ProdukHukum RisTek

PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI
NOMOR : 05 /M/PER/VIII/2007
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN NASKAH PERJANJIAN DI LINGKUNGAN
KEMENTERIAN NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI
MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI,
Menimbang :

a. bahwa dalam rangka menumbuhkembangkan potensi Kementerian
Negara Riset dan Teknologi dalam kemitraan serta membina
kepercayaan pihak mitra, perlu upaya peningkatan tertib administrasi
bagi pelaksanaan kerjasama kemitraan;
b. bahwa guna meningkatkan tertib administrasi pelaksanaan kerjasama
kemitraan dimaksud pada butir a di atas perlu dibuat tata cara
penyusunan rancangan naskah perjanjian serta kewenangan pejabat
penandatangan naskah perjanjian dengan Peraturan Menteri Negara
Riset dan Teknologi;

Mengingat :

1. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman

Pelaksanaan
Pengadaan
Barang/Jasa
Instansi
Pemerintah
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Perubahan Ke Enam
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 85 Tahun 2006;
2. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor
62 Tahun 2005;
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
4. Peraturan
Menteri
Negara
Riset
dan
Teknologi
Nomor

02/M/PER/III/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Negara Riset dan Teknologi, sebagaimana diubah terakhir dengan
Peraturan
Menteri
Negara
Riset
dan
Teknologi
Nomor
06/M/PER/VII/2006;

DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :

PERATURAAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI
TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN NASKAH PERJANJIAN DI
LINGKUNGAN KEMENTERIAN NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI.


BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :
a. Kesepakatan Bersama atau yang dalam bahasa Inggris biasa digunakan istilah
Memorandum of Understanding (MoU) atau semacamnya, adalah perjanjian payung
yang belum mengikat secara hukum.
b. Perjanjian Kerjasama adalah segala bentuk perikatan yang memuat ketentuanketentuan yang mengikat secara hukum yang dibuat untuk dan atas nama
Kementerian Negara Riset dan Teknologi dengan Pihak Mitra.
c. Kontrak adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, yang ditandatangani oleh
pejabat berwenang, yang berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa di lingkungan
Kementerian Negara Riset dan Teknologi.
d. Menteri adalah Menteri Negara Riset dan Teknologi.
e.

Sekretaris adalah Sekretaris Menteri Negara Riset dan Teknologi.

f.

Unit Pemrakarsa adalah unit kerja struktural paling rendah eselon II yang

mengusulkan dan menyusun naskah perjanjian.

g.

Naskah Awal adalah naskah yang memuat pokok-pokok pikiran tentang substansi
yang akan diperjanjikan.

h.

Naskah Final adalah naskah yang sah dan boleh ditanda tangani untuk dan atas
nama Kementerian Negara Riset dan Teknologi.

j.

Kertas Lembar Pengesahan adalah lembar yang memuat alur, nama, jabatan,
tanggal, dan paraf.

DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

BAB II

RUANG LINGKUP DAN JENIS PERJANJIAN
Bagian Kesatu
Ruang Lingkup Perjanjian
Pasal 2
Ruang Lingkup perjanjian yang dapat diadakan di lingkungan Kementerian Negara Riset
dan Teknologi adalah seluruh perjanjian yang berkaitan dengan penelitian,
pengembangan dan penerapan (litbangrap) kegiatan riset, ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Bagian Kedua
Jenis Perjanjian
Pasal 3
Jenis perjanjian yang dapat diadakan di lingkungan Kementerian Negara Riset dan
Teknologi antara lain adalah :
a) Kesepakatan Bersama;
b) Perjanjian Kerjasama;
c) Kontrak.

BAB III
KESEPAKATAN BERSAMA
Bagian Kesatu

Naskah
Pasal 4
(1) Naskah awal kesepakatan bersama dibuat oleh Unit Pemrakarsa.
(2) Naskah kesepakatan bersama dibuat di atas kertas berlogo Garuda atau logo Ristek.
(3) Kertas berlogo Garuda sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini hanya
dipergunakan untuk kesepakatan bersama yang ditandatangani oleh Menteri. Dalam
hal tertentu Menteri dapat menandatangani kesepakatan bersama dengan
mempergunakan kertas berlogo Ristek.
(3) Logo Garuda sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pasal ini diletakkan di pojok kiri
atas, atau diletakkan di tengah jika pihak lain menggunakan logo yang sama.
(4) Kesepakatan bersama yang ditandatangani oleh Pejabat selain Menteri hanya
mempergunakan kertas berlogo Ristek.
(5) Logo Ristek sebagaimana dimaksud pada ayat (5) Pasal ini diletakkan di pojok kiri
atas.
DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

