PENGARUH KINERJA KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI LINGKUNGAN SEKOLAH DASAR KECAMATAN CAMPAKA DAN KECAMATAN CIBATU KABUPATEN PURWAKARTA.

(1)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i

PERNYATAAN ii

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR iv

UCAPAN TERIMA KASIH v

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xii

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 8

C. Tujuan Penelitian 9

D.Manfaat Penelitian 10

E. Struktur Organisasi Tesis 11

BBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Pustaka

1. Kinerja Mengajar Guru 13

a. Pengertian Kinerja Mengajar Guru 13

b. Faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja guru 17

c. Penilaian Kinerja Mengajar Guru 21

d. Manajemen Kinerja Guru 24

2. Kinerja Kepala Sekolah 25

a. Pengertian Kinerja Kepala Sekolah 25

b. Kriteria Kinerja Kepala Sekolah 28

c. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah 29


(2)

b. Teori- teori Motivasi Kerja 33

B.Kerangka Pemikiran 43

C. Hipotesis Penelitian 45

BAB III METODE PENELITIAN

A.Lokasi populasi dan sampel penelitian 47

1. Lokasi Penelitian 47

2. Populasi Sampel Penelitian 47

3. Sampel Penelitian 51

B Metode Penelitian 52

C. Definisi Operasional 52

D. Instrument Penelitian 54

E. Uji Coba Instrument 55

1. Uji Validitas Instrument 56

a. Hasil Uji Validitas Kinerja Kepala Sekolah (X1) 57 b. Hasil Uji Validitas Motivasi Kerja Guru (X2) 59 c. Hasil Uji Validitas Kinerja Mengajar Guru (Y) 60

2. Uji Reliabilitas Instrument 61

a. Hasil Uji Reliabilitas Kinerja Kepala Sekolah (X1) 61 b. Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Kerja Guru (X2) 62 c. Hasil Uji Reliabilitas Kinerja Mengajar Guru (Y) 62

F. Tekhnik Pengumpulan data 63

G. Analisis data 64

1. Analisia data deskriptif 64

2. Uji Normalitas 64

3. Uji Linearitas Regresi 64

4. Korelasi Pearson Product Moment 65

5. Korelasi Ganda 65

6. Regresi Sederhana 65

7. Regresi Ganda 66


(3)

A.Hasil Penelitian 67 1. Deskripsi Variabel Kinerja Kepala Sekolah (X1) 69

2. Deskripsi Variabel Motivasi Kerja Guru (X2) 77

3. Deskripsi Variabel Kinerja Mengajar Guru (Y) 83

4. Pengujian Persyaratan Hipotesis 91

a. Uji Normalitas Data 91

b. Uji Linearitas 98

c. Uji Hipotesis 99

B.Pembahasan Hasil Penelitian 111

1. Kinerja Kepala Sekolah di Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta

111

2. Motivasi Kerja Guru di Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta

112

3. Kinerja Mengajar Guru di Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta

114

4. Pengaruh Kinerja Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta

115

5. Pengaruh Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Mengajar Guru di Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta

117

6. Pengaruh Kinerja Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Mengajar Guru di Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta

119

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 121

B. Saran 123

DAFTAR PUSTAKA 125


(4)

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Menjadi negara maju, kuat, dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak terlepas dari masalah pendidikan. Pendidikan merupakan faktor penentu keberhasilan suatu bangsa, karena maju mundurnya suatu negara dapat dilihat dari kualitas pendidikannya. Dalam artian bahwa sektor pendidikan memiliki peran sebagai penentu kemajuan suatu bangsa. Hal ini sesuai dengan Undang- undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab 2 pasal 3 yang berbunyi:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut dibutuhkan kinerja mengajar guru yang efektif. Dan dapat membawa anak didik menjadi manusia yang seutuhnya sesuai dengan yang diharapkan pemerintah sebagaimana tercantum dalam Undang- undang tersebut di atas. Keberhasilan suatu pembelajaran dapat dilihat dari bagaimana guru melaksanakan kinerjanya. Pengertian kinerja itu sendiri seperti yang diungkapkan oleh Bernandin dan Russel dalam Sianipar (1994:4) bahwa,‟Kinerja adalah hasil dari fungsi suatu pekerjaan atau kegiatan tertentu selama satu periode waktu tertentu atau


(6)

perwujudan dari hasil perpaduan yang sinergis dan akan terlihat dari produktivitas seseorang dalam melaksanaka tugas dan pekerjaannya‟. Sedangkan menurut Whitmore dalam Saiful Bahri (2010:8) mendefinisikan, „kinerja sebagai pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang yang dianggap representatife dan tergambarnya tanggung jawab yang besar dari pekerjaan seseorang‟.

Guru adalah sebuah profesi, sebagaimana profesi lainnya yang merujuk pada pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan (Umiarso dan Imam Gojali, 2010:201). Dalam Undang- undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat 1 dinyatakan bahwa, guru adalah tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Sedangkan menurut Usman dalam Iskandar dkk (2010: 29) bahwa, „Guru merupakan sebuah profesi artinya suatu jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru‟.

Keberadaan guru merupakan komponen yang sangat menentukan, guru merupakan subyek dan pelaku utama terwujudnya suatu tujuan pendidikan. Dan guru pulalah yang menentukan keberhasilan pendidikan di sekolah. Artinya bahwa guru merupakan ujung tombak pendidikan yang secara langsung berinteraksi dengan anak didik, berdasarkan paparan tersebut guru merupakan


(7)

penentu masa depan. Bila kita kaji lebih jauh bahwa tugas dan tanggung jawab guru adalah mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik yaitu proses perubahan yang mengarah pada perubahan tingkah laku, mengajar yaitu perubahan dari segi pengetahuan, sedangkan melatih lebih mengarah pada perubahan keterampilan. Seperti yang dikemukakan oleh Sofyan Sauri dalam Jurnal (2010:3), bahwa:

Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup serta mengembangkan karakter individu. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada individu yang menjadi peserta didik.

Profesi yang diemban harus dikembangkan dan dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab. Seperti yang di kemukakan Udin S. Sa‟ud (2008:35) bahwa, “Tanggung jawab mengembangkan profesi pada dasarnya ialah tuntutan dan panggilan untuk selalu mencintai, menghargai, menjaga, dan meningkatkan tugas dan tanggung jawab profesinya”.

Kinerja guru menurut Rohman Nata Wijajaya dalam Rahman dkk (2005:73) adalah,‟Seperangkat perilaku nyata yang ditunjukkan guru pada waktu dia memberikan pelajaran kepada siswanya. Kinerja guru dapat di lihat saat melaksanakan interaksi belajar mengajar di kelas termasuk bagaimana ia mempersiapkannya‟.

Menurut Dedeh Sofiah Hasanah (2010:106), bahwa:

Ukuran kinerja guru terlihat dari rasa tanggung jawabnya menjalankan amanah, profesi yang diembannya, rasa tanggung jawab moral dipundaknya. Semua itu akan terlihat kepada kepatuhan loyalitasnya di dalam menjalankan tugas keguruannya di dalam kelas dan tugas kependidikannya di luar kelas. Sikap ini akan dibarengi pula dengan rasa tanggung jawabnya


(8)

mempersiapkan segala perlengkapan pengajaran sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Selain itu, guru juga sudah mempertimbangkan akan metodologi yang akan digunakan, termasuk alat media pendidikan yang akan dipakai, serta alat penilaian apa yang digunakan di dalam pelaksanaan evaluasi.

