PENGARUH PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KARYAWAN : Studi Kasus Pada Program Pelatihan Computerized Numericai Control Terhadap Kemampuan Karyawan Unit Profit Center AIPCM PT. Dirgantara Indonesia, Tahun 2001.
7 a 9?.
PENGARUH PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN
KEMAMPUAN KARYAWAN
(Studi Kasus Pada Program Pelatihan Computerized Numerical
Control Terhadap Kemampuan Karyawan Unit Profit Center AIPCM
PT. Dirgantara Indonesia, Tahun 2001)
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
tz^S.
OLEH:
ANGGIAT TAMBUNAN
NIM:009754
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2002
£~
DISETUJUI DAN DISAHKAN PEMBIMBING
PEMBIMBING
Prof. Dr. H. TB. ABlKl SYAMSUBOIN MAKMUN. MA
Pembimbing II
Prof. Dr. NANANG FATTAH
DIKETAHUI
KETUA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Prof. Dr. H. TB. ABIN SYAMSUDDIN MAKMUN , MA
ABSTRAK
Penelitian ini mengangkat permasalahan tentang hubungan
(pengaruh) pelatihan terhadap peningkatan kemampuan karyawan yang
penelitiannya dilakukan pada program pelatihan computerized Numerical
control terhadap kemampuan karyawan unit profit center AIPCM PT.
Dirgantara Indonesia
Teori yang melandasi penelitian ini adalah teori pelatihan dikaji dari
pendapat -pendapt ahli antara lain Zainuddin Arif, D.Sudjana, Edwin B
Flippo, sedangkan teori prestasi kerja dikaji dari pendapat ahli antara lain
Moh.As'ad, Rusli Syarif, Tani Handoko.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode
korelasional dan expost facto. Pengumpulan data utama dilakukan melalui
penyebaran angket, disamping itu dilakukan pula wawancara dan studi
dokumentasi. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 60 orang peserta
pelatihan. Dimana penarikan sampel tersebut dilakukan melalui teknik
random sampling.
(X1)
Temuan penelitian ini adalah: (1) Hubungan antara materi pelatihan
dengan Mutu Proses Pelatihan (Y1) diperoleh koefisien korelasi
sebesar 0,4305 dan koefisien determinasi 18,53%. (2) Hubungan antara
kemampuan instrutur (X2) dengan Mutu Proses Pelatihan (Y1) diperoleh
koefisien korelasi sebesar 0,3832 dan koefisien determinasi 14,68%. (3)
Hubungan antara fasilitas pelatihan (X3) dengan Mutu Proses Pelatihan
(Y1) diperoleh koefisien korelasi
sebesar 0,3357 dan koefisien
determinasi 11,27%. (4) Hubungan peserta pelatihan(X4) dengan mutu
proses pelatihan (Y1) diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,2756 dan
koefisien determinasi 7,60%. (5) Hubungan antara variabel pelatihan
(X1,X2,X3dan X4)
dengan Mutu Proses Pelatihan (Y1) diperoleh
koefisien korelasi sebesar 0,5744 dan koefisien determinasi 32,99%. (6)
Hubungan antara Mutu Proses Pelatihan dengan Prestasi Kerja Lulusan
Pelatihan (Y2) diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,4743 dan koefisien
determinasi 22,5 %.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) Terdapat hubungan yang
signifikan antara materi pelatihan dengan Mutu Proses Pelatihan (2)
Terdapat hubungan signifikan antara kemampuan instruktur dengan Mutu
Proses Pelatihan (3) Terdapat hubungan yang signifikan antara fasilitas
pelatihan dengan Mutu Proses Pelatihan. (4) Terdapat hubungan yang
signifikan antara peserta pelatihan terhadap mutu proses pelatihan. (5)
Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel pelatihan dengan Mutu
Proses Pelatihan. (6) Terdapat hubungan antara Mutu Proses Pelatihan
dengan Kemampuan Karyawan Lulusan Pelatihan.
DAFTAR ISI
Halaman
i
jj
LEMBAR PERSETUJUAN
PERNYATAAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFARTABEL
DAFTAR GAMBAR
v
vi
viii
ix
x
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
1
B. Identifikasi Masalah
4
C. Perumusan Masalah
6
D. Tujuan Penelitian
8
E. Manfaat Penelitian
9
F. Paradigma Penelitian
9
G. Definisi Operasional
11
H. Asumsi dan Hipotesis Penelitian
13
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Konsep Pelatihan
16
B. Mutu Proses Pelatihan
31
C. Konsep Kemampuan Karyawan
32
D. Hubungan Pelatihan dengan Kemampuan Karyawan
33
E. Pelatihan Computerized Numerical Control (CNC)
35
F.
39
Hasil Penelitian Terdahulu
BAB III. PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
42
B. Populasi dan Sampel Penelitian
43
C. Instrumen Pengumpulan Data
44
D. Uji Coba Instrumen Pengumpulan Data
50
VIII
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
60
•B.
81
Pembahasan Hasil Penelitian
C. Temuan Penelitian
91
D. Pembahasan Temuan Penelitian
92
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
99
B. Implikasi
100
C.
103
Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
107
LAMPIRAN
110
IX
DAFTAR TABEL
Tabei
Halama*n
1-1 Kisi-Kisi Pertanyaan Variabel penelitian
49
I-2 Validitas Tes Materi Pelatihan
51
I-3 Validitas Tes Kemampuan Instruktur
52
I-4 Validitas Tes Fasilitas Pelatihan
52
I-5 Validitas Tes Peserta Pelatihan
52
I-6 Validitas Mutu proses Pelatihan
53
I-7 Validitas Tes Prestasi Kerja Lulusan Pelatihan
53
I-8 Hasil Perhitungan Reabilitas Angket Uji Coba
55
V-7 Korela Antara Pelatihan dan Mutu Proses Pelatihan
60
V-8 Korelasi Mutu Proses Pelatihan Terhadap
Kemampuan Karyawan
73
IX
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1.1
Paradigma Penelitian
10
1.2
Pengaruh Variabel X Terhadap Y
15
11.1
Langkah-Langkah Pelatihan dan Pengembangan
24
IV.1 Tingkat Hubungan Setiap Variabel X dengan Y
80
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Beiakang
PT. Dirgantara Indonesia ( Dulu PT. IPTN ) yang berlokasi di
Bandung, merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang
usaha produk dan jasa kedirgantaraan di bawah naungan PT.Bahana
Pakarya Industri Strategis (BPIS). Sebagai Industri strategis PT.Dirgantara
Indonesia mengemban sekaligus dua misi yang amat penting, yaitu misi
bisnis untuk memperoleh laba sebagaimana umumnya sebuah badan
usaha berbentuk perseroan terbatas, dan misi alih teknologi yang
mengharuskan PT. Dirgantara Indonesia menguasai dan menjadi ujung
tombak pengembangan teknologi serta industri kedirgantaraan nasional.
Dari sisi bisnis PT. Dirgantara Indonesia telah memasarkan sekitar 300
pesawat terbang dan helikopter, serta sistem senjata, komponen pesawat,
dan jasa lainnya.
Ketika tahun 1997 krisis ekonomi dan moneter melanda kawasan
Asia Tenggara dan Indonesia yang berdampak pada berkurangnya
potensi pasar PT. Dirgantara Indonesia. Berkait dengan itu, sejak oktober
1998
industri
ini mempersiapkan
paradigma
baru.
PT.
Dirgantara
Indonesia telah melaksanakan program restrukturisasi yang mencakup
diantaranya:
melakukan
penataan ulang
perampingan
organisasi sesuai
kebutuhan,
postur Sumber Daya Manusia (SDM) yang sesuai
dengan volume bisnis PT.Dirgantara Indonesia di masa depan, serta
restrukturisasi
permodalan
dan
keuangan
digulirkan.
Melalui
restrukturisasi ini postur karyawan menyusut dari 15.000 menjadi 10.000
dan organisasi baru yang dibentuk diarahkan pada pembentukan
Business Unit untuk mempertajam fokus bisnis dan meningkatkan
agresifitas pemasaran. Kewenangan unit-unit bisnis diperbesar dengan
desentralisasi kegiatan usaha dan pengelolaan keuangan serta sumber
daya lain untuk mendukung kelancaran operasional. Dengan adanya
restrukturisasi organisasi dan restrukturisasi SDM di lingkungan PT.
Dirgantara Indonesia, maka perusahaan ini melakukan berbagai pelatihan
agar para karyawan
dapat menyesuaikan dengan organisasi, orang-
orangnya, kebijaksanaan-kebijaksanaannya, dan prosedur-prosedumya.
Produk
Pesawat
Dirgantara
Indonesia
hanya
mungkin
dipertahankan sebagai produk andalan dimasa depan, jika mampu tidak
hanya memiliki nilai tambah teknologi yang
menjadi
kebanggaan
internasional tetapi juga harus memiliki nilai tukar atau terjual di pasar
global dengan memiliki daya saing dalam kualitas, harga dan penyerahan
tepat waktu dan didukung oleh layanan purna jual yang canggih. Untuk
mengantisipasi ini, PT.Dirgantara Indonesia
harus mempersiapkan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai kemampuan yang lebih
unggul dan profesional. Oleh karena itu maka peranan pembinaan SDM di
PT. Dirgantara Indonesia menjadi sangat penting, terrmasuk di dalamnya
pembinaan SDM di Unit Profit Center AIPCM (Aircraft Industrial Parts and
Component Manufacturing), tempat penulis melakukan penelitian, yang
merupakan salah satu bagian organisasi PT. Dirgantara Indonesia, yang
berfungsi membuat part-part dan komponen
pesawat terbang untuk
menunjang assembling pesawat terbang sesuai dengan Master Plan.
Sehubungan dengan aktivitasnya, Unit Profit Center AIPCM ini harus
dapat memanfaatkan karyawannya sebaik-baiknya mengingat bagian ini
merupakan sumber daya yang paling penting dalam pembuatan part dan
komponen pesawat terbang.
Usaha yang dilakukan Unit Profit Center AIPCM untuk membentuk
SDM yang profesional dan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja ialah
dengan memberikan berbagai pelatihan bagi karyawannya diantaranya
pelatihan CNC ( Computerized Numerical Control ) Machine. Dengan
dilaksanakannya program pelatihan yang baik dan berkesinambungan,
diharapkan akan membawa hasil yang
karyawan
yaitu
meningkatnya
lebih menguntungkan bagi
pengetahuan
dan
kecakapan
serta
keterampilan karyawan sehingga nanti mereka benar-benar mampu untuk
menangani
pekerjaannya
secara
efektif
dan
efisien
serta
dapat
menunjang ke arah peningkatan prestasi kerjanya.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis merasa
tertarik
melakukan penelitian guna mendapatkan informasi tentang
bagaimana pengaruh pelatihan CNC Machine terhadap peningkatan
kemampuan
Indonesia.
karyawan
Unit Profit Center AIPCM
PT.
