisten
Deputi Pengembangan Kelembagaan menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan pengembangan kelembagaan di bidang
pemetaan;
b. penyiapan perumusan kebijakan pengembangan kelembagaan di bidang
analisis; dan
c. penyiapan perumusan kebijakan pengembangan kelembagaan di bidang
program.
Pasal 72
Asisten Deputi Pengembangan Kelembagaan terdiri atas:
a. Bidang Pemetaan;
b. Bidang Analisis; dan
c. Bidang Program.
Pasal 73
Bidang Pemetaan mempunyai tugas melaksanakan pemetaan dalam penyiapan
perumusan kebijakan pengembangan kelembagaan.
Pasal 74
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73, Bidang
Pemetaan menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan pengembangan kelembagaan
perguruan tinggi dan lembaga penelitian dan pengembangan; dan

pada

b. penyiapan perumusan kebijakan pengembangan kelembagaan pada badan
usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 75
Bidang Pemetaan terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan;
dan
b. Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang.
Pasal 76
(1) Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan
pengembangan kelembagaan pada perguruan tinggi, dan lembaga
penelitian dan pengembangan.
DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

15

(1) Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan penyiapan perumusan kebijakan pengembangan
kelembagaan pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 77
Bidang Analisis mempunyai tugas melaksanakan analisis dalam penyiapan
perumusan kebijakan pengembangan kelembagaan.
Pasal 78
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77, Bidang
Analisis menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan pengembangan kelembagaan
perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan; dan

pada

b. penyiapan perumusan kebijakan pengembangan kelembagaan pada badan
usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 79
Bidang Analisis terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan;
dan
b. Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang.
Pasal 80
(1)
Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan
Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan pengembangan kelembagaan pada perguruan tinggi, dan lembaga
penelitian dan pengembangan.
(2)
Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pengembangan
kelembagaan pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 81
Bidang Program mempunyai tugas melaksanakan program dalam penyiapan
perumusan kebijakan pengembangan kelembagaan.
Pasal 82
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81, Bidang
Program menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan pengembangan kelembagaan
perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan; dan

pada

b. penyiapan perumusan kebijakan pengembangan kelembagaan pada badan
usaha dan lembaga penunjang.

DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

16

Pasal 83
Bidang Program terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan;
dan
b. Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang.
Pasal 84
(1) Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan
pengembangan kelembagaan pada perguruan tinggi, dan lembaga
penelitian dan pengembangan.
(2) Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pengembangan
kelembagaan pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 85
Asisten Deputi Penataan Kelembagaan mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan kebijakan koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta
pemantauan, evaluasi dan analisis di bidang penataan kelembagaan.
Pasal 86
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85, Asisten
Deputi Penataan Kelembagaan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan
pemetaan;

kebijakan

penataan

kelembagaan

di

bidang

b. penyiapan perumusan kebijakan penataan kelembagaan di bidang analisis;
dan
c. penyiapan perumusan kebijakan penataan kelembagaan di bidang program.
Pasal 87
Asisten Deputi Penataan Kelembagaan terdiri atas:
a. Bidang Pemetaan;
b. Bidang Analisis; dan
c. Bidang Program.
Pasal 88
Bidang Pemetaan mempunyai tugas melaksanakan pemetaan dalam penyiapan
perumusan kebijakan penataan kelembagaan.
Pasal 89
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88, Bidang
Pemetaan menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan penataan kelembagaan pada perguruan
tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan; dan

DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

17

b. penyiapan perumusan kebijakan penataan kelembagaan pada badan usaha
dan lembaga penunjang.
Pasal 90
Bidang Pemetaan terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan;
dan
b. Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang.
Pasal 91
(1) Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan
penataan kelembagaan pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan
pengembangan.
(2) Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan penataan kelembagaan
pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 92
Bidang Analisis mempunyai tugas melaksanakan analisis dalam penyiapan
perumusan kebijakan penataan kelembagaan.
Pasal 93
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92, Bidang
Analisis menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan penataan kelembagaan pada perguruan
tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan; dan
b. penyiapan perumusan kebijakan penataan kelembagaan pada badan usaha
dan lembaga penunjang.
Pasal 94
Bidang Analisis terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan;
dan
b. Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang.
Pasal 95
(1) Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan
penataan kelembagaan pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan
pengembangan.
(2) Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan penataan kelembagaan
pada badan usaha dan lembaga penunjang.

DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

18

Pasal 96
Bidang Program mempunyai tugas melaksanakan program dalam penyiapan
perumusan kebijakan penataan kelembagaan.
Pasal 97
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 96, Bidang
Program menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan penataan kelembagaan pada perguruan
tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan; dan
b. penyiapan perumusan kebijakan penataan kelembagaan pada badan usaha
dan lembaga penunjang.
Pasal 98
Bidang Program terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan;
dan
b. Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang.
Pasal 99
(1)

Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan
Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan kebijakan penataan kelembagaan pada perguruan tinggi, dan
lembaga penelitian dan pengembangan.

(2)

Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan penataan
kelembagaan pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 100

Asisten Deputi Kompetensi Kelembagaan mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan kebijakan koordinasi pelaksanaan kebijakan,
pemantauan, evaluasi dan analisis di bidang kompetensi kelembagaan.
Pasal 101
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 99, Asisten
Deputi Kompetensi Kelembagaan menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan kompetensi kelembagaan di bidang
pemetaan;
b. penyiapan perumusan kebijakan kompetensi kelembagaan di bidang
analisis;
c. penyiapan perumusan kebijakan kompetensi kelembagaan di bidang
program; dan
d. penyiapan perumusan kebijakan kompetensi kelembagaan di bidang
evaluasi.

DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

19

Pasal 102
Asisten Deputi Kompetensi Kelembagaan terdiri atas:
a. Bidang Pemetaan;
b. Bidang Analisis;
c. Bidang Program; dan
c. Bidang Evaluasi.
Pasal 103
Bidang Pemetaan mempunyai tugas melaksanakan pemetaan dalam penyiapan
perumusan kebijakan kompetensi kelembagaan.
Pasal 104
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 103, Bidang
Pemetaan menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan kompetensi kelembagaan pada perguruan
tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan; dan
b. penyiapan perumusan kebijakan kompetensi kelembagaan pada badan
usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 105
Bidang Pemetaan terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan;
dan
b. Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang.
Pasal 106
(1)

Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan
Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan kebijakan kompetensi kelembagaan pada perguruan tinggi,
dan lembaga penelitian dan pengembangan.

(2)

Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan kompetensi
kelembagaan pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 107

Bidang Analisis mempunyai tugas melaksanakan analisis dalam penyiapan
perumusan kebijakan kompetensi kelembagaan.
Pasal 108
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 107, Bidang
Analisis menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan kompetensi kelembagaan pada perguruan
tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan; dan
b. penyiapan perumusan kebijakan kompetensi kelembagaan pada badan
DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

20

usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 109
Bidang Analisis terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan;
dan
b. Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang.
Pasal 110
(1) Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan
kompetensi kelembagaan pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian
dan pengembangan.
(2) Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan kompetensi
kelembagaan pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 111
Bidang Program mempunyai tugas melaksanakan program dalam penyiapan
perumusan kebijakan kompetensi kelembagaan.
Pasal 112
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 111, Bidang
Program menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan kompetensi kelembagaan pada perguruan
tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan; dan
b. penyiapan perumusan kebijakan kompetensi kelembagaan pada badan
usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 113
Bidang Program terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan;
dan
b. Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang.
Pasal 114
(1)

Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan
Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan kebijakan kompetensi kelembagaan pada perguruan tinggi,
dan lembaga penelitian dan pengembangan.

(2)

Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan kompetensi
kelembagaan pada badan usaha dan lembaga penunjang.

DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

21

Pasal 115
Bidang Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan pemantauan dan evaluasi
dalam penyiapan perumusan kebijakan kompetensi kelembagaan.
Pasal 116
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 115, Bidang
Evaluasi menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi dalam penyiapan perumusan
kebijakan kompetensi pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan
pengembangan; dan
b. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi dalam penyiapan perumusan
kebijakan kompetensi pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 117
Bidang Evaluasi terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan;
dan
b. Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang.
Pasal 118
(1) Subbidang Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi
dalam perumusan kebijakan kompetensi kelembagaan pada perguruan
tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan.
(2) Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi dalam perumusan
kebijakan kompetensi kelembagaan pada badan usaha dan lembaga
penunjang.
Pasal 119
Asisten Deputi Legislasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan koordinasi pelaksanaan
kebijakan, pemantauan, evaluasi dan analisis di bidang legislasi ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Pasal 120
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 119, Asisten
Deputi Legislasi Ilmu pengetahuan dan teknologi menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan legislasi ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang pemetaan;
b. penyiapan perumusan kebijakan legislasi ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang analisis; dan
c. penyiapan perumusan kebijakan legislasi ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang program.

DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

22

Pasal 121
Asisten Deputi Legislasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terdiri atas:
a. Bidang Pemetaan;
b. Bidang Analisis; dan
c. Bidang Program.
Pasal 122
Bidang Pemetaan mempunyai tugas melaksanakan pemetaan dalam penyiapan
perumusan kebijakan legislasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pasal 123
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 122, Bidang
Pemetaan menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan legislasi ilmu pengetahuan dan teknologi
pada perguruan tinggi dan lembaga penelitian dan pengembangan;
b. penyiapan perumusan kebijakan legislasi ilmu pengetahuan dan teknologi
pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 124
Bidang Pemetaan terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan;
dan
b. Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang.
Pasal 125
(1)

Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan
Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan kebijakan legislasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada
perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan.

(2)

Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan legislasi ilmu
pengetahuan dan teknologi pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 126

Bidang Analisis mempunyai tugas melaksanakan analisis dalam penyiapan
perumusan kebijakan legislasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pasal 127
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 126, Bidang
Analisis menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan legislasi ilmu pengetahuan dan teknologi
pada perguruan tinggi dan lembaga penelitian dan pengembangan;
b. penyiapan perumusan kebijakan legislasi ilmu pengetahuan dan teknologi
pada badan usaha dan lembaga penunjang.
DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

23

Pasal 128
Bidang Analisis terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan;
dan
b. Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang.
Pasal 129
(1)

Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan
Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan kebijakan legislasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada
perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan.

(2) Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan legislasi ilmu
pengetahuan dan teknologi pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 130
Bidang Program mempunyai tugas melaksanakan program dalam penyiapan
perumusan kebijakan legislasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pasal 131
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 130, Bidang
Program menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan legislasi ilmu pengetahuan dan teknologi
pada perguruan tinggi dan lembaga penelitian dan pengembangan;
b. penyiapan perumusan kebijakan legislasi ilmu pengetahuan dan teknologi
pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 132
Bidang Program terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan;
dan
b. Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang.
Pasal 133
(1) Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan
legislasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada perguruan tinggi, dan
lembaga penelitian dan pengembangan.
(2) Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan legislasi ilmu
pengetahuan dan teknologi pada badan usaha dan lembaga penunjang.

DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

24

Pasal 134
Asisten Deputi Budaya dan Etika Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mempunyai
tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan koordinasi pelaksanaan
kebijakan, pemantauan, evaluasi dan analisis di bidang budaya dan etika Ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Pasal 135
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 134, Asisten
Deputi Budaya dan Etika Ilmu pengetahuan dan teknologi menyelenggarakan
fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan budaya dan etika Ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang pemetaan;
b. penyiapan perumusan kebijakan budaya dan etika Ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang analisis;
c. penyiapan perumusan kebijakan budaya dan etika Ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang program; dan
d. penyiapan perumusan kebijakan budaya dan etika Ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang evaluasi.
Pasal 136
Asisten Deputi Budaya dan Etika Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terdiri atas:
a. Bidang Pemetaan;
b. Bidang Analisis;
c. Bidang Program; dan
d. Bidang Evaluasi.
Pasal 137
Bidang Pemetaan mempunyai tugas melaksanakan pemetaan dalam penyiapan
perumusan kebijakan budaya dan etika ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pasal 138
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 137, Bidang
Pemetaan menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan budaya dan etika ilmu pengetahuan dan
teknologi pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan
pengembangan; dan
b. penyiapan perumusan kebijakan budaya dan etika ilmu pengetahuan dan
teknologi pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 139
Bidang Pemetaan terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan;
dan
b. Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang.
DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