Melihat kondisi tersebut, bahwa guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Dalam dunia pendidikan, kinerja guru khususnya guru sekolah dasar memegang peranan yang sangat menentukan. Kinerja guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Keberhasilan sekolah tergantung bagaimana sikap guru dalam menyikapi suatu pekerjaannya.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan, pemerintah menghadapi berbagai masalah. Berkaitan dengan hal tersebut Dadang Iskandar dkk (2010:3) mengemukakan bahwa, “Guru di Indonesia hingga saat ini masih menghadapi berbagai masalah, diantaranya: (1) adanya keberagaman kompetensi dari yang rendah sampai tinggi; (2) pembinaan yang dilakukan belum mencerminkan kebutuhan, dan (3) kesejahteraan guru pada umumnya belum memadai. Hal- hal tersebut ternyata berdampak pada rendahnya kualitas pendidikan”. Rendahnya kualitas pendidikan dimaksud antara lain: (1) rendahnya mutu tamatan sebagai akibat rendahnya kemampuan siswa dalam menyerap materi pelajaran yang diajarkan guru; (2) kurang sempurnanya pembentukan karakter yang tercermin dalam sikap dan kecakapan hidup yang dimiliki setiap siswa, (3) rendahnya kemampuan membaca, menulis, dan berhitung siswa terutama ditingkat dasar, (4) kurang puasnya pihak-pihak yang berkepentingan dengan pendidikan


(9)

terhadap kinerja dan pelayanan yang diberikan oleh pendidik dan tenaga kependidikan”.

Bila kita lihat di lapangan bahwa kinerja guru terkesan kurang optimal, guru melaksanakan tugasnya tidak seperti yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Kinerja guru yang seperti ini jelas sangat jauh dari apa yang menjadi ukuran keberhasilan suatu pendidikan.

Keberhasilan pendidikan hanya dapat terwujud jika seorang guru memiliki kompetensi dan bertanggung jawab terhadap kinerjanya. Banyak kegiatan yang dilakukan pemerintah untuh meningkatkan kinerja guru sebagai tenaga profesional yaitu dengan melaksanakan berbagai penataran dan pelatihan.

Seperti yang dikemukakan Ibrahim Bafadal (2003:44) bahwa:

Secara sederhana peningkatan kemampuan professional guru dapat diartikan sebagai upaya membantu guru yang belum matang menjadi matang, yang tidak mampu mengelola sendiri menjadi mampu mengelola sendiri, yang belum memenuhi kualifikasi menjadi memenuhi kualifikasi, yang belum terakreditasi menjadi terakreditasi.

Dalam peningkatan kualitas pendidikan, kinerja kepala sekolah juga memiliki peranan yang sangat penting. Kedudukan kepala sekolah merupakan motor penggerak semua sistem yang ada dalam suatu sekolah. Karena peranan kepala sekolah sebagai penghubung antara tujuan sekolah dengan sekolah. Seperti yang dikemukakan oleh Sutisna dalam Syaiful Sagala (2008:170) bahwa, „Kepala sekolah berusaha menghubungkan tujuan sekolah dengan sekolah dan memaksimalkan kreativitas. Setiap kepala sekolah membawa pengaruh besar terhadap pengajaran untuk kebaikan atau keburukan‟.


(10)

Begitu pentingnya kedudukan kepala sekolah dalam dunia pendidikan, dengan demikian dibutuhkan kinerja kepala sekolah yang benar- benar dapat membawa pengaruh yang baik , yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Dewasa ini dunia pendidikan dihadapkan dengan arus globalisasi, persaingan mutu pendidikan yang ketat, manajemen yang kompleks, kesemuanya itu menuntut keprofesionalan kinerja kepala sekolah.

Dunia pendidikan membutuhkan seorang kepala sekolah yang memiliki manajemen kinerja kepala sekolah yang professional yang efektif dan efisien, dan dapat membawa sekolah kejenjang yang lebih baik dalam rangka pengembangan kualitas pendidikan yang dihadapkan pada kemajuan yang begitu pesat. Peranan kepala sekolah merupakan kunci kesuksesan terselenggaranya tujuan pendidikan. Sebagaimana diungkapkan oleh Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (2008:63) bahwa, “Peranan kepala sekolah adalah sebagai seorang entrepreneur, sebagai seorang organizer, dan sebagai pemimpin instruksional”. Begitu pentingnya kinerja kepala sekolah, karena kinerja kepala sekolah yang efektif dan efisien akan berdampak pada semua unsur yang berada dalam lingkungan sekolah dan salah satu diantaranya adalah berdampak pada kualitas kinerja mengajar guru dan sekaligus juga berdampak pada prestasi yang dicapai siswa.

Motivasi juga merupakan hal yang tidak boleh diabaikan dalam menunjang terwujudnya kinerja guru. Motivasi berhubungan dengan (1) arah perilaku; (2) kekuatan respon (yakni usaha) setelah belajar peserta didik memilih


(11)

mengikuti tindakan tertentu; dan (3) ketahanan perilaku, atau beberapa lama seseorang itu terus menerus berperilaku menurut cara tertentu, (Martinis Yamin, 2011: 216).

Motivasi merupakan proses psikis yang mendorong orang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat berasal dari dalam diri maupun luar diri seseorang (Husaini Usman, 2006:250). Menurut Mc. Donald dalam Martinis Yamin (2011:216) bahwa,‟ Motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “ feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan‟. Pengertian yang diungkapkan oleh Mc. Donald mengandung tiga elemen/ ciri pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling dan dirangsang karena adanya tujuan.

Dengan demikian motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan kinerja mengajar yang efektif. Motivasi dapat menggerakkan individu untuk berbuat dan bekerja. Sehebat apapun kinerja kepala sekolah tidak akan terwujud suatu kinerja yang efektif tanpa didukung dengan motivasi kerja yang cukup. Seperti yang diungkapkan oleh Aceng Hasim (2005) dalam penelitiannya tentang kinerja mengajar guru dikemukakan bahwa,” Jika Kinerja Guru akan ditingkatkan, maka salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan Kompetensi Pedagogik dan Motivasi Berprestasi. Hal tersebut di dapatkan dari hasil penelitian tentang Kontribusi Kompetensi Pedagogik dan Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Mengajar Guru di


(12)

Kecamatan Kalipucang, sebesar 28,7%. Hasil penelitian juga menunjukkan, korelasi Kompetensi Pedagogik dan Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Mengajar Guru sebesar 0,536. Hal ini berarti apabila tingkat Kompetensi Pedagogik dan Motivasi Berprestasi guru ditingkatkan, maka Kinerja Mengajar Guru cenderung tinggi.”

Berdasarkan hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja mengajar guru, salah satu diantaranya adalah kinerja kepala sekolah dan motivasi kerja guru. Secara rasional bahwa kinerja kepala sekolah dan motivasi kerja guru dibutuhkan sebagai dasar terwujudnya suatu kinerja mengajar yang efektif. Dengan demikian penulis tertarik untuk meneliti “Pengaruh Kinerja Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Mengajar Guru di Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta”.

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah

Permasalahan- permasalahan yang ditemukan dan dirasakan di Sekolah Dasar di lingkungan Kecamatan Campaka, Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta, secara terstruktur sebagai berikut:

1. Masalah yang nampak di lapangan bahwa kinerja kepala sekolah di Lingkungan Kec. Campaka dan Kec. Cibatu Kabupaten Purwakarta belum menunjukkan kinerja yang optimal, hal ini disebabkan karena belum optimalnya kinerja kepala sekolah dari segi kemampuan, komitmen dan motivasi.


(13)

2. Masalah yang nampak dilapangan bahwa motivasi guru di Lingkungan Kec. Campaka dan Kec. Cibatu Kabupaten Purwakarta belum menunjukkan motivasi kerja yang optimal. Hal ini disebabkan kurang optimalnya motivasi yang dimiliki guru baik dari segi motivasi instrinsik maupun ekstrinsik. 3. Permasalahan yang masih mencolok dan sangat nampak bahwa kinerja

mengajar guru Sekolah Dasar di Lingkungan Kec. Campaka dan Kec.Cibatu Kabupaten Purwakarta belum optimal. Hal ini disebabkan karena guru terkesan belum menguasai apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.