(6) Logo Garuda dan logo Ristek sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini, bentuk dan
warnanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Bagian Kedua

Telaahan
Pasal 5
(1) Naskah kesepakatan bersama memerlukan telaah aspek substansi, program dan
hukum.
(2) Telaah aspek substansi dan program dilakukan oleh pimpinan unit pemrakarsa dan
Biro Perencanaan, yang ruang lingkupnya adalah mengkaji isi kesepakatan bersama
yang meliputi tujuan, ruang lingkup, bentuk kerjasama, pembiayaan, jangka waktu,
dan keterkaitanya dengan program yang mendukung kebijakan Kementerian Negara
Riset dan Teknologi serta hal-hal lain yang dipandang perlu.
Telaah aspek hukum dilakukan oleh Biro Hukum dan Humas yang ruang lingkupnya
adalah mengkaji isi naskah kesepakatan bersama terhadap penerapan prinsipprinsip hukum yang meliputi persyaratan subyektif, persyaratan obyektif, penafsiran
hukum dan format.

(3)

(4) Naskah kesepakatan bersama yang memerlukan telaahan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal ini disampaikan kepada Biro Hukum dan Humas paling lambat 7 (tujuh)
hari kerja sebelum penandatanganan.

Bagian Ketiga

Paraf
Pasal 6
(1) Naskah kesepakatan bersama memerlukan paraf dari Unit Pemrakarsa, Biro Hukum
dan Humas, Biro Perencanaan dan Sekretaris Menteri, di atas kertas lembar proses
apabila naskah kesepakatan bersama ditandatangani oleh Menteri atau Pejabat
Eselon I.
(2) Naskah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini disampaikan kepada Biro
Hukum dan Humas, Biro Perencanaan dan Sekretaris Menteri, untuk diparaf paling
lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum pelaksanaan penandatanganan.

Bagian Keempat
Naskah final
Pasal 7

DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

(1) Naskah kesepakatan bersama yang telah ditelaah aspek substansi, aspek hukum,
serta aspek program sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, dan telah diparaf oleh
pimpinanan Unit Pemrakarsa, Biro Hukum dan Humas, Biro Perencanaan dan
Sekretaris Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 disebut naskah final

kesepakatan bersama.
(2) Naskah yang sah dan boleh ditandatangani untuk dan atas nama Kementerian
Negara Riset dan Teknologi adalah naskah final.
(3) Unit Pemrakarsa
penandatangannya.

bertanggung

jawab

atas

naskah

final

serta

proses


Bagian Kelima
Pejabat Penandatangan
Pasal 8
(1) Menteri adalah pejabat yang berwenang menandatangani naskah kesepakatan
bersama dengan pihak lain.
(2) Menteri dapat memberikan kuasa kepada pejabat Eselon I di bawahnya atau
serendah-rendahnya kepada Pejabat Eselon II di lingkungan Kementerian Negara
Riset dan Teknologi, untuk mewakili penandatanganan naskah kesepakatan
bersama.
(3) Menteri dalam memberikan kuasa kepada pejabat di bawahnya mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut :
a. adanya keterkaitan antara substansi kesepakatan bersama dengan fungsi dan
tanggungjawab pejabat yang diberi kuasa dalam operasionalisasi perjanjian
dimaksud;
b. Pejabat yang diberi kuasa adalah pejabat dalam jabatan yang sejajar atau setara
dengan Pejabat penandatangan dari pihak mitra.
Bagian Keenam
Kuasa Menandatangani
Pasal 9
Pimpinan unit pemrakarsa mengajukan permohonan memperoleh kuasa kepada

Menteri untuk menandatangani naskah final kesepakatan bersama melalui Sekretaris
Menteri.
(2) Surat Kuasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatangani oleh Sekretaris
Menteri.

(1)

(3) Pejabat Eselon I dan eselon II sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 ayat (2) di atas
mengajukan permohonan memperoleh kuasa kepada Menteri untuk menandatangani
naskah final kesepakatan bersama melalui Sekretaris Menteri.
DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

(4) Sekretaris Menteri dapat menandatangani kuasa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) atas nama Menteri.
BAB IV
PERJANJIAN KERJASAMA
Bagian Kesatu
Naskah
Pasal 10
(1) Naskah perjanjian kerjasama dibuat oleh Unit Pemrakarsa.
(2) Naskah perjanjian kerjasama dibuat di atas kertas berlogo Ristek. Logo Ristek
diletakkan di pojok kiri atas.
(3) Logo Ristek sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini bentuk dan warnanya sesuai
ketentuan perundangan yang berlaku.