25

Pasal 140
(1) Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan
budaya dan etika ilmu pengetahuan dan teknologi pada perguruan tinggi,
dan lembaga penelitian dan pengembangan.
(2) Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan budaya dan etika ilmu
pengetahuan dan teknologi pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 141
Bidang Analisis mempunyai tugas melaksanakan analisis dalam penyiapan
perumusan kebijakan budaya dan etika ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pasal 142
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 141, Bidang
Analisis menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan budaya dan etika ilmu pengetahuan dan
teknologi pada perguruan tinggi dan lembaga penelitian dan pengembangan;
dan
b. penyiapan perumusan kebijakan budaya dan etika ilmu pengetahuan dan
teknologi pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 143
Bidang Analisis terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan;
dan
b. Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang.
Pasal 144
(1) Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan
budaya dan etika ilmu pengetahuan dan teknologi pada perguruan tinggi,
dan lembaga penelitian dan pengembangan.
(2) Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan budaya dan etika ilmu
pengetahuan dan teknologi pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 145
Bidang Program mempunyai tugas melaksanakan program dalam penyiapan
perumusan kebijakan budaya dan etika ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pasal 146
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 145, Bidang
Program menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan budaya dan etika ilmu pengetahuan dan

DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

26

teknologi pada perguruan
pengembangan; dan

tinggi,

dan

lembaga

penelitian

dan

b. penyiapan perumusan kebijakan budaya dan etika ilmu pengetahuan dan
teknologi pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 147
Bidang Program terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan;
dan
b. Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang.
Pasal 148
(1)

Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan
Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan kebijakan budaya dan etika ilmu pengetahuan dan teknologi
pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan.

(2)

Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan budaya dan etika
ilmu pengetahuan dan teknologi pada badan usaha dan lembaga
penunjang.
Pasal 149

Bidang Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan pemantauan dan evaluasi
dalam penyiapan perumusan kebijakan budaya dan etika ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Pasal 150
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 149, Bidang
Evaluasi menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi dalam perumusan kebijakan
budaya dan etika pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan
pengembangan; dan
b. penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi dalam perumusan kebijakan
budaya dan etika pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 151
Bidang Evaluasi terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan;
dan
b. Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang.
Pasal 152
(1) Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi
dalam perumusan kebijakan budaya dan etika ilmu pengetahuan dan

DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

27

teknologi pada
pengembangan.

perguruan

tinggi,

dan

lembaga

penelitian

dan

(2) Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi dalam perumusan
kebijakan budaya dan etika ilmu pengetahuan dan teknologi pada badan
usaha dan lembaga penunjang.

DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

28

BAB V
DEPUTI BIDANG
SUMBER DAYA ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Pasal 153
(1) Deputi Bidang Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah unsur
pelaksana sebagian tugas dan fungsi Kementerian Riset dan Teknologi.
(2) Deputi Bidang Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dipimpin oleh
Deputi, yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Menteri
Negara Riset dan Teknologi.
Pasal 154
(1) Deputi Bidang Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mempunyai
tugas menyiapkan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan
kebijakan di bidang sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Deputi Bidang Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi secara
administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Kementerian.
Pasal 155
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 154 ayat (1),
Deputi Bidang Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang sumber daya ilmu pengetahuan
dan teknologi;
b. koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang sumber daya ilmu pengetahuan
dan teknologi;
c. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan tentang masalah atau
kegiatan bidang sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Negara Riset dan
Teknologi.
Pasal 156
Deputi Bidang Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terdiri atas:
a. Asisten Deputi Investasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
b. Asisten Deputi Sumber Daya Manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
c. Asisten Deputi Sarana dan Prasarana Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
d. Asisten Deputi Data dan Informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; dan
e. Asisten Deputi Kekayaan Intelektual dan Standardisasi Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi.
DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

29

Pasal 157
Asisten Deputi Investasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan
kebijakan, serta pemantauan, evaluasi dan analisis di bidang investasi Ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Pasal 158
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 157, Asisten
Deputi Investasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan investasi ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang industri;
b. penyiapan perumusan kebijakan investasi ilmu pengetahuan dan teknologi
pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan;
c. penyiapan perumusan kebijakan investasi ilmu pengetahuan dan teknologi
pada badan usaha dan lembaga penunjang; dan
d. penyiapan perumusan kebijakan investasi ilmu pengetahuan dan teknologi
pada masyarakat.
Pasal 159
Asisten Deputi Investasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terdiri atas:
a. Bidang Industri;
b. Bidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan;
c. Bidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang; dan
d. Bidang Masyarakat.
Pasal 160
Bidang Industri mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan
kebijakan investasi ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang industri.
Pasal 161
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 160, Bidang
Industri menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan investasi ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang industri kecil menengah dan koperasi; dan
b. penyiapan perumusan kebijakan investasi ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang industri besar.
Pas