Agar masalah yang dibahas dalam penelitian ini tidak keluar dari tujuan penelitian, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana deskripsi kinerja kepala sekolah, motivasi kerja guru dan kinerja mengajar guru di Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta?

2. Seberapa besar pengaruh kinerja kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru di Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta?

3. Seberapa besar pengaruh motivasi kerja guru terhadap kinerja mengajar guru di Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta?

4. Seberapa besar pengaruh kinerja kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja mengajar guru di Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta?


(14)

C.Tujuan Penelitian

Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan sejauh mana pengaruh kinerja kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja mengajar guru di lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan Campaka dan Kecamatan cibatu kabupaten Purwakarta. Secara khusus tujuan penelitian ini untuk mengetahui:

1. Deskripsi kinerja kepala sekolah, motivasi kerja guru, dan kinerja mengajar guru di Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta.

2. Pengaruh kinerja kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru di Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta.

3. Pengaruh motivasi kerja guru terhadap kinerja mengajar guru di Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta.

4. Pengaruh kinerja kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja mengajar guru di Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta.

D.Manfaat Penelitian

Berdasarkan masalah- masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak, baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara lebih rinci di jelaskan sebagai berikut:


(15)

1. Manfaat secara teoritis :

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pengembangan keilmuan administrasi pendidikan, dalam bidang kinerja kepala sekolah motivasi kerja guru dan kinerja mengajar guru.

2. Secara praktis dapat memberikan masukan kepada:

a. Pengelola pendidikan pada level sekolah, khususnya bagi kepala sekolah agar lebih meningkatkan kinerjanya baik dalam melakukan supervisi maupun pembinaan terhadap guru.

b. Pengelola pendidikan pada tingkat Lingkungan Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta. Dalam hal ini kepala UPTD yang dibantu staf pengawas agar lebih itensif memberikan pembinaan terhadap guru- guru.

c. Pengelola kebijakan pada tingkat pusat. Dalam hal ini kepada aparat yang terkait dengan program sertifikasi, hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam menentukan guru yang lolos mendapatkan sertifikasi. d. Kepala sekolah dan guru- guru di Lingkungan Kecamatan Campaka dan

Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta sehingga dapat menciptakan iklim kerja yang kondusif dan dapat memberikan peningkatan terhadap kinerja guru.

E.Struktur Organisasi Tesis

Struktur organisasi tesis pada penelitian ini terdiri dari 5 bab, yaitu sebagai berikut:


(16)

Bab I terdiri dari pendahuluan yang menjelaskan tentang alasan masalah yang diteliti. Selanjutnya identifikasi dan perumusan masalah yaitu memaparkan variabel- variabel yang akan diteliti sekaligus menjelaskan rumusan masalah yang akan diteliti. Berikutnya tujuan penelitian, dalam hal ini peneliti memaparkan tujuan-tujuan dilakukannya penelitian. Manfaat penelitian, yaitu untuk mengetahui, manfaat apa yang diperoleh setelah melakukan penelitian.

Bab II meliputi: kajian pustaka yang memaparkan konsep/ teori yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, kerangka pemikiran merupakan konsep yang dikemas secara apik dan menggambarkan masalah yang akan diteliti, selanjutnya hipotesis merupakan jawaban sementara yang dinyatakan dalam kalimat pernyataan.

Bab III memaparkan mengenai: lokasi dan subyek populasi/ sampel penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, uji coba instrument, tekhnik pengumpulan data, dan analisis data.

Bab IV meliputi: hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian dimulai dari pengolahan data sampai memaparkan hasil penelitian itu sendiri sedangkan pembahasan, yaitu membahas hasil penelitian, dan temuan yang diperoleh setelah melakukan penelitian.

Bab V berisi tentang kesimpulan dan saran/ rekomendasi terhadap hasil temuan penelitian.


(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi , Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan kepada guru- guru Sekolah Dasar yang terdapat di Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta. Adapun pemilihan lokasi dua kecamatan tersebut dengan pertimbangan sebagai berikut: 1). Sekolah yang ada di dua kecamatan tersebut memiliki kelebihan dari sisi

kepentingan penelitian.

2). Lokasi dua kecamatan tersebut strategis dari sisi pengelolaan pendidikan. 3). Berdasarkan rekomendasi dari pimpinan terkait (Dinas Pendidikan), bahwa

sekolah di dua kecamatan tersebut layak dijadikan sampel penelitian karena memiliki prestasi yang lebih dari kecamatan lain di Kabupaten Purwakarta. 2. Populasi

Populasi penelitian ini adalah guru sekolah dasar yang berada di Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta. Depinisi populasi menurut Arikunto (2010:173) bahwa, populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Menurut Nazir (2004) bahwa, populasi adalah berkenaan dengan data, bukan orang atau bendanya. Sedangkan menurut Nawawi dalam Akdon dan Sahlan Hadi (2005:96) menyebutkan bahwa, populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan


(18)

obyek yang lengkap. Menurut Akdon dan Sahlan Hadi (2005:96) bahwa, „Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat- syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian”. Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, populasi merupakan keseluruhan dari objek atau subyek penelitian yang berada dalam suatu wilayah yang memenuhi syarat- syarat tertentu sebagai obyek penelitian.

Berikut adalah data populasi guru- guru sekolah dasar yang berada di lingkungan Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta:


(19)

Tabel 3.1

Keadaan jumlah Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Campaka Kabupaten Purwakarta

No Nama Sekolah Jumlah guru

Masa

kerja ≥ 5

thn Gol ≥ 3a Kualifikasi pendidikan (S1) Jumlah Sampel

1 SDN Campaka 20 17 14 8 8

2 SDN 1 Campaka Sari

10 7 6 5 1

3 SDN 2 Campaka Sari

9 8 7 7 5

4 SDN 3 Campaka Sari

10 9 6 7 6

5 SDN Cirende 10 7 6 8 5

6 SDN Benteng 14 12 5 14 5

7 SDN 1 Cikumpay 10 7 5 5 3

8 SDN 2 Cikumpay 8 6 4 5 2

9 SDN Cijaya 10 5 4 4 1

10 SDN 1 Kertamukti 8 4 2 4 1

11 SDN 2 Kertamukti 10 9 4 3 3

12 SDN 1 Cimahi 14 8 9 8 5

13 SDN 2 Cimahi 9 4 3 7 3

14 SDN 3 Cimahi 8 8 4 4 2

15 SDN 1 Cijunti 10 8 7 5 4

16 SDN 2 Cijunti 9 9 3 3 2

17 SDN 3 Cijunti 10 8 3 7 2

18 SDN Cisaat 8 6 3 2 1


(20)

Sumber: Arsip Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga kecamatan Campaka Kabupaten Purwakarta

Berdasarkan tabel 3.1 dapat dilihat bahwa jumlah sekolah dasar yang berada di Kecamatan Campaka berjumlah 18. Sedangkan jumlah guru guru yang berada di kecamatan tersebut sebanyak 187 orang.

Tabel 3.2

Keadaan Jumlah Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta

No. Nama Sekolah Jumlah Guru

Masa

kerja ≥

5thn

Gol.

≥3a Kualifikasi pendidikan (S1)

Jumlah sampel

1 SDN 1 Cilandak 12 9 3 10 3

2 SDN Karyamekar 12 10 3 12 3

3 SDN Cipinang 19 13 9 8 5

4 SDN I Cibukamanah 10 5 3 2 0

5 SDN Wanawali 10 8 6 3 2

6 SDN Cirangkong 1 8 6 3 6 1

7 SDN Cirangkong 2 8 1 0 4 0

8 SDN I Ciparung Sari

9 7 5 5 4

9 SDN Cipancur 7 7 3 6 3

10 SDN 2 Cibukamanah 8 7 4 7 4

11 SDN 2 Cilandak 14 11 5 12 4

12 SDN Cibatu 9 8 4 5 3

13 SDN 2 Ciparung Sari 9 7 3 7 3

14 SDN 3 Cilandak 11 8 7 9 4

15 SDN Cikadu 10 5 3 6 2


(21)

Sumber: Arsip Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta

Berdasarkan tabel 3.2 dapat dilihat bahwa jumlah sekolah dasar yang

berada di Kecamatan Cibatu berjumlah 15. Sedangkan jumlah guru guru yang berada di kecamatan tersebut sebanyak 156 orang. Dengan demikian jumlah populasi yang berada di Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta sebanyak 343 orang.

3.Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono:2003:91). Menurut Arikunto (2010:174) bahwa, sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Akdon dan Salman Hadi (2005:98) bahwa, sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri- cirri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang dapat mewakili sejumlah karakteristik yang akan diteliti.

Untuk kepentingan penelitian, tidak semua populasi di jadikan sumber data, namun dilakukan dengan penarikan sampel. Sementara itu penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan tekhnik Proportionate Stratified

Random Sampling. Menurut Sugiono (2008:93) bahwa, tekhnik ini digunakan

bila populasi mempunyai anggota/ unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.


(22)

Dalam penelitian ini, proporsi anggota populasi didasarkan pada masa kerja ≥ 5 tahun maksudnya bahwa agar guru lebih memahami tugas- tugas kepala sekolah, golongan ≥ 3a dengan maksud memotivasi kerja guru dengan ketentuan yang berlaku, dan kualifikasi pendidikan minimal S1 dengan tujuan untuk memposisikan guru dengan kumulasi kinerjanya. Berdasarkan data yang di himpun dari Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta bahwa, jumlah sampel secara keseluruhan yaitu 100, Kecamatan Campaka terdiri dari 59 sampel dan Kecamatan Cibatu 41 sampel, sehingga total sampel berjumlah 100, seperti yang tertera dalam tabel 3.1 dan tabel 3.2

B. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara kerja untuk mengumpulkan data kemudian mengolah data tersebut sehingga menghasilkan data yang dapat memecahkan permasalahan dalam penelitian. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiono (2003:1) bahwa, “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan tekhnik angket dan menggunakan pendekatan kuantitatif melalui analisis korelasi dan regresi. Analisis ini digunakan untuk menguji besarnya pengaruh kinerja kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja mengajar guru sekolah dasar di Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta. Objek dan lokasi penelitiannya adalah guru- guru Sekolah Dasar di


(23)

Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta, baik yang sudah berstatus sebagai PNS maupun guru honor.

C. Definisi Operasional

Berikut ini definisi operasional variabel penelitian:

1). Kinerja kepala sekolah (X1) memiliki peranan yang sangat menentukan demi terselenggaranya kinerja mengajar yang efektif dan bahkan berdampak pada kualitas pendidikan. Kinerja kepala sekolah merupakan unjuk kerja yang dicapai kepala sekolah baik secara kualitas maupun kuantitas sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya berdasarkan kemampuan, komitmen dan motivasi ( Saiful Bahri , 2010:17 dan Spencer dan Spencer, 1993). Dengan demikian sesuai dengan kebutuhan penelitian yang dimaksud dengan kinerja kepala sekolah adalah unjuk kerja kepala sekolah yang terlihat dalam kemampuan, komitmen dan motivasi.

2). Motivasi kerja guru (X2) sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja. Motivasi kerja merupakan dorongan bagi seseorang untuk melakukan suatu aktivitas kerja. Motivasi merupakan proses psikis yang mendorong orang untuk melakukan sesuatu (Husaeni Usman, 2009:250). Motivasi bisa berasal dari diri sendiri (instrinsik) maupun dari luar individu (ekstrinsik), (Herzbeg dalam Husaeni Usman: 2009:260). Dengan demikian bahwa motivasi kerja guru merupakan dorongan bagi seorang guru untuk melakukan aktivitas pembelajaran sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif, efektif dan


(24)

efisien sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Motivasi meliputi motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.

3). Kinerja mengajar guru (Y) merupakan seperangkat perilaku nyata ditunjukkan guru pada waktu dia memberikan pelajaran kepada siswanya. Kinerja guru dapat dilihat saat melaksanakan interaksi belajar mengajar di kelas termasuk bagaimana ia mempersiapkannya (Rohman Natawijaya dalam Rahman dkk (,2005:73). Tugas dan kewajibannya dalam bidang pengajaran yang diwujudkan melalui (1) Kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar, (2) Penguasaan materi, (3) Penguasaan metode dan strategi mengajar, (4) Persiapan tugas- tugas kepada siswa, (5) Kemampuan mengelola kelas, (6) Kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi. Abd. Wahab dan Umiarso, (2010:122). Dengan demikian bahwa kinerja mengajar guru merupakan suatu perilaku guru pada saat melaksanakan proses pembelajaran yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

D. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto dalam Riduwan (2007:32) bahwa, „Instrument penelitian merupakan sesuatu yang terpenting dan strategis kedudukannya di dalam keseluruhan kegiatan penelitian.

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dengan kisi- kisi berdasarkan variabel penelitian. Angket (questionnaire) adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respon


(25)

(responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan (Akdon dan Salman Hadi, 2005:131).

Melalui angket ini akan terkumpul data yang berupa jawaban tertulis dari responden atas sejumlah pertanyaan yang di ajukan dalam angket tersebut. Data yang dihasilkan dari penyebaran angket tersebut menggunakan skala Likert dengan kisaran 1-5 dengan alternatif jawaban sebagai berikut:

Tabel 3.3

Penilaian jawaban responden

Alternatif jawaban Nilai Pernyataan

Positif

Selalu (S) 5

Sering (S) 4

Kadang- kadang (KK) 3

Hampir Tidak Pernah (HTP) 2

Tidak Pernah (TP) 1

Sumber: Sugiono, 2003

Penyusunan Instrumen penelitian terdiri dari variabel independent dan variabel dependen yang disusun dengan menggunakan skala Likert. Kisi- kisi instrument kuesioner setiap variabel ( independent dan dependent ) dijabarkan dari konsep teoritis ke dalam konsep empiris.

Dengan demikian tahap- tahap penyusunan kisi- kisi angket dimulai dari: 1. Menentukan definisi secara teoritis dari setiap variabel yang akan diteliti,

yaitu variabel X1, X2, dan variabel Y.


(26)

3. Menentukan indikator- indikator yang dapat menggambarkan perilaku dan karakteristik responden yang akan diukur,

4. Menentukan sub indikator yang nantinya akan dijabarkan menjadi item- item pertanyaan yang nantinya dapat di ukur.

E. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrument dilakukan untuk menentukan angket representatif atau tidak. Selain itu untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam menjawab pertanyaan (pernyataan) dalam instrument. Dalam pengambilan sampel untuk uji coba penelitian dilakukan pada guru-guru di Lingkungan Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta, dengan jumlah responden sebanyak 30 orang.

Uji coba sampel penelitian, menggunakan tekhnik pengujian validitas dan reliabilitas, untuk pengujian validitas dengan menggunakan rumus Pearson

Product Moment, sedangkan untuk pengujian reliabilitas dengan menggunakan

metode Belah Dua (Split Half Method), dengan rumus Spearman Brown (Akdon, 2005:148) sebagai berikut:

r11=

2��

1+��

Dimana:

r

11 =Koefisien reliabilitas internal seluruh item

r

b = Korelasi Product Moment antara belahan (ganjil- genap) atau (awal-akhir)


(27)

Arikunto (2010:211) menjelaskan bahwa, validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat- tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dulu dicari harga korelasi antara bagian- bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap butir, dengan rumus Pearson Product Moment adalah sebagai berikut:

r hitung = � − ( )( )

{� −(( ) {� −( ) }

Keterangan: N = jumlah responden

X = jumlah skor jawaban responden pada tiap item pertanyaan

Y = jumlah skor jawaban responden seluruh pertanyaan rhitung = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y (Arikunto, 2010:317).

Uji t- statistic digunakan untuk menguji apakah variabel independent Kinerja Kepala Sekolah (X1), Motivasi Kerja Guru (X2), secara parsial berdampak terhadap variabel dependent Kinerja Mengajar Guru (Y). Pengujian ini dilakukan dengan asumsi bahwa variabel- variabel lain adalah nol. Rumus


(28)

r = √ n-2 √ 1-r²

Dimana: thitung = Nilai hitung

r = koefisien korelasi hasil r hitung n = jumlah responden

Dilanjutkan dengan mencari nilai t tabel dari daftar t dengan ( dk = n- 2) pada �= 0,05. Sebagai tolak ukur untuk menentukan derajat validitas digunakan kriteria sebagai berikut:t hitung > dari t tabel berarti data valid, dan jika t hitung < dari t tabel berarti data tidak valid.

a) Hasil uji validitas Kinerja kepala sekolah (X1)

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS Versi 12.0 di dapat hasil sebagai berikut:

Tabel 3.4

Uji coba instrument penelitian Kinerja Kepala Sekolah (X1)

No. Item r hitung r tabel

∝ = 0.05

n = 30

Keputusan

1 .824 > 0.361 Valid

2 .772 > 0.361 Valid

3 .819 >0,361 Valid

4 .654 > 0.361 Valid

5 .971 > 0.361 Valid

6 .654 > 0.361 Valid

7 .608 >0,361 Valid

8 .971 > 0.361 Valid

9 .971 > 0.361 Valid


(29)

11 .271 <0,361 Tidak Valid

12 .971 >0.361 Valid

13 .000 < 0.361 Tidak Valid

14 .971 >0,361 Valid

15 .520 > 0.361 Valid

16 .531 > 0.361 Valid

17 .924 >0,361 Valid

18 .000 <0,361 Tidak Valid

19 .924 > 0.361 Valid

20 -.225 <0.361 Tidak valid

21 .863 > 0.361 Valid

22 .924 >0,361 Valid

23 .896 >0,361 Valid

24 .865 >0,361 Valid

25 .865 >0,361 Valid

Berdasarkan tabel 3.4, uji validitas untuk variabel kinerja kepala sekolah (X1) dari 30 responden dengan 25 item soal yang disebarkan, hasil yang diperoleh berdasarkan perhitungan SPSS Versi 12.0, dengan taraf signifikan �=

0,05 terdapat 5 item soal yang tidak valid, yaitu item pertanyaan no.10, 11, 13, 18,20. Dengan demikian 5 item pertanyaan tersebut di buang. Jadi jumlah item pertanyaan yang akan disebar kepada responden sebanyak 20 pertanyaan.

b) Hasil uji validitas Motivasi Kerja Guru (X2)

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS Versi 12.0 di dapat hasil sebagai berikut:

Tabel 3.5

Uji Coba Instrumen Penelitian Motivasi Kerja Guru (X2)

No. Item r hitung r tabel

∝ = 0.05

n = 30

Keputusan

1 .543 > 0.361 Valid


(30)

4 .632 > 0.361 Valid

5 .139 <0.361 Tidak valid

6 .543 > 0.361 Valid

7 .392 >0,361 Valid

8 .491 > 0.361 Valid

9 .588 > 0.361 Valid

10 .000 <0,361 Tidak Valid

11 .632 >0,361 Valid

12 .534 >0.361 Valid

13 .157 < 0.361 Tidak Valid

14 .544 >0,361 Valid

15 .191 <0.361 Tidak Valid

16 .676 > 0.361 Valid

17 .743 >0,361 Valid

18 .706 >0,361 Valid

19 -.073 < 0.361 Tidak Valid

20 .468 > 0.361 Valid

Berdasarkan tabel 3.5, uji validitas Motivasi Kerja Guru (X2) dari 30 responden dengan 20 item soal yang disebarkan, hasil yang diperoleh berdasarkan perhitungan SPSS Versi 12.0 dengan taraf signifikan ∝ = 0.05

terdapat 5 item soal yang tidak valid, yaitu item pertanyaan no. 5, 10, 13, 15, 19. Dengan demikian 5 item pertanyaan tersebut di buang. Jadi jumlah item pertanyaan yang akan disebarkan sebanyak 15 pertanyaan.

c) Hasil uji validitas Kinerja Mengajar Guru (Y)

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS Versi 12.0 di dapat hasil sebagai berikut:

Tabel 3.6

Uji Coba Instrumen Penelitian Kinerja Mengajar Guru (Y) No. Item r hitung r tabel

∝ = 0.05

n = 30

Keputusan


(31)

2 .762 > 0.361 Valid

3 .000 <0,361 Tidak Valid

4 .587 > 0.361 Valid

5 .507 > 0.361 Valid

6 .507 > 0.361 Valid

7 .154 <0,361 Tidak Valid

8 -.016 <0.361 Tidak Valid

9 .417 > 0.361 Valid

10 .503 >0,361 Valid

11 .587 >0,361 Valid

12 .000 < 0.361 TidakValid

13 .507 > 0.361 Valid

14 .617 >0,361 Valid

15 .160 < 0.361 Tidak Valid

16 .670 > 0.361 Valid

17 .130 <0,361 Tidak Valid

18 .762 >0,361 Valid

19 .855 > 0.361 Valid

20 .800 > 0.361 Valid

21 -.100 < 0.361 Tidak Valid

22 .554 >0,361 Valid

23 .834 >0,361 Valid

24 .834 >0,361 Valid

25 .541 >0,361 Valid

26 .635 >0,361 Valid

Berdasarkan tabel 3.6, uji validitas Kinerja Mengajar Guru (Y) dari 30 responden yang disebar dengan 26 item pertanyaan, hasil yang diperoleh berdasarkan perhitungan SPSS Versi 12.0 dengan taraf signifikan ∝ = 0.05 , terdapat 7 item soal yang tidak valid yaitu, no. 3, 7, 8, 12, 15, 17, 21. Dengan demikian 7 item pertanyaan tersebut di buang. Jadi jumlah item pertanyaan yang akan disebarkan sebanyak 19 pertanyaan.


(32)

Untuk uji reliabilitas instrument, menggunakan metode Belah Dua (Split

Half Method), dengan rumus Spearman Brown (Akdon dan Sahlan Hadi:148)

sebagai berikut:

r

11= ��

+��

Dimana:

r

11=Koefisien reliabilitas internal seluruh item

r

b = Korelasi Product Moment antara belahan (ganjil- genap) atau

(awal-akhir)

a) Hasil Uji Reliabilitas Kinerja Kepala Sekolah (X1)

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS Versi 12.0 di dapat hasil sebagai berikut:

Tabel 3.7

Hasil uji reliabilitas kinerja kepala sekolah (X1)

Cronbach's Alpha Part 1 Value .926 N of Items 13(a)

Part 2 Value .928

N of Items 12(b)

Total N of Items 25

Correlation Between Forms

.958 Spearman-Brown

Coefficient

Equal Length .978

Unequal Length .978

Guttman Split-Half Coefficient

.978

Pengujian reliabilitas untuk variabel kinerja kepala sekolah (X1) berdasarkan perhitungan SPSS Versi 12.0, semua item pertanyaan reliabel. Pengujian reliabilitas X1 dilihat dari nilai korelasi Gutman Split Half Coefisient


(33)

sebesar = 0,978. Korelasi berada pada kategori sangat kuat. Bila di bandingkan dengan r hitung (0,978) > dari r tabel (0,361). Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa angket tersebut reliabel.

b) Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Kerja Guru (X2)

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS Versi 12.0 di dapat hasil sebagai berikut:

Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Kerja Guru (X2)

Cronbach's Alpha Part 1 Value .809 N of Items 10(a)

Part 2 Value .771

N of Items 10(b)

Total N of Items 20

Correlation Between Forms

.638 Spearman-Brown

Coefficient

Equal Length .779

Unequal Length .779

Guttman Split-Half Coefficient

.777

Sementara itu pengujian reliabilitas untuk X2 dilihat dari nilai korelasi Gutman Split Half Coefisient sebesar = 0,777. Korelasi berada pada kategori kuat. Bila dibandingkan dengan r hitung (0,777) > dari r tabel (0,361). Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa angket tersebut reliabel.

c) Hasil Uji Reliabilitas Kinerja Mengajar Guru (Y)

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS Versi 12.0 di dapat hasil sebagai berikut:

Tabel 3.9


(34)

Cronbach's Alpha Part 1 Value .778 N of Items 13(a)

Part 2 Value .875

N of Items 13(b)

Total N of Items 26

Correlation Between Forms

.701 Spearman-Brown

Coefficient

Equal Length .824

Unequal Length .824

Guttman Split-Half Coefficient

.798

Sedangkan pengujian reliabilitas kinerja mengajar guru (Y) dilihat dari nilai korelasi Gutman Split Half Coefisient sebesar = 0,798, korelasi berada pada kategori kuat. Bila dibandingkan dengan r hitung (0,798) > dari r tabel (0,361). Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa angket tersebut reliabel.

A.Tekhnik Pengumpulan data

Untuk memperoleh informasi yang obyektif dalam pengumpulan data diperlukan adanya instrumen yang tepat sehingga masalah yang diteliti akan berjalan dengan baik dan lancar. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah angket (Questionare).

Angket (Questionare) adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permimtaan pengguna (Akdon dan Sahlan Hadi, 2005:131). Adapun tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai masalah yang akan diteliti dari responden, dan responden tanpa merasa takut memberikan informasi yang sesuai dengan kenyataan di lapangan.


(35)

Adapun langkah- langkah yang dapat dilakukan untuk menganalisis data adalah dengan melakukan perhitungan Weighted Means Score, uji normalitas data, uji linieritas regresi hubungan antar variabel, korelasi pearson product

moment, korelasi ganda, regresi sederhana dan regresi ganda.

1. Analisis Data Deskriptif

Maksud dari perhitungan ini yaitu untuk melihat kecenderungan variabel dan untuk mengetahui tingkat ketercapaian masing- masing variabel. Untuk mengetahui tingkat kecenderungan variabel X1, X2 dan Y digunakan rumus

Weighted Means Score (Sudjana, 2005:67), sebagai berikut:

X =

×

Keterangan:

X= Rata- rata skor responden, � = Jumlah skor gabungan, n= jumlah responden

2. Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran data mengikuti sebaran baku normal atau tidak. Dalam pengujian uiji normalitas ini peneliti menggunakan SPSS Versi 12.0

3. Uji Linieritas Regresi

Dengan pengambilan keputusan bahwa, jika F hitung ≥ F tabel, maka tolak Ho yang artinya signifikan, dan jika F hitung ≤ F tabel, maka terima Ho yang artinya tidak signifikan, dengan taraf signifikasi �= 0,05, dengan uji


(36)

linieritas regresi ini dapat disimpulkan bahwa metode regresi antar variabel penelitian berpola linear atau tidak.

4. Korelasi Pearson Product Moment (PPM)

Rumus yang digunakan Korelasi PPM (Akdon dan Salman Hadi,2005:188) adalah sebagai berikut:

Rxy = � − ( )( )

{� −(( ) {� − )

Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ + 1). Apabila nilai r = 1 artinya korelasinya negative sempurna, r = 0 artinya tidak ada korelasi , dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat.

5. Korelasi Ganda

Korelasi ganda berfungsi untuk mencari besarnya pengaruh atau hubungan antara dua variabel bebas (x) atau lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (Y). Rumus korelasi ganda sebagai berikut:

Rx1x2y = ² . +�² .. - � . . � . .(� . ) −�² .

(Akdon dan Sahlan Hadi,2005 :191) 6. Regresi sederhana

Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Persamaan regresi dirumuskan sebagai berikut:


(37)

Dimana: Ỳ = (baca y topi) subyek variabel terikat yang diproyeksikan

X = variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksi kan a = nilai konstanta harga y jika x = 0

b = nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y.

(Akdon dan Sahlan Hadi, 2005:197) 7. Regresi ganda

Analisis regresi ganda ialah suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih (X1), (X2), (X3)……..(Xn) dengan satu variabel terikat.

Dengan rumus: = a + b1 X1 + b2 X2


(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Kinerja kepala sekolah di Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta berdasarkan hasil perhitungan termasuk dalam kategori sangat baik. Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah yang melekat pada kemampuan, komitmen dan motivasi menunjukkan nilai yang sangat baik, sehingga dapat membawa kedua kecamatan tersebut kearah kemajuan yang optimal dan berhasil melahirkan siswa yang berprestasi.

Motivasi kerja guru di Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta berdasarkan hasil perhitungan termasuk dalam kategori sangat baik. Motivasi Instrinsik dan motivasi ekstrinsik menunjukkan nilai yang sangat baik. Dengan demikian bahwa motivasi kerja guru sekolah dasar di dua kecamatan tersebut memberikan kontribusi yang baik terhadap kinerja mengajar guru dan pada akhirnya berdampak pada kualitas peserta didik.

Kinerja mengajar guru sekolah dasar di Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta berdasarkan hasil perhitungan termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian bahwa kinerja mengajar guru merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada prestasi belajar siswa.


(39)

Guru merupakan ujung tombak terselenggaranya tujuan pendidikan. Dalam hal ini guru telah menunjukkan kinerja yang sangat baik dalam menjalankan aktivitas kinerjanya sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, ditemukakan hal- hal sebagai berikut:

1. Kinerja kepala sekolah memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerja mengajar guru. Berdasarkan hasil penelitian bahwa kinerja kepala sekolah memberikan pengaruh yang kuat terhadap kinerja mengajar guru. Ketiga aspek kemampuan, komitmen dan motivasi berdasarkan hasil penelitian/ perhitungan menunjukkan skor yang sangat baik. Artinya bahwa kinerja kepala sekolah yang sangat baik yang mengacu kepada ketiga aspek tersebut akan berdampak pada kualitas kinerja mengajar guru. Kontribusi yang diberikan kinerja kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru sebesar 38,1%. Sehingga dapat dijelaskan bahwa kinerja kepala sekolah berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja mengajar guru.

2. Motivasi kerja guru memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerja mengajar guru. Berdasarkan hasil penelitian bahwa motivasi kerja guru memberikan pengaruh yang kuat terhadap kinerja mengajar guru. Aspek motivasi instrinsik dan aspek motivasi ekstrinsik berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan menunjukkan skor yang sangat baik. Artinya bahwa motivasi kerja guru yang sangat baik meliputi motivasi instrinsik dan ekstrinsik akan memberikan dampak yang sangat baik bagi kinerja mengajar guru. Kontribusi yang diberikan motivasi kerja guru terhadap kinerja mengajar guru sebesar


(40)

36,8%. Sehingga dapat dijelaskan bahwa motivasi kerja guru berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja mengajar guru.

