PENGARUH KEGIATAN KELOMPOK KERJA GURU DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA GURU : Kajian Terhadap Guru Sekolah Dasar Di Lingkungan Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Subang Kabupaten Subang.

PENGARUH KEGIATAN KELOMPOK KERJA GURU
DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
TERHADAP KINERJA GURU

(Kajian Terhadap Guru Sekolah DasarDi Lingkungan Cabang
Dinas Pendidikan Kecamatan Subang Kabupaten Subang)

Tesis

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
pada Program Studi Administrasi Pendidikan

«
Oleh :

DEDEN HENDRIANA
009535

PROGRAM PASCA SARJANA


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2003

LEMBAR PENGESAHAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I

t-^^^^
Prof Dr. H. Abdul Azis Wahab, MA.

Pembimbing II

Prof. Dr. H. Djam'an Satori, M.A.

MENGETAHUI

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan


Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung

Prof. Dr. H. Tb. Abin Syamsjidtlm Makmun, M.A

ABSTRACT

ABSTRAK

Dcden Hendriana : THE EFFECT OF THE TEACHER

Deden Hendriana : PENGARUH KEGIATAN WORKING GROUP (TWG) ACTIVITY AND THEIR
KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DAN EDUCATIONAL
BACKGROUND
ON
THE
LATAR
BELAKANG
PENDIDIKAN PERFORMANCE OF ELEMENTARY
SCHOOL

TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH TEACHER IN THE SUBDISTRICT REGION OF

DASAR DILINGKUNGAN CABANG DINAS SUBANG EDUCATIONAL OFFICIAL.
PENDIDIKAN KECAMATAN SUBANG.
The Research was done based on the core of problem in
Pcnclilian ini dilakukan dengan mcmiliki inti dealing with how does the effect of TWG activity and their

pcrmasalahan tcntang Bagaimana Pcngaruh Kcgiatan
kclompok Kcrja Guru (KKG) dan Latar Bclakang
Pendidikan terhadap Kincrja Guru Sekolah Dasar di
Lingkungan Cabang Pendidikan Kecamatan Subang.
dengan mengungkap (1) apakah kcgiatan kclompok
kerja guru (KKG) berpengaruh sccara positip dan
signifikan terhadap kinerja guru, (2) apakah latar
belakang pendidikan berpengaruh secara positip dan
signifikan terhadap kinerja guru, dan (3) sejauhmana
pengaruh kegiatan kelompok kerja guru (KKG) dan
lalar belakang pendidikan sccara positip dan
signifikan terhadap kincrja guru. Sedangkan tujuan
penelitian ini untuk mengetahui tentang pcngaruh

kegiatan kclompok kerja gum (KKG) dan latar
bclakang pendidikan sccara positip dan signifikan
terhadap kincrjaguru sekolahdasar.

Dari pcrmasalahan dan tujuan penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif, mctodc
korclasional dan ex post facto. Populasinya adalah
scluruh guru sekolah dasar yang ada di lingkungan
Cabang Dinas pendidikan Kecamatan Subang. Tcknik

penarikan sampcl digunakan proporsional random

educational background on the performance of elementary
school teacher in the subdistrict region Subang educational
official. In accordance with the core of problem, there are

three question revealed by research , i,e.: (1) Does the TWG
activity contribute the positive and significant on the

performance of teacher ?, (2) Does the educational

background of the teacher contribute the positive and
significant influence on the performance of teacher ?, (3) In
what extent the influences of TWG activity and their

educational background contribute thepositive and significant
on the performance of teacher? Accordingly, the objective of
reseach is to attain the information in order to know about the

performance of elementary school teacher.
Inorder to respond theproblem or question and to attain

the reseach objective, it is used the quantitative reseach
approach by applicating the correlation and ex-post fact
methods. The population of reseach are all teacher of
elementary' school in subdistrict region ofSubang Educational
Office. The sampling technique of reseach was proposional
random sampling, and the total samples of reseach was 65
person.

The findings of reseach in accordance with the reseach


sampling dengan jumlah sampcl 65 orang.
question can be described as in the following : (1) there is
Hasil tcmuan/pcnclitian ini adalah (1) terhadap available of positive and significant relation between TWG
hubungan vang positip dan signifikan antara kegiatan activity and teacher performance, the finding is accord to the

kelompok kerja guru (KKG) dengan kinerja guru, ini similarity ofregression, Y= 24.88 + .5 X! with coefficient of
terlihal dari persamaan rcgresi Y = 24,88 - 0.5 X, correlation rxly = .699 and its coefficient of determination =
dengan kocfisien korclasi r sly =0. 699 dan koefisien 48.86%; (2) there is no the available of positive and
dctcrminastnya 48,86%. (2) tidak terhadap hubungan significant relation between the teacher educational
yang tcrlihat dari persamaan regresi Y= 75.62 + background and their performance, the finding based on the
0.08X2 dengan kocfisien korelasi r x2y = 0.119 dan result of similarity of regression, Y = 75.62 + 08X2 with the
kocfisien detcrminasinya 1,14%, (3) tcrdapat coefficient of correlation r^y = .119 and its coefficient of"
hubungan yang positip dan signifikan antara kegiatan determination = 1.14%; (3) there is the available of positive
kelompok kerja guru (KKG) dan latar belakang and significant relation between TWG activity and their

pendidikan dengan kinerja guru, ini terlihat dari educational background, the finding is based on the similarity
persamaan regresi Y= 13,78 + 0.5 X, + 0.1 X2 dengan of regression, Y = 13.78 + ,5X, + ,1X2 with coefficient of
koefisien korclasi r xlx2y = 0.712 dan koefisien correlation rxlx2y = .712 and its coefficient ofdetermination =
delcrminasinya 50.7%


Kcsimpulan dari penelitian ini niengungkapkan 50 7%.
In accordance with the finding of reseach. it can be
bahwa kegiatan kclompok kcrja guru (KKG) dan latar concluded that TWG activity and their educational
belakang pendidikan baik sccara sendiri-sendiri background, either personal or together, contribute the
maupun bersamaan memberikan pcngaruh yang positive and significant influence on the performance of

positip dan signifikan terhadap kincrja guru, kccuali teacher, except the influence of the teacher educational
la'.ar bclakang pendidikan terhadap kincrja guru background on tneir performance in which indicate the lower
menunjukan pcngaruh yangsangat rendah..

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi level of effect.
The finding of reseach can be used as input for
para pembuat kebijakan instilusi. pcngcloia
decision
makers, educational management institution,
pendidikan, masyarakat maupun pcnclili lainnya di
communilv,
or other researchers in order to increase the
dalam meningkaikan kuantitas dan kualitas kcgiatan

kclompok kcrja guru (KKG). latar bclakang quantity and quality of TWG activities, educational
background, and teacher performance ofelementary school.
pendidikan dan kincrja guru sekolah dasar

DAFTAR 1ST

Halaman

LEMBARAN PENGESAHAN
LEMBARAN PERSETUJUAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
PERNYATAAN

i
ii
iii
iv

ABSTRAK


v

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

vi
ix
xi
xiii
xiv

BAB I PENDAHULUAN

1

A. Latar Belakang Masalah


1

B. Rumusan Masalah

8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

9

D. Hipotesis Penelitian

11

E. KerangkaPenelitian

11

BAB II TINJAUANPUSTAKA


15

A. Konsep Administrasi Pendidikan

15

1. Pengertian Administrasi Pendidikan

15

2. Ruang Lingkup Kegiatan Administrasi Pendidikan

16

B. Konsep Kelompok dan Kelompok Kerja Guru (KKG)

23

1. Konsep Kelompok

23

2. Kelompok Kerja Guru

28

C. Pendidikan Guru

41

D. Kinerja

45

1. Hakekat Kinerja

45

2. Pengertian Kinerja

49

3. Penilaian Kinerja

50

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

52

5. Indikator-Indikator Keberhasilan Kinerja

54

ix

E. Hasil Penelitian yang Relevan

57

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

60

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

60

B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
2. Sampel
C. Teknik Pengumpulan Data
D. Langkah-Langkah Kegiatan Penelitian
E. UjiCoba Instrumen Pengumpul Data

61
61
61
64
66
67

1. Analisis Validitas

68

2. Analisis Reliabilitas

70

F. Teknik Analisis Data

72

1. Pengujian Normalitas Data
2. Pengujian Hipotesis

72
75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

79

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Gambaran Sampel Penelitian

79
79

2. Gambaran Data Variabel Penelitian

82

B. Pengujian Hipotesis
1. Analisis Regresi

86


2. Analisis Korelasi
C. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB V KESIMPULAN, IMPLLKASI DAN REKOMENDASI

86
88
91

96

A. Kesimpulan
B. Implikasi

96
97

C. Rekomendasi

"

DAFTAR PUSTAKA

102

DAFTAR TABEL

Label

Halaman

1. Keadaan Jumlah Guru SD di Lingkungan Cabang Dinas Pendidikan
Kecamatan Subang Tahun Pelajaran 2002/2003

61

2. Keadaan Sampel Penelitian

63

3. Analisis Varians

76

4. Penyebaran Sampel Berdasarkan JenisKelamin

79

5. Penyebaran Sampel Berdasarkan Usia

80

6. Penyebaran Sampel Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan

81

7. Penyebaran Sampel Berdasarkan Masa Kerja

82

8. Nilai Rata-Rata, Standar Deviasi, dan Varians

83

9. Hasil Uji Normalitas Data Variabel Penelitian

86

10. Hasil Uji Perhitungan Koefisien Korelasi Variabel Penelitian

89

11. Hasil Uji Validitas Peneltian Variabel KKG (XI)

120

12. Daftar Nilai r Product Moment dan Signifikan Variabel KKG

123

13. Hasil Uji Validitas Peneltian Variabel Latar Belakang Pendidikan

125

14. Daftar Nilai r Product Moment dan Signifikan Variabel Latar

Belakang Pendidikan

128

15. Hasil Uji Validitas Peneltian Variabel Kinerja

130

16. Daftar Nilai r Product Moment dan Signifikan Variabel Kinerja

133

17. Hasil Pengolahan Data Uji Coba Instrumen Penelitian KKG

135

18. Hasil Pengolahan Analisis Varians Butir Variabel KKG

137

19. Hasil Pengolahan Data Uji Coba Instrumen Penelitian Latar

Belakang Pendidikan

141
xi

20. Hasil Pengolahan Analisis Varians Butir Variabel Latar Belakang
Pendidikan

143

21. Hasil Pengolahan Data Uji Coba Instrumen Penelitian Kinerja

147

22. Hasil Pengolahan Analisis Varians Butir Variabel Kinerja

148

23. DaftarDistribusi Frekuensi KKG

152

24. Daftar Hasil Perhitungan Distribusi Normal KKG

153

25. Daftar Distribusi Frekuensi Latar Belakang Pendidikan

155

26. Daftar Hasil Perhitungan Distribusi Normal Latar Belakang
Pendidikan

156

27. Daftar Distribusi Frekuensi Kinerja

158

28. Daftar Hasil Perhitungan Distribusi Normal Kinerja

159

29. Analisis Uji Linieritas Regresi Y atas XI

164

30. Analisis Uji Linieritas Regresi Y atas X2

169

31. Daftar Jumlah Skor Hasil Pengolahan Data Variabel Penelitian

183

XII

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Kerangka Pemikiran Variabel Penelitian

12

2. Mekanisme Pembinaan Guru Melalui Kelompok Kerja Guru

13

3. Pola Dasar Pengelolaan Administrasi Pendidikan

17

4. Model Terbentuknya Kelompok

26

5. Proses Perencanaan Strategis

31

6. Langkah-Langkah Dasar Proses Pengawasan

40

7. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

53

8. Diagram Harga Korelasi masing-masing Variabel

90

XIII

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

107

2. Pengantar dan Kuesioner Penelitian

110

3. Pengujian Validitas InstrumenPenelitian

120

4. Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian

135

5. Pengolahan Data dan Pengujian Hipotesis

153

6. Daftar Skor Hasil Pengolahan Variabel Penelitian

187

7. SuratKeputusan PengangkatanPembimbing Tesis

189

8. Surat Permohonan izin mengadakan studi lapangan

191

9. Suratljin mengadakan penelitian dari KaCadisdik Kec. Subang

192

lO.Daftar Riwayat Hidup

193

XIV

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.

Dalam kerangka pembangunan bangsa, pengembangan sumber daya

manusia merupakan salah satu upaya stralegis pembangunan nasional, untuk

meningkatkan pembangunan suatu bangsa diperlukan adanya bidang pendidikan.
Konsep ini mengupayakan upaya mencapai peningkatan mutu pendidikan yang
harus disiapkan oleh suatu bangsa agar pembangunan bangsa tersebut dapat
dengan cepat, karena adanya dukungan sumber daya manusia yang berkualitas
dan memadai.

Penempatan kualitas sumber daya manusia sebagai penentu, baik dalam
konteks pembangunan nasional maupun tatanan peradaban global merupakan dua
sisi dari suatu perubahan, perlu menempatkan pendidikan sebagai kegiatan sentral
yang harus diperhatikan oleh semua pihak yang terlibat.

Kesadaran pemerintah Indonesia untuk meningkatkan mutu pendidikan
semakin peduli dan sensitivitas yang tajam untuk melahirkan berbagai gagasan

pendidikan yang dengan sadar memihak kepada kehidupan bangsa yang lebih
cemerlang pada masa depan. Intisari dari berbagai gagasan menurut Winarno
Surakhmad (2000 : viii) menunjukkan bahwa :

(1) pendidikan masih dapat dan harus dijadikan sebuah kekuatan di dalam
membangun kehidupan rakyat atau bangsa secara manusiawi;

(2) pendidikan harus difahami di dalam berbagai hubung kaitnya dengan
aspek falsafah yang mendasar, sekaligus dengan aspek prakt.snya yang
kontekstual; dan

(3) pendidikan tidak dapat ditangani secara terpisah dari berbagai aspek
kehidupan yang luas, karena itulah yang memberikan alasan moral yang
kuat kepada eksistensi pendidikan.

Mengacu pada pernyataan

tersebut, pendidikan nasional harus dapat

dijadikan sebagai pendidikan yang turut menentukan jatuh bangunnya bangsa ini,
karena pendidikan itulah yang diharapkan mampu memanusiakan

dan

membudayakan anak bangsa. Oleh karena itu dalam Garis-Garis Besar Haluan

Negara (1998 - 1999) bahwa "pendidikan nasional perlu ditata, dikembangkan

dan dimantapkan secara terpadu dan serasi, baik antar berbagai jalur, jenis dan

jenjang pendidikan maupun antar sektor dengan sektor pembangunan lainnya".
Sebagai dasar penataan pendidikan nasional tidak terlepas dan harus
mengacu pada tujuan pendidikan nasional, sebagaimana yang ditetapkan dalam
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 (1989 : 3) bahwa :

Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman
dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Optimalisasi proses penataan pendidikan dapat diimplementasikan melalui
empat strategis dasar pendidikan yang meliputi : pemerataan kesempatan
memperoleh pendidikan, relevansi pendidikan, peningkatan mutu pendidikan dan
efisiensi pendidikan.

Untuk

kepentingan

pada

proses

penataan

pendidikan

yang

diimplementasikan pada strategi dasar itu, terlebih dahulu harus ada perencanaan
pendidikan yang baik yang ditetapkan

dalam konteks perencanaan sekolah

menurut Djam'an Satori (1999 : 11-13) mencakup :

1 Perumusan isi dan tujuan pengembangan sekolah analisis pihak-pihak

yang berkepentingan dilakukan dengan memperhatikan aspirasi guruguru dan kepala sekolah serta aspirasi murid, orang tua, masyarakat dan
pemerintah.

2 Merefleksikan aspirasi para stokeholder.

3 Perumusan bidang hasil pokok (perluasan dan pemerataan mutu,

relevansi, efektivitas dan efisiensi pengelolaan) perlu diartikulasikan
sebagai rumusan-rumusan yang khas untuk lembaga sekolah.
4 Analisis posisi (internal dan eksternal sekolah) pengendalian dan umpan
balik untuk meningkatkan efektivitas pencapaian sasaran dan
mengkajiaspek efisiensinya.

Pernyataan di atas, menunjukkan bahwa suatu perencanaan pendidikan yang
baik harus dilakukan dengan penuh kebersamaan dari semua pihak yang terkait,

sehingga akan memiliki kepuasan dan diterima oleh pemakai jasa pendidikan.
Upaya-upaya peningkatan mutu pendidikan adalah peningkatan mutu pada
semua jenis dan jenjang pendidikan. Di sekolah dasar sebagai satuan pendidikan

pada jenjang pendidikan dasar, upaya ke arah peningkatan mutu pendidikan
dilakukan dengan upaya peningkatan mutu personil atau peningkatan kualitas
sumber daya manusia pengelola pendidikan sekolah dasar khususnya guru, salah
satunya melalui pembentukan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang pelaksanaannya
dikombinasikan pada sistem gugus sekolah dengan berpedoman pada Surat

Keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor 079/C/KeP/lA993 tanggal 7 April 1993.
Pembentukan kelompok ini dimaksudkan sebagai wadah pembinaan untuk

meningkatkan kinerja guru yang diwujudkan dengan peningkatan interaksi dan
kerjasama dengan guru lain yang dapat berbagi pengalaman dalam
mengembangkan dan memecahkan masalah-masalah yang ditemukan di sekolah
yang pada akhirnya dapat menemukan persepsi yang sama dalam

mengembangkan proses belajar mengajar yang lebih menunjang keberhasilan

murid-muridnya untuk kemudian diterapkan di kelas masing-masing sekolah.
Dari pengalaman para guru yang telah melaksanakan kegiatan kelompok

kerja guru, mereka merasakan pentingnya mengikuti dan adanya kegiatan
kelompok kerja guru yaitu :
1. masalah dan kesulitan lebih teratasi dengan baik,

2. dapat mengembangkan dan menyebarluaskan hal-hal baru yang berkaitan
dengan tugas mereka sehari-hari,

3. memupuk rasa kebersamaan, kekeluargaan, dan rasa senasib seperjuangan
makin berkembang dan meningkat,

4. betapapun beratnya masalah dan kesulitan, bila dihadapi bersama akan terasa
ringan,

5. lebih pecaya diri karena dapat berperan serta, aktif dalam diskusi, bebas
menyanggah, bahkan dapat memimpin pertemuan.

Bahkan AF Tangyong dan kawan-kawan (1990:9) mengemukakan
bahwa :

Kelompok kerja guru berguna sebagai menunggu kreatifitas guru,
membantu guru mengembangkan topik, menunggu sumbangan gagasan
baru dari guru, sumber informasi, wadah komunikasi, bengkel kerja yang
berguna, merupakan laboratorium tempat percobaan guru, tempat

pembinaan kekeluargaan, dan merupakan pusat perpustakaan bagi guru
Kemudian berdasarkan

hasil penelitian

terdahulu

sebagaimana

dikemukakan oleh Djam'an Satori (1989:126) bahwa KKG adalah "wadah

kerjasama yang dapat mempertemukan kebutuhan profesional guru-guru. Melalui
wadah ini guru-guru memiliki kesempatan untuk berfikir dan bekerja sebagai satu

kelompok dalam mengidentifikasikan dan memecahkan masalah yang mereka
hadapi sehari-hari di bidang supervisi dalam upaya memperbaiki pengajaran".
Bahkan menurut teori kelompok Coch and Freeh (1972 : 77) bahwa :

...the produktivity of work group can be greatly increased by methods of
work organization and supervision which give wore responsibility to work

groups, which allow for fuller participation in important decisions, and
which make stabel groups the firm basis for support the individual social
needs.

Jack Mazirow (1972) dalam Mustofa Kamil (1997 : 112) menyatakan

"Learning in group is generally the most effective means for bringing about

change in attitude and behavior". Kedua teori tersebut memberikan arahan bahwa

dengan berkelompok kreativitas dan aktivitas anggota akan semakin berproduktif,
karena dengan berkelompok berarti tingkat interaksi guru sebagai anggota
kelompok juga ikut meningkat karena terjadi saling belajar
Namun secara empiris, kegiatan kelompok kerja guru walaupun

pelaksanaannya cukup efektif masih terdapat kendala yang harus mendapat
pembinaan secara terus menerus.

Dedi Supriadi (1998 : 240) melaporkan bahwa "di beberapa daerah,

pembinaan seperti ini cukup efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan mengajar guru, sementara di sejumlah lokasi lainnya masih
ditemukan kendala yang berkaitan dengan akses guru ke PKG

Adapun kegiatan kelompok kerja guru yang dirasakan masih belum
menggembirakan efektif atau belum berperan dalam tugasnya, diantaranya :

1. Kurang adanya tanggung jawab dan mengelola dari pembina teknis, para

pengelola dan anggota KKG / gugus, sehingga kurang peduli dalam
melakukan terobosan terhadap pemberdayaan kegiatan kelompok.

2. Penyusunan program gugus dan KKG yang kurang jelas.
3 Pembiayaan dan sarana prasarana yang kurang mendukung.
4. Tingkat kebersamaan diantara guru dirasakan kurang,
5. Waktu pelaksanaan kegiatan sedikit.

6. Kurang tepat memilih pengurus, sehingga KKG yang tadinya aktif menjadi
lesu.

7. Programnya menjadi kegiatan yang rutin, tidak bervariasi dan mengakibatkan
kejenuhan.

8. Pertemuan-pertemuan tidak menghasilkan sesuatu yang konkrit, yang
bermanfaat bagi anggota.

9. Anggota dan pengurus belum dapat mengidentifikasikan perraasalahan
lapangan sehari-hari

Permasalahan-permasalahan tersebut sangat dirasakan bukan hanya oleh

guru itu sendiri, akan tetapi oleh para pembina teknis dan pihak-pihak terkait
lainnya. Secara teoritis upaya perubahan perilaku guru melalui kegiatan kelompok
kerja guru merupakan pendekatan yang paling efektif dan terarah dalam
meningkatkan pengetahuan, kemampuan pembelajaran dan kemampuan
mengembangkan diri yang sekaligus berdampak bagi kinerja guru.
Keberadaan kemampuan kerja guru sangat diperlukan, karena guru adalah

orang yang terdepan dan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap

upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya inovasi pendidikan, khususnya
dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia yang dihasilkan dan

upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor guru, bahkan Abdul Azis Wahab
(1987:54) mengemukakan bahwa : "Salah satu hal penting di dalam inovasi

pendidikan khususnya pada tingkat sekolah adalah keterlibatan individu-individu
yang akan dikenai inovasi pendidikan tersebut". Dari pernyataan tersebut betapa
eksisnya peran guru dalam dimensi pendidikan, apalagi bagi suatu bangsa yang

sedang membangun, terlebih-lebih bagi keberlangsungan hidup bangsa di tengah-

tengah perjalanan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang canggih.
Bahkan Moh. Uzer Usman (2001 : 7) mengemukakan :"Semakin akurat para guru

melaksanakan fungsinya, semakin terjamin, tercipta dan terbinanya kesiapan dan
keandalan seseorang sebagai manusia pembangunan".

Begitu juga tingkat pendidikan yang diperoleh guru pada jenis dan jenjang
pendidikan yang ada di sekolah sebagai salah satu lembaga atau satuan
pendidikan yang dewasa ini sudah berkembang sejak lama, memegang peranan

penting dan memiliki dampak bagi keberlangsungan kinerja guru dalam
melaksankan tugas dan fungsinya di sekolah. Engkoswara (2001:54)

mengemukakan bahwa :"Masyarakat menilai betapa pentingnya sekolah dalam
era (IPTEKS). Kadang-kadang bukan hanya itu sekolah adalah segalanya
Sekalipun sekolah sendiri mempunyai keterbatasan-keterbatasan dan memang
bukan untuk pendidikan segalanya".

Pernyataan tersebut memberikan dampak semakin tinggi ting

guru

akan

memiliki

kecendurungan

yang

lebih

mengimplementasikan kinerja guru.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang merupakan hasil temuan Elih

Sudiapermana(1992),

Mustofa Kamil (1996), dan Zack Mezirow (1972)

menyimpulkan bahwa : "latar belakang pendidikan anggota kelompok
memberikan sumbangan efektif bagi terjadinya proses saling belajar individu

dalam kelompok, dan hal tersebut secara efektif memberikan sumbangan bagi

produktifitas dan efektif kelompok". Pernyataan tersebut menunjukkan, latar
belakang pendidikan yang dimiliki guru, maka aspek pengetahuan, sikap, dan
psikomotor akan menentukan pula tingkat kinerja guru itu sendiri.
Namun melihat kondisi hubungannya dengan latar belakang pendidikan,

guru-guru sekolah dasar yang ada di lingkungan Cabang Dinas Pendidikan
Kecamatan Subang masih memiliki lulusan sekolah keguruan dengan mayoritas
dibawah sarjana.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis sangat tertarik untuk meneliti

tentang pengaruh kegiatan kelompok kerja guru dan latar belakang pendidikan
terhadap kinerja guru sekolah dasar di lingkungan Cabang Dinas Pendidikan
Kecamatan Subang Kabupaten Subang.
B. RUMUSAN MASALAH.

Memperhatikan uraian pada latar belakang, maka yang menjadi inti
perraasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana pengaruh kegiatan
Kelompok Kerja Guru dan latar bekalang pendidikan terhadap kinerja guru

sekolah dasar yang dilaksanakan di lingkungan Cabang Dinas Pendidikan
Kecamatan Subang Kabupaten Subang.

Dari inti permasalahan tersebut dapat diidentifikasi variabel-variabel yang
menjadi titik tolak dalam penelitian ini, yaitu variabel kegiatan KKG sebagai
variabel yang mempengaruhi, dan kinerja guru sebagai variabel yang dipengaruhi.
Sedangkan variabel independent lain yang penulis coba memiliki pengaruh
terhadap peningkatan kinerja guru adalah latar belakang pendidikan guru.
Sehubungan dengan hal itu penulis mencoba merumuskan bentuk-bentuk
pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Apakah kegiatan Kelompok Kerja Guru berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap kinerja guru sekolah dasar ?

2. Apakah latar belakang pendidikan anggota Kelompok Kerja Guru
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja guru sekolah dasar?
3. Sejauhmana pengaruh kegiatan Kelompok Kerja Guru dan latar belakang
pendidikan guru secara positif dan signifikan terhadap kinerja guru sekolah
dasar ?
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN.

1. Tujuan penelitian.

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kegiatan

Kelompok Kerja Guru dan Latar Belakang Pendidikan terhadap kinerja guru
sekolah dasar di lingkungan Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Subang
Kabupaten Subang.

Sedangkan tujuan khusus yang lebih operasional, penulis rur
penelitian ini untuk :

a. Mengetahui pengaruh kegiatan Kelompok Kerja Guru secara positif dan
signifikan terhadap kinerja guru sekolah dasar.

b. Mengetahui gambaran tentang pengaruh

latar belakang pendidikan guru

secara positif dan signifikan terhadap kinerja guru sekolah dasar.

c. Mengetahui pengaruh kegiatan Kelompok Kerja Guru dan latar belakang
pendidikan guru terhadap kinerjaguru sekolahdasar.
2. Manfaat penelitian.
a.

Secara teoritis.

Penelitian ini diharapkan dapat mengkaji lebih dalam tentang pengaruh dan

hubungannya antara kegiatan Kelompok Kerja Guru dan latar belakang

pendidikan dengan kinerja guru sekolah dasar, sehingga memberikan kontribusi
terhadap teori-teori pendidikan khususnya menyangkut kegiatan Kelompok Kerja
Guru, proses pendidikan dan kinerja guru.
b. Secara praktis.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas dan dasar

kebijakan bagi guru, pembina pendidikan dan pihak-pihak yang berkepentingan
dalam hal kegiatan Kelompok Kerja Guru, proses pendidikan yang hubungannya

dengan kinerja guru sekolah dasar yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu
pendidikan di Sekolah Dasar.

10

D. HIPOTESIS PENELITIAN.

Hipotesis penelitian yang dapat penulis kemukakan adalah :

1. Kegiatan Kelompok Kerja Guru memberikan pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap kinerja guru Sekolah Dasar.

2. Latar belakang pendidikan guru berpengaruh yang positif dan signifikan
terhadap kinerja guru Sekolah Dasar.

3. Kegiatan Kelompok Kerja Guru dan latar belakang pendidikan guru secara
bersama-sama memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
guru SekolahDasar.
E. KERANGKAPEMIKIRAN.

Pengertian kerangka pemikiran secara sederhana dikatakan sebagai

paradigma. Sugiyono (2000 : 25) mengartikan bahwa "Paradigma sebagai
pandangan atau model, atau pola pikir yang dapat menjabarkan berbagai variabel
yang akan diteliti kemudian membuat hubungan antara suatu variabel dengan
variabel lainnya".

Variabel-variabel penelitian yang penulis kemukakan terdiri dari variabel

independent yaitu kelompok kerja guru dan latar belakang pendidikan, sedangkan
variabel dependentnya adalah kinerja guru. Hubungan setiap varaiabel dapat
penulis gambarkan sebagai berikut :

11

Variabel Independent

w

w

X

Variabel dependent
Y

Kegiatan KKG
(Xi)
Perencanaan

Pelaksanaan

Pengawasan

Kinerja Guru
>



Y

Latar Belakang
Pendidikan

(X2)
SLTA
D-II

S-1

Gambar 1

Kerangka Pemikiran Variabel Penelitian

Keberadaan kegiatan KKG sebagai wadah pembinaan profesional guru

mempunyai tugas dan tanggung jawab bersama antara semua anggota kelompok.
Kegiatan KKG dimaksudkan untuk dapat memperlancar upaya peningkatan mutu

pengetahuan, kemampuan dan keterampilan profesional guru, dalam hal ini upaya
meningkatkan proses belajar mengajar dengan mendayagunakan segala sumber

daya dan potensi yang dimiliki oleh guru.
KKG dibawah naungan gugus sekolah, perlu dikelola dengan baik dan

dikembangkan terus pertumbuhannya, sehingga berfungsi secara efektif. Hal ini
perlu ditcmpuh, karena kondisi kinerja guru saat ini masih memerlukan upaya

pembinaan dan peningkatan melalui pemberian bantuan profesional seiring

dengan lajunya perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan. KKG sekolah dasar
12

yang ada di wilayah Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Subang Kabupaten
Subang memiliki tujuan serta semangat untuk maju bersama dalam meningkatkan
mutu pendidikan. Kepedulian bersama terhadap mutu pendidikan akan sangat

berperan aktif dalam menentukan keberhasilan program kegiatan KKG yang pada
gilirannya memberikan sumbangan terhadap kinerja guru dan prestasi siswa.
Menurut fungsi dan wewenangnya, pihak-pihak yang mengelola dalam

kegiatan KKG diantaranya para pembina, Guru Pemandu mata pelajaran dan
Tutor. Untuk melihat lebih jelas tentang mekanisme pembinaan kemampuan guru
sekolah dasar dalam Kelompok Kerja Guru digambarkan sebagaimana tertera
berikut ini:

Pembina

Ketua

Sekretaris

Bendahara

Tutor

Guru Pemandu Pelajaran

Guru-guru SD

Guru-guru SD

Guru-guru SD

Guru-guru SD

ANGGOTA

Gambar 2 : Mekanisme Pembinaan Guru melalui KKG
13

Kemudian variabel lain (X2) adalah tingkat pendidikan guru itu sendiri

yang memberikan bekal kemampuan pendidikan. Para lulusan pendidikan yang
memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan merupakan modal dalam membina

kemampuan bekerja sama dan kemampuan memecahkan persoalan-persoalan
yang berkaitan dengan tugasnya. Begitu juga segala tugas dan perraasalahan yang

dibebankan pada kelompok akan sangat mudah dilakukan sehingga menjadi
kelompok yang berhasil dalam melakukan kegiatan yang menjadi garapannya.

14

^VID,

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif dengan metode

korelasional dan ex post facto. Metode korelasional dimaksudkan untuk

mengungkap keterkaitan antara hubungan kegiatan Kelompok Kerja Gum, latar

belakang pendidikan terhadap kinerja gum, sebagaimana yang dikemukakan
Suharsimi Arikunto (2000:326) bahwa "Penelitian korelasional mempakan
penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara
dua atau beberapa variabel". Dengan teknik korelasi dapat diketahui hubungan
variasi dalam sebuah variabel dengan variasi yang lain. Dan besarnya atau
tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi.

Ex post facto menumt Nana Sudjana dan Ibrahim (2001:56) adalah "metode

penelitian menunjuk kepada perlakuan atau manipulasi variabel bebas X telah

terjadi sebelumnya sehingga peneliti tidak perlu memberikan perlakuan lagi,
tinggal melihat efeknya pada variabel terikat.

Metode ex post facto bertujuan untuk meneliti kemungkinan saling

hubungan sebab akibat dengan cara mengamati terhadap akibat yang ada dengan
mencari faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu. Penelitian

ini meneliti hubungan sebab akibat dengan cara mengamati kinerja gum, dengan
mencari faktor yang mempengamhi (penyebabnya) dilihat dari kegiatan
Kelompok Kerja Gum dan latar belakang pendidikan.

60

B. POPULASI DAN SAMPEL.

1. Populasi

Populasi diartikan oleh Walpole dalam Dady Muhtadi (2000:66) sebagai
"the

totality of

observations

with which we

are concerned",

dan

mendefinisikannya sebagai "keselumhan unsur-unsur yang diamati atau dipelajari
dan unsur mempakan unit analisisnya. Unit analisis dalam penelitian ini adalah

individu gum yang tergabung dalam Kelompok Kerja Gum Sekolah dasar di
lingkungan Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Subang, sebagaimana keadaan

jumlah gum sekolah dasar tersebut

berdasarkan latar belakang pendidikan

sebagai berikut:
Tabel 1.

Keadaan Jumlah Gum SD

di Lingkungan Cabang Dinas Pendidikan Kec. Subang
Tahun Pelajaran 2002/2003
Latar Belakang Pendidikan

No

Jumlah Gum
31

1

S-1

2

D-II

218

3

SLTA

178

JUMLAH

427

2. Sampel.

Populasi di atas cukup banyak, karena itu penulis memandang perlu untuk
menentukan sampel penelitian. Irawan Soehartono (1999:57) mengemukakan

bahwa "Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang

dianggap dapat menggambarkan populasinya". Dalam penelitian besar ukuran
sampel minimal ditentukan berdasarkan ukuran-ukuran yang diungkapkan
Suharsimi Arikunto (1998:120) bahwa " Untuk sekedar ancar-ancar maka apabila

subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
mempakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat
diambil antara 10 - 15 %". Mengacu pada pernyataan di atas penulis mengambil

sampel sebesar 15 %x427= 64,05 dibulatkan menjadi 64 gum. Karena populasi
berstrata sampelnya juga berstrata. Strata menumt latar belakang pendidikan,

dengan demikian masing-masing sampel untuk latar belakang pendidikan hams
proporsional sesuai dengan populasi, yaitu :
31

S-1

=

X 64 = 4,65 = 5
427
218

D.n

=

x 64 = 32,67 = 33
427
178

SLTA

=

X 64 =

26,68 = 27

427

Melihat hasil perhitungan tersebut terdapat angka dibelakang koma,

sehingga jumlah sampelnya lebih dari 64 yaitu 65 orang gum sekolah dasar yang
tersebar di 14 KKG, sehingga setiap KKG dijadikan sampel penelitian
sebagaimana pada tabel berikut:

62

Tabel 2.

Keadaan Sampel Penelitian
Latar Belakang Pendidikan
Nama KKG

No

S-1

D-II

SLTA

Jumlah

1

2

O
z.

S

1

KKGI

2

KKG II

j

2

5

3

KKG III

2

2.

4

4

KKG IV

2

2

5

5

KKGV

3

2

5

6

KKG VI

2

2

5

->

7

KKG VII

2

5

8

KKG VIII

2

4

^

1

1

2

:
t

2

1

4

KKGX

2

2

4

11

KKG XI

3

2

5

12

KKG XII

2

5

13

KKG XIII

2

5

14

KKG XIV

2

2

4

33

27

65

9

KKG IX

10

1

1

5

63

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA.

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh dan alat-alat

yang digunakan di dalam mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan
sehingga memudahkan peneliti untuk memahami gejala atau masalah yang terjadi
dan membuat kesimpulan. Berkaitan dengan pernyataan di atas, Subino (1998:27)

berpendapat bahwa "...teknik pengumpulan data adalah cara yang ditempuh dan
alat-alat yang digunakan peneliti didalam mengumpulkan datanya".

Sedangkan untuk keperluan suatu penelitian ada beberapa jenis teknik

pengumpulan data, Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar (2000 : 54)
mengemukakan bahwa jenis teknik pengumpulan data terdiri atas

"(1)

observasi, (2) wawancara, (3) angket, dan (4) dokumentasi".

Sesuai dengan mmusan dan untuk menguji hipotesis maka instmmen

pengumpul data yang

digunakan agar dapat menggali keterangan dan

memperoleh data mengenai variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu kegiatan
Kelompok Kerja Gum dan latar belakang pendidikan bempa kuesioner,

sedangkan untuk memperoleh data kinerja gum selain dari kuesioner, juga

diperoleh dari dokumen hasil penilaian pekerjaan Tahun 2001 yang disebut
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3).

Penggunaan kuesioner sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini,
dilandasi oleh kenyataan yang dihadapi peneliti, seperti apa yang dikemukakan
oleh IbnuHadjar (1996:181), bahwa :

Angket (quesionare) mempakan suatu daftar pertanyaan atau pernyataan

tentang topik tertentu yang diberikan kepada subjek, baik secara individual
maupun kelompok, untuk mendapatkan informasi tertentu. Untuk mendapat

informasi dengan angket ini peneliti tidak perlu bertemu langsung dengan
64

subyek, tetapi cukup dengan mengajukan pertanyaan atau pernyataan
tertulis untuk mendapatkan respon.

Selain itu pertimbangan yang dijadikan dasar dalam penggunaan kuesioner,
sebagaimana diungkapkan oleh Zainudin Arif (1982:70) bahwa :

1) Agar hasil pengukuran terhadap variabel-variabel yang diteliti dapat
dianalisa dan diolah secara statistik.

2) Dengan alat pengumpul data tersebut memungkinkan dapat diperoleh
data yang obyektif

3) Dengan alat pengumpul data itu, memungkinkan penelitian dilakukan
dengan mudah serta lebih dapat menghemat waktu, biaya, dan tenaga.

Berdasarkan landasan tersebut maka dalam penelitian ini untuk

mengungkap kegiatan Kelompok Kerja Gum, latar belakang pendidikan dan
kinerja gum sekolah dasar digunakan Model Skala Likert. Penggunaan Skala
Likert ini agar responden dapat memberikan respon terhadap statemen dengan
memberikan salah satu jawaban dari 5 alternatif jawaban pada masing-masing

statemen / pertanyaan. Tiap-tiap respon diasosiasikan dengan suatu nilai dan nilai
individual ditentukan dengan menjumlah nilai masing-masing statemen. Untuk

nilai positif dimulai dari sangat setuju =5, setuju =4, ragu-ragu=3, tidak setuju
= 2, sangat tidak setuju = 1

Sedangkan untuk statemen yang negatif nilai itu akan terbalik yaitu sangat

setuju =1, setuju =2, ragu-ragu =3, tidak setuju =4, dan sangat tidak setuju =5
(Sumanto, 1990:66).

Studi dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data hasil kinerja gum

sekolah dasar yang diperoleh dari hasil penilaian terhadap hasil pekerjaan selama
mereka melakukan pekerjaan dalam kurun waktu setahun yaitu Tahun 2001. Data

hasil tersebut didapat dari dokumen Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
65

(DP3) yang diiventarisir oleh Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Subang,
dengan sebutan dan angka sebagai berikut:
1. amat baik

=91-100

2. baik

=76-90

3. cukup

=61-75

4. sedang

=51-60

5. kurang

=51kebawah.

D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan dapat ditempuh melalui langkah-langkah sebagai
berikut:

1. Mempersiapkan rancangan/desain proposal penelitian dengan studi pustaka
dan informasi dari berbagai pihak.

2. Menyelesaikan surat ijin penelitian dari Bapak Direktur Program Pasca
Sarjana UPI Bandung.

3. Melakukan studi penjajagan di Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Subang
untuk memilih tempat yang akan dijadikan daerah penelitian.

4. Melakukan studi prapendahuluan untuk mengetahui populasi dan sampel

penelitian di lingkungan Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Subang.
5. Menyusun instmmen penelitian

6. Ujicoba instmmen penelitian

7. Melaksanakan pengumpulan dan menyebarkan kuesioner/angket penelitian
kepada sampel penelitian.

66

8. Menganalisis data dengan menggunakan teknik analisis data yang tepat dan
menguji hipotesis penelitiannya.

9. Mendeskripsikan hasil penelitian dalam bentuk laporan penelitian sebagai
sebuah karya ilmiah.
E. UJI COBA INSTRUMEN PENGUMPUL DATA

Uji coba angket mempakan langkah yang sangat penting untuk
dilaksanakan, sebagaimana Husein Umar (1996:77) bahwa : "Angket yang telah
selesai disusun jangan disebarkan sebelum dilakukan uji coba terlebih dahulu
untuk menilai keterbacaan serta kemungkinan keterbatasan ini angket tersebut".

Hal yang sama dikemukakan oleh Sanipah Faisal (1981:38) bahwa :
"Setelah angket disusun, lazimnya tidak langsung disebarkan untuk penggunaan

yang sesungguhnya. Sebelum pemakaian sesungguhnya sangat mutlak diperlukan
uji coba terhadap isi maupun bahasa angket telah disusun".

Tujuan dilaksanakan uji coba instmmen penelitian ini untuk mengetahui

tingkat validitas (kesahihan) dan reliabilitas (keterandalan) angket yang akan
digunakan untuk menjaring data di lapangan, sehingga dapat diketahui kelemahan
dari angket tersebut dan dapat dilakukan perbaikan/penyempurnaan sebelum
pelaksanaan pengumpulan data yang sesungguhnya.

Untuk itu penulis telah melakukan uji coba kepada gum sekolah dasar yang
berada di luar sampel penelitian yang memiliki karakteristik perraasalahan yang
sama dengan yang akan menjadi sampel penelitian ini.

67

Kemudian angket yang telah diuji cobakan perlu dianalisis untuk

mengetahui apakah memenuhi syarat untuk digunakan. Analisis terhadap uji coba
angket ini dilakukan melalui:
1.

Analisis validitas.

Maksud dari uji coba validitas adalah untuk mengetahui apakah setiap item

pada kisi-kisi instmmen penelitian sahih atau tidak. Angket yang valid berarti
instmmen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.
Scarvia B. Anderson dalam Suharsimi Arikunto (1999:65) menyebutkan bahwa :

"A test is valid if it measures what it purpose to measure ", artinya sebuah tes
dikatakan baik valid apabila tes tersebut mengukur apayang hendak diukur.

Untuk mengukur validitas digunakan teknik korelasi product moment dari
Pearson dengan mmus :

nSXY

- (IX) (EY)

r xv

{n£X2 -(IX)2} {nEY2 -(EY)2}
Keterangan :

n

= Jumlah rsponden

E XY

= Jumlah perkalian skor X dan Y

EX

= Jumlah skor tiap butir

E Y

= Jumlah skor total

EX2

= Jumlah kuadrat skor tiap butir

EY2

= Jumlah kuadrat skor total

68

Untuk menguji signifikansi hasil perhitungan di atas digunakan mmus t
student sebagai berikut:

n

-

2

(Sudjana, 1996:377)

t =

M

1 -

r

Suatu item dinyatakan signifikan apabila t hitung > t tabel pada tarap
signifikansi 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = n- 2.

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan mmus korelasi product

moment, maka diperoleh kesimpulan bahwa item nomor 13, 15, 16 dan 18 pada
instmmen variabel kelompok kerja gum atau KKG (Xi) < tabel r product moment

(0,361) sehingga item-item tersebut tidak valid dan tidak digunakan dalam
penelitian.

Uji validitas pada instmmen variabel latar belakang pendidikan (X2),
berdasarkan perhitungan dengan mmus korelasi product moment, maka diperoleh

kesimpulan bahwa item nomor 8, 18, 21 dan 23

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja, Disiplin Dan Tunjangan Profesi Guru Terhadap Kinerja Guru Di Dinas Pendidikan Kabupaten Toba Samosir

1 76 165

KONTRIBUSI TINGKAT PENDIDIKAN, MOTIVASI DAN AKTIVITAS KEGIATAN KKG TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR Kontribusi Tingkat Pendidikan, Motivasi Dan Aktivitas Kegiatan Kkg Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwodadi.

1 4 14

STUDY TENTANG PENGARUH PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN GURU TERHADAP PRESTASI SEKOLAH DASAR DI UPT DINAS Study Tentang Pengaruh Pendidikan dan Penghasilan Guru Sekolah Dasar Terhadap Prestasi Sekolah Dasar di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Gondang Kabupaten

0 0 18

PENGARUH IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN PATOKBEUSI KABUPATEN SUBANG.

0 5 54

PERBANDINGAN KREATIVITAS MENGAJAR PENDIDIKAN JASMANI ANTARA GURU BERSERTIFIKASI DAN NON SERTIFIKASI : Studi Deskriptif terhadap Guru Pendidikan Jasmani Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan Subang Kabupaten Subang.

0 3 41

PENGARUH IKLIM SEKOLAH TERHADAPKINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN PATOKBEUSI KABUPATEN SUBANG.

0 4 57

PENGARUH KINERJA KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI LINGKUNGAN SEKOLAH DASAR KECAMATAN CAMPAKA DAN KECAMATAN CIBATU KABUPATEN PURWAKARTA.

0 2 45

PENGARUH LAYANAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI SMP NEGERI DI KABUPATEN SUBANG.

0 0 46

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU : Studi Analisis Terhadap Guru Sekolah Dasar Negeri di Lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan UPTD TK dan SD Kecamatan Cilengkrang Kabupaten Bandung.

0 4 61

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja, Disiplin Dan Tunjangan Profesi Guru Terhadap Kinerja Guru Di Dinas Pendidikan Kabupaten Toba Samosir

0 0 11