Kondisi Patologis Rongga Mulut pada Penderita Retardasi Mental Down Syndrome di SPLB C YPLB (Sekolah Pendidikan Luar Biasa C Yayasan Pendidikan Luar Biasa Cipaganti Bandung).

(1)

iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Down Syndrome adalah kelainan genetik yang menyebabkan ketidakmampuan

belajar dan malformasi kongenital. Disebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan keterampilan menyebabkan penderita retardasi mental Down

Syndrome dan penyandang disabililitas kesulitan dalam menjaga kebersihan

mulut, ditemukan manifestasi oral pada individu Down Syndrome seperti

gingivitis, periodontitis, fissured tongue, macroglosia, crowding, anodontia,

candidiasis oral. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keadaan

patologis rongga mulut pada penderita retardasi mental Down Syndrome.

Penelitian merupakan penelitian deskriptif, dengan rancangan penelitian cross

sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik whole sampling.

Pengumpulan data dilakukan dengan survei lapangan.

Hasil dari penelitian yang dilakukan dengan menggunakan kaca mulut untuk melihat keadaan patologis rongga mulut pada penderita retardasi mental Down

Syndrome telah ditemukan : Gingivitis pada sebanyak 5 (lima) orang (83%), crowding 5 (lima) orang (83%), karies gigi 5 (lima) orang (83%), macrglossia 4

(empat) orang (66%), fissured tongue 3 (tiga) orang (50%), coated tongue 3 (tiga) orang (50%), pigmentasi gingiva 1 (satu) orang (16%), missing teeth 1 (satu) orang (16%), dan periodontitis 1 (satu) orang (16%).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan terdapat keadaan patologis rongga mulut yang signifikan pada penderita retardasi mental

Down Syndrome di Sekolah Pendidikan Luar Biasa C Yayasan Pendidikan Luar

Biasa Cipaganti Bandung tahun 2017.


(2)

vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Down syndrome is a genetic disorder that causes learning disabilities and

congenital malformations. Caused delays in motor development and skills lead with mental retardation Down Syndrome and raised disabililitas difficulty in maintaining oral hygiene, oral manifestations found in individuals with mental retardation Down syndrome such as gingivitis, periodontitis, fissured tongue, macroglosia, crowding, anodontia, oral candidiasis. The purpose of this study was to determine the pathology condition of the oral cavity in people with mental retardation Down Syndrome.

This studies is descriptive with cross sectional study design and taking sampling is use whole sampling. Data analyzed using field survey.

The results of the examination with using mouth mirror to see pathology of oral cavity in mental retardation Down Syndrome have been found gingivitis in 5 (five) people (83%), crowding 5 (five) people (83%), dental caries 5 (five) people (83%), macrglossia 4 (four) people (66%), fissured tongue 3 (three) people (50%), coated tongue 3 (three) people (50%), gingiva pigmentation 1 (one) person (16%), missing teeth 1 (one) person (16%), and periodontitis 1 (one) person (16%).

Based on the research result has been concluded there is a pathology condition of oral cavity significantly in people with mental retardation Down Syndrome in Sekolah Pendidikan Luar Biasa C Yayasan Pendidikan Luar Biasa Cipaganti Bandung in 2017.


(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR DIAGRAM ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1Manfaat Akademis ... 3

1.4.2Manfaat Praktis ... 4

1.5 Kerangka Pemikiran ... 4

1.6 Metodologi Penelitian... 6


(4)

x Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7

2.1 Definisi Down Syndrome ... 7

2.2 Etiologi Down Syndrome ... 8

2.3 Tanda dan Gejala Down Syndrome ... 9

2.4 Kelainan Rongga Mulut pada Down Syndrome ... 9

2.4.1 Kelainan Akibat Oleh Infeksi atau Inflamasi ... 9

2.4.1.1 Kandidiasis Oral ... 9

2.2.1.1Gingivitis ... 11

2.2.1.2Periodontitis ... 12

2.2.1.3Angular Cheilitis ... 13

2.4.2 Kelainan Akibat Non Infeksi atau Inflamasi ... 14

2.4.2.1 Macroglossia ... 14

2.4.2.1.1 Gambaran Klinis ... 15

2.4.2.2 Karies Gigi ... 17

2.4.2.3 Fissured Tongue ... 18

2.4.2.3.1 Gambaran Klinis ... 18

2.4.2.4 Missing teeth ... 19

2.4.2.5 Pigmentasi Gingiva ... 20

2.4.2.6 Coated Tongue ... 21

2.4.2.7 Crowding gigi ... 21

2.5 Penatalaksanaan Down Syndrome Secara Umum ... 22

2.5.1 Penatalaksanaan Down Syndrome di Kedokteran Gigi ... 23


(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

2.5.1.2Bimbingan... 24

2.5.1.3Pengobatan dan Pencegahan Gigi ... 25

2.5.1.4 Pertimbangan Karena Kondisi Medis ... 27

BAB III METODE PENELITIAN... 29

3.1 Alat dan Bahan/Subjek Penelitian ... 29

3.1.1 Alat Penelitian ... 29

3.1.2 Bahan Penelitian ... 29

3.2 Subjek Penelitian . ... 30

3.3 Metode Penelitian ... 30

3.4 Desain Penelitian ... 30

3.5 Definisi Operasional ... 30

3.6 Prosedur Kerja ... 34

3.7 Alur penelitian ... ... 36

3.8 Analisis data ... 37

3.9 Aspek Etik Penelitian ... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 38

4.1 Hasil Analisis... 38

4.2 Pembahasan ... 43

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 46

5.1 Simpulan ... 46

5.2 Saran ... 46


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN-LAMPIRAN...55 RIWAYAT HIDUP ... 64


(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

No Teks Hal

Gambar 2.1 Candidiasis ... 11

Gambar 2.2 Gingivitis ... 13

Gambar 2.3 Periodontitis ... 14

Gambar 2.4 Angular chelitis ... 15

Gambar 2.5 Macroglossia ... 17

Gambar 2.6 Karies Gigi ... 18

Gambar 2.7 Fissured Tongue ... 19

Gambar 2.8 Pigmentasi Gingiva ... 20

Gambar 2.9 Coated Tongue ... 21

Gambar 2.10 Crowding ... 22

Gambar 3.1 Gingivitis ... 31

Gambar 3.2 Periodontitis ... 32

Gambar 3.3 Fisured tongue ... 32

Gambar 3.4 Anomali gigi ... 33

Gambar 3.5 Macroglossia ... 33


(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

No Teks Hal Tabel 4.1 Jumlah kelainan rongga mulut ... 33 Tabel 4.2 Kelainan rongga mulut berdasarkan masing-masing responden ... 34 Tabel 4.3 Kelainan rongga mulut yang terjadi berdasarjkan jenis kelamin Laki-laki usia17-25 tahun dan jenis kelamin perempuan usia