3. Kinerja kepala sekolah dan motivasi kerja guru secara bersama- sama memberikan pengaruh secara signifikan terhadap kinerja mengajar guru. Pengaruh yang diberikan sebesar 46,1 %. Dan sisanya sebesar 53,9% ditentukan oleh faktor- faktor lain. Berdasarkan hasil penelitian tersebut sangat jelas bahwa kinerja kepala sekolah dan motivasi kerja guru secara bersama- sama berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja mengajar guru. Artinya jika kinerja kepala sekolah menunjukkan kualitas kinerja yang sangat baik ditunjang dengan kualitas motivasi kerja guru yang sangat baik akan berdampak pada kinerja mengajar guru..

B.SARAN

Saran yang dapat penulis sampaikan berdasarkan hasil penelitian yang pada akhirnya akan berdampak pada pihak- pihak yang berkepentingan. Berdasarkan hasil temuan bahwa kinerja kepala sekolah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja mengajar guru, motivasi kerja guru memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja mengajar guru, kinerja kepala sekolah dan motivasi kerja guru secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja mengajar guru. Meskipun demkian perlu adanya upaya dari berbagai pihak demi peningkatan kualitas pendidikan, yaitu dari pihak UPTD, kepala sekolah dan guru, yaitu:


(41)

1. Bagi pihak Unit Pelaksana Tingkat Daerah (UPTD) di Lingkungan Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta, a) UPTD beserta pengawas berusaha untuk lebih intensif mengawasi kinerja kepala sekolah dan bisa lebih cepat tanggap dalam menghadapi permasalahan yang dilakukan oleh kepala sekolah, karena sekecil apapun tindakan kepala sekolah pada akhirnya akan berdampak pada kualitas kinerja mengajar guru, b) berupaya mendorong dan meningkatkan kinerja guru demi terselenggaranya proses pembelajaran melalui pembinaan dan penataran di tingkat gugus.

2. Bagi para kepala sekolah dasar yang berada di Lingkungan Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta, sudah merupakan suatu kewajiban untuk melaksanakan aktivitas sekolah dengan sebaik-baiknya, menjadi kepala sekolah yang berwawasan luas, bijaksana dalam mengambil keputusan, melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai kepala sekolah yang melekat pada kemampuan, komitmen dan motivasi yang menjadi pondasi dasar dalam melaksanakan aktivitas kerja.

3. Bagi guru sekolah dasar di Kec. Campaka dan Kec. Cibatu Kab Purwakarta, sudah merupakan suatu kewajiban untuk bekerja dengan baik demi peningkatan kualitas pendidikan. Guru sebagai ujung tombak dalam pencapaian tujuan pendidikan sudah seharusnya berperan aktif dalam tujuan pendidikan. Untuk itu berusahalah berkinerja semaksimal mungkin agar nantinya apa yang menjadi tujuan pendidikan yang tersirat dalam Undang-


(42)

undang pendidikan dapat terealisasi sesuai dengan apa yang dicita-citakan. Selain itu guru harus berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pembinaan, penataran, seminar guna meningkatkan kualitas kinerja.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Akdon dan Hadi, S. (2005). Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian untuk

Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewi Ruci.

Anwar. Q, Sagala H. S. (2004). Profesi Jabatan Kependidikan dan Guru sebagai

Upaya Menjamin Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press.

Arikunto, S. (1996). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi

II. Jakarta: Rineka Cipta.

Aqib. Zainal. (2008). Standar Kualifikasi, Kompetensi, Sertifikasi Guru, Kepala

Sekolah, Pengawas Sekolah. Jakarta: CV. Rama Widia.

Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia. (2008). Peran Strategis Kepala Sekolah

dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Bandung: Alpa Print.

Bafadal, Ibrahim. (2003). Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Bahri, Saiful. (2010). Optimalisasi Kinerja Kepala Sekolah. Jakarta: Gibon. Castetter. W. B. (1996). The Human Resource Funtion In Educational

Administration. New Jersey: Merril an Imprint of Prentice Hall.

Departemen Pendidikan Nasional RI.(2004). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Ditjen PMPTK. (2008). Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (online: tersedia http:lpmpjogja.diknas.go.id.)

Gibson, et. al. (1985). Organisasi (Terjemahan). Edisi ke- Lima. Jakarta: Erlangga.

Hasim, Aceng. (2005). Kontribusi Kompetensi Pedagogik dan Motivasi

Berprestasi terhadap Kinerja Mengajar Guru. Tesis UPI. Tidak

ditebitkan.

Herawan, E. (2008). Kinerja Sekolah. Bandung: Jurnal Administrsi Pendidikan. Hoy and Miskel. (2008). Edicational Administration Theory, Research, and


(44)

Iskandar, Dadang, dkk. (2010). Bahan Ajar Pendidikan & Latihan Profesi Guru

(PLPG): Pengembangan Profesionalitas Guru. Bandung: Rayon 34

Universitas Pasundan Bandung.

Maisah dan Yamin, Martinis. (2010). Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta: Gaung Persada.

Mulyasa, E. (2003). Menjadi Kepala Sekolah Profesional ( dalam Konteks

Menyukseskan MBS dan KBK). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Rahman, dkk. (2005). Peran Strategis Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan

Mutu Pendidikan. Bandung: Alqaprint Jatinangor.

Riduwan.(2007). Skala Pengukuran Variabel- variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sagala, Syaiful. (2000). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.

Sa’ud, U. S. (2009). Pengembangan Profesi Guru.. Bandung: Alfabeta.

Sauri, S. (2010). Membangun Karakter Bangsa Melalui Pembinaan

Profesionalisme Guru berbasis Pendidikan Nilai. Bandung: Asosiasi

Sarjana dan Dosen Pendidikan Umum & Nilai Indonesia.

Siagian, Sondang. (2004). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Asdi Maha Satya.

Sofia H, Dedeh. (2010). Jurnal Penelitian Pendidikan Pembelajaran dan

Kinerja Guru. Bandung: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada

Masyarakat (LPPM) Universitas Pendidikan Indonesia.

S. Ruky. A. (2001). Sistem Manajemen Kinerja.: Panduan Praktis untuk

Merancang dan Meraih Kinerja Prima. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Sugiono. (2003). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Sutjipto, Kosasih, R. (2004). Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.

Spencer & Spencer. (1993). Competence at work Models Supperior

Performance. John Willey $ SMS, Inc, New York: A Division pf Mac

Miller Publising, Co. Inc.

Umiarso dan Gozali, Imam. (2010). Manajemen Mutu Sekolah Di Era Otonomi


(45)

Umiarso dan Wahab. Abd. (2011). Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan

Spiritual. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.

Undang- Undang Republik Indonesia.No. 20. (2003). Tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Jakarta: Nuansa Aulia.

Undang- Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan

Dosen. Jakarta: Depdiknas.

Uno, Hamzah. (2007). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang

Pendidikannya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

UPI. (2011). Pedoman Penelitian Karya Ilmiah Laporan Buku, Makalah,

Skripsi, Tesis, Disertasi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Usman, Husaini. (2006). Manajemen Teori, Praktek dan Riset Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara.

Wibowo. ( 2008). Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Wijaya, Cece. ( 1991). Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar

Mengajar. Bandung. PT. Remadja Rosdakarya.

Yamin, Martinis. (2011). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada.


(1)

36,8%. Sehingga dapat dijelaskan bahwa motivasi kerja guru berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja mengajar guru.

3. Kinerja kepala sekolah dan motivasi kerja guru secara bersama- sama memberikan pengaruh secara signifikan terhadap kinerja mengajar guru. Pengaruh yang diberikan sebesar 46,1 %. Dan sisanya sebesar 53,9% ditentukan oleh faktor- faktor lain. Berdasarkan hasil penelitian tersebut sangat jelas bahwa kinerja kepala sekolah dan motivasi kerja guru secara bersama- sama berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja mengajar guru. Artinya jika kinerja kepala sekolah menunjukkan kualitas kinerja yang sangat baik ditunjang dengan kualitas motivasi kerja guru yang sangat baik akan berdampak pada kinerja mengajar guru..

B.SARAN

Saran yang dapat penulis sampaikan berdasarkan hasil penelitian yang pada akhirnya akan berdampak pada pihak- pihak yang berkepentingan. Berdasarkan hasil temuan bahwa kinerja kepala sekolah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja mengajar guru, motivasi kerja guru memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja mengajar guru, kinerja kepala sekolah dan motivasi kerja guru secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja mengajar guru. Meskipun demkian perlu adanya upaya dari berbagai pihak demi peningkatan kualitas pendidikan, yaitu dari pihak UPTD, kepala sekolah dan guru, yaitu:


(2)

Ninis Kusniasih, 2012

1. Bagi pihak Unit Pelaksana Tingkat Daerah (UPTD) di Lingkungan Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta, a) UPTD beserta pengawas berusaha untuk lebih intensif mengawasi kinerja kepala sekolah dan bisa lebih cepat tanggap dalam menghadapi permasalahan yang dilakukan oleh kepala sekolah, karena sekecil apapun tindakan kepala sekolah pada akhirnya akan berdampak pada kualitas kinerja mengajar guru, b) berupaya mendorong dan meningkatkan kinerja guru demi terselenggaranya proses pembelajaran melalui pembinaan dan penataran di tingkat gugus.

2. Bagi para kepala sekolah dasar yang berada di Lingkungan Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta, sudah merupakan suatu kewajiban untuk melaksanakan aktivitas sekolah dengan sebaik-baiknya, menjadi kepala sekolah yang berwawasan luas, bijaksana dalam mengambil keputusan, melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai kepala sekolah yang melekat pada kemampuan, komitmen dan motivasi yang menjadi pondasi dasar dalam melaksanakan aktivitas kerja.

3. Bagi guru sekolah dasar di Kec. Campaka dan Kec. Cibatu Kab Purwakarta, sudah merupakan suatu kewajiban untuk bekerja dengan baik demi peningkatan kualitas pendidikan. Guru sebagai ujung tombak dalam pencapaian tujuan pendidikan sudah seharusnya berperan aktif dalam tujuan pendidikan. Untuk itu berusahalah berkinerja semaksimal mungkin agar nantinya apa yang menjadi tujuan pendidikan yang tersirat dalam Undang-


(3)

undang pendidikan dapat terealisasi sesuai dengan apa yang dicita-citakan. Selain itu guru harus berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pembinaan, penataran, seminar guna meningkatkan kualitas kinerja.


(4)

Ninis Kusniasih, 2012

DAFTAR PUSTAKA

Akdon dan Hadi, S. (2005). Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian untuk

Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewi Ruci.

Anwar. Q, Sagala H. S. (2004). Profesi Jabatan Kependidikan dan Guru sebagai

Upaya Menjamin Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press.

Arikunto, S. (1996). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi

II. Jakarta: Rineka Cipta.

Aqib. Zainal. (2008). Standar Kualifikasi, Kompetensi, Sertifikasi Guru, Kepala

Sekolah, Pengawas Sekolah. Jakarta: CV. Rama Widia.

Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia. (2008). Peran Strategis Kepala Sekolah

dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Bandung: Alpa Print.

Bafadal, Ibrahim. (2003). Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Bahri, Saiful. (2010). Optimalisasi Kinerja Kepala Sekolah. Jakarta: Gibon. Castetter. W. B. (1996). The Human Resource Funtion In Educational

Administration. New Jersey: Merril an Imprint of Prentice Hall.

Departemen Pendidikan Nasional RI.(2004). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Ditjen PMPTK. (2008). Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (online: tersedia http:lpmpjogja.diknas.go.id.)

Gibson, et. al. (1985). Organisasi (Terjemahan). Edisi ke- Lima. Jakarta: Erlangga.

Hasim, Aceng. (2005). Kontribusi Kompetensi Pedagogik dan Motivasi

Berprestasi terhadap Kinerja Mengajar Guru. Tesis UPI. Tidak

ditebitkan.

Herawan, E. (2008). Kinerja Sekolah. Bandung: Jurnal Administrsi Pendidikan. Hoy and Miskel. (2008). Edicational Administration Theory, Research, and


(5)

Iskandar, Dadang, dkk. (2010). Bahan Ajar Pendidikan & Latihan Profesi Guru

(PLPG): Pengembangan Profesionalitas Guru. Bandung: Rayon 34

Universitas Pasundan Bandung.

Maisah dan Yamin, Martinis. (2010). Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta: Gaung Persada.

Mulyasa, E. (2003). Menjadi Kepala Sekolah Profesional ( dalam Konteks

Menyukseskan MBS dan KBK). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Rahman, dkk. (2005). Peran Strategis Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan

Mutu Pendidikan. Bandung: Alqaprint Jatinangor.

Riduwan.(2007). Skala Pengukuran Variabel- variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sagala, Syaiful. (2000). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.

Sa’ud, U. S. (2009). Pengembangan Profesi Guru.. Bandung: Alfabeta.

Sauri, S. (2010). Membangun Karakter Bangsa Melalui Pembinaan

Profesionalisme Guru berbasis Pendidikan Nilai. Bandung: Asosiasi

Sarjana dan Dosen Pendidikan Umum & Nilai Indonesia.

Siagian, Sondang. (2004). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Asdi Maha Satya.

Sofia H, Dedeh. (2010). Jurnal Penelitian Pendidikan Pembelajaran dan

Kinerja Guru. Bandung: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada

Masyarakat (LPPM) Universitas Pendidikan Indonesia.

S. Ruky. A. (2001). Sistem Manajemen Kinerja.: Panduan Praktis untuk

Merancang dan Meraih Kinerja Prima. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Sugiono. (2003). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Sutjipto, Kosasih, R. (2004). Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.

Spencer & Spencer. (1993). Competence at work Models Supperior

Performance. John Willey $ SMS, Inc, New York: A Division pf Mac

Miller Publising, Co. Inc.

Umiarso dan Gozali, Imam. (2010). Manajemen Mutu Sekolah Di Era Otonomi


(6)

Ninis Kusniasih, 2012

Umiarso dan Wahab. Abd. (2011). Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan

Spiritual. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.

Undang- Undang Republik Indonesia.No. 20. (2003). Tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Jakarta: Nuansa Aulia.

Undang- Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan

Dosen. Jakarta: Depdiknas.

Uno, Hamzah. (2007). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang

Pendidikannya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

UPI. (2011). Pedoman Penelitian Karya Ilmiah Laporan Buku, Makalah,

Skripsi, Tesis, Disertasi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Usman, Husaini. (2006). Manajemen Teori, Praktek dan Riset Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara.

Wibowo. ( 2008). Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Wijaya, Cece. ( 1991). Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar

Mengajar. Bandung. PT. Remadja Rosdakarya.

Yamin, Martinis. (2011). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada.


Dokumen yang terkait

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN UNGARAN.

0 1 6

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT.

0 1 48

PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN DISIPLIN KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI KECAMATAN SUKASARI KABUPATEN SUMEDANG.

0 10 44

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI KECAMATAN KERTASARI KABUPATEN BANDUNG.

0 1 17

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI KECAMATAN KERTASARI KABUPATEN BANDUNG.

0 2 46

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI KECAMATAN SUKARESMI KABUPATEN CIANJUR.

1 8 54

PENGARUH KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP ETOS KERJA GURU DI SMPN KECAMATAN CIBATU KABUPATEN PURWAKARTA.

0 1 49

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi Berprestasi Guru Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya.

0 1 67

PENGARUH KINERJA MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI: Studi Deskriftif Terhadap Guru Sekolah Dasar di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Gunungtanjung Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2009.

1 1 60

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI GUGUS WIRATNO KECAMATAN CILACAP TENGAH

0 2 86