Dirgantara
B. Identifikasi Masalah
Pelatihan yang dilaksanakan PT. Dirgantara Indonesia ini merupakan hal
penting dalam meningkatkan kemampuan karyawan, artinya menuju
perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan pola-pola perilaku
berusaha ke arah yang lebih baik, dan mampu mengatasi berbagai
permasalahan yang dihadapi serta mengantisipasi perkembangan bisnis
di masa yang akan datang.
Pola utama yang telah dikembangkan PT.Dirgantara Indonesia
dalam membina karyawan adalah dengan melaksanakan sistem pelatihan
yang berorientasi pada kebutuhan. Dimana kebutuhan peserta ini tergali
sebelum pelatihan dimulai. Dan juga sistem pelatihan dilaksanakan secara
terpadu- berkelanjutan.
Hasil pelatihan ini diharapkan mampu membawa keberhasilan
peningkatan
prestasi
kerja
karyawan
unit
profit
center
AIPCM,
sebagaimana dikemukakan Edwin B. Pilippo (1961: 228-229) bahwa "
Pelatihan berkaitan dengan peningkatan pengetahuan dan kemampuan
dalam menjalankan pekerjaan tertentu dan merupakan beban penting bagi
organisasi di mana pekerjaan itu berada"
Pola-pola
kegiatan
pelatihan
yang
diterapkan
akan
turut
menentukan besarnya konstribusi terhadap prestasi kerja karyawan . Dale
Yoder ( 1962: 225) mengemukakan bahwa "Pelatihan yang
baik
menjalankan asas individual difference, relation to job analisis, motivation,
active participation, selection of trainess, selection of trainers's training,
training methods, dan principles of learning". Dengan demikian dalam
suatu pelatihan sedikitnya terdapat 5
faktor yang turut menentukan
keberhasilan pelatihan yaitu:
1 Materi Pelatihan
Materi
pelatihan
menjawab
harus disesuaikan
permasalahan yang
dengan
dihadapi,
kebutuhan,
dan
mampu
bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini penting karena tingginya motivasi
karyawan mengikuti kegiatan pelatihan banyak dipengaruhi oleh
apakah materi pelatihan sesuai dengan kebutuhan dan mampu
memenuhi harapannya.
2
Kemampuan Instruktur (pelatih)
Kemampuan instruktur sangat penting dalam suatu pelatihan. Hal ini
sejalan dengan pendapat Alex S. Nitisemito (1982:105) mengemukakan
peranan
pelatih
sangat
menentukan
berhasil
tidaknya
pelatihan
tersebut.
3 Fasilitas pelatihan
Fasitas pelatihan turut menentukan keberhasilan suatu pelatihan
karena kegiatan pembelajaran dalam pelatihan akan efektif jika
lingkungan dan fasilitas kondusif bagi jalannya proses pembelajaran.
Hal ini sejalan dengan Zainudin Arif ( 1990) bahwa dalam merancang
dan
melaksanakan
kegiatan
belajar,
tahap
pertama
yang
perlu
dipersiapkan adalah iklim belajar ( sarana belajar dan pengaturan fisik).
4 Peserta pelatihan
Peserta pelatihan merupakan bahan mentah yang akan diolah di dalam
lembaga pendidikan yang nantinya akan berubah menjadi hasil olahan
atau lulusan.
5 Mutu proses pelatihan ( pembelajaran)
Proses pelatihan (pembelajaran) sangat penting dalam pelatihan,
karena dengan proses pembelajaran memungkinkan terjadinya proses
perubahan tingkah laku sesorang dalam mencapai suatu tujuan
Muhibbin syah (2000:113) mengungkapkan bahwa:
Proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku
kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri manusia.
Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang
lebih maju dari pada keadaan sebelumnya
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, maka permasalahan
yang akan dikaji dalam penelitihan ini adalah seberapa besar pola
pelatihan yang diselenggarakan UPC AIPCM selama ini memberikan
sumbangan berarti terhadap peningkatan kemampuan karyawan.
C. Perumusan Masalah
Unjkfk memperjelas masalah yang diteliti, berikut ini dikemukakan
rumusan masalah secara umum " Seberapa besar pengaruh pelatihan
computerized
numerical
Control
machine
dalam
meningkatkan
kemampuan karyawan unit Profit Center AIPCM PT. Dirganta Indonesia "
8
D. Tujuan Penelitian
Berpijak pada permasalahan yang dirumuskan dalam pertanyaanpertanyaan penelitian serta dengan memperhatikan variabel tersebut di
atas, maka secara operasional tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut
ini :
1. Untuk memperoleh informasi mengenai ada tidaknya pengaruh
materi pelatihan CNC Machine terhadap mutu proses pelatihan
karyawan Unit Profit Center AIPCM PT. Dirgantara Indonesia
2 .Umuk memperoleh informasi mengenai ada tidaknya pengaruh
kemampuan instruktur terhadap mutu proses pelatihan karyawan
Unit Profit Center AIPCM PT. Dirgantara Indonesia
3. Utmik memperoleh informasi mengenai ada tidaknya pengaruh
fasilitas pelatihan terhadap mutu proses pelatihan karyawan Unit
Profit Center AIPCM PT. Dirgantara Indonesia
4. Untuk memperoleh informasi mengenai ada tidaknya pengaruh
peserta pelatihan terhadap mutu proses pelatihan karyawan Unit
Profit Center AIPCM PT. Dirgantara Indonesia
5. Urvtuk mengetahui informasi mengenai ada tidaknya pengaruh
keseluruhan komponen pelatihan terhadap mutu proses pelatihan
karyawan unit Profit Center AIPCM PT. Dirgantara Indonesia
6. Untuk mengetahui informasi mengenai ada tidaknya pengaruh mutu
proses pelatihan terhadap peningkatan prestasi kerja lulusan hasil
pelatihan karyawan unit Profit Center AIPCM PT. Dirgantara
Indonesia
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini berhubungan dengan pembinaan dan pengembangan
Sumber daya manusia dalam hal ini pengembangan kemampuan
karyawan unit profit center AIPCM, agar lebih mampu dan terampil dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan peran yang diberikan.
Secara teoritis penelitian ini merupakan sumbangan pemikiran yang
dapat digunakan sebagai tambahan informasi pengetahuan tentang
proses pelaksanaan pelatihan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi
pelatihan dan pengembangan konsep-konsep atau teori-teori
dalam pelatihan.
Secara
praktis
bermanfaat bagi
perusahaan
PT.
Dirgantara
Indonesia dalam upaya peningkatan prestasi kerja karyawan sedangkan
bagi bagian personalia AIPCM sebagai lembaga penyelenggara pelatihan,
sebagai bahan masukan untuk keperluan perancangan kegiatan pelatihan
guna meningkatkan kualitas dari segi penyelenggara pelatihan.
E. Paradigma Penelitian
Upfuk mempermudah memberikan gambaran ruang lingkup dari penelitian
ini maka penulis membuat kerangka pola pikir dalam penelitian ini, maka
paradigma penelitiannya adalah
10
»
e
//
Instrumental Input
Materi Pelatihan
Kompetensi Pelatih
Fasilitas
Mutu Proses Pelatiha
Proses Delajar
Oiutput
Kemampuan Karyawa
mengajar
Bimbingan
Evaluasi
Peserta Uidik
( Karyawan Belum
Teriatih)
GAMBARI.1
Paradigma Penelitian
Peserta pelatihan sebelum pelatihan merupakan masukan mentah
yang berkaitan dengan karakteristik peserta yang meliputi struktur kognitif,
pengetahuan, ketrampilan, kebutuhan belajar, pendidikan, usia status
sosial dan kebiasaan belajar. Kemudian dalam proses pelatihan, yaitu
adanya treatment pelatihan yaitu yang menyangkut interaksi antara
masukan mentah ( peserta) dan masukan sarana. Dalam mutu proses
pelatihan adanya proses pembelajaran, bimbingan dan evaluasi.
Kemudian lulusan hasil pelatihan merupakan output (keiuaran),
yaitu peningkatan kemampuan karyawan yang diperoleh dari kegiatan
pembelajaran yang mencakup pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang
sesuai dengan kebutuhan belajar yang diperlukan peserta didalam
rencana pengelolaan AIPCM.
Setelah pelatihan selesai dilaksanakan diharapkan penerapan ilmu
pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh selama pelatihan dalam
melaksanakan pekerjaan meningkat ( prestasi kerja meningkat)
I
11
F. Definisi Operasional
Untuk adanya kesamaan interpretasi terhapat proses dan hasil
penelitian yang dilakukan maka perlu dikemukakan definisi operasional
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
1. Variabel Bebas (X)
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) adalah
pelatihan. Pengertian pelatihan sebagaimana dikemukakan Moekiyat
(1993:3) bahwa "pelatihan adalah suatu bagian pendidikan yang
menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan
keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku ,dalam waktu yang
relatif singkat dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek
daripada teori".
Dalam penelitian ini secara operasional pengertian pelatihan mesin
CNC adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
ketrampHan karyawan dalam mengoperasikan mesin computer numerical
control di PT.Dirgantara Indonesial
Dengan mengacu pada konsep di atas, pelatihan dalam penelitian
ini ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
a. Materi pelatihan (Xl} , diukur melalui : (1) Kesesuaian materi yang
diberikan; (2) Kesesuaian materi dengan masalah yang dihadapi
peserta; (3) Manfaat materi pelatihan bagi peserta.
b. Kemampuan instruktur (X2) , yang dapat diukur dari : (1) Sistimatika
penyajian; (2) kejelasan dalam menyampaikan materi; (3) Kesesuaian
12
metode; (4) Alat bantu yang digunakan; (5) Kemampuan
mempraktekkan materi; (6) Daya simpati terhadap. peserta.
c. Fasilitas pelatihan (X3), diukur melalui: (1) Tempat dan ruangan
pelatihan; (2) Kelengkapan alat-alat pelatihan; (3) Kelengkapan buku/
modul dan media pelatihan.
d. Peserta pelatihan (X4), diukur melalui: (1) Kebutuhan pelatihan; (2)
Disiplin ;(3) Ketepatan penggunaan waktu; Partisipasi aktif
2. Variabel terikat (Y)
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah mutu
proses pelatihan (Yi) dan kemampuan karyawan (Y2)
- Mutu proses pelatihan/pembelajaran (Y1) merupakan kunci pokok dari
terlahirnya hasil pelatihan. Mutu proses pelatihan diukur melalui : (1)
Tujuan belajar; (2) Metode pembelajaran ; (3) Kerjasama yang baik; (4)
Penilaian hasil belajar
- Kemampuan Karyawan adalah merupakan kuantitas peserta yang
dihasilkan dari setiap kegiatan pelatihan yang disertai kualitas
perubahan tingkah laku yang didapat melalui proses pelatihan yang
mencakup penguasaan peserta terhadap materi yang diberikan pada
pelatihan sehingga mereka dapat menerapkan pengetahuan dan
ketrampilan ditempat kerja dengan baik.
Yang dapat diukur dari kemampuan karyawan adalah melalui : (1) Hasil
penilaian pelatihan; (2) Pemahaman materi; (3) Penguasaan materi; (4)
Aspek pengetahuan; (5) Perubahan sikap: (6) Ketrampilan; (7) Kualitas;
13
(8) Ketepatan Jadwal; (9) Kesadaran biaya; (10) Kerjasama, (11)
pengetahuan pekerjaan dan (12) Adaptasi
G. Asumsi dan Hipotesis Penelitian
Asumsi
Anggapan
kebenarannya
dasar adalah
diterima
oleh
memperkuat permasalahan,
sebuah titik tolak
peneliti.
membantu
Asumsi
pemikiran
yang
ini diperlukan
untuk
peneliti dalam
memperjelas
menetapkan objek penelitian, wilayah pengambilan data dan instrumen
pengumpulan data.
Seperangkat yang dibangun sebagai landasan untuk keyakinan
tentang kokohnya pelaksanaan penelitian, adalah sebagai berikut ini.
1. Pelatihan sebagai alat manajemen digunakan untuk mengembangkan
penetahuan dan keterampilan agar prestasi kerja (kinerja) individu dan
organisasi meningkat (Terence Jackson, 1989)
2. Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki prestasi kerja pada
suatu pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya, atau suatu
pekerjaan
yang
ada
kaitannya
dengan
pekerjaannya
(Faustino
Cordosa ,1999: 197)
3. Karyawan akan lebih baik apabila mereka merasa bahwa organisasi
menyediakan peluang bagi prestasi mereka untuk dihargai dan
diberikan ganjaran (TV. Rao, 1986)
14
Perumusan Hipotesis
Berdasarkan
asumsi-asumsi
penelitian
tersebut di atas,
maka
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut ini
1. Terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara materi pelatihan
CNC Machine terhadap mutu proses pelatihan karyawan Unit Profit
Center AIPCM PT. Dirgantara Indonesia
2. Terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara kemampuan
instruktur terhadap mutu proses pelatihan karyawan Unit Profit
Center AIPCM PT. Dirgantara Indonesia
3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara fasilitas pelatihan terhadap
mutu proses pelatihan karyawan unit Profit Center AIPCM PT.
Dirgantara Indonesia
4. Terdapat pengaruh yang signifikan antara peserta pelatihan terhadap
mutu proses pelatihan karyawan unit Profit Center AIPCM PT.
Dirgantara Indonesia
5. Terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara keseluruhan
komponen pelatihan terhadap mutu proses pelatihan karyawan unit
Profit Center AIPCM PT. Dirgantara Indonesia
6. Terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara mutu proses
pelatihan terhadap output (kemampuan karyawan) unit Profit Center
AIPCM PT. Dirgantara Indonesi
15
Pengaruh antara variabel-variabel tersebut digambarkan sebagai berikut:
GAMBAR I.2
Pengaruh Variabel X Terhadap Y
Y2
Keteranga X1: Materi Pelatihan
X2: Kemampuan Instruktur
X3: Fasilitas Pelatihan
X4: Peserta Pelatihan
Y1: Mutu Proses Pelatihan
Y2: Output ( Kemampuan karyawan)
^^
(
1
v' * -
< t> 4
^
\
^
i
BAB III
"s^ PROSEDUR PENELITIAN
J" //1
-/
/
=:z^/
A. Metode Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diteliti,
maka metode yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Dasar
pertimbangan
tersebut
sesuai
dengan
ciri-ciri
metode
deskriptif
sebagaimana dikemukakan Winarno Surakhmad (1980:139) yaitu: " (1)
Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa
sekarang dan pada masalah yang aktual; (2) data yang dikumpulkan
mula-mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisis(karena itu metode ini
sering pula disebut metode analitik)
Apabila ditinjau dari kedua ciri tersebut, maka penulis berpendapat
bahwa deskriptif-analitis ini tepat untuk diterapkan pada penelitian ini.
Penelitian ini menyelidiki masalah yang aktual, karena meneliti suatu
kehidupan sosial yang sedang berlangsung dan dapat diamati pada masa
sekarang. Demikian pula untuk ciri kedua, dalam penelitian ini peneliti
berusaha untuk menemukan dan mengumpulkan data yang berkenaan
dengan
masalah
penelitian, kemudian data tersebut disusun dan
dianalisis untuk mencari kesimpulan dari hasil penelitian ini.
Dalam pada itu mengacu pada hipotesis penelitian, maka metode
yang digunakan dalam penelitian ini dapat dikategorikan pada metode
42
korelasional, oleh karena berusaha menghubungkan suatu variabel degan
variabel
lainnya
untuk
memahami
suatu
fenomena
dengan
cara
menentukan tingkat/ derajat hubungan diantara variabel-variabel tersebut.
Tingkat hubungan tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi yang
berfungsi
sebagai
alat
untuk
membandingkan
variabilitas
hasil
pengukuran terhadap variabel-variabel tersebut.
Di sisi lain, penelitian ini dapat juga disebut penelitian yang sifatnya
" Ex post facto", oleh karena data dikumpulkan setelah peristiwanya
terjadi,
sehingga
asumsinya
adalah
bahwa data yang
diperlukan
sebenarnya sudah ada, akan tetapi belum diungkapkan serta tidak
mengalami perlakuan tertentu secara disengaja.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh karyawan Profit Center
AIPCM yang telah mengikuti pelatihan pada tahun 2001, yang berjumlah
160 Orang. Mengingat beberapa pertimbangan efisiensi dan efektivitas
kerja penelitian, maka dilakukan pengambilan sampel. Acak Sederhana
(Simple
Random
sedemikian
rupa
Sampling),
sehingga
yakni
tiap
sebuah
subyek
sampel
penelitian
yang
dari
diambil
populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.
Jelasnya merupakan sampel kesempatan (probability sampling) sehingga
hasilnya dapat dievaluasi secara obyektif bebas dari subyektivitas si
peneliti atau orang lain"
Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
n =
N(ZJ2(0.25)
Keterangan :
r5
—
(N-1)E2+(ZJ2(0.25)
n =Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
Za- Variabel random normal standard untuk tinkat kepercayaan 1- a
E = Besar penyipangan maksimum yang diharapkan
Dengan menggunakan rumus diatas, yaitu dengan tingkat
kepercayaan yang diinginkan adalah 95% dan tingkat ketelitian 5%,
didapat n ( ukuran sampel) = 60 orang.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk mengungkap data tentang
variabel-variabel dalam penelitian ini, yakni Pelatihan CNC Machine dan
prestasi
kerja,
serta
data
pendukung
lain
yang
dianggap
dapat
memperkuat analisis penelitian ini. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuesioner, dan dilengkapi pula dengan wawancara.
Selain pedoman tersebut digunakan alat bantu lain berupa buku catatan,
kamera, alat perekam . Selanjutnya data itu dihimpun dari foto copy
dokumen-dokumen penting.
Dalam penelitian ini Kuesioner digunakan untuk mengungkapkan
data mengenai variabel pelatihan dan prestasi kerja karyawan Unit Profit
Center AIPCM. Pedoman wawancara disusun untuk mengungkapkan
data-data pendukung penelitian yang tidak terungkap melalui kuesioner,
seperti tujuan, materi, sumber belajar dan sarana pembelajaran.
Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini disusun dengan
berpedoman kepada variabel-variabel yang akan diukur dan landasan
yang ditetapkan.
Adapun
langkah-langkah
yang
ditempuh
dalam
penyusunan
instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan indikator-indikator penelitian untuk setiap variabel
b. Menyusun kisi-kisi yang diperlukan untuk memudahkan
penyusunan instrumen penelitian .
c. Menyusun
item-item
pertanyaan/pernyataan
dengan
menggunakan alternatif jawaban yang disediakan sebanyak 4
alternatif, dan disusun berdasarkan arah positif ke negatif dengan
diberi skor4,3,2,1.
d. Memeriksa kembali, apakah semua variabel dan indikator telah
dirumuskan
dalam
kisi-kisi,
dan
semua
item
pertanyaan/
pernyataan telah menggambarkan isi/ konten yang diperlukan
untuk menyaring data dilapangan.
Agar alat pengumpul data yang digunakan valid dan reliabel, maka
dalam pengembangan alat pengumpulan data ini ditempuh langkahlangkah sebagai berikut:
1. Membatasi definisi operasional masing-masing variabel, sehingga
ditemukan indikator-indikator dari setiap variabel dan jenis data yang
akan
dikumpulkan,
sehingga
menghasilkan
kisi-kisi
instrumen
penelitian.
2. Menjabarkan kisi-kisi instrumen penelitian ke dalam pernyataan/
pertanyaan, sehingga diperoleh seperangkat pemyataan-pemyataan
dalam daftar isian(angket/kuesioner)
Berdasarkan pada konsep-konsep tersebut,
maka disusunlah
batasan masing-masing variabel penelitian serta indikator-indikatornya
sebagai berikut:
1.
Variabel Pelatihan
a. Materi pelatihan , meliputi indikator-indikator sebagai berikut:
(1) Kesesuaian materi dengan masalah yang dihadapi peserta
(2) Kesesuaian materi yang diberikan
(3) Ruang lingkup materi
(4) Manfaat materi pelatihan bagi peserta
b. Kemampuan instruktur, meliputi indikator-indikator sebagai
berikut:
(1) Kualitas instruktur
(2) Kejelasan dalam menyampaikan materi
(3) Kemampuan mempraktekan materi
(4) Daya simpati terhadap peserta
(5) Memotivasi semangat peserta
c. Fasilitas pelatihan, meliputi indikator-indikator sebagai berikut:
(1) Kondisi tempat dan ruangan pelatihan
(2) Kelengkapan alat-alat pelatihan
(3) Kelengkapan buku/ modul dan media pelatihan
(4) Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar
d. Peserta pelatihan
(1) Kebutuhan pelatihan
(2) Ketepatan penggunaan waktu
(3) Partisifasi aktif
(4) Kehadiran
(5) Gairah belajar
(6) Disiplin
2. Variabel mutu proses velatihan, meliputi indikator-indikator sebagai
berikut:
(1) Tujuan belajar
(2) Metode pembelajaran
(3) Kerjasama yang baik
(4) Sikap
(5) Kesesuaian isi materi
(6) Perbandingan materi
(7) Penilaian hasil pelatihan (belajar)
3. Kemampuan Karyawan, meliputi indikator-indikator sebagai berikut:
(1) Hasil penilaian pelatihan
(2) Pemahaman materi
(3) Penguasaan materi
(4) Aspek pengetahuan
(5) Perubahan sikap
(6) Ketrampilan
(7) Kualitas
(8) Ketepatan jadwal
(9) Kesadaran biaya
(10) Kerjasama
(11) Pengetahuan pekerjaan
(12) Adaptasi
Dari batasan dan indikator masing-masing variabel penelitian
tersebut di atas, selanjutnya disusun kisi-kisi pertanyaan beserta jumlah
itemnya. Untuk mengukur variabel pelatihan digunakan 24 pertanyaan
dengan sebaran 6 soal materi pelatihan, 7 soal kemampuan instruktur, 5
soal fasilitas pelatihan, dan 6 soal peserta pelatihan. Sedangkan untuk
mengukur variabel mutu proses pelatihan dan prestasi kerja lulusan
pelatiha digunakan 28 pertanyaan.
Untuk lebih jelasnnya kisi-kisi
pertanyaan beserta sebaran jumlah item dan nomor pertanyaan dapat
dilihat pada tabel
TABEL 111-1
KISI-KISI PERTANYAAN VARIABEL PENELITIAN
Indikator
Variabel
Instrumen
Item
Penelitian
Materi Pelatihan
1.
(X1)
2.
3.
4.
Kemampuanlnstruktur
(X2)
Butir
Kesesuaian materi dengan masalah
Yang dihadapi peserta
Kesesuaian materi yang diberikan
Ruang lingkup materi
Manfaat materi pelathan bagi peserta
1.
Kualitas Instruktur
2.
Kejelasan
dalam
Kuesioner
1,2
3
4
5,6
Kuesioner
menyampaikan
7
8,9
materi
Peserta Pelatihan
1.
(X4)
2.
Kemampuan mempraktekan materi
Daya simpati terhadap peserta
Memotivasi semangat peserta
Kondisi tempat dan ruangan pelatihan
Kelengkapan alat-alat pelatihan
Kelengkapan buku/ modul dan media
pelatihan
Pemanfaatan lingkungan sebagai
sumber belajar
Kebutuhan pelatihan
Ketepatan penggunaan waktu
3.
Partisifasi aktif
22
4.
Kehadiran
23
5.
6.
Gairah belajar
Disiplin
25
1.
Tujuan belajar
2.
Metode pembelajaran
3.
4.
5.
Fasilitas Pelatihan
1.
(X3)
2.
3.
4.
MutuProses Pelatihan
(Y1)
3.
Kerjasama yang baik
4.
Sikap
5.
Kesesuaian isi materi
6.
Perbandingan materi
Penilaian hasil belajar
Hasil penilaian pelatihan
7.
Kemampuan Karyawan
(Y2)
1.
10
11
12,13
Kuesioner
14
15
16
17,18
Kuesioner
19,20
21
24
Kuesioner
1
2,3
4
5,6
7
8
9,10
Kuesioner
1
2.
Pemahaman materi
2
3.
6.
Penguasaan materi
Aspek pengetahuan
Perubahan sikap
Ketrampilan
4,5,6
7,8,9
10,11,12
7.
Kualitas
4.
5.
Ketepatan jadwal
Kesadaran biaya
9.
10 . Kerjasama
11 . Pengetahuan pekerjaan
12 . Adaptasi
8.
3
13
14
15
16
17
18
D. Uji Coba Instrumen Pengumpulan Data
Sebelum
dilakukan
penelitian
yang
sesungguhnya
instrumen
pengumpul data perlu diuji coba. Pelaksanaan uji coba ini dilakukan pada
karyawan yang pernah mengikuti pelatihan diluar responden sampel yang
diteliti, berjumlah 15 orang.. Tujuan pelaksanaan uji coba instrumen
penelitian adalah untuk menguji kesahilan ( validitas) dan keterandalan
(reliabilitas) instrumen.
1. Uji coba Validitas
Maksud dari uji coba validitas adalah untuk mengetahui apakah setiap
item pada kisi-kisi instrumen penelitihan sahih atau tidak. Sedangkan
uji validitas menurut Suharsimi Arikunto (2000:223) adalah " Tingkat
sesuatu tes yang mampu mengukur apa yang hendak diukur"
Untuk mengukur validitas digunakan rumus korelasi
Pearson
Poduct Moment, sebagai berikut:
xy •
{"X*2-(X*)2^I^2-(I>)2}
Keterangan, n jumlah responden.
Nilai korelasi yang diperoleh akan diuji apakah signifikan, dengan
menggunakan hipotesis:
H0: Butir berkorelasi positif dengan skor total.
•\
">
H1 : Butir tidak berkorelasi positif dengan skor total.
Statistik yang digunakan adalah:
/, = \
r1, Jika th>t, maka H0 diterima, artinya
butir secara
VI-r2
signifikan berkorelasi positif dengan skor total.
Suatu butir dikatakan valid jika butir tersebut memiliki korelasi yang
positif dan signifikan.
Dari keseluruhan instrumen penelitian seluruh soal dinyatakan valid.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
TABEL 111-2
VALDITAS TES MATERI PELATIHAN
Butir Tes
T hitung
Signifikansi
1
4,784
Signifikan
2
2,697
Signifikan
3
2,431
Signifikan
4
5,916
Signifikan
5
3,908
Signifikan
6
4,531
Signifikan
/
TABEL 111-3
VALDITAS TES KEMAMPUAN INSTRUKTUR
Butir Tes
T hitung
Signifikansi
1
5,799
Signifikan
2
4,484
Signifikan
3
3,476
Signifikan
4
2,710
Signifikan
5
2,217
Signifikan
6
2,297
Signifikan
7
3,768
Signifikan
TABEL III-4
VALIDITAS TES FASILITAS PELATIHAN
Butir Tes
T hitung
Signifikansi
1
3,961
Signifikan
2
6,105
Signifikan
3
2,506
Signifikan
4
2,006
Signifikan
5
2,766
Signifikan
TABEL III-5
VALDITAS TES PESERTA PELATIHAN
Butir Tes
T hitung
Signifikansi
1
2,769
Signifikan
2
3,177
Signifikan
3
2,086
Signifikan
4
2,250
Signifikan
5
2,257
Signifikan
6
3,746
Signifikan
7
2,139
Signifikan
TABEL 111-6
VALDITAS TES MUTU PROSES PELATIHAN
Butir Tes
T hitung
Signifikansi
1
3,659
Signifikan
2
2,547
Signifikan
3
3,581
Signifikan
4
3,715
Signifikan
5
2,429
Signifikan
6
3,834
Signifikan
7
3,659
Signifikan
8
3,042
Signifikan
9
5,259
Signifikan
10
3,659
Signifikan
TABEL III-7
VALDITAS TES KEMAMPUAN KARYAWAN
Butir Tes
T hitung
Signifikansi
1
2,946
Signifi kan
2
4,464
Signifi kan
3
3,242
Signifi kan
4
2,915
Signifi kan
5
2,615
Signifi kan
5,223
Signifi kan
4,464
Signifi kan
5,223
Signifi kan
9
3,898
Signifi kan
10
3,702
Signifi kan
11
1,905
Signifi kan
12
2,890
Signifi kan
13
3,599
Signifi kan
14
3,384
Signifi kan
15
3,599
Signifi kan
16
3,554
Signifi kan
17
3,487
Signifi kan
18
5,223
Signifi kan
2. Uji Coba Reliabilitas
Untuk menguji keterandalan ( reliabilitas) instrumen penelitian
digunakan rumus alpha, yang bentuk rumusnya sebagai berikut:
(
k
IX
a
S.
Keterangan:
k = banyaknya butir soal.
.S"; = variansi dari butir ke-i
S1-. - variansi dari total butir.
Dengan cara yang sama pada pengujian validitas nilai a diuji
apakah signifikan atau tidak.
Kriteria yang digunakan mengkonsultasikan besarnya koefisien
Alpha adalah:
Interpretasi
Besarnya Nilai r
Antara
Antara
Antara
Antara
Antara
0,800 sampai dengan
0,600 sampai dengan
0,400 sampai dengan
0,200 sampai dengan
0,000 sampai dengan
1,000
0,800
0,600
0,400
0,200
Sangat Tinggi
Cukup
Agak Rendah
Rendah
Sangat Rendah
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus-
rumus tersebut di atas,
diperoleh hasil pengujian
sebagaimana tergambar pada tabel berikut ini:
reliabilitas
TABEL 111-8
HASIL PERHITUNGAN RELIABILITAS ANGKET UJI COBA
Nama Variabel
Koefisien Alpha
Indeks korelasi
Interpretasi
X1
0,8
0,8
0,6
0,7
0,8
0,9
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Sangat Tinggi
Reliabel
X2
X3
X4
Y1
Y2
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
3) Menghitung koefisien determinasi untuk menafsirkan makna
korelasi, dengan rumus:
AV = r2xl00%
E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
Setelah data terkumpul, beberapa rangkaian kegiatan pengolahan
dan analisis data dapat digambarkan melalui langkah-langkah sebagai
berikut:
Memeriksa kembali angket yang telah diisi untuk menentukan
mana yang dapat diolah dan yang tidak dapat diolah kemudian
memberikan nomor urut untuk setiap jaaban respon dari ketiga variabel
penelitian.
1. Skoring, bertujuan untuk memberikan bobot pada setiap jawaban
responden berdasarkan ketentuan yang telah ditentukan. Keseluruhan
data berupa data kategori berjenjang agar mudah diolah secara
statistik.
2. Data yang diperoleh dimasukkan ( disalin ) kedalam lembarkerja
program Excel sesuai dengan nomor urut responden.
3. Proses perhitungan untuk operasi aritmatika seperti menjumlah,
membagi, mengalikan dan menarik akar dapat dilakukan dengan
menggunakan program excel , perhitungan korelasi antara variabel
dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Window..
Berdasarkan harga statistik yang diperoleh dapat disimpulkan erat
tidaknya hubungan antara
Kriteria penafsiran terhadap signifikansi korelasi yang dipergunakan
dalam penelitian ini mengacu pada rumusan yang dikemukakan oleh
Guilford ( 1956: 145) yang disadur oleh Rochman Natawijaya ( 1988:
48) sebagai berikut:
0,00 - 0,20 : Korelasi kecil; hubungan hampir dapat diabaikan
0,21 - 0,40 : Korelasi rendahl; hubungan jelas tetapi kecil
0,41 -0,70 : Korelasi kecil; hubungan hampir dapat diabaikan
0,71 - 1,00 : Korelasi kecil; hubungan hampir dapat diabaikan
Guna keperluan korelasi, karena datanya berupa data ordinal atau
data berjenjang, maka untuk analisisnya digunakan analisis Spearman.
Adapun rumus statistik yang digunakan di dalam melakukan analisis data
adalah :
6JX
n\n —I)
dimana t/,. adalah selisih dari ranking pasangan data.
apabila terdapat nilai pengamatan yang sama, statistik yang digunakan
adalah:
l^+I^-Z"?
1=1
V /=l
dengan
'=1
»
„>-n
tr '
12
v'"1_/
^ •
^ ' ^ 12
dengan t adalah ranking-ranking yang sama pada variabel X atau Y.
Untuk menguji signifikasi nilai korelasi yang diperoleh, digunakan statistik
/• -Jn - 2
uji /,,= ',
dengan db = n-2
dimana
hipotesis statistiknya Ho: p = 0
H\:p*0.
Dengan
kriteria pengujiannya adalah Jika th> ttatau /,,
PENGARUH PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN
KEMAMPUAN KARYAWAN
(Studi Kasus Pada Program Pelatihan Computerized Numerical
Control Terhadap Kemampuan Karyawan Unit Profit Center AIPCM
PT. Dirgantara Indonesia, Tahun 2001)
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
tz^S.
OLEH:
ANGGIAT TAMBUNAN
NIM:009754
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2002
£~
DISETUJUI DAN DISAHKAN PEMBIMBING
PEMBIMBING
Prof. Dr. H. TB. ABlKl SYAMSUBOIN MAKMUN. MA
Pembimbing II
Prof. Dr. NANANG FATTAH
DIKETAHUI
KETUA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Prof. Dr. H. TB. ABIN SYAMSUDDIN MAKMUN , MA
ABSTRAK
Penelitian ini mengangkat permasalahan tentang hubungan
(pengaruh) pelatihan terhadap peningkatan kemampuan karyawan yang
penelitiannya dilakukan pada program pelatihan computerized Numerical
control terhadap kemampuan karyawan unit profit center AIPCM PT.
Dirgantara Indonesia
Teori yang melandasi penelitian ini adalah teori pelatihan dikaji dari
pendapat -pendapt ahli antara lain Zainuddin Arif, D.Sudjana, Edwin B
Flippo, sedangkan teori prestasi kerja dikaji dari pendapat ahli antara lain
Moh.As'ad, Rusli Syarif, Tani Handoko.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode
korelasional dan expost facto. Pengumpulan data utama dilakukan melalui
penyebaran angket, disamping itu dilakukan pula wawancara dan studi
dokumentasi. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 60 orang peserta
pelatihan. Dimana penarikan sampel tersebut dilakukan melalui teknik
random sampling.
(X1)
Temuan penelitian ini adalah: (1) Hubungan antara materi pelatihan
dengan Mutu Proses Pelatihan (Y1) diperoleh koefisien korelasi
sebesar 0,4305 dan koefisien determinasi 18,53%. (2) Hubungan antara
kemampuan instrutur (X2) dengan Mutu Proses Pelatihan (Y1) diperoleh
koefisien korelasi sebesar 0,3832 dan koefisien determinasi 14,68%. (3)
Hubungan antara fasilitas pelatihan (X3) dengan Mutu Proses Pelatihan
(Y1) diperoleh koefisien korelasi
sebesar 0,3357 dan koefisien
determinasi 11,27%. (4) Hubungan peserta pelatihan(X4) dengan mutu
proses pelatihan (Y1) diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,2756 dan
koefisien determinasi 7,60%. (5) Hubungan antara variabel pelatihan
(X1,X2,X3dan X4)
dengan Mutu Proses Pelatihan (Y1) diperoleh
koefisien korelasi sebesar 0,5744 dan koefisien determinasi 32,99%. (6)
Hubungan antara Mutu Proses Pelatihan dengan Prestasi Kerja Lulusan
Pelatihan (Y2) diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,4743 dan koefisien
determinasi 22,5 %.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) Terdapat hubungan yang
signifikan antara materi pelatihan dengan Mutu Proses Pelatihan (2)
Terdapat hubungan signifikan antara kemampuan instruktur dengan Mutu
Proses Pelatihan (3) Terdapat hubungan yang signifikan antara fasilitas
pelatihan dengan Mutu Proses Pelatihan. (4) Terdapat hubungan yang
signifikan antara peserta pelatihan terhadap mutu proses pelatihan. (5)
Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel pelatihan dengan Mutu
Proses Pelatihan. (6) Terdapat hubungan antara Mutu Proses Pelatihan
dengan Kemampuan Karyawan Lulusan Pelatihan.
DAFTAR ISI
Halaman
i
jj
LEMBAR PERSETUJUAN
PERNYATAAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFARTABEL
DAFTAR GAMBAR
v
vi
viii
ix
x
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
1
B. Identifikasi Masalah
4
C. Perumusan Masalah
6
D. Tujuan Penelitian
8
E. Manfaat Penelitian
9
F. Paradigma Penelitian
9
G. Definisi Operasional
11
H. Asumsi dan Hipotesis Penelitian
13
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Konsep Pelatihan
16
B. Mutu Proses Pelatihan
31
C. Konsep Kemampuan Karyawan
32
D. Hubungan Pelatihan dengan Kemampuan Karyawan
33
E. Pelatihan Computerized Numerical Control (CNC)
35
F.
39
Hasil Penelitian Terdahulu
BAB III. PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
42
B. Populasi dan Sampel Penelitian
43
C. Instrumen Pengumpulan Data
44
D. Uji Coba Instrumen Pengumpulan Data
50
VIII
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
60
•B.
81
Pembahasan Hasil Penelitian
C. Temuan Penelitian
91
D. Pembahasan Temuan Penelitian
92
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
99
B. Implikasi
100
C.
103
Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
107
LAMPIRAN
110
IX
DAFTAR TABEL
Tabei
Halama*n
1-1 Kisi-Kisi Pertanyaan Variabel penelitian
49
I-2 Validitas Tes Materi Pelatihan
51
I-3 Validitas Tes Kemampuan Instruktur
52
I-4 Validitas Tes Fasilitas Pelatihan
52
I-5 Validitas Tes Peserta Pelatihan
52
I-6 Validitas Mutu proses Pelatihan
53
I-7 Validitas Tes Prestasi Kerja Lulusan Pelatihan
53
I-8 Hasil Perhitungan Reabilitas Angket Uji Coba
55
V-7 Korela Antara Pelatihan dan Mutu Proses Pelatihan
60
V-8 Korelasi Mutu Proses Pelatihan Terhadap
Kemampuan Karyawan
73
IX
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1.1
Paradigma Penelitian
10
1.2
Pengaruh Variabel X Terhadap Y
15
11.1
Langkah-Langkah Pelatihan dan Pengembangan
24
IV.1 Tingkat Hubungan Setiap Variabel X dengan Y
80
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Beiakang
PT. Dirgantara Indonesia ( Dulu PT. IPTN ) yang berlokasi di
Bandung, merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang
usaha produk dan jasa kedirgantaraan di bawah naungan PT.Bahana
Pakarya Industri Strategis (BPIS). Sebagai Industri strategis PT.Dirgantara
Indonesia mengemban sekaligus dua misi yang amat penting, yaitu misi
bisnis untuk memperoleh laba sebagaimana umumnya sebuah badan
usaha berbentuk perseroan terbatas, dan misi alih teknologi yang
mengharuskan PT. Dirgantara Indonesia menguasai dan menjadi ujung
tombak pengembangan teknologi serta industri kedirgantaraan nasional.
Dari sisi bisnis PT. Dirgantara Indonesia telah memasarkan sekitar 300
pesawat terbang dan helikopter, serta sistem senjata, komponen pesawat,
dan jasa lainnya.
Ketika tahun 1997 krisis ekonomi dan moneter melanda kawasan
Asia Tenggara dan Indonesia yang berdampak pada berkurangnya
potensi pasar PT. Dirgantara Indonesia. Berkait dengan itu, sejak oktober
1998
industri
ini mempersiapkan
paradigma
baru.
PT.
Dirgantara
Indonesia telah melaksanakan program restrukturisasi yang mencakup
diantaranya:
melakukan
penataan ulang
perampingan
organisasi sesuai
kebutuhan,
postur Sumber Daya Manusia (SDM) yang sesuai
dengan volume bisnis PT.Dirgantara Indonesia di masa depan, serta
restrukturisasi
permodalan
dan
keuangan
digulirkan.
Melalui
restrukturisasi ini postur karyawan menyusut dari 15.000 menjadi 10.000
dan organisasi baru yang dibentuk diarahkan pada pembentukan
Business Unit untuk mempertajam fokus bisnis dan meningkatkan
agresifitas pemasaran. Kewenangan unit-unit bisnis diperbesar dengan
desentralisasi kegiatan usaha dan pengelolaan keuangan serta sumber
daya lain untuk mendukung kelancaran operasional. Dengan adanya
restrukturisasi organisasi dan restrukturisasi SDM di lingkungan PT.
Dirgantara Indonesia, maka perusahaan ini melakukan berbagai pelatihan
agar para karyawan
dapat menyesuaikan dengan organisasi, orang-
orangnya, kebijaksanaan-kebijaksanaannya, dan prosedur-prosedumya.
Produk
Pesawat
Dirgantara
Indonesia
hanya
mungkin
dipertahankan sebagai produk andalan dimasa depan, jika mampu tidak
hanya memiliki nilai tambah teknologi yang
menjadi
kebanggaan
internasional tetapi juga harus memiliki nilai tukar atau terjual di pasar
global dengan memiliki daya saing dalam kualitas, harga dan penyerahan
tepat waktu dan didukung oleh layanan purna jual yang canggih. Untuk
mengantisipasi ini, PT.Dirgantara Indonesia
harus mempersiapkan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai kemampuan yang lebih
unggul dan profesional. Oleh karena itu maka peranan pembinaan SDM di
PT. Dirgantara Indonesia menjadi sangat penting, terrmasuk di dalamnya
pembinaan SDM di Unit Profit Center AIPCM (Aircraft Industrial Parts and
Component Manufacturing), tempat penulis melakukan penelitian, yang
merupakan salah satu bagian organisasi PT. Dirgantara Indonesia, yang
berfungsi membuat part-part dan komponen
pesawat terbang untuk
menunjang assembling pesawat terbang sesuai dengan Master Plan.
Sehubungan dengan aktivitasnya, Unit Profit Center AIPCM ini harus
dapat memanfaatkan karyawannya sebaik-baiknya mengingat bagian ini
merupakan sumber daya yang paling penting dalam pembuatan part dan
komponen pesawat terbang.
Usaha yang dilakukan Unit Profit Center AIPCM untuk membentuk
SDM yang profesional dan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja ialah
dengan memberikan berbagai pelatihan bagi karyawannya diantaranya
pelatihan CNC ( Computerized Numerical Control ) Machine. Dengan
dilaksanakannya program pelatihan yang baik dan berkesinambungan,
diharapkan akan membawa hasil yang
karyawan
yaitu
meningkatnya
lebih menguntungkan bagi
pengetahuan
dan
kecakapan
serta
keterampilan karyawan sehingga nanti mereka benar-benar mampu untuk
menangani
pekerjaannya
secara
efektif
dan
efisien
serta
dapat
menunjang ke arah peningkatan prestasi kerjanya.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis merasa
tertarik
melakukan penelitian guna mendapatkan informasi tentang
bagaimana pengaruh pelatihan CNC Machine terhadap peningkatan
kemampuan
Indonesia.
karyawan
Unit Profit Center AIPCM
PT.
Dirgantara
B. Identifikasi Masalah
Pelatihan yang dilaksanakan PT. Dirgantara Indonesia ini merupakan hal
penting dalam meningkatkan kemampuan karyawan, artinya menuju
perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan pola-pola perilaku
berusaha ke arah yang lebih baik, dan mampu mengatasi berbagai
permasalahan yang dihadapi serta mengantisipasi perkembangan bisnis
di masa yang akan datang.
Pola utama yang telah dikembangkan PT.Dirgantara Indonesia
dalam membina karyawan adalah dengan melaksanakan sistem pelatihan
yang berorientasi pada kebutuhan. Dimana kebutuhan peserta ini tergali
sebelum pelatihan dimulai. Dan juga sistem pelatihan dilaksanakan secara
terpadu- berkelanjutan.
Hasil pelatihan ini diharapkan mampu membawa keberhasilan
peningkatan
prestasi
kerja
karyawan
unit
profit
center
AIPCM,
sebagaimana dikemukakan Edwin B. Pilippo (1961: 228-229) bahwa "
Pelatihan berkaitan dengan peningkatan pengetahuan dan kemampuan
dalam menjalankan pekerjaan tertentu dan merupakan beban penting bagi
organisasi di mana pekerjaan itu berada"
Pola-pola
kegiatan
pelatihan
yang
diterapkan
akan
turut
menentukan besarnya konstribusi terhadap prestasi kerja karyawan . Dale
Yoder ( 1962: 225) mengemukakan bahwa "Pelatihan yang
baik
menjalankan asas individual difference, relation to job analisis, motivation,
active participation, selection of trainess, selection of trainers's training,
training methods, dan principles of learning". Dengan demikian dalam
suatu pelatihan sedikitnya terdapat 5
faktor yang turut menentukan
keberhasilan pelatihan yaitu:
1 Materi Pelatihan
Materi
pelatihan
menjawab
harus disesuaikan
permasalahan yang
dengan
dihadapi,
kebutuhan,
dan
mampu
bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini penting karena tingginya motivasi
karyawan mengikuti kegiatan pelatihan banyak dipengaruhi oleh
apakah materi pelatihan sesuai dengan kebutuhan dan mampu
memenuhi harapannya.
2
Kemampuan Instruktur (pelatih)
Kemampuan instruktur sangat penting dalam suatu pelatihan. Hal ini
sejalan dengan pendapat Alex S. Nitisemito (1982:105) mengemukakan
peranan
pelatih
sangat
menentukan
berhasil
tidaknya
pelatihan
tersebut.
3 Fasilitas pelatihan
Fasitas pelatihan turut menentukan keberhasilan suatu pelatihan
karena kegiatan pembelajaran dalam pelatihan akan efektif jika
lingkungan dan fasilitas kondusif bagi jalannya proses pembelajaran.
Hal ini sejalan dengan Zainudin Arif ( 1990) bahwa dalam merancang
dan
melaksanakan
kegiatan
belajar,
tahap
pertama
yang
perlu
dipersiapkan adalah iklim belajar ( sarana belajar dan pengaturan fisik).
4 Peserta pelatihan
Peserta pelatihan merupakan bahan mentah yang akan diolah di dalam
lembaga pendidikan yang nantinya akan berubah menjadi hasil olahan
atau lulusan.
5 Mutu proses pelatihan ( pembelajaran)
Proses pelatihan (pembelajaran) sangat penting dalam pelatihan,
karena dengan proses pembelajaran memungkinkan terjadinya proses
perubahan tingkah laku sesorang dalam mencapai suatu tujuan
Muhibbin syah (2000:113) mengungkapkan bahwa:
Proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku
kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri manusia.
Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang
lebih maju dari pada keadaan sebelumnya
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, maka permasalahan
yang akan dikaji dalam penelitihan ini adalah seberapa besar pola
pelatihan yang diselenggarakan UPC AIPCM selama ini memberikan
sumbangan berarti terhadap peningkatan kemampuan karyawan.
C. Perumusan Masalah
Unjkfk memperjelas masalah yang diteliti, berikut ini dikemukakan
rumusan masalah secara umum " Seberapa besar pengaruh pelatihan
computerized
numerical
Control
machine
dalam
meningkatkan
kemampuan karyawan unit Profit Center AIPCM PT. Dirganta Indonesia "
8
D. Tujuan Penelitian
Berpijak pada permasalahan yang dirumuskan dalam pertanyaanpertanyaan penelitian serta dengan memperhatikan variabel tersebut di
atas, maka secara operasional tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut
ini :
1. Untuk memperoleh informasi mengenai ada tidaknya pengaruh
materi pelatihan CNC Machine terhadap mutu proses pelatihan
karyawan Unit Profit Center AIPCM PT. Dirgantara Indonesia
2 .Umuk memperoleh informasi mengenai ada tidaknya pengaruh
kemampuan instruktur terhadap mutu proses pelatihan karyawan
Unit Profit Center AIPCM PT. Dirgantara Indonesia
3. Utmik memperoleh informasi mengenai ada tidaknya pengaruh
fasilitas pelatihan terhadap mutu proses pelatihan karyawan Unit
Profit Center AIPCM PT. Dirgantara Indonesia
4. Untuk memperoleh informasi mengenai ada tidaknya pengaruh
peserta pelatihan terhadap mutu proses pelatihan karyawan Unit
Profit Center AIPCM PT. Dirgantara Indonesia
5. Urvtuk mengetahui informasi mengenai ada tidaknya pengaruh
keseluruhan komponen pelatihan terhadap mutu proses pelatihan
karyawan unit Profit Center AIPCM PT. Dirgantara Indonesia
6. Untuk mengetahui informasi mengenai ada tidaknya pengaruh mutu
proses pelatihan terhadap peningkatan prestasi kerja lulusan hasil
pelatihan karyawan unit Profit Center AIPCM PT. Dirgantara
Indonesia
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini berhubungan dengan pembinaan dan pengembangan
Sumber daya manusia dalam hal ini pengembangan kemampuan
karyawan unit profit center AIPCM, agar lebih mampu dan terampil dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan peran yang diberikan.
Secara teoritis penelitian ini merupakan sumbangan pemikiran yang
dapat digunakan sebagai tambahan informasi pengetahuan tentang
proses pelaksanaan pelatihan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi
pelatihan dan pengembangan konsep-konsep atau teori-teori
dalam pelatihan.
Secara
praktis
bermanfaat bagi
perusahaan
PT.
Dirgantara
Indonesia dalam upaya peningkatan prestasi kerja karyawan sedangkan
bagi bagian personalia AIPCM sebagai lembaga penyelenggara pelatihan,
sebagai bahan masukan untuk keperluan perancangan kegiatan pelatihan
guna meningkatkan kualitas dari segi penyelenggara pelatihan.
E. Paradigma Penelitian
Upfuk mempermudah memberikan gambaran ruang lingkup dari penelitian
ini maka penulis membuat kerangka pola pikir dalam penelitian ini, maka
paradigma penelitiannya adalah
10
»
e
//
Instrumental Input
Materi Pelatihan
Kompetensi Pelatih
Fasilitas
Mutu Proses Pelatiha
Proses Delajar
Oiutput
Kemampuan Karyawa
mengajar
Bimbingan
Evaluasi
Peserta Uidik
( Karyawan Belum
Teriatih)
GAMBARI.1
Paradigma Penelitian
Peserta pelatihan sebelum pelatihan merupakan masukan mentah
yang berkaitan dengan karakteristik peserta yang meliputi struktur kognitif,
pengetahuan, ketrampilan, kebutuhan belajar, pendidikan, usia status
sosial dan kebiasaan belajar. Kemudian dalam proses pelatihan, yaitu
adanya treatment pelatihan yaitu yang menyangkut interaksi antara
masukan mentah ( peserta) dan masukan sarana. Dalam mutu proses
pelatihan adanya proses pembelajaran, bimbingan dan evaluasi.
Kemudian lulusan hasil pelatihan merupakan output (keiuaran),
yaitu peningkatan kemampuan karyawan yang diperoleh dari kegiatan
pembelajaran yang mencakup pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang
sesuai dengan kebutuhan belajar yang diperlukan peserta didalam
rencana pengelolaan AIPCM.
Setelah pelatihan selesai dilaksanakan diharapkan penerapan ilmu
pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh selama pelatihan dalam
melaksanakan pekerjaan meningkat ( prestasi kerja meningkat)
I
11
F. Definisi Operasional
Untuk adanya kesamaan interpretasi terhapat proses dan hasil
penelitian yang dilakukan maka perlu dikemukakan definisi operasional
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
1. Variabel Bebas (X)
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) adalah
pelatihan. Pengertian pelatihan sebagaimana dikemukakan Moekiyat
(1993:3) bahwa "pelatihan adalah suatu bagian pendidikan yang
menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan
keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku ,dalam waktu yang
relatif singkat dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek
daripada teori".
Dalam penelitian ini secara operasional pengertian pelatihan mesin
CNC adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
ketrampHan karyawan dalam mengoperasikan mesin computer numerical
control di PT.Dirgantara Indonesial
Dengan mengacu pada konsep di atas, pelatihan dalam penelitian
ini ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
a. Materi pelatihan (Xl} , diukur melalui : (1) Kesesuaian materi yang
diberikan; (2) Kesesuaian materi dengan masalah yang dihadapi
peserta; (3) Manfaat materi pelatihan bagi peserta.
b. Kemampuan instruktur (X2) , yang dapat diukur dari : (1) Sistimatika
penyajian; (2) kejelasan dalam menyampaikan materi; (3) Kesesuaian
12
metode; (4) Alat bantu yang digunakan; (5) Kemampuan
mempraktekkan materi; (6) Daya simpati terhadap. peserta.
c. Fasilitas pelatihan (X3), diukur melalui: (1) Tempat dan ruangan
pelatihan; (2) Kelengkapan alat-alat pelatihan; (3) Kelengkapan buku/
modul dan media pelatihan.
d. Peserta pelatihan (X4), diukur melalui: (1) Kebutuhan pelatihan; (2)
Disiplin ;(3) Ketepatan penggunaan waktu; Partisipasi aktif
2. Variabel terikat (Y)
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah mutu
proses pelatihan (Yi) dan kemampuan karyawan (Y2)
- Mutu proses pelatihan/pembelajaran (Y1) merupakan kunci pokok dari
terlahirnya hasil pelatihan. Mutu proses pelatihan diukur melalui : (1)
Tujuan belajar; (2) Metode pembelajaran ; (3) Kerjasama yang baik; (4)
Penilaian hasil belajar
- Kemampuan Karyawan adalah merupakan kuantitas peserta yang
dihasilkan dari setiap kegiatan pelatihan yang disertai kualitas
perubahan tingkah laku yang didapat melalui proses pelatihan yang
mencakup penguasaan peserta terhadap materi yang diberikan pada
pelatihan sehingga mereka dapat menerapkan pengetahuan dan
ketrampilan ditempat kerja dengan baik.
Yang dapat diukur dari kemampuan karyawan adalah melalui : (1) Hasil
penilaian pelatihan; (2) Pemahaman materi; (3) Penguasaan materi; (4)
Aspek pengetahuan; (5) Perubahan sikap: (6) Ketrampilan; (7) Kualitas;
13
(8) Ketepatan Jadwal; (9) Kesadaran biaya; (10) Kerjasama, (11)
pengetahuan pekerjaan dan (12) Adaptasi
G. Asumsi dan Hipotesis Penelitian
Asumsi
Anggapan
kebenarannya
dasar adalah
diterima
oleh
memperkuat permasalahan,
sebuah titik tolak
peneliti.
membantu
Asumsi
pemikiran
yang
ini diperlukan
untuk
peneliti dalam
memperjelas
menetapkan objek penelitian, wilayah pengambilan data dan instrumen
pengumpulan data.
Seperangkat yang dibangun sebagai landasan untuk keyakinan
tentang kokohnya pelaksanaan penelitian, adalah sebagai berikut ini.
1. Pelatihan sebagai alat manajemen digunakan untuk mengembangkan
penetahuan dan keterampilan agar prestasi kerja (kinerja) individu dan
organisasi meningkat (Terence Jackson, 1989)
2. Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki prestasi kerja pada
suatu pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya, atau suatu
pekerjaan
yang
ada
kaitannya
dengan
pekerjaannya
(Faustino
Cordosa ,1999: 197)
3. Karyawan akan lebih baik apabila mereka merasa bahwa organisasi
menyediakan peluang bagi prestasi mereka untuk dihargai dan
diberikan ganjaran (TV. Rao, 1986)
14
Perumusan Hipotesis
Berdasarkan
asumsi-asumsi
penelitian
tersebut di atas,
maka
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut ini
1. Terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara materi pelatihan
CNC Machine terhadap mutu proses pelatihan karyawan Unit Profit
Center AIPCM PT. Dirgantara Indonesia
2. Terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara kemampuan
instruktur terhadap mutu proses pelatihan karyawan Unit Profit
Center AIPCM PT. Dirgantara Indonesia
3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara fasilitas pelatihan terhadap
mutu proses pelatihan karyawan unit Profit Center AIPCM PT.
Dirgantara Indonesia
4. Terdapat pengaruh yang signifikan antara peserta pelatihan terhadap
mutu proses pelatihan karyawan unit Profit Center AIPCM PT.
Dirgantara Indonesia
5. Terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara keseluruhan
komponen pelatihan terhadap mutu proses pelatihan karyawan unit
Profit Center AIPCM PT. Dirgantara Indonesia
6. Terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara mutu proses
pelatihan terhadap output (kemampuan karyawan) unit Profit Center
AIPCM PT. Dirgantara Indonesi
15
Pengaruh antara variabel-variabel tersebut digambarkan sebagai berikut:
GAMBAR I.2
Pengaruh Variabel X Terhadap Y
Y2
Keteranga X1: Materi Pelatihan
X2: Kemampuan Instruktur
X3: Fasilitas Pelatihan
X4: Peserta Pelatihan
Y1: Mutu Proses Pelatihan
Y2: Output ( Kemampuan karyawan)
^^
(
1
v' * -
< t> 4
^
\
^
i
BAB III
"s^ PROSEDUR PENELITIAN
J" //1
-/
/
=:z^/
A. Metode Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diteliti,
maka metode yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Dasar
pertimbangan
tersebut
sesuai
dengan
ciri-ciri
metode
deskriptif
sebagaimana dikemukakan Winarno Surakhmad (1980:139) yaitu: " (1)
Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa
sekarang dan pada masalah yang aktual; (2) data yang dikumpulkan
mula-mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisis(karena itu metode ini
sering pula disebut metode analitik)
Apabila ditinjau dari kedua ciri tersebut, maka penulis berpendapat
bahwa deskriptif-analitis ini tepat untuk diterapkan pada penelitian ini.
Penelitian ini menyelidiki masalah yang aktual, karena meneliti suatu
kehidupan sosial yang sedang berlangsung dan dapat diamati pada masa
sekarang. Demikian pula untuk ciri kedua, dalam penelitian ini peneliti
berusaha untuk menemukan dan mengumpulkan data yang berkenaan
dengan
masalah
penelitian, kemudian data tersebut disusun dan
dianalisis untuk mencari kesimpulan dari hasil penelitian ini.
Dalam pada itu mengacu pada hipotesis penelitian, maka metode
yang digunakan dalam penelitian ini dapat dikategorikan pada metode
42
korelasional, oleh karena berusaha menghubungkan suatu variabel degan
variabel
lainnya
untuk
memahami
suatu
fenomena
dengan
cara
menentukan tingkat/ derajat hubungan diantara variabel-variabel tersebut.
Tingkat hubungan tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi yang
berfungsi
sebagai
alat
untuk
membandingkan
variabilitas
hasil
pengukuran terhadap variabel-variabel tersebut.
Di sisi lain, penelitian ini dapat juga disebut penelitian yang sifatnya
" Ex post facto", oleh karena data dikumpulkan setelah peristiwanya
terjadi,
sehingga
asumsinya
adalah
bahwa data yang
diperlukan
sebenarnya sudah ada, akan tetapi belum diungkapkan serta tidak
mengalami perlakuan tertentu secara disengaja.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh karyawan Profit Center
AIPCM yang telah mengikuti pelatihan pada tahun 2001, yang berjumlah
160 Orang. Mengingat beberapa pertimbangan efisiensi dan efektivitas
kerja penelitian, maka dilakukan pengambilan sampel. Acak Sederhana
(Simple
Random
sedemikian
rupa
Sampling),
sehingga
yakni
tiap
sebuah
subyek
sampel
penelitian
yang
dari
diambil
populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.
Jelasnya merupakan sampel kesempatan (probability sampling) sehingga
hasilnya dapat dievaluasi secara obyektif bebas dari subyektivitas si
peneliti atau orang lain"
Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
n =
N(ZJ2(0.25)
Keterangan :
r5
—
(N-1)E2+(ZJ2(0.25)
n =Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
Za- Variabel random normal standard untuk tinkat kepercayaan 1- a
E = Besar penyipangan maksimum yang diharapkan
Dengan menggunakan rumus diatas, yaitu dengan tingkat
kepercayaan yang diinginkan adalah 95% dan tingkat ketelitian 5%,
didapat n ( ukuran sampel) = 60 orang.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk mengungkap data tentang
variabel-variabel dalam penelitian ini, yakni Pelatihan CNC Machine dan
prestasi
kerja,
serta
data
pendukung
lain
yang
dianggap
dapat
memperkuat analisis penelitian ini. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuesioner, dan dilengkapi pula dengan wawancara.
Selain pedoman tersebut digunakan alat bantu lain berupa buku catatan,
kamera, alat perekam . Selanjutnya data itu dihimpun dari foto copy
dokumen-dokumen penting.
Dalam penelitian ini Kuesioner digunakan untuk mengungkapkan
data mengenai variabel pelatihan dan prestasi kerja karyawan Unit Profit
Center AIPCM. Pedoman wawancara disusun untuk mengungkapkan
data-data pendukung penelitian yang tidak terungkap melalui kuesioner,
seperti tujuan, materi, sumber belajar dan sarana pembelajaran.
Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini disusun dengan
berpedoman kepada variabel-variabel yang akan diukur dan landasan
yang ditetapkan.
Adapun
langkah-langkah
yang
ditempuh
dalam
penyusunan
instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan indikator-indikator penelitian untuk setiap variabel
b. Menyusun kisi-kisi yang diperlukan untuk memudahkan
penyusunan instrumen penelitian .
c. Menyusun
item-item
pertanyaan/pernyataan
dengan
menggunakan alternatif jawaban yang disediakan sebanyak 4
alternatif, dan disusun berdasarkan arah positif ke negatif dengan
diberi skor4,3,2,1.
d. Memeriksa kembali, apakah semua variabel dan indikator telah
dirumuskan
dalam
kisi-kisi,
dan
semua
item
pertanyaan/
pernyataan telah menggambarkan isi/ konten yang diperlukan
untuk menyaring data dilapangan.
Agar alat pengumpul data yang digunakan valid dan reliabel, maka
dalam pengembangan alat pengumpulan data ini ditempuh langkahlangkah sebagai berikut:
1. Membatasi definisi operasional masing-masing variabel, sehingga
ditemukan indikator-indikator dari setiap variabel dan jenis data yang
akan
dikumpulkan,
sehingga
menghasilkan
kisi-kisi
instrumen
penelitian.
2. Menjabarkan kisi-kisi instrumen penelitian ke dalam pernyataan/
pertanyaan, sehingga diperoleh seperangkat pemyataan-pemyataan
dalam daftar isian(angket/kuesioner)
Berdasarkan pada konsep-konsep tersebut,
maka disusunlah
batasan masing-masing variabel penelitian serta indikator-indikatornya
sebagai berikut:
1.
Variabel Pelatihan
a. Materi pelatihan , meliputi indikator-indikator sebagai berikut:
(1) Kesesuaian materi dengan masalah yang dihadapi peserta
(2) Kesesuaian materi yang diberikan
(3) Ruang lingkup materi
(4) Manfaat materi pelatihan bagi peserta
b. Kemampuan instruktur, meliputi indikator-indikator sebagai
berikut:
(1) Kualitas instruktur
(2) Kejelasan dalam menyampaikan materi
(3) Kemampuan mempraktekan materi
(4) Daya simpati terhadap peserta
(5) Memotivasi semangat peserta
c. Fasilitas pelatihan, meliputi indikator-indikator sebagai berikut:
(1) Kondisi tempat dan ruangan pelatihan
(2) Kelengkapan alat-alat pelatihan
(3) Kelengkapan buku/ modul dan media pelatihan
(4) Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar
d. Peserta pelatihan
(1) Kebutuhan pelatihan
(2) Ketepatan penggunaan waktu
(3) Partisifasi aktif
(4) Kehadiran
(5) Gairah belajar
(6) Disiplin
2. Variabel mutu proses velatihan, meliputi indikator-indikator sebagai
berikut:
(1) Tujuan belajar
(2) Metode pembelajaran
(3) Kerjasama yang baik
(4) Sikap
(5) Kesesuaian isi materi
(6) Perbandingan materi
(7) Penilaian hasil pelatihan (belajar)
3. Kemampuan Karyawan, meliputi indikator-indikator sebagai berikut:
(1) Hasil penilaian pelatihan
(2) Pemahaman materi
(3) Penguasaan materi
(4) Aspek pengetahuan
(5) Perubahan sikap
(6) Ketrampilan
(7) Kualitas
(8) Ketepatan jadwal
(9) Kesadaran biaya
(10) Kerjasama
(11) Pengetahuan pekerjaan
(12) Adaptasi
Dari batasan dan indikator masing-masing variabel penelitian
tersebut di atas, selanjutnya disusun kisi-kisi pertanyaan beserta jumlah
itemnya. Untuk mengukur variabel pelatihan digunakan 24 pertanyaan
dengan sebaran 6 soal materi pelatihan, 7 soal kemampuan instruktur, 5
soal fasilitas pelatihan, dan 6 soal peserta pelatihan. Sedangkan untuk
mengukur variabel mutu proses pelatihan dan prestasi kerja lulusan
pelatiha digunakan 28 pertanyaan.
Untuk lebih jelasnnya kisi-kisi
pertanyaan beserta sebaran jumlah item dan nomor pertanyaan dapat
dilihat pada tabel
TABEL 111-1
KISI-KISI PERTANYAAN VARIABEL PENELITIAN
Indikator
Variabel
Instrumen
Item
Penelitian
Materi Pelatihan
1.
(X1)
2.
3.
4.
Kemampuanlnstruktur
(X2)
Butir
Kesesuaian materi dengan masalah
Yang dihadapi peserta
Kesesuaian materi yang diberikan
Ruang lingkup materi
Manfaat materi pelathan bagi peserta
1.
Kualitas Instruktur
2.
Kejelasan
dalam
Kuesioner
1,2
3
4
5,6
Kuesioner
menyampaikan
7
8,9
materi
Peserta Pelatihan
1.
(X4)
2.
Kemampuan mempraktekan materi
Daya simpati terhadap peserta
Memotivasi semangat peserta
Kondisi tempat dan ruangan pelatihan
Kelengkapan alat-alat pelatihan
Kelengkapan buku/ modul dan media
pelatihan
Pemanfaatan lingkungan sebagai
sumber belajar
Kebutuhan pelatihan
Ketepatan penggunaan waktu
3.
Partisifasi aktif
22
4.
Kehadiran
23
5.
6.
Gairah belajar
Disiplin
25
1.
Tujuan belajar
2.
Metode pembelajaran
3.
4.
5.
Fasilitas Pelatihan
1.
(X3)
2.
3.
4.
MutuProses Pelatihan
(Y1)
3.
Kerjasama yang baik
4.
Sikap
5.
Kesesuaian isi materi
6.
Perbandingan materi
Penilaian hasil belajar
Hasil penilaian pelatihan
7.
Kemampuan Karyawan
(Y2)
1.
10
11
12,13
Kuesioner
14
15
16
17,18
Kuesioner
19,20
21
24
Kuesioner
1
2,3
4
5,6
7
8
9,10
Kuesioner
1
2.
Pemahaman materi
2
3.
6.
Penguasaan materi
Aspek pengetahuan
Perubahan sikap
Ketrampilan
4,5,6
7,8,9
10,11,12
7.
Kualitas
4.
5.
Ketepatan jadwal
Kesadaran biaya
9.
10 . Kerjasama
11 . Pengetahuan pekerjaan
12 . Adaptasi
8.
3
13
14
15
16
17
18
D. Uji Coba Instrumen Pengumpulan Data
Sebelum
dilakukan
penelitian
yang
sesungguhnya
instrumen
pengumpul data perlu diuji coba. Pelaksanaan uji coba ini dilakukan pada
karyawan yang pernah mengikuti pelatihan diluar responden sampel yang
diteliti, berjumlah 15 orang.. Tujuan pelaksanaan uji coba instrumen
penelitian adalah untuk menguji kesahilan ( validitas) dan keterandalan
(reliabilitas) instrumen.
1. Uji coba Validitas
Maksud dari uji coba validitas adalah untuk mengetahui apakah setiap
item pada kisi-kisi instrumen penelitihan sahih atau tidak. Sedangkan
uji validitas menurut Suharsimi Arikunto (2000:223) adalah " Tingkat
sesuatu tes yang mampu mengukur apa yang hendak diukur"
Untuk mengukur validitas digunakan rumus korelasi
Pearson
Poduct Moment, sebagai berikut:
xy •
{"X*2-(X*)2^I^2-(I>)2}
Keterangan, n jumlah responden.
Nilai korelasi yang diperoleh akan diuji apakah signifikan, dengan
menggunakan hipotesis:
H0: Butir berkorelasi positif dengan skor total.
•\
">
H1 : Butir tidak berkorelasi positif dengan skor total.
Statistik yang digunakan adalah:
/, = \
r1, Jika th>t, maka H0 diterima, artinya
butir secara
VI-r2
signifikan berkorelasi positif dengan skor total.
Suatu butir dikatakan valid jika butir tersebut memiliki korelasi yang
positif dan signifikan.
Dari keseluruhan instrumen penelitian seluruh soal dinyatakan valid.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
TABEL 111-2
VALDITAS TES MATERI PELATIHAN
Butir Tes
T hitung
Signifikansi
1
4,784
Signifikan
2
2,697
Signifikan
3
2,431
Signifikan
4
5,916
Signifikan
5
3,908
Signifikan
6
4,531
Signifikan
/
TABEL 111-3
VALDITAS TES KEMAMPUAN INSTRUKTUR
Butir Tes
T hitung
Signifikansi
1
5,799
Signifikan
2
4,484
Signifikan
3
3,476
Signifikan
4
2,710
Signifikan
5
2,217
Signifikan
6
2,297
Signifikan
7
3,768
Signifikan
TABEL III-4
VALIDITAS TES FASILITAS PELATIHAN
Butir Tes
T hitung
Signifikansi
1
3,961
Signifikan
2
6,105
Signifikan
3
2,506
Signifikan
4
2,006
Signifikan
5
2,766
Signifikan
TABEL III-5
VALDITAS TES PESERTA PELATIHAN
Butir Tes
T hitung
Signifikansi
1
2,769
Signifikan
2
3,177
Signifikan
3
2,086
Signifikan
4
2,250
Signifikan
5
2,257
Signifikan
6
3,746
Signifikan
7
2,139
Signifikan
TABEL 111-6
VALDITAS TES MUTU PROSES PELATIHAN
Butir Tes
T hitung
Signifikansi
1
3,659
Signifikan
2
2,547
Signifikan
3
3,581
Signifikan
4
3,715
Signifikan
5
2,429
Signifikan
6
3,834
Signifikan
7
3,659
Signifikan
8
3,042
Signifikan
9
5,259
Signifikan
10
3,659
Signifikan
TABEL III-7
VALDITAS TES KEMAMPUAN KARYAWAN
Butir Tes
T hitung
Signifikansi
1
2,946
Signifi kan
2
4,464
Signifi kan
3
3,242
Signifi kan
4
2,915
Signifi kan
5
2,615
Signifi kan
5,223
Signifi kan
4,464
Signifi kan
5,223
Signifi kan
9
3,898
Signifi kan
10
3,702
Signifi kan
11
1,905
Signifi kan
12
2,890
Signifi kan
13
3,599
Signifi kan
14
3,384
Signifi kan
15
3,599
Signifi kan
16
3,554
Signifi kan
17
3,487
Signifi kan
18
5,223
Signifi kan
2. Uji Coba Reliabilitas
Untuk menguji keterandalan ( reliabilitas) instrumen penelitian
digunakan rumus alpha, yang bentuk rumusnya sebagai berikut:
(
k
IX
a
S.
Keterangan:
k = banyaknya butir soal.
.S"; = variansi dari butir ke-i
S1-. - variansi dari total butir.
Dengan cara yang sama pada pengujian validitas nilai a diuji
apakah signifikan atau tidak.
Kriteria yang digunakan mengkonsultasikan besarnya koefisien
Alpha adalah:
Interpretasi
Besarnya Nilai r
Antara
Antara
Antara
Antara
Antara
0,800 sampai dengan
0,600 sampai dengan
0,400 sampai dengan
0,200 sampai dengan
0,000 sampai dengan
1,000
0,800
0,600
0,400
0,200
Sangat Tinggi
Cukup
Agak Rendah
Rendah
Sangat Rendah
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus-
rumus tersebut di atas,
diperoleh hasil pengujian
sebagaimana tergambar pada tabel berikut ini:
reliabilitas
TABEL 111-8
HASIL PERHITUNGAN RELIABILITAS ANGKET UJI COBA
Nama Variabel
Koefisien Alpha
Indeks korelasi
Interpretasi
X1
0,8
0,8
0,6
0,7
0,8
0,9
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Sangat Tinggi
Reliabel
X2
X3
X4
Y1
Y2
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
3) Menghitung koefisien determinasi untuk menafsirkan makna
korelasi, dengan rumus:
AV = r2xl00%
E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
Setelah data terkumpul, beberapa rangkaian kegiatan pengolahan
dan analisis data dapat digambarkan melalui langkah-langkah sebagai
berikut:
Memeriksa kembali angket yang telah diisi untuk menentukan
mana yang dapat diolah dan yang tidak dapat diolah kemudian
memberikan nomor urut untuk setiap jaaban respon dari ketiga variabel
penelitian.
1. Skoring, bertujuan untuk memberikan bobot pada setiap jawaban
responden berdasarkan ketentuan yang telah ditentukan. Keseluruhan
data berupa data kategori berjenjang agar mudah diolah secara
statistik.
2. Data yang diperoleh dimasukkan ( disalin ) kedalam lembarkerja
program Excel sesuai dengan nomor urut responden.
3. Proses perhitungan untuk operasi aritmatika seperti menjumlah,
membagi, mengalikan dan menarik akar dapat dilakukan dengan
menggunakan program excel , perhitungan korelasi antara variabel
dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Window..
Berdasarkan harga statistik yang diperoleh dapat disimpulkan erat
tidaknya hubungan antara
Kriteria penafsiran terhadap signifikansi korelasi yang dipergunakan
dalam penelitian ini mengacu pada rumusan yang dikemukakan oleh
Guilford ( 1956: 145) yang disadur oleh Rochman Natawijaya ( 1988:
48) sebagai berikut:
0,00 - 0,20 : Korelasi kecil; hubungan hampir dapat diabaikan
0,21 - 0,40 : Korelasi rendahl; hubungan jelas tetapi kecil
0,41 -0,70 : Korelasi kecil; hubungan hampir dapat diabaikan
0,71 - 1,00 : Korelasi kecil; hubungan hampir dapat diabaikan
Guna keperluan korelasi, karena datanya berupa data ordinal atau
data berjenjang, maka untuk analisisnya digunakan analisis Spearman.
Adapun rumus statistik yang digunakan di dalam melakukan analisis data
adalah :
6JX
n\n —I)
dimana t/,. adalah selisih dari ranking pasangan data.
apabila terdapat nilai pengamatan yang sama, statistik yang digunakan
adalah:
l^+I^-Z"?
1=1
V /=l
dengan
'=1
»
„>-n
tr '
12
v'"1_/
^ •
^ ' ^ 12
dengan t adalah ranking-ranking yang sama pada variabel X atau Y.
Untuk menguji signifikasi nilai korelasi yang diperoleh, digunakan statistik
/• -Jn - 2
uji /,,= ',
dengan db = n-2
dimana
hipotesis statistiknya Ho: p = 0
H\:p*0.
Dengan
kriteria pengujiannya adalah Jika th> ttatau /,,