(9)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR DIAGRAM

No Teks Hal Diagram 4.1 Tingkat kelainan rongga mulut pada penyandang Down

Syndrome ... 35

Diagram 4.2 Kelainan rongga mulut yang terjadi berdasarkan jenis kelamin laki laki usia 17-25 tahun dan jenis kelamin perempuan usia 9-17 tahun ... 37


(10)

xv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Hal

Lampiran 1 Etik Penelitian ... 54

Lampiran 2 Surat Keterangan Melakukan penelitian ... 55

Lampiran 3 Alat dan Bahan ... 56

Lampiran 4 Pelaksanaan Penelitian ... 58


(11)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Down Syndrome adalah salah satu kelainan kromosom disebabkan oleh

trisomi kromosom 21. Anak dengan Down Syndrome memiliki gangguan keseimbangan, koordinasi, dan gaya berjalan.Prevalensi Down Syndrome di dunia 1: 700 kelahiran hidup, di AS sekitar 250.000 keluarga terkena Down Syndrome. Prevalensi Down Syndrome di 10 wilayah Amerika Serikat saat lahir meningkat dari tahun 1979-2003 31,1%, 9,0-11,8 per 10 000 kelahiran hidup, tahun 2002 prevalensi di kalangan anak dan remaja (berusia 0 -19 tahun) adalah 10,3 per 10.000. Prevalensi anak dengan disabilitas di Indonesia menurut data RISKESDAS dari 0.12% tahun 2012 menjadi 0.13% pada tahun 2013.1,2,3,4

Retardasi mental Down Syndrome memiliki kebersihan mulut yang buruk dikarenakan keterlambatan perkembangan motorik dan keterampilan menyebabkan retardasi mental Down Syndrome dan penyandang disabililitas kesulitan dalam menjaga kebersihan mulut. Manifestasi oral yang terdapat pada individu Down Syndrome seperti gingivitis, periodontitis, karies gigi rendah, tingginya insiden penyakit periodontal. Mouth breathing pada Down Syndrome menyebabkan mulut dan bibir kering, mucose ulcers, candidiasis dan acute

necrotizing ulcerative gingivitis.5,6

Di Chennai, India secara signifikan status kebersihan mulut retardasi mental


(12)

2

Universitas Kristen Maranatha

dan luasnya meningkat berdasarkan usia dan tingkat disabilitas, terutama individu dengan Down Syndrome. Faktor lokal seperti yang macroglossia, maloklusi, morfologi gigi, kurangnya fungsi pengunyahan normal dan bruxism berpengaruh dalam kebersihan mulut.7

Insidensi penyakit periodontal pada retardasi mental Down Syndrome berkisar antara 90-96%. Hal ini juga dihubungkan dengan penurunan respon imun, gangguan sistem imun dan rendahnya daya tahan terhadap infeksi pada Down

Syndrome disebabkan terdapat defek kemotaksis Polymorphonuclear Neutrophil

(PMN), dan fagositosis. Terdapat manifestasi oral seperti fissure tongue dengan

prevalensi antara 10% dan 95%. Angular cheilitis berhubungan dengan tertekannya nasal bridge dan muscular hypotonia yang menyebabkan mulut terbuka dan lidah menonjol. Didapatkan 10 lesi diidentifikasi lesi orolabial yang paling sering diamati anak Down Syndrome adalah fissured tongue (78%), lip

fissures (64%) and angular cheilitis (38%). Anak dengan Down Syndrome

mempunyai prevalensi tinggi fissured tongue, fissured lip, angular cheilitis,

gingival hyperplasia dan cheilitis.5,8

Pada penelitian sebelumnya dilakukan di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Patrang dan Sekolah Luar Biasa Bintoro Jember pada bulan November-Desember 2013 dengan subjek penelitian berjumlah 12 penderita Down Syndrome dan 12 penderita retardasi mental dengan melakukan pemeriksaan kebersihan mulut menggunakan kaca mulut dan sonde dengan penilaian skor Simplified Oral

Hygiene Index (OHIS) dari Greene dan Vermilion, untuk melihat tingkat


(13)

3

Universitas Kristen Maranatha

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti dan untuk meningkatkan kesejahteraan pada penderita retardasi mental Down Syndrome terutama dalam kesehatan rongga mulut serta untuk memberikan informasi kondisi rongga mulut sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.

1.2 Identifikasi Masalah

Jenis kondisi patologis rongga mulut apa sajakah yang terdapat pada Down

Syndrome.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui jenis kondisi patologis rongga mulut pada Down Syndrome.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah 1.4.1 Manfaat Akademik

1. Manfaat karya tulis ini bagi penulis adalah sebagai perwujudan aplikasi ilmu penyakit mulut yang diperoleh selama masa pendidikan di fakultas kedokteran gigi universitas kristen maranatha bandung.

2. Dapat menambah wawasan tentang kesehatan rongga mulut pada anak dengan kebutuhan khusus (Down Syndrome).

3. Dapat digunakan sebagai edukasi kesehatan rongga mulut pada penderita retardasi mental Down Syndrome.


(14)

4

Universitas Kristen Maranatha

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pengetahuan tentang keadaan rongga mulut pada penderita retardasi mental Down Syndrome. 2. Peningkatan edukasi kepada orang tua wali atau pengasuh mengenai

pentingnya menjaga kesehatan rongga mulut terhadap penderita retardasi mental Down Syndrome agar kualitas hidup menjadi lebih baik, salah satunya dengan pemeriksaan kesehatn gigi dan mulut minimal 6 bulan sekali.

1.5 Kerangka Pemikiran

Down Syndrome adalah kelainan genetik yang disebabkan oleh trisomi

kromosom 21 ditandai antara lain keterbelakangan mental, cardiovaskular,

hematopoietik, dan musculoskeletal dan anomali sistem saraf, serta kelainan

fenotipe. Kelainan rongga mulut memiliki karakteristik gigi yang berbeda seperti kongenital gigi yang hilang dan microdonsia.6

Individu dengan Down Syndrome memiliki keseimbangan, dan koordinasi yang buruk, waktu reaksi lambat, dapat mengurangi kontrol visual-motorik dan ketajaman indra, disfungsi keterampilan motorik kasar dan halus, dan variabilitas gerakan keseluruhan yang lebih besar. Gangguan gaya berjalan, secara gambaran klinis cenderung memburuk, dan sangat membatasi kualitas hidup pasien. Disfungsi motorik pada seseorang dengan Down Syndrome dapat menghambat banyak aktivitas hidup sehari-hari, dan memberikan keterbatasan dalam


(15)

5

Universitas Kristen Maranatha

melakukan pekerjaan fisik. Hal ini pada akhirnya menyebabkan peningkatan ketergantungan pada orang lain.1

Penyakit periodontal pada penderita retardasi mental Down Syndrome sebagian besar disebabkan oleh maloklusi, kebersihan mulut yang buruk, dan penurunan sistem imun. Kebanyakan penderita retardasi mental Down Syndrome memiliki palatum yang tinggi dan maloklusi. Hal ini disebabkan kurang berkembangnya maksila dan displasia kraniofasial. Keadaan ini mengakibatkan terdapatnya retensi plak dan penderita retardasi mental Down Syndrome sehingga sulit melakukan pembersihan gigi secara maksimal sehingga terjadi akumulasi plak. Prevalensi tinggi penyakit periodontal bisa karena berhubungan dengan respon host yang terganggu. Prevalensi karies yang rendah dikarenakan perlindungan kekebalan yang disebabkan oleh saliva yang dihasilkan

streptococcus mutans dari konsentrasi IgA spesifik.5,9

Penyebab lip fissuring di populasi umum yaitu pernapasan mulut, pekerjaan diluar ruangan, merokok, bakteri dan infeksi jamur. Pernapasan mulut umum ditemukan pada penderita retardasi mental Down Syndrome dikarenakan bibir inkompeten, lidah yang menonjol, keluarnya air liur dan rhinitis yang sering disebabkan oleh saluran udara yang sempit. Menunjukkan bahwa lip fissuring terkait dengan Candida albicans, prognathism mandibula dan lip version.

Angular cheilitis adalah peradangan akut atau kronis pada kulit dan berbatasan

membran mukosa labial pada sudut mulut. Faktor predisposisi untuk angular


(16)

6

Universitas Kristen Maranatha

1.6 Metode Penelitian

Penelitian merupakan penelitian deskriptif, dengan rancangan penelitian cross

sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik whole sampling.

Pengumpulan data dilakukan dengan survei lapangan. Subjek penelitian dibagikan

informed consent untuk kesediaannya sebagai subjek penelitian.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Sekolah Pendidikan Luar Biasa C Yayasan Pendidikan Luar Biasa Cipaganti Bandung.

2. Waktu Penelitian


(17)

46 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian mengenai kondisi patologis rongga mulut pada

penyandang Down Syndrome di Sekolah Pendidikan Luar Biasa Yayasan Pendidikan Luar Biasa Cipaganti Bandung tahun 2017 didapatkan kesimpulan, bahwa:

Ditemukan beberapa kondisi patologis seperti: gingivitis (83%), crowding (83%), karies gigi (83%), macrglossia (66%), fissured tongue (50%), coated

tongue (50%), pigmentasi gingiva (16%), missing teeth (16%), dan periodontitis

(16%).

Dan pada kondisi rongga mulut penderita retardasi mental Down syndrome tersebut disimpulkan bahwa kelainan yang paling sering ditemukan adalah: gingivitis, crowding gigi, dan karies gigi. Yang paling sedikit ditemukan adalah periodontitis, pigmentasi gingiva dan missing teeth.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sampel penelitian yang lebih banyak dan spesifik mengenai kelainan patologis rongga mulut pada penderita retardasi mental Down Syndrome di SLB lain.


(18)

47

Universitas Kristen Maranatha

2. Perlu dilakukan penelitian dari segi usia dan jenis kelamin pada penderita retardasi mental Down Syndrome.

3. Perlu dilakukan penelitian perbandingan mengenai kondisi patologis rongga mulut antara penderita retardasi mental Down Syndrome dan penyandang disabilitas lain.


(19)

KONDISI PATOLOGIS RONGGA MULUT PADA

PENDERITA RETARDASI MENTAL DOWN SYNDROME

di SPLB C YPLB (SEKOLAH PENDIDIKAN LUAR BIASA C YAYASAN PENDIDIKAN LUAR BIASA CIPAGANTI BANDUNG)

SKRIPSI

Karya Tulis Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Gigi

SCIENDY DWIPA FRANSEPTA

1190048

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

2017


(20)

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat, karunia serta penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Kristen Maranatha. Skripsi ini

berjudul “Kondisi Patologis Rongga Mulut Pada Penderita Retardasi Mental

Down Syndrome di Sekolah Pendidikan Luar Biasa C Yayasan Pendidikan Luar

Biasa Cipaganti Bandung”.

Terimakasih yang begitu besar penulis ucapkan kepada orangtua yang penulis sayangi, Sugeng Susanto dan Iroh Istiawati atas segala kasih sayang, doa, bimbingan, dan dukungan baik secara moril maupun materil yang selalu menyertai penulis tanpa henti-hentinya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga yang penulis kasihi, Cynthia Istia Deris, Vienkan Bahrais Kotajan, Sahrul Romadon dan seluruh keluarga yang tak bisa saya sebutkan satu persatu, atas doa perhatian dan dukungan yang selalu diberikan kepada penulis.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari telah banyak menerima bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penghargaan yang tulus, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Winny Suwindere, drg, MS, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Kristen Maranatha Bandung.


(21)

vii

2. Shelly Lelyana,drg., Sp.PM., selaku pembimbing utama atas dukungan, dan ketua tim skripsi atas dukungan dan arahan serta kesediaan meluangkan waktu dan untuk membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik dan lancar.

3. Sri Nadya J Saanin, dr., M.Kes., selaku pembimbing pendamping, atas dukungan, bantuan, dan arahan serta kesediaan dalam meluangkan waktu untuk membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik dan lancar.

4. Diana Krisanti, dr, M.Kes dan Wahyu Widowati, dr, M.Si, selaku Sekretaris 1 dan Sekretaris 2 Komisi Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Maranatha Bandung atas bantuan dan arahan serta kesediaan meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam hal kode etik penelitian sehingga dapat pelaksanakan penelitian dengan baik dan lancar. 5. Sekolah Pendidikan Luar Biasa C Yayasan Pendidikan Luar Biasa

Cipaganti Bandung yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian ini, sehingga penelitian dapat terlaksana.

6. Teman teman tersayang Yuanita, Erlangga, Kemas, Rexy, Erwin, Deniswara, Ichsan, Anggun, Ita, Cindynisa, Riana, Ilham, dan yang lain telah memberikan motivasi dan masukan serta bantuan selama pembuatan skripsi ini.

7. Teman-teman angkatan 2011 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu dalam memberikan dukungan dan bantuan selama penelitian dan penyusuan skripsi sehingga dapat selesai dengan baik dan lancar.


(22)

viii

8. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Kristen Maranatha Bandung.

9. Semua staf karyawan di lingkup Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi Universitas Kristen Maranatha yang telah memberikan masukan, saran, dan dukungan kepada penulis.

10.Semua adik-adik, yang telah bersedia menjadi subjek penelitian telah membantu untuk menyelesaikan penelitian ini.

11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan bantuannya kepada penulis.

Semoga Tuhan memberikan berkat sebanyak-banyaknya kepada pihak yang telah membantu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat terbuka dengan saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu kedokteran gigi dan peningkatan mutu kesehatan gigi masyarakat.

Bandung, Maret 2017 Penulis,


(23)

48

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Thabet N.S and Kamal H.M. Modulation of Balance and Gait in Children

with Down Syndrome via Gravity Force Stimulation Program Training.

Journal Bull. Fac. Ph. Th. Cairo Univ ; July 2011 , Vol. 16 (2) : 87. Tersedia pada.

URL:http://www.cu.edu.eg/data_journals/5/articles/472/submission/copye dit/472-899-1-CE.pdf. Diunduh pada tanggal 8 Agustus 2016.

2. World Health Organization [home page on the internet]. USA: The Organization; c2016 [cited 2016 sept 5]. Genes and human disease; [about 1 screen]. Tersedia pada. URL:http://www.who.int/genomics/public/geneticdiseases/en/index1.html Diunduh pada tanggal 11 Agustus 2016.

3. Shin M ,Besser M.L ,Kucik E.J , Lu C, Siffel C, Correa A. Congenital

Anomaly Multistate Prevalence and Survival (CAMPS) Collaborative.

Journal Pediatrics. American Academy Of Peiatrics ; December 2009, Vol. 124 (6): Tersedia dari.

URL:http://pediatrics.aappublications.org/content/pediatrics/124/6/1565.fu ll.pdf. Diunduh pada tanggal 11 Agustus 2016.

4. Rosmaharani S, Wihastuti T.A, Supriati L. Pengaruh Psikoedukasi

Keluarga Terhadap Perubahan Tingkat Kecemasan Dan Persepsi Beban Keluarga Merawat Anak Dengan Retardasi Mental Di SLB Negeri Kabupaten Jombang.Journal Of Health Science .Juni 2015 ,Vol 5 (2) : 213.

Tersedia dari.

URL:http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/TIJHS/article/download/9 /28. Diunduh tanggal 22 Agustus 2016.

5. Hastin, Sulistyani, Sari D.S. Tingkat Keparahan Gingivitis Pada Penderita

Down Syndrome dan Retardasi Mental di SLB Bintoro dan SDLB Negeri Jember. Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2014. Tersedia dari.

URL:http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/67522/Hasti n.pdf?sequence=1. Diunduh pada tanggal 8 Agustus 2016.


(24)

49

Universitas Kristen Maranatha

6. B.Soham, KT .Srilatha and D Seema. Salivary Characteristics of Down's

Syndrome Children- A Review. Journal of Oral Hygiene & Health. April

2016, Vol 4 (2) : 1. Tersedia dari.

URL:http://www.esciencecentral.org/journals/salivary-characteristics-of-downs-syndrome-children-a-review-2332-0702-1000201.pdf.

Diunduh pada tanggal 6 Agustus 2016.

7. Rahul VK, Mathew C, Jose S, Thomas G, Noushad M.C, Feroz TPM. Oral

Manifestation in Mentally Challenged Children. Journal of International Oral Health 2015,Vol 7(1):1-3. Tersedia dari.

URL:http://www.jioh.in/eJournals/AheadofPrint/JIOH_7(1)_20_OR_2015 0102_V1.pdf. Diunduh pada tanggal 6 Agustus 2016.

8. Al Maweri SA, Tarakji B, Al Sufyani GA, Al Shamiri HM, Gazal G. Lip

and oral lesions in children with Down syndrome. Journal Of Clinical and Experimental Dentistry. April 2015 7 (2): 284. Tersedia dari.

URL: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4483338/. Diunduh pada tanggal 25Agustus 2016.

9. Charina Situmorang. Hubungan Sindroma Down dengan Umur Ibu,

Pendidikan Ibu, Pendapatan Keluarga, dan Faktor Lingkungan. Januari

2011 2(1). Tersedia dari. URL:http://download.portalgaruda.org/article.php?article=256969&val=6 970&title=Hubungan%20Sindroma%20Down%20dengan%20Umur%20I bu,%20Pendidikan%20Ibu,%20Pendapatan%20Keluarga,%20dan%20Fak tor%20Lingkungan. Diunduh tanggal 20 Febuari 2017.

10.Vinay Kumar MBBS MD FRCPath, Abul K Abbas MBBS, Nelson Fausto MD. Robbins and cotran Pathologic Basic of Disease. Seventh Edition 2005, Elsevier Inc.

11.Sommer CA, Henrique-Silva,F. Trisomy 21 and Down syndrome. Juni 2008 68(2): 447-452. Tersedia dari.

URL: http://www.scielo.br/pdf/bjb/v68n2/a31v68n2.pdf. Diunduh tanggal 24 november 2016.

12.Sujay Ghosh, Papiya Ghosh. Genetic Etiology of Chromosome 21

Nondisjunction and Down syndrome Birth: Aberrant Recombination and Beyond. 2015 1(1). Tersedia dari.

URL:https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web &cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjw6KvylqnSAhVHMI8KHZZP DD8QFggZMAA&url=http%3A%2F%2Fwww.omicsonline.org%2Fschol arly-articles%2Fgenetic-etiology-of-chromosome-21-nondisjunction-and-down-syndromebirth-aberrant-recombination-and-beyond. Diunduh pada tanggal 24 november 2016.


(25)

50

Universitas Kristen Maranatha

13.Lena Rosida1 Roselina Panghiyangani. Gambaran dermatoglifi pada

penderita sindrom down di Banjarmasin dan Martapura Kalimantan Selatan. Desember 2006 1 (22): 71-78. Tersedia dari.

URL:https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web &cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjDseTDoKnSAhVCKY8KHSQ 1DVoQFgglMAA&url=http%3A%2F%2Fjournal.ugm.ac.id%2Fjai%2Fart icle%2FviewFile%2F1122%2F942&usg=AFQjCNH2xZG6uQVGKCqWf u9OGlUr6SuBIA&sig2=CT_R0qIrzkiQkZDjOL-vfw. Diunduh pada tanggal 9 Febuari 2017.

14.Sujoy Ghosh, Eleanor Feingold, Subrata Kumar Dey. Etiology of Down

Syndrome: Evidence for Consistent Association among Altered Meiotic Recombination, Nondisjunction and Maternal Age Across Populations. Juli

2009 149 A(7): 1415-1420. Tersedia dari.

URL:https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web &cd=3&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwi_nJq_m6nSAhXDo48KHTJw AyMQFggkMAI&url=https%3A%2F%2Fwww.ncbi.nlm.nih.gov%2Fpub med%2F19533770&usg=AFQjCNHKqydhmkBmCj5jqBK4UqeiW4IL7Q &sig2=RxbZ8G0b7fRz3Fbh_faWOw. Diunduh pada tanggal 9 Febuari 2017.

15.G.Podder, A.De, A.Adhikari, A.Halder, J.Banerjee, Madhusnata De.

Assessment Of Down Syndrome Patients In West Bengal India. November

2012 10(2) : 2072-1625. Tersedia dari.

URL:https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web &cd=3&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiuqrHMnanSAhVBLo8KHQ6r D4sQFggkMAI&url=http%3A%2F%2Fwww.pacjmedsci.com%2Fcallforp apers.htm&usg=AFQjCNHiy4mJB-m_vQaPTLlaMjGmnvtLAg&sig2=M-98z3T2dIoLe20Sq5QW4g. Diunduh pada tanggal 9 Febuari 2017.

16.Ambreen Asim, Ashok Kumar, Srinivasan Muthuswamy, Shalu Jain, Sarita Agarwal. Down syndrome: an insight of the disease. 2015 22(41). Tersedia dari. URL:https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web &cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjiyOGIn6nSAhWKRo8KHbnc CD4QFggeMAE&url=https%3A%2F%2Fwww.researchgate.net%2Fpubli cation%2F278043250_Down_syndrome_An_insight_of_the_disease&usg =AFQjCNERlYF2pqYQ526wdb9h504WAdwPaQ&sig2=49lkvDxqcCIx7 vTeCeVUIQ. Diunduh pada tanggal 9 Febuari 2017.

17.Martin S. GreenberG, DDS, FDS rCS, Michael Glivk, DMD, FDS rCS, Jonathan a. Ship, DMD, FDS rCS. Burket’s Oral Medicine Eleventh Edition. 2008 ISBN 978-1-55009-345-2.


(26)

51

Universitas Kristen Maranatha

18.Gouse Mohiddin, Aravindha Babu Narayanaswamy, Masthan K. M. K., Anitha Nagarajan, Abikshyeet Panda, dkk. Oral Candidal and

Streptococcal carriage in Down syndrome patients. Juli 2015 6(2). Tersedia

da.

URL:https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web &cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwivw5rwpKnSAhVFMI8KHYB XDbYQFggdMAA&url=https%3A%2F%2Fwww.ncbi.nlm.nih.gov%2Fp mc%2Farticles%2FPMC4518397%2F&usg=AFQjCNFt2kuK1zaSjm8EO RWZ1BgbTThHig&sig2=US6DeZrFuReuWM3naygkgQ. Diunduh pada tanggal 21 Desember 2016.

19.Brad W Neville DDS, Douglas D Damm DDS, Carl M ALLEN DDS MSD, Jerry E. Bouquot DDS MSD. Oral And Maxillofacial Pathology Second

Editon. 2002 ISBN 0-7216-9003-3.

20.Newman M.G, Takei H.H, Carranza F.A. Carranza’s Clinical

Periodontology . Ninth Edition

21.Cristina Areias, Benedita Sampaio–Maia, Viviana Macho, Ana Norton, Paula Macedo and David Casimiro de Andrade. Oral Health in Down

Syndrome. 2015. Tersedia dari. URL:http://dx.doi.org/10.5772/60652.

Diunduh pada tanggal 19 Desember 2016.

22.Nikolaos Topouzelis, Christos Iliopoulos, Olga Elpis Kolokitha.

Macroglossia. 2011 61: 63–69. Tersedia dari.

URL:https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web &cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiQqtH1qanSAhWIuY8KHdnN DEsQFggpMAE&url=https%3A%2F%2Fwww.researchgate.net%2Fpubli cation%2F51109500_Macroglossia&usg=AFQjCNF3t07YxY1onOheo2E T7_5-5pt4Rg&sig2=A34bJWAe6bUfhDUhXZ_LYw. Diunduh pada tanggal 10 Agustus 2016.

23.Glick M, Dean William MFC and Professor of Oral Medicine School of Dental Medicine State University of New York University at Buffalo Buffalo, New York. Burket’s Oral Medicine.Twelveth edition. USA Shelto. 2015

24.Mosby inc. Sturdevant’s Art & Science Of Operative Dentistry. Fourth Edition. St. Louis, Missouri. 2009.

25.Dr. Dogan Ozdemir. Dental Caries And Preventive Strategies. November 2014 4(04) ISSN: 2146-7463. Tersedia dari.

URL: http://www.wjeis.org/FileUpload/ds217232/File/04b.ozdemir.pdf. Diuduh pada tanggal 20 Febuari 2017.


(27)

52

Universitas Kristen Maranatha

26.Nadine D. Feil Andreas Filippi. Frequency of fissured tongue (lingua

plicata) as a function of age. Maret 2016 126: 886-891. Tersedia dari.

URL:https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web &cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiHjof0rarSAhXIMI8KHRS8AC AQFggZMAA&url=https%3A%2F%2Fwww.sso.ch%2Ffileadmin%2Fupl oad_sso%2F2_Zahnaerzte%2F2_SDJ%2FSDJ_2016%2FSDJ_10_2016%2 FSDJ_201610_research.pdf&usg=AFQjCNFhK2N0VYKjNGyLxubZk5T dGnyKTA&sig2=vwxVmLvnA_WEhQQ5MQbw9Q. Diunduh bulan 6 Febuari 2017.

27.O.O. Dosumu, J.T. Ogunrinde and S.A. Bamigboye. Knowledge Of

Consequences Of Missing Teeth In Patients Attending Prosthetic Clinic In U.C.H Ibadan. Annals of Ibadan Postgraduate Medicine. June 2014 12(1):

42-48. Tersedia dari.

URL:https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web &cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwj6odCEsKrSAhWFto8KHYwu BQwQFggeMAE&url=https%3A%2F%2Fwww.ncbi.nlm.nih.gov%2Fpm c%2Farticles%2FPMC4201933%2F&usg=AFQjCNGMJdbjABJYYtqoE4 A6oaIaR_D7Xw&sig2=1dVs1zXL-cpg4T1QVpy8kg. Diunduh pada tanggal 6 Febuari 2017.

28.Vahid Rakhshan. Congenitally Missing Teeth (hypodontia): A review of The

Lierature Concerning the Etiology, Prevalence, Risk Factors, Patterns And Treatment. January 2015 12(1). Tersedia dari.

URL:https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=we

b&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjvpOWEsarSAhWBL48KHR MPABUQFggeMAE&url=https%3A%2F%2Fwww.ncbi.nlm.nih.gov%2Fp mc%2Farticles%2FPMC4336964%2F&usg=AFQjCNEoZxoKmSSaLKEA jwWkIqO2-wB6hw&sig2=akT3Hl9VYMWCclId-5GA5g. Diunduh pada

tanggal 6 Febuari 2017.

29.Ade Ismail Abdul Kodir. Tenik Bedah Dengan Skalpel Pada

Hiperpigmentasi Gingiva. Desember 2014 1(2). Tersedia dari.

URL: http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/odj/article/download/282/507. Diunduh pada tanggal 6 Febuari 2017.

30.Brad W Neville DDS, Douglas D Damm DDS, Carl M ALLEN DDS MSD, Jerry E. Bouquot DDS MSD. Oral And Maxillofacial Pathology Third


(28)

53

Universitas Kristen Maranatha

31.Vladimir E. Panov, Assya Krasteva. Tongue Coating In Patients With

Gastro Intestinal And Liver Disease Journal of IMAB. 2012 18(2). Tersedia

dari. URL:https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web &cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjEoMLkrqrSAhWBKo8KHQh ACBYQFggZMAA&url=https%3A%2F%2Fwww.journal-imab- bg.org%2Fissue-2012%2Fbook2%2FJofIMAB2012vol18b2p188-190.pdf&usg=AFQjCNF9wFAZjRlN5nXZdLwLOykBI3A6kA&sig2=eZ HcbgLzE0zj-iyEoLUiHA. Diunduh pada tanggal 6 Febuari 2017.

32.Profit William R, Fields Henry W JR, Sarver David M, Contemporary

Orthodontics, fourth edition. 2006. Elsevier.

33.Peter E.M. Lauteslager, PhD. Children with Down’s Syndrome Motor

Development and Intervention. 2000

34.E marder J Dennis. Medical Management Of Children With Down

Syndrome. 2001 11: 57-63. Tersedia dari.

URL:http://archive.dsmig.org.uk/library/articles/medman-cup.pdf. Diunduh pada tanggal 19 Desember 2017.

35.Kohli A, Katiyar A, Gupta K, Singh G, Katyayan R, Dwivedi A. Dental

Care of Infants and Young Children with Down Syndrome. Desember 2015

2(4) :6-10. Tersedia dari.

URL:http://www.ramauniversityjournal.com/pdf_dec_16/6-10.pdf. Diunduh pada tanggal 19 Desember 2017.

36.Jeffrey A. Dean DDS MSD, David R. Avery DDS MSD and Ralph E. McDonald DDS, MS, LLD. McDonald and Avery Dentistry for the Child

and Adolescent, 9th Edition.

37.Klaus H. & Rateitschak EM, Wolf HF, Hassell TM. Color Atlas of

Periodontology. Georg Thieme Verlag Stuttgart. New York Thieme Inc.

1985. New York

38.Puri MP, Shukla SK. Developmental dental anomalies: Some case reports

and their potential role in forensic investigations. International Journal of

Multidisciplinary Research and Development. 2015. Vol 2 (3): 559-561. Tersedia dari.

URL:http://www.allsubjectjournal.com/vol2/issue3/PartJ/pdf/91.2.pdf. Diunduh pada tanggal 5 September 2016.


(29)

54

Universitas Kristen Maranatha

39.Rweida Saimeh. Prevalence of Periodontal Disease Among Down

Syndrome Patients in the Southern Region of Syria. Desember 2011 33(5).

Tersedia dari.

URL:http://www.tishreen.edu.sy/sites/default/files/Tishreen_Magazine/13 _40.pdf. Diunduh pada tanggal 30 Januari 2017.

40.A R Normastura, Z Norhayani, Y Azizah, and M D Mohd Khairi. Saliva

and Dental Caries in Down Syndrome Children. 2013 42(1): 59-63.

Tersedia dari. URL: http://www.ukm.my/jsm/pdf_files/SM-PDF-42-1-2013/10%20Normastura.pdf. Diunduh pada tanggal 2 Febuari 2017.


(1)

6. B.Soham, KT .Srilatha and D Seema. Salivary Characteristics of Down's Syndrome Children- A Review. Journal of Oral Hygiene & Health. April 2016, Vol 4 (2) : 1. Tersedia dari.

URL:http://www.esciencecentral.org/journals/salivary-characteristics-of-downs-syndrome-children-a-review-2332-0702-1000201.pdf.

Diunduh pada tanggal 6 Agustus 2016.

7. Rahul VK, Mathew C, Jose S, Thomas G, Noushad M.C, Feroz TPM. Oral Manifestation in Mentally Challenged Children. Journal of International Oral Health 2015,Vol 7(1):1-3. Tersedia dari.

URL:http://www.jioh.in/eJournals/AheadofPrint/JIOH_7(1)_20_OR_2015 0102_V1.pdf. Diunduh pada tanggal 6 Agustus 2016.

8. Al Maweri SA, Tarakji B, Al Sufyani GA, Al Shamiri HM, Gazal G. Lip and oral lesions in children with Down syndrome. Journal Of Clinical and Experimental Dentistry. April 2015 7 (2): 284. Tersedia dari.

URL: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4483338/. Diunduh pada tanggal 25Agustus 2016.

9. Charina Situmorang. Hubungan Sindroma Down dengan Umur Ibu, Pendidikan Ibu, Pendapatan Keluarga, dan Faktor Lingkungan. Januari

2011 2(1). Tersedia dari.

URL:http://download.portalgaruda.org/article.php?article=256969&val=6 970&title=Hubungan%20Sindroma%20Down%20dengan%20Umur%20I bu,%20Pendidikan%20Ibu,%20Pendapatan%20Keluarga,%20dan%20Fak tor%20Lingkungan. Diunduh tanggal 20 Febuari 2017.

10. Vinay Kumar MBBS MD FRCPath, Abul K Abbas MBBS, Nelson Fausto MD. Robbins and cotran Pathologic Basic of Disease. Seventh Edition 2005, Elsevier Inc.

11. Sommer CA, Henrique-Silva,F. Trisomy 21 and Down syndrome. Juni 2008 68(2): 447-452. Tersedia dari.

URL: http://www.scielo.br/pdf/bjb/v68n2/a31v68n2.pdf. Diunduh tanggal 24 november 2016.

12. Sujay Ghosh, Papiya Ghosh. Genetic Etiology of Chromosome 21 Nondisjunction and Down syndrome Birth: Aberrant Recombination and Beyond. 2015 1(1). Tersedia dari.

URL:https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web &cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjw6KvylqnSAhVHMI8KHZZP DD8QFggZMAA&url=http%3A%2F%2Fwww.omicsonline.org%2Fschol arly-articles%2Fgenetic-etiology-of-chromosome-21-nondisjunction-and-down-syndromebirth-aberrant-recombination-and-beyond. Diunduh pada tanggal 24 november 2016.


(2)

13. Lena Rosida1 Roselina Panghiyangani. Gambaran dermatoglifi pada penderita sindrom down di Banjarmasin dan Martapura Kalimantan Selatan. Desember 2006 1 (22): 71-78. Tersedia dari.

URL:https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web &cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjDseTDoKnSAhVCKY8KHSQ 1DVoQFgglMAA&url=http%3A%2F%2Fjournal.ugm.ac.id%2Fjai%2Fart icle%2FviewFile%2F1122%2F942&usg=AFQjCNH2xZG6uQVGKCqWf u9OGlUr6SuBIA&sig2=CT_R0qIrzkiQkZDjOL-vfw. Diunduh pada tanggal 9 Febuari 2017.

14. Sujoy Ghosh, Eleanor Feingold, Subrata Kumar Dey. Etiology of Down Syndrome: Evidence for Consistent Association among Altered Meiotic Recombination, Nondisjunction and Maternal Age Across Populations. Juli 2009 149 A(7): 1415-1420. Tersedia dari.

URL:https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web &cd=3&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwi_nJq_m6nSAhXDo48KHTJw AyMQFggkMAI&url=https%3A%2F%2Fwww.ncbi.nlm.nih.gov%2Fpub med%2F19533770&usg=AFQjCNHKqydhmkBmCj5jqBK4UqeiW4IL7Q &sig2=RxbZ8G0b7fRz3Fbh_faWOw. Diunduh pada tanggal 9 Febuari 2017.

15. G.Podder, A.De, A.Adhikari, A.Halder, J.Banerjee, Madhusnata De. Assessment Of Down Syndrome Patients In West Bengal India. November 2012 10(2) : 2072-1625. Tersedia dari.

URL:https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web &cd=3&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiuqrHMnanSAhVBLo8KHQ6r D4sQFggkMAI&url=http%3A%2F%2Fwww.pacjmedsci.com%2Fcallforp apers.htm&usg=AFQjCNHiy4mJB-m_vQaPTLlaMjGmnvtLAg&sig2=M-98z3T2dIoLe20Sq5QW4g. Diunduh pada tanggal 9 Febuari 2017.

16. Ambreen Asim, Ashok Kumar, Srinivasan Muthuswamy, Shalu Jain, Sarita Agarwal. Down syndrome: an insight of the disease. 2015 22(41). Tersedia dari.

URL:https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web &cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjiyOGIn6nSAhWKRo8KHbnc CD4QFggeMAE&url=https%3A%2F%2Fwww.researchgate.net%2Fpubli cation%2F278043250_Down_syndrome_An_insight_of_the_disease&usg =AFQjCNERlYF2pqYQ526wdb9h504WAdwPaQ&sig2=49lkvDxqcCIx7 vTeCeVUIQ. Diunduh pada tanggal 9 Febuari 2017.

17. Martin S. GreenberG, DDS, FDS rCS, Michael Glivk, DMD, FDS rCS, Jonathan a. Ship, DMD, FDS rCS. Burket’s Oral Medicine Eleventh Edition. 2008 ISBN 978-1-55009-345-2.


(3)

18. Gouse Mohiddin, Aravindha Babu Narayanaswamy, Masthan K. M. K., Anitha Nagarajan, Abikshyeet Panda, dkk. Oral Candidal and Streptococcal carriage in Down syndrome patients. Juli 2015 6(2). Tersedia da.

URL:https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web &cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwivw5rwpKnSAhVFMI8KHYB XDbYQFggdMAA&url=https%3A%2F%2Fwww.ncbi.nlm.nih.gov%2Fp mc%2Farticles%2FPMC4518397%2F&usg=AFQjCNFt2kuK1zaSjm8EO RWZ1BgbTThHig&sig2=US6DeZrFuReuWM3naygkgQ. Diunduh pada tanggal 21 Desember 2016.

19. Brad W Neville DDS, Douglas D Damm DDS, Carl M ALLEN DDS MSD, Jerry E. Bouquot DDS MSD. Oral And Maxillofacial Pathology Second Editon. 2002 ISBN 0-7216-9003-3.

20. Newman M.G, Takei H.H, Carranza F.A. Carranza’s Clinical Periodontology . Ninth Edition

21. Cristina Areias, Benedita Sampaio–Maia, Viviana Macho, Ana Norton, Paula Macedo and David Casimiro de Andrade. Oral Health in Down Syndrome. 2015. Tersedia dari. URL:http://dx.doi.org/10.5772/60652. Diunduh pada tanggal 19 Desember 2016.

22. Nikolaos Topouzelis, Christos Iliopoulos, Olga Elpis Kolokitha. Macroglossia. 2011 61: 63–69. Tersedia dari.

URL:https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web &cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiQqtH1qanSAhWIuY8KHdnN DEsQFggpMAE&url=https%3A%2F%2Fwww.researchgate.net%2Fpubli cation%2F51109500_Macroglossia&usg=AFQjCNF3t07YxY1onOheo2E T7_5-5pt4Rg&sig2=A34bJWAe6bUfhDUhXZ_LYw. Diunduh pada tanggal 10 Agustus 2016.

23. Glick M, Dean William MFC and Professor of Oral Medicine School of Dental Medicine State University of New York University at Buffalo Buffalo, New York. Burket’s Oral Medicine.Twelveth edition. USA Shelto. 2015

24. Mosby inc. Sturdevant’s Art & Science Of Operative Dentistry. Fourth Edition. St. Louis, Missouri. 2009.

25. Dr. Dogan Ozdemir. Dental Caries And Preventive Strategies. November 2014 4(04) ISSN: 2146-7463. Tersedia dari.

URL: http://www.wjeis.org/FileUpload/ds217232/File/04b.ozdemir.pdf. Diuduh pada tanggal 20 Febuari 2017.


(4)

26. Nadine D. Feil Andreas Filippi. Frequency of fissured tongue (lingua plicata) as a function of age. Maret 2016 126: 886-891. Tersedia dari. URL:https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web &cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiHjof0rarSAhXIMI8KHRS8AC AQFggZMAA&url=https%3A%2F%2Fwww.sso.ch%2Ffileadmin%2Fupl oad_sso%2F2_Zahnaerzte%2F2_SDJ%2FSDJ_2016%2FSDJ_10_2016%2 FSDJ_201610_research.pdf&usg=AFQjCNFhK2N0VYKjNGyLxubZk5T dGnyKTA&sig2=vwxVmLvnA_WEhQQ5MQbw9Q. Diunduh bulan 6 Febuari 2017.

27. O.O. Dosumu, J.T. Ogunrinde and S.A. Bamigboye. Knowledge Of Consequences Of Missing Teeth In Patients Attending Prosthetic Clinic In U.C.H Ibadan. Annals of Ibadan Postgraduate Medicine. June 2014 12(1): 42-48. Tersedia dari.

URL:https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web &cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwj6odCEsKrSAhWFto8KHYwu BQwQFggeMAE&url=https%3A%2F%2Fwww.ncbi.nlm.nih.gov%2Fpm c%2Farticles%2FPMC4201933%2F&usg=AFQjCNGMJdbjABJYYtqoE4 A6oaIaR_D7Xw&sig2=1dVs1zXL-cpg4T1QVpy8kg. Diunduh pada tanggal 6 Febuari 2017.

28. Vahid Rakhshan. Congenitally Missing Teeth (hypodontia): A review of The Lierature Concerning the Etiology, Prevalence, Risk Factors, Patterns And Treatment. January 2015 12(1). Tersedia dari.

URL:https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=we b&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjvpOWEsarSAhWBL48KHR MPABUQFggeMAE&url=https%3A%2F%2Fwww.ncbi.nlm.nih.gov%2Fp mc%2Farticles%2FPMC4336964%2F&usg=AFQjCNEoZxoKmSSaLKEA jwWkIqO2-wB6hw&sig2=akT3Hl9VYMWCclId-5GA5g. Diunduh pada tanggal 6 Febuari 2017.

29. Ade Ismail Abdul Kodir. Tenik Bedah Dengan Skalpel Pada Hiperpigmentasi Gingiva. Desember 2014 1(2). Tersedia dari.

URL: http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/odj/article/download/282/507. Diunduh pada tanggal 6 Febuari 2017.

30. Brad W Neville DDS, Douglas D Damm DDS, Carl M ALLEN DDS MSD, Jerry E. Bouquot DDS MSD. Oral And Maxillofacial Pathology Third Editon. 2002. Saunders. Elsivier Inc


(5)

31. Vladimir E. Panov, Assya Krasteva. Tongue Coating In Patients With Gastro Intestinal And Liver Disease Journal of IMAB. 2012 18(2). Tersedia dari.

URL:https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web &cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjEoMLkrqrSAhWBKo8KHQh

ACBYQFggZMAA&url=https%3A%2F%2Fwww.journal-imab-

bg.org%2Fissue-2012%2Fbook2%2FJofIMAB2012vol18b2p188-190.pdf&usg=AFQjCNF9wFAZjRlN5nXZdLwLOykBI3A6kA&sig2=eZ HcbgLzE0zj-iyEoLUiHA. Diunduh pada tanggal 6 Febuari 2017.

32. Profit William R, Fields Henry W JR, Sarver David M, Contemporary Orthodontics, fourth edition. 2006. Elsevier.

33. Peter E.M. Lauteslager, PhD. Children with Down’s Syndrome Motor Development and Intervention. 2000

34. E marder J Dennis. Medical Management Of Children With Down Syndrome. 2001 11: 57-63. Tersedia dari.

URL:http://archive.dsmig.org.uk/library/articles/medman-cup.pdf. Diunduh pada tanggal 19 Desember 2017.

35. Kohli A, Katiyar A, Gupta K, Singh G, Katyayan R, Dwivedi A. Dental Care of Infants and Young Children with Down Syndrome. Desember 2015 2(4) :6-10. Tersedia dari.

URL:http://www.ramauniversityjournal.com/pdf_dec_16/6-10.pdf. Diunduh pada tanggal 19 Desember 2017.

36. Jeffrey A. Dean DDS MSD, David R. Avery DDS MSD and Ralph E. McDonald DDS, MS, LLD. McDonald and Avery Dentistry for the Child and Adolescent, 9th Edition.

37. Klaus H. & Rateitschak EM, Wolf HF, Hassell TM. Color Atlas of Periodontology. Georg Thieme Verlag Stuttgart. New York Thieme Inc. 1985. New York

38. Puri MP, Shukla SK. Developmental dental anomalies: Some case reports and their potential role in forensic investigations. International Journal of Multidisciplinary Research and Development. 2015. Vol 2 (3): 559-561. Tersedia dari.

URL:http://www.allsubjectjournal.com/vol2/issue3/PartJ/pdf/91.2.pdf. Diunduh pada tanggal 5 September 2016.


(6)

39. Rweida Saimeh. Prevalence of Periodontal Disease Among Down Syndrome Patients in the Southern Region of Syria. Desember 2011 33(5). Tersedia dari.

URL:http://www.tishreen.edu.sy/sites/default/files/Tishreen_Magazine/13 _40.pdf. Diunduh pada tanggal 30 Januari 2017.

40. A R Normastura, Z Norhayani, Y Azizah, and M D Mohd Khairi. Saliva and Dental Caries in Down Syndrome Children. 2013 42(1): 59-63. Tersedia dari. URL: http://www.ukm.my/jsm/pdf_files/SM-PDF-42-1-2013/10%20Normastura.pdf. Diunduh pada tanggal 2 Febuari 2017.


Dokumen yang terkait

Pelayanan Berkebutuhan Khusus Pada Sekolah Luar Biasa Perguruan Al-Azhar Medan

10 166 41

Peran dan Sikap Keluarga Terhadap Anak Down Sindrom di Sekolah Luar Biasa-C Yayasan Pembinaan Anak Cacat Medan

6 58 87

Komunikasi Antarpribadi Orangtua Anak Down Syndrome (Studi Kasus Komunikasi Antarpribadi Orangtua Anak Down Syndrome di Sekolah Luar Biasa Yayasan Pembinaan Anak Cacat Medan)

21 143 109

PERILAKU AGRESIF PADA ANAK RETARDASI MENTAL ( Studi Kasus Pada Yayasan Pendidikan Luar Biasa Putra Jaya Malang

2 22 28

Peran perpustakaan SLB dalam menumbuhkan kemampuan literasi informasi bagi anak tunanetra : studi kasus perpustakaan SlB-A Pembina Tingkat Nasioanl Jakarta

22 112 102

Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Prestasi Belajar Anak Retardasi Mental Ringan di Sekolah Luar Biasa C Yayasan Sosial Setya Darma Surakarta

0 3 9

TINJAUAN UMUM SEKOLAH LUAR BIASA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH LUAR BIASA TIPE C DI KLATEN.

1 23 31

KEPRIBADIAN TANGGUH (HARDINESS) PADA GURU SEKOLAH LUAR BIASA B Dan C Kepribadian Tangguh (Hardiness) Pada Guru Sekolah Luar Biasa B Dan C.

3 8 17

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK RETARDASI MENTAL RINGAN DI SEKOLAH LUAR BIASA C YAYASAN SOSIAL SETYA DARMA SURAKARTA.

0 0 8

STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR LUAR BIASA TUNAGRAHITA (SDLB-C) DALAM PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi Kasus Yayasan Pendidikan Anak-Anak Luar Biasa B-C Langenharjo Sukoharjo).

0 0 11