Bagian Kedua
Telaahan
Pasal 11
(1) Naskah perjanjian kerjasama memerlukan telaah aspek substansi dan aspek hukum.
(2) Telaah aspek substansi dilakukan oleh pimpinan unit pemrakarsa dan Biro
Perencanaan. Telaah aspek substansi adalah mengkaji isi perjanjian kerjasama yang
meliputi tujuan, ruang lingkup, hak dan kewajiban, pembiayaan, jangka waktu, dan
hal-hal lain yang bersifat teknis.
(3) Telaahan aspek hukum dilakukan oleh Biro Hukum dan Humas. Telaahan aspek
hukum adalah mengkaji isi naskah perjajian kerjasama terhadap penerapan prinsipprinsip hukum yang meliputi persyaratan subyektif, persyaratan obyektif, penafsiran
hukum dan format.

Bagian Ketiga
Paraf Naskah
Pasal 12
(1) Naskah perjanjian kerjasama memerlukan paraf dari Unit Pemrakarsa, Biro Hukum
dan Humas, dan Sekretaris Menteri, di atas kertas lembar proses.

DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

(2) Naskah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini disampaikan kepada Biro
Hukum dan Humas, serta Sekretaris Menteri, untuk diparaf paling lama 5 (lima) hari
kerja sebelum pelaksanaan penandatanganan.
Bagian Keempat
Naskah final
Pasal 13
(1) Naskah perjanjian kerjasama yang telah ditelaah aspek substansi dan aspek hukum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, dan telah diparaf oleh pimpinanan Unit
Pemrakarsa, Biro Hukum dan Humas serta Sekretaris Menteri sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 disebut naskah final perjanjian kerjasama.
(2) Naskah final adalah naskah yang sah dan boleh ditandatangani untuk dan atas nama
Kementerian Negara Riset dan Teknologi.
(3) Unit Pemrakarsa bertanggung
penandatangannya.

jawab

atas

naskah

final

serta

proses

Bagian Kelima
Pejabat Penandatangan Naskah Final
Pasal 14
(1) Pejabat Eselon I atau Eselon II adalah pejabat yang berwenang menandatangani
naskah final perjanjian kerjasama untuk dan atas nama Kementerian Negara Riset
dan Teknologi dengan persetujuan Sekretaris Menteri.
(2) Kewenangan pejabat untuk menandatangani perjanjian kerjasama sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, memperhatikan:
a. Ruang lingkup kewenangan dan tanggung jawab terhadap substansi perjanjian
kerjasama;
b. Pejabat penandatangan adalah pejabat yang sejajar atau setara dengan pejabat
penandatangan dari Pihak Mitra.
BAB V
KONTRAK
Bagian Kesatu
Naskah
Pasal 15
(1)

Naskah kontrak dibuat atau disiapkan oleh pejabat pembuat komitmen.

DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

(2)

Naskah kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini dibuat di atas
kertas berlogo Ristek, yang diletakkan di tengah atas.

(3)

Logo Ristek sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini bentuk dan warnanya
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Bagian Kedua
Telaahan
Pasal 16
(1)

Setiap Kontrak memerlukan telaahan aspek hukum oleh Biro Hukum dan Humas,
dan Kontrak senilai di atas 50.000.000.000 (lima puluh milyar rupiah) memerlukan
pendapat dari ahli hukum kontrak yang profesional.

(2) Telaahan aspek hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini adalah
mengkaji isi kontrak terhadap penerapan prinsip-prinsip hukum kontrak yang
meliputi persyaratan umum, persyaratan khusus, penafsiran hukum dan format
kontrak.

Bagian Ketiga
Paraf
Pasal 17
(1) Naskah kontrak memerlukan paraf Biro Hukum dan Humas, di atas kertas lembar
proses.
(2) Naskah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini disampaikan kepada Biro
Hukum dan Humas, untuk diparaf paling lambat 5 (lima) hari kerja sebelum
pelaksanaan penandatanganan.

Bagian Keempat
Naskah Final
Pasal 18
(1) Naskah kontrak yang telah ditelaah aspek substansi dan aspek hukumnya,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, yang telah diparaf oleh Penanggungjawab
Kegiatan, Kuasa Pengguna Anggaran dan Biro Hukum dan Humas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 disebut naskah final.
(2) Naskah final adalah naskah yang sah dan boleh ditandatangani untuk dan atas nama
Kementerian Negara Riset dan Teknologi. Naskah final dibuat dalam rangkap dua
asli.

DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

(3) Pejabat Pembuat Komitmen bertanggung jawab atas naskah final serta proses
penandatangannya.

Bagian Keenam
Pejabat Penandatangan Kontrak
Pasal 19
(1)

Pejabat Pembuat komitmen adalah pejabat yang memiliki kewenangan
menandatangani kontrak dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa.

(2)

Pejabat yang memiliki kewenangan untuk menandatangani kontrak yang bernilai di
atas Rp. 50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah) adalah pengguna barang/jasa.
Bagian Ketujuh
Penandatangan Kontrak
Pasal 20

(1) Sebelum dilakukan penandatangan oleh para pihak, setiap naskah final kontrak
memerlukan paraf dari Penanggungjawab Kegiatan, Kuasa Pengguna Anggaran dan
Biro Hukum dan Humas, di atas kertas lembar proses.
(2) Naskah final sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini disampaikan kepada
Biro Hukum dan Humas untuk diparaf, paling lambat 5 (lima) hari kerja sebelum
penandatanganan
BAB VI
FORMAT NASKAH PERJANJIAN
Pasal 21
Setiap perjanjian yang dibuat sekurang-kurangnya memenuhi unsur-unsur ketentuan
standar baku pada lampiran I, II, dan III peraturan ini, yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri Negara Riset dan Teknologi ini.
BAB VII
BAHASA
Pasal 22
(1) Naskah Perjanjian dibuat dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar sesuai dengan kaedah penulisan Bahasa Indonsia yang telah disempurnakan.
(2) Naskah Perjanjian yang melibatkan pihak asing dibuat dalam satu naskah dengan
menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, namun sebagai tambahan
pihak mitra asing dapat membuat satu Naskah Perjanjian dengan menggunakan
bahasa asing lainnya.

DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

BAB VIII
PELANGGARAN
Pasal 23
(1) Perjanjian yang tidak memenuhi ketentuan di dalam Peraturan ini merupakan
pelanggaran administratif.
(2) Kementerian Negara Riset dan Teknologi tidak bertanggungjawab atas setiap
Perjanjian yang tidak memenuhi ketentuan dalam peraturan ini.

BAB IX
PENOMORAN DAN DOKUMENTASI
Pasal 24
(1) Penomoran dan Pendokumentasi setiap naskah kesepakatan bersama dan perjanjian
kerjasama dilakukan oleh Bagian Hukum, Biro Hukum dan Humas atas dasar naskah
asli yang telah ditandatangani dan dilengkapi dengan kertas lembar proses.
(2) Penomoran dan Pendokumentasian naskah kesepakatan bersama dan perjanjian
kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini yang ditandatangani bukan
oleh Menteri dilampiri surat kuasa asli.
(3) Penomoran setiap naskah asli kontrak dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
masing-masing.
(4) Pejabat Pembuat Komitmen mendokumentasikan naskah asli kontrak yang telah
ditandatangani oleh kedua belah pihak dan menyerahkan foto copy naskah asli
kontrak kepada Bagian Hukum Biro Hukum dan Humas disertai dengan kertas lembar
proses.

BAB X
KETENTUAN PERALIHAN DAN
KETENTUAN PENUTUP
Bagian Kesatu
Ketentuan Peralihan
Pasal 25
Dengan berlakunya peraturan ini, Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Nomor
10/M/Kp/I/2003 tentang Tata Cara Penyusunan Rancangan Naskah Perjanjian serta
Kewenangan Pejabat Penandatangan Naskah Perjanjian untuk dan atas nama
Kementerian Negara Riset dan Teknologi dinyatakan masih berlaku sampai dengan
Peraturan ini berlaku efektif.

DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

Bagian Kedua
Ketentuan Penutup
Pasal 26
Peraturan ini mulai berlaku efektif pada tanggal 2 Januari 2008.

Ditetapkan di
Pada tanggal

:
:

J a k a r ta
28 Agustus 2007

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI
Ttd,
KUSMAYANTO KADIMAN

DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

LAMPIRAN I
Peraturan Menteri Negara Riset dan Teknologi
Nomor : 05/M/PER/VIII/2007

I. KESEPAKATAN BERSAMA
Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan ini, maka dalam penyusunan naskah
Kesepakatan Bersama di lingkungan Kementerian Negara Riset dan Teknologi harus
memuat sekurang-kurangnya :

1. Para Pihak yang bersepakat.
2. Nomor Kesepakatan Bersama.
3. Tanggal,Bulan , dan Tahun dibuatnya Kesepakatan Bersama.
4. Tujuan dibuatnya Kesepakatan Bersama.
5. Ruang Lingkup Kesepakatan Bersama.
6. Pelaksanaan.
7. Pembiayaan.
8. Hak Kekayaan Intelektual.
9. Masa Berlaku.
10. Lain-lain.
11. Penutup.

DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

LAMPIRAN II
Peraturan Menteri Negara Riset dan Teknologi
Nomor : 05/M/PER/VIII/2007

II. PERJANJIAN KERJASAMA

Berdasarkan Peraturan ini, maka dalam penyusunan naskah Perjanjian Kerjasama di
lingkungan Kementerian Negara Riset dan Teknologi harus memuat sekurangkurangnya :

1. Para Pihak yang Bersepakat.
2. Nomor Perjanjian Kerjasama.
3. Tanggal,Bulan, dan Tahun dibuatnya Perjanjian Kerjasama.
4. Dasar dibuatnya Perjanjian Kerjasama. (Bila diperlukan).
5. Ruang Lingkup.
6. Maksud dan Tujuan dibuatnya Perjanjian Kerjasama.
7. Bentuk Perjanjian Kerjasama.
8. Hak dan Kewajiban Para Pihak.
9. Biaya Pelaksanaan Kegiatan.
10. Monitoring dan Evaluasi.
11. Keadaan Kahar (Force Majeure).
12. Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan.
13. Penyelesaian Perselisihan.
14. Addendum.
15. Penutup.

DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

LAMPIRAN III
Peraturan Menteri Negara Riset dan Teknologi
Nomor : 05/M/PER/VIII/2007
III. KONTRAK
Kontrak sekurang-kurangnya memuat ketentuan sebagai berikut :
1. Para Pihak yang menandatangani kontrak yang meliputi nama, jabatan, dan
alamat.
2. Nomor Kontrak.
3. Tanggal, Bulan dan Tahun dibuatnya Kontrak.
4. Pokok Pekerjaan yang diperjanjikan dengan uraian yan jelas mengenai jenis dan
jumlah barang/jasa yang diperjanjikan.
5. Syarat Umum Kontrak yang meliputi:
a. Penafsiran;
b. Pengertian Peristilahan (Definisi);
c. Daftar Referensi Kerja.
6. Dokumen Kontrak, yang meliputi :
a. Surat Perjanjian/Kontrak dan lampirannya;
b. Syarat umum kontrak;
c. Syarat khusus kontrak;
d. Penawaran dan lampirannya;
e. Kerangka Acuan Kerja (KAK/TOR);
f. Dokumen pengadaan dan lampiran.
7. Lingkup Pekerjaan.
8. Jangka Waktu Pelaksanaan.
9. Hak dan kewajiban para pihak yang terikat di dalam perjanjian.
10. Nilai atau harga kontrak pekerjaan, serta syarat-syarat pembayaran.
11. Persyaratan dan spesifikasi teknis yang jelas dan terinci.
12. Tata Cara Pembayaran.

13. Tempat dan jangka waktu penyelesaian/penyerahan dengan disertai jadual waktu
penyelesaian/penyerahan yang pasti serta syarat-syarat penyerahannya.
DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

14. Perubahan Personil/Tenaga Ahli.
15. Pengawasan dan Pembantuan Pekerjaan.
16. Pengalihan Pekerjaan Kepada Pihak Lain.
17. Hak Paten, Hak Cipta dan Merek.
18. Jaminan Teknis /hasil pekerjaan yang dilaksanakan dan/atau ketentuan mengenai
kelaikan.
19. Materai, Pajak Dan Biaya Lainnya.
20. Asuransi.
21. Perubahan Kegiatan Pekerjaan.
22. Ketentuan Keadaan Kahar (Force Majeur).
23. Ketentuan mengenai Cidera Janji dan sansi dalam hal para pihak tidak memenuhi
kewajibannya.
24. Ketentuan mengenai Denda Keterlambatan.
25. Ketentuan mengenai Penghentian dan Pemutusan Kontrak Secara Sepihak.
26. Ketentuan mengenai Penyelesaian Perselisihan.
27. Ketentuan mengenai Perlindungan Tenaga Kerja.
28. Ketentuan mengenai Bentuk dan Tanggungjawab Gangguan Lingkungan.
29. Ketentuan mengenai Tempat Kedudukan.
30. Ketentuan Tambahan.

Ditetapkan di :
Pada tanggal :

Jakarta
28 Agustus 2007

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI
Ttd,
KUSMAYANTO KADIMAN

DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS